81 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Profil Pondok Pesantren a. Sejarah Pendirian Keberadaan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyebaran Islam dan telah banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat, sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga dakwah dan pendidikan Islam. Sejarah perkembangan pondok pesantren menunjukkan bahwa lembaga ini tetap eksis dan konsisten melaksanakan fungsinya sebagai pusat pengajian ilmu-ilmu keislaman, sehingga dari pondok pesantren lahir para kader ulama, guru agama, pendidik ataupun muballigh yang sangat dibutuhkan masyarakat. Berikut, bersumberkan kepada dokumentasi laporan berjudul “Profil Pondok Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya, yang dibuat oleh pondok ditambah wawancara dengan pimpinan, guru-guru, serta pengelola bagian keadministrasian pondok diuraikan sejarah berdiri, kepemimpinan, program pembelajaran, sarana dan prasarana, visi, misi, kondisi, dan beberapa hal terkait lainnya tentang Pondok Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya.
45
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN - digilib.iain-palangkaraya.ac.iddigilib.iain-palangkaraya.ac.id/752/5/Bab 4 Hasil.pdfBerikut, bersumberkan kepada dokumentasi laporan berjudul “Profil Pondok
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
81
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Profil Pondok Pesantren
a. Sejarah Pendirian
Keberadaan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di
Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyebaran Islam dan telah
banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat, sesuai dengan
fungsinya sebagai lembaga dakwah dan pendidikan Islam. Sejarah perkembangan
pondok pesantren menunjukkan bahwa lembaga ini tetap eksis dan konsisten
melaksanakan fungsinya sebagai pusat pengajian ilmu-ilmu keislaman, sehingga dari
pondok pesantren lahir para kader ulama, guru agama, pendidik ataupun muballigh
yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Berikut, bersumberkan kepada dokumentasi laporan berjudul “Profil Pondok
Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya, yang dibuat oleh pondok ditambah
wawancara dengan pimpinan, guru-guru, serta pengelola bagian keadministrasian
pondok diuraikan sejarah berdiri, kepemimpinan, program pembelajaran, sarana dan
prasarana, visi, misi, kondisi, dan beberapa hal terkait lainnya tentang Pondok
Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya.
82
Pondok Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya merupakan pesantren
yang sudah cukup lama berdiri. Pondok Pesantren yang menggunakan sistem
pembelajaran dengan memadukan antara kurikulum Pondok dengan Kementerian
Agama ini didirikan pada tahun 1994 oleh H. Materan. Sebelum Pondok Pesantren
Raudhatul Jannah didirikan, mula-mulanya adalah Panti Asuhan yang dipimpin
langsung oleh H. Materan.
Cikal bakal pendiriannya dimulai dari lahan perkebunan di Desa Sabaru milik
H. Materan dan H. Bustani yang sebagiannya tidak tergarap. Memandang bahwa di
daerah ini sangat minim panti asuhan dan pendidikan agama masyarakatnya, maka
ada gagasan dan pemikiran dari pemilik tanah, yakni H. Materan dan H. Bustani
untuk mendirikan panti asuhan sekaligus pesantren. Akhirnya, dibangunlah kemudian
panti asuhan sekaligus pondok pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren
Raudhatul Jannah pada tahun 1994.135
Seiring dengan perkembangan, kebutuhan masyarakat dan semakin
bertambahnya jumlah santri, muncul lagi pemikiran dari yayasan untuk mendirikan
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Melalui berbagai tantangan yang berat, rencana
tersebut kemudian terwujud pada tahun 2005. Sampai sekarang, Madrasah Tsanwiyah
Raudhatul Jannah sudah mempunyai santri yang cukup banyak dengan status diakui
oleh Kementerian Agama Palangka Raya serta mempunyai ijazah negeri. Kemudian,
seiring dengan berjalannya berbagai program pendidikan yang ada, pada tahun 2007
135
Dokumentasi, “Profil Pondok Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya”, 2015.
83
didirikan lagi lembaga pendidikan Madrasah Diniyah Tingkat Ula dan Wustha yang
bertempat di kelas, masing-masing terdiri dari satu lokal dan sekarang sudah terdaftar
di Kementerian Agama Palangka Raya. Seterusnya, karena di daerah Sabaru belum
ada pendidikan ke jenjang atas khususnya pendidikan Islam maka pada awal tahun
2008 berdirilah Madrasah Aliyah (MA) untuk masyarakat yang ingin melanjutkan
anak-anak mereka ke jenjang atas pendidikan Islam.
Dalam perkembangannya, Pondok Pesantren Raudhatul Jannah mengalami
pasang surut, namun sebagai sebuah pondok pesantren yang terletak jauh di pinggiran
Kota Palangka Raya, pondok ini berkembang lumayan pesat, dan telah memiliki
fasilitas pendidikan yang mencukupi. Kepemimpinan pondok sendiri sudah berganti
sebanyak enam kali hingga sekarang, dengan berbagai latar belakang dan tingkatan
pendidikan. Pimpinan atau mudir pondok yang pertama adalah K.H. Hanafi, yang
kedua K.H. Hamidan, yang ketiga K.H. Zainal Arifin, yang keempat K.H. Rafiq
Nasir, yang kelima K.H. Nasrul Mahmudi, dan yang terakhir K.H. Muhammad
Yasin, Lc.136
Pimpinan pondok yang sekarang, K.H. Muhammad Yasin, Lc., adalah seorang
sarjana tafsir, alumni dari Universitas Al-Azhar Mesir yang sudah berpengalaman
dengan dunia pesantren. Karena, beliau juga merupakan alumni dari Pondok
Pesantren Al-Falah Banjarmasin. Sedangkan guru-guru yang mengabdi di Pesantren
Raudhatul Jannah berasal dari berbagai latar belakang pendidikan; ada yang berasal
136
Wawancara dengan K.H. Muhammad Yasin Lc., (Pimpinan atau Mudir Pondok
Pesantren Raudhatul Jannah) pada, 23 Mei 2015.
