Top Banner
1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hama merupakan semua binatang atau organi aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman dan m kerugian secara ekonomis. Salah satu jenis hama yang tanaman adalah hama jenis serangga (Insekta). Jenis ham tidak hanya dijumpai di ladang ataupun di sawah, akan t serangga dapat pula di jumpai pada bahan-bahan si gudang. Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang yakni hidup dalam bahan- bahan simpanan di gudang. Umu gudang yang sering dijumpai adalah dari ordo Coleopter kumbang), seperti Sitophilus oryzae , Callocobruchus dan sebagainya. Hama – hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya produk yang baru dipanen saja melainkan juga produk hasil pertanian. Produk tanaman yang disimpa dalam gu terserang hama tidak hanya terbatas pada produk biji melainkan juga produk berupa daun – daunan dan kayu Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kaca rentan terhadap serangan hama gudang. Hama gudang ya menyerang biji kacang hijau adalah Callosobruchus chine ini tersebar di seluruh dunia terutama daerah tr subtropis. Hama ini bersifat polifag, namun imago
22

BAB IV Hasil Dan Pembahasan Hama Gudang Risal

Sep 17, 2015

Download

Documents

hama penyakit gudang TPB FPUB
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Hama Gudang 2.1.1 Post-harvest pests are destructive pests of agricultural products while in storage or during storage (Hama pasca panen adalah hama yang merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan) (Adinya. 2007)

2.1.2 Stored product pests include several beetles, moths, and a mite that can infest whole grains or processed foods (Hama gudang meliputi beberapa kumbang, ngengat, dan tungau yang dapat mengerumuni biji-bijian atau makanan olahan) (Pitaloka. Dkk. 2012)

2.1.3 Stored product pests are pest that reduces grain weight, nutritional value, and germination of stored grain. Infestations also cause contamination, odor, mold, and heat-damage problems that reduce the quality of the grain and may make it unfit for processing into food for humans or animals (Hama gudang adalah hama yang mengurangi bobot biji, nilai gizi, dan perkecambahan biji-bijian yang disimpan. Pengerumunan tersebut juga dapat menyebabkan masalah kontaminasi, bau, jamur, dan kerusakan-suhu yang mengurangi kualitas gabah dan dapat membuatnya tidak layak untuk diproses menjadi makanan bagi manusia atau hewan) (Borror, 2009)2.2 Definisi Penyakit Benih (3 Ing + Terjemah)

2.3 Callosobruchus chinensis meliputi, morfologi, daur hidup, dan pengendaliannya +Gambar literatur)2.3.1 Ciri morfologiCiri morfologi kumbang biji (Callosobruchus chinensis) memiliki sepasang mata, antena, thoraks, kaki, kepala, tanduk, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki tubuh yang agak pendek di banding hama gudang yang lainnya (Hayata. 2010)

Gambar 1. Morfologi Callosobruchus chinensis2.3.2 Daur hidupImago Callosobruchus chinensis L.betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Larva selanjutnya berkembang dalam biji.Sebelum manjadi pupa larva membuat lubang pada biji untuk keluarnya imago. Stadium larva sekitar dua minggu Lama stadia pupa adalah 4-6 hari. Kemudian pupa berubah menjadi Imago. Imago Callosobruchus chinensis L.mempunyai daur hidup yang pendek, pada kondisi optimum hanya bertahan paling lama 12 hari. (Wagianto. A.G. 1991)

Gambar 2. Daur hidup Callosobruchus chinensis2.3.3 GejalaGejala serangan Kumbang kedelai (Callosobruchus chinensis) tampak lubang pada biji-biji kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut menjadi retak. Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian yang nyata secara ekonomi. Intensitas serangan pada komoditas kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3 %, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %, dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil terdapat pada komoditas kacang hijau dan intensitas tertinggi ada pada komoditas beras. Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan fumigasi dan menggunakan musuh alami hama ini. (Rentikol, 2008)2.3.4 PengendalianPengendalian Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis) adalah biasanya digunakan dengan cara Fumigasi PH3, Pemasangan Beetle Trap, dan Perangkap UV . Pemanasan ruangan/ heating, Untuk pengendalian hama gudang secara alami, kita bisa menggunakan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai pestisida nabati, seperti daun dan biji srikaya atau juga biji saga. Dan juga menjaga kebersihan gudang Menjaga suhu dan kelembaban gudang, Kemasan kedap udara, Menurunkan tingkat kadar air, Mencegah kutu datang, dan Meningkatkan derajat sosoh (Hanny, 2002).

