BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak terletak di Desa Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak. Di lihat dari letak geografisnya SD ini jauh dari pusat kota Demak ± 21 Km, Jarak tempuh ke SD Negeri 02 Tlogosih dari Kecamatan Kebonagung kurang lebih 5 Km. Jumlah siswa SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak mulai dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 128 siswa. Dengan keadaan bakat, kemampuan, katerampilan, yang berbeda- beda, mayoritas siswa dari SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak beragama Islam sedangkan jumlah tenaga pendidik di SD ini ada sebanyak 5 orang guru kelas, 1 kepala sekolah, 1 guru olahraga, 3 wiyata bakti, 1 orang guru agama islam, dan 1 penjaga sekolah. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak dengan subyek penelitian siswa kelas IV sebanyak 24 siswa. 4.2. Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak yang berjumlah 24 siswa pada pembelajaran Matematika. Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 5. 54
53
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi … · 2012. 11. 23. · 1. Nilai Rata-rata 50,2 2. Siswa yang tuntas belajar 6 3. Siswa yang tidak tuntas belajar 18 4. Nilai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak
terletak di Desa Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak. Di
lihat dari letak geografisnya SD ini jauh dari pusat kota Demak ± 21 Km,
Jarak tempuh ke SD Negeri 02 Tlogosih dari Kecamatan Kebonagung
kurang lebih 5 Km.
Jumlah siswa SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung
Kabupaten Demak mulai dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 128
siswa. Dengan keadaan bakat, kemampuan, katerampilan, yang berbeda-
beda, mayoritas siswa dari SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung
Kabupaten Demak beragama Islam sedangkan jumlah tenaga pendidik di
SD ini ada sebanyak 5 orang guru kelas, 1 kepala sekolah, 1 guru olahraga,
3 wiyata bakti, 1 orang guru agama islam, dan 1 penjaga sekolah. Penelitian
ini dilakukan di SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten
Demak dengan subyek penelitian siswa kelas IV sebanyak 24 siswa.
4.2. Kondisi Awal
Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan
Kebonagung Kabupaten Demak yang berjumlah 24 siswa pada
pembelajaran Matematika. Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum
dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat
dalam tabel 5.
54
55
Tabel 6. Hasil Analisis Post Tes Prasiklus
No. Keterangan Jumlah
1. Nilai Rata-rata 50,2
2. Siswa yang tuntas belajar 6
3. Siswa yang tidak tuntas belajar 18
4. Nilai terendah 10
5. Nilai tertinggi 100
6. Presentase ketuntasan belajar kelas 25 %
Sumber: Data Primer
Dari tabel hasil analisis post tes sebelum dilakukan tindakan diperoleh
rata-rata hasil belajar siswa 50,2 dengan ketuntasan belajar 25 % atau 6
siswa tuntas belajar dengan mendapat nilai lebih atau sama dengan 65
dan siswa tidak tuntas 75 % atau 18 siswa. Nilai tertinggi 100 dan
terendah 10. Untuk Lebih Jelasnya dapat di lihat di Lampiran I Hal.
113.
56
Tabel 7. Rekapitulasi Perolehan Nilai Prasiklus
Dilihat dari tabel di atas pembelajaran belumlah efektif dengan
banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65).
Diagram 1 . Hasil Perolehan Nilai Prasiklus
Dari data diatas, siswa yang nilainya <40 berjumlah 5 orang anak, 40
s/d 60 berjumlah 13 orang anak, 65 s/d 100 berjumlah 6 orang anak.
Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi
membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IV SD
NILAI FREKUENSI PRESENTASE
20 2 8.33
30 1 4.16
35 2 8.33
40 5 20.83
45 1 4.16
50 3 12.5
55 2 8.33
60 1 4.16
65 2 8.33
70 2 8.33
80 1 4.16
100 1 4.16
JUMLAH 24 100
57
Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak pada mata
pelajaran Matematika.
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament). Dijabarkan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Paparan Hasil Belajar
Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan prestasi
belajar siswa diadakan post tes dilakukan setiap akhir siklus.
