-
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Binangun 01 Kecamatan
Bandar
pada kelas 5 yang berjumlah 18 siswa. Penelitian dilakukan dalam
2 siklus
yaitu siklus 1 dan siklus 2. Hasil penelitian akan diuraikan
sebagai berikut.
4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum dilakukan
penelitian
tindakan kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
telah
dilakukan pada kelas 5 SD Negeri Binangun 01 dengan jumlah 18
siswa pada
mata pelajaran IPA belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Hal
ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian pada mata pelajaran
IPA yang telah
dilaksanakan sebelumnya. Bahwa hasil ulangan masih dibawah
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) ≥70, sehingga diperoleh data hasil
pembelajaran
yang telah dilakukan yang selanjutnya disederhanakan pada tabel
4.1. Menurut
Sugiyono (2014: 36-37) data tersebut dapat disederhanakan dalam
bentuk tabel
distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus berikut :
Kelas interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 18
= 1 + 4,1
= 5,1 (dibulatkan menjadi 5 kelas)
Range = Max – Min
= 90-40
= 50
Interval =
-
68
=
= 10
dibawah ini merupakan data hasil belajar siswa sebelum
dilakukan
tindakan yang sudah disederhanakan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Ulangan Harian IPA
Kelas 5 SD Negeri Binangun 01 kec. Bandar kab. Batang Sebelum
Tindakan
No. Interval Frekuensi Persentase (%)
1 84 - 90 2 11,2
2 73 - 83 1 5,6
3 62 - 72 3 16,6
4 51 - 61 3 16,6
5 40 - 50 9 50
Jumlah 18 100
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diuraikan bahwa hasil belajar
siswa
sebelum dilakukan tindakan pada mata pelajaran IPA dapat
diperoleh 9 siswa
berada pada interval 40 – 50 (50%), 3 siswa berada pada interval
51 - 61 (16,6
%), 3 siswa berada pada interval 62 - 72 (16,6), 1 siswa berada
pada interval
73 - 83 (5,6%), 1 siswa pada interval 84 - 90 (11,2%). Dengan
adanya nilai
yang tertinggi adalah 90. Sedangkan nilai yang terendah adalah
40. Untuk
lebih jelasnya data frekuensi ulangan harian dapat ditunjukan
dengan diagram
seperti pada gambar 4.1 berikut ini:
-
69
Gambar 4.1
Diagram Hasil Ulangan Harian IPA
Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01 Sebelum
Tindakan
Selain diperoleh hasil frekuensi hasil ulangan harian siswa
didapatkan
juga data ketuntasan belajar hasil belajar siswa. Berikut ini
merupakan data
ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yang
sudah
disederhanakan kedalam sebuah tabel distribusi ketuntasan
belajar.
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar
Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01 Sebelum
Tindakan
No Ketuntasan Jumlah Presentase
(%)
1 Tuntas ( ≥ KKM 70) 6 33,3
2 Belum Tuntas ( ≤ KKM 70) 12 66,7
Rata – rata 57,8
Skor Maksimal 90
Skor Minimum 40
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat adanya perbandingan siswa
yang
telah mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 70) adalah sebanyak 6
siswa
(33,3%) sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan
belajar
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
84 - 90 73 - 83 62 - 72 51 - 61 40 - 50 Jumlah
Hasil Ulangan Harian
Frekuensi
2 1 3 3
9
-
70
sebanyak 12 siswa (66,7%). Dengan nilai tertinggi adalah 90
sedangakn nilai
terendah adalah 40.
Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan hasil belajar siswa
sebelum
dilakukan tindakan pada Tabel 4.2 dapat ditunjukan dengan
diagram seperti
pada gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Belajar
Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01 Sebelum
Tindakan
Setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata masih terdapat 12 siswa
yang
belum tuntas KKM. Sehingga siswa masih memilki kekurangan
dalam
pemahaman materi yang diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan
karena guru
masih menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode satu
arah
sehingga siswa menjadi kurang tertarik saat mengikuti pelajaran
berlangsung.
Selain itu, pembelajaran masih menekankan pada materi mata
pelajaran saja,
sehingga menyebabkan siswa menjadi kurang antusias terhadap
proses
pembelajaran. Beberapa hal yang yang mempengaruhi proses
pembelajaran
adalah pendekatan, metode maupun model. Jika pembelajaran
tidak
menggunakan pendekatan, metode dan model pembelajaran yang
menarik
Tuntas
Belum Tuntas
33,3%
66,7%
Sebelum
Tindakan
-
71
bagi siswa maka siswa cenderung kurang antusias pada saat
mengikuti
pelajaran sehingga berdampak pada hasil pembelajaran.
Berdasarkan data hasil belajar siswa setelah dipaparkan terlihat
hasil
belajar siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 01 masih belum memenuhi
kriteria
ketuntasan minimal. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) seseuai dengan rancangan penelitian yang
akan
diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
yang akan dilakukan, peneliti menggunakan model pembelajaran
Problem
Based Learning (PBL) berbantuan media Mind Mapping yang
digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri
Binangun 01
dengan menggunakan dua siklus pembelajaran.
4.1.2 Deskripsi Siklus 1
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1 menggunakan
Standar
Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan
hubungannya
dengan penggunaan sumber daya alam dan Kompetensi Dasar 7.6
Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungan. Penelitian siklus 1 ini
dilakukan dalam
3 kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Selasa tanggal 23
Mei 2017,
pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 24 Mei 2017 dan pertemuan
ketiga
pada hari Jumat tanggal 26 Mei 2017. Tahap-tahap yang akan
dilaksanakan
pada siklus 1 adalah sebagai berikut.
4.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan meminta izin kepada kepala
sekolah
untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah
mendapatkan
izin dari kepala sekolah, dilanjutkan dengan meminta izin kepada
guru kelas 5
dimana subjek penelitian merupakan siswa kelas 5 untuk
dilaksanakannya
penelitian pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan Penelitian
Tindakan
Kelas.
-
72
Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru kelas 5
untuk
melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA, peneliti kemudian
melakukan
wawancara dengan guru kelas 5 untuk mendapatkan informasi
mengenai
subjek penelitian yang akan digunakan peneliti untuk melakukan
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Setelah itu, peneliti bersama guru
berdiskusi tentang
materi yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Setelah
mendapatkan materi pembelajaran peneliti melajutkkan tahap
selanjutnya
dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran
berlangsung.
Selain melakukan observasi peneliti juga megumpulkan informasi
mengenai
kendala-kendala yang dialami pada saat proses pembelajaran dan
minta hasil
ulangan harian pada materi sebelumnya.
Berdasarkan permasalahan yang dijumpai pada saat observasi
dan
wawancara peneliti menyiapkan model pembelajaran untuk
memperbaiki hasil
belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 01 kecamatan
Bandar
kabupaten Batang. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah dengan pihak
yang
bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah yang terjadi pada
proses
pembelajaran sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. Penyusuanan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta media,
alat dan
bahan yang dibutuhkan untuk pembelajaran pada siklus I
dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan
media Mind Mapping pada mata pelajaran IPA kelas 5 .
3. Penyusunan instrumen observasi yang digunakan sebagai
penduan
peneliti dalam mengamati pencapaian pengajar dan siswa dalam
kegiatan
pembelajaran dengan menggunaakan model pembelajaran Problem
Based
Learning berbantuan media Mind Mapping pada mata pelajaran
IPA.
4. Penyusunan alat penilaian untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar
siswa yang berupa tes dan lembar kerja siswa.
-
73
Sebelum dilakuakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peniliti
melakukan konsultasi mengenai rencana pelasanakana pembelajaran
dengan
model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media
Mind
Mapping untuk digunakan dalam peneliti dalam Penelitian Tindakan
Kelas.
