-
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian (Lemdik Akpol) merupakan
salah satu lembaga pendi-dikan kedinasan di bawah Lembaga
Pendidikan Mabes Polri yang berkedudukan di Kota Semarang Provinsi
Jawa Tengah.
Visi Lemdik Akpol adalah terwujudnya lembaga pendidikan
pembentukan perwira Polri yang berkuali-tas, lahirnya akademisi dan
praktisi sebagai kader pemimpin Polri masa depan sesuai strata
kepangkatan dan struktur organisasi yang tergelar jujur, bersih,
profesional, bermoral, modern dan dipercaya masya-rakat.
Misi Lemdik Akpol adalah (Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan
Output S1-STIK bagi Taruna Akpol, 2011: 2):
(a) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, pelatihan dan
pengasuhan yang berkualitas dalam rangka membentuk perwira pertama
Polri yang berkemampuan sebagai first line supervisor yang cerdas
secara spiritual, intelektual, emosional, sehat jasmani, tangguh,
berjiwa pemimpin dan unggul berdasarkan jati diri Bhayangkara; (b)
Me-ningkatkan mutu latihan kerja Taruna dalam rangka pengabdian
masyarakat sesuai pelaksanaan
-
48
tugas pokok Polri; (c) Mengadakan penelitian dan pengembangan
yang berhubungan dengan pening-katan belajar mengajar dan pelatihan
Taruna; (d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas 10 kom-ponen
pendidikan Akademi Kepolisian; (e) Menye-lenggarakan manajemen
sumber daya Akademi Kepolisian secara bersih, transparan dan
akunta-bel; (f) Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan
Akademi TNI, Perguruan Tinggi dan Lem-baga Pendidikan Kepolisian di
dalam negeri maupun luar negeri.
Adapun tujuan pendidikan Lemdik Akpol adalah
menciptakan lulusan Akademi Kepolisian untuk men-jadi pimpinan
Polri masa depan dengan kriteria seba-gai berikut (Informasi
Pendidikan Akademi Kepolisian, 2010):
(a) Sebagai abdi negara dan masyarakat yang ber-iman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, arif, profesional, patuh
hukum, bersikap/berperi-laku dalam kehidupan bermasyarakat; (b)
Menjun-jung tinggi kebenaran, keadilan dan kejujuran sesuai dengan
etika profesi kepolisian; (c) Mahir dalam melaksanakan tugas-tugas
Kepolisian secara proporsional; (d) Memiliki kemampuan
melaksana-kan tugas-tugas dan fungsi kepolisian di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyara-kat, pelindung,
pengayom dan pelayan masyarakat, serta penegak hukum; (e) Mampu
memangku ja-batan pada organisasi kepolisian di lini terdepan.
Cikal bakal Akademi Kepolisian didirikan tanggal
17 Juni 1946 yaitu dengan berdirinya Sekolah Polisi Bagian
Tinggi di Mertoyudan yang kemudian berkem-bang menjadi Perguruan
Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta. Kemudian mulai tanggal 1
Oktober 1965 diresmikan dengan berdirinya Akademi Angkatan
-
49
Kepolisian (AAK) di Sukabumi dan selanjutnya men-jadi tanggal
kelahiran Akademi Kepolisian.
Tanggal 16 Desember 1966 Akademi Angkatan Kepolisian (AAK)
berubah menjadi AKABRI bagian Kepolisian. Pada tanggal 9 April 1999
nama AKABRI bagian Kepolisian berubah menjadi Akademi Kepolisi-an
dan selanjutnya secara administrasi dipindahkan dari Markas Komando
(Mako) Akademi TNI menjadi Akpol mandiri. Sejak tanggal 14
September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
Akpol berada di bawah Kepala Lembaga Pendidikan Mabes Polri
sehingga namanya berubah menjadi Lemdik Akpol.
Setiap tahun Akademi Kepolisian menerima peserta didik berkisar
antara 300 – 400 orang dari sumber SMU (Sekolah Menengah Umum)
sederajat dengan + 10% di antaranya adalah peseta didik perem-puan
(Taruni). Kebijakan jenis kelamin peserta didik dari tahun ke tahun
tidak selalu sama. Jumlah peserta didik (Taruna) di Lemdik Akpol
pada tahun 2011/2012 sebesar 1005 orang yang terdiri dari peser-ta
didik laki-laki (Taruna 870 orang) dan perempuan (Taruni 135
orang).
Untuk mendukung jalannya proses belajar mengajar di Lemdik Akpol
jumlah keseluruhan Gadik 217 orang, termasuk di dalamnya Gadik
Fungsi Teknis sebanyak 46 orang.
-
50
Tahun Akademik 2010/2011 Lemdik Akpol mengalami perubahan pada
sistem pendidikannya, yang semula meluluskan akademi (D3) berubah
men-jadi Sarjana (S1) dengan waktu tempuh 4 tahun. Beban sistem
kredit semester (SKS) yang harus ditem-puh semula D3 sebesar 110
sks berubah menjadi 155 sks untuk S1.
1. Pedoman Evaluasi Hasil Pembelajaran di Lemdik
Akpol
Untuk mengukur penyelenggaraan proses pem-belajaran, pelatihan
dan pengasuhan terhadap kegiat-an dan kemajuan belajar peserta
didik di Lemdik Akpol menggunakan pedoman evaluasi, meliputi:
tuju-an evaluasi, fungsi evaluasi, sasaran evaluasi, waktu
evaluasi, pendekatan evaluasi, komponen evaluasi dan rumusan
evaluasi.
a. Tujuan Evaluasi
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapai-an tujuan
pendidikan didasarkan atas pencapaian kompetensi peserta didik pada
mata kuliah, kelompok mata kuliah dan atau kompetensi lulusan
Lemdik Akpol, yang mencakup aspek sikap perilaku, aspek pengetahuan
dan ketrampilan serta aspek jasmani.
Tujuan evaluasi pada tahap Pendidikan Dasar Bhayangkara yaitu
untuk mendapatkan data tentang hasil pembentukan sikap perilaku
calon peserta didik
-
51
yang berjiwa pancasila dan beretika Kepolisian, men-dapatkan
data tentang hasil pembentukan kemampu-an kesamaptaan jasmani yang
prima, mendapatkan data hasil pembentukan kemampuan di bidang
penge-tahuan dan keterampilan dasar profesi Kepolisian.