Berdasarkan hasil post tes diakhir siklus I diperoleh hasil
analisis data seperti yang tersaji pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Analisis Post Tes Siklus I
No. Keterangan Jumlah
1. Nilai Rata-rata 59.7
2. Siswa yang tuntas belajar 11
3. Siswa yang tidak tuntas belajar 13
4. Nilai terendah 20
5. Nilai tertinggi 100
6. Presentase ketuntasan belajar kelas 45.8 %
Sumber: Data Primer
58
Dari tabel hasil analisis post tes siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar
siswa 59,7 dengan ketuntasan belajar 45,8 % atau 11 siswa tuntas
belajar dengan mendapat nilai lebih atau sama dengan 65 dan siswa
tidak tuntas 54,1 % atau 13 siswa. Nilai tertinggi 100 dan terendah 20.
Untuk Lebih Jelasnya dapat di lihat di Lampiran 2 Hal. 114.
Tabel 9. Rekapitulasi Perolehan Nilai Siklus I
Dari tabel diatas dapat kita
simpulkan pada diagram di bawah ini:
NILAI FREKUENSI PRESENTASE
20 1 4.16
25 1 4.16
30 1 4.16
35 1 4.16
40 1 4.16
45 2 8.33
50 4 16.66
55 2 8.33
60
0
70 3 12.5
75 3 12.5
80 1 4.16
85 1 4.16
90 1 4.16
95 1 4.16
100 1 4.16
JUMLAH 24 100
59
Dari data diatas, siswa yang nilainya <40 berjumlah 4 orang
anak, 40 s/d 60 berjumlah 9 orang anak, 65 s/d 100 berjumlah 11 orang
anak. Dari tindakan siklus I sudah ada peningkatan, namun
peningkatan tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan.
b. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
1) Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I
adalah sebagai berikut:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi yang akan diajarkan sesuia dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
b) Menyiapkan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran yaitu model bangunan kubus, balok, Tabung
Kerucut dan Bola, lembar latihan soal/LKS, kartu soal game
dan turnamen.
c) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi. Lembar
observasi ini ada 2 macam, yaitu lembar aktifitas guru dan
aktifitas siswa.
d) Menyiapkan soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah mempelajari materi.
60
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatuf tipe TGT pada siklus I dideskripsikan
sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (Siklus I)
Pertmuan pertama ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Maret 2012
Pokok Bahasan : Sifat-sifat bangun Kubus dan Balok
Kelas/Semester : IV/II
Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Pukul : 07.00 – 08.10 WIB
Uraian Kegiatan
Kegiatan pada pertemuan pertama ini meliputi
apersepsi, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
(1) Apersepsi (5 menit)
Pelajaran dimulai pukul 07.00. Sebelum
pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam, dan siswa
bersama-sama berdoa. Kemudian guru melakukan absensi
dan menyiapakan media pembelajaran (model bangun
kubus dan balok, lembar latihan soal/LKS, kartu soal game.
(2) Kegiatan Awal (10 menit)
Pada kegitan awal ini guru melakukan apersepsi.
Guru menunjukkan tempat kapur tulis dan penghapus dari
61
kayu kepada siswa. Kemudian memberikan pertanyaan
kepada siswa tentang bangun ruang yang menyerupai
bentuk benda-benda tadi. Atas pertanyaan tersebut sebagian
besar siswa dapat menjawabnya.
Setelah Tanya jawab, guru menunjukkan satu
persatu model bangunan kubus dan balok. Guru meminta
siswa mengamati masing-masing bangun tersebut,
kemudian memberikan pertanyaan tentang unsur-
unsur/bagian-bagian yang terdapat pada bangun ruang.
Untuk memancing jawaban siswa, guru menunjukkan
rangka bangun kubus. Ketika guru menunjukkan satu
persatu bagian-bagian bangun, guru memberikan
pertanyaan tentang nama-nama bagian yang ditunjuk dan
meminta siswa memberikan jawabannya. Dengan cara
seperti ini sebagian besar siswa dapat menjawab satu
persatu bagian-bagian bangun ruang yang ditunjuk guru.