Selanjutnya peneliti melakukan uji coba intrumen untuk digunakan
dalam
pretest dan posttest untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum
dilakukan penelitian dan hasil belajar sesudah dilakukan
penelitian. Uji
Instrumen soal dilakukan di kelas 6 SD Negeri Binangun 01
kecamatan
Bandar kabupaten Batang. Uji instrumen ini dilakukan untuk
mengetahui soal
yang digunakan valid dan layak dipakai untuk soal posttest atau
tidak,
sedangkan reliabel digunakan untuk mengukur keajegan soal jika
digunakan
secara berulang-ulang.
4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi
Tahap pelaksanaan dan observasi pada siklus 1 dilakukan
setiap
pertemuan, dimana setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan.
Pertemuan pertama
dilakukan pada hari Selasa tanggal 23 Mei 2017 dengan alokasi
waktu 70
menit dengan materi pembelajaran IPA tentang Peristiwa alam dan
penyebab
terjadinya peristiwa alam. Dalam melakukan penelitian peneliti
berperan
sebagai guru mata pelajaran IPA sedangkan guru kelas 5 berperan
sebagai
obsever. Tahap observasi dilakukan pada pada saat proses
pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui sintak pada pembelajaran yang
digunakan
dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan
media
Mind Mapping. Observasi dilakukan dengan menggunakan panduan
lembar
observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa
pada saat
proses pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan mempunyai alokasi waktu kurang lebih 10
menit diawali dengan guru memberikan salam, guru mengkondisikan
siswa
siap melaksanakan pembelajaran dengan berdoa, guru mengabsen
kehadiran
siswa dari jumlah 18 siswa semuanya hadir, guru mengecek
kesiapan siswa
-
74
dalam melakukan pembelajaran seperti alat tulis dan kesiapan
siswa dalam
mengikuti pembelajaran, guru melakukan apersepsi dan motivasi
dengan
bertanya kepada siswa 1. Guru bertanya kepada siswa apakah
kalian pernah
melihat terjadinya tanah longsor?, 2. Mengapa peristiwa tersebut
bisa
terjadi?,Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
berkaitan
dengan pemecahan masalah dengan kompetensi 7.6
Mengidentifikasi
peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi
makhluk hidup
dan lingkungan.
Kegiatan inti dilakukan dilakukan dalam alokasi waktu kurang
lebih
50. Pada tahap pertama adalah eksplorasi dimana guru membagi
siswa
kedalam 4 kelompok dimana guru membagi siswa kedalam 4
kelompok
dengan cara berhitung, setelah selesai berhitung maka
masing-masing siswa
berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan angka yang telah
disebutkan,
Selanjutnya, guru membagikan lembar Mind Mapping kepada
masing-masing
siswa sebagai alat untuk siswa mencatat informasi baru yang
didapatkan
dalam pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru mengajak siswa
untuk
mengamati video tentang peristiwa alam yang di putar selama 8
menit. Siswa
dalam mengamati video pembelajaran sangat berantusias dalam
mengamati
video tersebut. Tetapi dalam kegiatan mengamati video ini masih
ada
beberapa siswa yang belum fokus dalam mengamati video tersebut.
Setelah
mengamati video siswa menggunakan mind mapping untuk
mencatat
informasi baru yang siswa dapatkan dari pembelajaran. Kemudian
guru
memberikan masalah kepada siswa tentang peristiwa alam dan
penyebab
terjadinya peristiwa alam. Setelah mendapatkan masalah siswa
bersama
kelompok berdiskusi untuk mencari informasi tentang peristiwa
alam dan
penyebab terjadinya peristiwa alam yang ada di Indonesia
sebanyak-
banyaknya. Dalam tahap diskusi untuk mencari informasi tentang
peristiwa
alam dan penyebabnya berjalan dengan lancar, seluruh siswa
melakukan
diskusi dengan baik. Tahap yang kedua adalah tahap elaborasi.
Pada tahap ini
-
75
guru membantu siswa untuk menjelaskan dan mengorganisasikan
pembelajaran agar relevan dengan pemecahan masalah penyebab
terjadinya
peristiwa alam di Indonesia. Selanjutnya siswa bersama bersama
kelompok
melakukan eksperimen untuk mendapat informasi pemecahan masalah
pada
tahap ini masing-masing kelompok mendiskusikan jenis-jenis
peristiwa alam
dan penyebab terjadinya peristiwa alam berdasarkan apa yang
diketahui oleh
masing-masing siswa. Guru menerangkan secara singkat tentang
peristiwa
alam berdasarkan diskusi yang kelompok lakukan. Dalam
menjelaskan materi
ada beberapa siswa yang masih pasif dalam pembelajaran sehingga
guru akan
memperbaikinya pada siklus 2. Guru menerangkan tentang kegiatan
belajar
pada pertemuan selanjutnya yaitu menyususun laporan hasil
pemecahan
masalah. Guru berdiskusi untuk meluruskan kesalah pahaman,
memberikan
penguatan kepada siswa. Pada tahap ketiga adalah konfirmasi,
siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran dengan cara memberikan lembar
kerja
kepada masing-masing siswa. Pada kegaiatan penutup guru
melakukan
refleksi bersama siswa tentang berlangsungnya pembelajaran dan
ditutup
dengan berdoa
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Mei
2017
dengan alokasi waktu selama 70 menit dengan materi yang sama
pada
pertemuan yang lalu. Kegiatan pendahuluan dilakukan dalam
alokasi waktu
10 menit diawali dengan guru mengawali pembelajaran dengan
memberikan
salam disusul dengan mengkondisikan siswa siap melaksanakan
pembelajaran
dengan berdoa, guru mengabsen kehadiran siswa, pada pertemuan
kedua
seluruh siswa hadir dalam pelajaran. Selanjutnya guru mengecek
kesiapan
siswa dalam melakukan pembelajaran sehingga seluruh siswa siap
dalam
mengikuti pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dan
motivasi
dengan mengulang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
-
76
Pada pertemuan kedua ini diawali dengan kegiatan inti yang
dilakukan
dalam alokasi waktu 50 menit. Pada tahap eksplorasi yang pertama
siswa
duduk bersama kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya.
Selanjutnya, guru membimbing siswa satu persatu untuk membaca
lembar
Mind Mapping yang sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya.
Guru dan
siswa bertanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari
dipertemuan
sebelumnya. Pada kegiatan tanya jawab ini masih ada siswa yang
pasif dalam
pembelajaran sehingga guru merangsang siswa berupa
pertanyaan-pertanyaan
yang dapat membuat siswa aktif. Kemudian pada tahap yang kedua
yaitu
elaborasi guru membagikan lembar kerja siswa kepada
masing-masing
kelompok. Selanjutnya, uru membimbing siswa dalam perencanaan
penulisan
laporan hasil kerja kelompok tentang penyebab peristiwa alam.
Kegiatan
berikutnya siswa bersama kelompok menyusun laporan kerja
kelompok
tentang peristiwa alam. Guru membimbing siswa dalam
perencanaan
penyajian laporan hasil kerja kelompok tentang penyebab
peristiwa alam.
Tahap ketiga merupakan konfirmasi dimana guru berdiskusi dengan
siswa
tentang laporan yang di kerjakan oleh masing-masing kelompok.
Selanjutnya,
Guru dan siswa bertanya jawab tentang pembuatan laporan yang
belum
dipahami oleh siswa.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 31 Mei
2017
dengan alokasi waktu selama 70 menit dengan materi yang sama
pada
pertemuan yang lalu. Kegiatan pendahuluan dilakukan dalam
alokasi waktu
10 menit diawali dengan guru memberikan salam serta
mengkondisikan siswa
siap melaksanakan pembelajaran dengan berdoa, guru mengabsen
kehadiran
siswa dan mengecek kesiapan siswa dalam melakukan pembelajaran
hingga
siswa benar-benar siap dalam mengikuti pelajaran, guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran pertemuan
ketiga ini.
Kegiatan inti dilakukan dalam alokasi waktu 50 menit, Tahap
pertama
merupakan tahap eksplorasi yang pertama siswa duduk sesuai
dengan
-
77
kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
Selanjutnya,
guru mengecek kesiapan masing-masing kelompok tentang
penyusunan
laporan yang sudah dikerjakan dan seluruh siswa sudah siap untuk
melakukan
presentasi tentang pemecahan masalah yang sudah didiskusikam .
