-
14
BAB IV Hasil Kegiatan Magang
4.1 Gambaran umum Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu &
Rekan
Semarang
Kantor Akuntan Publik (KAP) BAYUDI WATU & REKAN berdiri
di
Jakarta pada tanggal 7 februari 1978 .Drs. Bayudi Watu, Akt
sebagai Rekan
Pimpinan dengan NIAP : 98.1.0030. Beliau memiliki dua orang
Pimpinan Partner
yang berkedudukan di kantor pusat Jakarta dan kantor cabang
Semarang, yaitu
Dra. Yohana Fransisca D.H., Akt dan Dr. Suzy Noviyanti, MM.,
CPA. KAP
BAYUDI WATU & REKAN telah berpengalaman di berbagai bidang,
seperti
perdagangan besar, pengecer, industri jasa, konstruksi, keuangan
dan yayasan.
KAP “BAYUDI WATU & REKAN” merupakan salah satu anggota
Ikatan
Akuntan Indonesia atau biasa disebut IAI. KAP “BAYUDI WATU &
REKAN”
juga bergabung dalam beberapa organisasi di Indonesia. Berikut
adalah beberapa
kedudukan KAP “BAYUDI WATU & REKAN” :
Anggota Summit International Associates Inc
Anggota Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik
Anggota Akuntan Pasar Modal
Ditunjuk Sebagai Staf Ahli Direktorat Jenderal Pajak
Ditunjuk Sebagai Anggota Akuntan Bank Indonesia
Rekan Beberapa Bank Pemerintah
-
15
4.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi KAP Bayudi Watu & Rekan
Tugas, Fungsi, dan tanggung jawab
Managing Partner: memonitor kinerja KAP
1. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan
tugas-tugas
KAP.
2. Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultasi.
3. Memimpin pelaksanaan tugas lainnya yang berkenaan dengan
pelaksanaan
pekerjaan audit dan konsultasi.
4. Mempersiapkan kontrak kerjasama audit.
Supervisor
1. Merencanakan dan menyusun program audit.
2. Melakukan supervisi pelaksanaan program audit terhadap staff
auditor.
3. Melakukan supervisi penyusunan kertas kerja oleh staff
auditor.
4. Melakukan diskusi dengan staff auditor mengenai temuan-temuan
audit dan alternatif
prosedur.
5. Melakukan koordinasi pelaksanaan program audit dengan
manager.
6. Mereview kertas kerja pemeriksaan dan konsep laporan
audit.
7. Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan audit
dan
permasalahan yang ditemukan.
Partner
Supervisor
Auditor
Partner
Auditor
Supervisor
Managing Partner
-
16
Auditor
1. Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan program
audit.
2. Mengumpulkan dan mengevaluasi kecukupan bukti audit,
sesuai
dengan program audit dan menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan.
3. Melakukan konsultasi dengan supervisor maupun manager
serta
Mengusulkan koreksi-koreksi atas temuan-temuan audit
-
17
4.3 Proses Audit
Pengujian harga bahan
KKP Harga Pokok
Rincian HPP
Rekonsiliasi
Lead Sheet
Konfirmasi
KKP utang usaha
Rincian Hutang usaha
lead sheet
Kelengkapan
Rekonsiliasi
KKP kewajiban
Cross cek
lead sheet
Keberadaan
KKP pembelian
Pisah batas
Detail beli
retur
lead sheet
Mutasi
KKP Persediaan
kelengkapan
Perhitungan Fisik
Penilaian Persediaan
lead sheet
LAI Usulan Adjustment Konfirmasi
manajemen
Selisih material Selisih
imaterial
Menentukan luas pengujian pengendalian
Mulai
Prosedur audit
Penetapan waktu
Item yang dipilih
Pemahaman pengendalian internal
Menilai resiko pengendalian yang direncanakan
Merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantive atas transaksi untuk memenuhi tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi Ukuran sampel
Alur audit
persediaan
Melakukan persiapan terkait stock opname
Melakukan proses perhitungan di lapangan
Mengolah data stock opname
Stock opname
Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
Analisis Laporan Keuangan
Melakukan ToC (test of control)
-
18
Selama periode magang, Pemagang diberi kesempatan untuk
bergabung ke
dalam beberapa tim audit dalam setiap penugasan. Akan tetapi
dalam laporan ini
pemagang akan fokus terhadap proses Audit untuk sebuah
perusahaan manufaktur
bernama PT ABC, yang bergerak dibidang pembuatan oli dari kulit
mete.
