67 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari beberapa kelompok orang yaitu, guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, komite sekolah, penjaga sekolah, siswa, dan orang tua siswa. Tabel 4.1 Deskripsi subjek Penelitian No Kategori Subjek Jumlah(orang) Lulusan Jumlah Jurusan 1. Guru Kelas 6 6 S1 PGSD 2. Guru Mapel 4 1 1 2 S1 PAI S1 PJOK PGSD 3. Kepala Sekolah 1 1 S1 PJOK 4. Komite Sekolah 2 1 1 SLTA SLTA 5. Penjaga Sekolah 1 1 SLTP 6. Siswa 3 3 Kelas V1 7. Orang Tua 3 1 1 1 SMA SLTP STM Sumber : SD Negeri 2 Nglangitan Sebagai unit sekolah negeri, SD Negeri 2 Nglangitan tidak memiliki wewenang untuk menentukan kualifikasi guru dan tenaga lainnya dalam mengelola pendidikan. Setiap guru dan karyawan yang ditugaskan ke SD hrus diterima dan diberikan beban kerja yang sama. Atas kondisi ini, maka komposisi guru dan karyawanpun menjadi beragam baik dalam pengalaman maupun kemampuan. Pada kategori guru, semua guru baik guru kelas maupun guru mata pelajaran, merupakan lulusan Sarjana Pendidikan (PGSD, PAI, PJOK). Walaupun ada beberapa guru yang baru selesai menempuh studi lanjut
40
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek ... - UKSW
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian terdiri dari beberapa kelompok orang yaitu, guru kelas, guru
mata pelajaran, kepala sekolah, komite sekolah, penjaga sekolah, siswa, dan
orang tua siswa.
Tabel 4.1
Deskripsi subjek Penelitian
No Kategori Subjek
Jumlah(orang) Lulusan
Jumlah Jurusan 1. Guru Kelas 6 6 S1 PGSD 2. Guru Mapel 4 1
1 2
S1 PAI S1 PJOK PGSD
3. Kepala Sekolah
1 1 S1 PJOK
4. Komite Sekolah
2 1 1
SLTA SLTA
5. Penjaga Sekolah
1 1 SLTP
6. Siswa 3 3 Kelas V1 7. Orang Tua 3 1
1 1
SMA SLTP STM
Sumber : SD Negeri 2 Nglangitan
Sebagai unit sekolah negeri, SD Negeri 2 Nglangitan tidak memiliki
wewenang untuk menentukan kualifikasi guru dan tenaga lainnya dalam
mengelola pendidikan. Setiap guru dan karyawan yang ditugaskan ke SD hrus
diterima dan diberikan beban kerja yang sama. Atas kondisi ini, maka
komposisi guru dan karyawanpun menjadi beragam baik dalam pengalaman
maupun kemampuan. Pada kategori guru, semua guru baik guru kelas maupun
guru mata pelajaran, merupakan lulusan Sarjana Pendidikan (PGSD, PAI,
PJOK). Walaupun ada beberapa guru yang baru selesai menempuh studi lanjut
68
ke jenjang pendidikan S1. Guru wiyatanyapun juga sudah cukup
berpengalaman. Semua guru di SD Negeri 2 Nglangitan secara pengalaman
dan kualifikasi pendidikan dapat dikatakan sudah memadai untuk menjadi guru
di SD Negeri 2 Nglangitan.
Sebagai sekolah negeri keadaan guru yang berjumlah 12 orang (termasuk
pimpinan sekolah, karena prinsipnya adalah guru yang disampiri tugas sebagai
kepala sekolah) ini merupakan hal yang positif karena minimal guru
mempunyai latar belakang pendidikan yang relatif sederajat. Dari 12 guru dan
kepala sekolah yang termasuk di dalamnya ada 2 orang yang bertugas sebagai
guru wiyata bakti, dan yang lainnya sudah berstatus sebagai pegawai negeri.
Guru-guru di SD Negeri 2 Nglangitan sebagian baru selesai mengikuti ujian
sertifikasi, karena kebanyakan guru di SD Negeri 2 Nglangitan baru selesai
menempuh pendidikan S1. Guru yang sudah ikut sertifikasi dan lolos yaitu
kepala sekolah. Adapun juga guru yang belum lolos ikut sertifikasi.
Kepala SD adalah seorang guru yang secara yuridis formal menjalankan
tugas dan fungsi sebagai kepala sekolah. Dari sisi usia dan pengalaman
memang kepala sekolah memang tertitung masih muda, namun keterbukaan
untuk belajar dan semangat untuk maju sangat baik. Ini merupakan aset positif
bagi kemajuan SD Negeri 2 Nglangitan, menjadi faktor penyemangat untuk
bekerja keras. Di sisi lain, dalam membangun tim kerja yang kokoh dan solid,
memanfaatkan semangat dan mobilitas guru-guru muda untuk menggerakkan
inovasi-inovasi pembelajaran dan pembinaan kesiswaan secra lebih profesional
serta sebagai sarana pelatihan dan kaderisasi jabatan bagi guru.
Komite sekolah merupakan representatif orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat adalah orang-orang yang mempunyai komitmen kuat untuk
kemajuan pendidikan di SD Negeri 2 Nglangitan. Peran serta komite, dalam
bentuk partisipasi yang secara terkhusus dilaksanakan dalam penyelenggaraan
pendidikan sangat minim. Hal mana sangat didasari sebagai unit sekolah
negeri, pengalaman kerja dari sisi bisnis tidak memungkinkan sekolah ini
dikelola secara profesional bisnis tapi tetap social oriented. Sebab sekolah-
sekolah negeri pada umumnya dalam mengelola pendidikan, terkait dengan
69
smber daya dan dana sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah sejalan dengan
adanya “Sekolah Gratis”. Usia dan kedewasaan komite menjadi aset yang baik
juga karena komite sekolah sangat mendorong kemajuan di SD Negeri 2
Nglangitan.
Petugas kebersihan di SD Negeri 2 Nglangitan, pada prinsip tidak ada.
