35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian Pada mulanya Yayasan Kemakmuran Rejeki (YKR) Salatiga berdiri mempunyai tujuan untuk membantu jemaat gereja, khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan bukan bertujuan membangun sekolahan. Kegiatan-kegiatan yayasan yang ada pada waktu itu hanya terbatas pada kursus-kursus, antara lain kursus pertanian, ekonomi, perikanan, perkoperasian dan pertukangan. Adapun peserta kursus dari anggota-anggota gereja, karena tujuan kursus adalah membantu ekonomi jemaat. Setelah menyelesaikan kursus mereka bekerja untuk gereja sehingga ekonomi jemaat dapat meningkat dan berkembang. Tetapi lama kelamaan situasi menjadi lain dan Badan Pengurus Yayasan dibantu Pengurus Gereja memandang perlu untuk membangun sekolah. Maka pertama kali YKR mendirikan SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) pada tahun 1953 dan siswanya juga khusus dari anggota gereja. Karena anggota jemaat banyak yang tidak berminat memasukkan putra-putrinya ke SMEP, maka penerimaan siswa diselenggarakan untuk umum dalam arti dapat menerima siswa dari luar jemaat gereja. Sehingga animo ke SMEP makin banyak, untuk itu YKR jauh sebelumnya telah memikirkan bagaimana selanjutnya nanti setelah lulus dari SMEP. Maka sejak tanggal 1 Agustus 1958 didirikanlah SMEA Kristen Salatiga dengan SK Pendirian tgl. 1-8-1958 No. Pend/10/58 dengan tujuan menampung anak-anak yang telah selesai dari SMEP (yang telah diintegrasikan menjadi SMP Kristen Krida Dharma sejak tahun 1976). Setelah SMEA Kristen Salatiga berjalan 2 tahun, maka pada tanggal 1 Agustus 1960, mendapat bantuan biaya operasional dari Pemerintah dengan SK tgl. 19-9-1960 no. 79829/B.II. Lima tahun kemudian tepatnya tgl. 1-8-1965 SMEA Kristen Salatiga mendapat subsidi dari pemerintah berupa biaya operasional dan tenaga guru/pegawai subsidi, dengan SK tgl 14-6-1966 no. 1672/BS/B.II. Adapun ijin operasional dari Kanwil Depdikbud yang waktu itu sebagai Perwakilan Departemen P dan K Jawa Tengah. SMEA Kristen Salatiga
17
Embed
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/4/T1_162013036_BAB IV... · anak-anak yang telah selesai dari SMEP (yang telah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Gambaran Objek Penelitian
Pada mulanya Yayasan Kemakmuran Rejeki (YKR) Salatiga berdiri
mempunyai tujuan untuk membantu jemaat gereja, khususnya Gereja Kristen
Jawa (GKJ) dan bukan bertujuan membangun sekolahan. Kegiatan-kegiatan
yayasan yang ada pada waktu itu hanya terbatas pada kursus-kursus, antara lain
kursus pertanian, ekonomi, perikanan, perkoperasian dan pertukangan. Adapun
peserta kursus dari anggota-anggota gereja, karena tujuan kursus adalah
membantu ekonomi jemaat. Setelah menyelesaikan kursus mereka bekerja untuk
gereja sehingga ekonomi jemaat dapat meningkat dan berkembang.
Tetapi lama kelamaan situasi menjadi lain dan Badan Pengurus Yayasan
dibantu Pengurus Gereja memandang perlu untuk membangun sekolah. Maka
pertama kali YKR mendirikan SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama)
pada tahun 1953 dan siswanya juga khusus dari anggota gereja. Karena anggota
jemaat banyak yang tidak berminat memasukkan putra-putrinya ke SMEP, maka
penerimaan siswa diselenggarakan untuk umum dalam arti dapat menerima siswa
dari luar jemaat gereja. Sehingga animo ke SMEP makin banyak, untuk itu YKR
jauh sebelumnya telah memikirkan bagaimana selanjutnya nanti setelah lulus dari
SMEP. Maka sejak tanggal 1 Agustus 1958 didirikanlah SMEA Kristen Salatiga
dengan SK Pendirian tgl. 1-8-1958 No. Pend/10/58 dengan tujuan menampung
anak-anak yang telah selesai dari SMEP (yang telah diintegrasikan menjadi SMP
Kristen Krida Dharma sejak tahun 1976).
