-
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah PAUD Satria Tunas Bangsa
Salatiga
yang beralamat di jalan Hasanudin no 3B Gereja Bethel Indonesia
Hasanudin
Salatiga. Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2014/2015
dengan subyek
penelitian berjumlah 19 anak terdiri dari 9 anak laki-laki dan
10 anak perempuan.
Data anak kelompok B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga dapat
dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
Data anak kelompok B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga
Jenis Kelamin Jumlah Anak %
Laki-laki 9 47%
Perempuan 10 53%
Total 19 100%
4.2 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal)
Kondisi prasiklus atau kondisi awal ini merupakan kondisi
sebelum
dilakukannya penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan
hasil
pengamatan/observasi yang dilakukan di kelas B2 PAUD Satria
Tunas Bangsa
Salatiga, tingkat kedisiplinan anak di kelas B2 ini masih
rendah.
-
38
Kedisiplinan anak yang rendah tersebut terlihat dari banyaknya
anak yang
sering datang terlambat, tidak bisa antri saat berbaris dan
mencuci tangan, tidak
mau merapikan mainan setelah bermain, menaruh mainan tidak pada
tempatnya,
suka mengganggu teman saat belajar, mengerjakan tugas tidak
sesuai dengan
perintah guru, serta tidak menggunakan alat-alat yang ada di
kelas sesuai dengan
fungsinya seperti alat-alat tulis, alat-alat kebersikan, dan
alat-alat mainan.
Kedisiplinan anak kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa ini di
katakan
rendah terlihat dari beberapa indikator penilainan yaitu sebagai
berikut ; selalu
datang tepat waktu, menggunakan benda sesuai fungsinya,
mengambil dan
mengembalikan benda pada tempatnya, tertib menunggu giliran,
berusaha menaati
aturan yang sudah disepakati.
Hasil pengamatan yang dilakukan penulis dari 19 anak yang ada di
kelas
B2, ada 6 anak yang sudah memiliki sikap disiplin yang
Berkembang Sangat Baik
(BSB), 3 anak dengan kedisiplinan yang Berkembang Sesuai Harapan
(BSH), 3
anak memiliki sikap disiplin yang sudah Mulai Muncul (MM), dan 7
anak yang
masih memiliki sikap disiplin yang sangat rendah atau Belum
Muncul (BM).
Berdasarkan hasil observasi tersebut maka membuktikan bahwa
kedisiplinan anak
kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga masih rendah. Melihat
hasil
tersebut penulis akan melakukan penelitian dengan memberikan
tindakan melalui
metode bercerita menggunakan gambar.
Distribusi kedisiplinan anak kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa
Salatiga
pada prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut :
-
39
Tabel 4.2
Kedisiplinan anak kelas B2 pada kondisi prasiklus
No Kategori f %
1 BSB (berkembang sangat baik) = 10-13 6 31,57%
2 BSH (berkembang sesuai harapan) = 7-9 3 15,78%
3 MM (mulai muncul) = 4-6 3 15,78%
4 BM (belum muncul) = 1-3 7 36,84%
Total 19 100%
Berdasarkan distribusi kedisiplinan anak kelas B2 yang ada pada
tabel 4.2
di atas maka kondisi prasiklus dapat digambarkan pada diagram di
bawah berikut
ini :
Gambar 4.1 Diagram Persentase Kedisiplinan Anak Kelas B2 Pada
Prasiklus
0,00%5,00%
10,00%15,00%20,00%25,00%30,00%35,00%40,00%
6 3 3 7
BSB BSH MM BM
prasiklus 31,57% 15,78% 15,78% 36,84%
prasiklus
-
40
Berdasarkan pada tabel 4.2 dan gambar diagram 4.2 di atas
dapat
disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan anak kelas B2 PAUD Satria
Tunas
Bangsa Salatiga masih sangat rendah, hal tesebut terlihat dari
hasil presentase
dimana hanya ada 6 (31.57%) anak yang kedisiplinannya sudah
Berkembang
Sangat Baik (BSB), 3 (15,78%) anak kedisiplinannya Berkembang
Sesuai
Harapan (BSH), 3 (15,78%) anak yang kedisiplinannya Mulai Muncul
(MM),
serta 7 (36,84%) anak yang masih berada pada kategori Belum
Muncul (BM).
Melihat hasil presentase tersebut maka tingkat kedisiplinan anak
masih belum
mencapai kategori berkembang sangat baik dengan indikator
keberhasilan 80%.
Hasil observasi pada prasiklus ini, dimana kedisiplinan anak
kelas B2 PAUD
Satria Tunas Bangsa Salatiga masih rendah, maka akan menjadi
pertimbangan
bagi peneliti dalam membuat perencanaan agar dapat meningkatkan
kedisiplinan
anak kelompok B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga dengan metode
bercerita
menggunakan gambar.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus I dalam peneltian tindakan kelas ini akan ada 3 kali
pertemuan
dengan langkah-langkah yang dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Berikut adalah rincian yang dilakukan
:
4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum melakukan tindakan pada penelitian ini, penulis terlebih
dahulu
membuat perencanaan tindakan berupa mengidentifikasi masalah
serta
mengembangkan pemecahan masalah. Rincian pada tahap perencanaan
adalah
sebagai berikut :
-
41
a) Membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian).
b) Mempersiapkan media pembelajaran, yaitu gambar yang akan
digunakan saat
bercerita
c) Mempersiapkan materi cerita yang akan disampaikan kepada
anak-anak
d) Menyiapkan lembar observasi tentang kedisiplinan anak yang
sesuai dengan
indikator kedisiplinan.