Selanjutnya guru menginformasikan tujuan pembelajaran
dan prosedur/langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
(3) Kegiatan Inti (50 menit)
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat
materi tentang sifat-sifat bangun kubus dan balok. Pada
pertemuan ini guru menggunakan media berupa model
62
bangun kubus dan balok untuk menjelaskan materi.
Walaupun sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan
guru dengan sungguh-sungguh. Tetapi, masih saja ada salah
satu siswa yang suka bercanda dan berbicara sendiri dengan
temannya dan ada juga siswa yang asik dengan mainannya.
Guru mengkondisikan siswa-siswa tersebut agar
memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Guru juga
menegaskan kepada siswa bahwa setiap siswa mempunyai
tanggung jawab untuk menguasai materi. Dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT, penguasaan materi
setiap siswa sangat mempengaruhi perolehan skor
kelompok dalam bermain game/turnamen. Pada pertemuan
ini terlihat kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Ketika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi pelajaran, tidak ada satupun siswa
yang berani mengajukan pertanyaan. Guru memberikan
motivasi kepada siswa untuk tidak perlu takut bertanya:
“Anak-anak, Bapak sangat senang jika kalian mau bertanya
tentang materi yang belum jelas. Jangan takut bertanya,
karena dengan bertamya kalian akan lebih paham”.
Walaupun guru sudah memberikan motivasi tetapi siswa
masih saja malu-malu dan takut bertanya. Bahkan ada
siswa yang sudah tunjuk jari untuk bertanya, tetapi ketika
63
guru memintanya untuk mengutarakan pertanyaannya,
siswa tersebut justru diam saja dan tidak berani berkata
apapun. Untuk kali pertama ini, guru masih
memakluminya, dan guru malanjutkan pelajaran pada
kegiatan berikutnya.
Tiba saatnya bagi guru untuk mengorganisasikan
siswa dalam kelompok-kelompok heterogen. Setiap
kelompok terdiri atas 4-6 siswa. Kelompok tersebut terdiri
atas siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademik,
jenis kelamin, latar belakang, dan agama beragam/berbeda.
Tetapi sebelumnya guru meminta siswa untuk mengatur
tempat duduk untuk diskusi kelompok.
Setelah semuanya siap, siswa menempatkan diri
dalam kelompknya masing-masing. Selanjutnya guru
memberi latihan soal/LKS kepada setiap kelompok untuk
dikerjakan. Waktu pengerjaan LKS 15 menit. Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
memahami LKS, dan apabila ada yang belum paham
mengenai LKS tersebut dapat ditanyakan kepada guru.
Tetapi tidak ada satupun siswa yang berani bertanya. Pada
saat kegiatan ini, tampak siswa bertanya tentang soal LKS
yang belum jelas. Guru menjelaskan secara klasikal
mengenai pertanyaan tersebut. agar seluruh siswa
64
memahaminya. Pada setiap kesempatan guru selalu
memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ketika siswa sedang mengerjakan LKS dan
berdiskusi, guru berkeliling keseluruh penjuru kelas melihat
diskusi/belajar kelompok dari tiap kelompok dan sesekali
duduk dengan salah satu kelompok untuk mendengarkan
mereka belajar dan berdiskusi. Dalam mengerjakan latihan
soal/LKS siswa dituntut untuk saling bekerjasama. Namun
kenyataan yang terjadi, sebagian besar siswa masih terlihat
bekerja sendiri-sendiri dalam mengerjakan LKS, tidak ada
pembagian tugas. Apabila yang tidak mengerjakan LKS,
mereka hanya menonton saja atau asik dengan kegiatannya
seperti menggambar atau bermain. Guru menegur siswa
yang tidak disiplin tersbut dengan memberikan penjelasan
agar berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk
menyelesaikan soal-soal LKS.
Setelah kurang lebih 15 menit diskusi kelompok
berlangsung, guru meminta siswa untuk mewakili
kelompoknya dalam mempresentasikan hasil diskusi
mereka. Siswa diminta maju untuk menulis hasil
pekerjaannya di papan tulis. Namun tidak ada satupun
siswa yang berani maju. Oleh karna itu, guru menunjuk
wakil dari setiap kelompok untuk maju. Tetapi siswa masih
65
saja enggan maju. Guru memberi motivasi kepada siswa
untuk tidak perlu takut maju. Akhirnya beberapa siswa
yang ditunjuk tadi, kemudian maju untuk
mempersentasikan jawaban kelompoknya.