Evaluasi pendidikan pada tahap Dikdas Bhara, prioritas
penilaiannya secara berurutan pada aspek sikap perilaku, aspek
kesamaptaan jasmani dan aspek kemampuan di bidang pengetahuan dan
keterampilan. Oleh karena itu: (1) evaluasi pada aspek sikap
perilaku dan aspek jasmani merupakan prioritas utama; (2) ke-mudian
bobot evaluasi untuk kesamaptaan jasmani lebih tinggi dibandingkan
dengan aspek pengetahuan dan keterampilan dasar profesi
Kepolisian.
Tujuan evaluasi pendidikan pada tahap pem-belajaran tingkat II,
III dan IV dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang keserasian
perkembangan kemampuan/kualitas sikap perilaku peserta didik selama
mengikuti pendidikan dalam rangka menun-jang proses belajar
mengajar dan berlatih di Lemdik Akpol, mendapatkan data tentang
pencapaian tingkat kualifikasi pengembangan kemampuan peserta didik
di bidang pengetahuan dan keterampilan selama mengikuti pendidikan,
mendapatkan data tentang pencapaian tingkat kualifikasi kemampuan
peserta didik di bidang kesamaptaan jasmani selama mengi-kuti
pendidikan.
-
52
Dengan demikian, maka evaluasi pendidikan pada peserta didik
tingkat II merupakan tahap pem-bentukan yang bersifat indoktriner,
yang berisi upaya untuk memberikan landasan dasar tentang profesi
Kepolisian dan pengantar mata kuliah keilmuan seba-gai insan
Bhayangkara, di samping masih dituntut untuk memiliki kesamaptaan
yang prima. Oleh karena itu: (1) evaluasi pada aspek sikap perilaku
masih tetap menjadi prioritas utama, (2) sedangkan evaluasi pada
aspek pengetahuan dan keterampilan serta jasmani memiliki bobot
yang sama.
Untuk peserta didik tingkat III dan IV merupa-kan tahap
pendewasaan sikap perilaku serta tahap pengembangan dan pemantapan
berpikir serta peme-liharaan kemampuan jasmani. Oleh karena itu (1)
eva-luasi pendidikan ditekankan pada aspek pengetahuan dan
keterampilan, (2) sedangkan bobot evaluasi pada aspek sikap
perilaku tetap lebih tinggi dibandingkan aspek kesamaptaan
jasmani.
b. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik sebagai dasar dalam
menentukan kelulusan pe-serta didik sesuai mata kuliah yang sudah
ditetapkan. Di samping itu juga untuk menentukan: bentuk per-baikan
(remedial) baik dalam pembelajaran, pelatihan atau pengasuhan yang
dapat dilakukan oleh Gadik; keberhasilan peserta didik dalam rangka
kenaikan
-
53
tingkat dan kelulusan peserta didik, peringkat/ ranking dan
kelulusan peserta didik; peserta didik yang berhak mendapatkan
penghargaan; peserta didik yang berkewajiban untuk perbaikan (her);
serta me-nentukan peserta didik turun tingkat/tinggal tingkat atau
dikeluarkan dari pendidikan di Lemdik Akpol; dan sebagai pedoman
bagi Gadik untuk meningkatkan motivasi atau kemauan belajar dan
berlatih peserta didik, perbaikan penyelenggaraan proses pendidikan
berikutnya (umpan balik/validasi).
c. Sasaran Evaluasi
Untuk mengukur hasil atau prestasi perkem-bangan ketiga potensi
dasar meliputi sikap perilaku, pengetahuan dan keterampilan serta
jasmani selama masa pendidikan dalam rangka penentuan kelulusan
suatu mata kuliah atau kelompok mata kuliah, kenaikan tingkat dan
pangkat, lulus pendidikan atau lulus perwira.
d. Waktu Evaluasi
Waktu yang dipergunakan dalam melaksanakan evaluasi adalah: (1)
tahap Dikdas Bhara (tingkat 1), (2) tahap pembelajaran pada setiap
semester tiap-tiap tingkat (tingkat II, III, dan IV), (3) kenaikan
tingkat dan pangkat, (4) kelulusan akhir.
-
54
e. Sistem Pendekatan Evaluasi
Sistem pendekatan evaluasi pendidikan yang digunakan di Lemdik
Akpol meliputi dua pendekatan yaitu: (1) Pendekatan Penilaian Acuan
Patokan (PAP) atau pendekatan mutlak, maka penilaian didasarkan
pada kriteria atau “patokan” yang telah ditentukan sebelumnya, (2)
Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) atau pendekatan relatif,
maka penilaian dilaku-kan dengan cara membandingkan hasil belajar
sese-orang terhadap hasil belajar orang lain dalam
kelom-poknya.
Pada dasarnya pedoman evaluasi di Lemdik Akpol mengutamakan
penerapan PAP, sedangkan penerapan PAN sepenuhnya menjadi
kewenangan Dewan Lemdik Akpol dengan tetap memperhatikan
batas-batas yang wajar agar mutu hasil didik tetap terpelihara.
f. Komponen Evaluasi
Kegiatan evaluasi diarahkan terhadap kompo-nen-komponen yang
terurai pada aspek sikap peri-laku, aspek pengetahuan keterampilan,
serta aspek jasmani dan kesehatan.
Mata kuliah fungsi teknis merupakan mata kuliah inti atau utama
di Lemdik Akpol yang meliputi pembelajaran teori dan praktik
sehingga sistem evalu-asinya juga menggunakan evaluasi teori dan
praktik.
-
55
Materi penilaian yang diajarkan dalam aspek pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perang-kat kendali pendidikan
(Katdaldik) Lemdik Akpol.
Alat evaluasi yang digunakan dalam penilaian aspek pengetahuan
dan keterampilan di Lemdik Akpol meliputi: (1) Tes atau ujian
tertulis, pelaksanaan ujian dilakukan pada tengah semester berjalan
yang dise-lenggarakan oleh Lembaga dan atau ujian mandiri oleh
pendidik pengampu berupa penugasan dan lain-lain, yang dilakukan
oleh Lembaga pada akhir semester; ujian susulan yang dilakukan oleh
Lembaga kepada peserta didik yang belum mengikuti ujian karena
dinas berdasarkan perintah Gubernur Lemdik Akpol atau karena sakit
(dinyatakan dengan surat keterang-an dokter); ujian ulang yaitu
ujian yang dilaksanakan lembaga karena adanya kesalahan atau
kekeliruan di dalam pelaksanaan ujian; ujian remedial atau her
adalah ujian yang dilaksanakan oleh Lembaga bagi peserta didik yang
belum memenuhi persyaratan ke-naikan tingkat atau kelulusan atau
memperoleh nilai yang diharuskan untuk diperbaiki, (2) Praktik
lapang-an atau laboratorium, pelaksanaannya dengan mela-kukan
pengamatan terhadap peserta didik tentang penguasaan materi, sikap
atau tingkah laku dan keseriusan serta hasil kerja.
