Page 1
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali sebelum diadakan penelitian hampir setengah dari jumlah
siswa kelas V belum tuntas KKM (≥70). Hal ini dikarenakan antara lain guru
sebagai pengajar masih terpaku pada metode pembelajaran konvensional, berpusat
pada guru (teacher centered) dan berpusat pada buku teks (text book centered),
siswa juga belum sepenuhnya dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran
siswa pasif dalam proses pembelajan. Sehingga siswa tidak secara optimal
menyerap materi pelajaran yang disampaikan, siswa akan merasa jenuh dan
bosan. Sehingga hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS dengan pokok bahasan
menghargai peranan tokoh perjuangan dari masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia hasil masih rendah.
Pencapaian hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel kondisi
awal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Kondisi Awal
No Nilai Sebelum Tindakan
Jumlah Siswa Persentase (%)
1 40 – 44 6 15,8
2 45 – 49 6 15,8
3 50 – 54 6 15,8
4 55 – 59 3 7,9
5 60 – 64 2 5,3
6 65 – 69 4 10,5
7 70 – 74 7 18,4
8 75 – 79 2 5,3
9 80 – 84 1 2,6
10 85 – 89 1 2,6
Jumlah 38 100
Rata – rata 56,8
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 40
Page 2
47
Tabel 4.2
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Kondisi Awal
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 11 29%
2 Tidak tuntas 27 71%
Jumlah 38 100%
Nilai maksimum 85
Nilai minimum 40
Rata-rata 56,8
KKM ≥70
Berdasarkan tabel persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD 01
Ampel sebelum tindakan, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai
kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 27 siswa atau 71%
dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 11 siswa atau 29% dari total keseluruhan
siswa.
Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat pemahaman siswa
terhadapa materi yang disajikan masih rendah. Hal itu disebabkan oleh guru
kurang mempunyai keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif dan selalu menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode
konvensional secara terus menerus akan terasa monoton sehingga mengakibatkan
pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Siswa merasa jenuh dan terkesan pasif
dalam pembelajaran. Transformasi ilmupun terjadi kurang maksimal, karena
pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga pembelajaran berjalan kurang
efektif.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri
01 Ampel Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, penulis akan melakukan
sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya.Dalam penelitian ini, penulis akan
menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah guna meningkatkan hasil
belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus akan
dilakukan tiga pertemuan.
Page 3
48
4.2 Pelaksanaan Tindakan
4.2.1 Pelaksaan Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan telah disusun: 1) RPP pertemuan 1 dengan materi
menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia, 2) lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran dan 3) lembar kerja kelompok dan media
pembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia. 4) lembar evaluasi untuk menguji tingkat pemahaman siswa tentang
materi yang diajarkan pada siklus 1, 5) konsultasi dengan guru kelas, tentang
pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah. 5) mempersiapkan1 orang observer yaitu guru kelas 3 untuk
mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dan 1 teman sebagai
dokumentasi pembelajaran, serta 6) menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1
Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17
Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:
Mengawali pembelajaran, ketua kelas memimpin doa, kemudian guru
mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran. Guru
melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru mengajak
siswa bernyanyi bersama lagu-lagu perjuangan, salah satu siswa memimpin
didepan kelas. Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa, “ nilai apa yang
terkandung dalam lagu-lagu yang telah kita nyanyikan tadi?”, “bagaimana usaha
dan peran tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan?”. dan guru
menampung semua jawaban siswa untuk disimpulkan serta menyampaikan tujuan
pembelajaran dan cara belajar yang akan ditempuh yaitu menggunakan Model
Page 4
49
Pembelajaran Berbasis Masalah. Kemudian guru membagi siswa kedalam
kelompok diskusi terdiri dari 4-5 siswa heterogen.
Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa perkelompok dibagi 1 artikel dan
gambar tentang perjuangan kemerdekaan, siswa diminta untuk berdiskusi dan
bertukar pikiran dengan siswa yang lain untuk menyebutkan usaha-usaha dalam
mempersiapkan kemerdekaan dan peristiwa penting perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan dengan penemuan-penemuan jawaban dari berbagai
sumber belajar. (elaborasi) siswa berkelompok mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas, Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan.
(konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
Pada kegiatan akhir, guru mengulas sekilas mengenai materi yang
dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi.
Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Setelah itu guru menyampaikan pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18
Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:
Untuk mengawali pembelajaran ketua kelas memimpin doa, kemudian
guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,
melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru mengajak
siswa untuk menyanyi bersama lagu perjuangan mengulas sedikit tentang
pembelajaran sebelumnnya, selanjutnya guru menunjukan gambar-gambar
peristiwa-peristiwa persiapan kemerdekaan. Siswa diminta mengamati gambar-
gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa “peristiwa apa yang terdapat dalam
gambar tersebut?”, guru menampung jawaban siswa serta menyampaikan tujuan
pembelajaran dan cara belajar yang akan ditempuh yaitu menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Kemudian guru meminta siswa berkelompok
Page 5
50
sesuai dengan kelompok belajar yang sudah dibentuk pada pembelajaran
sebelumnya. Guru memberikan soal ke masing-masing kelompok untuk
didiskusikan.
Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa secara berkelompok memdiskusikan
soal yang diberikan guru, bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya,
menggali informasi dari berbagai sumber belajar untuk menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru. (elaborasi) guru meminta masing-masing kelompok secara
bergantian mempresentasikan hasil diskusinya. Guru meminta kelompok lain
memberikan tanggapan. (konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Pada kegiatan akhir, guru mengulas sekilas mengenai materi yang
dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi.
Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Setelah itu guru menginformasikan kepada siswa pertemuan
selanjtunya akan diadakan tes formatif untuk mengukur tingkap pemahaman
dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mengakhiri pembelajaran
Pertemuan 3
Pelaksanaan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Maret
2014, melalui kegiatan-kegiatan:
Untuk mengawali pembelajaran ketua kelas memimpin doa , kemudian
guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan
pembelajaran, guru melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar
siswa. Guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang digunakan pada saat tes.
Guru memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur dan teliti.
Pada kegiatan inti, siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masing-
masing. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa. Guru membacakan
petunjuk mengerjakan lembar kerja. Guru membagi lembar kerja kepada setiap
siswa. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal. Soal dikumpulkan
Page 6
51
secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang ditentukan. Salah satu
siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak gaduh.
Pada kegiatan akhir, Guru mengulas materi yang telah dipelajari untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi melalui tanya jawab.
Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru memotivasi siswa untuk tekun dalam belajar. Guru
menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
3. Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru dan siswa
kelas V mata pelajaran IPS saat mengajar menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah yaitu pada pembelajaran pertemuan pertama, Guru sudah
melaksanakan pembelajaran memgunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
cukup baik. Namun, masih ada kelemahan dialami guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Kelemahan tersebut antara lain guru masih belum
melaksanakan kegiatan secara runtut. Siswa belum aktif dalam proses
pembelajaran. Guru masih nampak canggung dan mencoba beradaptasi dengan
model pembelajaran yang digunakan, dan pada saa pembentukan kelompok guru
kurang bisa menguasai kelas sehingga siswa ramai dikelas. Tapi setelah
pertemuan kedua guru sudah dapat mengelola kelas dengan model Pembelajaran
Berbasis Masalah, dan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
sehingga siswa sudah mulai aktif dalam proses pembelajaran. Dan pada
pertemuan ketiga hanya diadakan evaluasi, siswa cukup tertib mengerjakan soal
evaluasi dari guru.
4. Refleksi
Diharapkan guru lebih menguasai model Pembelajaran Berbasis Masalah,
Guru juga harus lebih menguasai kelas saat pembentukan kelompok. Bimbingan
kepada siswa perlu ditingkatkan lagi, sehingga siswa lebih merasa dihargai dan
memudahkan siswa untuk memahami materi. Guru hendaknya melakukan
refleksi, agar siswa lebih memahami secara mendalam materi yang telah
diajarkan. Siswa diharapkan lebih berani mengemukakan pendapat, sehingga
pembelajaran akan berlangsung lebih menarik. Siswa juga perlu lebih
Page 7
52
berkonsentrasi dan fokus, sehingga ketika guru mengajukan pertanyaan siswa siap
menjawab dengan benar. Pada akhir pembelajaran, siswa hendaknya mampu
secara bersama dengan bibingan guru membuat simpulan tentang pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Motivasi dan penguatan untuk siswa kurang diberikan,
sehingga siswa cenderung kurang antusias menjawab pertanyaan dari guru.