Beban tanggung jawab pekerjaan dikerjakan oleh penjaga sekolah. Penjaga
Sekolah di SD Negeri 2 nglangitan ini sudah berstatus pegawai negeri. Penjaga
Sekolah ini bertanggung jawab penuh atas kebersihan sekolah dan penjagaan
sekolah, tetapi semua warga sekolah juga berpartisipasi dalam menjaga
kebersihan dan penjagaan sekolah. Penjagaan sekolah menjadi tugas penjaga
sekolah karena SD Negeri 2 Nglangitan tidak mempunyai satpam/ orang yang
bertugas khusus untuk menjaga sekolah.
Siswa yang diambil sebagai informan adalah siswa kelas VI semua. Siswa
kelas VI di SD Negeri 2 Nglangitan yang berani mengungkapkan pendapatnya.
Sebenarnya peneliti mau mengambil informan siswa dari kelas IV, V, VI,
tetapi anak-anak di SD Negeri 2 Nglangitan sangat pemalu dan kurang
pemberani, maklum karena posisi SD yang ada di Desa. Namun walaupun
informannya dari klas VI semua, para siswa tersebut juga memiliki beberapa
pendapat atau pandangan, mereka memberi informasi dengan jujur dan apa
adanya.
Orang tua siswa yang dipilih menjadi informan adalah orang tua yang
cukup berani menyampaikan pendapat tentang pengelolaan pendidikan di SD
Negeri 2 Nglangitan secara objektif dan netral. Dengan demikian diharapkan
dapat diperoleh data yang cukup akurat tentang pengelolaan pendidikan di SD
Negeri 2 Nglangitan. Hal ini merupakan wujud nyata peran serta partisipatif
dilaksanakan oleh orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan.
Partisipasi tersebut tidak hanya bersifat dukungan input (dana), tetapi pada
proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan
akuntabilitas), sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan
pendidikan.
70
4.2 Analisis Data dan Pembahasan
Berdasarkan semua data yang masuk, peneliti mengategorikan seluruh
data menjadi tiga. Pertama, data-data aspek-aspek MBS yang meliputi
pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan
hubungan dengan masyarakat.
4.2.1.1 Pengelolaan Kurikulum
Dari instrumen kurikulum akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman.
a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan kurikulum
Kekuatan dan kelemahan pengeolaan kurikulum dianalisis dengan perhitungan
bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh:
71
Tabel 4.2
Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
Untuk Pengelolaan Kurikulum
No Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan 1 Sekolah telah mererapkan
kurikulum KTSP 0,1 4 0,4
2 Guru menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran
0,06 4 0,24
3 Membuat program tahunan 0,08 4 0,32 4 Membuat program semester 0,08 4 0,32 5 Penyusunan jadwal mengajar
pelajaran diupayakan agar guru mengajar maksimal 6 hari/minggu
0,05 4 0,2
6 Menghitung hari kerja efektif dan jam mata pelajaran termasuk memperhitungkan hari libur, hari untuk ulangan dan hari tidak efektif
0,05
3 0,15
7 Menjabarkan GBPP menjadi analisis mata pelajaran (AMP)
0,07 4 0,28
8 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
0,08 4 0,32
9 Membuat standar atau syarat kenaikan kelas : dari ketentuan sikap standar nilai dan prestasi
0,05 4 0,2
10 Menentukan standar penilaian tiap mata pelajaran
0,06 4 0,24
11 Membuat struktur organisasi kelas meliputi : ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi
0,05
4 0,2
12 Membuat tata tertib di kelas 0,04 4 0,16 13 Mempunyai prestasi akademis
dan non akademis 0,07 0,28
14 Efektifitas pembelajaran dicek melaui post tes
0,07 4 0,28
15 Lulusan SD Negeri 2 Nglangitan memiliki nilai rata” tinggi ditingkat kecamatan
0,09 4 0,36
Total skor 1 3,75 Kelemahan
1 Ada guru kelas dua yang belum 0,2 3 0,6
72
secara maksimal menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran
2 Menyusun jadwal perbaikan dan pengayaan belum secara optimal karena setiap mata pelajaran akan memerlukan kegiatan perbaikan siswa yang belum tuntas atau tidak memenuhi SKBM (standar kegiatan belajajar mengajar)
0,2 3 0,6
3 Kurang diadakan remidiasi dan pengayaan
0,25 4 1
4 Kekhawatiran orang tua bahwa anak tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di SD Negeri 2 Nglangitan
0,2 3 0,6
5 Orang tua merasa nilai di SD negeri 2 nglangitan mudah karena banyak anak yang mendapat nilai bagus
0,15 3 0,45
Total Skor 1 3,25 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kurikulum dan Focus Group
Discussion
Dalam pengelolaan kurikulum ada banyak faktor yang menjadi kekuatan
dan kelemahannya. Pengelolaan kurikulum sangat penting untuk dilakukan tiap
sekolah begitu juga di SD Negeri 2 Nglangitan ini. Program KTSP lah yang
digunakan pada sekolah saat ini. KTSP ini merupakan Kurikulum TingkatSatuan
Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran
2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang
diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing
73
Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan
Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI,
namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan
kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Pelaksanaan kurikulum
KTSP didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Guru pun juga harus benar-
benar mengerti tentang KTSP agar dalam pembelajaran dapat tercapai tujuan
pembelajaran.
Selain itu guru juga mempunyai tugas untuk membuat promes (program
semester dan prota (program tahunan). Penyusunan jadwal mengajar diupayakan
guru mengajar maksimal 6 hari/minggu, menghitung hari kerja efektif dan dan
jam mata pelajaran termasuk memperhitungkan hari libur, hari untuk ulangan
dan hari tidak efektif. Menjabarkan GBPP menjadi analisis mata pelajaran
(AMP) , membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Guru akan menyusun
standar penilaian, agar penilaian bisa terlaksana dengan baik. SD Negeri 2
Nglangitan juga mepunyai prestasi akademik dan non akademik. SD negeri 2
Nglangitan pernah menjuarai lomba mapel matematika tingkat kecamatan.