Perusahaan ini berlokasi di kawasan industri Demak.
Tahap awal dalam proses audit ini adalah mempersiapkan
sebuah
rancangan program audit yang nantinya akan dijalankan pada saat
tim audit
melakukan penugasan. Pada tahapan ini kami disiapkan untuk
memperoleh
gambaran awal mengenai perusahaan klien terkait dengan jenis
usaha perusahaan
dan lingkup audit yang akan dikerjakan sebelum melakukan
pengujian audit. Ada
beberapa pengujian yang dilakukan, diantaranya adalah pengujian
analitis,
pengujian pengendalian internal, pengujian substantive atas
transaksi dan
pengujian rinci saldo.
Setelah kami dibekali dengan informasi awal tentang perusahaan
klien dan
jenis pengujian, langkah berikutnya adalah pengenalan terhadap
Kertas Kerja
Pemeriksaan atau sering disebut KKP. Melalui KKP inilah nantinya
semua
prosedur audit yang ada dilaksanakan, karena di dalam KKP
sendiri sudah
terdapat acuan dan prosedur audit wajib yang nantinya akan
dilengkapi satu
persatu. KKP akan memudahkan auditor untuk melakukan audit
secara teratur dan
sistematis. Sedangkan laporan dari hasil KKP ini nantinya akan
digunakan untuk
pembuatan Management Letter ataupun Surat penyataan audit
independen sebagai
hasil akhir proses audit.
Dalam pelaksanaan audit persediaan perusahaan ABC, ada empat
tahapan utama
yang harus dikerjakan, diantaranya:
1. Perencanaan
1.1 Pemahaman pengendalian internal
1.2 Menilai resiko pengendalian yang direncanakan
1.3 Menentukan luas pengujian pengendalian
1.4 Merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantive
atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan
-
19
dengan transaksi : Prosedur audit, Ukuran sampel, Item yang
dipilih, dan Penetapan waktu
2 Pengujian analitis dan Pengujian pengendalian
2.1 Analisis Laporan Keuangan
2.2 Melakukan ToC (test of control)
3 Pengujian substantive dan rinci saldo
1.1 Pengujian fisik
1.1.1 Melakukan persiapan terkait stock opname
1.1.2 Melakukan proses perhitungan di lapangan
1.1.3 Mengolah data stock opname
1.2 Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
1.2.1 KKP Persediaan
1.2.2 KKP Pembelian
1.2.3 KKP utang usaha
1.2.4 KKP Kewajiban
1.2.5 KKP HPP
1.2.6 Membuat relasi KKP persediaan, KKP
Pembelian, KKP Utang Dagang, KKP
Kewajiban, dan KKP Harga Pokok Produksi
serta memberikan informasi terkait dengan
relasi antar KKP.
4. Penyelesaian audit
1 Tahap Perencanaan
1.1 Pemahaman pengendalian internal
Tahapan pertama dalam penugasan Audit ini meliputi
pengenalan
awal terhadap perusahaan ABC. Pada tahap ini auditor dibekali
dengan
informasi terkait dengan jenis usaha, sistem pengendalian
internal klien
terkait persediaan, sistem penyimpanan, mutasi barang dan hal –
hal
terkait dengan nilai dari persediaan yang dimiliki Peusahaan
ABC.
-
20
Pada Perusahaan ABC , semua pembelian bahan baku utama dan
bahan baku tambahan dicatat secara terpisah kedalam setiap akun
terkait.
Pesanan akan dimasukan kedalam gudang persediaan sesuai
dengan
jenisnya. Pembelian biasanya dilakukan secara kredit dan
Proses
pengadaan barang diawali dengan mengirimkan memo pesanan
barang
kepada supplier. Setelah terjadi kesepakatan pembelian maka
memo
pesanan barang nantinya akan dikirimkan bersamaan dengan barang
yang
dipesan beserta faktur pembelian dari supplier. Perusahaan akan
mencatat
sebagai persediaan bahan baku serta utang yang diklasifikasikan
untuk
setiap supplier.