Siswa masih agak malu-malu untuk mengajukan pertanyaan maupun
pendapat. Masih ada siswa yang gaduh ketika dibagi kelompok, walaupun
sebagian sudah dapat dikendalikan. Guru juga harus lebih memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif selama proses pembelelajaran.
Bimbingan kepada siswa perlu ditingkatkan lagi, sehingga siswa lebih merasa
dihargai dan memudahkan siswa untuk memahami materi. Penguatan serta
motivasi diharapkan lebih diperhatikan oleh guru agar siswa merasa lebih dihargai
dan terdorong untuk berusaha kembali dan berusaha lebih baik lagi. Pada akhir
pembelajaran, siswa hendaknya mampu secara bersama dengan bibingan guru
membuat simpulan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.
4.2.2 Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan telah disusun, 1) RPP dengan materi menghargai
jasa dan peran tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, 2) lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajarn, 3) lembar kerja kelompok dan media pembelajaran,
lembar tes evaluasi hasil belajar. 4) menyiapakan 1 observer yaitu 1 guru kelas 3
untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dan 1 teman sebagai
dokumentasi pembelajaran. Dan 5) alat peraga dan sarana lain untuk menunjang
pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1
Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24
Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:
Page 8
53
Dalam mengawali pembelajaran ketua kelas memimpin doa, kemudian
guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,
melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru
menunjukkan gambar teks proklamasi kemerdekaan dan membacakannya di
depan kelas, guru bertanya kepada siswa, “teks apa yang baru saja dibaca? Usaha
apa saja yang dilakukan tokoh perjuangan dalam memproklamsikan
kemerdekaan? yang kemudian guru menampung semua jawaban siswa untuk
disimpulkan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan cara belajar
yang akan ditempuh yaitu menggunakan pembelajaran berbasis masalah.
Kemudian guru meminta siswa untuk kelompok terdiri dari 4-5 siswa heterogen,
pda siklus II ini kelompok dibuat berbeda dengan kelompok sebelumnya agar
siswa tidak merasa jenuh dan bosan.
Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa diberi masalah yaitu untuk
menyebutkan usaha-usaha yang dilakukan tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan menyebutkan tokoh yang
berperan memproklamasikan kemerdekaan. Siswa diminta untuk bertukar pikiran,
menggali informasi dari berbagai sumber belajar. Guru berkeliling untuk
mengamati jalannya diskusi perkelompok. (elaborasi) guru meminta masing-
masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya. Guru
meminta kelompok lain memberikan tanggapan. (konfirmasi) guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Pada kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang
dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Guru
menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2
Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25
Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:
Untuk mengawali pembelajaran, ketua kelas memimpin doa, kemudian
guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,
Page 9
54
melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru mengulas
sedikit tentang pelajaran yang lalu, mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
perjuangan, guru menunjukan gambar Ir. Soekarno dan Moh.Hatta, kemudian
guru bertanya kepada para siswa, “Usaha apa yang dilakukan Ir.Soekarno dan
Moh Hatta dalam memproklamasikan kemerdekaan?, dan sebutkan nilai juang
yang dapat diambil dari usaha tokoh-tokoh tersebut dalam rangka
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?”, guru menampung semua jawaban
siswa untuk disimpulkan dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan meminta
siswa kembali berkelompok sesuai kelompok pada pembelajaran sebelumnya.
Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa diminta untuk berdiskusi dengan
teman sekelompoknya, bertukar pikiran, menggali informasi dari berbagai sumber
untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. (elaborasi) siswa
diminta mempresentasikan hasil diskusi dari kelompoknya. Siswa lain diminta
untuk menanggapi, Guru mengawasi dan mengatur jalannya presentasi.
(konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
Pada kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang
dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Guru
menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan menginformasikan
pertemuan selanjutnya akan diadakan tes formatir materi yang telah dipelajari.
Pertemuan 3
Pelaksanaan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 27
Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:
Untuk mengawali pembelajaran seperti biasanya ketua kelas memimpin
doa, kemudian guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap
mengikuti kegiatan pembelajaran, melakukan absensi kelas dan memeriksa
kesiapan belajar siswa. Guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang digunakan
pada saat tes. Guru memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur
dan teliti.