Kemudian
pada tahap yang kedua yaitu elaborasi masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, kelompok lain
diwajibkan
untuk menanggapi paparan yang dipresentasikan oleh kelompok yang
sedang
presentasi. Pada kegiatan presentasi seluruh kelompok
berpartisipasi aktif
dalam penyampaian hasil diskusi kelompok lain, sehingga kelas
menjadi
hidup Pada tahap konfirmasi Guru dan siswa melakukan refleksi
tentang hasil
kerja yang telah dilakukan. Guru dan siswa bertanya jawab
tentang materi apa
yang belum dipahami oleh siswa, dan masih ada siswa yang
belum
sepenuhnya menguasai materi tersebut sehigga guru meluruskan
kesalah
pahaman dan memberikan penguatan kepada siswa. Guru membimbing
siswa
untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dengan cara masing- masing
siswa
mengerjakan lembar kerja yang sudah diberikan oleh guru,
siswa
menyimpulkan secara tertulis tentang materi yang sudah
dipelajari selama
siklus 1 dalam lembar kerja tersebut. Siswa mengerjakan soal tes
sebanyak 20
butir soal untuk menguji kemampuan siswa setelah mengikuti
proses
pembelajaran. Pada kegiatan penutup guru melakukan refleksi
selama proses
pembelajaran. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan
berdoa.
4.1.2.3 Hasil Belajar Peserta Didik
Pada siklus 1 sebelum mendapatkan hasil belajar siswa pada
mata
pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based
Learning berbantuan media Mind Mapping, peneliti menguji
kemampuan
awal siswa dengan memberikan soal pretest sebelum melakukan
kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based
Learning berbantuan media Mind Mapping. Setelah melakukan
pengujian
-
78
dengan pretest, kemudian peneliti menguji kemampuan siswa
dengan
memberikan posttest setelah menggunakan model pembelajaran
Problem
Based Learning (PBL)yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran
pada
akhir pertemuan pelaksanaan siklus 1. Hail dari posttest
tersebut merupakan
ukuran dari keberhasilan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di SD
Negeri Binangun 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang dalam
rangka
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa
kelas 5
semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Kemudian hasil evaluasi
yang
diperoleh selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
tingkat
keberhasilan dari pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1
materi
memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya dengan kriteria
ketuntasan
minimal (KKM) ≥70.
Hasil belajar yang telah dianalis masih ada beberapa siswa kelas
5
yang belum mencapai KKM yang sudah ditentukan sehingga hasilnya
kurang
memuaskan.
Kemampuan awal setelah mengerjakan soal pretest siswa kelas 5
pada
mata pelajara IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01
Siklus 1
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 66 - 70 3 16,7
2 57 - 65 2 11,1
3 48 - 56 9 50
4 39 - 47 3 16,7
5 30 - 38 1 5.5
Jumlah 18 100
-
79
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diurakan bahwa hasil pretest siswa
kelas 5
pada mata pelajaran IPA diperoleh 1 siswa berada pada interval
30 - 38
(5,5%), 3 siswa berada pada interval 39 - 47 (16,7%), 9 siswa
berada pada
interval 48 - 56 (50%), 2 siswa berada pada interval 57 - 65
(11,1%), 3 siswa
berada pada interval 66 - 70 (16,7%). Dengan nilai tertinggi
adalah 70
sedangakan nilai terendah adalah 30. Untuk lebih jelasnya data
distribusi
frekuensi hasil pretest dapat ditunjukkan dengan diagram seperti
pada gambar
4.3
Gambar 4.3
Diagram Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas 5
Semester 2 SD Negeri Binangun 01
Siklus 1
Sedangkan hasil belajar dari soal posttest yang telah dikerjakan
oleh
siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel
yang disajikan
berikut ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
66 - 70 57 - 65 48 - 56 39 - 47 30 - 38
1 2 3 4 5
Hasil Pretest Siklus 1
Frekuensi3
3 2
9
1
-
80
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01
Siklus 1
N
o
Interval Frekuensi Presentase (%)
1 88 - 95 3 16,7
2 76 - 87 5 27,8
3 64 - 75 6 33,3
4 52 - 63 1 5,5
5 40 - 51 3 16,7
Jumlah 18 100
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diuraikan bahwa hasil posttest
siswa
kelas 5 pada mata pelajaran IPA diperoleh 3 siswa berada pada
interval 40 -
51 (16,6%), 1 siswa berada pada interval 51 - 63 (5,5%), 6 siswa
berada pada
interval 64 - 75 (33,3%), 5 siswa berada pada interval 76 - 87
(27,8%), 3
siswa berada pada interval 88 - 95 (16,7%). Dengan nilai
tertinggi adalah 95
sedangkan nilai terendah adalah 40. Untuk lebih jelasnya data
distribusi
frekuensi hasil posttest dapat ditunjukkan dengan diagram
seperti pada
gambar 4.3
-
81
]
Gambar 4.4
Diargam Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas 5
Semester 3 SD Negeri Binangun 01
Siklus 1
Selain diperoleh hasil frekuensi hasil posttest siswa didapatkan
juga
data ketuntasan belajar hasil belajar siswa. Berikut ini
merupakan data
ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yang
sudah
disederhanakan kedalam sebuah tabel distribusi ketuntasan
belajar.
Tabel 4.5
Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest
Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01
Siklus 1
No Ketuntasan Jumlah Presentase(%)
1 Tuntas ( ≥ KKM 70) 14 77,8
2 Belum Tuntas ( ≤ KKM
70)
4 22,2
Rata – rata 72,7
Skor Maksimal 95
Skor Minimum 40
Berdasarkan tabel 4.5 terdapat perbandingan siswa yang telah
mencapai
ketuntasan belajar (KKM ≥ 70) adalah sebanyak 14 siswa (77,8%)
sedangkan
0
1
2
3
4
5
6
88 - 95 76 - 87 64 - 75 52 - 63 40 - 51
Hasil Posttest Siklus 1
Frekuensi
Jum
lah
Sis
wa
Interval
3
5
6
1
3
-
82
siswa yang belum mencapai batas ketuntasan belajar sebanyak 4
siswa (22,2%).
Dengan nilai tertinggi adalah 95 sedangkan nilai terendah adalah
40.
Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar pada posttest
siswa
siklus 1 pada tabel 4.5 dapat ditunjukan dengan diagram seperti
pada gambar
4.5 berikut ini:
Gambar 4.5
Diagram Ketuntasan Belajar siswa Kelas 5 Semester 2
SD Negeri Binangun 01
Siklus 1
4.1.2.4 Tahap Observasi Siklus 1
Pada tahap observasi ini dilaksanakan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning
berbantuan media Mind Mapping dalam pembelajaran IPA.
Pengamatan
dilakukan selama proses pembelajaran hingga akhir pembelajaran
dengan
menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan untuk
memperoleh
data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media
Mind
14;77,8%
4; 22,2%
Posttest Siklus 1
Tuntas ( ≥ KKM 70) Belum Tuntas ( ≤ KKM 70)
-
83
Mapping pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan sintak
yang
telah disusun. Pengamatan tidak hanya di tujukkan pada aktivitas
siswa atau
proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada
tindakan
guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran
Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping.
Lembar observasi pada aktivitas guru siklus 1 pertemuan 1
terdapat 7
indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi 7 penilaian
kegiatan mengajar
sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan
seluruhnya
sudah dilakukan dengan sangat baik. Pada pertemuan pertama ini
guru
membimbing siswa pada setiap pembelajaran dengan baik, guru
selalu
membantu dan mengarahkan siswa ketika siswa mengalami kesulitan
dalam
kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
media
Mind Mapping dapat dilihat sebagai berikut: Lembar observasi
siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem
Based Learning berbantuan media Mind Mapping pada Tabel 4.7
terdapat 8
indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran
seluruh
pembalajaran terlaksana dengan baik. Tetapi, pada pertemuan
pertama ini
respon siswa masih kurang. Siswa masih cenderung pasif dalam
pembelajaran,
masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi.