84
dari Pondok Peantren Darul Hijrah Martapura, Darussalam Martapura, dan yang
lainnya berasal dari STAIN, IAIN, Universitas Palangka Raya, dan lain-lain.
b. Kondisi Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Raudhatul Jannah berada di wilayah Kereng Bangkirai,
tepatnya di Jalan Surung Kelurahan Sabaru Kecamatan Sabangau Kota Palangka
Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Pada awal berdirinya pondok, kondisi dan
kehidupan keagamaan dan sosial-ekonomi masyarakat di daerah ini masih tergolong
rendah, sehingga kehadiran pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan sekaligus
lembaga sosial (change agent) sangat dibutuhkan. Kemudian, seiring dengan
berjalannya waktu, tingkat pendidikan, pemahaman, dan pengamalan keagamaan
masyarakat pun semakin baik dan sekarang sudah bisa dikatakan cukup maju,
sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah petani, berkebun, pencari
ikan, buruh, dan sebagian lainnya sebagi pedagang dan pegawai negeri sipil.
Dalam hal keberagamaan, 70% masyarakat Desa Surung beragama Islam,
namun kondisi dan pengetahuan keberagamaan masyarakat masih minim, sehingga
sulit untuk menunjang keberadaan pondok pesantren. Faktor lain, kehidupan
masyarakat masyarakatnya yang bercampur baur dengan masyarakat lain nonmuslim
dan tingkat pendidikan mereka yang masih kurang dalam arti belum 100%
menjalankan keagamaannya. Walaupun kondisi masyarakat Muslim di sekitar daerah
Surung yang menjadi lokasi berdirinya pondok Pesantren Raudhatul Jannah awalnya
seperti itu, namun, mereka mendukung sepenuhnya keberadaan dan berdirinya
85
pondok. Sebab, pondok yang merupakan basis dan pusat pengkajian ilmu serta
dakwah Islam sangat diperlukan untuk membina kehidupan beragama mereka.
c. Identitas dan Visi Misi Pondok Pesantren
Seperti umumnya lembaga pendidikan, untuk menunjang kelancara proses
pembelajaran, Pondok Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya telah merumuskan
visi dan misi sebagai acuan dalam mengembangkan pondok. Syamsul Ma‟rif,
menjelaskan beberapa hal terikat dengan visi misi dan program pembelajaran di
pondok.137
Identitas Pondok
1. Nama : Pondok Pesantren Raudhatul Jannah
2. Alamat lokasi :
Jalan / Nomor : Surung No. 01
RT/RW : 01/I
Kelurahan : Sabaru
Kecamatan : Sabangau
Kota : Palangka Raya
3. Tahun didirikan : 1994
4. Nama Pendiri : H. Materan
5. Nama Yayasan : Raudhatul Jannah
6. Akte Notaris :
137
Dokumentasi data profil pondok dan wawancara dengan Syamsul Ma‟rif (Kepala
Bagian Pendidikan Pondok Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya), pada, 23 Mei 2015.
86
- Nama Notaris : R. A. Setiyo Hidayat, S.H.
- Nomor : 57
- Tanggal : 6 Agustus 1993
7. NPWP : -
8. Status tanah/bangunan : Hak milik
Visi Misi dan Motto
1. Visi: “Terwujudnya Insan yang Unggul, Berprestasi, Terampil, dengan
berlandaskan kepada Iman dan Taqwa (IMTAQ)”
2. Misi:
1. Membentuk generasi Qur'ani, Bertauhid, Beristiqamah, Ikhlas dalam
beramal, berdikari tinggi dan mengamalkan syariat Islam dalam kehidupan
sehari-hari;
2. Mendidik dan mengembangkan generasi Mukmin dan Muslim yang berbudi
tinggi, berbadan sehat berpengetahuan luas, berpikir bebas, terampil dan
mandiri serta berkhidmat kepada Agama, Nusa dan Bangsa.