Saat LKS mulai dibahas, ada beberapa kelompok
yang belum selesai mengerjakan. Alokasi waktu untuk
mengerjakan LKS dirasa kurang karena siswa belum
terbiasa dengan diskusi kelompok, sehinngga siswa belum
dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Dalam
pembahasan, guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi jawaban dari kelompok yang maju. Dan
menanyakan kepada siswa apakah penyelesaian tersebut
sudah benar, apakah dari penyelesaian tersebut siswa sudah
jelas atau apakah ada jawaban lain. Tidak ada siswa yang
berani menanggapi bahkan bertanya. Siswa lebih banyak
diam. Guru akhirnya menunjuk kelompok lain untuk
menanggapi atau menulis jawaban apabila jawabannya
berbeda dengan kelompok yang maju. Baru kemudian
siswa yang ditunjuk tersebut mananggapi atau menuliskan
jawaban yang berbeda.
Kegiatan berikutnya, guru meminta masing-masing
kelompok untuk mendelegasikan wakilnya untuk bermain
game. Wakil-wakil setiap kelompok menempatkan diri
66
dalam meja-meja yang sudah dipersiapkan. Siswa yang
bermain game sebanyak 4 siswa. Sebelum game
dilaksanakan, guru menjelaskan langkah-langkah dan
peraturan dalam bermain game secara rinci. Guru juga
menjelaskan kepada siswa lain yang tidak mewakili
kelompoknya dalam game mempunyai kewajiban
mengerjakan sosl-soal yang dibacakan dalam game secara
kelompok. Hasil pekerjaan soal-soal game dijadikan
sebagai laporan kelompok dan diserahkan pada akhir
pembelajaran. Untuk menjaga sportivitas, siswa yang tidak
bermain game, dilarang memberikan jawaban kepada
teman kelompoknya yang main dalam game. Waktu
pelaksanaan game 15 menit.
Game diwakili oleh pembaca soal pertama oleh
guru dari kartu soal yang terpilih, apabila terdapat gambar
maka guru atau siswa yang tidak bermain dalam game
dapat menggambarkan di papan tulis. Siswa yang sudah
mendapatkan jwaban dapat mengacungkan jari dan
mengutarakan jawaban secara lisan atau menulis jawaban
di papan tulis setelah guru mempersilahkan. Apabila
jawaban benar, siswa dapat skor 20 dan berhak memilih
kartu berikutnya. Apabila jawaban salah, maka siswa tidak
terkena pengurangn skor dan siswa yang lain mendapat
67
kesempatan menjawab pertanyaan dengan ketentuan
apabila benar mendapat poin 10 dan berhak memilih kartu
soal. Jika kedua jawaban siswa salah, maka kesempatan
memilih soal diberikan kepada guru. Skor game siswa
ditulis di papan tulis. Game selesai apabila waktu
habis/kartu soal habis.
Siswa lain yang tidak mengikuti game, seharusnya
menjadikan soal-soal yang dibacakan dalam game secara
kelompok. Namun tidak demikian yang terjadi, ada
sebagian siswa yang lain justru melihat/menonton
permainan game tersebut. Oleh karna itu, guru
mengkondisikan siswa dan menegaskan kepada siswa-
siswa yang tidak bermain game untuk bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan soal-soal game.
Setelah game selesai, dilanjutkan
penilaian/penghitungan skor game. Hasil penghitungan
peserta dengan poin tertinggi akan mendapat penghargaan
yang ditujukan kepada kelompoknya.