Tahap pembelajaran di Lemdik Akpol untuk aspek pengetahuan
keterampilan meliputi penilaian pengetahuan (NP), dan penilaian
keterampilan (NK).
-
56
Jenis penilaian pengetahuan yang digunakan sumatif, guna
mengukur keberhasilan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan dalam setiap mata pela-jaran atau sub mata pelajaran
yang ada dalam Rangka Pelajaran Pokok (RPP).
Materi ujian meliputi pengetahuan (knowledge), terapan
(aplikasi), dan uraian (analisis). Sedangkan soal ujian dapat
berupa soal benar salah (true false), soal pilihan ganda (multiple
choice), soal menjodohkan (matching), soal uraian terbuka
(essay).
Lama waktu yang digunakan untuk ujian mata kuliah 1 SKS dengan
waktu ujian 60 menit, sedangkan mata kuliah 2 sampai dengan 3 sks
atau lebih dengan waktu pelaksanaan ujian 90 menit. Skor penilaian
dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1
Skor Penilaian
TAHAP DAN TINGKAT
SKOR NILAISoal Benar Salah, Pilihan Ganda dan
Menjodohkan Soal
Essay
Tahap pembentukan yang bersifat indoktriner, yaitu memberikan
landasan dasar tentang profesi Kepolisian dan pengantar mata kuliah
keilmuan sebagai insan Bhayangkara, disamping dituntut juga
memiliki kesamaptaan yang prima (tingkat II)
60 40
Tahap pendewasaan sikap perilaku, pengembangan dan pemantapan
berpikir serta pemeliharaan kemampuan jasmani (tingkat III dan
tingkat IV)
40 60
Sumber: Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Out Put S1-STIK Lemdik
Akpol, 2011
-
57
Untuk mata kuliah dan sub mata kuliah yang dalam RPP tidak
dicantumkan adanya praktik, maka nilainya sama dengan nilai
pengetahuan (NP). Nilai sumatif bergerak dari 0 sampai dengan 100.
Penilaian ketrampilan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan peserta didik dalam mempraktik-kan pengetahuan teori yang
diterima dalam mata kuliah atau sub mata kuliah yang dalam RPP
jelas dicantumkan adanya praktik, sedangkan yang dinilai adalah
proses kegiatan dan hasilnya. Nilai keterampil-an adalah nilai yang
diberikan kepada peserta didik berdasarkan penilaian terhadap
latihan maupun praktik atau penugasan yang diberikan para Gadik.
Nilai bergerak dari 0 sampai dengan 100.
Bobot Nilai Pengetahuan (NP) = 6 dan Nilai Keterampilan (NK) =
4. Sedangkan Nilai Intelek (NI) adalah penjumlahan antara Nilai
Pengetahuan (NP) kali bobot dan Nilai Ketrampilan (NK) kali bobot
dibagi jumlah bobot.
g. Rumusan Evaluasi
Penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan pada tahap
pembelajaran dengan membandingkan hasil belajar (melalui tes atau
ujian) yang berwujud kemampuan intelektual terhadap tingkat
penguasaan kemampuan minimal yang ditentukan sebagai batas
kelulusan atau naik tingkat atau naik pangkat.
-
58
Nilai yang diberikan berdasarkan derajad klasifi-kasi penguasaan
akademis dalam rentang 0-100 adalah nampak pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Derajad Klasifikasi Akademis
No Tingkat Penguasaan Kategori Bobot
1 90 - 100 A 4
2 83 - 89,99 B+ 3,6
3 75 - 82,99 B 3,2
4 68 - 74,99 C+ 2,8
5 60 - 67,99 C 2,4
6 52,50 - 59,99 D+ 2
7 45 - 52,49 D 1
8 0 - 44,99 E 0
Sumber: Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Out Put S1-STIK Lemdik
Akpol, 2011
Rumusan penilaian evaluasi aspek pengetahuan dan ketrampilan
adalah sebagai berikut:
1) Nilai Teori
Nilai setiap mata pelajaran yang didapat dari ujian teori yang
dilaksanakan pada waktu tengah semester (mandiri) maupun semester
(terjadwal) selama proses belajar mengajar. Dengan demikian nilai
akhir mata pelajaran dari teori adalah:
-
Keterangan:
NAMP : Nilai Akhir Mata Pelajaran NAS : Nilai Akhir Semester NTS
: Nilai Tengah Semester
( NAS x 6 ) + ( NTS x 4 ) NAMP =
10
2) Nilai Praktik
Penilaian yang dilakukan berdasarkan aspek praktik atau
demonstrasi oleh Gadik terhadap peserta didik dalam proses
pembelajaran mata kuliah dalam kurun waktu semester. Rumus yang
digunakan seba-gai berikut:
( NOB x 5 ) + ( NPd x 3 ) + ( NK x 2) NPr =
10
Keterangan:
NPr : Nilai Praktik Mata Pelajaran NOB : Nilai Cara Bertindak
NPd : Nilai Produk NK : Nilai Keaktifan Penilaian skala 60 sampai
dengan 100
59
-
3) Nilai Teori dan praktik dalam satu mata kuliah bobot rumusnya
sebagai berikut:
Keterangan:
NAMP : Nilai Akhir Mata Pelajaran/Kuliah NAS : Nilai Akhir
Semester NTS : Nilai Tengah Semester NPr : Nilai Praktik
Nilai untuk ujian perbaikan (her) dari para
Gadik bergerak dari 0 sampai dengan 100, namun dalam kompulasi
nilai untuk penghitungan Indeks Prestasi (IP) maksimal adalah 60
(bobot C terendah). Meskipun dalam her peserta didik yang
bersangkutan memperoleh skor diatas 60 sampai dengan maksimal nilai
yang diberikan tetap passing grade. Tetapi jika nilai her tetap
dibawah nilai passing grade maka peserta didik tersebut tetap tidak
lulus.
( NAS x 6 ) + ( NTS x 4 ) 6 x + ( NPr x 4 )
10 NAMP = 10
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Dari 46 alat ukur instrumen yang disebarkan kepada Gadik mata
kuliah fungsi teknis (responden), yang kembali hanya 35 saja.