III. METODOLOGI3.1 WAKTU DAN TEMPATWaktu : Senin, 08.50-10.10Tempat : Lab. Pemuliaan tanaman3.2 ALAT DAN BAHANAlat yang digunakan antara lain : gelas plastik kuas gambar kain kas, karet gelang kertas labelBahan yang digunakan antara lain : Callosobruchus chinensis kacang hijau (varietas vima, murai, dan konsumsi)

3.3 CARA KERJA

Ambil 100 gram kacang hijau untuk tiap varietas.Sediakan 3 gelas plastik berisi masing-masing dengan 100 gram kacang hijau.Masukkan 10 Callosobruchus chinensis ke dalam masing-masing gelas plastik.Berilah label untuk masing-masing jenis kacang hijau.Tutup gelas plastik dengan kain kasa dan ikat dengan karet gelang.Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali sampai dengan 4 kali pengamatan.Setiap pengamatan amati bobot dan jumlah imago Callosobruchus chinensis pada masingmasing gelas plastik yang berisi benih kacang hijau

Dokumentasi3.4 ANALISA PERLAKUANYang pertama dilakukan dalam pengamatan hama kacang hijau adalah menyiapkan alat dan bahan kemudian mengambil 100 gram kacang hijau untuk tiap varietas yang selanjutnya biji kacang hijau dimasukkan ke dalam 3 gelas plastik lalu Masukkan 10 hama Callosobruchus chinensis ke dalam masing-masing gelas plastik yang sudah terisi biji kacang hijau agar dapat di bedakan maka setiap gelas plastik di ebri label untuk memberi nama kemudian tutup gelas plastik dengan kain kasa dan ikat dengan karet gelang dan lakukan pengamatan untuk setiap satu minggu seklai selama 4 mingggu dengan menimbang berat kacang hijau dan menghitung jumlah imago dan yang terakhir mendokumentasikan setiap kali pengamatan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil (Berupa tabel dan grafik)4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Berdasarkan Kualitas Kacang HijauVarietasBerat Kacang Hijau

AwalMinggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

Kacang hijau (Konsumsi)106,55 gr94,91 gr87,68 gr87, 68 gr92,06 gr

Kacang hijau (Murai)106, 65 gr100, gr100,47 gr100,47 gr105, 46 gr

Kacang hijau (Fima)105, 75 gr98,93 gr88,24 gr88, 24 gr96, 96 gr

4.1.2 Grafik Pengamatan Berdasarkan Kualitas Kacang Hijau

4.1.3 Tabel Hasil Pengamatan Berdasarkan jumlah ImagoVarietasJumlah Hama

AwalMinggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

Kacang hijau( Konsumsi)10 imago100>10

Kacang hijau (Murai)10 imago200>10

Kacang hijau (Fima)10 imago100>10

4.1.4 Grafik Hasil Pengamatan Berdasarkan jumlah Imago

4.1.5 Tabel Hasil pengamatan Penyakit TanggalKlasifikasiDokumentasi

20 April 2015Benih jagung belum berkecambah

21 April 2015Benih jagung masih belum berkecambah

22 April 2015Benih jagung mulai tumbuh. Bakteri dan jamur belum tumbuh pada media

23 April 2015Benih jagung tumbuh. Muncul 1 bakteri pada media. Panjang akar 2 cm dan panjang batang 0,5 cm.

24 April 2015Bakteri pada media semakin lebar. Panjang batang 1 cm dan panjang akar 2,5 cm.

25 April 2015 Bakteri pada media berubah warna menjadi hitam. Tumbuh jamur pada media. Panjang akar 3 cm dan panjang batang 2,5 cm.