Motto: “Berdiri dan untuk Semua Golongan”
Khasan, Kurikulum, dan Izin Operasional
1. Kekhasan: Pembelajaran Kitab Kuning (Klasik) dan Bahasa Arab-Inggris
2. Kurikulum: Perpaduan Kurikulum Kemenag, Kemendikbud, dan Pondok
3. Izin Operasional:
- Pejabat : Drs. H. Masrani Arsyad
- Nomor : Kd. 15.6/5/PP.01.1/769/2008
87
- Tanggal : 21 Februari 2008
- Nomor Statistik : 51.2.62.71.01.005
Program Pendidikan Formal
1. Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA)
No Nama
Program
No/tgl Izin
Operasional
No. Statistik Tahun
didirikan
Nama Kepala
1. MTs Kd.15.06/4/PP.00/
1464/2005
012151403
014
2005 Fauzidinnor, S.Pd.I
2. MA - - 2008 Basuki, A. Md
2. Madrasah Diniyah Tingkat Ula dan Wustha
No Nama Program No/tgl Izin
Operasional
No Statistik
Sekolah
Tahun
Pendirian
Nama Kepala
1. Tingkat Ula Kd.15.06/5/PP.0
0.8/2740/2008
41.2.62.14.0
3.026
2007 H. Rusli
2. Tingkat
Wustha
Kd.15.06/5/PP.0
0.8/2846/2008
42.2.62.14.0
3.005
2007 Andreansyah
d. Pengelolaan dan Kegiatan Pendidikan
Penyelenggara dan pengelolaan Pondok Pesantren Raudhatul Jannah
menerapkan manajemen modern perpaduan antara kurikulum Pondok dengan
Kementerian Agama, di bawah lembaga berbadan hukum berbentuk yayasan yang
dinamakan “Yayasan Raudhatul Jannah”. Dalam pelaksanaan kesehariannya,
pimpinan dibantu oleh beberapa pengurus lainnya yang berasal dari kalangan
pesantren yang lainnya dan masyarakat setempat.
88
Struktur organisasi kepengurusan pondok pesantren terdiri, Pimpinan,
Sekretaris, Bendahara, Bagian Hubungan Masyarakat, Bagian Pendidikan, Bagian
Keamanan, Bagian Kebersihan, dan Bagian Disiplin.
Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan Pondok Peantren Raudhtul Jannah
adalah jalur pendidikan sekolah, baik pendidikan umum maupun pendidikan
keagamaan. Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan menggunakan kurikulum
Kementerian Agama, yang dilengkapi dengan laboratorium komputer, ruangan
perpustakaan. Sedangkan pendidikan keagamaan yang diselenggarakan adalah
Madrasah Diniyah Tingkat Ula, Madrasah Diniyah Tingkat Wustha, dan Tahfizul
Qur‟an dengan menggunakan kurikulum yang disusun pondok pesantren sendiri yang
bertempat di kelas, sedangkan Tahfizul Qur‟an bertempat di mesjid.
Pemberian materi pelajaran agama pada Pondok Pesantren Madrasah Diniyah
Tingkat Ula dan Wustha dimaksudkan agar santri dapat menambah ilmu agama,
sehingga apabila mereka sudah selesai menempuh pendidikan di pondok pesantren
mereka bisa mengamalkan ilmu agama yang telah mereka tuntut. Pondok pesantren
juga memberikan kesempatan kepada santri yang tidak bersekeloh formal di pondok
pesantren untuk mengikuti sekolah diniyah yang diselenggarakan pada sore hari.138
Jumlah keseluruhan santri yang ditampung di Pondok Pesantren Raudhatul
Jannah sekitar 208 orang, yang terdiri dari 103 orang laki-laki dan 105 orang
138
Wawancara dengan Syamsul Ma‟rif pada, 23 Mei 2015.
89
perempuan, mereka belajar di masing-masing lembaga pendidikan yang
diselenggarakan oleh pondok.
Jumlah tenaga pengasuh sebanyak 23 orang, terdiri dari 8 orang laki-laki dan
15 orang perempuan, dari jumlah tersebut terdiri 1 orang Pimpinan dan 22 orang
guru.
e. Sarana dan Prasarana
Dalam menyelenggarakan pendidikan dan untuk menunjang kelancaran
kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren memiliki beberapa fasilitas di
antarannya Kantor Yayasan 1 lokal, Kantor Pimpinan 1 lokal, Kantor Kepala
Sekolah, Kantor Guru 1 lokal, Ruang Belajar 7 lokal, Ruang Lab. Service HP 1 lokal,
Ruang Komputer 1 lokal, Ruang Perpustakaan 1 lokal, Mesjid 1 buah, Ruang Asrama
5 lokal, Perumahan Guru. Seluruh fasilitas bangunan tersebut berdiri di atas tanah
yang tersedia seluas ±2 hektar, adapun status tanah pondok pesantren merupakan
milik yayasan sendiri.139
Tanah seluas kurang lebih 2 hektar tersebut tidak hanya digunakan untuk
bangunan pondok dan fasilitas pendukungnya, tetapi sebagiannya ada yang
dimanfaatkan untuk kebun buah-buahan dan sayur sebagai tambahan penghasilan
sekaligus sarana pembelajaran santri pondok. Kemudian, lahan juga digunakan untuk
139
Dokumentasi data “Profil Pondok Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya” dan
wawancara dengan Syamsul Ma‟rif, pada, 23 Mei 2015.
90
peternakan, yakni program penggemukan sapi dan kolam ikan. Ada pula masih tanah
kosong yang belum tergarap dan dimanfaatkan secara maksimal.