1.2 Menilai resiko pengendalian yang direncanakan
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji yang
material dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah atau
dideteksi
secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern
perusahaan.
Pada saat proses audit perusahaan ABC, tim Audit menentukan
penilaian tingkat resiko pengendalian yang direncanakan untuk
setiap
asersi dalam tahap perencanaan audit ini. Penilaian tingkat
risiko
pengendalian aktual selanjutnya ditentukan untuk setiap asersi
berdasarkan
bukti yang diperoleh dari studi dan evaluasi pengendalian
intern
perusahaan ABC selama tahap pengujian berjalan.
1.3 Menentukan luas pengujian pengendalian
Luas pengujian pengendalian perusahaan ABC ditentukan oleh
koordinator tim audit. Karena perusahaan ABC pada tahun
sebelumnya
juga telah diaudit oleh KAP Bayudi Watu & rekan maka pada
saat
penentuan luas pengujian pengendalian koordinator tim audit
memaparkan
kendala dan beberapa temuan audit di periode sebelumnya kepada
tim
audit sebagai salah satu bahan pertimbangan.
-
21
1.4 Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive
atas
transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi :
Prosedur audit, Ukuran sampel, Item yang dipilih, dan Penetapan
waktu.
Pada proses ini tim audit akan membuat program audit atau
rencana kerja
audit yang berisi juga prosedur audit. Setiap prosedur yang
akan
dikerjakan selama proses audit akan disusun sistematis
dengan
mempertimbangkan lokasi dan waktu pengerjaan, selain itu karena
audit
akan dikerjakan dalam sebuah tim audit, maka pada rancangan
ini
ditentukan juga pembagian tugas untuk setiap auditor.
2 Tahap Pengujian Analitis dan Pengujian Pengendalian
2.1 Analisis Laporan Keuangan
Pada tahap Analisa Laporan keuangan, tim auditor terlebih
dulu
mengumpulkan data historis perusahaan ABC yang terdiri dari
laporan keungan tahun lalu dan hasil pemeriksaan audit
periode
sebelumnya.
Prosedur audit yang kami lakukan adalah untuk memperoleh
informasi laporan keuangan perusahaan ABC melalui proses
komparasi atau penandingan laporan keuangan saat ini dengan
periode sebelumnya. Ada tiga alternative diantaranya :
i. Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya.
ii. Membandingkan rincian total saldo dengan total saldo yang
sama
di tahun sebelumnya.
iii. Menghitung rasio dan persentasi sebagai perbandingan di
tahun
sebelumnya.
2.2 Melakukan ToC (test of control)
Untuk mengetahui seberapa efektif pengendalian internal
perusahaan ABC, maka dilakukan Test of Control (ToC ). Ada 2
prosedur yang dilakukan pada saat ToC ;
2.2.1 Melengkapi formulir pemahaman pengendalian intern
dengan mengidentifikasi dan menjelaskan Pengendalian
-
22
Kunci di klien. Kemudian pertimbangkan apakah
pengendalian kunci tersebut berjalan efektif.
2.2.2 Melakukan penilaian atas efektifitas Pengendalian
Kunci
dengan menentukan tingkat pengendalian risiko (control
risk/CR) untuk setiap "Asersi", semakin banyak yang
dinilai "efektif" maka semakin rendah risikonya, kemudian
lakukan pertimbangan profesional untuk menilai apakah
Risiko Pengendalian "Rendah", "Sedang" atau "Tinggi".
Jika Risiko Pengendalian "Rendah" atau "Sedang" dan kita
menganggap efisien untuk melakukan Test of Control
(ToC) sebagai sumber perolehan bukti audit maka lakukan
ToC. Jika Risiko Pengendalian "rendah atau sedang"
namun kita menganggap tidak efisien untuk melakukan
ToC atau Risiko Pengendalian dinilai "Tinggi" maka tidak
dilakukan ToC dan langsung ke pengujian substantive.
Setelah uji ToC maka auditor akan melakukan proses
pemeriksaan
lapangan dan pembuatan KKP.