Siswa belum
berani berpartisipasi dalam mengemukakan pendapatnya dalam
kelompok.
Selain itu, siswa belum fokus dalam mengikuti pelajaran sehingga
guru
mengambil tindakan untuk memberikan tugas menyimpulkan hasil
pembelajaran pada akhir pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi guru dan siswa masih terdapat siswa
yang
kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Dalam pelaksanaan diskusi
siswa belum
berani untuk mengemukakan pendapat dengan teman sekelompoknya.
Selain
itu, masih banyak siswa yang belum bisa fokus dalam mengikuti
pembelajaran.
-
84
Pada pertemuan pertama ini guru juga masih kurang dalam
merangsang siswa
untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Selanjutnya, lembar
observasi pada
pertemuan kedua terdapat 5 indikator penilaian. Berdasarkan
hasil observasi 5
penilaian kegiatan mengajar sudah dilaksanakan oleh guru sesuai
dengan
lembar observasi dan seluruhnya sudah dilakukan dengan baik.
Pada pertemuan
kedua ini guru membimbing siswa pada setiap pembelajaran dengan
baik, tetapi
dalam mengarahkan siswa dalam menyusun laporan kelompok guru
menjelaskan cara penyususnan kurang jelas sehingga banyak siswa
yang belum
paham tentang cara penyusunan laporan tersebut sehingga guru
menulang
kembali tentang penjelasan penyusuna laporan sampai siswa
benar-benar
paham dalam menyusun laporan.
Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
media
Mind Mapping pertemuan kedua dapat dilihat sebagai berikut:
Lembar
observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind
Mapping pada
Tabel 4.7 terdapat 5 indikator penilaian. Berdasarkan hasil
observasi
pembelajaran seluruh pembalajaran terlaksana dengan baik.
Tetapi, pada
pertemuan kedua masih banyak siswa yang belum paham dalam
penyususnan
laporan diskusi kelompok, sehingga guru menjelaskan kembali
tentang cara
penyusunan kelompok sampai siswa benar-benar paham. Pada
pertemuan kedua
ini kegiatan siswa secara keseluruhan merupakan kegiatan
berkelompok, dalam
melakukan diskusi kelompok terdapat beberapa siswa ketika
melakukan diskusi
mencari kesibukan sendiri diluar kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi guru dan siswa pada pertemuan kedua
ini
masih kurangnya penjelasan guru tentang penyusunan laporan
diskusi
kelompok sehingga siswa kurang paham dam menyusun laporan.
Pertemuan
ketiga disajikan sebagai berikut.
-
85
Lembar observasi aktivitas guru pada pertemuan ketiga terdapat
6
indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi 6 penilaian
kegiatan mengajar
sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan
seluruhnya
sudah dilakukan dengan sangat baik. Pada pertemuan ketiga ini
guru
membimbing siswa pada setiap pembelajaran dengan baik, guru
selalu
membantu dan mengarahkan siswa ketika siswa mengalami kesulitan
dalam
kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
media
Mind Mapping dapat dilihat sebagai berikut: Lembar observasi
siswa dalam
mengikuti pembelajaran pada pertemuan ketiga dengan menggunakan
model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind
Mapping pada
Tabel 4.11 terdapat 6 indikator penilaian. Berdasarkan hasil
observasi
pembelajaran seluruh pembalajaran terlaksana dengan baik.
Seluruh siswa
melakukan presentasi hasil diskusi dengan baik tetapi siswa yang
tidak
presentasi masih pasif dalam menaggapi hasil yang disampaikan
oleh kelompok
yang sedang presentasi, siswa masih ragu-ragu dalam bertanya.
Dalam kegiatan
refeksi pembelajaran masih terdapat siswa yang beberapa materi
belum
dikuasai. Sehingga guru pada pembelajaran selajutnya selalu
melakukan
refleksi dalam setiap langkah pembelajaran.
4.1.2.5 Refleksi
Tahap refleksi ini digunakan untuk mengatasi
kekurangan-kekurangan
yang terdapat yang terapat pda siklus 1, agar nantinya tidak
terulang kembali
pada siklus 2. Beberapa permasalahan yaag ada pada siklus 1
adalah :
1. Siswa masih cenderung mencari kesibukan sendiri dan mengobrol
hal-
hal diluar materi
2. Beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti
pelajaran
3. Siswa masih pasif dalam kegiatan pembelajaraan
4. Ada beberapa siswa yang lambat dalam menerima materi
-
86
Berdasarkan beberapa permasalahan yang ada pada siklusi 1
dapat
dilihat bahwa siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 1 kecamatan
Bandar
Kabupaten Batang terdapat beberapa permasalahan dalam kegiatan
belajar
yang sedang berlangsung. Sehingga mempengaruhi hasil belajar
siswa siklus
1 yang masih belum memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Berdasarkan
evaluasi hasil belajar secara keseluruhan dimana terdapat 4
siswa dari 18
siswa masih berada di bawah KKM , sedangkan 14 siswa lainnya
telah
mencapai KKM telah dinyatakan tuntas. Untuk mengatasi masalah
siswa yang
cenderung masih mencari kesibukan sendiri dan mengobrol hal-hal
diluar
materi dan beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam
mengikuti
pelajaran dengan cara guru membimbing siswa untuk selalu fokus
dalam
pembelajaran karena dalam setiap akhir pembelajaran guru
memberikan tugas
kepada masing-masing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
Selanjutnya,
untuk mengatasi siswa yang masih pasif dalam kegiatan
pembelajaran guru
selalu memberikan rangasangan berupa pertanyaan kepada siswa
sehingga
siswa dapat merespon rangsangan yang diberikan oleh guru
sehingga siswa
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Selanjutnya untuk
mengatasi siswa
yang lambat dalam menerima materi guru memberikan perlakuan
khusus
kepada siswa tersebut seperti menanyakan materi yang belum di
pahami.
Namun disisi lain, pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran
Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping membuat
suasana
kelas menjadi lebih hidup karena pembelajaran berpusat kepada
siswa.
Berdasarkan refleksi ini perlu adanya tindakan lebih lanjut
terhadap
permasalahan yang dialami pada siklus 1 sehingga tidak terulangi
pada siklus
2 agar hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 dapat
meningkat
lebih baik. Dengan demikian diperlukan siklus 2 untuk
meningkatkan hasil
belajar siswa. Pada kegiatan siklus 2 diharapkan dapat mengatasi
kekurangan
dan masalah yang dihadapi pada siklus 1. Sehingga pada siklus 2
ini
diharapkan dapat tercapai keberhasilan dan peningkatan hasil
belajar.
-
87
4.1.3 Deskripsi Siklus 2
Pelaksanaan Siklus 2 sama dengan pelaksanaan siklus 1
dilakukan
selama tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Senin
tanggal 29 Mei 2017, pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 30
Mei 2017
dan pertemuan ketiga pada hari Rabu 31 April 2017. Praktek
mengajar pada
siklus 2 ini dilaksanakan dengan Standar Kompetensi 7.
Memahami
perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan
sumber
daya alam dan Kompetensi Dasar 7.6 Mengidentifikasi peristiwa
alam yang
terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan
lingkungan.
Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus 2 sebagai berikut.
4.1.3.1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 ini dimulai dengan memperhatikan
kekurangan atau permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus
1, sehingga pada siklus 2 ini kekurangan-kekurangan tersebut
dapat menjadi
dasar untuk pelaksanaan siklus 2 agar menjadi lebik baik.
Berdasarkan permasalahan yang dijumpai tersebut maka
peneliti
maka menyiapkan teknik untuk memperbaiki hasil belajar IPA pada
siswa
kelas 5 SD Negeri Binangun 01 kecamatan Bandar kabupaten
Batang.