B. Paparan Hasil Penelitian
Pondok Pesantren Raudhatul Jannah merupakan pondok pesantren khalafiyah,
yakni pondok yang memadukan sistem pembelajaran antara kurikulum sekolah
formal (Kurikulum Kementerian Agama-Kurikulum Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan) dengan Kurikulum Diniyah kepondokan. Karena itu, pola pondok
pesantren salafiyah dengan ciri khas sistem diniyah kepondokan yang bertumpu pada
pembelajaran kitab kuning sebagai referensi utama kajian terhadap ilmu-ilmu
keislaman dalam berbagai bidang, seperti Fikih (Hukum Islam), Tauhid (Akidah),
Akhlak, Tasawuf, Ulumul Quran, Ulumul Hadis, Bahasa Arab, dan lain-lain, masih
tetap dipertahankan.
Berkenaan dengan pembelajaran kitab kuning dimaksud, berikut dipaparkan
data-data hasil penelitian dilihat dari konteks manajemen yang terdiri dari aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kemudian, dikemukakan pula kendala atau
hambatan yang dialami oleh pihak pengelola pondok dalam memanajemen dan
melaksanakan pembelajaran kitab kuning serta usaha yang mereka lakukan untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut, sehingga pembelajaran kitab kuning dengan
segala dinamikanya di Pondok Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya dapat
bertahan dan terus dilaksanakan sampai sekarang.
91
1. Manajemen Pembelajaran Kitab Kuning
Pondok Pesantren Raudhatul Jannah menyelenggarakan pembelajaran kitab
kuning sebagai ciri khas (dari pondok pesantren salafiyah) yang tetap dipertahankan
memiliki program pendidikan keagamaan atau madrasah diniyah mulai dari tingkatan
dasar sampai atas, yakni Madrasah Diniyah Ula, Madrasah Diniyah Wustha, dan
Madrasah Diniyah Ulya.
Madrasah Diniyah Ula diperuntukkan bagi santri yang baru belajar kitab
kuning pada tingkatan awal, di mana pada tingkatan ini mereka diharuskan untuk
mengkaji sejumlah kitab kuning untuk berbagai bidang studi keislaman. Ada
sejumlah kitab kuning yang dijadikan rujukan dan standar pembelajaran pada
tingkatan Diniyah Ula ini, antara lain kitab Aqῑdah al-‘Awȃm (Tauhid-Akidah),
Akhlȃq li al-Banῑn wa al-Banȃt (Akhlak), Fashalatan dan Mabadi’al-Fiqhῑyah
(Ushul Fikih), dan Al-Jurȗmῑyah (Bahasa Arab).140
Madrasah Diniyah Wustha diperuntukkan bagi santri-santri yang sudah
menyelesaikan pembelajaran kitab kuningnya pada tingkat dasar dan dianggap
memiliki kemampuan dasar serta telah memahami dengan baik kitab-kitab kuning
yang menjadi rujukan untuk meneruskan belajaranya pada tingkatan berikutnya.
Kitab-kitab kuning yang dijadikan rujukan dan standar pembelajaran pada tingkatan
Diniyah Wustha ini, antara lain kitab Fath al-Qarῑb (Fikih), Al-Amtsilah at-
140
Wawancara dengan Syamsul Ma‟rif, pada, 2 Juni 2015.
92
Tashrῑfῑyah (Bahasa Arab-Sharaf), Ta’lῑm al-Muta’alim (Akhlak), Irsyȃd al-‘Ibȃd
(Tasawuf), Al-Arba’ῑn an-Nawawῑyah (Hadis), dan Tafsir Al-Jalalaῑn (Tafsir).141
Madrasah Diniyah Ulya diperuntukkan bagi santri tingkatan atas yang telah
menyelesaikan pembelajaran kitab kuningnya pada tingkatan Ula (dasar) dan
tingkatan Wustha (menengah). Karena itu, apabila di sistem persekolahan formal,
tingkat Ula boleh dipersamakan dengan Ibtidaiyah (SD), tingkatan Wustha
dipersamakan dengan Tsanawiyah (SMP), maka tingkatan Ulya dipersamakan dengan
Aliyah (SMA). Jadi, seperti halnya pada tingkatan Diniyah Ula dan Wustha, pada
tingkatan Diniyah Ulya ini santri juga diharuskan untuk mempelajari sejumlah Kitab
Kuning yang menjadi rujukan, antara lain kitab Syarhu Ibnu Aqῑl (Bahasa Arab-
Nahwu), Kifȃyah al-Akhyȃr (Fikih) dan Kifȃyah al-“Awȃm’ (Tauhid), Riyȃd al-
Shȃlihῑn (Hadis), Tafsir Al-Jalalaῑn (Tafsir), dan Irsyȃd al-‘Ibȃd (Tasawuf-Ibadah).142
Program pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Raudhatul Jannah
mulai dilaksanakan secara berkesinambungan pada tahun 2007. Adapun dasar dan
pertimbangan dari pengelola dan pimpinan pondok sehingga merumuskan sistem
pembelajaran Kitab Kuning secara terprogram dan terencana serta tetap
dipertahankan hingga sekarang adalah sebagai bagian dari upaya untuk tetap
meneruskan tradisi dan ciri utama dari pondok sebagai tempat pusat pembelajaran
ilmu-ilmu keislaman dengan referensi kitab kuning. Selain itu, keinginan untuk
141
Wawancara dengan Syamsul Ma‟rif, pada, 2 Juni 2015. 142
Wawancara dengan Syamsul Ma‟rif, pada, 2 Juni 2015.