Sedangkan yang tidak kembali sejumlah 11, sehingga uji validitas
dan reliabilitas alat ukur instrumen didasarkan pada 35
60
-
61
responden yang sekaligus menjadi responden peneli-tian. Uji
instrumen meliputi validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik Tentang
Evaluasi Hasil Pembelajaran
Instrumen untuk mengukur pengetahuan gadik tentang evaluasi
terdiri dari 20 item yang disusun berdasarkan 5 komponen yaitu
prinsip evaluasi, jenis evaluasi, alat evaluasi, aspek evaluasi,
dan sistem penilaian. Hasil pengukuran validitas dan reliabilitas
dapat dilihat seperti pada Tabel 4.3 berikut ini.
-
62
Tabel 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik
tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran Sebelum Item Dibuang
Satu
No No Item Scale
Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
1 VAR01 11.6000 25.541 .510 .864
2 VAR04 11.7143 24.681 .661 .859
3 VAR07 11.6000 25.776 .460 .866
4 VAR10 11.6571 24.997 .606 .861
5 VAR13 11.6286 25.476 .513 .864
6 VAR14 11.6857 25.869 .418 .868
7 VAR16 11.6000 25.776 .460 .866
8 VAR19 11.6857 24.751 .651 .859
9 VAR20 11.6286 25.123 .589 .862
10 VAR23 11.6571 26.232 .349 .870
11 VAR24 11.6286 28.476 -.088 .884 12 VAR27 11.6000 26.188 .372
.869
13 VAR28 11.6000 25.541 .510 .864
14 VAR31 11.6857 24.692 .664 .859
15 VAR32 11.6286 25.829 .439 .867
16 VAR35 11.6857 25.751 .442 .867
17 VAR40 11.6857 26.163 .358 .870
18 VAR41 11.6286 25.534 .501 .865
19 VAR44 11.6857 24.634 .676 .858
20 VAR45 11.6000 26.424 .323 .871 α : 0,872. Sumber: Data diolah
dengan program SPSS versi 15 for window.
Berdasarkan pada Tabel 4.3 nampak bahwa ter-dapat 1 item yang
tidak valid karena koefisien korelasi item total (rit) lebih kecil
dari koefisien korelasi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,25
(Azwar, 2011:65). Item tersebut adalah nomor 11 yang koefisien
korelasi
-
63
item totalnya sebesar -0,088. Dengan demikian masih terdapat 19
item yang valid karena koefisien korelasi item total bergerak dari
0,323 sampai dengan 0,676.
Selanjutnya dari 19 item itu diolah kembali validitas dan
reliabilitasnya. Hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 4.4
berikut ini.
Tabel 4.4
Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik Tentang
Evaluasi Hasil Pembelajaran
Setelah Item Dibuang Satu
No No Item Scale Mean if Item Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted 1 VAR01 10.9714 25.852 .488 .879 2 VAR04 11.0857 24.904
.657 .873 3 VAR07 10.9714 26.029 .451 .881 4 VAR10 11.0286 25.146
.618 .875 5 VAR13 11.0000 25.647 .521 .878 6 VAR14 11.0571 26.055
.423 .882 7 VAR16 10.9714 25.970 .463 .880 8 VAR19 11.0571 24.997
.643 .874 9 VAR20 11.0000 25.294 .596 .876
10 VAR23 11.0286 26.323 .374 .883 11 VAR27 10.9714 26.440 .364
.883 12 VAR28 10.9714 25.793 .501 .879 13 VAR31 11.0571 24.820 .680
.873 14 VAR32 11.0000 26.118 .423 .881 15 VAR35 11.0571 25.879 .459
.880 16 VAR40 11.0571 26.291 .375 .883 17 VAR41 11.0000 25.765 .496
.879 18 VAR44 11.0571 24.820 .680 .873 19 VAR45 10.9714 26.558 .340
.884
α : 0,884. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for
window.
-
64
Berdasarkan pada Tabel 4.4 nampak bila semua item teruji
mempunyai koefisien korelasi item total (rit) berada di atas 0,250
dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,884. Koefisien reliabilitas
(α) dinyatakan reliabel bila sama dengan atau lebih besar dari
0,700 (Sudijono, 1996: 209).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen pengetahuan
Gadik tentang evaluasi hasil pembelajaran yang menyajikan 19 item
memiliki reliabilitas yang tinggi (jauh lebih besar dari 0,700).
Dengan demikian instrumen pengetahuan tentang eva-luasi adalah
valid dan reliabel karena disusun dalam item-item yang valid dan
koefisien reliabilitasnya sebe-sar 0,884 (berkategori baik).
b. Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan
Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik
Instrumen untuk mengukur kegiatan penye-lenggaraan evaluasi oleh
gadik terdiri dari 26 item yang disusun berdasarkan 3 komponen
yaitu peren-canaan evaluasi, pelaksanaan evaluasi dan analisis
evaluasi. Hasil pengukuran validitas dan reliabilitas dapat dilihat
seperti pada Tabel 4.5 berikut ini.
-
65
Tabel 4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan
Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik Sebelum Item Dibuang
Dua
No No Item Scale Mean if Item Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted 1 VAR02 5.09 2.845 .662 .648 2 VAR03 5.14 2.891 .534
.671 3 VAR11 5.11 3.104 .403 .699 4 VAR18 5.54 3.726 -.064 .800 5
VAR21 5.06 2.938 .642 .657 6 VAR25 5.11 2.987 .495 .680 7 VAR37
5.11 2.987 .495 .680 8 VAR46 5.23 3.005 .379 .705 9 VAR05 10.03
8.264 .379 .793
10 VAR06 10.14 8.008 .382 .793 11 VAR08 10.31 7.516 .507 .782 12
VAR09 10.03 8.382 .319 .797 13 VAR12 10.11 7.987 .413 .791 14 VAR15
10.14 7.950 .407 .791 15 VAR17 10.26 7.844 .393 .793 16 VAR26 10.06
7.585 .680 .770 17 VAR29 10.03 7.734 .660 .773 18 VAR34 9.97 7.970
.694 .776 19 VAR36 10.14 8.067 .357 .796 20 VAR39 10.26 8.844 .027
.826 21 VAR42 10.03 8.205 .409 .791 22 VAR43 10.00 7.941 .614 .778
23 VAR22 2.54 .785 .755 .739 24 VAR30 2.43 .958 .674 .776 25 VAR33
2.40 1.071 .560 .824 26 VAR38 2.40 1.012 .659 .785
α : 0,829. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for
window
-
66
Berdasarkan pada Tabel 4.5 nampak bahwa terdapat 2 item yang
tidak valid karena koefisien korelasi item total (rit) lebih kecil
dari koefisien korelasi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,25
(Azwar, 2011: 65). Item tersebut adalah nomor 4 yang koefi-sien
korelasi item totalnya sebesar-0,064 dan nomor 20 yang koefisien
korelasi item totalnya sebesar 0,027. Dengan demikian masih
terdapat 24 item yang valid karena koefisien korelasi item total
bergerak dari 0,319 sampai dengan 0,755.