3 Tahap Pengujian substantive dan rinci saldo
Prosedur pengujian substantive pada perusahaan ABC dirancang
untuk memperoleh bukti mengenai kelengkapan, keakuratan dan
keabsahan data-data yang dihasilkan oleh sistem akuntansi serta
ketepatan
penerapan perlakuan akuntansi terhadap transaksi-transaksi dan
saldo-
saldo. Pada pengujian persediaan, untuk memperoleh informasi
terkait
persediaan, tim audit melakukan pengujian fisik untuk mendapat
kepastian
tentang keberadaan dan kelengkapan pesediaan.
3.1 Pengujian fisik atau Stock opname
Ada tiga tahapan stock opname diantaranya;
-
23
3.1.1 Tahap persiapan
Hal yang krusial terkait dengan audit persediaan perusahaan
ABC ini adalah ketika tim audit dilibatkan secara langsung
dalam
perhitungan kuantitas dan nilai dari persediaan perusahaan
klien. Pada
tahap awal, tim audit akan meminta data dari bagian akuntansi
dan
manajemen terkait jumlah persediaan yang tercatat dan
dibukukan
secara akuntansi serta jumlah pembelian dan penjualan, atau
sering
disebut mutasi persediaan dari manajemen maupun akuntansi
perusahaan ABC. Data- data itulah yang nantinya diolah dan
dibuat
menjadi formulir pemeriksaan barang untuk memudahkan proses
perhitungan pada saat stock opname nantinya.
Pada proses ini, tim audit akan menentukan standar sampling
yang didasarkan kepada kondisi persediaan yang akan
diperiksa.
Apabila jumlah barang dan jenisnya sangat banyak dan
bervariasi
maka koordinator tim dilapangan akan menentukan sampling
yang
tepat agar proses audit dapat efisien namun data yang diperoleh
tetap
efektif dan representatif.
Penentuan sampling ini didasarkan pada tingkat materialitas
dari
persediaan yang dihitung. Jika persediaan nilainya sangat
material
maka sampling data yang dibutuhkan akan semakin banyak. Selain
itu
karena pada perusahaan ABC persediaannya dibagi menjadi
beberapa
jenis, tim audit membuat formulir terpisah untuk tiap persediaan
yang
akan diaudit dan pada setiap formulir pemeriksaan akan ada
standar
minimal sampling. Standar ini akan ditentukan langsung oleh
koordinator lapangan dan biasanya juga dalam bentuk
persentase.
3.1.2 Melakukan proses perhitungan di lapangan
Pada saat stock opname, auditor akan bersama- sama dengan
pihak akuntansi dan gudang dari pihak perusahaan ABC
melakukan
perhitungan fisik terhadap persediaan untuk memeriksa apakah
data
yang telah diterima dari pembukuan sudah sesuai dengan yang ada
di
-
24
lapangan. Pada tahap ini kami harus melakukan sampling untuk
melakukan perhitungan ini dikarenakan jumlah persediaan
perusahaan
ABC yang sangat banyak dan bervariasi.
Metode sampling yang digunakan adalah dengan mencari item
item persediaan yang nilainya material dan jika
diakumulasikan
nominalnya besar dan signifikan terhadap jumlah persediaan
secara
keseluruhan.
Pada perusahaan manufaktur yang penulis audit ini, gudang
persediaan dipisah untuk tiap itemnya. Untuk bahan baku
utama,
bahan kimia, dan kemasan terletak ditempat yang berbeda
sehingga
kami melakukan stock opname untuk tiap gudang persediaan
secara
terpisah. Pada gudang bahan baku, semua item kami hitung
dengan
detail dan kami hitung seluruhnya karena jumlahnya yang besar
dan
nilainya sangat material, berbeda dengan bahan baku
pendukung
seperti bahan kimia dan kemasan, kami melakukan sampling
dengan
menghitung item-item yang material.
Pada proses selanjutnya auditor melakukan pengecekan
terhadap
kartu stock (persediaan) yang dimiliki oleh klien. Auditor
akan
memeriksa apakah kartu ini sudah berfungsi dengan baik dan
dilakukan pengecekan setiap saat sebagai bentuk pengendalian
internal
untuk persediaan.