93
mempertahankan pondok dengan pembelajaran kitab kuningnya, karena pihak
yayasan dan pimpinan menyadari bahwa tantangan yang makin berat hanya bisa
dihadapi apabila santri memiliki dasar-dasar pengetahuan agama yang kuat yang
diperoleh dari sejumlah kitab kuning. Menurut mereka, dengan pembelajaran kitab
kuning pada sistem pondok salafiyah santri akan memahami dengan baik pelbagai
keilmuan keislaman dari sumbernya dan mampu secara mandiri menggali berbagai
persoalan yang terjadi dimasyarakat berdasarkan kitab rujukan tersebut. Karena itu,
maka dalam rangka mempersiapkan para santri menjadi ustadz di masa depan dan
sumber bagi masyarakat untuk bertanya akan persoalan-persoalan keagamaan yang
mereka hadapi, maka pembelajaran Kitab Kuning perlu direncanakan dengan baik
agar berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang optimal.143
Dalam merencanakan pembelajaran kitab kuning, berdasarkan hasil
wawancara dengan pimpinan pondok dan ustadz yang menjadi pengasuh dinyatakan
bahwa perencanaan pembelajaran kitab kuning biasanya disusun sekali pertahun
pelajaran secara musyawarah (rapat) oleh pimpinan pondok beserta para ustadz yang
mengasuh pembelajaran kitab kuning. Secara khusus, memang pada program
Madrasah Diniyah pembelajaran kitab kuning disusun tidak persemester seperti pada
143
Wawancara dengan K.H. Muhammad Yasin Lc., pada, 6 Juni 2015.
94
sekolah formal, tetapi pertahun atau setelah khatam (selesai) satu kitab dipelajari oleh
santri maka diganti dengan kitab yang lain lagi.144
Dalam forum musyawarah ini dibicarakan berbagai hal menyangkut
pembelajaran kitab kuning, termasuk dalam hal pengaturan jadwal, ustadz yang
menjadi pengasuh dan pengajar kitab kuning, serta kitab kuning yang dijadikan
rujukan atau materi pelajaran.
Pengaturan jadwal disesuaikan dengan program pembelajaran sekolah formal
(MTs dan MA) di pondok serta kegiatan-kegiatan lain, baik kegiatan ekstrakurikuler
maupun kegiatan pondok yang lain, agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan
tidak tumpang tindih. Karena itu, jadwal pembelajaran kitab kuning di Pondok
Pesantren Raudhatul Jannah terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan lain, baik kegiatan
pendidikan dan pembelajaran maupun kegiatan pembinaan dan kewirausahaan. Di
mana, secara keseluruhan dan rutin, jadwal kegiatan santri di pondok ini terbagi
menjadi dua bagian, yakni kegiatan rutin harian dan kegiatan mingguan. Kegiatan
harian santri dimulai sejak pukul 03.30 WIB dan berakhir pada pukul 21.30 WIB.
Kemudian, untuk kegiatan mingguan disesuaikan pengaturan waktunya, di mana
dalam kegiatan mingguan ini biasanya santri mengikuti kegiatan seperti kegiatan
keagamaan (ceramah atau pengajian agama, pembacaan wirid atau zikir, pembacaan
Burdah, Maulid Al-Habsyi), kegiatan pembinaan (pramuka, pencak silat), kegiatan
144
Wawancara dengan K.H. Muhammad Yasin, Lc., Syamsul Ma‟rif, H. Rusli
(Kepala Diniyah Tingkat Ula), dan Adreansyah (Kepala Diniyah Tingkat Wushta) pada, 2
Juni 2015.
95
sosial (gotong-royong, kebersihan pondok), dan kegiatan kewirausahaan (berkebun
buah, sayuran, berternak sapi, dan lain-lain).
Berikut pengaturan dan jadwal kegiatan harian dan mingguan yang secara
rutin dilaksanakan oleh santri di Pondok Pesantren Raudhatul Jannah.145
Kegiatan Harian
Jam Kegiatan
03.30 Persiapan Shalat Tahajud
15 menit sebelum subuh Shalat sunnat
04.00-04.20 Shalat Subuh
04.20-05.00 Tadarus dan mengaji Alquran
05.00-06.30 MCK+ sarapan pagi
06.30-06.45 Kosakata Bahasa Arab dan Inggris
06.45-07.10 Shalat Dhuha
07.10-11.30 Masuk Kelas
11.30-12.00 Shalat Zuhur
12.00-14.00 Masuk kelas
14.00-15.00 Makan siang dan istirahat
15.00-.15.30 Shalat Ashar
15.30-17.00 Olahraga dan kegiatan lainnya
17.00-17.20 Mandi (keperluan lain)
17.30-18.00 Shalat Magrib
18.00-19.00 Tadarus Alquran dan Pengajian rutin
19.00-19.30 Shalat Isya
19.30-20.00 Makan Malam
20.00-21.00 Kegiatan malam (Pengajian, Maulid, Burdah, dan
145
Wawancara dengan Adreansyah (Kepala Bagian Kesantrian Putra) dan Sri
Wahyudi (Kepala Bagian Kesantrian Putri), pada, 9 Juni 2015.
