BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab akan membahas mengenai deskripsi tempat penelitian yaitu di SMK Negeri 3 Ambon, karakteristik responden, hasil reliabilitas dan validitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, uji statistik yaitu dengan teknik regresi berganda dan pembahasan hasil penelitian. A. Deskripsi Tempat Penelitian SMK NEGERI 3 AMBON merupakan salah satu sekolah kejuruan di Provinsi Maluku kota Ambon yang berlokasi di Jalan Laksdya Leo Wattimena Ambon. SMK Negeri 3 Ambon dahulunya bernama “Yayasan Toma” yang bergerak dalam bidang pendidikan teknik menengah. Namun, pada tahun 1963 namanya diganti menjadi STM (Sekolah Teknik Menegah) di bawah asuhan bapak H. T. Kho sebagai pembina sekaligus kepala sekolah. Dalam perkembangannya beberapa tahun kemudian namanya diganti menjadi STM Negeri 1 Ambon. Kemudian sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 036/O/1997 terhitung 1 Juni 1997 nama STM Negeri Ambon berubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Ambon. Sekolah ini mempunyai 5 jurusan dengan jumlah keseluruhan guru tetap sebanyak 116 orang.
22
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN A. eskripsi Tempat Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10230/4/T2_832014013_BAB IV... · BAB IV . HASIL PENELITIAN . Dalam bab. akan . membahas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab akan membahas mengenai deskripsi tempat penelitian
yaitu di SMK Negeri 3 Ambon, karakteristik responden, hasil reliabilitas
dan validitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, uji
statistik yaitu dengan teknik regresi berganda dan pembahasan hasil
penelitian.
A. Deskripsi Tempat Penelitian
SMK NEGERI 3 AMBON merupakan salah satu sekolah kejuruan di
Provinsi Maluku kota Ambon yang berlokasi di Jalan Laksdya Leo
Wattimena Ambon. SMK Negeri 3 Ambon dahulunya bernama “Yayasan
Toma” yang bergerak dalam bidang pendidikan teknik menengah. Namun,
pada tahun 1963 namanya diganti menjadi STM (Sekolah Teknik Menegah)
di bawah asuhan bapak H. T. Kho sebagai pembina sekaligus kepala sekolah.
Dalam perkembangannya beberapa tahun kemudian namanya diganti
menjadi STM Negeri 1 Ambon. Kemudian sesuai Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 036/O/1997
terhitung 1 Juni 1997 nama STM Negeri Ambon berubah menjadi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Ambon. Sekolah ini mempunyai 5
jurusan dengan jumlah keseluruhan guru tetap sebanyak 116 orang.
B. Karakteristik Guru
1. Karateristik Guru Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data responden diketahui respoden yang memiliki jenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 72 orang responden (62%) dari jumlah
keseluruhan responden, sedangkan perempuan sebanyak 44 responden (38%)
(Tabel 4.1).
Tabel 4.1
Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentasi (%)
Laki-laki 72 62%
Perempuan 44 38%
Total 116 100%
1.1 Karakteristik Guru Berdasarkan Usia
Berdasarkan data usia responden guru terlihat usia guru antara 26
sampai 34 tahun sebanyak 24 responden (21%), usia 35 sampai 44 tahun
sebanyak 32 responden (27%), dan usia 45 sampai 54 tahun sebanyak (37%).
Usia responden dengan presentasi terbesar adalah rentang usia 45 sampai 54
yaitu sebanyak 43 responden (37%). (Tabel 4.2).
Tabel 4.2
Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Usia
Usia Jumlah Presentasi (%)
< 25 tahun 1 1%
26 – 34 tahun 24 21%
35 – 44 tahun 32 27%
45 – 54 tahun 43 37%
> 54 tahun 16 14%
Total 116 100%
1.2 Karakteristik Guru Berdasarkan Golongan Kepegawaian
Berdasarkan golongan kepegawaian, guru diketahui bahwa tidak
masuk golongan satu dan golongan dua. Jumlah guru golongan tiga
sebanyak 74 guru (64%) dan golongan empat sebanyak 42 guru (36%)
(Tabel 4.3).
Tabel 4.3
Jumlah Guru Menurut Golongan Kepegawaian
Jenis Golongan Jumlah Presentasi (%)
Golongan I - -
Golongan II - -
Golongan III 74 64%
Golongan IV 42 36%
Total 116 100%
1.3 Karakteristik Guru Berdasarkan Lama Mengajar
Berdasarkan data lama mengajar guru di SMK Negeri 3 Ambon
terlihat bahwa hampir separuh dari jumlah guru yang sudah mengajar selama
10 sampai 20 tahun sebanyak 57 orang (49%). (Tabel 4.4).
