31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/ 2013 dengan subyek penelitian kelas 5. Jumlah siswa kelas 5 sebanyak 12 orang. SDN Rejowinangun Utara 03 terletak di desa Paten Jurang Kota Magelang. Lokasi SD ini ada di tengah kota, namun berada di dalam kampung, sangat padat pemukiman penduduk. Kondisi bangunan di SD ini sudah cukup bagus dan bersih. Perpustakaan juga cukup bagus dan luas. Namun fasilitas pembelajaran masih tergolong minim, dikarenakan kurangnya alat pembelajaran, belum terdapat ruang multimedia. Tenaga pengajar di SD Rejowinangun Utara 03 ini terdiri dari guru kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan setiap kelas diampu 1 guru, juga terdapat tenaga pengajar agama 1 guru, serta guru olahraga 1 guru. 4.2 Hasil penelitian 4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil observasi di kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03 dengan jumlah siswa 12 pada mata pelajaran IPA yaitu dengan melihat hasil nilai ulangan semseter 1 didapati bahwa hasil belajar IPA siswa sebanyak 7 siswa ( 58,33%) nilai yang diperoleh belum memenuhi KKM. Untuk KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah sebesar ≥ 65. Data hasil belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1
28
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03
Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/ 2013 dengan subyek
penelitian kelas 5. Jumlah siswa kelas 5 sebanyak 12 orang. SDN Rejowinangun
Utara 03 terletak di desa Paten Jurang Kota Magelang. Lokasi SD ini ada di
tengah kota, namun berada di dalam kampung, sangat padat pemukiman
penduduk. Kondisi bangunan di SD ini sudah cukup bagus dan bersih.
Perpustakaan juga cukup bagus dan luas. Namun fasilitas pembelajaran masih
tergolong minim, dikarenakan kurangnya alat pembelajaran, belum terdapat ruang
multimedia. Tenaga pengajar di SD Rejowinangun Utara 03 ini terdiri dari guru
kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan setiap kelas diampu 1 guru, juga terdapat
tenaga pengajar agama 1 guru, serta guru olahraga 1 guru.
4.2 Hasil penelitian
4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi di kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03
dengan jumlah siswa 12 pada mata pelajaran IPA yaitu dengan melihat hasil nilai
ulangan semseter 1 didapati bahwa hasil belajar IPA siswa sebanyak 7 siswa (
58,33%) nilai yang diperoleh belum memenuhi KKM. Untuk KKM yang
ditentukan oleh pihak sekolah adalah sebesar ≥ 65. Data hasil belajar siswa
kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1
32
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa IPA Prasiklus
No Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan
1. < 50 - - Belum tuntas
2. 50 – 54 2 16,66 % Belum tuntas
3. 55 – 59 2 16,66 % Belum tuntas
4. 60 – 64 3 25 % Belum tuntas
5. 65 – 69 - - Belum tuntas
6. 70 – 74 1 8,33% Tuntas
7. 75 – 79 - Tuntas
8. 80 – 84 2 16,66% Tuntas
9. 85 – 89 2 16,66% Tuntas
10. 90 – 94 - - Tuntas
11. 95 – 100 - - Tuntas
Jumlah 12 100 %
Rata- Rata 65,83
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 45
KKM ≤ 65
Dari data pada tabel 4.1, terlihat bahwa perbandingan siswa yang
mencapai KKM adalah 5 siswa atau 41,66 % dan siswa yang belum mencapai
KKM berjumlah 7 siswa atau 58,33% siswa dengan uraian siswa yang mendapat
nilai antara 50 – 54 sebanyak 2 siswa, siswa yang mendapat nilai antara 55 – 59
sebanyak 3 siswa, siswa yang mendapat nilai antara 60 – 64 sebanyak 2 siswa,
siswa yang mendapat nilai antara 70 – 74 sebanyak 1 siswa, siswa yang mendapat
nilai antara 75 – 79 sebanyak 2 siswa, siswa yang mendapat nilai antara 85 – 89
sebanyak 2 siswa. Nilai rata-rata kelas 50,91, dengan perolehan terendah yaitu 50
dan tertinggi 85. Mengacu pada KKM ≥ 65 maka presentase keseluruhan siswa
yang mencapai ketuntasan maupun belum tuntas belajar, disajikan pada tabel
berikut ini :
33
Tabel 4.2
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus
Nilai Jumlah Siswa Presentase ( %) Keterangan
< 65 7 58,3 % Belum Tuntas
≥ 65 5 41,7 % Tuntas
Jumlah 12 100%
Rata- Rata 65,83
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 60
Presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Rejowinangun
Utara 03 Kota Magelang sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang
memperoleh nilai kurang dari KKM ≥ 65 sebanyak 5 siswa atau 33,2% dari total
keseluruhan siswa. Berikut ini adalah diagram lingkaran prosentase ketuntasan
hasil belajar sebelum tindakan.