96
lain-lain)
21.00-21.30 Persiapan tidur malam
21.30-03.30 Tidur wajib
Kegiatan Mingguan
No Hari Jam Kegiatan
1
Ahad 04.30-05.00 Ceramah Agama
06.00-08.00 Kebersihan Umum
19.00-20.00 Pembacaan Wirid Al Hadad
2 Selasa 19.00-21.00 Pengajian/Ceramah
3 Rabu 19.00-21.00 Maulid Habsyi
4 Kamis 19.00-20.00 Pembacaan Burdah
5 Jum‟at 15.30-17.00 Silat
6 Sabtu 15.30-17.00 Latihan Pramuka
Sumber Data: Bagian Pengasuhan-Kesantrian Pondok Pesantren Raudhatul Jannah
Palangka Raya Tahun 2015.
Dalam merencanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan
pembelajaran kitab kuning dilakukan secara bersama-sama melalui rapat antar
pimpinan pondok dengan dewan guru. Tidak ada pembentukan panitia atau tim
khusus yang ditugaskan untuk merancang dan mengatur kegiatan. Semua hal
dilakukan secara bersama dan setiap awal tahun pelajaran biasanya diagendakan
rapat. Materi atau agenda yang dibicarakan dalam rapat menyangkut pelaksanaan
pembelajaran kitab kuning, santri yang mengikuti program pembelajaran, ustadz yang
mengasuh pembelajaran, kitab kuning yang dijadikan rujukan sekiranya ada
tambahan atau pergantian, dan atau hal-hal lain, permasalahan, maupun kendala-
97
kendala yang terjadi pada tahun sebelumnya ketika pembelajaran kitab kuning
dilaksanakan.
Berikut adalah kurikulum dan silabus pembelajaran kitab kuning di Pondok
pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya.
KURIKULUM DAN SILABUS PONDOK PESANTREN
RAUDHATUL JANNAH
A. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
Untuk menuju keberhasilan pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren
Raudhatul Jannah Palangka Raya maka disusun matapelajaran dan alokasi waktu
pembelajaran perminggu sesuai karakteristik Pondok Pesantren. Susunan
matapelajaran Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Raudhatul Jannah
Palangka Raya sebagai berikut:
No Mata pelajaran Nama kitab Alokasi waktu
perminggu
TINGKAT ULA
1 Fiqh Fashalȃtan 2 Jam
2 Nahwu Al-Jurȗmῑyah 2 Jam
3 Shorof Al-Amtsilah at-Tashrῑfῑyah 2 Jam
4 Tauhid Aqῑdah al-„Awȃm 2 Jam
5 Akhlaq Akhlaq li al-Banῑn wa al-
Banȃt
2 Jam
TINGKAT WUSTHA
1 Fiqh Fath al-Qarῑb al-Mujῑb 2 Jam
2 Ushul Fiqh Mabȃdi‟ al-Fiqhῑyah 2 Jam
3 Nahwu Al-Gurrah al-Sanῑyah 2 Jam
4 Sharaf Al-Amtsilah at-Tashrῑfῑyah 2 Jam
5 Akhlaq Ta‟lῑm al-Muta‟alim 2 Jam
6 Tauhid Tijȃn al-Darȃrῑ 2 Jam
7 Hadits Al-Arba‟ῑn an-Nawawῑyah 2 Jam
8 Tafsir Al-Qur‟an Tafsir Al-Qur‟anul Karῑm li
Imam al- Jalalaῑn
2 Jam
98
TINGKAT ULYA
1 Fiqh Kifȃyah al-Akhyȃr 2 Jam
2 Ushul Fiqh Al-Waraqȃt 2 Jam
3 Nahwu Syarhu Ibnu „Aqῑl 2 Jam
4 Sharaf Syarhu Ibnu „Aqῑl 2 Jam
5 Tasawuf-Ibadah Irsyȃd al-„Ibȃd 2 Jam
6 Tauhid Kifȃyah al-„Awȃm 2 Jam
7 Hadits Riyȃdl al-Shȃlihῑn 2 Jam
8 Tafsir Al-Qur‟an Tafsir Al-Qur‟anul Karῑm li
Imam al- Jalalaῑn
2 Jam
B. Silabus Pembelajaran Kitab Kuning
1. Tingkat Ula
Mata
Pelajaran
Nama Kitab Standar
Kompetensi
Standar Kompetensi
Fiqh Fashalȃtan Mengerti tata cara
berwudhu dan
Shalat
1. Mampu melakukan wudhu
dengan baik dan benar.
2. Mampu menjalankan shalat
baik yang fardhu maupun
yang sunnah.
Nahwu Al-Jurȗmῑyah Mengerti dasar-
dasar ilmu Nahwu
1. Mampu membedakan mana
isim, fi‟il, huruf, muannats,
mudzakkar, kata jamak,
dhamir.
2. Mengetahui i‟rab.
Shorof Al-Amtsilah at-
Tashrῑfῑyah
Mengenal dasar-
dasar ilmu shorof
1. Hafal tashrifan
2. Mampu membedakan mana
tsulasi, ruba‟i, dan mana
yang ziyadi.
Tauhid Aqῑdah al-
„Awȃm
Mengerti makna
iman, Islam,
Ikhsan dan dasar-
dasar teologis
1. Hafal rukun Iman dan Islam.
2. Hafal sifat 20 beserta artinya
dan sifat-sifat yang mustahil
bagi Allah.