(4) Kegiatan Akhir (5 menit)
Pertemuan pertama ini, diakhiri dengan
penyimpulan apa yang telah dipelajarai dan di diskusikan
bersama. Guru juga memberikan tidak lanjut berupa
pemberian pesan-pesan agar siswa rajin belajar dan
68
motivasi siswa untuk meraih keinginannya agar menjadi
kelompok yang terbaik.
b) Pertemuan Kedua (Siklus I)
Pertmuan kedua ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Maret 2012
Pokok Bahasan : Sifat-sifat bangun kubus dan balok
Kelas/Semester : IV/II
Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Pukul : 07.00 – 08.10 WIB
Uraian Kegiatan
Kegiatan pada pertemuan kedua ini meliputi apersepsi,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
(1) Kegiatan Awal (5 menit)
Pertemuan kedua dimulai pukul 07.30 sampai
dengan 08.10. Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru
dan siswa saling mngucapakan salam dan dilanjutkan
dengan doa bersama-sama. Kemudian guru melakukan
absensi dan mempersiapkan kartu soal turnamen).
(2) Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompok yang telah ditetapkan pada
pertemuan yang sebelumnya. Posisi tempat duduk diatur
sedemikian rupa untuk berdiskusi kelompok. Guru
69
menginformasikan bahwa pertemuan ini adalah untuk
tournament.
Sebelum turnamen dilaksanakan, guru
mengordinasikan siswa ke dalam meja-meja turnamen yang
telah ditetapkan. Turnamen terdiri dari 3 meja dimana
dalam 1 meja terdiri atas 4 siswa dengan kemampuan yang
sama tingkat akademiknya. Semua siswa bermain dalam
turnamen ini. Meja 1 terdiri atas siswa dengan tingkat
kemampuan tinggi, meja 2 terdiri atas siswa dengan
kemampuan di bawahnya, dan begitu seterusnya sampai
meja 3. Tiap meja terdapat kartu kendali yang harus diisi
oleh siswa oleh siswa yang bersangkutan. Tiap meja
terdapat kartu soal untuk dikerjakan secara individu dengan
waktu yang sama. Soal meja 1 dengan lainnya berbeda.
Waktu pengerjaan tiap soal 5 menit. Setelah pengerjaan
soal selesai, dilanjutkan pengoreksian jawaban dengan cara
menukarkan jawaban dengan teman meja lainnya
berdasarkan kunci jawaban yang di bacakan guru, siswa
yang mengoreksi, mengisikan hasil koreksi, pada kartu soal
turnamen, guru langsung menuliskan satu persatu skor
turnamen di papan tulis agar pemberian skor lebih terbuka.
Siswa dengan nilai tertinggi pada tiap meja naik ke
meja yang lebih tinggi, kecuali siswa pada meja I. Siswa
70
dengan nilai terendah pada tiap meja turun ke meja yang
lebih rendah, turnamen selesai ketika kartu soal turnamen
habis.
Setelah turnamen selesai, dilanjutkan penghitungan
skor ternamen di papan tulis. Selanjutnya guru
menginformasikan kepada siswa kelompok dan menjadi tim
super dan tim baik.
(3) Kegiatan Akhir (5 menit)
Pada kegiatan akhir ini siswa mengerjakan post tes
secara individu, kemudian guru bersama siswa mengoreksi
hasil tes. Selanjutnya guru menginformasikan tentang
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Selain itu juga guru memberikan tindak lanjut berupa
pemberian pesan-pesan agar siswa rajin belajar.
(RPP Siklus I-2 dapat di lihat pada lampiran 3 Hal 115).
c) Observasi
a) Observasi Aktivitas Siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I dapat dilihat
pada tabel 10 di bawah ini: Adapun Lembar pengamatan
aktivitas siswa siklus I dapat di lihat pada lampiran 4 hal 132.
71
Tabel 10. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
No Aktivitas Siswa
Penilaian
Pertemuan I Pertemuan II
1. Partisipasi siswa dalam pembelajaran 2 2
2. Belajar kelompok/tim 2 2
3. Bermain dalam game/turnamen 3 2
Jumlah 7 2
Rata-Rata 2,3 2
Presentase 58,3 % 50 %
Rata-Rata Presentase 54,1 %
Kategori Kurang
Keterangan:
Skala penilaian:
1= Kurang
2= Cukup
3= Baik
4= Sangat baik
b) Observasi Aktivitas Guru
Pengamatan aktivitas guru siklus I dapat dilihat pada
tabel 11 di bawah ini: Adapun Lembar pengamatan aktivitas
guru siklus I dapat di lihat pada lampiran 5 hal 134.