Page 10
55
Pada kegiatan inti, siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masing-
masing. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa. Guru membacakan
petunjuk mengerjakan lembar kerja. Guru membagi lembar kerja kepada setiap
siswa. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal. Soal dikumpulkan
secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang ditentukan. Salah satu
siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak gaduh.
Pada kegiatan akhir, Guru mengulas materi yang telah dipelajari untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi melalui tanya jawab.
Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru memotivasi siswa untuk tekun dalam belajar. Guru
menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
3. Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru dan siswa
kelas V mata pelajaran IPS saat mengajar menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah. Dalam pertemuan pertama siklus II guru sudah melakukan
bempelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan baik.
Penerapan model pembelajaran sudah mulai runtut dan rapi sehingga siswa tidak
merasa kebingungan. Beberapa kelemahan masih dialami oleh guru. Dalam
pelaksanaan pembelajaran, guru masih lemah dalam mengatur waktu sehingga
waktu yang digunakan cendenrung lebih lama dari pada waktu yang telah
direncanakan. Pada akhir pembelajaran guru kurang membimbing siswa untuk
membuat simpulan secara berama-sama. Siswa lebih baik saat proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Siswa
melakukan proses pembelajaran berbasis masalah dengan baik. Siswa nampak
lebih selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
sebagian besar siswa sudah lebih aktif mencatat berbagai penjelasan dari guru.
Sebagian besar siswa sudah berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari
guru. Beberapa kekurangan masih dialami oleh siswa. Sebagian besar siswa masih
belum berani mengemukakan pendapat atau menanggapi penjelasan dari guru.
Dalam pembentukan kelompok, masih ada siswa yang gaduh. Siswa masih
mengalami kesulitan atau butuh waktu agak lama untuk menjawab pertanyaan
Page 11
56
dari guru. Pada akhir pembelajaran, sebagian besar siswa masih belum mampu
membuat simpulan bersama-sama.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, Beberapa kelemahan masih dialami oleh
guru. Guru juga belum mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan di sekitar.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru masih lemah dalam mengatur waktu
sehingga waktu yang digunakan cendenrung lebih lama dari pada waktu yang
telah direncanakan. Pada akhir pembelajaran guru kurang membimbing siswa
untuk membuat simpulan secara berama-sama.
Beberapa kekurangan masih dialami oleh siswa. Sebagian besar siswa
masih belum berani mengemukakan pendapat atau menanggapi penjelasan dari
guru. Dalam pembentukan kelompok, masih ada siswa yang gaduh. Siswa masih
mengalami kesulitan atau butuh waktu agak lama untuk menjawab pertanyaan
dari guru. Pada akhir pembelajaran, sebagian besar siswa masih belum mampu
membuat simpulan bersama-sama. Diharapkan mampu memperbaiki kelemahan-
kelamahan yang ada. Penggunaan waktu juga harus diperhatikan oleh guru,
sehingga pelaksanaan pembelajaran sesuia dengan yang direncakanan. Pembuatan
kesimpulan hendaknya juga penting ditekankan agar siswa lebih memahami
secara mendalam tentang materi yang telah dipelajari. Siswa juga diharapkan
lebih berani lagi dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi penjelasan dari
guru. Pada akhir pembelajaran siswa harus mampu membuat simpulan baik secara
mandiri maupun bersama-sama, sehingga mereka lebih menguasai materi secara
mendalam.
4.3.Hasil Analisis Data
4.3.1. Analisis Lembar Observasi Data
4.3.1.1 Siklus I
Analisis hasil dari observer guru dan siswa pada siklus 1 pada pertemuan
pertama dan kedua diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:
Page 12
57
Tabel 4.3 Hasil Observasi Tindakan Guru dan Siswa
No Pertemuan Tindakan Guru Respon Siswa
1 Pertemuan 1 76 % 70%
2 Pertemuan 2 80% 75%
Rata-rata 78% 72,5%
Kategori Baik Baik
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui presentase tindakan guru pada
pertemuan 1 sebesar 76% . Sedangkan hasil lembar observasi tindakan guru pada
pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 80%. Setelah dirata-rata, hasil
observasi tindakan guru pada siklus I sebesar 78% yang menduduki kategori baik
(Kriteria nilai menurut Depdiknas, 2003). Persentase respon siswa selama proses
pembelajaran pada pertemuan 1 sebesar 70% . sedangkan pada pertemuan kedua
diperoleh persentase sebesar 75%. Setelah dirata-rata, diketahui hasil observasi
respon siswa pada siklus I sebesar 72,5% yang dikategorikan baik (Kriteria
menurut Depdiknas, 2003).