e) Membuat evaluasi setiap tahap hasil penelitian, agar dapat
mengetahui hasil dari
penelitian tindakan kelas.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
4.3.2.1 Pertemuan Pertama
Pelasanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksakanan
pada
hari senin tanggal 18 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah
dibuat pada tahap
perencanaan tindakan.
a. Kegiatan Awal
Bel masuk berbunyi anak-anak berbaris di depan kelas, anak-anak
masuk kelas
setelah dipersilahkan guru. Anak-anak langsung duduk menempati
tempat
duduknya masing-masing, guru mengabsen anak. Setelah itu
mengucapkan salam
dan berdoa memulai pembelajaran, kemudian guru mengajak
anak-anak bernyanti
lagu “selamat pagi Tuhan”, dan bernyanyi lagu “setingi-tingginya
langit”. Selesai
bernyanyi guru bercerita tentang seorang anak yang disiplin
menggunakan alat
peraga gambar. Usai bercerita guru mengajak anak-anak mengingat
hari, tanggal,
bulan, tahun, dan menyampaikan tentang tema/subtema pembelajaran
di hari itu.
-
42
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang tema rekreasi dan melakukan kegiatan
Tanya jawab
tentang tema rekreasi. Setelah itu guru memberi tugas kepada
anak-anak
menirukan tulisan membentuk kalimat kemudian disimulasikan
dengan kegiatan
mendaki gunung. Setelah selesai semua tugas bel istirahat
berbunyi.
c. Istitahat
Guru mengajak anak-anak berdoa sebelum istirahat dan makan
bekal. Setelah
berdoa guru mempersilahkan anak-anak untuk mencuci tangan
sebelum makan
bekal, kemudian anak-anak makan bekal dan setelah makan bekal
anak bermain
didalam kelas. Setelah usai waktu istirahat bel berbunnyi tanda
istirahat usai.
d. Kegiatan Akhir
Guru mengajak anak-anak untuk piket membersihkan kelas sebelum
kegiatan
akhir dimulai. Setelah selesai guru melakukan Recalling/Tanya
jawab tentang
pembelajaran sehari mulai dari kegiatan awal sampai selesai
istirahat, kemudian
guru menyampaikan pesan-pesan kepada anak-anak, selanjutnya
menyanyikan
lagu-lagu kebangsaan lagu “tujuh belas agustus” dan lagu “satu
nusa-satu
bangsa”. Usai menyanyi guru menyampaikan pengumuman, salam, doa
pulang,
kemudian anak-anak berbaris dan bersalaman dengan ibu guru, dan
pulang.
4.3.2.2 Pertemuan Kedua
Pelasanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksakanan
pada hari
selasa tanggal 19 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah dibuat
pada tahap
perencanaan tindakan.
-
43
a. Kegiatan Awal
Bel masuk berbunyi anak-anak langsung berbaris didepan kelas
didampingi oleh
guru. Guru mempersilahkan anak-anak masuk kelas sambil
bersalaman dengan
guru. Anak-anak langsung menempati tempat duduknya
masing-masing.
Kemudian guru mengabsen anak-anak, mengucapkan salam dan berdoa
memulai
pembelajaran. Selesai berdoa guru mengabsen anak-anak dan
mengajak anak-anak
menyanyikan lagu “selamat pagi bapa” dan lagu “pelangi-pelangi”.
Guru bercerita
tentang dua kakak adik yang disiplin dalam segala hal. Setelah
bercerita guru
menyampaikan tema/sub tema pembelajaran di hari itu.
b. Kegiatan Inti
Guru mengajar dan menjelaskan tentang tema transportasi,
kemudian melakukan
Tanya jawab tentang jenis-jenis alat transportasi. Setelah
menjelaskan materi guru
memberi tugas kepada anak-anak dengan meniru tulisan guru di
buku kotak,
menggunting, menempelkan gambar alat transportasi sesuai
tempatnya.
c. Istirahat
Bel istirahat berbunyi, guru mengajak anak-anak berdoa makan.
Setelah berdoa
guru mempersilahkan anak-anak mencuci dan makan bekalnya
masing-masing.
Selesai makan bekal anak-anak bermain di dalam kelas menggunakan
semua alat
mainan yang ada di dalam kelas.
d. Kegiatan Akhir
Setelah bel tanda istirahat usai guru masuk ke dalam kelas dan
mengajak anak-
anak untuk piket membersihkan dan merapikan kelas. Selanjutnya
selesai piket
guru menyuruh anak-anak untuk duduk kembali ke tempat duduknya
masing-
-
44
masing. Kegiatan seterusnya adalah mengulas kegiatan sehari
yaitu Tanya jawab
tentang semua kegiatan yang telah dilakukan selama sehari, mulai
dari kegiatan
awal hingga istirahat, dan guru menyampaikan pesan-pesan budi
pekerti kepada
anak-anak. Usai mengulas tentang kegiatan sehari guru mengajak
anak
menyanyikan lagu-lagu kebangsaan yeitu lagu “Indonesia Raya” dan
lagu “halo-
halo bandung”. Kemudian guru memberi pengumuman, salam, doa
pulang,
memakai sepatu dan berbaris bersalaman dengan guru sambil keluar
dal pulang.
4.3.2.3 Pertemuan Ketiga
Pelasanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketigaa dilaksakanan
pada hari
kamis tanggal 21 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah dibuat
pada tahap
perencanaan tindakan.
a. Kegiatan Awal
Bel masuk berbunyi anak-anak berbaris didepan kelas
didampingioleh guru, guru
mempersilahkan anak-anak masuk kelas sambil bersalaman dengan
guru. Anak-
anak lagsung duduk di tempat duduknya masing-masing. Guru
mengabsen anak-
anak kemudian mengucapkan salam dan berdoa memulai proses
pembelajaran.