Selanjutnya dari 24 item itu diolah kembali validitas dan
reliabilitasnya, dan hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 4.6
berikut ini.
-
67
Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan
Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik Setelah Item Dibuang
Dua
No No Item Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
1 VAR02 4.71 2.681 .718 .742 2 VAR03 4.77 2.829 .500 .781 3
VAR11 4.74 2.903 .476 .784 4 VAR21 4.69 2.810 .664 .754 5 VAR25
4.74 2.903 .476 .784 6 VAR37 4.74 2.903 .476 .784 7 VAR46 4.86
2.773 .466 .790 8 VAR05 9.40 7.953 .382 .820 9 VAR06 9.51 7.728
.373 .822
10 VAR08 9.69 7.281 .484 .814 11 VAR09 9.40 8.012 .351 .822 12
VAR12 9.49 7.610 .448 .816 13 VAR15 9.51 7.669 .398 .820 14 VAR17
9.63 7.593 .374 .824 15 VAR26 9.43 7.252 .702 .797 16 VAR29 9.40
7.482 .636 .803 17 VAR34 9.34 7.644 .713 .803 18 VAR36 9.51 7.669
.398 .820 19 VAR42 9.40 7.835 .444 .816 20 VAR43 9.37 7.652 .609
.807 21 VAR22 2.54 .785 .755 .739 22 VAR30 2.43 .958 .674 .776 23
VAR33 2.40 1.071 .560 .824 24 VAR38 2.40 1.012 .659 .785
α : 0,829. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for
window
-
68
Berdasarkan pada Tabel 4.6 nampak bila semua item teruji
mempunyai koefisien korelasi item total (rit) di atas 0,250 dan
koefisien korelasi sebesar 0,829. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa instrumen penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik yang terdiri
dari 24 item reliabel dan valid, karena disusun oleh item-item yang
valid dengan koefisien sebesar 0,829 (berkategori baik).
4.2 Deskripsi Hasil Pengukuran
4.2.1 Deskripsi Hasil Pengukuran Pengetahuan Gadik terhadap
Evaluasi
Hasil pengukuran pengetahuan Gadik tentang evaluasi hasil
pembelajaran dibagi menjadi tiga kate-gori yaitu kategori kurang,
cukup dan baik. Kategori-kategori tersebut didasarkan pada jumlah
item yang diberikan kepada responden. Karena jumlah item ada 19 dan
pilihan jawaban 0 atau 1 maka kemungkinan sebaran jawaban responden
terendah 0 dan tertinggi 19.
Oleh karena dibuat tiga kategori maka lebar interval (i):
-
Skor tertinggi – skor terendah i = banyaknya kategori 19 – 0 i =
3 i = 6,33
Dengan demikian batas-batas kategori yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Kategori kurang : 0,00 ≤ X < 6,33
Kategori cukup : 6,33 ≤ X < 12,67
Kategori baik : 12,67 ≤ X ≤ 19,00
Berdasarkan kategori tersebut, hasil pengukur-
an atas jawaban Gadik nampak seperti pada Tabel 4.7 berikut
ini.
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Diskriptif Pengetahuan Evaluasi
oleh Gadik
No Kategori Skor (X) (f) (%) Rerata (X) Sd
1 Baik
12,67 ≤ X ≤ 19,00
15 42,86
11,63 5,34 2 Cukup
6,33 ≤ X < 12,67
12 34,29
3 Kurang 0,00 ≤ X < 6,33 8 22,86
Jumlah 35 100,00
69
-
70
Berdasarkan Tabel 4.7 nampak bahwa Gadik yang mempunyai
pengetahuan baik tentang evaluasi sebesar 42,86%. Selanjutnya
terdapat 34,29% Gadik yang pengetahuan evaluasinya berkategori
cukup saja, dan terdapat 22,86% Gadik yang pengetahuan evalua-sinya
berkategori masih kurang. Secara keseluruhan rata-rata Gadik
mempunyai pengetahuan berkategori cukup, karena rata-rata skor
sebesar 11,63 yang berada pada kategori cukup yang bervariasi
dengan simpangan baku (sd) sebesar 5,34.
Prosentase jawaban pada masing-masing item dapat dilihat pada
Tabel 4.8 berikut ini.
-
Tabel 4.8 Persentase Masing-masing Item
Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi
No Jml Responden Persentase (%) Rerata (%)
Urut Item 1 0 Total 1 0 Total 1 0 Total
1 VAR01 23 12 35 65.71 34.29 100
61.20 38.80 100
2 VAR04 19 16 35 54.29 45.71 100
3 VAR07 23 12 35 65.71 34.29 100
4 VAR10 21 14 35 60.00 40.00 100
5 VAR13 22 13 35 62.86 37.14 100
6 VAR14 20 15 35 57.14 42.86 100
7 VAR16 23 12 35 65.71 34.29 100
8 VAR19 20 15 35 57.14 42.86 100
9 VAR20 22 13 35 62.86 37.14 100
10 VAR23 21 14 35 60.00 40.00 100
11 VAR27 23 12 35 65.71 34.29 100
12 VAR28 23 12 35 65.71 34.29 100
13 VAR31 20 15 35 57.14 42.86 100
14 VAR32 22 13 35 62.86 37.14 100
15 VAR35 20 15 35 57.14 42.86 100
16 VAR40 20 15 35 57.14 42.86 100
17 VAR41 22 13 35 62.86 37.14 100
18 VAR44 20 15 35 57.14 42.86 100
19 VAR45 23 12 35 65.71 34.29 100
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada
rata-rata pengetahuan yang benar dari Gadik tentang evaluasi
sebesar 61,20%, dan masih terdapat 38,80% dari Gadik yang
pengetahuan tentang evaluasi belum baik.
71
-
Di antara 19 item yang ada terdapat 1 item yang belum dipahami
secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 2
tentang pengetahuan prinsip evaluasi yaitu, “evaluasi yang
komprehensif bagi seorang peserta didik meliputi tes akhir semester
saja.” Persentase pengetahuan prinsip evaluasi yang benar dari
Gadik sebesar 54,29%, dan masih terdapat 45,71% dari Gadik yang
pengetahuan tentang prinsip evaluasi belum baik.