Lulusan dari SD Negeri 2 Nglangitan juga baik, karena nilainya bagus-bagus
dan rata-ratanya nomer 2 tingkat kecamatan, nomer 16 tingkat kabupaten.
Adapun juga Faktor kelemahan dalam pengelolaan kurikulum yaitu, ada
guru yang belum secara maksimal mengimplementasikan kurikulum KTSP
dengan baik, guru kadang kurang teliti dalam pembuatan jadwal untuk remidiasi
atau pengayaan. Kekhawatiran orang tua kepada anak apakah bisa mengikuti
proses pembelajaran dengan baik atau tidak, dan orang tua beranggapan untuk
mendapatkan nilai di SD itu mudah, sehingga orang tua dalam pemberian
motivasi pada anaknya kurang maksimal.
b. Peluang dan Ancaman
74
Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis
faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut
diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel
Tabel 4.3
Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS )
Untuk Pengelolaan Kurikulum
No Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang 1 Memasukan model pembelajaran yang
sesuai dengan pokok bahasan/sub pokok bahasan, termasuk tes formatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
0,25 4 1
2 Memberikan tugas-tugas dan latihan. 0,25 4 1 3 Sekolah menjalin hubungan dengn
jenjang sekolah diatasnya (SLTP) 0,25 4 1
4 Pengikutsertaan siswa dalam lomba-lomba akademik maupun non akademik
0,25 4 1
Total Skor 1 4 Ancaman 1 SD lain mulai mengembangkan
kurikulum dengan muatan lokalnya. 0,3 3 0,9
2 Evaluasi belum benar-benar dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran, sehingga banyak orang tua yang protes.
0,3 3 0,9
3 Orang tua lebih melihat keberhasilan anak dari sisi nilai hasil/nilai, bukan dari proses
0,2 3 0,6
4 Ambisi orang tua yang tidak realistis terhadap anak
0,2 3 0,6
Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kurikulum dan Focus Group
Discussion
Ada beberapa faktor dalam pengelolaan kurikulum, peluang yang pokok
adalah guru harus panadai dalam memasukkan model pembelajaran di dalam
proses pembelajaran. guru juga dapat memberikan banyak latihan atau tugas-tugas
agar siswa menjadi terbiasa mengerjakan soal-soal latihan atau kita dapat
75
mengasah otak anak. Sekolah juga menjalin hubungan dengan jenjang sekolah
diatasnya untuk membangun relasi. Agar lulusan siswa dari SD Negeri 2
Nglangitan dapat diterima di sekolah itu. Pihak sekolah juga sering mengikut
sertakan murid dalam lomba akademik maupun non akademik. Ancamannya bagi
pengelolaan kurikulum adalah SD lain sudah mulai menerapakan mutan lokal.
Terkadang guru itu belum sepenuhnya melaksanakan evaluasi, padahal evaluasi
itu mempunyai peran yang sangat penting. Orang tua itu seringnya melihat
prestasi anaknya dari nilai akhir saja, bukan dari prosesnya. Sehingga membuat
orang tua berambisis pada anaknya, padahal orang tua itu belum tau bagaimana
sebenarnya tingkat kualitas anaknya di sekolah.
4.2.1.2 Pengelolaan Kesiswaan
Dari instrumen kesiswaan akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman.
a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan kesiswaan
Kekuatan dan kelemahan pengeolaan kurikulum dianalisis dengan perhitungan
bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh:
Tabel 4.4
Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
Untuk Pengelolaan Kesiswaan
No Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan 1 Penerimaan siswa baru
dilakukan secara terorganisir 0,14 4 0,56
2 Pembentukan panitia penerimaan siswa baru
0,13 3 0,39
3 Menyediakan formulir pendaftaran siswa baru
0,1 4 0,4
4 Menyediakan buku pendaftaran calon siswa baru
0,09 4 0,36
5 Pengumuman pendaftaran calon siswa baru
0,09 3 0,27
6 Pengelolaan penerimaan siswa 0,09 3 0,27
76
baru dilakukan oleh panitia 7 Menentukan waktu pendaftaran
siswa baru 0,09 4 0,27
8 Pemberian bimbingan pada siswa yang berprestasi di luar bidang akademik
0,09 4 0,27
9 Membuat presensi siswa 0,09 4 0,27 10 Melatih siswa untuk disiplin
dalam semua kegiatan di sekolah0,09 3 0,27
Total Skor 1 3,6 Kelemahan 1 Semua calon siswa yang
diterima tanpa menggunakan syarat-syarat tertentu
0,2 4 0,8
2 Bimbingan pada siswa yang pandai dalam bidang akademik belum dilakukan secara maksimal
0,19 3 0,57
3 Bimbingan pada siswa yang berkebutuhan khusus belum diberikan sepenuhnya oleh guru
0,17 3 0.51
4 Bimbingan pada siswa yang bermasalah dalam bidang akademik kurang mendapat perhatian oleh guru
0,15 3 0,45
5 Siswa yang nakal kurang mendapat perhatian
0,15 3 0.45
6 Pemberian bimbingan bagi siswa yang bermasalah kurang ditindak lanjuti oleh guru
0,14 3 0,42
Total Skor 1 3,20 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kesiswaan dan Focus Group
Discussion
Data perkembangan jumlah siswa yang masuk di SD N 2 Nglangitan dari
tahun ke tahun cukup membaik, atau meningkat. Dalam pengelolaan pendidikan
SD ini juga mendapatkan respon yang baik dari Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatn Tunjungan. Penerimaan siswa baru dilakuakan secara terorgansir,
mulai dari menyiapkan formulir pendaftaran, membentuk panitia penerimaan
siswa baru, membuat buku daftar penerimaan calon siswa baru, adanya
pengumuman akan diadakan pendaftaran dan pengumuman setelah pendaftaran,
semua itu dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru.