Persiapan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah pada siklus
1
berdasarkan hasil rencana mencari pemecahan masalah yang
terjadi
pada proses pembelajaran siklus 1 sehingga pada siklus 2
mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. Penyusuanan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta media,
alat
dan bahan yang dibutuhkan untuk perbaikan pembelajaran pada
siklus 2 dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning berbantuan media Mind Mapping pada mata pelajaran
IPA.
-
88
3. Penyususnan instrumen observasi yang digunakan sebagai
panduan
peneliti dalam mengamati pencapaian pengajar dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping pada
mata pelajaran IPA.
4. Penyusunan alat penilaian untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar
siswa yang berupa tes dan lembar kerja siswa.
5. Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran IPA
untuk
mendiskusikan tentang kegiatan yang akan dilakukan antara
peneliti
dan guru saat melakukan penelitian tindakan kelas. Tetapi
sebelum
penelitian tindakan dilakukan peneliti mendiskusikan
permasalahan
permasalahan pada siklus 1 untuk diperbaiki dan diberi
masukan
pada siklus 2 sehingga tidak terulang kembali. Kemudian
peneliti
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada siklus 2 ini ada lebih baik dari siklus 1.
4.1.3.2 Pelaksanaan dan Observasi
Tahap pelaksanaan dan observasi pada siklus 2 dilakukan
setiap
pertemuan, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan
pertama
dilakukan pada hari Senin tanggal 29 Mei 2017 dengan alokasi
waktu 70
menit dengan materi pembelajaran IPA tentang dampak dan cara
menanggulangi peristiwa alam. Dalam melakukan penelitian
peneliti berperan
sebagai guru mata pelajaran IPA sedangkan guru kelas 5 berperan
sebagai
obsever. Tahap observasi dilakukan pada pada saat proses
pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui sintak pada pembelajaran yang
digunakan
dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan
media
Mind Mapping. Observasi dilakukan dengan menggunakan panduan
lembar
observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa
pada saat
proses pembelajaran.
-
89
Kegiatan pendahuluan mempunyai alokasi waktu kurang lebih 10
menit diawali dengan guru memberikan salam dan mengkondisikan
siswa siap
melaksanakan pembelajaran dengan berdoa. Guru mengabsen
kehadiran siswa
dan seluruh siswa hadir dalam pelajaran, guru mengecek kesiapan
siswa
dalam melakukan pembelajaran dan semua siswa siap untuk
menerima
pelajaran, guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan mengajak
siswa
untuk mengamati video tentang dampak dan cara penanggulangan
peristiwa,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran berkaitan dengan
pemecahan
masalah dengan kompetensi 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam
yang terjadi
di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan
lingkungan.
Kegiatan inti dilakukan dilakukan dalam alokasi waktu kurang
lebih
50 menit. Pada tahap pertama adalah eksplorasi, guru membagi
siswa
kedalam 4 kelompok dengan cara berhitung, setelah selesai
berhitung maka
masing-masing siswa berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan
angka
yang disebutkan. Selanjutnya, guru membagikan lembar Mind
Mapping
kepada masing-masing siswa dimana Mind Mapping berfungsi
untuk
mencatat informasi baru yang siswa dapatkan dari pembelajaran.
Kemudian
memberikan masalah kepada siswa tentang dampak dan cara
penanggulangan
terjadinya peristiwa alam. Setelah mendapatkan masalah siswa
bersama
kelompok berdiskusi untuk mencari informasi tentang peristiwa
alam dan
penyebab terjadinya peristiwa alam yang ada di Indonesia
sebanyak-
banyaknya. Dalam tahap diskusi untuk mencari informasi tentang
dampak
dan cara penanggulangan bencana alam berjalan dengan lancar,
seluruh siswa
melakukan diskusi dengan baik. Tahap yang kedua adalah tahap
elaborasi.
Pada tahap ini guru membantu siswa untuk menjelaskan dan
mengorganisasikan pembelajaran agar relevan dengan pemecahan
masalah
dampak dan cara penanggulangan bencana alam. Selanjutnya siswa
bersama
bersama kelompok melakukan eksperimen untuk mendapat
informasi
pemecahan masalah pada tahap ini masing-masing kelompok
mendiskusikan
-
90
jenis-jenis peristiwa alam dan penyebab terjadinya peristiwa
alam
berdasarkan apa yang diketahui oleh masing-masing siswa.
Guru
menerangkan secara singkat tentang peristiwa alam berdasarkan
diskusi yang
kelompok lakukan. Guru menerangkan tentang kegiatan belajar
pada
pertemuan selanjutnya yaitu menyususun laporan hasil pemecahan
masalah.
Guru berdiskusi untuk meluruskan kesalah pahaman, memberikan
penguatan
kepada siswa. Pada tahap ketiga adalah konfirmasi, siswa
menyimpulkan
hasil pembelajaran dengan cara memberikan lembar kerja kepada
masing-
masing siswa. Seluruh siswa menulis hasil kesimpulan tentang
materi yang
sudah dipelajari. Pada kegaiatan penutup guru melakukan refleksi
bersama
siswa tentang berlangsungnya pembelajaran dan ditutup dengan
berdoa
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 Mei
2017
dengan alokasi waktu selama 70 menit dengan materi yang sama
pada
pertemuan yang lalu. Kegiatan pendahuluan dilakukan dalam
alokasi waktu
10 menit diawali dengan guru mengawali pembelajaran dengan
memberikan
salam disusul dengan mengkondisikan siswa siap melaksanakan
pembelajaran
dengan berdoa, guru mengabsen kehadiran siswa, pada pertemuan
kedua
seluruh siswa hadir dalam pelajaran. Selanjutnya guru mengecek
kesiapan
siswa dalam melakukan pembelajaran sehingga seluruh siswa siap
dalam
mengikuti pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dan
motivasi
dengan mengulang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya,
kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada pertemuan kedua ini diawali dengan kegiatan inti yang
dilakukan
dalam alokasi waktu 50 menit. Pada tahap eksplorasi yang pertama
Siswa
duduk bersama kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya.
Selanjutnya, Guru membimbing siswa satu persatu untuk membaca
lembar
Mind Mapping yang sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya.
Guru dan
siswa bertanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari
dipertemuan
sebelumnya. Pada kegiatan tanya jawab ini masih ada beberapa
siswa yang
-
91
pasif dalam pembelajaran sehingga guru merangsang siswa
berupa
pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat siswa aktif. Kemudian
pada
tahap yang kedua yaitu elaborasi guru membagikan lembar kerja
siswa
kepada masing-masing kelompok. Selanjutnya, guru membimbing
siswa
dalam perencanaan penulisan laporan hasil kerja kelompok tentang
penyebab
peristiwa alam. Kegiatan berikutnya siswa bersama kelompok
menyusun
laporan kerja kelompok tentang dampak dan cara penanggulangan
bencana
alam. Guru membimbing siswa dalam perencanaan penyajian laporan
hasil
kerja kelompok tentang penyebab peristiwa alam. Tahap ketiga
merupakan
konfirmasi dimana guru berdiskusi dengan siswa tentang laporan
yang di
kerjakan oleh masing-masing kelompok. Selanjutnya, guru dan
siswa
bertanya jawab tentang pembuatan laporan yang belum dipahami
oleh siswa.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 31 Mei
2017
dengan alokasi waktu selama 70 menit dengan materi yang sama
pada
pertemuan yang lalu. Kegiatan pendahuluan dilakukan dalam
alokasi waktu
10 menit diawali dengan guru memberikan salam serta
mengkondisikan siswa
siap melaksanakan pembelajaran dengan berdoa, guru mengabsen
kehadiran
siswa dan mengecek kesiapan siswa dalam melakukan pembelajaran
hingga
siswa benar-benar siap dalam mengikuti pelajaran, guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran pertemuan
ketiga ini.