Jika dalam proses stock opname ini ditemukan barang rusak
ataupun cacat maka tidak dimasukan kedalam perhitungan stock
dan
nilainya dikurangkan dari pencatatan akuntansinya. Hal ini
dilakukan
dengan cara memberikan jurnal penyesuaian yang
direkomendasikan
kepada pihak klien.
3.1.3 Mengolah data stock opname
Data yang telah didapatkan melalui stock opname perusahaan
ABC ini kemudian diolah sebagai masukan data untuk pembuatan
KKP persediaan. Data hasil pengujian lapangan harus diatur
-
25
sedemikian rupa hingga dapat dimasukan dalam proses
pembuatan
KKP. Pada tahapan ini juga melalui tahap sampling, karena
untuk
mengisi KKP data yang dimasukan harus memenuhi persentase
tertentu agar tetap representative dan dapat menggambarkan
kondisi
sebenarnya. Persentase yang dipakai ditentukan oleh koordinator
tim
audit yang didasarkan pada acuan dasar (prosedur audit) dan
kondisi
lapangan klien. Untuk perusahaan dengan persediaaan yang besar
kami
biasa menggunakan 75%, sedangkan perusahaan yang sangat
besar
persediaannya biasanya 51% atau 30% per-bulan. Karena
Perusahaan
ABC merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang besar
maka
kami menggunakan persentase sebesar 75%
Proses stock opname perusahaan ABC, kami lakukan pada bulan
maret 2012, yang artinya melewati periode pelaporan keungan
perusahaan ABC tanggal 31 desember 2011, maka tim audit
melakukan analisa tarik mundur, yaitu pengecekan jumlah
persediaan
per tanggal 31 desember 2011 dengan melihat mutasi persediaan
yang
ada dari tanggal 1 januari sampai dengan tanggal dilakukannya
stock
opname. Hal ini akan memudahkan kami melihat sejauh mana
kebenaran transaksi yang muncul setelah tanggal neraca serta
jumlah
saldo persediaan yang sebenarnya di akhir pembukuan per 31
desember 2011.
3.2 Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
Dalam pembuatan KKP, hal pertama yang dilakukan adalah
mempelajari prosedur umum dan khusus terkait dengan program
audit.
Prosedur inilah yang akan selalu dijadikan pedoman pada saat
pemeriksaan dan saat pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan.
3.2.1 KKP persediaan
KKP persediaan akan memberikan informasi secara menyeluruh
terkait aktivitas persediaan yang dijalankan oleh perusahaan
ABC. KKP
ini merupakan bagian terpenting dalam serangkaian proses
audit
-
26
persediaan sehingga memerlukan perhatian lebih dari auditor.
KKP
Persediaan terdiri dari Lead Sheet, Kelengkapan, Penilaian
Persediaan,
Perhitungan Fisik, Mutasi dan akun –akun pendukung di buku besar
yang
mendukung informasi saat pengisian KKP persediaan ini.
Berikut adalah lima komponen dalam penyusunan KKP
persediaan,
diantaranya :
i. Kelengkapan
Kelengkapan berisi informasi tentang ; semua Nama Persediaan
yang digunakan oleh perusahaan dalam proses operasi maupun
produksi
dan lokasi penyimpanan persediaan. Dalam tahapan ini auditor
diminta
untuk mencatat kartu stock dan menghitung yang tak terpakai
dalam kertas
kerja untuk meyakinkan bahwa apakah ada item persediaan yang
ditambahkan selama periode berjalan. Kemudian auditor akan
melusuri
kartu persediaan ke rincian daftar persediaan untuk meyakinkan
bahwa
kartu tersebut telah masuk dalam database persediaan dan yang
terkhir
adalah menghitung kartu nomor yang tak terpakai untuk
meyakinkan
bahwa tidak ada kartu yang dihilangkan.
ii. Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan akan menyajikan informasi terkait
tentang
kode barang, nama barang, satuan per unit, kuantitas hasil
perhitungan,
harga per unit, nilai persediaan (harga dikalikan dengan
jumlah
persediaan) saldo per buku dan selisih. Informasi persediaan ini
juga akan
diklasifikasikan sesuai dengan jenis persediaan yang diperiksa.
Apabila
muncul selisih maka selisih inilah yang nantinya akan dicari
kebenarannya
dan dijadikan koreksi.