72
Tabel 11. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
No Aktivitas Guru
Penilaian
Pertemuan I Pertemuan II
1. Kegiatan Awal 3 3
2. Menjelaskan/menyajikan materi 3 3
3.
Mengorganikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
4 4
4.
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
3 3
Jumlah 15 16
Rata-Rata 3 3,2
Presentase 75 % 80 %
Rata-Rata Presentase 77 %
Kategori Baik
Keterangan:
Skala Penilaian:
1= Kuarang
2= Cukup
3= Baik
4= Sangat Baik
c) Refleksi
Refleksi tindakan pada siklus I ini lebih difokuskan
pada masalah yang muncul selama tindakan. Berdasarkan
73
deskripsi data siklus I, maka dalam pembelajaran ini ditemukan
permasalah sebagai berikut:
(1) Dalam presentasi kelas, masih ada beberapa siswa yang
kurang disiplin, seperti ngobrol atau bercanda dengan
temannya sebangku. Ada juga yang sibuk dengan
mainannya.
(2) Diskusi kelompok belum berjalan baik, karena masih ada
anggota kelompok yang tidak mendiskusikan soal dan LKS.
Kerjasama antar anggota juga belum tampak. Dalam
kelompok juga masih ada beberapa siswa yang suka
mengobrol/berbicara diluar masalah yang didiskusikan.
(3) Alokasi waktu untuk mengerjakan LKS selama 15 menit
masih kurang efektif karena siswa masih belum terbiasa
dengan belajar kelompok.
(4) Perhatian dan bimbingan guru masih kurang merata,
sehingga masih ada siswa yang menunggu bimbingan dari
guru.
(5) Interaksi antara siswa dengan guru masih kurang, karena
hanya siswa tertentu saja yang menjawab pertanyaan dari
guru.
(6) Keberanian siswa untuk betanya, mengeluarkan pendapat
maupun mampresentasikan hasil dikusi ke depan kelas
74
masih kurang, mereka masih menunggu guru menunjuk
mereka untuk melakukan kegiatan tersebut.
(7) pelaksanaan game/turnamen belum berjalan dengan baik,
karena masih ada beberapa siswa yang belum memahami
langkah-langkah dan prosedur bermain game/turnamen.
(8) Masih ada beberapa siswa yang melakukan kerjasama pada
saat pelaksanaan tes.
d) Revisi
Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang telah
diuraikan di atas, maka perlu diadakan revisi untuk
pelaksanaan berikutnya:
(1) Guru memperjelas kembali tentang langkah-langkah dan
prosedur pelaksanaan game/turnamen agar siswa lebih
memahaminya.
(2) Guru harus sering memotivasi siswa untuk aktif berdiskusi
dengan kelompoknya dan memotivasi siswa untuk meraih
keinginannya. Guru juga memperingatkan siswa untuk
tidak mengobrol atau bercanda pada saat belajar kelompok
dalam mengerjakan soal-soal LKS agar pembelajaran lebih
efektif.
(3) Perbaikan rencana pembelajaran dengan lebih merinci
waktu sebaik-baiknya.
75
(4) Waktu yang digunakan untuk belajar kelompok ditambah
menjadi 20 menit agar siswa lebih tuntas dalam
mengerjakan soal. Alokasi waktu untuk post tes tetap 20
menit dengan tingkat kesukaran soal disesuaikan dengan
waktu tes.
(5) Guru lebih memberikan perhatian dan bimbingan serta
motivasi pada siswa, sehingga diharapkan seluruh siswa
dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, berdiskusi
maupun bertanya kepada guru.
(6) Pada pelaksanaan tes, guru mengingatkan kembali bahwa
tes dikerjakan secara individu dan siswa tidak
diperkenankan saling bekerjasama.