26 April 2015Jamur pada media semakin melebar. Bakteri pada media menghitam. Panjang akar 3,5 cm dan panjang batang 4 cm.

27 April 2015Jamur semakin melebar dengan diameter 3,5 cm. Bakteri semakin melebar sedikit demi sedikit. Panjang akar 5 cm dan panjang batang 5 cm.

28 April 2015Diameter jamur 4 cm. Bakteri semakin melebar sedikit demi sedikit. Semakin banyak akar yang muncul. Panjang akar 5,5 cm dan panjang batang 6 cm.

29 April 2015Diameter jamu 5 cm. Bakteri sedikit demi sedikit semakin melebar. Sudah terbentuk daun. Panjang akar 6 cm dan panjang batang 7 cm.

30 April 2015 Daun semakin memanjang namuk tidak membuka. Jamur dan bakteri pada media semakin meluas.

1 Mei 2015Jamur sudah menutupi setengah bagian dari media. Jamur juga sudah menutupi setengah bagian dari akar.

2 Mei 2015Jamur sudah menutupi seluruh bagian dari salah satu benih jagung. Ada jamur lain yang muncul pada media. Akar semakin banyak yang muncul dan batang juga semakin panjang.

3 Mei 2015Jamur hampir menutupi seluruh bagian dari media. Jamur lain semakin melebar dan menghitam. Dan ada jamur lain yang muncul lagi. Bakteri juga semakin melebar.

4.2 Pembahasan PraktikumDari hasil praktikum Hama dan Penyakit Gudang dengan menggunakan bahan kacang hijau (3 varietas berbeda) indikator hama dan jagung (1 varietas) sebagai indikator terserangnya penyakit. Didapatkan hasil pengamatan untuk kacang hijau setelah 4 minggu dengan 3 varietas yang berbeda yaitu vima, murai dan konsumsi 4 menunjukkan adanya perbedaan di setiap varietas dimana imago pada minggu awal hingga minggu ke empat mengalami perubbahan yaitu bertambahnya hama kacang hijau yang awalnya hanya 10 imago kemudian bertamabah lebih dari 10 hama. Hal ini terjadi karena hama gudang untuk kacang hijau mengalami perkembangan dan kemudian setelah mengalami perkembangan yang bertambah banyak, hama ini memakan beberapa kacang hijau yang berada di gelas plastik teresbut sehingga kualitas dan kuantitas dari benih kacang hijau tersebut menurun. Bukti dari hama gudang ini memakan biji yaitu adanya lubang pada sebagian biji yang dimakan. Jika semakin banyak hama gudang kacang hijau pada gelas plastik maka penurunan kualitas dari biji itu sendiri akan turun dan populasi hama semakin banyak. Sehingga diperlukan perlakuan pengendalian pasca panen.Hasil yang kita amati setlah seminggu kemudian pada biji kacang hijau yang diberi hama mengalami penambahan sebanyak 1 atau 2 dalam gelas plastik setiap varietas. Hal ini terjadi kemungkinan besar hama yang pertama diberi fasilitas tempat tinggal dan di sediakan makanan yang banyak sehingga cepat tumbuh berkembang biak, tetapi untuk minggu ke II dan minggu ke III ternyata hama tetap dan tidak mengalami penambahan baik 1 imago maupun 2 imgao karena hama pada kacang hijau tersebut masih mengalami fase-fase istirahat dimana hama masih belum bisa berproduksi banyak.4.3 Pembahasan SoalDari grafik pengamatan ditemukan adanya penambahan populasi Callosobruchus chinensis pada ketiga varietas kacang hijau. Hal ini terjadi karena Callosobruchus chinensis mengalami perkembangbiakan. Variabel tersebut sudah membuktikan bahwa varietas murai, fima dan konsumsi tersebut disukai oleh Callosobruchus chinensis.Dari ketiga jenis kacang hijau, yang memiliki kualitas bagus adalah varietas fima selanjutnya murai dan yang terakhir adalah konsumsi, kualitas pada kacang hijau tidak memengaruhi preferensi Callosobruchus chinensis. Yang seharusnya mempengaruhi preferensi adalah kualitas dari kacang hijau tersebut karena adanya imago Callosobruchus chinensis. Ketiga jenis varietas kacang hijau tersebut mengalami perubahan baik dari kualitas maupun dari kuantitasnya.