Gambar 4.1
Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Berdasarkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, maka dalam
penelitian di SDN Rejowinangun Utara 03 ini digunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan rancangan seperti diuraikan di dalam bab
sebelumnya guna meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN
Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang. Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus dan disetiap siklus terdapat dua kali pertemuan.
Tuntas
Belum Tuntas
58,2 % 41,5%
34
4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus 1 terbagi dalam dua kali pertemuan dengan
rincian sebagai berikut :
4.2.2.1. Pertemuan 1
A. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan hal- hal sebagai
berikut:
1. Merancang RPP yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya.
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
3. Mempersiapkan lembar diskusi kelompok, lembar kuis individu, dan
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru dan siswa.
B. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti yang berperan sebagai pengajar
merealisasikan segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahap perencanaan ke
dalam pembelajaran. Deskripsi pelaksanaan pertemuan pertama pada siklus I
adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal
Dalam kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar antara lain
memulai pembelajaran dengan memimpin doa, mengucapkan salam,
menanyakan kondisi peserta didik. Dilanjutkan dengan melakukan kegiatan
apersepsi yaitu menunjukkan magnet kepada siswa, serta bertanya
fungsinya. Semua jawaban siswa ditampung dan kemudian pengajar
menginformasikan tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran
hari ini tentang pengelompokan benda magnetis dan non magnetis beserta
contohnya.
2. Kegiatan Inti
Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi tentang
memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
Dilanjutkan tanya jawab antar guru dan siswa tentang pengelompokan
benda yang bersifat magnetis dan non magnetis, lalu siswa diminta
35
menyebutkan contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari- hari.
Lalu kegiatan selanjutnya adalah guru membagi kelompok besar yang terdiri
dari 4 siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan
kemampuan heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 1
siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah.
Pembagian kelompok ini dimaksudkan agar terjadi interaksi yang heterogen
antara anggota kelompok yang berbeda- beda tingkat kemampuan
akademik, dan gender seperti yang tertera dalam komponen model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Pada kegiatan pembagian kelompok ini ternyata siswa masih
canggung dengan model pembelajaran ini, masih sering bertanya kepada
guru, dan akibatnya adalah terjadi keributan kecil antara siswa, ditambah
lagi keributan siswa yang disatukan dengan siswa lain yang bukan pilihan
mereka sendiri.
Setelah siswa dibagi kelompok kemudian guru membagikan bahan
diskusi kelompok tentang benda- benda yang bersifat magnetis dan non
magnetis serta penggunaan magnet dalam kehidupan sehari- hari . Dalam
kegiatan diskusi kelompok ini juga belum terjadi kerjasama dan interaksi
yang positif antar anggota kelompok untuk menyelesaikan bahan diskusi.
Penyebabnya adalah seperti pada waktu kegiatan pembagian kelompok,
siswa belum terbiasa bekerja sama dengan teman yang bukan pilihannya
sendiri. Alhasil yang terjadi adalah siswa yang berbeda kelompok malah
asyik mengobrol sendiri.