77
Adanya bimbingan oleh guru pada siswa yang berprestasi di bidang non
akademik, untuk meningkatkan prestasi siswa biasanya dilakuakan latihan
bersamaan dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Setiap kelas juga dibuatkan presensi, agar semua administrasi dapat
terorganisisr dengan baik. Dari situ juga dapat melatih siswa untuk belajar
disiplin. Semua warga sekolah harus disiplin dalam semua kegiatan yang ada di
sekolah. Agar menjadi kebiasaan untuk disiplin, dan terbawa sampai kerumah.
Selain ada faktor kekuatan, pengelolaan kesiswaan juga mempunyai faktor
kelemahan yang meliputi: semua siswa diterima tanpa menggunakan syarat
tertentu. Bimbingan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus, anank-anak
yang kurang mampu dalam bidang akademik, ana-anak yang nakal kurang
ditindak lanjuti oleh guru.
a. Peluang dan Ancaman
Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis
faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut
sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan
masyarakat.
Masing-masing sub ini dikaji berdasarkan kekuatan dan kelemahan, serta peluang
dan ancaman.
a. Kekuatan dan kelemahan komponen Input
Kekuatan dan kelemahan input dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating.
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil:
Tabel 4.14
Internal Factor Analysis Summary ( IFAS )
Untuk Komponen Input
No Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan 1 Sekolah telah mererapkan kurikulum
KTSP 0,14 4 0,56
2 Membuat program tahunan 0,12 4 0,48 3 Membuat program semester 0,12 4 0,48
90
4 Penerimaan siswa baru dilakukan secara terorganisir
0,1 4 0,4
5 Memilih guru-guru yang berkualitas dalam mengampu kelas
0,1 4 0,4
6 Memiliki buku ajar untuk guru, siswa, dalam bentuk buku paket, LKS, ataupun buku-buku yang lain
0,08 4
0,32
7 Layanan perpustakaan oleh petugas 0,08 3 0,24 8 Pemanfaatan alat peraga dari
pemerintah seperti KIT IPA, Matematika dan lainnya.
0,08 3 0,24
9 Menyusun RAPBS 0,09 3 0,27 10 Adanya komite sekolah 0,09 4 0,36 Total Skor 1 3,75 Kelemahan 1 Semua calon siswa diterima tanpa
menggunakan syarat tertentu 0,15 3 0,45
2 Pemberian bimbingan bagi siswa yang bermasalah kurang ditindak lanjuti
0,15 3 0,45
3 Belum ada guru khusus untuk bimbingan konseling
0,14 3 0,42
4 Kegiatan KKG dan MGMP kurang ditingkatkan lagi
0,15 3 0,45
5 Belum adanya layanan laboratorium 0,14 3 0,42 6 Penentuan keperluan dana belum
dirinci secara maksimal 0,14 3 0,42
7 Kurang terbukanya sekolah dengan orang tua siswa atau masyarakat
0,13 3 0,39
Total skor 1 2,6 Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion
Komponen input merupakan pengelolaan kurikulum, pengelolaan
kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/ SDM, pengelolaan sarana dan prasarana,
pengelolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Data yang
masuk dalam input yaitu hanya data yang paling menonjol dari semua aspek
MBS.
Seperti halnya penerapan kurikulum KTSP merupakan hal yang paling
pokok, karena untuk pelaksanaan suatu pembelajaran di sekolah, pembuatan
promes, prota dan RPP. Dari pengelolaan kesiswaan adalah penerimaan siswa
91
baru dilakukan secara terorganisir. Dari pengelolaan ketenagaan yaitu pemilihan
guru-guru yang berkualitas, yang dimaksud disini adalah membagi secara urut
tugas guru sesai dengan kemampuan. Dan mengangkat guru-guru yang masih
kurang berkompetensi menjadi berkompetensi. Adanya saling menopang, karena
demi tercapainya sekolah yang maju dan unggul dalam bidang akademik maupun
non akademik. Pengelolaan sarana dan prasarana menciptakan lingkungan yang
bersih, juga merupakan faktor kekuatan karena dengan lingkungan yang bersih
akan merasa nyaman, proses Kegiatan Belajar Mengajar juga tidak terganggu.
Daya tampung siswa merupakan kekuatan dari pengelolaan kesiswaan. Dari unsur
pengelolaan keuangan yaitu adanya pencataan semua pendapatan dan pengeluaran
sekolah. Karena semua itu sangat penting, untuk penyusunan laporan keuangan
dan mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan. Dan kekuatan dari
pengelolaan hubungan dengan masyarakat adalah hubungan yang baik antara
sekolah dan masyarakat agar masyarakat bisa mendukung secara sepenuhnya
semua kegiatan yang ada dalam sekolah. Untuk perpustakaan belum memadai
karena buku-buku yanga da masih terbatas. Belum ada juga ruang laboratorium
yang khusus, praktek sering dilakukan di ruang kelas atau diluar kelas. alat peraga
ada yang belum digunakan sepenuhnya. Dan kadang masih kurang sadar akan
kebersihan sekolah.
Dari dua faktor yang mempengaruhi input SD Negeri 2 Nglangitan
tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada
faktor kelemahan. Kelemahan yang berkaitan dengan fasilitas dapat diatasi
dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.
b. Peluang dan anacaman Komponen Input
Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis faktor eksternal
(EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel:
92
Tabel 4.15
Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS )
Untuk Komponen Input
No Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang 1 Penentuan daya tampung sekolah
atau jumlah siswa baru yang akan diterima
0,3 4 1,2
2 Membuat rencana kegiatan ekstrakulikuler yang akan diadakan di sekolah
0,18 4 0,72
3 Memanfaatkan alat peraga atau media pembelajaran
0,18 4 0,72
4 Mengajukan RAPBS ke instansi terkait pemerintah
0,18 4 0,72
5 Hubungan dengan masyarakat baik
0,16 4 0,64
Total Skor 1 4 Ancaman 1 Banyak bermunculan SD yan
bertaraf nasional 0,2 3 0,6
2 ancaman yang dijerat oleh hukum apabila dalam pengelolaan keuangan tidak sesuai dengan setruktur
0,3 3 0,9
3 Keluhan masyarakat terhadap sekolah
0,3 3 10.9
4 Masyarakat lebih tertarik sekolah dikota
0,2 3 0,6
Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion
Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi SD Negeri 2 Nglangitan saat
ini ada begitu banayak media yang bisa digunakan guru untuk mengembangkan
diri. Mulai dari banyaknya pelatihan yang bagus dan inovatif berkaitan denagn
pendidikan, sampai pada banyaknya sumber belajar.