Persentase item terendah terdapat pada nomor urut 2 (item 04),
sebesar 54,29%. Persentase masing-masing item pengetahuan gadik
tentang evaluasi apa-bila digambarkan dalam bentuk grafik dapat
dilihat pada grafik 1 berikut ini.
4.2.2 Deskripsi Hasil Pengukuran Penyelenggaraan
Evaluasi oleh Gadik
Hasil pengukuran penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik dibagi
menjadi tiga kategori yaitu kategori
72
-
kurang, cukup dan baik. Kategori-kategori tersebut didasarkan
pada jumlah item yang diberikan oleh responden. Karena jumlah item
ada 24, dan pilihan jawaban 0 atau 1 maka kemungkinan sebaran
jawab-an yang terendah adalah 0 dan tertinggi 24.
Karena hasil pengukuran dibagi dalam tiga kate-gori, maka lebar
interval (i) pada masing-masing kate-gori adalah sebagai
berikut:
Skor tertinggi – skor terendah i = banyaknya kategori 24 – 0 i =
3 i = 8,00
Dengan demikian batas-batas kategori interval yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Kategori kurang : 0,00 ≤ X < 8,00
Kategori cukup : 8,00 ≤ X < 16,00
Kategori baik : 16,00 ≤ X ≤ 24,00
Berdasarkan kategori tersebut, hasil pengukur-
an atas jawaban Gadik adalah nampak seperti pada Tabel 4.9
berikut.
73
-
74
Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Deskriptif Penyelenggaraan
Evaluasi Oleh Gadik No Kategori Skor (X) (f) (%) Rerata (X)
Sd
1 Baik 16,00 ≤ X ≤ 24,00 28 80,00
19,06 2,974
2 Cukup 8,00 ≤ X < 16,00 7 20,00
3 Kurang 0,00 ≤ X < 8,00 0 0,00
Jumlah 35 100,00
Berdasarkan Tabel 4.9 nampak bahwa Gadik yang dapat
menyelenggarakan evaluasi berkategori baik sebanyak 80,00%.
Selanjutnya terdapat 20,00% Gadik yang belum menyelenggarakan
evaluasi secara baik berkategori cukup, dan tidak terdapat (0,00%)
Gadik dalam menyelenggarakan evaluasi berkategori kurang. Secara
keseluruhan rata-rata Gadik dapat menyelenggarakan evaluasi secara
benar, karena rata-rata skor sebesar 19,06 yang masuk dalam
kategori baik dan bervariasi dengan simpangan baku (sd) sebe-sar
2,974.
Untuk mengetahui persentase masing-masing item dapat dilihat
pada Tabel 4.10 berikut ini.
-
75
Tabel 4.10 Prosentase Masing-masing Item Penyelenggaraan
Evaluasi oleh Gadik Komp
No Frekuensi Persentase (%) Rerata (%)
Urut Item 1 0 Total 1 0 Total 1 0 Total
Perencanaan
1 2 29 6 35 82.86 17.14 100
79.18 20.82 100
2 3 27 8 35 77.14 22.86 100
3 11 28 7 35 80.00 20.00 100
4 21 30 5 35 85.71 14.29 100
5 25 28 7 35 80.00 20.00 100
6 37 28 7 35 80.00 20.00 100
7 46 24 11 35 68.57 31.43 100
Pelaksanaan
8 5 30 5 35 85.71 14.29 100
78.90 21.10 100
9 6 26 9 35 74.29 25.71 100
10 8 20 15 35 57.14 42.86 100
11 9 30 5 35 85.71 14.29 100
12 12 27 8 35 77.14 22.86 100
13 15 26 9 35 74.29 25.71 100
14 17 22 13 35 62.86 37.14 100
15 26 29 6 35 82.86 17.14 100
16 29 30 5 35 85.71 14.29 100
17 34 32 3 35 91.43 8.57 100
18 36 26 9 35 74.29 25.71 100
19 42 30 5 35 85.71 14.29 100
20 43 31 4 35 88.57 11.43 100
Analisis
21 22 25 10 35 71.43 28.57 100
81.43 18.57 100 22 30 29 6 35 82.86 17.14 100
23 33 30 5 35 85.71 14.29 100
24 38 30 5 35 85.71 14.29 100
-
76
Berdasarkan Tabel 4.10 rata-rata Gadik yang dapat
menyelenggarakan perencanaan evaluasi secara benar sebesar 79,18%
dan masih terdapat 20,82% dari Gadik yang belum secara baik
menyelenggarakan perencanaan evaluasi.
Di antara 7 item dalam perencanaan terdapat 1 item yang belum
diselenggarakan secara baik oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah
item nomor 7 tentang penyusunan kisi-kisi yaitu, “saya menyusun
kisi-kisi di awal tahun pembelajaran (awal semester).” Prosen-tase
dari Gadik yang benar dalam menyusun kisi-kisi sebesar 68,57% dan
masih terdapat 31,43% dari Gadik belum merencanakan kisi-kisi
secara baik.
Selanjutnya dari komponen pelaksanaan evalu-asi sebagian besar
Gadik yaitu 78,90% dapat melaksa-nakan evaluasi secara benar, hanya
sebagian kecil 21,10% yang belum dapat melaksanakan evaluasi dengan
benar.
Di antara 13 item yang ada terdapat 1 item yang belum
diselenggarakan secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah
item nomor 10 tentang wewenang pendidik yaitu, ”menurut saya saat
ini pen-didik belum diberi wewenang penuh dalam penentuan nilai
akhir Peserta didik.” Prosentase wewenang Gadik dalam melaksanakan
evaluasi yang benar sebesar 57,14% dan masih terdapat 42,86% dari
Gadik yang melaksanakan wewenang evaluasi belum baik.
-
Selanjutnya dari komponen analisis evaluasi sebagian besar Gadik
yaitu 81,43% dapat menyeleng-garakan evaluasi secara benar, dan
sebagian kecil 18,57% yang belum dapat menyelenggarakan evaluasi
dengan benar.
Di antara 4 item yang ada terdapat 1 item yang belum
diselenggarakan secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah
item nomor 21 tentang pem-berian nilai yaitu, ”masih banyak nilai
yang diberikan kepada peserta didik belum disertai dengan rincian
perhitungannya” Prosentase penyelenggaraan analisis evaluasi
tentang pemberian nilai secara terperinci yang benar dari Gadik
sebesar 71,43%, dan masih terdapat 28,57% dari Gadik yang
menyelenggarakan analisis evaluasi belum baik.