Guru mengajak anak menyanyikan lagu “aku tresno Yesus” dalan 3
versi bahasa
yaitu bahasa jawa, inggris dan bahasa Indonesia. Setelah
bernyanyi guru bercerita
tentang cetita kedisiplinan. Usai bercerita guru menyampaikan
tentang tema
pembelajaran.
-
45
b. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang tema Air Udara
Api, guru
menjelaskan tentang apa itu Air, Udara, dan Api, dan menjelaskan
tentang
manfaat/fungsi dan bahaya Air, Udara, dan Api. Kemudian guru
meminta anak-
anak bercerita tentang pengalamannya tentang Air, Udara, Api,
setelah itu guru
memberi tugas menirukan tulisan guru, melakukan permainan
menindahkan lilin,
dan memindahkan bola pimpong dengan cara meniupnya. Sebelum
anak-anak
melakukan tugas yang diberikan guru memberikan contoh terlebih
dahulu sampai
anak-anak mengerti.
c. Istirahat
Bel istirahat berbunyi guru mengajak anak-anak berdoa makan,
kemudian
mencuci tangan, dan makan bekalnya masing-masing. Selesai makan
bekal anak-
anak bermain didalam kelas.
d. Kegiatan Akhir
Bel berbunyi guru mengajak anak-anak untuk piket merapikan
kelas. Setelah
selesai guru menyuruh anak-anak duduk di tempat duduknya
masing-masing.
Kemudian guru mengulas kembali tentang semua kegiatan yang telah
dilakukan
selama sehari mulai dari kegiatan awal sampai istirahat. Guru
menyampaikan
pesan-pesan kepada anak-anak sesuai dengan isi cerita yang
disampaikan guru
pada kegiatan awal, mengajak anak-anak menanyikan lagu-lagu
kebangsaan lagu
“halo-halo bandung”dan lagu “satu nusa satu bangsa”. Selanjutnya
mengucapkan
pengumuman, mengucapkan salam, berdoa pulang, memakai sepatu,
kemudian
berbaris, bersalaman dengan guru dan pulang.
-
46
4.3.3 Pengamatan/Observasi siklus I
Pada pemberian tindakan pada siklus I mulai pertemuan 1-3,
selama proses
pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir penulis melakukan
pengamatan
dengan meminta rekan sesama mahasiswa menjadi pengamat/observer
untuk
mengamati sikap kedisiplinan anak, pengamat/observer dalam
pelaksanaan siklus
1 yaitu penulis sendiri bersama 2 teman Dharmayanti Tuti, Elpina
Devi.
Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang
di pegang
masing-masing observer dengan mencentang setiap butir amatan
indikator
kedisiplinan pada lembar observasi.
Menurut pengamat/observer pada siklus I anak-anak sudah
menunjukan
bersemangat saat mendengarkan cerita, tetapi hanya beberapa anak
saja yang
memperhatikan guru dengan baik sedangkan anak yang lain asik
cerita sendiri,
ada yang mengganggu temannya. Hal tersebut disebabkan karena
posisi duduknya
di kursi sehingga tidak memperhatikan guru dan tidak memahami
isi cerita yang
disampaikan guru, juga saat bercerita guru sulit berfokus kepada
anak-anak karena
anak-anak duduk dibagi dua kelompok.
Hasil observasi pada siklus I ini menunjukkan masih belum
maksimalnya
peningkatan kedisiplinan pada anak di kelas B2 PAUD Satria Tunas
Bangsa
Salatiga, oleh sebab itu maka peneliti akan berkoordinasi lagi
dengan guru kelas
untuk merancang kembali penelitian dengan melakukan beberapa
perbaikan
sesuai dengan kekurangan pada siklus I, setelah melakukan
koordinasi dengan
guru kelas maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus
II.
-
47
4.3.4 Hasil Observasi Siklus I
Hasil observasi anak-anak pada pemberian tindakan pada
pelaksanaan
penelitian siklus I dapat dilihat pada data-data berikut :
Tabel 4.3
data perolehan skor anak pada siklus I pertemuan 1, 2, dan 3
No Nama Skor Kedisiplinan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1 Cr 3 3 4
2 Cc 9 9 10
3 Fd 10 10 10
4 Ar 11 11 11
5 Wd 12 13 13
6 Kr 3 3 4
7 Krr 9 9 10
8 Gb 5 5 8
9 Eg 5 7 8
10 Vc 2 2 2
11 Lv 2 3 3
12 Vnd 11 11 12
13 En 11 11 11
14 Nn 3 5 8
15 Els 9 10 11
16 Jn 2 2 4
17 Nn 11 11 12
18 Dn 10 11 13
19 Kvn 4 4 7
-
48
Tabel 4.4
distribusi kedisiplinan anak pada siklus 1
No Kategori Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
f % f % f %
1 BSB (berkembang sangat
baik) = 10-13
7 36,84% 8 42,10% 10 52,63%
2 BSH (berkembang sesuai
harapan) = 7-9
3 15,78% 3 15,78% 4 21,05%
3 MM (mulai muncul) = 4-6 3 15,78% 3 15,78% 3 15,78%
4 BM (belum muncul) = 1-3 6 31,52% 5 26,31% 2 10,52%
Total 19 100% 19 100% 19 100%
Berdasarkan dari data pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat dilihat
hasil
pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama 7 (36,84%)
anak yang
masuk kedalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), 3 (15,78%)
anak
masuk pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 3 (15,78%)
masuk
kategori Mulai Muncul (MM), dan 6 (31,52%) anak masuk kategori
Belum
Muncul (BM). pada siklus I pertemuan kedua anak yang masuk di
kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB) meningkat menjadi 8 (42,10%) anak,
yang
masuk kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) tidak mengalami
perubahan
yaitu tetap 3 (15,78%) anak, begitu juga dengan kategori Mulai
Muncul (MM)
juga tidak ada perubahan tetap 3 (15,78%) anak, sedangkan
kategori Belum
Muncul (BM) terjadi perubahan mengalami penurunan menjadi 5
(26,31%). Pada
pertemuan ketiga anak yang masuk pada kategori Berkembang Sangat
Baik (BSB)
meningkat menjadi 10 (52,63%) anak, kategori Berkembang Sesuai
Harapan
-
49
(BSH) juga meningkat menjadi 4 (21,05%) anak, tetapi pada
kategori Mulai
Muncul (MM) tetap tidak berubah masih 3 (15,78%), namun pada
kategori Belum
Muncul (BM) mengalami penurunan yaitu menjadi 2 (10, 52%).