Data perkembangan jumlah daya tampung siswa juga sudah cukup baik, dan terus
maju. Rencana pembuatan program ekstrakulikuler ataupun bahkan sudah
berjalan itu menunjukan bahwa sekolah ingin lebih maju karena selain sekolah
93
mengembangkan diri dalam bidang akademik sekolah juga mau mengembangkan
bidang non akademik. Agar semua itu seimbang.
Semua hal yang sudah disebutkan merupakan peluang yang sangat baik
bagi SD negeri 2 Nglangitan. Tetapi selain peluang-peluang tersebut ada bebrapa
hal yang menjadi ancaman bagi SD Negeri 2 Nglangitan, ancaman itu antara lain
seperti di bawah ini.
Banyak bermunculan SD yang bertaraf internasional, ataupun
internasional. Adanya ancaman yang dijerat oleh hukum apabila dalam
pengelolaan keuangan tidak sesuai dengan setruktur, adanya keluhan dari
masyarakat terhadap sekolah dan masyarakat lebih tertarik untuk sekolah di kota.
Dari hasil analisis faktor sksternal tersebut diketahui bahwa SD Negeri 2
Nglangitan mempunyai banyak peluang yang masih dapat dimanfaatkan. Memang
ada beberapa hal menjadi ancaman input bagi SD Negeri 2 Nglangitan yang perlu
mendapat perhatian, tetapi faktor peluang masih belum dominan.
4.2.2.2 Komponen Proses
Komponen proses berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith
(dalam wulaningrum, 2007) meliputi desain pembelajaran, metode pembelajaran,
dan sistem aalisis data. Dari analisis terhadap semua faktor itu didapat kekuatan
dan kelemahan untuk komponen proses pada tabel 4.16, dan peluang serta
nacaman untuk komponen proses pada tabel 4.17
a. Berdasarkan daa yang masuk, diketahui bahwa yang menjadi kekuatan dan
kelemhan dari komponen proses di SD Negeri 2 Nglangitan adalah:
Tabel 4.16
Internal Factor Analysis Summary ( IFAS )
Untuk Komponen Proses
No Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan 1 Guru menerapkan kurikulum KTSP
dalam pembelajaran 0,2 4 0,8
2 Guru mengajar 6 hari tiap minggu 0,15 4 0,6 3 Menjabarkan GBPP menjadi analisis 0,25 4 1
94
mata pelajaran 4 Membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran 0,2 4 0,8
5 Menentukan standar penilaian tiap mata pelajaran
0,2 4 0,8
Total skor 1 4 Kelemahan 1 Ada guru kelas dua yang belum
menerapkan kurikulum KTSP secara maksimal
0,35 3 1,05
2 Menyusun jadwal perbaikan dan pengayaan belum secara optimal karena setiap mata pelajaran akan memerlukan kegiatan perbaikan siswa yang belum tuntas atau tidak memenuhi SKBM (standar kegiatan belajajar mengajar)
0,32 3 0,96
3 Kurang diadakan remidiasi dan pengayaan
0,33 3 0,99
Total Skor 1 3 Sumber: pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion
Proses transformasi dilihat dari sisi kurikulum sekolah, desain
pembelajaran, metode pembelajaran, sistem data dan analisis data. Desain
pembelajaran di SD Negeri 2 Nglangitan mempunyai kekhususan dan membuat
beberapa SD lain mengikutinya. Desain ini menjadi faktor kekuatan yang sangat
dominan.
Sejalan dengan amanat UU 20/23 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, SD Negeri 2 Nglangitan telah
merancang kurikulum tingkat SD yang mengakomodasi penerapan MBS untuk
menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah. Kurikulum SD Negeri 2 Nglangitan disuusn dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional dan berlandaskan: tahap perkembangan siswa,
kesesuaian dengan lingkungnan, kebutuhan pembangunan, perkembanagna
IPTEK, serta menekankan kemampuan dan ketrampilan dasar bac, tulis, hitung
yang dpat diterapkan dalam kehidpan sehari-hari. SD Negeri 2 Nglangitan juga
mengefektifkan sistem pembelajaran 6 hari belajar.
95
Metode pembelajaran yang diguankan guru bukan metode konvensional,
tetapi guru menggunakan berbagai cara suapaya anak sudah selesai belajar di
dalam kelas. misalnya, hand sign, menyanyikan materi pelajaran, cerita lucu,
plesetan, gambar, sosiodrama, singkatan, dan berbagai cara lain agar kreatif.
Selain semua kekuatan pada transformasi proses ada beberapa kelemahan yang
menjadi perhatian. Beberapa guru belum memahami tentang kurikulum sehungga
dalam pengimpementasikan kurikulum dalam pembelajaran kurang optimal. Jika
ada nilai yang kurang dari KKM, seharusnya guru menyiapakan jadwal remidi
dan pengayaan bagi yang sudah memenuhi KKM. Tetapai banyak kemungkinan
untuk mengatur jadwal pengayaan dan remidiasi kurang maksimal.
Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa SD Negeri 2 Nglangitan
mempunyai kekuatan yang sanagt dominan dalam sisi proses pembelajaran.
sedangkan kelemahan pada komponen proses ini lebih banyak disebabkan karena
adanya kelemahan guru dalam melaksanakan proses tersebut. Namun kelemahan
ini tidak lebih dominan daripada faktor kekuatan.
b. Untuk komponen proses di SD Negeri 2 Nglangitan ada beberapa peluang dan
ancaman yang perlu dicermati. Berdasarkan analisis diperoleh hasil :
Tabel 4.17
Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS )
Untuk Komponen Proses
No Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang 1 Memasukan model pembelajaran
yang sesuai dengan pokok bahasan/sub pokok bahasan, termasuk tes formatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran
0,35 4 1,4
2 Memberikan tugas-tugas dan latihan
0,3 4 1,2
3 Memberi kesempatan guru untuk mengikuti penataran
0,35 4 1,4
Total skor 1 4 Ancaman 1 Evaluasi belum benar-benar 0,35 3 1,05
96
dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran
2 Adanya persaingan kompetensi guru
0,35 3 1,05
3 Perkembangan IPTEK yang sangat pesat menyebabkan guru sulit untuk mengikutinya
Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion
Memasukan model-model yang sesuai denagn pembelajaran adalah faktor
kekuatan dari komponen proses ini. Dengan penerapan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan, bisa mencapai tujuan pembeljaaran
yang maksimal. Transformasi yang dilakukan guru pada murid tercapai secara
optimal.
Memberikan tugas-tugas ataupun latihan dapat juga menmbah kektifan
siswa dalam belajar. Mereka akan elalu aktif dalam pembelajaran sehingga dapat
mendukung proses KBM. Proses KBM akan lebih aktif dan tidak membosankan.
Peluang pada guru untuk mengikuti penatatran atau seminar juga dapat menmbah
wawasan guru. Apalagi dengan perkembangan zaman ini, guru juga dituntut untuk
selalu mengikuti perkemabangan zaman dan perubahan yang selalu terjadi.
Selain adanya peluang yang dapat digunakan untuk memajukan sekolah
ada juga ancaman yang harus dihadapi dan siap untuk mencari jalan keluarnya.
Ancaman yang ada mungkin dsebabkan juga karena SD berada di desa sehingga
anak-anak itu kurang percaya diri. Guru yang tidak verkompeten juga mrupakan
ancaman, jika guru tidak berkompeten bagaimana denagn siswanya. Jadi guru
harus mampu dan mau meningkatkan kompetensinya.
Ancaman tersebut bisa mengancam SD Negeri 2 Nglangitan dari sisi proses.
Tetapi faktor peluang lebih dominan dari faktor ancaman sehingga SD Negeri 2
Nglangitan dapat memanfaat kan peluang untuk kemajuan.
97
4.2.2.3 Komponen Out Put
Berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith (Wulaningrum, 2007)
yang masuk dalam komponen output adalah prestasi murid dan pasca kelulusan.
Dari hasil pengkajian terhadap keduanya diperoleh data kekuatan dan kelemahan
pada tebel 4.18 serta peluang dan ancaman pada tabel 4.19
a. Kekuatan dan kelemahan komponen output
Untuk prestasi murid dan pasca kelulusan di Sd Negeri 2 Nglangitan ada bebrapa
hal yang perlu di perhatikan dari sisi internal berikut iniadalah data kekuatan dan
kelemahan output SD Negeri 2 Nglangitan.
Tabel 4.18
Internal Factor Analysis Summary ( IFAS )
Untuk Komponen Output
No Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan 1 Mempunyai prestasi akademis dan
non akademis 0,35 4 1,4
2 Efektifitas pembelajaran dicek melaui post tes
0,3 4 1,2
3 Lulusan SD Negeri 2 Nglangitan memiliki nilai rata” tinggi ditingkat kecamatan
0,35 4 1,4
Total Skor 1 4 Kelemahan 1 Kekhawatiran orang tua bahwa anak
tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di SD Negeri 2 Nglangitan
0,55 3 1,65
2 Orang tua merasa nilai di SD negeri 2 nglangitan mudah karena banyak anak yang mendapat nilai bagus
0,45 3 1,35
Total Skor 1 3 Sumber: pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan focus Group Disscusion
Proses pendidikan berjalan secara dinamis, seiring dengan perjalanan waktu.
Output SD Negeri 2 Nglangitan dilihat dari prestasi murid pasca kelulusan.
98
Prestasi murid SD Negeri 2 Nglangitan dapat dikatakan baik. Walaupun SD ini
berada di Desa, tetapi prestasi akademik dapat diraih.
Bukan hanya prestasi siswa sebagai individu juga baik, tetapi rata-rata nilai
siswa termasuk baik di kecamatan Tunjungan. Mungkin salah satu faktor yang
membuat hasil ini adalah karena efektivitas pembelajaran dicek melalui post tes.
Kelulusan mencapai 100%, nilai rata-rata hasil ujian pun mendapat peringkat 2
dari 33 SD, dan peringkat 16 dari 593 di Kabupaten. di kecamatan Tunjungan.
Lulusan dari SD Negeri 2 Nglangitan juga banyak yang diterima di SLTP
Kecamatan Tunjungan. Bagi yang mampu, ada juga siswa yang melanjutkan
SLTP di kota. Karena jarak Desa dengan Kota juga dapat dibilang cukup jauh
maka anak-anak banyak yang memilih di SLTP Kecamatan saja, SLTP di
Kecamatan Tunjungan juga tidaka kalah denagn SLTP di Kota, karena SLTP itu
juga masuk 10 besar di kabupaten Blora.
Selain faktor kekuatan yang dimiliki, komponen output juga memiliki
kelemahan. Kelemahan ini berkaiatan dengankekhuatiran orang tua siswa SD
Negeri 2 Nglangitan terhadap mutu lulusan SD Negeri 2 Nglangitan. Orang tua
khawatir anak-anaknya tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di luar Sekolah
SD Negeri 2 Nglangitan. Karena orang tua merasa nilai bagus di SD Negeri 2
Nglangitan mudah dicapai.