Hal ini menunjukan peningkatan bahwa terjadi peningkatan tindakan guru
dan respon siswa yang berarti proses belajar mengajar semakin membaik.
4.3.1.2 Siklus 2
Analisis hasil dari observer guru dan siswa pada siklus 2 pada pertemuan pertama
dan kedua diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Observasi Tindakan Guru dan Siswa
No Pertemuan Tindakan Guru Respon Siswa
1 Pertemuan 1 84% 80%
2 Pertemuan 2 92% 90%
Rata-rata 88% 85%
Kategori Sangat baik Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui presentase tindakan guru pada
pertemuan 1 sebesar 84% . Sedangkan hasil lembar observasi tindakan guru pada
pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 92%. Setelah dirata-rata, hasil
Page 13
58
observasi tindakan guru pada siklus I sebesar 88% yang menduduki kategori
sangat baik (Kriteria nilai menurut Depdiknas, 2003). Persentase respon siswa
selama proses pembelajaran pada pertemuan 1 sebesar 80% . sedangkan pada
pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 90%. Setelah dirata-rata, diketahui
hasil observasi respon siswa pada siklus I sebesar 85% yang dikategorikan sangat
baik (Kriteria menurut Depdiknas, 2003). Hal ini menunjukan peningkatan bahwa
terjadi peningkatan tindakan guru dan respon siswa yang berarti proses belajar
mengajar semakin membaik.
4.3.2 Analisis Hasil Belajar
4.3.2.1 Hasil Belajar Siklus I
Setelah dilakukan tindakan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah
pada siklus I dengan 3 kali pertemmuan, diperoleh hasil belajar IPS pada materi
menghargai peranan tokoh perjuangan dari masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri 01 Ampel yang
disajikan pada tabel 4.5 dan persentase ketuntasan pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Siklus I
No Nilai Sebelum Tindakan
Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 40 – 44 0 0
2 45 – 49 2 5,3
3 50 – 54 3 7,9
4 55 – 59 3 7,9
5 60 – 64 3 7,9
6 65 – 69 1 2,6
7 70 – 74 18 47
8 75 – 79 6 15,8
9 80 – 84 1 2,6
10 85 – 89 1 2,6
Jumlah 38 100
Rata – rata 66,44
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 45
Page 14
59
Tabel 4.6
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan tabel 4.5, jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus I
meningkat menjadi 26 siswa atau 68%, sedangkan yang belum tuntas KKM
sebanyak 12 siswa atau 32%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1
ialah 85, nilai terendah yaitu 45 dan belum ada yang mencapai nilai maksimum
yaitu 100. Perolehan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel dengan
menerapkan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah jumlah siswa
yang nilainya memenuhi KKM sudah terlihat meningkat dibandingkan dengan
pra siklus. Hasil tes formatif pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan
ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.1.
Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar IPS Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Kelas V SD Negeri 01 Ampel
Siklus I
68%
32%
Ketuntasan Belajar IPS Siklus I
KKM ≥ 70
Tuntas
Tidak Tuntas
No Ketuntasan KKM Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas ≥ 70 26 68%
2 Tidak tuntas < 70 12 32%
Jumlah 38 100%
Nilai maksimum 85
Nilai minimum 45
Rata-rata 66,44
Page 15
60
Berdasarkan diagram , terlihat bahwa siswa yang telah mencapai KKM
adalah 26 siswa atau 68 % dan siswa yang belum mencapai KKM adalah 12
siswa atau 32 %. Nilai rata – rata yang diperoleh kelas adalah 66,44 dengan
perolehan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Hal ini menunjukan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari Pra Siklus ke Siklus I, dengan penggunaan
model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat ememberikan pengaruh dalam hasil
belajar siswa.