Kegiatan inti dilakukan dalam alokasi waktu 50 menit, tahap
pertama
merupakan tahap eksplorasi yang pertama siswa duduk sesuai
dengan
kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
Selanjutnya,
guru mengecek kesiapan masing-masing kelompok tentang
penyusunan
laporan yang sudah dikerjakan dan seluruh siswa sudah siap untuk
melakukan
presentasi tentang pemecahan masalah yang sudah didiskusikam .
Kemudian
pada tahap yang kedua yaitu elaborasi masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, kelompok lain
diwajibkan
untuk menanggapi paparan yang dipresentasikan oleh kelompok yang
sedang
-
92
presentasi. Pada kegiatan presentasi seluruh kelompok
berpartisipasi aktif
dalam penyampaian hasil diskusi kelompok lain, sehingga kelas
menjadi
hidup. Pada tahap konfirmasi guru dan siswa melakukan refleksi
tentang hasil
kerja yang telah dilakukan. Guru dan siswa bertanya jawab
tentang materi apa
yang belum dipahami oleh siswa, dan masih ada siswa yang
belum
sepenuhnya menguasai materi tersebut sehigga guru meluruskan
kesalah
pahaman dan memberikan penguatan kepada siswa. Guru membimbing
siswa
untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dengan cara masing- masing
siswa
mengerjakan lembar kerja yang sudah diberikan oleh guru,
siswa
menyimpulkan secara tertulis tentang materi yang sudah
dipelajari selama
siklus 2 dalam lembar kerja tersebut. Siswa mengerjakan soal tes
sebanyak 20
butir soal untuk menguji kemampuan siswa setelah mengikuti
proses
pembelajaran. Pada kegiatan penutup guru melakukan refleksi
selama proses
pembelajaran. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan
berdoa.
Pada siklus 2 pertemuan 1, 2 dan 3 hasil observasi guru dan
siswa
dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaaan sintaks yang
terdiri
dari beberapa kegiatan guru dan siswa, peneliti mengamati
proses
pembelajaran dengan sintaks dapat terlaksana dengan baik.
4.1.3.3 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 2
Pada siklus 2 ini sebelum mendapatkan hasil belajar setelah
menguji
kemampuan siswa berupa posttest, peneliti sebelumnya menguji
kemampuan
awal siswa dengan melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan
awal
siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning
berbantuan media Mind Mapping. Setelah melakukan kegiatan
kegiatan
proses pembelajaran, guru memberikan posttest kepada siswa
untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah melaksanakan proses
pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan media Mind Mapping pada siklus 2. Hasil posttest
digunakan
untuk mengetahui hasil pencapaian belajar siswa setelah
menggunakan model
-
93
pembelajaran dengan model Problem Based Learning berbantuan
media Mind
Mapping kelas 5 SD Negeri Binangun 01. Hasil evaluasi yang
berupa posttest
kemudian dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan sisswa
setelah
mengikuti pembelajaran dengan mneggunakan model pembelajaran
Problem
Based Learning berbantuan media Mind Mapping telah mencapai
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) ≥70.
Hasil belajar siswa setelah dianalisa oleh peneliti menunjukkan
bahwa
peningkatan hasil belajar mencapai hasil yang memuaskan karena
16 dari 18
siswa kelas 5 telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang telah
ditentukan.
Kemampuan awal setelah mengerjakan siswa kelas 5 pada mata
pelajaran IPA setelah di uji dengan pretest dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01
Siklus 2
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 76 - 80 3 16,7
2 67 - 75 4 22,2
3 58 - 66 8 44,4
4 49 - 57 2 11,1
5 40 – 48 1 5.6
Jumlah 18 100
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diurakan bahwa hasil pretest siswa
kelas
5 pada mata pelajaran IPA diperoleh 1 siswa berada pada interval
40 - 48
(5,6%), 2 siswa berada pada interval 49 - 57 (11,1%), 8 siswa
berada pada
interval 58 - 66 (44,4%), 4 siswa berada pada interval 67 - 75
(22,2%), 3
siswa berada pada interval 76 - 80 (16,7%). Dengan nilai yang
tertinggi
adalah 80 dan nilai yang terendah adalah 40. Untuk lebih
jelasnya dapat
-
94
dilihat melalui data distribusi frekuensi nilai pretest dapat
ditunjukkan dengan
diagram seperti pada gambar berikut ini:
Gambar 4.6
Diargam Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas 5 Semester 1 SD
Negeri Binangun 01
Siklus 2
Sedangkan hasil belajar dari soal posttest yang telah dikerjakan
siswa
kelas 5 pada mata pelajaran IPA dapat di lihat pada tabel yang
disajikan
berikut ini.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
76 - 80 67 - 75 58 - 66 49 - 57 40 – 48
Hasil Pretest Siklus 2
Frekuensi
Frekuensi
Jum
lah
Sis
wa
3
4
8
2
1
-
95
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01
Siklus 2
No. Interval Frekuensi Presentase (%)
1 96 - 100 1 5,6
2 87 - 95 6 33,3
3 78 - 86 7 38,9
4 69 - 77 2 11,1
5 60 - 68 2 11,1
Jumlah 18 100
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diurakan bahwa hasil posttest siswa
kelas
5 pada mata pelajaran IPA diperoleh 2 siswa berada pada interval
60 – 68
(11,1%), 2 siswa berada pada interval 69 - 77 (11,1%),7 siswa
berada pada
interval 78 - 86 (38,9%), 6 siswa berada pada interval 87 - 95
(33,3%), 1
siswa berada pada interval 96 - 100 (5,6%). Dengan nilai yang
tertinggi
adalah 100 dan nilai yang terendah adalah 60. Untuk lebih
jelasnya dapat
dilihat melalui data distribusi frekuensi nilai posttest dapat
ditunjukkan
dengan diagram seperti pada gambar 4.7 berikut ini:
-
96
Gambar 4.7
Diagram Frekuensi Hasil Posttest
Kelas 5 Semester 2 SD Binangun 01
Siklus 2
Selain didapatkan frekuensi hasil posttest siklus 2 kelas 5 SD
Binangun 01
didapatkan data ketuntasan belajar dari siswa yang
disederhanakan dalam tabel
distribusi ketuntasan belajar sebagai berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest
Siswa Kelas 5 SD Negeri Binangun 01
Siklus 2
No Ketuntasan Jumlah Presentase
1 Tuntas ( ≥ KKM 70) 16 88,9%
2 Belum Tuntas ( ≤ KKM 70) 2 11,1%
Rata – rata 82,7
Skor Maksimal 100
Skor Minimum 60
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa semua siswa kelas 5
mata
pelajaran IPA SD Negeri Bianangun 01 kecamatan Bandar kabupaten
Batang
dengan jumlah siswa 16 siswa telah mencapai batas kriteria
ketuntasan
minimal dengan skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah
60.
0
1
2
3
4
5
6
7
96 - 100 87 - 95 78 - 86 69 - 77 60 - 68
Hasil Posttest Siklus 2
Frekuensi
1
6
7
2 2
Jum
lah
Sis
wa
-
97
Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar yang
diperoleh
melalui posttest siswa kelas 5 SD Negeri Bianangun 01 kecamatan
Bandar
kabupaten Batang siklus 2 pada tabel 4.8 ditunjukkan pada
diagram 4.8
berikut ini:
Gambar 4.8
Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest
Siswa Kelas 5 SD Negeri Binangun 01
Siklus 2
4.1.3.4 Tahap Observasi Siklus 2
Pada tahap observasi ini dilaksanakan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning
berbantuan media Mind Mapping dalam pembelajaran IPA.
Pengamatan
dilakukan selama proses pembelajaran hingga akhir pembelajaran
dengan
menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan untuk
memperoleh
data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media
Mind
Mapping pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan sintak
yang
telah disusun. Pengamatan tidak hanya di tujukkan pada aktivitas
siswa atau
16; 88,90%
2; 11,10%
Hasil Posttest Siklus 2
Tuntas ( ≥ KKM 70) Belum Tuntas ( ≤ KKM 70)
-
98
proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada
tindakan
guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran
Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping. Lembar
observasi
guru pada pertemuan pertama disajikan sebagai berikut.