Table 4.4
Responden Menurut Lama Mengajar
Lama Mengajar Jumlah Presentasi (%)
< 10 tahun 25 22%
10 – 20 tahun 57 49%
> 20 tahun 34 29%
Total 116 100%
2. Hasil Validitass dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
2.1 Gaya Kepemimpinan Transformasional (GKT)
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas penelitian, diperoleh 29
item yang valid dan 1 item yang gugur dengan rentang nilai Koefisien Alpha
Cronbach 0,332 – 0,637 atau reliabilitas sebesar 0,930. Hal ini berarti
reliabilitas alat ukur Gaya Kepemimpinan Transformasional berada pada
katagori dapat diandalkan. Sebaran aitem valid dan item gugur skala gaya
kepemimpinan transformasional disajikan pada (Lampiran C).
2.2 Iklim Organisasi (IO)
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dalam penelitian ini,
diperoleh 31 item yang valid dan 1 item yang gugur dengan rentang nilai
Koefisien Alpha Cronbach 0,301 – 0,640 atau reliabilitas sebesar 0,902. Hal
ini berarti reliabilitas alat ukur Iklim Organisasi berada pada katagori dapat
diandalkan. Sebaran item valid dan aitem gugur skala iklim organisasi
disajikan pada( Lampiran C).
3. Indikator Skor
3.1 Skor Kinerja Guru
Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel Kinerja Guru (KG)
digunakan 5 kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah. (Tabel 4.5)
Tabel 4.5
Katagori Skor Kinerja Guru
Katagori Interval N Presentasi
Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita
ST 89,4 ≤ X ≤ 92,3 21 14 29,17% 31,82%
T 86,4 ≤ X ≤ 89,3 16 5 22,22% 11,36%
S 83,4 ≤ X ≤ 86,3 4 0 5,56% 0%
R 80,4 ≤ X ≤ 83,3 13 11 18,05% 25% SR 77,4 ≤ X ≤ 80,3 18 14 25% 31,82%
Rataan 84,71 84,64 SD 4,628 4,94 Min 78 78 Max `91 91
Keterangan : ST = Sangat Setuju; T = Tinggi; S= Sedang; R= Rendah; SR= Sangat Rendah
Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa rataan kinerja guru di SMK Negeri 3
Ambon untuk laki-laki 84,71 dan untuk guru wanita 84,64, keduanya
termasuk katagori sedang.
3.2 Skor Gaya Kepemimpinan Transformasional
Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel Gaya Kepemimpinan
Transformasional (GKT) digunakan 5 kategori sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah. Berikut ini adalah interval untuk skala (GKT)
gaya kepemipinan transformasional. (Tabel 4.6).
Tabel 4.6
Katagori Skor Gaya Kepemimpinan Transformasional
Katagori Interval N Presentasi
Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita
ST 132 ≤ X ≤ 145 5 3 6,94% 6,82%
T 118 ≤ X ≤ 131 27 23 37,5% 52,27%
S 104 ≤ X ≤ 117 28 12 38,89% 27,27%
R 90 ≤ X ≤ 103 11 6 15,28% 13,64%
SR 76 ≤ X ≤ 89 1 0 1,39% 0%
Rataan 115,82 118,20
SD 12,061 11,263
Min 76 95
Max `144 144
Keterangan : ST = Sangat Setuju; T = Tinggi; S= Sedang; R= Rendah; SR= Sangat Rendah
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa 38,89% GKT guru laki-laki di
SMK Negeri 3 Ambon berada pada katagori sedang sebaliknya 52,27 GKT
guru wanita SMK Negeri 3 Ambon berada pada katagori tinggi. Rataan skor
GKT laki-laki 115,82 (sedang) dan nilai GKT wanita 118,20 termasuk
katagori tinggi.
3.3 Skor Iklim Organisasi
Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel Iklim Organisasi (IO)
digunakan 5 kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Interval skala Iklim Organisasi (IO) disajikan dalam Tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7
Katagori Skor Iklim Organisasi
Katagori Interval N Presentasi
Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita
ST 137 ≤ X ≤ 153 9 12 12,5% 27,27%
T 120 ≤ X ≤ 136 52 26 72,22% 59,09%
S 103 ≤ X ≤ 119 11 5 15,28% 11,37%
R 86 ≤ X ≤ 102 0 0 0% 0%
SR 69 ≤ X ≤ 85 0 1 0% 2,27%
Rataan 127,32 129,57 SD 8,793 12,730 Min 72 70 Max `152 147
Keterangan : ST = Sangat Setuju; T = Tinggi; S= Sedang; R= Rendah; SR= Sangat Rendah
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa 72,22% IO guru laki-laki di
SMK Negeri 3 Ambon berada pada katagori tinggi demikian pula halnya
dengan guru wanita SMK Negeri 3 Ambon berada pada katagori tinggi.