BAB V

5.1 KesimpulanSimpulan praktikum hama dan penyakit gudang Callosobruchus chinensis pada kacang hijau ke tiga varietas tersebut dapat di simpulakn bahwa semua varietas tidak memiliki ketahanan yang sama dan urutan kualitas kacang hijau dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah adalah fima, muari setelahnya adalah konsumsi. Patogen yang menyerang benih berwarna putih kehitaman. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhii perkembangan hama gudang dan penyakit benih sperti lingkungan dan jenis benih dan lain sebagainya.Jika dilihat dari hasil penyakit pada biji jagung dapat disimpulkan bahwa biji jagung tumbuh jamur dan bakteri pada pengamatan ketiga yang selanjutnya baru di ikuti tumbuhnya biji jagung (berkecambah) dan pengamatan ini di lakukan selama 2 minggu atau 14 hari berturut-turut. 5.2 Saran Semoga Praktikum akan datang lebih baik dan lebih maksimal dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya

DAFTAR PUSTAKAAdinya. 2007. Pengujian Resistensi Tribolium Castaneum Herbst. (Coleoptera: Tenebronidae), Rhyzopertha Dominica (F.) (Coleoptera: Bostrichidae), Cryptolestes Sp. (Coleoptera: Laemopholidae) Terhadap Fosfin Dan Keragaan Relatif Strain Resisten. Ilmu pertanian 5(1) : 34 41.

Hayata. 2010. Pengaruh Fosfin (Ph3) Terhadap Mortalitas Beberapa Hama Gudang. Agronomi 9(2): 107-109.

Pitaloka. Dkk. 2012. Gambaran Beberapa Faktor Fisik Penyimpanan Beras, Identifikasi Dan Upaya Pengendalian Serangga Hama Gudang. Kesehatan Masyarakat 12) : 218 - 217

Rioardi. 2009. Ordo Ordo Serangga. Kanisius. Yogyakarta.

Borror, 2009. Kumbang Bubuk Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae) dan Strategi pengendaliannya. Litbang Pertanian 23(4).Rentikol, 2008. Pengaruh Kadar Air Tembakau Terhadap Perkembangan Lasioderma serricorne F (Coleoptera; Anobiidae) di Laboratorium.Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara. Medan.Wagianto. A.G. 1991. Hama-hama Tanaman dalam Gudang. Jakarta: Bumi Aksara Ikhtiar,

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI BENIHHAMA DAN PENYAKIT GUDANG

Oleh :Nama: Risal Akbar Mulya NIM: 135040201111217Kelompok :P1Asisiten : Fevira Suci R

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG20151.PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangHama merupakan semua binatang atau organisme yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis. Salah satu jenis hama yang menyerang tanaman adalah hama jenis serangga (Insekta). Jenis hama serangga tidak hanya dijumpai di ladang ataupun di sawah, akan tetapi hama serangga dapat pula di jumpai pada bahan-bahan simpanan di gudang. Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan di gudang. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti Sitophilus oryzae , Callocobruchus maculatus, dan sebagainya. Hama hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya menyerang produk yang baru dipanen saja melainkan juga produk industri hasil pertanian. Produk tanaman yang disimpa dalam gudang yang terserang hama tidak hanya terbatas pada produk biji bijian melainkan juga produk berupa daun daunan dan kayu kayuan. Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang rentan terhadap serangan hama gudang. Hama gudang yang sering menyerang biji kacang hijau adalah Callosobruchus chinensis. Hama ini tersebar di seluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis. Hama ini bersifat polifag, namun imagonya lebih menyukai komoditas kacang hijau. Hal ini dipengaruhi oleh kualitas benih yang sangat ditentukan oleh sifat fisik (kekerasan tekstur, permukaan biji, ukuran, bentuk dan ketebalan kulit biji). oleh sebab itu maka perlu penangana masalah hama gudang untuk mengurangi penurunan produk hasil pertanian yang berada dalam gudang karena serangan hama pasca panen.1.2 Tujuan 1.2.1 Untuk mengetahui beras mana yang disukai oleh hama Sitophilus oryzae1.2.2 Untuk mengetahui kualitas benih kacang hijau dari serangan hama Callosobruchus maculatus.1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat dilaksanakan praktikum hama gudang yaitu dapat membedakan beberapa jenis beras yang paling disuka oleh Sitophilus oryzaeserta dapat mengetahui jenis patogen yang menyerang benih kacang hijau. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Hama Gudang 2.1.1 Post-harvest pests are destructive pests of agricultural products while in storage or during storage (Hama pasca panen adalah hama yang merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan) (Adinya. 2007)