Berikut adalah diagram persertase kedisiplinan anak kelas B2
PAUD
Satria Tunas Bangsa :
Gambar 4.2 Diagram Persentase Kedisiplinan Anak Kelas B2 PAUD
Satria
Tunas Bangsa pada siklus I
Berdasarkan penjelasan di atas yang dapat dilihat dari tabel
4.3, tabel 4.4,
dan pada gambar diagram 4.2, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
hasil
pelaksanaan tindakan pada siklus I mulai dari pertemuan 1-3
mengalami
peningkatan dibandingkan dengan kondisi prasiklus, tetapi belum
mencapat
indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 80%.
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3
BSB 36,84% 42,10% 52,63%
BSH 15,78% 15,78% 21,05%
MM 15,78% 15,78% 15,78%
BM 31,57% 26,31% 10,52%
siklus I
-
50
4.3.5 Refleksi Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I berjalan dengan baik namun
masih
belum berhasil sesuai harapan dan belum mencapai indikator
keberhasilan yang
sudah ditetapkan yaitu 80% dari jumlah anak. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil
pada pelaksanaan pada pertemuan terakhir siklus I, dimana anak
yang masuk
dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) mencapai 52,63%,
yang masuk
dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 21,05%, kategori
Mulai
Muncul (MM), dan anak yang masuk kategori Belum Muncul (BM)
10,52 %.
Karena belum mencapai indikator keberhasilan maka penulis
berkoordinasi
dengan guru untuk melakukan perbaikan yang akan dilanjutkan pada
siklus II.
Menurut observer ada beberapa masalah yang menyebabkan
pelaksanaan siklus I
belum berhasil, yaitu :
1) Posisi duduk anak-anak saat mendengarkan cerita, saat
mendengarkan cerita anak-
anak posisi duduk di kursi sehingga guru tidak bisa menjangkau
anak-anak secara
keseluruhan dan anak-anak jadi tidak fokus mendengarkan guru
yang sedang
bercerita tetapi malah asik bermain dengan temannya
2) Tidak ada simulasi langsung contoh-contoh kedisiplinan yang
guru ceritakan
3) Guru hanya bercerita di kegiatan awal, tidak mengingatkan
anak lagi saat kegiatan
inti sampai kegiatan akhir
Melihat hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I masih belum
berhasil
mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian ini akan
dilanjutkan pada siklus
II sampai hasil penelitian ini mencapai indikator keberhasilan
yang sudah
ditetapkan.
-
51
4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II ini adalah sebagai upaya untuk melakukan
perbaikan
dengan melihat kelemahan pada siklus I, dan akan dilaksanakan
selama tiga kali
pertemuan. berikut adalah rincian tahapan pelaksanaan siklus II
:
4.4.1. Perencanaan Tindakan Siklus II
Berikut adalah kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan
pada
siklus II ini yaitu :
a) Membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian).
b) Mempersiapkan media pembelajaran, yaitu gambar yang akan
digunakan saat
bercerita
c) Mempersiapkan materi cerita yang akan disampaikan kepada
anak-anak
d) Menyiapkan lembar observasi tentang kedisiplinan anak yang
sesuai dengan
indikator kedisiplinan.
e) Membuat evaluasi setiap tahap hasil penelitian, agar dapat
mengetahui hasil dari
penelitian tindakan kelas.
4.4.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
4.4.2.1 Pertemuan Pertama
Pelasanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama
dilaksakanan pada
hari senin tanggal 25 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah
dibuat pada tahap
perencanaan tindakan.
-
52
a. Kegiatan Awal
Bel masuk berbunyi anak-anak berbaris di depan kelas, guru
mendampingi anak-
anak berbaris kemudian mempersilahkan anak masuk ke dalam kelas
sambil
menyalami guru.
Anak-anak duduk dikarpet, guru mengabsen anak-anak, mengucapkan
salam dan
berdoa memulai proses belajar. Selesai berdoa guru mengajak
anak-anak
bernyanyi lagu “jalan serta Yesus” dan lagu “kasih Yesus”.
Setelah bernyanyi
guru bercerita tentang seorang anak yatim piatu yang rajin dan
mempunyai sikap
disiplin yang baik. Saat bercerita guru mengajak anak-anak
mensimulasikan
beberapa tindakan yang menunjukan sikap disiplin sesuai dengan
isi cerita yang
disampaikan. Usai bercerita guru menyampaikan tema pembelajaran
pada tanggal
25 mei 2015.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan pembelajaran tentang tema alat komunikasi,
kemudian Tanya
jawab tentang jenis-jenis alat komunikasi, dan Tanya jawab
tentang mamfaat
komunikasi serta cara menggunakannya. Setelah menjelaskan
pembelajaran guru
memberikan tugas kepada anak-anak yang pertama mengenal
penggabungan kata
dengan meniru tulisan guru, yang kedua mozaik tulisan pada
gambar, anak
mengerjakan tugas duduk di bangkunya masing-masing. Sebelum
anak-anak
mengerjakan tugasnya guru kembali menyampaikan pesan cerita yang
tadi
diceritakan pada kegiatan awal. Selesai mengerjakan tugas
anak-anak
mengumpulkan tugas dan bersiap menunggu waktu istirahat.