Prosedur :
1. membandingkan hasil perhitungan fisik dengan buku besar
persediaan
2. melakukan pengujian kompilasi.
3. mengalikan kuantitas dan harga barang tertentu, dengan
pengambilan
sampel.
-
27
iii. Perhitungan Fisik
Formulir perhitungan fisik inilah yang nantinya dipakai
untuk
melakukan rekap terhadap hasil stock opname. Pada formulir ini
akan
disajikan hasil perhitungan oleh auditor dan klien. Setiap
persediaan akan
disajikan secara lugas terkait jumlah perhitungan dilapangan dan
hasil
perhitungan yang dilakukan oleh auditor akan dipakai sebagai
acuan untuk
menentukan kuantitas barang persediaan.
Prosedur :
1. Pilih sampel secara acak dari nomor kartu dan bandingkan
dengan
nomor yang ada pada persediaan fisik.
2. Amati apakah pergerakan persediaan terjadi selama
perhitungan
persediaan Tanyakan apakah ada persediaan di lokasi lain
3. Tanyakan tentang adanya barang konsinyasi atau persediaan
pelanggan di lokasi perusahaan.
4. Periksa deskripsi pada kartu dan bandingkan dengan
persediaan
fisiknya untuk bahan mentah, barang baku lain, barang dalam
proses
dan barang jadi.
5. Periksa area penerimaan barang untuk persediaan yang
harus
disertakan dalam perhitungan
6. Uji persediaan usang melalui diskusi dengan pegawai pabrik
dan
manajemen
iv. Mutasi
Mutasi ini memberikan data yang sangat detail terkait
persediaan
yang dihitung dalam proses stock opname. Mutasi ini
menyajikan
transaksi pembelian dan pemakaian persediaan perusahaan ABC
selama
periode berjalan. Fungsinya adalah untuk mengetahui berapa
jumlah saldo
yang tepat selama proses perhitungan. Apabila jumlah saldo dalam
akun
yang disajikan di mutasi ini tidak sama dengan jumlah yang
ada
dilapangan maka akan dengan mudah diketahui dan segera dapat
dilacak
dimana letak kesalahannya.
-
28
v. Lead Sheet
Lead sheet adalah formulir utama yang berisikan rangkuman
informasi dalam KKP yang dikerjakan. Apabila ada selisih
dalam
perhitungan persediaan akan langsung dimasukan kedalam akun
penyesuaian atau reklasifikasi yang tersedia dalam formulir Lead
Sheet
ini. Prosedur dalam pengisian formulir ini adalah dengan
memeriksa
penjumlahan kebawah dan kesamping, dan mencocokkan saldo ke
buku
besar dan neraca saldo. Selain itu kami juga harus memastikan
apakah ada
catatan catatan lain yang penting terkait persediaan yang kami
periksa,
misalnya apakah persediaan sudah diasuransikan, dijaminkan
ataupun
terikat dengan perjanjian –perjanjian lainnya.
Sebelum membuktikan apakah saldo persediaan dicatat secara
wajar pada tanggal neraca, auditor harus melakukan rekonsiliaasi
antara
informasi terkait persediaan dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor
memperoleh
keyakinan bahwa informasi yang dicatat dalam neraca dapat
dipertanggung jawabkan secara penuh oleh perusahaan ABC.
3.2.2 KKP Pembelian
KKP Pembelian akan memberikan analisis dan informasi terkait
pembelian persediaan oleh klien. Pada persusahaan manufaktur
yang
penulis audit, pembelian berasal dari dalam dan luar negeri.
Mekanisme
pembayaran untuk supplier relative sama yaitu pembelian secara
kredit.
Barang akan dipesan terlebih dahulu dan dicatat sebagai
persediaan setelah
persediaan diterima dan disimpan.
Pada kertas kerja ini ada beberapa file yang auditor harus
lengkapi,
diantaranya
i. Keberadaan
Formulir keberadaan ini digunakan untuk melakukan
penelusuran
terkait transaksi pembelian. Pada tahap ini auditor akan membuat
daftar
pembelian dari klien dan melakukan proses vouching. Vouching
adalah
-
29
sebuah kegiatan dimana seorang auditor melakukan pemeriksaan
transaksi bisnis dengan memeriksa dokumen, catatan, atau bukti
bukti
lainya yang memiliki keabsaahan untuk memenuhi pertimbangan
auditor
bahwa transaksi tersebut telah benar, diotorisasi dengan tepat
dan telah
dicatat dengan benar.