Setelah SMEA Kristen Salatiga berjalan 2 tahun, maka pada tanggal 1
Agustus 1960, mendapat bantuan biaya operasional dari Pemerintah dengan SK
tgl. 19-9-1960 no. 79829/B.II. Lima tahun kemudian tepatnya tgl. 1-8-1965
SMEA Kristen Salatiga mendapat subsidi dari pemerintah berupa biaya
operasional dan tenaga guru/pegawai subsidi, dengan SK tgl 14-6-1966 no.
1672/BS/B.II. Adapun ijin operasional dari Kanwil Depdikbud yang waktu itu
sebagai Perwakilan Departemen P dan K Jawa Tengah. SMEA Kristen Salatiga
36
mendapat status terdaftar dengan SK tgl.1-1-1972 no.KPPE/015/CIV/III/B/72.
Kemudian mendapatkan ijin penyelenggaraan Sekolah Kejuruan dari Perwakilan
Dep. P dan K Jawa Tengah Cq. Kepala kantor Pendidikan Ekonomi tgl. 15-12-
1974 No.A-75/A-001 yang berlaku sejak tgl. 15-12-1974.
Sesuai dengan surat edaran BAKN no. 03/SE/1978 tgl. 25-3-1978 tentang
pengangkatan Guru/Pegawai Subsidi menjadi Pegawai Negeri Sipil. Maka sejak
tanggal 1 April 1978 semua Guru/Pegawai Subsidi langsung diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil, (yang pada waktu itu ada 6 guru subsidi dan 4 pegawai
subsidi). Setelah itu semua guru/pegawai yang ingin menjadi PNS harus melalui
test pegawai negeri. Nomor Statistik Sekolah (NSS) dengan no.NSS 342 036 201
002 diperoleh padatahun ajaran 1979/1980. Selanjutnya pada tgl 4-11-1985
mendapat piagam Nomor Data Sekolah (NDS) sebagai tanda tercatat dengan
No.C 31014202 dari Direktorat Sekolah Swasta Jakarta.
Visi dan Misi SMK Kristen BM Salatiga :
1. Visi
Menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan sumber
daya manusia sebagai tenaga menengah yang bermoral, berjiwa
melayani dan profersional dalam ikut mewujudkan masyarakat
yang damai, sejahtera, adil dan makmur.
2. Misi
Mengembangkan proses belajar mengajar yang kondusif dan
menghantar siswa untuk memiliki ketrampilan serta keahlian
yang memadai dengan didukung oleh tenaga pendidikan
profesional;
Menyelenggarakan laboratorium yang relevan dengan keahlian
dan ketrampilan tenaga menengah;
Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan
mental spritual siswa.
37
4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Kristen BM
Salatiga kelas 2 yang berjumlah 90 orang terdiri. Sedangkan untuk sampel
diambil dari jumlah populasi siswa SMK Kristen BM Salatiga, teknik
pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin sehingga didapatkan
jumlah sampel siswa MK Kristen BM Salatiga sebanyak 73 orang.
Pembagian sampel ini dapat dilakukan menggunakan random sampling.
4.2 Analisis Pendahuluan
4.2.1 Analisis Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Kemandirian
Belajar dan Interaksi Sosial terhadap Literasi Keuangan Dikalangan Siswa Kelas
2 SMK Kristen BM Salatiga. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas terikat.
Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, mka dalam penelitian ini dibutuhkan
tiga macam data, yaitu :
1. Data Kemandirian Belajar sebagai variabel bebas (X1)
2. Data Interaksi Sosial sebagai variabel bebas (X2)
3. Data Literasi Keungan sebagai variabel terikat (Y)
Pada penelitian ini dilakukan analisis deskriptif dengan memberi gambaran
tentang jumlah data, range, minimum, maksismum, mean, dan standar deviasi
serta variance. Data dikumpulkan dengan menggunkan kemudian dianalisis
dengan bantuan komputer program SPSS 16.0
Tabel 4.1
Statistik Desrkriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Kemandirian 73 19 14 33 24.18 4.461 19.898
Interaksi 73 20 15 35 28.32 4.362 19.024
Literasi 73 14 11 25 19.01 3.446 11.875
Valid N (listwise) 73
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
38
Berdasarkan tabel 4.1 variabel Kemandirian Belajar menunjukan bahwa
jumlah data (N) sebanyak 73 mempunyai nilai rata – rata (mean) 24,18 dengan
nilai maksimum 33 dan nilai minimum 14 serta standar deviasinya sebesar 4,461
sedangkan variancenya sebesar 19,898. Variabel Interaksi Sosial menunjukan
bahwa jumlah (N) sebanyak 73 mempunyai nilai rata – rata (mean) 28,32 dengan
nilai maksimum 35 dan nilai minimum 15 serta standar deviasinya sebesar 4.362
sedangkan variancenya sebesar 19,024. Variabel Literasi Keungan menunjukan
bhwa jumlah data (N) sebanyak 73 mempunyai nilai rata – rata (mean) 19,01
dengan nilai maksimum 25 dan nilai minimum 11 serta standar deviasinya sebesar
3,446 sedangkan variancenya sebesar 11,875. Untuk memperjelas data – data
penelitian dibuat tabel distribusi frekuendi pada masing – masing variabel sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Variabel Kemandirian Belajar Siswa Kelas 2 SMK
Kristen BM Salatiga
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan distribusi frekuensi variabel
kemandirian belajar. Distribusi frekuensi menjelaskan bahwa 4 responden berada
pada kategori sangat rendah (5,5%) terdapat 16 responden berada dalam kategori
rendah (21,9%) terdapat 25 responden berada pada kategori sedang (34,2%)
terdapat 22 responden berada pada kategori tinggi (30,1%) dan 6 responden
berada pada kategori sangat tinggi (8,2%).