Lembar observasi pada pertemuan terdapat 7 indikator
penilaian.
Berdasarkan hasil observasi 7 penilaian kegiatan mengajar sudah
dilaksanakan
oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan seluruhnya sudah
dilakukan
dengan sangat baik. Pada pertemuan pertama ini guru membimbing
siswa pada
setiap pembelajaran dengan baik, guru selalu memberikan tugas
menyimpulkan
pada setiap akhir pembelajaran, guru juga selalu menanyakan
materi yang
belum dipahami siswa dan geru menjelaskan kembali meteri
tersebut sehingga
siswa benar-benar paham.
Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
media
Mind Mapping dapat dilihat sebagai berikut: Lembar observasi
siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem
Based Learning berbantuan media Mind Mapping pada pertemuan
pertama
terdapat 8 indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi
pembelajaran
seluruh pembalajaran terlaksana dengan baik dan lancar.
Selanjutnya, lembar
observasi guru pada pertemuan kedua sebagai berikut.
Lembar observasi guru pada pertemuan pertama terdapat 5
indikator
penilaian. Berdasarkan hasil observasi 5 penilaian kegiatan
mengajar sudah
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan
seluruhnya sudah
dilakukan dengan baik. Pada pertemuan kedua ini guru selalu
merangsang
siswa berupa pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa merspon
pertanyaan guru
dan siswa menjadi lebih aktif
Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
media
-
99
Mind Mapping pertemuan kedua dapat dilihat sebagai berikut.
Lembar
observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind
Mapping pada
pertemuan kedua terdapat 5 indikator penilaian. Berdasarkan
hasil observasi
pembelajaran seluruh pembalajaran terlaksana dengan baik. Pada
pertemuan
kedua ini siswa mulai paham cara penyusunan laporan. Berdasarkan
hasil
observasi guru dan siswa pada pertemuan kedua ini siswa mulai
paham dengan
penyususnan laporan, siswa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran. Pertemuan
ketiga sebagai berikut.
Lembar observasi guru pada pertemuan ketiga terdapat 6
indikator
penilaian. Berdasarkan hasil observasi 6 penilaian kegiatan
mengajar sudah
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan
seluruhnya sudah
dilakukan dengan sangat baik. Pada pertemuan ketiga ini guru
membimbing
siswa pada setiap pembelajaran dengan baik, guru selalu membantu
dan
mengarahkan siswa ketika siswa mengalami kesulitan dalam
kegiatan
pembelajaran. Guru selalu merangsang siswa untuk akti dalam
pembelajaran
Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
media
Mind Mapping dapat dilihat pada Tabel 4.20 sebagai berikut:
Lembar observasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran pada pertemuan ketiga
dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
media
Mind Mapping pada Tabel 4.20 terdapat 6 indikator penilaian.
Berdasarkan
hasil observasi pembelajaran seluruh pembalajaran terlaksana
dengan baik.
Seluruh siswa melakukan presentasi hasil diskusi dengan baik,
siswa yang lain
menjadi aktif dengan menanggapi hasil penyampaian oleh kelompok
yang
presentasi. Tetapi dalam pembelajaran siklus 2 ini masih
terdapat siswa yang
lambat dalam menerima pelajaran.
-
100
4.1.3.5 Refleksi
Pada siklus 2 ini pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan
media Mind Mapping sudah meningkat secara keseluruhan sudah baik
karena
dalam proses pembelajaran guru mampu menguasai pembelajaran
dengan
mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada siklus 1. Pada
pembelajaran
siklus 2 ini guru sudah membuat siswa fokus dalam pembelajaran
dengan
memberikan tugas kepada masing-masing siswa untuk menyimpulkan
hasil
pembelajaran yang sudah dilakukan dengan cara memberikan lembar
kerja
kepada masing-masing siswa dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
secara tertulis, dengan demikian siswa benar-benar paham dengan
materi yang
sudah dipelajari. Selanjutnya, guru selalu memberikan rangsangan
kepada
siswa berupa pertanyaan-pertanyan sesuai materi yang dipelajari
sehingga
terjadinya kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa yang
membuat siswa
lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran guru selalu
menanyakan
kepada siswa tentang materi yang belum dipahami oleh siswa
sehingga
seluruh siswa benar-benar paham tentang materi yang dipelajari.
Dengan
mengatasi masalah pada siklus 1 yang diterapkan pada siklus 2
pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media
Mind
Mapping membuat hasil belajar siswa meningkat pada siklus 2
dibandingkan
siklus 1. Karena dapat dilihat dari siklus 2 bahwa 16 siswa
kelas 5 SD Negeri
Binangun 01 telah mencapai ketuntasan belajar yang sudah
ditentukan yaitu
KKM ≥70. Sedangkan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar
yang sudah
ditentukan. Tetapi pada siklus 2 ini mengalami kenaikan
walaupun
pelaksanaan pada siklus kedua sudah baik tetapi masih beberapa
masalah
yang mengganggu diantaranya masih ada beberapa siswa yang pasif
dalam
proses pembelajaran.
-
101
4.2 Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan
Siklus 2
Hasil belajar siswa siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 01
dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan
media Mind Mapping dapat dilihat dari kondisi awal, siklus 1 dan
siklus 2
dapat dilihat bahwa siswa mengalami perubahan yang signifikan.
Hasil belajar
siswa pada kondisi awal siswa menunjukkan menunjukkan kenaikan
yang
cukup signifikan. Pada kondisi awal 12 dari 18 siswa belum
mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM)≥70 yang ditentukan, pada siklus 1
terdapat 14
siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal tetapi pada
siklus 2 hasil
belajar siswa mengalami kenaikan dari siklus sebelumnya yang
berjumlah 16
siswa mampu mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM)≥70.
Berikut
ini merupakan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada
kondisi awal,
siklus 1, dan siklus 2 yang disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Kondisi awal, Posttest siklus 1, dan Posttest Siklus 2.
No Nilai
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
F Persen
(%)
Posttest Posttest
F Persen
(%) f
Persen
(%)
1 Tuntas 6 33,3% 14 77,8% 16 88,9%
2 Belum Tuntas 12 66,7% 4 22,2% 2 11,1%
Jumlah 18 100% 18 100% 18 100%
Berdasarkan tabel perbandingan rekaptulasi ketuntasan hasil
belajar
IPA dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa yang
tuntas dari
jumlah sebanyak 18 siswa pada mata pelajaran IPA. Peningkatan
siswa yang
tuntas tersebut terbukti dengan kondisi awal masih banyak siswa
yang belum
tuntas setelah dilakukan tindakan di siklus 1 jumlah siswa yang
meningkat
-
102
adalah adalah sebanyak 14 siswa yang terlihat dari hasil
posttest siklus 1.
Kemudian pada siklus 2 juga terjadi peningkatan hasil belajar
siswa sebanyak
16 siswa dari 18 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal
(KKM)≥70. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media
Mind
Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan media Mind Mapping membuat siswa lebih mudah
dalam
memahami materi yang diberikan dalam bentuk pemecahan masalah
yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ketuntasan hasil belajar
siswa dapat
dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 4.9 Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi
Awal,
Posttest Siklus 1, Posttest Siklus 2
Berdasarkan diagram rekaptulasi ketuntasan hasil belajar IPA
kondisi
awal, posttest siklus 1, dan posttest siklus 2. Terjadi
peningkatan hasil belajar
siswa dari kondisi awal setelah dilakukan tindakan mengalami
peningkatan
dari 33,3 % menjadi 77,8%, kemudian dari siklus 1 terjadi
peningkatan pada
siklus 2 yaitu 77,8% menjadi 88,9%.