Prosedur yang dikerjakan dalam formulir ini adalah memilih
beberapa transaksi yang tercatat dalam akun pembelian dan
periksa
apakah faktur pembelian telah diterbitkan dan pembelian telah
dicatat
pada akun suplier dalam buku besar pembelian serta menelusuri
sampel
dokumen pengiriman ke faktur pembelian dan mencocokkan
kuantitas
yang tercantum.
ii. Retur pembelian,
Ada tiga prosedur yang dikerjakan terkait dengan retur
pembelian.
Diantaranya adalah menelusuri beberapa transaksi retur pembelian
ke
berkas dokumen pendukung, menelusuri beberapa dokumen retur
pembelian untuk meyakinkan masing-masing telah dibukukan,
dan
menelusuri pengurangan harga ke dokumen pendukung dan
otorisasinya,
termasuk pemeriksaan sifat transaksi retur setelah akhir tahun.
Akan
tetapi pada perusahaan ABC, perusahaan ini tidak melayani
retur,
sehingga tidak ada laporan terkait retur.
iii. Detail beli
Detail beli merupakan hasil dari pengolahan data pembelian
tiap
supplier . Data pembelian akan diklasifikasikan berdasarkan
jenis dari
persediaannya. Misalnya pada perusahaan yang penulis audit,
persediaan
akan dikelompokan berdasar bahan baku utama, bahan baku
pendukung,
dan kemasan.
-
30
iv. Pisah batas.
Pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah perusahaan
ABC menggunakan pisah batas yang konsisten dalam
memperhitungkan
transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian persediaan yang
termasuk
dalam tahun yang diaudit dibanding dengan tahun sebelumnya.
Informasi
yang diperlukan oleh auditor untuk menguji ketepatan pisah batas
adalah:
syarat pembelian (f.o.b shipping point, f.o.b destination),
yang
dapat diperoleh auditor dari surat order pembelian dan faktur
dari
pemasok,
tanggal penerimaan barang, yang dapat diperoleh auditor dari
laporan penerimaan barang, dan
tanggal pencatatan ke dalam catatan akuntansi (register bukti
kas
keluar).
Ada dua prosedur yang dikerjakan, yaitu menentukan sampel
beberapa
transaksi pembelian terakhir dari jurnal pembelian pertama
tahun
berikutnya dan menelusuri masing-masing ke dokumen
pengiriman,
periksa tanggal pengiriman aktual serta akurasi pencatatan.
v. Lead sheet,
Seperti pada KKP lainnya Lead sheet digunakan untuk meriview
setiap informasi yang diperoleh dari formulir sebelumnya. Ada
dua
prosedur yang dikerjakan yaitu menelusuri sampel jurnal
pembelian ke
buku besar pembelian dan membandingkan ikhtisar pembelian
dengan
saldo buku besar.
3.2.3 KKP Utang Usaha
KKP Utang Usaha akan member informasi terkait dengan utang
yang disebabkan oleh transaksi pembelian persediaan. Pada KKP
Utang
Usaha, utang akan dipisah untuk tiap supplier agar
memudahkan
penelusuran dan konfirmasi yang nantinya akan dilakukan auditor.
KKP
ini terdiri dari ;
-
31
i. Rincian Utang usaha
Pada perusahaan yang penulis audit, Rincian utang usaha
berisi
tentang rincian utang usaha berdasarkan tiap supplier dan
disajikan untuk
tiap bulannya. Informasi ini akan memudahkan kami untuk
melakukan
pengecekan kebenaran utang yang dimiliki klien.
ii. Konfirmasi
Pada saat konfirmasi perusahaan ABC, pemagang kesulitan
untuk
melakukan prosedur ini. Kendalanya adalah pemasok utama
perusahaan
ABC dari luar negeri sedangkan untuk pemasok kulit mete
lokal
mayoritas berlokasi diluar jawa dan ketika diadakanya konfirmasi
tidak
mendapat balasan. Oleh karena itu, tim memutuskan untuk
menggunakan
alternatif pengujian lain yaitu dengan penelusuran bukti
transaksi untuk
tiap pembelian yang dilakukan serta pengecekan terhadap
bukti
pendukung, seperti mutasi barang di Gudang penyimpanan dan
catatan
utang usaha.
iii. Lead sheet.