Dari hasil analisis, nampak bahwa faktor kekuatan lebih dominan daripada faktor
kelemahan, oleh karena itu pembuatan strategi pengembangan akan memerhatikan
hasil analisis ini.
b. Peluang dan ancaman komponen output
Selain kekuatan dan kelemahan, yang menjadi peluang dan ancaman untuk
komponen output di Sd Negeri 2 Nglangitan adalah
99
Tabel 4.19
Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS )
Untuk Komponen Output
No Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang 1 Sekolah menjalin hubungan dengn
jenjang sekolah diatasnya (SLTP) 0,5 4 2
2 Pengikutsertaan siswa dalam lomba-lomba akademik maupun non akademik
0,5 4 2
Total Skor 1 4 Ancaman 1 Orang tua melihat lebih melihat
keberhasilan anak dari sisi nilai hasil/nilai, bukan dari proses
0,5 3 1,5
2 Ambisi orang tua yang tidak realistis terhadap anak
0,5 3 1,5
Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan focus Group Disscusion
Untuk komponen output ada dua peluang, peluang pertama adalah sekolah
menjalin hubungan dengan jenjang sekolah diatasnya (SLTP), sehingga lulusan
dari SD Negeri 2 nglangitan dapat diterima di sekolah tersebut. Pengikutsertaan
siswa dalam lomba-lomba akademik maupun non akademik.
Faktor ancaman bagi komponen output di SD Negeri 2 Nglangitan juga
masih berhubungan dengan orang tua. Bagi orang tua keberhasilan masih sering
diukur dengan hasil belajar yang baik, bukan dari sisi proses. Karena hasil
menjadi hal yang sangat penting, sering orang tua masih memiliki ambisi yang
tidak realistis terhadap anaknya.
Tidak mudah untuk mengubah paradigma berfikir orang tua yang kurang
tepat ini. Tetapi faktor peluang yang dimiliki SD Negeri 2 Nglangitan untuk
membentuk generasi muda yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan siap
menghadapi masa depan lebih dominan daripada ancaman yang muncul.
100
4.2.3 Strategi dan Renacana tindakan SD Negeri 2 Nglangitan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kualitas sekolah melalui
prinsi-prinsip MBS dan analisis SWOT dibuatlah strategi dan rencana tindakan.
Ini yang disebut dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik dimulai dari
identifikasi yang memberi arah dan fokus, analisis kondisi eksternal dan analisis
kondisi internal termasuk didalamnya pengelolaan kurikulum, pengelolaan
kesiswaan, pengelolaa ketenagaan/SDM, pengelolaan Sarana dan Prasaran,
pengeolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Dari analisis
kondisi eksternal di identifikasi kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan identifikasi
itu dibuat strategi rencana tindakan. Ini yang dimaksud dengan perencanaan
strategik. Sedangkan proses manajemen startegik adalah keseluruhan proses yang
menekankan perencanaan strategik, implementasi, hingga evaluasi (Robbins dan
Coulter, dalam Supramono 2007).
Startegi pengembangan di SD Negeri 2 Nglangitan dibagi menjadi tiga, Strategi
itu meliputi startegi pengembangan input, strategi pengembangan proses dan
strategi pengembangan output.
4.2.3.1 Strategi pengembangan Input di SD Negeri 2 Nglangitan
Dari hasil analisis SWOT diperoleh hasil bahwa skor kekuatan dikurangi
skor kelemahan adalah 1,15, skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 2. Ini
menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths-Oppurtunities), yaitu strategi
agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategy). Menurut Supramono,
2007, strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-
peluang yang ada di luar sekolah. Berikut ini adalah strategi pengembangan input.
101
Tabel 4.20
Strategi Pengembangan Input
Berdasarkan Analisis SWOT
IFAS
EFAS Weaknesses (W) Strengths (S)
Opportunities
(O)
5
4
3
2
1
1. Penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima
2. Membuat rencana kegiatan ekstrakulikuler yang akan diadakan di sekolah
3. Memberikan kesempatan guru untuk mengikuti penatarn
4. Progam pendanaan yang baik 5. Memanfaatkan alat peraga dalam
pembelajaran 6. Hubungan sekolah dengan
masyarakat yang baik (1,15 , 1)
Treaths (T)
-5 -4 -3 -2
-1
-1
-2
-3
-4
-5
1 2 3 4
5
Sumber tabel: komponen input
Strategi pengembangan umum input dibagi menjadi 6 yaitu dari sisi
kurikulum, siswa, SDM, sarana prasarana keuangan dan hubungan engan
masyarakat. Siswa dalah komponen yang paling penting. Maka sekolah membuka
daya tampung siswa yang cukup banyak. Untuk proses pembelajaran ditentukan
adanya pembuatan kurikulum, hubungan dengan masyarkat juga mempengaruhi
kelangsungan belajar di sekolah karena sebagai pendukung. Kebersihan dalam
sekolah adalah untuk menciptakan kenyamanan di sekolah. Agar proses
pembelajaran mecapai tujuan yang diharapkan maka perlu adanya pemanfaatan
WT ST
WO SO
102
alat peraga. Dan semua kebutuhan di sekolah membutuhkan dana, maka perlu
adanya program pendanaan yang baik.
4.2.3.2 Strategi Pengembangan proses SD Negeri 2 Nglangitan
Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis SWOT untuk komponen proses,
skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah 1, sedangkan skor peluang
dikurangi skor ancaman adalah 1. Jadi strategi pengembangan untuk proses di SD
Negeri 2 terletak di kuadran SO (Stregths-oppurtunities), yaitu strategi agresif
yang mendukung pertumbuhan (growth strategi). Bearti menggunakan kekuatan
internal sekolah untuk meraih peluang –peluang yang ada di luar sekolah
(Supramono, 2007)
Tabel 4.21
Strategi Pengembangan Proses
Berdasarkan Analisis SWOT
IFAS
EFAS Weaknesses (W) Strengths (S)
Opportunities
(O)
5
4
3
2
1
1. Mmenerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran
2. Menerapakan 6 hari belajar tiap minggu
3. Memasukkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar untun mencapai tujuan pembelajaran
(1,1)
Treaths (T)
-5 -4 -3 -2
-1
-1
-2
-3
-4
-5
1 2 3 4
5
Sumber tabel: komponen proses
WO SO
ST WT
103
Srtategi pengembangan proses yaitu di pusatkan pada tiga hal yaitu:
menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran, menerapakan 6 hari belajar
dan memasukan model pembelajaran yang sesuai dalam materi ajar untuk
mencapai tujuan pebelajaran. Menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajran
sangat penting, karena itu merupakan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
penerapan 6 hari belajar adalah untuk mengoptimalkan siswa belajar dalam
lingkungan sekolah dan agar beban belajar dirumah adalah untuk mengulas dan
mengerjakan tugas atau PR saja. Untuk proses pembelajaran agar sesuai dengan
pencapaian tujuan yang diharapakan, diperlukan guru yang kreatif memasukkan
model pembelajran agar siswa dapat berkembang secar aktif dan tidak meras
jenuh. Jika siswa merasa senang dalam belajar pasti siswa akan dapat menyerap
pembelajaran dengan baik.