Perbandingan hasil belajar IPS siswa pada kondisi awal degan Siklus I
disajikan pada diagram 4.2 berikut ini:
Diagram 4.2
Perbandingan Hasil Belajar IPS siswa pada Kondisi awal dengan Siklus I
Pada diagram 4.2terlihat kenaikan hasil belajar IPS siswa kelas V SD
Negeri 01 Ampel, pada Pra Siklus siswa yang mencapai KKM / Tuntas sebesar
29% pada Siklus I menjadi 68%, sedangkan pada Pra Siklus yang belum
mencapai KKM / Belum Tuntas sebesar 71%, pada Siklus I menjadi 32%
4.3.2.2 Hasil Belajar Siklus II
Setelah dilakukan tindakan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah
pada Siklus II dengan 3 kali pertemuan, diperoleh hasil belajar IPS materi
0%
20%
40%
60%
80%
Perbandingan Hasil Belajar IPS
Tidak Tutas
Tuntas
27 siswa
11 siswa
Pra Siklus
12siswa
26 siswa
Siklus I
Page 16
61
Menghargai peranan tokoh pejuang dari masyarakay dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 01
Ampel yang disajikan pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Siklus II
No Nilai Sebelum Tindakan
Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 60 – 64 1 2,6
2 65 – 69 3 7,9
3 70 – 74 3 7,9
4 75 – 79 9 23,7
5 80 – 84 11 28,9
6 85 – 89 8 21
7 90 – 94 2 5,3
8 95 – 99 1 2,6
Jumlah 38 100
Rata – rata 78,28
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 60
Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 38 siswa
terdapat 1 siswa mendapat nilai rentan 60-64 atau 2,6%, siswa mendapat nilai
rentan 65-69 sebanyak 3 siswa atau 7,9%, siswa mendapat nilai rentan 70-74
sebanyak 3 siswa atau 7,9%, siswa mendapat nilai rentan 75-79 sebanyak 9 siswa
atau 23,7%, siswa yang mendapat nilai rentan 80-84 sebanyak 11 siswa atau
28,9%, siswa yang mendapat nilai rentan 85-89 sebanyak 8 siswa atau 21%, siswa
yang mendapat nilai rentan 90-95 sebanyak 2 siswa atau 5,3%, dan siswa yang
mendapat nilai rentan 95-99 sebanyak 1 orang atau 2,6%
Berdasarkan nilai hasil belajar IPS siswa kelas V pada tabel 4.7, maka
dapat diketahui persentase ketuntasan hasil belajar matematika siklus II pada tabel
4.8 berikut ini:
Page 17
62
Tabel 4.8
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
No Ketuntasan KKM Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas ≥ 70 34 89,47%
2 Tidak tuntas < 70 4 10,52%
Jumlah 38 100%
Nilai maksimum 95
Nilai minimum 60
Rata-rata 78,28
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM sebanyak 4 siswa yang berarti 10,5% siswa tidak tuntas.
Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 34 siswa yang
berarti 89,5% siswa tuntas dalam pembelajaran.
Adapun data rekapitulasi hasil belajar IPS siswa Siklus II dapat dilihat
pada diagram 4.3 berikut ini:
Diagram 4.3 persentase ketuntasan hasil belajar IPS pada Siklus II
Dilihat dari diagram 4.3 dapat diketahui prosentase ketuntasan hasil
belajar IPS pada Siklus II sebesar 89%. Hasil ini meningkat dari pada persentase
ketuntasan hasil belajar pada siklus I sebesar 68%. Dengan demikian dapat
89%
11%
Ketuntasan Belajar IPSSiklus II
KKM ≥ 70
Tuntas
Tidak Tuntas
Page 18
63
dikatakan bahawa hasil belajar IPS pada siklus II telah mencapai indikator kinerja
sebesar 85% siswa tuntas.