3. Mengerti sifat jaiz-Nya.
Akhlaq Akhlaq li al-
Banῑn wa al-
Banȃt
Memiliki
pengetahuan etika
terapan dasar
1. Tertanamnya nilai-nilai
akhlak sejak dini.
2. Mulai tertanam rasa
penghormatan baik kepada
kyai/ustadz, orang tua, dan
lingkungan sekitar.
99
2. Tingkat Wustha
Mata
Pelajaran
Nama Kitab Standar
Kompetensi
Standar Kompetensi
Fiqh Fath al-Qarῑb
al-Mujῑb
Mengembangkan
pengetahuan
tentang fikih.
1. Memiliki pemahaman yang
sedikit luas mengenai fikih
madzhab syafi‟i.
2. Mengetahui perbedaan
pandangan para ulama
terutama kalangan madzhab
syafi‟i.
Ushul
Fiqh Mabȃdi‟ al-
Fiqhῑyah
Mengetahui ushul
al-fiqh dasar.
1. Memiliki pengetahuan dasar
tentang ushul al-fiqh.
2. Memahami sumber-sumber
dasar pengambilan hukum,
al-Qur‟an, hadits, Qiyas dan
Ijma‟ ulama.
Nahwu Al-Gurrah al-
Sanῑyah
Mengetahui dasar-
dasar ilmu Nahwu
1. Mengetahui apa yang
disebut kalam, isim, baik
yang mabni maupun yang
mu‟rab, fi‟il, fail, maf‟ul,
naib al-fa‟il, isim dhamir,
isim maushul, dharaf, harf
al-jar, sifat, maushuf, na‟at
dan man‟ut.
2. Mengetahui i„raf.
3. Hafal seluruh bait al-Imriti
dan bisa menjelaskan semua
isinya.
Sharaf Al-Amtsilah
at-Tashrῑfῑyah
Memahami bentuk
wazan kata-kata
Arab baik tsulasi,
ruba‟i dan ziyadah
satu huruf, dua
huruf dan tiga
huruf
1. Bisa membedakan mana
kata tsulasi, ruba‟i.
2. Mengetahui fiil madhi, fiil
mudhari‟, mashdar, mashdar
mim, isim fa‟il, isim maf‟ul,
fi‟il amr, isim zaman dan
isim makan.
3. Mengetahui perubahan
makna dari makna yang asli
ke makna ziyadah.
4. Mampu mengi‟lal dengan
baik.
Akhlaq Ta‟lῑm al- Memiliki 1. Mampu bersikap baik
100
Muta‟alim pengetahuan
tentang etika
terapan dan
petuah-petuah
moral sufistik
kepada guru/Kyai, kedua
orang tua, saudara, teman-
teman lingkungan sekitar.
2. Dapat membedakan memilih
teman yang baik.
3. Memiliki kesemangatan
dalam belajar.
4. Mampu menghayati petuah-
petuah sufistik.
5. Bersikap tawadhu‟.
6. Hidup sederhana.
7. Semakin mendekat kepada
Allah.
Tauhid Tijȃn al-Darȃrῑ Mengetahui
pengetahuan
tentang dasar-dasar
tauhid.
1. Bisa menjelaskan pengertian
rukun Iman dan Islam.
2. Memahami sifat-sifat 20 dan
maknanya.
3. Mengetahui sifat mustahil
dan jaiz bagi Allah.
4. Mengenal perdebatan antara
ulama salaf dan khalaf.
Hadits Al-Arba‟ῑn an-
Nawawῑyah
Mengetahui hadits-
hadits yang
menjadi prinsip-
prinsip dasar
Islam.
1. Diharapkan santri mengeta-
hui dan mampu menghayati
dasar-dasar agama dengan
baik.
2. Tertanamnya keikhlasan
dalam mengerjakan segala
hal yang diperintahkan
agama.
3. Hafal 40 hadits dan mampu
mengartikannya.
Tafsir Al-
Qur‟an Tafsir Al-
Qur‟anul
Karῑm li Imam
al- Jalalaῑn
Mengenal dan
memahami salah
satu model
penafsiran
1. Memahami dengan baik
model penafsiran kata
perkata dalam al-Qur‟an
mulai dari juz 1 sampai 15.
2. Sikap berhati-hati dalam
memandang al-Qur‟an.
3. Bertambahnya penguasaan
terhadap kosa kata Arab.
4. Mampu menjelaskan
kandungan al-Qur‟an sesuai
101
dengan tafsir yang mereka
pelajari.
3. Tingkat Ulya
Mata
Pelajaran
Nama Kitab Standar
Kompetensi
Standar Kompetensi
Fiqh Kifȃyah al-
Akhyȃr
Mengembangkan
pengetahuan
tentang fikih.
1. Mengetahui dalil-dalil baik
dari al-Qur‟an, ijma‟ dan
qiyas yang dijadikan
sebagai rujukan hukum.
2. Mengetahui perbedaan
pandangan para ulama
terutama kalangan madzhab
Syafi‟i.
3. Menghargai perbedaan
pandangan para ulama.
4. Mengasah pemahaman
mereka tentang ushul al-
fiqh.
Ushul
Fiqh Al-Waraqȃt Mengembangkan
pengetahuan
tentang ushul al-
fiqh.