Interval
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 14-17 4 5.5 5.5 5.5
18-21 16 21.9 21.9 27.4
22-25 25 34.2 34.2 61.6
26-29 22 30.1 30.1 91.8
30-33 6 8.2 8.2 100.0
Total 73 100.0 100.0
39
Pada tabel menunjukan bahwa variabel kemandirian memiliki
kecenderungan sedang. Kecenderungan sedang terebut sebesar (34,2%) atau
sebanyak 25 siswa.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Variabel interaksi sosial Siswa Kleas 2 SMK Kristen
BM Salatiga
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan distribusi frekuensi variabel interaksi
sosial. Distri busi frekuensi menjelaskan bahwa 1 responden berada pada kategori
sangat rendah (1,4%) Terdapat 7 responden berada dalam kategori rendah (9,6%)
terdapat 38 responden berada pada kategori sedang (52%) terdapat 23 responden
berada pada kategori tinggi (31,5%) dan 4 responden berada pada kategori sangat
tinggi (5,5%).
Pada tabel menunjukan bahwa variabel interaksi sosial memiliki
kecenderungan sedang. Kecenderungan sedang terebut sebesar (52%) atau
sebanyak 38 siswa.
Interval
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 15-18 1 1.4 1.4 1.4
19-22 7 9.6 9.6 11.0
23-26 16 21.9 21.9 32.9
27-30 22 30.1 30.1 63.0
31-34 23 31.5 31.5 94.5
35-38 4 5.5 5.5 100.0
Total 73 100.0 100.0
40
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel literasi Keungan Siswa Kelas 2 SMK Kristen
BM Salatiga
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan distribusi frekuensi variabel literasi
keuangan. Distri busi frekuensi menjelaskan bahwa 4 responden berada pada
kategori sangat rendah (5,5%) Terdapat 11 responden berada dalam kategori
rendah (15,1%) terdapat 23 responden berada pada kategori sedang (31,5%)
terdapat 20 responden berada pada kategori tinggi (27,4%) dan 15 responden
berada pada kategori sangat tinggi (20,5%).
Pada tabel menunjukan bahwa variabel literasi keuangan memiliki
kecenderungan sedang. Kecenderungan sedang terebut sebesar (31,5%) atau
sebanyak 23 siswa.
Interval
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 11-13 4 5.5 5.5 5.5
14-16 11 15.1 15.1 20.5
17-19 23 31.5 31.5 52.1
20-22 20 27.4 27.4 79.5
23-25 15 20.5 20.5 100.0
Total 73 100.0 100.0
41
4.3 Uji Asumsi
4.3.1 Uji Normalitas
Hasil dari uji normalitas data menunjukkan bahwa setiap variabel dalam
penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini ditunjukan dengan nilai Asymp. Sig
yang lebih dari 0,05. Hasil dari uji normalitas ditunjukan dengan tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Data
Pengaruh Kemandirian Belajar dan Interaksi Sosial Terhadap Literasi
Keuangan
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan nilai signifikansi variabel kemandirian
belajar 0,368, interaksi sosial 0,287, dan ;iterasi keuangan 0,566 lebih besar dari
alpha 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data dari
masing – masing variabel berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kemandirian Interaksi literasi
N 73 73 73
Normal Parametersa Mean 3,02 4,04 3,80
Std. Deviation ,558 ,623 ,689
Most Extreme
Differences
Absolute .108 .115 .092
Positive .086 .063 .077
Negative -.108 -.115 -.092
Kolmogorov-Smirnov Z .919 .985 .787
Asymp. Sig. (2-tailed) .368 .287 .566
a. Test distribution is Normal.