4.3.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan
menggunakan model pembelajaran koopertif tipe TGT (Teams Games
Tournament). Dijabarkan hasil penelitiannya sebagai berikut:
a. Penerapan Hasil Pembelajaran
Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan prestasi
belajar siswa diadakan post tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus.
Berdasarkan hasil post tes diakhir siklus diperoleh hasil analisis data
seperti yang tersaji pada tabel 12. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat
pada lampiran 6 Hal 137.
76
Tabel 12. Hasil Analisis Post Tes Siklus II
No. Pencapaian Jumlah
1. Nilai rata-rata 91.8
2. Siswa yang tuntas belajar 23
3. Siswa yang tidak tuntas belajar 1
4. Nilai terendah 40
5. NIlai tertinggi 100
6. Presentasi ketuntasan belajar kelas 95,8 %
Dari tabel hasil analisis post tes siklus II diperoleh rata-rata
hasil belajar siswa 91,8 dengan ketuntasan belajar klasikal 95,8 % atau
23 siswa tuntas belajar dengan mendapat nilai lebih atau sama dengan
65 dan siswa yang tidak tuntas 4,1 % atau 1 siswa. Nilai tertinggi 100
dan terendah 40.
Tabel 13. Rekapitulasi
Perolehan Nilai Siklus II
Berdasarkan data hasil analisis post tes siklus II selengkapnya
disajikan dalam diagram berikut:
NILAI FREKUENSI PERSENTASE
40 1 4.16
85 2 8.33
90 7 29.16
95 7 29.16
100 7 29.16
JUMLAH 24 100
77
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapat
nilai terendah adalah satu orang dengan nilai 40, siswa yang mendapat
nilai 85 adalah 2 orang anak, yang mendapat nilai 90 adalah 7 anak, yang
mendapat nilai 95 adalah 7 anak, dan yang mendapat nilai tertinggi
sebanyak 7 anak. Dari data diatas jelas bahwa siklus II telah menunjukkan
keberhasilan.
b. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
1) Perencanaan
Tindakan yang akan dilakanakan pada siklus II ini masih
tetap akan melaksanakan tindakan utama seperti siklus I, yaitu
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada
siklus II ada beberapa hal yang akan dilalukan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan pada siklus I, adalah sebagai berikut:
a) Guru memperjelas kambali tentang langkah-langkah dan
prosedur palaksanaan game/turnamen agar siswa lebih
memahaminya.
78
b) Guru harus sering memotivasi siswa untuk aktif berdiskusi
dengan kelompoknya dan memotivasi siswa untuk meraih
keinginannya. Guru juga memperingatkan siswa untuk tidak
mengobrol atau bercanda pada saat belajar kelompok dalam
mengerjakan soal-soal LKS agar pembelajaran lebih efektif.
c) Perbaikan rencana pembelajaran dengan lebih merinci waktu
sebaik-baiknya.
d) Waktu yang digunakan untuk belajar kelompok ditambah
menjadi 20 menit agar siswa lebih tuntas dalam mengerjakan
soal. Alokasi waktu utuk post tes tetep 20 menit dengan tingkat
kesukaran soal disesuaikan dengan waktu tes.
e) Guru lebih memberikan perhatian dan bimbingan serta
motivasi pasa siswa, sehingga diharapkan seluruh siswa dapat
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, berdiskusi maupun
bertanya kepada guru.
f) Pada pelaksanaan tes, guru mengingatkan kemabali bahwa tes
dikerjakan secara individu dan tidak diperkenankan saling
bekerjasam.
2) Pelaksanaan
a) Pertemuan pertama (siklus II)
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 03 April 2012
Pokok Bahasan : Sifat-sifat bangun tabung, kerucut dan bola
79
Kelas/Semester : IV/II
Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Pukul : 07.00 – 08.10 WIB
Uraian Kegiatan
Kegiatan pada pertemuan pertama ini meliputi
apersepsi, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
(1) Apersepsi (5 menit)
Sebelum pembelajaran dimulai guru memeriksa
kesiapan ruang dan kesiapan siswa, dilanjutkan
mengucapkan salam. Siswa bersama-sama berdoa, setelah
selesai guru melakukan absensi dan menyiapkan media