3. Memiliki pengetahuan apa
yang disebut dalil, nazhar,
ilm, dan zhan.
4. Memahami kaidah-kaidah
kebahasaan yang berlaku
dalam ushul al-fiqh, seperti
tentang amr, nahy, „am, dan
takhshis.
5. Mampu berfikir sistematis
dan rasional.
6. Mampu menerapkan kaidah-
kaidah fiqhiyyah dalam
ayat-ayat dan hadits
Akhkam, terutama yang
terkait dengan bab thaharah,
shalat, zakat, puasa dan haji.
Nahwu Syarhu Ibnu
„Aqῑl
Pengembangan dan
pendalama ilmu
nahwu.
- Mampu menghafal seluruh
bait-bait alfiyah yang terkait
dengan ilmu nahwu dan
mampu menjelaskan
kandungannya serta mampu
menerapkannya dengan baik
ketika membaca kitab
kuning.
102
Sharaf Syarhu Ibnu
„Aqῑl
Pengembangan dan
pendalama ilmu
sharaf.
- Mampu menghafal seluruh
bait-bait alfiyah yang terkait
dengan ilmu sharaf dan
mampu menjelaskan
kandungannya serta mampu
menerapkannya dengan baik
ketika membaca kitab
kuning.
Tasawuf-
Ibadah Irsyȃd al-„Ibȃd Memiliki
pengetahuan
tentang haus
beribadah kepada
Allah SWT.
1. Mampu menghayati petuah-
petuah sufistik.
2. Gemar bersedekah dan
tolong menolong.
3. Bersikap tawadhu‟.
4. Hidup sederhana.
5. Semakin mendekat kepada
Allah.
Tauhid Kifȃyah al-
„Awȃm
Memiliki
pemahaman yang
baik mengenai
pandangan teoligis
Ahlussunnah
waljamaah.
1. Mampu menjelaskan
beberapa pandangan
Ahlussunnah Waljamaah
baik Aqli maupun Naqli.
2. Semakin mantap dalam
meyakini pandangan
teologis kalangan
Ahlussunnah Waljamaah.
3. Memahami perbedaan
teologis.
4. Mampu berfikir secara
rasional dalam melihat
beberapa persoalan teologis.
Hadits Riyȃdl al-
Shȃlihῑn
Memiliki pengeta-
huan yang lebih
luas tentang
hadits- hadits
ahkam.
1. Mampu menjelaskan hadits-
hadits akhkam dengan lebih
baik.
2. Memahami perbedaan cara
pemahaman tentang hadits
akhkam.
3. Memahami bagaimana para
ulama menyimpulkan
sebuah keputusan hukum.
Tafsir Al-
Qur‟an Tafsir Al-
Qur‟anul
Karῑm li Imam
al- Jalalaῑn
Mengenal dan
memahami salah
satu model
penafsiran
1. Memahami dengan baik
model penafsiran kata
perkata dalam al-Qur‟an
mulai dari juz 16 sampai 30.
2. Sikap berhati-hati dalam
103
memandang al-Qur‟an.
3. Bertambahnya penguasaan
terhadap kosa kata Arab.
4. Mampu menjelaskan
kandungan al-Qur‟an sesuai
dengan tafsir yang mereka
pelajari.
Sumber Data: Bagian Pendidikan Pondok Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya
Tahun 2015.
Pembelajaran kitab kuning sebagai salah satu program wajib belajar dan
merupakan bagian atau implementasi dari kurikulum Pondok Pesantren Raudhatul
Jannah waktu pelaksanaannya diatur dan disesuaikan dengan jadwal pendidikan
formal dan kegiatan ekstrakurikuler santri.
Berdasarkan jadwal yang ada pelaksanaan pembelajaran kitab kuning
dilakukan pada sore dan malam hari. Sore hari dilaksanakan setelah shalat Ashar,
sedangkan malam hari dilaksanakan setelah shalat Magrib dan setelah shalat „Isya.
Mengapa pembelajaran kitab kuning dilaksanakan pada sore dan malam hari?
Menurut pengelola pondok, hal ini dilakukan mengingat bahwa peserta didik yang
ada tidak semuanya mengambil atau mengikuti program belajar di pondok. Ada
peserta didik yang hanya mengikuti program belajar MTs dan MA, sehingga mereka
tidak tinggal atau berasrama di pondok. Mereka pulang ke rumah masing-masing
setelah selesai mengikuti pelajaran di sekolah mulai dari pagi hingga siang hari sesuai
jadwal dan jam pelajaran yang telah ditentukan, sepertimana siswa dari sekolah yang
lain. Kemudian ada juga peserta didik yang mengikuti program belajar MTs dan MA
sekaligus program Madrasah Diniyah Ula, Wustha, dan Ulya yang telah ditetapkan
104
pondok. Peserta didik atau santri yang mengikuti program kepondokan Madrasah
Diniyah inilah yang diwajibkan untuk tinggal atau mondok di asrama yang telah
disediakan oleh pondok. Mereka diwajikan untuk tinggal di pondok agar dapat secara
rutin mengikuti program pondok dan belajar kitab kuning. Mereka seluruhnya
berjumlah 54 orang santri, terdiri dari 25 santri tingkatan Ula, 23 orang santri
tingkatan Wustha, dan 6 orang santri tingkatan Ulya.