Prosentase masing-masing komponen penyeleng-garaan evaluasi oleh
Gadik apabila digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
grafik 2, 3 dan 4 berikut ini.
77
-
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi
Pengetahuan Gadik tentang evaluasi evaluasi hasil pembelajaran
secara umum tergolong baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden
terhadap indikator-indikator pengetahuan yang menunjukkan bahwa
61,2% responden telah memahami dengan baik pengetahuan evaluasi. Di
samping itu komponen-komponen pengetahuan evaluasi yang terdiri
dari prinsip evaluasi, jenis evaluasi, aspek evaluasi, bentuk
78
-
79
evaluasi dan sistem evaluasi secara rata-rata juga dikuasai
dengan cukup baik.
Prinsip evaluasi tercermin dari evaluasi yang komperehensif,
keterbukaan antara pendidik dan siswa, keselarasan tujuan dan
pengalaman belajar. Berdasar jawaban responden prinsip-prinsip
evaluasi telah dijalankan dengan cukup baik oleh sebagian besar
Gadik, kecuali evaluasi yang komperehensif.
Keterbukaan antara Gadik dan siswa telah dijalankan dengan cukup
baik oleh para Gadik. Umumnya para Gadik pada awal semester selalu
menjelaskan bagaimana penilaian akan diberikan pada akhir semester.
Dari data yang didapat terdapat 65,71% Gadik yang telah menjalankan
proses ini. Gadik yang telah menjalankan proses ini umumnya
beranggapan bahwa proses ini penting sebagai bentuk objektifitas
pengajar dan agar para siswa dapat memperkirakan hasil akhir sesuai
dengan kinerja mereka. Selain itu para Gadik juga selalu terbuka
dalam hal penilaian hasil siswa. Hal ini tercermin dari pernyataan
65,71% Gadik yang menyatakan selalu membagikan hasil tes kepada
siswa.
Data yang didapat juga menunjukkan bahwa 65,71% Gadik
berpendapat bahwa evaluasi yang baik harus memperhatikan tujuan dan
pengalaman belajar. Hal ini menunjukkan bahwa para Gadik telah
menjalankan evaluasi berdasar model kesenjangan yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat kesesuaian
-
80
antara baku (standard) yang sudah ditentukan dalam program
dengan kinerja (performance) sesungguhnya dari program tersebut.
Sebagai tambahan lebih dari setengah Gadik yang dijadikan responden
selalu menjadikan pengalaman belajar di kelas sebagai acuan
evaluasi. Jumlah Gadik yang dijadikan responden selalu menjadikan
pengalaman belajar di kelas sebagai acuan evaluasi sebesar
57,14%.
Evaluasi yang komperehensif ternyata belum dipahami dengan benar
oleh sebagian Gadik. Paling tidak terdapat 45,7% Gadik yang
mengganggap bahwa evaluasi yang komperehensif hanya meliputi tes
akhir saja. Ini tentunya bertentangan dengan prinsip evaluasi yang
berpegang pada proses pembelajaran yang berkesinambungan.
Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden
(R) tentang komprehensif dalam evaluasi mengatakan bahwa:
R1 : “Ya, Gadik dikumpulkan untuk menyesuaikan dengan
materi”
R2 : “Dengan membuat kisi-kisi, dan dari kisi-kisi dipilih yang
sulit, mudah, sedang. Itu yang kalau saya lakukan”
R3 : “Misalkan saya mengajar semester satu ini dari bab 1 sampai
4, yaitu yang saya berikan dengan dibuat soal karena hanjar dibuat
satu paket dari tingkat satu sampai tingkat tiga”.
Hasil wawancara terhadap ketiga responden ter-
sebut menguatkan hasil analisis di atas yang menun-
-
81
jukkan pengetahuan Gadik tentang prinsip evaluasi yang
komprehensif belum optimal dipahami.
Komprehensif merupakan salah satu prinsip dari evaluasi.
Pengertian komprehensif menurut pendapat Zaenal (2011: 31),
komprehensif adalah evaluasi hasil belajar mencakup berbagai aspek
secara menyeluruh yang meliputi aspek proses berpikir (cognitive),
aspek kejiwaan atau sikap (affective) dan aspek keterampilan
(psychomotor).
Dari data yang diperoleh lebih dari 60% Gadik menilai bahwa
aspek kognitif, psikomotorik dan sikap merupakan instrumen penting
dalam penilaian. Tetapi Gadik masih kesulitan dalam menuangkan
catatan penilaian terhadap peserta didik yang berupa afektif dan
psikomotor selama proses pembelajaran karena dalam ketentuan buku
pedoman evaluasi tidak diru-muskan.
Kesulitan ini terutama muncul akibat kompleks-nya ketiga aspek
tersebut. Untuk mengukur aspek kognitif yang dikembangkan Bloom
saja para Gadik dituntut untuk bisa mengukur 5 komponen pribadi
siswa yang meliputi ingatan, penerapan, analisis, sisntesis dan
evaluasi. Belum lagi untuk mengukur aspek psikomotorik yang diukur
meliputi gerak refleks, gerak dasar fundamen, keterampilan
perseptual; dis-kriminasi kinestetik, diskriminasi visual,
diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan
perseptual yang terkoordinasi, keterampilan fisik, gerakan
-
82
terampil, komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan)
meliputi gerakan ekspresif dan gerakan interpretatif. Untuk
melakukan evaluasi yang komperehensif terhadap kedua aspek di atas
tentu saja membutuhkan kemampuan dan pengamatan yang jeli dari
seorang Gadik.
Masih adanya Gadik yang belum memahami tentang pengetahuan
evaluasi tersebut disebabkan karena belum semua hasil dari
sosialisasi pedoman evaluasi sampai kepada anggota Gadik secara
menye-luruh. Selain itu belum semua Gadik mempunyai Buku Pedoman
Evaluasi yang telah dibagikan oleh Lembaga. Persoalan lain yang
mengemuka terkait dengan proses evaluasi ini adalah terlalu
cepatnya rotasi personil (Gadik) sehingga ada Gadik yang baru
masuk, diperlukan waktu untuk penyesuaian dalam melaksanakan
evaluasi pembelajaran terhadap peserta didik.