Rataan skor IO guru laki-laki sebesar 127,32 termasuk katagori tinggi sama
halnya dengan rataan IO guru wanita sebesar 129,57 termasuk katagori
tinggi.
C. Hasil Uji Statistik
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji linearitas.
1.1 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas guru di SMK Negeri 3 Ambon yang berjenis
kelamin laki-laki dan wanita disajikan dalam Tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8
Uji Contoh One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Guru Laki-Laki dan Wanita di SMK Negeri 3 Ambon
Residual untuk Kinerja
Guru Laki-laki Guru Wanita
N 72 44
Parameter Normala, Rataan 0,0000000 0,0000000
Simpangan Baku 4.82451729 4.82451729
Perbedaan Paling Ekstrim Absolut 0,182 0,182
Positif 0,159 0,159
Negatif -0,182 -0,182
Kolmogorov-Smirnov Z 1,047 1,211
Asymp. Sig. (2-ekor) 0,223 0,107
a. Uji Sebaran adalah Normal.
Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa koefisien Kolmogorov-Smirnov guru
laki-laki sebesar 1.047 dengan p>0,05 dan guru wanita 1.211 dengan p>0,05.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data nilai residual kinerja guru
laki-laki dan wanita di SMK Negeri 3 Ambon terdistribusi normal, sehingga
data penelitian memenuhi asumsi normalitas.
1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah ada atau tidak
hubungan linier secara sempurna atau mendekati sempurna di antara peubah
tak gayut (GKT dan IO). (Tabel 4.9).
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas Guru Laki-laki dan Wanita
Di SMK Negeri 3 Ambon
Guru Laki-laki Guru Wanita
Koefisien Koefisien
Statistik Kolinearitas Statistik Kolinearitas
Model Toleransi VIF Toleransi VIF
1 Konstanta
GKT 0,957 1,044 0,971 1,030
IO 0,957 1,044 0,971 1,030
Peubah Gayut: Kinerja
Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai toleransi guru laki-laki
nilai dan nilai VIF dari kedua peubah tak gayut lebih dari 0,10 dan kurang
dari 10. Demikian pula halnya pada nilai toleransi guru wanita dari kedua
peubah gayut tak lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang 10. Sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar peubah tak gayut.
1.3 Uji Heteroskedasitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan ragam residual suatu pengamatan
terhadap pengamatan yang lain. Jika ragam berbeda terjadi masalah
heteroskedastisitas, sebaliknya jika ragam dari residual dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap disebut heterokedasitas.
Gambar 4.10
Diagram Pencar Kinerja Guru Laki-laki
Dari gambar diagram pencar 4.10 dapat dilihat bahwa titik-titik tidak
membentuk pola yang jelas. Titik tersebut menyebar ke arah kiri angka 0
pada sumbu Y. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedasitas.
Gambar 4.11
Diagram Pencar Kinerja Guru Wanita
Dari gambar diagram pencar 4.11 dapat dilihat bahwa titik-titik tidak
membentuk pola yang jelas. Titik tersebut menyebar ke arah kiri angka 0
pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedasitas.
1.4 Uji Linearitas
Hasil Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan
peubah tak gayut dengan peubah gayut serta untuk mengetahui signifikansi
penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut.
1.4.1 Uji Linearitas Guru Laki-laki
Tabel 4.12
Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas
Guru Laki-laki (KG vs GKT)
db JK KT F Sig.
KINERJA *
GKT
Antar
Kelompok
(Gabungan) 34 631,508 18,574 0,773 0,775
Linearitas 1 89,375 89,375 3,718 0,062
Simpangan dari
linearitas
33 542,134 16,428 0,683 0,865
Dalam Kelompok 37 889,367 24,037
Total 71 1520,875
Keterangan: KG= Kinerja Guru; GKT = Gaya Kepemimpinan Transformasional
Dari Tabel 4.12 dapat dilihat hasil uji linieritas KG terhadap GKT
yaitu nilai p sebesar 0,865 (p>0,05) dengan nilai F sebesar 0,683. Dengan
demikian, KG dan GKT dapat dinyatakan memiliki hubungan linier.
Tabel 4.13
Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas
Guru Laki-laki (KG vs IO)
db JK KT F Sig.