4.2.3.3 Strategi Pengembangan out put SD Negeri 2 Nglangitan
Dari analisis SWOT diperoleh hasil bahwa untuk output, skor kekuatan
dikurangi skor kelemahan adalah 1 dan skor peluang dikurangi skor ancaman
adalah 1. Hasil analisis ini berada di kuadran SO (Stregths-oppurtunities), yaitu
strategi agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategi). Bearti
menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang –peluang yang
ada di luar sekolah (Supramono, 2007)
104
Tabel 4.22
Strategi Pengembangan Output
Berdasarkan Analisis SWOT
IFAS
EFAS Weaknesses (W) Strengths (S)
Opportunities
(O)
5
4
3
2
1
1. Menggali prestasi akademis dan
non akademis 2. Efektifitas pembelajaran di cek
melalui pos tes 3. Meningkatakan lulusan SD Negeri
2 Nglangitan (1,1)
Treaths (T)
-5 -4 -3 -2
1
-1
-2
-3
-4
-5
1 2 3 4
5
Sumber Tabel: Komponen output
Untuk pengembangan output ada tiga strategi yaitu: menggali prestasi
akademis dan non akademis, efektifitas pembelajaran dicek melalui pos tes,
meningkatkan lulusan SD Negeri 2 Nglangitan dan perlu adanya peningkatan
prestasi akademis dan non akademis, prestasi akademis dapat dilakukan dengan
cara les dari guru, atau bimbingan khusus, dan untuk non akademisnya dapat
digali dari ekstrakulikuler. Setelah pembelajaran selesai hendaknya guru
melakukan pos tes, untuk mengetahui seberapa jauh siswa itu memahami dan
mencek apakah tujuan pembelajran itu sudah tercapai atau belum. Meningkatkan
mutu lulusan, agar masyarakat atau para orang tua lebih mempercayai SD kalau
mutu lulusan di SD Negeri 2 Nglangitan itu baik, dan merangsang masyarakat
WO SO
WT ST
105
untuk memilih sekolah itu. Menyiapkan siswa yang mempunyai jiwa
kepemimpinan. Pat Dengan desain ini diharapkan siswa dapat menjadi pemimpin
bukan selalu berarti menjadi ketua atau pimpinan, tapi minimal siswa dapat
mempengaruhi sekitarnya dengan hal positif berdasarkan iman, dan bukan
dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang buruk. Untuk itu sedari SD siswa perlu
dilihat memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
4.2.4 Pembahasan
Aspek-aspek yang dianalisis meliputi pengelolaan kurikulum, pengelolaan
kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/SDM, pengelolaan sarana dan prasarana,
pengelolaan keuangan, dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Analisis
tiap aspek dilakukan dengan analisis SWOT . Dari analisis SWOT dapat diketahui
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari tiap aspek.
Berdasarkan hasil analisis SWOT pada aspek-aspek tersebut dimasukkan ke
dalam komponen input, proses dan output. Di dalam komponen proses diambil
dari hasil analisis SWOT pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan,
pengelolaan ketenagaan/SDM, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan
keuangan serta pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Komponen prosesnya
diambila dari desain pembelajaran, metode pembelajaran dan analisis data.
Sedangkan untuk komponen outputnya diambil dari prestasi murid dan pasca
kelulusan.
Berdasarkan analisis SWOT komponen input, proses dan output dirumuskan
strategi dan rencana tindakan . strategi rencana tidakan itu meliputi strategi
pengembangan input, proses dan output. Strategi pengembangan input adalah dari
hasil analisis SWOT diperoleh hasil bahwa skor kekuatan dikurangi skor
kelemahan adalah 1,15, skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 2. Ini
menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths-Oppurtunities), yaitu strategi
agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategy). Strategi pengembangan
proces adalah Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis SWOT untuk
komponen proses, skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah 1, sedangkan
skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 1. Jadi strategi pengembangan untuk
106
proses di SD Negeri 2 Nglangitan terletak di kuadran SO (Stregths-oppurtunities),
yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan (growth strategy). Strategi
pengembangan out put adalah dari analisis SWOT diperoleh hasil bahwa untuk
output, skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah 1 dan skor peluang
dikurangi skor ancaman adalah 1. Hasil analisis ini berada di kuadran SO
(Stregths-oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan
(growth strategy).
SD Negeri 2 Nglangitan telah menerapkan prinsip MBS dalam
meningkatkan kualitas sekolah, hal ini dapat dilihat out putnya. SD Negeri 2
Nglangitan ini unggul dalam bidang akademik dan non akademik. Pernah
menjuarai lomba matematika tingkat kecamatan. Selain itu lulusan dari SD Negeri
2 nglangitan juga mencapai 100%. Nilai hasil ujian SD Negeri 2 Nglangitan baik,
dan memuaskan. Bahkan nilai rata-rata ujian sekolah SD Negeri 2 Nglangitan
juga menduduki peringkat ke dua di tingkat kecamatan dari 33 SD dan peringkat
ke enam belas di tingkat kabupaten dari 593 SD. Lulusan dari SD Negeri 2
Nglangitan juga banyak yang diterima di SLTP Negeri 1 Tunjungan, SLTP ini
juga masuk peringkat sepuluh besar ditingkat Kabupaten. Ada juga siswa yang
melanjutkan di sekolah-sekolah yang ada di kota. Prestasi non akademiknya yaitu
menjuarai lomba voly dan sepak takraw di tingkat Kecamatan.