-
53
c. Istirahat
Bel istirahat berbunyi guru mengajak anak-anak untuk duduk
kembali dikarpet
dan memulai berdoa makan. Setelah berdoa guru kembali
mengingatkan anak-
anak untuk mencontohi tokoh cerita yang disampaikan guru di
kegiatan awal.
Kemudian guru mempersilahkan anak-anak untuk mencuci tangan dan
setelah itu
makan bekalnya. Selesai makan anak-anak bermain di dalam
kelas.
d. Kegiatan Akhir
Setelah jam istirahat usai guru mengajak anak-anak untuk piket
kelas,
membersihkan dan merapikan kembali kelasnya. Guru melanjutkan
dengan
mengulas kembali semua kegiatan selama sehari.sebelum anak
bersiap-siap untuk
pulang guru kembali mengingatkan anak tentang cerita anak yatim
piatu yang
sangat disiplin dan guru menyampaikan pesan bahwa anak-anak juga
bisa menjadi
seperti anak dalam cerita tersebut. Usai menyampaikan
pesan-pesan guru
mengajak anak-anak menyanyikan lagu kebangsaan lagu “dari sabang
sampai
merauke” dan lagu “tujuh belas agustus”. Selanjutnya abak-anak
mengucapkan
pemgumuman, salam, berdoa, memakai sepatu dan berbaris, kemudian
menyalami
guru satu persatu dan pulang.
4.4.2.2 Pertemuan Kedua
Pelasanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksakanan
pada
hari selasa tanggal 26 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah
dibuat pada tahap
perencanaan tindakan.
-
54
a. Kegiatan Awal
Saat bel berbunyi anak-anak berbaris di depan kelas, setelah
barisan rapi guru
mempersilahkan anak untuk masuk kelas. Anak-anak duduk di bawah
pada karpet
yang sudah di persiapkan guru. Ketika anak sudah duduk guru
langsung mengajak
anak-anak untuk mengucapkan salam dan berdoa memulai proses
pembelajaran.
Setelah berdoa guru mengajak anak-anak keluar kelas untuk
mengelilingi
lingkungan sekolan sambil bernyanyi lagu naik-naik ke puncak
gurung dan lagu
naik kereta api secara berulang-ulang sampai anak-anak kembali
ke kelas. Setelah
kembali ke dalam kelas guru mengabsen anak-anak. Kemudian guru
mulai
bercerita menggunakan gambar-gambar yang menunjukan sikap
disiplin dan
sambil bercerita guru mengajak anak mensimulasikan langsung
sesuai dengan
gambar. Usai menyampaikan cerita guru menyampaikan tema
pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiata inti guru menjelaskan dan Tanya jawab dengan
anak-anak tentang
tema tanah airku. Setelah menjelaskan tentang pembelajaran guru
kemudian
memberikan tugas kepada anak-anak, tugas yang pertama mengenal
pengurangan
benda, kedua tugasnya adalah mencetak. Sebelum mengerjakan tugas
kembali
guru meningatkan kepada anak tentang pesan pada cerita di
kegiatan awal. Setelah
itu anak-anak langsung mengerjakan tugas yang diberikan.
c. Istirahat
Bel berbunyi anak-anak mengumpulkan tugas kemudian kembali duduk
di karpet
dan guru mengajak anak-anak berdoa sebelum makan. Usai berdoa
guru
mengingatkan anak-anak untuk bermain dan menggunakan alat-alat
mainan sesuai
-
55
fungsinya sesuai isi cerita yang disampaikan guru pada kegiatan
awal. Setelah itu
anak-anak mencuci tangan dan makan bekal. Selesai makan bekal
anak lanjut
bermain didalam kelas.
d. Kegiatan Akhir
Setelah waktu istirahat selesai guru mengajak anak piket.
Kemudian guru
mengulas kembali kegiatan yang telah dilaksanakan sehari. Guru
bertanya
kembali tentang kegiatan anak di awal, siapa anak yang masih
ingat di kegiatan
awalguru berceritatentang apa, kemudian gueu menyampaikan pesan
kembali agar
anak-anak mempunyai sikap disiplin yang baik. Usai menyampaikan
pesan-pesan
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan lagu
“halo-halo” bandung
dan lagu “Indonesia Raya”. Kemudian mengucapkan pengumuman,
salam, doa,
memakai sepatu, berbaris dan pulang.
4.4.2.3 Pertemuan Ketiga
Pelasanaan tindakan pada siklus II pertemuan ketiga dilaksakanan
pada
hari selasa tanggal 28 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah
dibuat pada tahap
perencanaan tindakan.
a. Kegiatan Awal
Bel masuk berbunyi seperti biasa anak-anak berbaris di depan
kelas didampingi
oleh guru, setelah rapi guru mempersilahkan anak masuk kelas.