Tahap berikutnya adalah perwakilan masing- masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pada waktu
memilih anggota kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas juga terjadi sedikit keributan, karena siswa masih merasa
canggung dan malu untuk mewakili kelompoknya. Kemudian dilanjutkan
dengan membuat kesimpulan antara guru dan siswa tentang materi yang
telah dipresentasikan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal- hal yang belum dipahami. Langkah selanjutnya adalah
36
pemberian kuis kepada siswa yang dikerjakan secara inidividu. Kuis
individual digunakan untuk menentukan skor kemajuan tiap siswa dengan
ketentuan skor awal yang telah ditentukan dari nilai semester 1. Kemudian
dari nilai kuis yang diberikan oleh guru dapat diketahui nilai kemajuan
individu siswa. Skor kemajuan kelompok ditentukan dari perkembangan
nilai kelompok siklus pertama pertemuan pertama dan siklus pertama
pertemuan kedua yang masing- masing dijumlahkan dan dibagi dengan
jumlah anggota kelompok. Dari hasil pembagian tersebut didapat rata- rata
nilai tiap kelompok. Kelompok yang mendapatkan skor paling tinggi akan
mendapatkan penghargaan berupa hadiah yang diberikan pada pertemuan
selanjutnya
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa secara bersama- sama menyimpulkan hasil
pembelajaran tentang materi pengelompokan benda magnetis dan non
magnetis beserta contohnya. Kemudian guru menutup pembelajaran
pertemuan pertama. Berikut ini adalah pemaparan hasil pengamatan
berdasarkan lembar observasi.
C. Pengamatan/ Observasi
Pada kegiatan observasi, yang diamati adalah hasil pengamatan berdasarkan
lembar observasi yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai observer
pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama. Berikut ini adalah pemaparan hasil
pengamatan berdasarkan lembar observasi.
1) Hasil Analisis Observasi Guru
Hasil analisis lembar observasi guru pada pertemuan pertama dapat dilihat
pada tabel 4.3 berikut ini.
37
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan ke-1
Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah
1 2,5,6,7,10,14,17,20,25 9 9
2 8,13,16,19,22,24,32 7 14
3 4,12,27,28,30,33 6 18
4 3,1,9,11,15,18,21,23,26,29,31 11 44
Jumlah 85
Dari data hasil observasi lembar observasi guru pada tabel 4.3 kemudian
dihitung skor yang diperoleh menggunakan tabel kriteria skor lembar observasi
guru pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Kriteria Skor Lembar Observasi Guru
No Skor Kualifikasi
1 113 – 132 A
2 97 – 112 B
3 81 – 96 C
4 < 81 D
Pada tabel 4.3 didapat data bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 85.
Apabila dilihat dari tabel 4.4 maka skor 85 dikualifikasikan mendapat nilai C.
Aktivitas guru dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan antara lain dalam
hal memeriksa kesiapan siswa belum terlaksana, guru belum mengoptimalkan
kerjasama siswa di dalam kelompok seperti memotivasi dan mengarahkan untuk
menyelesaikan tugas kelompok.
2) Analisis Hasil Observasi Siswa
Berikut ini adalah hasil analisis dari lembar observasi siswa yang
dilakukan oleh observer pada siklus I pertemuan pertama. Berdasarkan observasi
yang dilakukan observer terhadap aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus I
diperoleh data hasil observasi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
38
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan ke-1
Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah
1 7,11,15,17 4 4
2 2,3,4,5,6,13 6 12
3 1,8,9,10,14,18,19 7 21
4 12,16,20,21,22,23 6 24
Jumlah 61
Data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.5 kemudian dianalisis
hasil penskorannya dengan menggunakan tabel kriteria penskoran lembar
observasi siswa pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Kriteria Skor Lembar Observasi Siswa
No Skor Kualifikasi
1 32 – 92 A
2 70 – 82 B
3 47 – 69 C
4 24 – 46 D
5 23 – 35 E
Dari data pada tabel 4.6 diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh
berjumlah 60. Kemudian jumlah skor tersebut jika dilihat dari tabel kriteria skor
lembar observasi siswa pada tabel 4.6 masuk dalam kualifikasi nilai C. Aktivitas
siswa dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan antara lain yaitu siswa
masih ribut sendiri ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
D. Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dinilai masih banyak
kekurangan jika dilihat dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
Berdasarkan hasil diskusi pengajar dengan observer, kekurangan tersebut antara
lain : a) siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang menuntut siswa untuk belajar di dalam kelompok, b) siswa masih terlihat
asyik sendiri bermain dengan siswa lain yang berbeda kelompok, c) guru dalam
pembelajaran kurang dapat mengarahkan siswa bekerja dalam kelompok .
Berdasarkan hasil analisis hasil observasi guru dan siswa terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan, maka peneliti dan guru kelas berdiskusi untuk