Perbandingan hasil keja IPS siswa pada siklus I dengan siklus II dapat
dilihat pada digram 4.4 berikut ini:
Diagram 4.4 Perbandingan Hasil Belajar IPS Siklus I dengan
Siklus II
Untuk mengetahui perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada saat
kondisi awal, pada siklus I , dan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut
ini:
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus
Kondisi Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Tuntas 11 29% 26 68% 34 89,5%
Tidak Tuntas 27 71% 12 32% 4 10,5%
Jumlah 38 100% 38 100% 38 100%
Rata-rata 56,8 66,44 78,28
Maksimum 85 85 95
Minimum 40 45 60
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Perbandingan Hasil Belajar IPS
Tidak Tuntas
Tuntas
12siswa
26 siswa
4 siswa
34 siswa
Siklus I Siklus II
Page 19
64
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dari
kondisi awal sampai siklus II. Ketuntasan hasil belajar IPS pada kondisi awal (pra
siklus) meningkat pada siklus I sebesar 39%. Sedangkan hasil belajar IPS pada
siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 20,5% dari pada hasil belajar IPS
pada siklus I. Prosentase ketuntasan hasil belajar IPS siswa dikatakan berhasil
karena telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 85%. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut ini:
Diagram 4.5 Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II
4.4 Pembahasan
Pada siklus I diperoleh data hasil observasi tindakan guru dan respon
siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran
Berbasis Masalah . Diketahui hasil tindakan guru pada siklus I sebesar 78%
dengan kategori baik. Pada saat pembelajaran interaksi antara guru dan siswa
kurang berjalan optimal dikarenakan siswa masih malu-malu dalam bertanya dan
masih cenderung pasif, sedangkan guru masih cenderung mendominasi dalam
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus
Tidak Tuntas
Tuntas
27 siswa
11 siswa 12 siswa
26 siswa
4 siswa
34 siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Page 20
65
pembelajaran dan guru masih merasa kebingungan saat mengajar menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah. Adanya tindak nyaman siswa dengan
teman sekelompok, berakibat siswa tidak dapat bertukar pikiran dengan
maksimal. Hal ini dapat diketahui dari berdasarkan hasil observasi respon siswa
pada siklus I sebesar 72,5% yang menduduki kategori baik. Walaupun masuk
pada kategori baik, namum prosentase respon siswa selama proses pembelajaran
masih rendah. Untuk itu masih diperlukan upaya perbaikan proses pembelajaran
pada siklus II
Pada siklus II, Hasil tindakan guru dan respon siswa semakin meningkat.
Diketahui hasil tindakan guru pada siklus II sebesar 88% dengan kategori sangat
baik, hasil observasi respon siswa selama proses pembelajaran siklus II
meningkat menjadi 85% pada kategori sangat baik. Pada siklus II guru sudah
mulai beradaptasi dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah, kekurangan-
kekuranga pada siklus I sudah banyak berkurang dan berusaha diperbaiki di
siklus II. Siswa juga sudah mulai aktif dalam pembelajaran, dalam berkelompok
memecahkan masalah berjalan lancar dan tertib.
Prosentase hasil belajar IPS siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat pada siklus I diperoleh data sebesar 68% siswa yang tuntas dan
32% yang tidak tuntas dengan rata-rata nilai kelas 66 dan meningkat pada siklus II
menjadi 89,5% siswa yang tuntas dan 11% siswa yang belum tuntas. Nilai rata-
rata pada siklus I sebesar 66,44 meningkat pada siklus II sebesar 78,28. Sehingga
berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diputuskan bahwa penelitian ini telah
berhasil.
Berdasarkan kajian penelitian lain yang relevan dengan model
Pembelajaran Berbasis Masalah membuktikan adanya peningkatan hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukarman (2012) dengan
judul “Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Batiombo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Semester 2 Tahun Ajaran
2011/2012. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sukarman menunjukkan hasil
belajar siswa mengalami peningkatkan, sebelum penelitian ketuntasan hanya
Page 21
66
42,85% denagn rata-rata kelas 55 setelah dilakukan tindakan, pada siklus 1
ketuntasan belajar siswa 71,42% dengan nilai rata-rata 61,45. Pada siklus 2
ketuntasan belajar siswa 85,71% dengan nilai rata-rata kelas 70,47. Penelitian
tersebut menunjukan bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah terbukti dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dengan penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Siswa lebih
aktif dan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Proses belajar mengajar lebih menyenangkan daripada pembelajaran konvensiona
yang sering dilakukan sebelumnya, akan tetapi masih ada 4 siswa yang belum
tuntas dalam pembelajaran IPS ini dikarenakan memang ada keterlambatan cara
berpikir anak tersebut serta keterlambatan dalam menangkap pembelajaran yang
berbeda dengan teman-temannya, berdasarkan informasi dari guru kelas V dan
informasi dari teman sekelas 4 anak tersebut sering berbicara sendiri saat
pembelajaran berlangsung.
Dengan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa, maka penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah terbukti telah berhasil meningkatkan hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Semester II tahun pelajaran
2013/2014.