Anak-anak duduk
di karpet yang sudah disiapkan guru, kemudian guru mengucapkan
salam dan
mengajak anak berdoa untuk mengawali proses belajar. Usai berdoa
guru
mengabsen anak-anak dan setelah absen guru mengajak anak
bernyanyi lagu
-
56
“dalamnya hatiku”. Kemudian guru bercerita tentang dua sahabat
yang disiplin
dalam segala hal, guru bercerita menggunakan media gambar yang
cocok dan
sesuai dengan tema cerita. Selama kegiatan cerita guru mengajak
anak melakuka
simulasi seperti cerita yang disampaikan.
b. Kegiatan Inti
Di kegiatan inti ini guru menjelaskan pembelajaran tentang tema
alam semesta.
Guru melakukan Tanya jawab tentang apa saja benda yang ada di
alam semesta
kita ini. Guru memberikan tugas kepada anak-anak yaitu :
mengelompokan benda
dan menjemur huruf menjadi kata. Sebelum memulai membuat tugas
guru
mengingatkan kembali anak-anak tentang pesan dalam cerita pada
kegiatan awal,
agar anak-anak dapat melakukan tugas sesuai yang di
perintahkan.
c. Istirahat
Saat bel istirahat berbunyi guru mengajak anak duduk di karpet
untuk berdoa,
setelah berdoa guru mrngingatkan kepada anak-anak agar bermain
dengan baik.
Setelah itu guru menyuruh anak untuk mencuci tangan dan makan
bekalnya.
Setelah makan anak-anak bermain di dalam kelas hingga waktu
istirahat usai.
d. Kegiatan Akhir
Usai istirahat guru mengajak anak-anak merapikan kelas. Sesudah
itu guru
mengulas dan Tanya jawab tentang kegiatan yang dilakukan selama
sehari.
Kemudian sebelum pulang guru menberi pesan-pesan agar anak-anak
tetap bisa
menjadi anak yang taat dan patuh kepada orang tua maupun guru.
Sebelum pulang
guru mengajak anak menyanyikan lagu “padamu negeri” dan lagu
“hari sudah
-
57
siang”. Kemudian guru mengajak anak-anak mengucapkan pengumuman,
salam
doa pulang, memakai sepatu, berbaris dan pulang.
4.4.3. Observasi Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II pengamatan/observasi dilakukan sama
seperti
di siklus I, yaitu pengamatan dilakukan selama proses
pembelajaran dari awal
hingga akhir. Pengamat pada penelitian ini juga sama pada siklus
I ada 3 orang,
penulis sendiri, Dharmayanti Tuti, Elpina Devi.
Hasil pengamatan menurut observer pada pelaksanaan siklus II
berjalan
dengan baik, anak-anak sangat antusias saat mendengarkan cerita,
dan senang jika
guru meminta maju ke depan untuk memperagakan seperti pada
gambar. Anak-
anak bisa memahami maksud guru karena posisi duduk di
bawah/karpet sehingga
penguasaan guru terhadap anak saat bercerita sudah lebih baik,
juga dengan
adanya memperagakan langsung oleh anak dan guru yang selalu
mengingatkan
pesan cerita yang disampaikan pada setiap kegiatan mulai dari
kegiatan awal
sampai kegiatan akhir, jadi anak-anak selalu mengingat
pesan-pesan cerita yang
disampaikan guru.
Menurut observer selama berjalannya siklus II mulai dari
pertemuan 1-3
kedisiplinan anak-anak di kelas B2 sudah meningkat, hal tersebut
dilihat dari hasil
observasi dimana terjadi peningkatan pada hasil observasi.
Berdasarkan hasil
tersebut maka pada siklus II ini berhasil, maka penelitian ini
tidak perlu
dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
-
58
4.4.4. Hasil Observasi Siklus II
Hasil pemberian tindakan pada pelaksanaan tindakan siklus II
dapat dilihat
pada data-data berikut :
Tabel 4.5
Data Perolehan Skor Anak Pada Siklus II Pertemuan 1, 2, Dan
3
No Nama Skor Kedisiplinan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1 Cr 4 8 9
2 Cc 10 12 13
3 Fd 11 12 13
4 Ar 11 13 13
5 Wd 13 13 13
6 Kr 7 8 12
7 Krr 10 13 13
8 Gb 11 13 13
9 Eg 11 13 13
10 Vc 2 6 7
11 Lv 4 8 9
12 Vnd 13 13 13
13 En 13 13 13
14 Nn 8 11 11
15 Els 12 12 13
16 Jn 8 11 11
17 Nn 13 13 13
18 Dn 13 13 13
19 Kvn 8 11 11
-
59
Tabel 4.6
Distribusi Kedisiplinan Anak Pada Siklus II
No Kategori Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
f % f % f %
1 BSB (berkembang sangat
baik) = 10-13
12 63,15% 15 78,95% 16 84,22%
2 BSH (berkembang sesuai
harapan) = 7-9
4 21,05% 3 15,78% 3 15,78%
3 MM (mulai muncul) = 4-6 2 10,52% 1 5,26% 0 0%
4 BM (belum muncul) = 1-3 1 5,26% 0 0% 0 0%
Total 19 100% 19 100% 19 100%
Dari data tabel 4.5 dan 4.6 di atas dapat dilihat bahwa hasil
pelaksanaan
siklus II ini mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama anak
yang masuk
dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) meningkat menjadi 12
(63,51%)
anak, kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 (21,05%), yang
masuk
kategori Mulai Muncul (MM) 2 (10,52%), dan yang masuk kategori
Belum
Muncul (BM) 1 (5,26%). Pada pertemuan kedua juga meningkat yang
masuk
kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) mengalami peningkatan
menjadi 15
(78,95%), Berkembang Sesuai Harapan (BSH) turun menjadi 3
(15,78%) anak,
kategori Mulai Muncul (MM) menjadi 1 (5,26%) anak, dan kategori
Belum
Muncul (BM) tidak ada. Pada pertemuan ketiga juga meningkat anak
yang berada
pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) lebih meningkat lagi
menjadi 16
(84,22%) anak, kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3
(15,78%) anak,
-
60
sedangkan pada kategori Mulai Muncul (MM) dan Belum Muncul (BM)
tidak
ada. Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan pelaksanaan
siklus II ini
meningkat dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah
di tentukan yaitu
80%.