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Komparasi Ketuntasan Belajar Siswa dalam
pembelajaran IPA Menggunakan model PBL
Tuntas
Tidak Tuntas
-
103
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa
penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan media Mind
Mapping dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V
SD Negeri
Binangun 01. Sebelum diadakan tindakan siklus I dan siklus II,
pada kondisi
awal (pra siklus) hasil belajar siswa belum mencapai nilai
kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Hal
ini dapat dilihat
dari perolehan hasil belajar siswa yang mendapat nilai tidak
tuntas sebanyak 12
siswa dengan presentase 66.7% dan siswa yang mendapat nilai
tuntas sebanyak 6
siswa dengan presentase 33,3%. Hasil nilai rata-rata yang
diperoleh secara
keseluruhan yaitu 57,7.
Kemudian dilakukan tindakan yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan media Mind
Mapping. Pada
siklus I hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V
mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang
mendapat nilai tidak
tuntas sebanyak 4 siswa dengan presentase 22,2% dan siswa yang
mendapat nilai
tuntas sebanyak 14 siswa dengan presentase 77,8%. Hasil nilai
rata-rata pada
siklus I meningkat menjadi 72,7. Kemudian pada tindakan siklus
II juga terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini
dapat dilihat
dari perolehan nilai tuntas sebanyak 16 siswa dengan presentase
88,9%. Nilai
rata-rata klasikal siswa pada siklus II meningkat lagi menjadi
82,7.
Pada penelitian ini tidak hanya hasil belajar saja yang
meningkat, akan
tetapi sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat.
Sebelum
dilakukan penelitian selama mengikuti pembelajaran siswa kurang
aktif, kurang
berani mengungkapkan pendapat, dan kurang antusias dalam
mengikuti
pembelajaran. Selain itu, dalam menyampaikan materi guru belum
menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi. Akan tetapi setelah
dilaksanakan penelitian
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
Berbantuan
-
104
media Mind Mapping ternyata dapat meningkatkan hasil belajar
siswa karena
model pembelajaran ini siswa dituntut aktif untuk memecahkan
yang dihadapi,
memiliki sikap disiplin dan kegiatan bekerjasama menyatukan
pikiran sehingga
semua siswa paham dengan materi yang dipelajari. Sehingga akan
melatih siswa
untuk aktif, melatih siswa untuk berpikir kritis, berani
mengemukakan
pendapatnya maupun idenya, dan memiliki sikap tanggung jawab
terhadap
tugasnya. Hal ini juga berdampak pada hasil belajar siswa karena
siswa akan
lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu, guru
juga hanya
berperan sebagai pembimbing dan fasilitator karena guru bukan
satu-satunya
sumber ilmu dan pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dijelaskan
diatas, maka model pembelajaran Problem Based Learning
Berbantuan media
Mind Mapping memberikan pengaruh pada peningkatan kognitif
siswa. Hal ini
sesuai dengan aliran kognitif yang mendefinisikan pembelajaran
sebagai cara
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar
mengenal dan
memahami sesuatu yang sedang dipelajari (Darsono dalam Hamdani,
2010:23).
Peningkatan hasil belajar dan perubahan sikap belajar yang
dialami siswa
merupakan kelebihan dari penerapan model pembelajaran Problem
Based
Learning Berbantuan media Mind Mapping. Selain mempunyai
kelebihan, tentu
juga mempunyai kekurangan dalam penerapannya. Kekurangan
tersebut dialami
pada proses pembelajaran karena masih adanya siswa yang masih
cenderung
mencari kesibukan sendiri dan mengobrol hal-hal yang tidak
berhubungan
dengan materi saat berlangsungnya kegiatan belajar, Beberapa
siswa masih
kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, siswa masih pasif
dalam kegiatan
pembelajaraan, ada beberapa siswa yang lambat dalam menerima
materi. Namun,
kekurangan tersebut dapat diatasi oleh guru pada kegiatan
belajar pada siklus 2
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dengan
materi peristiwa
alam. Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan
media Mind Mapping dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
langkah pertama yaitu orientasi siswa kepada masalah, guru
menjelaskan tujuan
-
105
pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, pengajuan
masalah,
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilihnya.
Langkah kedua, mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru
membantu siswa
mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan
masalah tersebut. Langkah ketiga, membimbing penyelidikan
individual maupun
kelompok, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan
masalah.
Langkah keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru
membantu
siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan,
video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan
kelompoknya.
Langkah kelima, menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah,
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan
mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan. Pada penelitian
ini peran
media Mind Mapping juga sangat berpengaruh pada pembelajaran,
karena Mind
Mapping merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran dengan
teknik
mencatat yang dapat memetakan pikiran yang kreatif dan efektif.
Dengan
menggunakan media Mind Mapping siswa lebih mudah dalam belajar
karena
informasi-informasi yang didapatkan dicatat dengan berdasarkan
pemetaan
pikiran-pikiran sehingga siswa lebih mudah dalam mempelajari
kembali materi
yang sudah dapatkan. Pada penggunaan media Mind Mapping siswa
harus
sekreatif mungkin dalam mencatat informasi yang baru didapatkan.
Penulisan
dengan Mind Mapping pemetaan-pemetaan pikiran harus jelas dan
menarik,
semakin jelas dalam memetakan pikiran maka semakin mudah untuk
dipahami,
maka dari itu siswa lebih mudah untuk memahami sehingga siswa
paham dengan
materi baru yang disampaikan, hal itu berdampak pada hasil
belajar siswa
menjadi lebih baik.
Pada peningkatan siklus 2 masih terdapat 2 siswa yang belum
lulus KKM,
hal itu disebabkan karena kedua siswa itu lambat dalam menerima
materi belajar
sehingga kedua siswa tersebut perlu adanya bimbingan khusus
dalam
-
106
memberikan materi pembelajaran. Solusi untuk mengatasi siswa
yang lambat
dalam menerima pelajaran adalah: guru selalu bertanya tentang
materi yang
belum dipahami siswa dalam setiap langkah pembelajaran,
memberikan
perlakuan khusus kepada siswa tersebut, siswa yang lambat dalam
menerima
pelajaran dikumpulkan menjadi satu deret tempat duduk. Dengan
seperti itu
setiap akhir penyampaian materi guru menjelaskan kembali pada
siswa-siswa
yang lambat dalam menerima materi yang sudah tergabung menjadi
satu. Guru
juga mudah dalam mengontrol siswa yang belum benar-benar paham
dengan
materi tersebut.
Penelitian yang telah dilakukan ini sejalan dengan penelitian
yang telah
dilakukan oleh Ralita Ayu Trisnaningsih (2014), Wiwik
Utaminingsih (2014),
Rusmanto (2013), dalam penelitiannya terbukti bahwa terdapat
peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based
Learning. Perbedaan penelitian yang dilakukan antara peneliti
sebelumnya
dengan penelitian ini adalah penelitian sebelumnya hanya
menggunakan
langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning saja.
Pada
penelitian kali ini, peneliti juga menggunakan media Mind
Mapping dan
memodifikasi kedalam langkah-langkah model pembelajaran Problem
Based
Learning. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem
Based
Learning ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar,
kelas menjadi
lebih hidup karena model pembelajaran ini berbasis masalah
sehingga siswa akan
berdiskusi untuk memecahkan masalah tersebut. Selain penggunaan
model
pembelajaran Problem Based Learning penelitian ini juga
menggunakan media
pembelajaran Mind Mapping, dimana siswa memeiliki teknik
mencatat dengan
memetakan pikiran-pikiran, sehingga siswa lebih mudah dalam
mempelajari
kembali materi yang didapatkan sebelumnya. Pada penelitian ini
hasil yang
diperoleh memiliki presentase 88,9% ketuntasan. Hasil nilai
ketuntasan yang
diperoleh Ralita Ayu Trisnaningsih (2014) mencapai presentase
ketuntasan 90%,
Wiwik Utaminingsih (2014) mencapai presentase ketuntasan 100%,
Rusmanto
-
107
(2013) mencapai presentase ketuntasan 100%. Hal ini terbukti
bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind
Mapping dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.