42
4.3.2. Uji Linieritas
Tabel 4.6
Hasil Uji Linieritas Data
Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Literasi Keuangan
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
literasi *
kemandirian
Between
Groups
(Combined) 378.964 17 22.292 2.576 .004
Linearity 129.552 1 129.552 14.969 .000
Deviation from Linearity 249.412 16 15.588 1.801 .055
Within Groups 476.022 55 8.655
Total 854.986 72
Sumber: Data primer yang diolah,2017
Hasil tabel 4.6 uji analisis menunjukan bahwa variabel kemandirian
belajar memperoleh Fhitung=1,801 dengan nilai signifikansi 0,055 lebih besar
dari 0,05. Yang berarti data kemandirian belajar dan literasi keuangan dalam
penelitian ini Linier
Tabel 4.7
Hasil Uji Linieritas Data
Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Literasi Keuangan
ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
literasi *
interaksi
Between
Groups
(Combined) 335.316 16 20.957 2.258 .013
Linearity 179.378 1 179.378 19.330 .000
Deviation from Linearity 155.939 15 10.396 1.120 .361
Within Groups 519.670 56 9.280
Total 854.986 72
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Hasil tabel 4.6 uji analisis menunjukan bahwa variabel kemandirian
belajar memperoleh Fhitung=1,120 dengan nilai signifikansi 0,361 lebih besar
dari 0,05. Yang berarti data interaksi sosial dan literasi keuangan dalam penelitian
ini Linier
43
4.4 Analisis Lanjutan
4.4.1 Uji Hipotesis
Pengaruh Kemandirian Belajar dan Interaksi Sosial Terhadap Literasi
Keuangan Dikalangan Siswa Kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga. (Y= a + b1X1 +
b2X2 + e) hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh kemandirian
belajar dan interaksi sosial terhadap literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2
SMK Kristen BM Salatiga. Untuk mengetahui besarnya kemandirian belajar (X1)
dan interaksi sosial (X2) terhadap literaksi keuangan dikalangan sisiwa kelas 2
SMK Kristen BM Salatiga digunakan analisis regresi berganda. Adapun pengujian
hipotesisnya sebagai berikut :
Ha : Terdapat pengeruh kemandirian belajar dan interaksi sosial terhadap literasi
keuangan dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga.
Ho : Tidak terdapat pengeruh kemandirian belajar dan interaksi sosial terhadap
literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga.
Untuk mengetahui apakah kemandirian belajarbersifat prediktif / tidak, maka
dilakukan analisis regresi berganda.
4.4.2. Analsis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen
4.4.2.1. Persamaan Regresi Sederhana Kemandirian Belajar Terhadap
Literasi Keuangan
Persamaan regresi sederhana yang dipakai menunjukan pengaruh
kemandirian belajar terhadap literasi keuangan siswa adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1
Akan dijekaskan pada hasil output tabel 4.8 sebagai berikut.
44
Tabel 4.8
Regresi Sederhana Kemandirian Belajar Terhadap Literasi Keuangan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.743 2.076 5.657 .000
Kemandirian .301 .084 .389 3.561 .001
a. Dependent Variable: literasi
Sumber: Data primer yang diolah,2017
Tabel 4.8 menunjukan regresi variabel kemandirian belajar terhadap
literasi keuanagan siswa yaitu Y = 11,743+0,301 yang berarti jika kemanidrian
belajar meningkat 1% maka akan meningkatkan literasi keuangan sebesar 0,301.
Koefisien bernilai positif berarti terjadi pengaruh yang yang positif antara
kemandirian belajar terhadap literasi keuangan siswa, semakin tinggi kemandirian
belajar maka semakin tinggi literasi keuanagn.
4.4.2.2. Persamaan Regresi Sederhana Interaksi Sosial Terhadap Literasi
Keuangan Siswa
Persamaan regresi sederhana yang dipakai untuk menunjukan pengaruh
interaksi sosial terhadap literasi keuangan adalah sebagai berikut :
Y= a+b2X2
Akan dijekaskan pada hasil output tabel 4.9 sebagai berikut.
45
Tabel 4.9
Regresi Sederhana Interaksi Sosial Terhadap Literasi Keuangan Siswa