Berikut adalah diagram hasil pelaksanaan pada siklus II :
Gambar 4.3 Diagram Persentase Kedisiplinan Anak Kelas B2 PAUD
Satria
Tunas Bangsa Pada Siklus II
4.4.5. Refleksi Siklus II
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada siklus II
kedisiplinan anak
kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga meningkat, hal
tersebut dapat
dilihat dari hasil pertemuan terakhir yaitu pertemuan 3, anak
yang masuk kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB) meningkat menjadi 84,22%,
kategori
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebesar 15,78%, dan pada
kategori Mulai
0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%90,00%
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3
BSB 63,15% 78,93% 84,22%
BSH 21,01% 15,78% 15,78%
MM 10,52% 5,26% 0%
BM 5,26% 0% 0%
siklus II
-
61
Muncul (MM) dan Belum Muncul (BM) tidak ada. Dengan hasil
pencapaian
84,22% ini berarti pelaksanaan seklus II ini berhasil maka tidak
perlu ada
perbaikan ke siklus selanjutnya.
4.5 Analisis Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas upaya meningkatkan kedisiplinan anak
usia 5-6
Tahun melalui metode bercerita menggunakan media gambar.
Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan dalam tiga
kali pertemuan
dan siklus II juga dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.
Hasil penelitian pada
pelaksanaan tindakan siklus I kedisiplinan anak sudah meningkat
dibandingkan
dengan kondisi awal, namun peningkatan tersebut belum mencapai
indikator
keberhasilan yang telah ditentukan. Karena pada pelaksanaan
tindakan siklus I
belum berhasil maka penulis melakukan koordinasi dengan guru
untuk
merencanakan perbaikan dan melanjutkan penelitian ini pada
siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan observer penelitian ini,
pelaksanaan mulai
dari siklus I sampai siklus II kedisiplinan anak di kelas B2
PAUD Satria Tunas
Bangsa mengalami peningkatan. Keberhasilan peningkatan
kedisiplinan anak
kelas B2 mulai dari prasiklus, pelaksanaan siklus I dan siklus
II melalui metode
bercerita menggunakan gambar dapat dilihat pada tabel berikut
:
-
62
Tabel 4.7
perbandingan hasil penelitian prasiklus, siklus I, dan siklus
II
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
f % f % f %
1 BSB (berkembang sangat
baik) = 10-13
6 31,57% 10 52,63% 16 84,22%
2 BSH (berkembang sesuai
harapan) = 7-9
3 15,78% 4 21,05% 3 15,78%
3 MM (mulai muncul) = 4-6 3 15,78% 3 15,78% 0 0%
4 BM (belum muncul) = 1-3 7 36,84% 2 10,52% 0 0%
Total 19 100% 19 100% 19 100%
Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa hasil penelitian ini
meningkat
mulai dari tahap prasiklus kemudian dilaksanakan siklus satu,
dan perbaikan pada
siklus II. Pada tahap prasiklus anak yang masuk dalam kategori
Berkembang
Sangat Baik (BSB) hanya 6 anak atau 31,57%, kategori Berkembang
Sesuai
Harapan (BSH) ada 3 anak atau 15,78%, kategori Mulai Muncul (MM)
juga 3
anak atau 15,78%, dan yang masuk kategori Belum Muncul (BM)
7anak atau
36,84%. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus I anak yang masuk
pada kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB) bertambah menjadi 10 anak atau
52,63%, anak
yang masuk pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) juga
bertambah
menjadi 4 anak atau 21,05%, pada kategori Mulai Muncul (MM)
tetap 3 anak atau
15,78%, sedangkan pada kategori Belum Muncul (BM) menurun
menjadi 2 anak
-
63
atau 10,52%. Hasil penelitian pada siklus I meningkat yang
awalnya pada
prasiklus anak yang masuk pada kategori berkembang sangat baik
hanya 6 anak
tetapi pada pelaksanaan siklus I meningkat menjadi 10 anak atau
52, 63%. Namun
hasil pelaksanaan pada siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan yang telah
ditetapkan yaitu 80%, kemudian penelitian ini dilanjutkan ke
siklus II dengan
hasil anak yang masuk pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB)
meningkat
menjadi 16 anak atau 84,22%, anak yang masuk pada kategori
Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) ada 3 anak atau 15,78%, dan pada kategori
Mulai Muncul
(MM) dan Belum Muncul (BM) tidak ada.
Perbandingan hasil penelitian mulai dari tahap prasiklus,
kemudian siklus
I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus
II
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
prasiklus silkus I siklus II
BSB 31,57% 52,63% 84,22%
BSH 15,78% 21,05% 15,78%
MM 15,78% 15,78% 0%
BM 36,84% 10,52% 0%
-
64
Dari gambar diatas menunjukan hasil penelitian ini meningkat
mulai dari
tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal tersebut terlihat
dari hasil observasi
dimana yang pada tahap prasiklus anak yang masuk pada kategori
Berkembang
Sangat Baik (BSB) ada anak atau 31,57%, kemudian pada
pelaksanaan siklus I
anak yang masuk pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB)
meningkat
menjadi 10 anak atau 52,63%, selanjutnya karena hasil pada
siklus I belum
mencapai indikator keberhasilan maka penelitian ini dilanjutkan
ke siklus II
dengan hasil anak yang masuk pada kategori Berkembang Sangat
Baik (BSB)
meningkat menjadi 16 anak atau 84,22%. Berdasarkan dari itu maka
hasil
penelitian ini adalah terjadi peningkatan kedisiplinan pada anak
di kelas B2
PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga, karena telah mencapai
indikator
keberhasilan yaitu 80%.