Di lain pihak adanya pendapat bahwa sebagai Gadik di Lemdik
Akpol bersifat sementara, sehingga Gadik dalam memberikan
kontribusi terhadap lemba-ga kurang maksimal. Hal ini secara
langsung akan menghalangi terbentuknya suatu sistem evaluasi yang
optimal. Semakin lama personal Gadik terlibat dalam suatu sistem
secara langsung akan mendukung krea-tivitas personal tersebut untuk
mengevaluasi suatu sistem. Berdasar model evaluasi CIPP paling
tidak seorang Gadik harus bisa melakukan penilaian pada konteks,
input, proses dan produk/hasil selama masa
-
83
tugasnya dan hal itu sulit untuk dilaksanakan dalam waktu
singkat. Melalui evaluasi yang terintegrasi dengan benar maka
penilaian terhadap dampak (impact), efektivitas (effectiveness),
keberlanjutan (sustainability) dan daya adaptasi (transportability)
para peserta belajar dalam suatu lembaga pendidikan akan lebih
terjamin.
4.3.2 Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik
Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penye-lenggaraan
perencanaan evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah
baik, karena 79,18% dari Gadik benar dalam merencanakan evaluasi
hasil pem-belajaran, meskipun masih terdapat 20,82% Gadik yang
belum merencanakan secara baik.
Pembahasan tentang penyusunan kisi-kisi bagi sebagian Gadik
belum optimal diselenggarakan. Ini terbukti dari hasil pengisian
kuesioner maupun hasil wawancara. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa
68,57% dari Gadik benar dalam menyusun kisi-kisi sebelum
pelaksanaan tes, meskipun masih terdapat 31,43% Gadik yang belum
merencanakannya.
Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden
(R) tentang penyusunan kisi-kisi mengatakan bahwa:
R10 : “Ya, pada umumnya di Lemdik Akpol diberi kisi-kisi, dan
saya selalu membuat kisi-kisi.”
-
84
R11 : “Tidak, kalau SKSnya banyak dikasih batas-batas saja.”
R12 : “Ya, membuat kisi-kisi.”
Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden
tersebut memperkuat data yang menyatakan kisi-kisi belum secara
optimal disusun oleh Gadik.
Kisi-kisi dalam evaluasi hasil pembelajaran sangat penting bagi
peserta didik. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang
menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok
bahasan ber-dasarkan jenjang kemampuan tertentu (Zainal, 2011:
93).
Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman dalam menulis soal
menjadi perangkat tes. Kisi-kisi menjadi penting dalam perencanaan
evaluasi hasil pembela-jaran karena di dalamnya terdapat sejumlah
indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen (soal).
Masih adanya Gadik yang belum merencanakan kisi-kisi karena
gadik sudah memberikan suatu evaluasi di setiap akhir pertemuan
pembelajaran yang nantinya sebagai pengganti kisi-kisi di akhir
pembela-jaran atau menjelang diselenggarakannya ujian, baik
formatif maupun sumatif.
Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penye-lenggaraan
pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah
baik, karena 78,90% dari
-
85
Gadik benar dalam melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran,
meskipun masih terdapat 21,10% Gadik yang belum melaksanakan secara
baik.
Pembahasan hasil wewenang pendidik dalam penentuan nilai akhir
dalam pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran bagi sebagian Gadik
belum opti-mal. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner mau-pun
hasil wawancara. Hasil kuesioner menyatakan bahwa Gadik benar dalam
melaksanakan wewenang pemberian nilai akhir sebesar 71,43% dan
masih ter-dapat 28,57% dari Gadik yang melaksanakan wewe-nang belum
secara baik.
Pemberian nilai akhir peserta didik oleh Gadik terbatas,
pendidik hanya memberikan nilai tes forma-tif, tes praktik, dan tes
sumatif yang dalam bentuk esai. Sedangkan tes yang berbentuk
pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah dikoreksi dengan
menggu-nakan mesin scanner oleh Subbag Evadasi.
Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden
(R) tentang wewenang pemberian nilai mengatakan bahwa:
R21: “Hak preogratif Gadik terbatas masalah peni-laian, bulan
satu sampai dua punya hak menilai dan bulan ketiga dan keempat
kewenangan evadasi karena sistem kode dan tidak tahu taruna nilai
baik dan tidak baik.”
R22: “Cara penilaian dengan menggunakan hasil akhir, meskipun
punya catatan yang rajin dan tidak sama saja karena menggunakan
-
86
kode, tapi bisa membantu hanya saat mid diambilkan dari
sehari-hari.”
R23: “Sering terjadi nilai hasil evaluasi antara yang rajin
lebih rendah daripada yang tidak rajin.”
Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden
tersebut dapat disimpulkan bahwa wewenang Gadik dalam memberikan
nilai terhadap peserta didik ter-batas. Gadik tidak mengetahui
nilai masing-masing peserta didik yang telah dikompulir oleh Subbag
Evadasi karena tidak diberikan kembali ke Gadik.
Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penye-lenggaraan
analisis evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah
baik, karena 81,43% dari Gadik benar dalam melaksanakan analisis
evaluasi hasil pembelajaran, meskipun masih terdapat 18,57% Gadik
yang belum melaksanakan analisis secara baik.
Pembahasan hasil rincian nilai peserta didik dalam analisis
evaluasi hasil pembelajaran bagi sebagian Gadik belum optimal. Ini
terbukti dari hasil pengisian kuesioner maupun hasil wawancara.
Hasil kuesioner menyatakan bahwa Gadik benar dalam memberikan
perincian penilaian sebesar 71,43% dan masih terdapat 28,57% dari
Gadik yang belum secara baik melaksanakannya.
Dari hasil wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku
responden (R) tentang rincian nilai peserta didik dalam analisis
evaluasi hasil pembela-jaran mengatakan bahwa:
-
87
R30 : ”Kalau rincian tidak, karena Gadik hanya sebatas koreksi
esai, itupun sudah diberi batas nilai maksimalnya.”
R31 : “Tidak, tetapi ada sebagian yang memberi-kan rincian.”
R32 : “Tidak, karena saya hanya memberikan nilai esainya saja,
itupun dengan kode dan semua nilai haknya evadasi.”
Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden
tersebut dapat disimpulkan bahwa Gadik dalam mem-berikan nilai
secara terperinci belum optimal dilaksa-nakan.
Yang dimaksud dengan rincian perhitungan meliputi
catatan-catatan pendidik terhadap peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung baik teori maupun praktik yang meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga peserta didik
mem-punyai kemampuan berpikir aras tinggi meliputi anali-sis,
sintesis, evaluasi dan kreatifitas (Zainal, 2011:23).
Dalam buku pedoman evaluasi pendidikan di Lemdik Akpol tertuang
rumusan analisis nilai akhir teori yang berasal dari nilai formatif
dan sumatif saja, sedangkan catatan tentang peserta didik selama
proses pembelajaran tidak tertuang.