Lead Sheet Utang usaha nantinya akan memberikan gambaran
secara menyeluruh terkait utang usaha yang dimiliki oleh
klien.
3.2.4 KKP Kewajiban
KKP Kewajiban merupakan KKP yang dibuat untuk melihat
kewajiban klien secara keseluruhan. KKP ini nantinya akan
direkonsiliasi
dengan KKP Utang Usaha untuk memastikan kebenaran dan
perincian
kewajiban yang dimiliki oleh klien. KKP ini terdiri dari Cross
cek,
Kelengkapan, Rekonsiliasi, dan Lead sheet
-
32
3.2.5 KKP HPP
KKP HPP akan memberikan informasi tentang pemakaian
persediaan untuk proses produksi. Pada Perusahaan manufaktur
yang
penulis audit, perusahaan telah membuat rincian HPP yang
dibukukan
setiap bulannya. Tugas auditor adalah memastikan pembebanan
biaya dan
bahan baku yang dipakai telah sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.
KKP HPP ini nantinya akan direkonsiliasikan dengan KKP
persediaan,
dan KKP Pembelian. KKP ini terdiri dari Rincian HPP, Pengujian
harga
bahan, Rekonsiliasi, dan Lead Sheet
3.2.6 Membuat relasi KKP persediaan, KKP Pembelian, KKP
Utang Dagang, KKP Kewajiban, dan KKP Harga Pokok Produksi
serta memberikan informasi terkait dengan relasi antar KKP.
Pada tahap ini auditor diharuskan membuat hubungan antar KKP
yang fungsinya adalah untuk melakukan pengecekan secara
menyeluruh.
Hal ini dikarenakan KKP Persediaan menyajikan nilai persediaan
akhir di
Neraca, persediaan akhir ini harus sama dengan KKP HPP,
karena
persediaan akhir dimasukan kedalam proses perhitungan untuk
menentukan nilai HPP. KKP Pembelian juga harus sama dengan
HPP
untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu lainnya. Karena
item-
item ini nantinya juga dimasukan kedalam perhitungan HPP. Untuk
KKP
Utang dagang, KKP ini harus sama dengan mutasi Pembelian,
karena
bertambahnya Utang Dagang dikarenakan adanya pembelian
secara
kredit.
Melalui prosedur ini nantinya akan diketahui perhitungan
yang
tepat dan sistematis terkait dengan akun akun yang kami periksa
selama
proses audit berjalan. Tahapan ini akan selesai pada saat jumlah
dan
nominal tiap akun yang saling terkait nilainya sama atau
balance.
-
33
4. Tahap Penyelesaian Audit
Tujuan pemeriksaan terhadap persediaan adalah memberi
keyakinan bahwa persediaan yang disajikan dalam laporan
keuangan
perusahaan telah dibeli, disimpan, dipakai, dicatat dan
dilaporkan sesuai
dengan kenyataan di lapangan. Keyakinan ini akan diperoleh
ketika
semua prosedur yang dibutuhkan telah dikerjakan dengan baik.
Melalui program audit, auditor akan melakukan beberapa
prosedur
untuk mencari kebenaran terkait persediaan secara menyeluruh.
Jika
selama proses berjalan auditor menemukan beberapa item yang
dicatat
tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, kesalahan perhitungan,
maupun
kesalahan pengklasifikasian transaksi akuntansi terkait
persediaan maka
temuan tersebut akan dicatat. Dalam tahap penyelesaian audit ini
auditor
akan memberikan perhatian khusus terhadap beberapa temuan
yang
material dalam laporan persediaan klien. Setiap temuan yang ada
akan
dikonfirmasi kepada pihak klien untuk memperoleh penjelasan,
apabila
ternyata ditemukan kesalahan maka auditor akan
merekomendasikan
jurnal koreksi sedangkan jika ternyata yang ditemukan adalah
fraud atau
kecurangan, auditor akan menyampaikan temuan ini kedalam
Laporan
Audit Independen (LAI).