Menurut hasil pengamatan penulis pelaksanaan tindakan pada
siklus II
telah berjalan dengan baik dan berhasil sesuai dengan harapan.
Berdasarkan data
yang telah di peroleh dari hasil pelaksanaan tindakan pada
siklus I dan siklus II
tentang upaya meningkatkan kedisplinan anak kelas B2 PAUD Satria
Tunas
Bangsa Salatiga telah berhasil dengan sesuai indikator
keberhasilan untuk kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB) yaitu 84,22%. Diagram peningkatan
dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat di bawah ini
:
-
65
Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Kedisiplinan Anak Kategori
Berkembang
Sangat Baik (BSB).
4.6 Pembahasan
Hasil pengamatan penulis pada kondisi awal atau prasiklus
menunjukan
bahwa kedisiplinan anak kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa
Salatiga masih
rendah. hal tersebut terbukti dengan hasil observasi dimana anak
yang masuk
pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) ada 6 anak atau
31,57%, kategori
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 anak atau 15,78%, Mulai Muncul
(MM) 3
anak atau 15,78%, dan kategori Belum Muncul (BM) ada 7 anak atau
36,84%.
Berdasarkan pada hasil observasi pada tahap prasiklus, penulis
ingin
meningkatkan kedisiplinan anak di kelas B2 melalui metode
bercerita
menggunakan gambar. Metode bercerita atau Story Telling/cerita
menurut
Asfandiar (2012) mampu memberikan pemahaman kepada anak-anak
dengan
mudah, cerita merupakan cara ampuh untuk mendidik anak agar anak
dapat
menerima pesan moral yang disampaikan melalui cerita, anak-anak
dapat
dipengaruhi dengan mudah melalui cerita atau dongeng (Asfandiar,
dalam Latif
0,00% 50,00% 100,00%
siklus II
Siklus I
prasiklus
84,22%
52,63%
31,57%
Berkembang Sangat Baik
Berkembang SangatBaik
-
66
2012). Bercerita dengan bantuan media akan dapat menarik minat
anak dalam
mendengarkan cerita, dalam penelitian ini dalam kegiatan
bercerita akan
menggunakan media gambar. Menurut Ngadino Yustinus ( 2002),
media gambar
adalah media yang paling umum dipakai sifatnya universal mudah
dimengerti
melewati batasan bahasa verbal. Maknanya melalui bercerita kita
bisa
menyampaikan pesan-pesan positif kepada anak seperti
cerita-cerita yang
langsung mengajarkan anak untuk bersikap disiplin, dan dengan
menggunakan
media gambar ini dapat mempermudah anak untuk mengerti tentang
cerita yang
disampaikan.
Pada pelaksanaan siklus I kedisiplinan anak sudah mulai
meningkat yaitu
dari 31,57% menjadi 52,63%, namun hasil tersebut masih belum
mencapai
indikator keberhasilan yang telah di tetapkan oleh peneliti
yaitu 80%.
Pada saat pelaksanaan bercerita pada siklus I anak-anak
menunjukan
semangat belajar dan antusias saat guru akan bercerita, namun
ada kendala yang
dihadapi pada siklus I adalah masih ada anak yang bingung dengan
cerita yang
disampaikan oleh guru karena tidak fokus dan asik bercerita
dengan temannya.
Posisi duduk anak di kursi membuat guru sulit mengontrol anak
yang ribut, anak
tidak di ajak memperagakan langsung contoh pada cerita yang
disampaikan, tidak
adanya penegasan oleh guru pada saat kegiatan inti, istirahat,
dan kegiatan akhir.
Berdasarkan pada kendala-kendala di atas maka penulis
berkoordinasi dengan
guru kelas untuk memperbaiki hasil penelitian ini pada siklus
II.
Dari kendala yang dihadapi pada siklus I, peneliti bersama
dengan guru
membuat perencanaan perbaikan kembali untuk lebih meningkatkan
lagi hasil
-
67
penelitian ini. Ada beberapa perbaikan pada pelaksanaan siklus
II ini yaitu pada
saat mendengarkan cerita anak-anak semuanya duduk di bawah, pada
saat
bercerita guru meminta anak untuk mensimulasikan tindakan
kedisiplinan sesuai
cerita dan gambar yang sedang digunakan guru, serta guru
memberikan penegasan
dengan mengingatkan kembali pesan cerita saat anak akan memulai
aktivitas
belajar saat bermain, sampai kegiatan akhir. Pada kegiatan
bercerita pada siklus II
anak-anak sangat antusias, dan tidak ada kendala yang dihadapi
pada siklus II ini.
Hal tersebut dikarenakan ada beberapa perbaikan yang telah di
setting oleh
peneliti bersama guru kelas, seperti posisi duduk anak saat
bercerita, cara guru
menyampaikan cerita, kemudian adanya simulasi dan penegasan oleh
guru selama
proses pembelajaran. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus
II, hasil observasi
yang dilakukan selama proses pembelajaran mulai dari pertemuan
1, 2 dan 3 telah
menunjukan terjadi peningkatan yaitu dari hasil siklus I 52,63%
menjadi 84,22%
di siklus II. Pelaksanaan tindakan pada siklus II telah berhasil
sesuai dengan
indikator keberhasilan 80%. Dengan keberhasilan tersebut maka
penelitian ini
tidak lagi dilanjutkan pada siklus selanjutnya.