KG *
IO
Antar
Kelompok
(Gabungan) 29 639,100 22,038 1,050 0,436
Linearitas 1 0,348 0,348 1,017 0,898
Simpangan dari
linearitas
28 638,752 22,813 1,087 0,396
Dalam Kelompok 42 881,775 20,995
Total 71 1520,875 Keterangan: KG= Kinerja Guru; IO = Iklim Organisasi
Dari Tabel 4.13 dapat dilihat hasil uji linearitas terhadap KG dan IO
yaitu nilai p sebesar 0,396 (p>0,05) dengan nilai F sebesar 1,087. Dengan
demikian, KG dan IO memiliki hubungan liniear.
1.4.2. Uji Linearitas Guru Wanita
Tabel 4.14
Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas
Guru Wanita (KG vs GKT)
Db JK KT F Sig.
KINERJA
* GKT
Antar
Kelompok
(Gabungan) 24 713,715
29,738 1,741 0,110
Linearitas 1 5,281
5,281 1,309 0,585
Simpangan dari
Linearitas
23 708,434
30,801 1,804 0,198
Dalam Kelompok 19 324,467
17,077
Total 43 1038,182
Keterangan: KG= Kinerja Guru ; GKT = Gaya Kepemimpinan Transformasional
Dari Tabel 4.14 di atas dapat dilihat hasil uji linieritas terhadap kinerja
guru dan IO yaitu nilai p sebesar 0,198 (p>0,05) dengan nilai F sebesar
1,804. Dengan demikian, kinerja guru dan GKT dapat dinyatakan memiliki
hubungan linier.
Tabel 4.15
Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas
Guru Wanita (KG vs IO)
db JK KT F Sig.
KINERJA
* IO
Antar
Kelompok
(Gabungan) 28 792,182 28,292 1,725 0,134
Linearitas 1 26,893 26,893 1,640 0,220
Simpangan dari
Linearitas
27 765,289 28,344 1,728 0,134
Dalam Kelompok 15 246,000 16,400
Total 43 1038,182
Keterangan: KG= Kinerja Guru ; IO = Iklim Organisasi
Dari Tabel 4.15 dapat dilihat hasil uji linearitas terhadap kinerja guru
dan IO yaitu nilai p sebesar 0,134 (p>0,05) dengan nilai F sebesar 1,728.
Dengan demikian, kinerja guru dan IO dapat dinyatakan memiliki hubungan
linear.
2. Uji Hipotesis
Untuk uji hipotesis ini, penulis menggunakan analisis regresi
berganda dua variabel. Dua variabel yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah gaya kepemimpinan transformasional dan iklim organisasi. Berikut
ini adalah hasil dari analisis dengan menggunakan SPSS versi 21.0
2.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Hasil uji signifikan (Uji F) untuk peubah bebas X1 (Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan X2 (Iklim Organisasi) terhadap Y
(Kinerja Guru) di SMK Negeri 3 Ambon diperoleh hasil sebagai berikut.
(Tabel 4.16).
2.1.1 Uji F Guru Laki-laki
Tabel 4.16
Daftar Sidik Ragam Uji Signifikan
Regresi Berganda Nilai F (Laki-laki)
Model db JK KT F Sig.
1 Regresi 2 96,112 48,056 2,327 0,105a
Sisa 69 1424,763 20,649
Total 71 1520,875
a. Prediktor: (Konstanta), GKT, IO
b. Peubah Gayut: KG
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat disimpulkan bahwa secara
simultan gaya kepemimpinan transformasional dan iklim organisasi tidak
berpengaruh terhadap kinerja guru laki-laki di SMK Negeri 3 Ambon
dengan nilai Fhitung>Ftabel (2,327<3,130) atau angka signifikan 0,015>0,05.
Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan gaya kepemimpinan
transformasional dan iklim organisasi secara bersama-sama atau simultan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
2.1.2 Uji F Guru Wanita
Tabel 4.17
Daftar Sidik Ragam Uji Signifikan
Regresi Berganda Nilai F (Wanita)
Model db JK KT F Sig.
1 Regresi 2 37.315 18.658 0.764 0.472a
Sisa 41 1000.867 24.411
Total 43 1038.182
a. Prediktor: (Konstanta), GKT, IO
b. Peubah Gayut: KINERJA
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas dapat disimpulkan bahwa secara
simultan gaya kepemimpinan transformasional dan iklim organisasi tidak
berpengaruh terhadap kinerja guru wanita di SMK Negeri 3 Ambon dengan
nilai Fhitung>Ftabel (0.764<3,226) atau angka signifikan 0,472>0,05.
Dengan demikian maka hipotesi yang menyatakan gaya kepemimpinan
transformasional dan iklim organisasi secara bersama-sama atau simultan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.