2.1.2 Stored product pests include several beetles, moths, and a mite that can infest whole grains or processed foods (Hama gudang meliputi beberapa kumbang, ngengat, dan tungau yang dapat mengerumuni biji-bijian atau makanan olahan) (Pitaloka. Dkk. 2012)

2.1.3 Stored product pests are pest that reduces grain weight, nutritional value, and germination of stored grain. Infestations also cause contamination, odor, mold, and heat-damage problems that reduce the quality of the grain and may make it unfit for processing into food for humans or animals (Hama gudang adalah hama yang mengurangi bobot biji, nilai gizi, dan perkecambahan biji-bijian yang disimpan. Pengerumunan tersebut juga dapat menyebabkan masalah kontaminasi, bau, jamur, dan kerusakan-suhu yang mengurangi kualitas gabah dan dapat membuatnya tidak layak untuk diproses menjadi makanan bagi manusia atau hewan) (Borror, 2009)2.2 Definisi Penyakit Benih (3 Ing + Terjemah)

2.3 Callosobruchus chinensis meliputi, morfologi, daur hidup, dan pengendaliannya +Gambar literatur)2.3.1 Ciri morfologiCiri morfologi kumbang biji (Callosobruchus chinensis) memiliki sepasang mata, antena, thoraks, kaki, kepala, tanduk, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki tubuh yang agak pendek di banding hama gudang yang lainnya (Hayata. 2010)

Gambar 1. Morfologi Callosobruchus chinensis2.3.2 Daur hidupImago Callosobruchus chinensis L.betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Larva selanjutnya berkembang dalam biji.Sebelum manjadi pupa larva membuat lubang pada biji untuk keluarnya imago. Stadium larva sekitar dua minggu Lama stadia pupa adalah 4-6 hari. Kemudian pupa berubah menjadi Imago. Imago Callosobruchus chinensis L.mempunyai daur hidup yang pendek, pada kondisi optimum hanya bertahan paling lama 12 hari. (Wagianto. A.G. 1991)

Gambar 2. Daur hidup Callosobruchus chinensis2.3.3 GejalaGejala serangan Kumbang kedelai (Callosobruchus chinensis) tampak lubang pada biji-biji kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut menjadi retak. Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian yang nyata secara ekonomi. Intensitas serangan pada komoditas kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3 %, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %, dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil terdapat pada komoditas kacang hijau dan intensitas tertinggi ada pada komoditas beras. Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan fumigasi dan menggunakan musuh alami hama ini. (Rentikol, 2008)2.3.4 PengendalianPengendalian Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis) adalah biasanya digunakan dengan cara Fumigasi PH3, Pemasangan Beetle Trap, dan Perangkap UV . Pemanasan ruangan/ heating, Untuk pengendalian hama gudang secara alami, kita bisa menggunakan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai pestisida nabati, seperti daun dan biji srikaya atau juga biji saga. Dan juga menjaga kebersihan gudang Menjaga suhu dan kelembaban gudang, Kemasan kedap udara, Menurunkan tingkat kadar air, Mencegah kutu datang, dan Meningkatkan derajat sosoh (Hanny, 2002).

III. METODOLOGI3.1 WAKTU DAN TEMPATWaktu : Senin, 08.50-10.10Tempat : Lab. Pemuliaan tanaman3.2 ALAT DAN BAHANAlat yang digunakan antara lain : gelas plastik kuas gambar kain kas, karet gelang kertas labelBahan yang digunakan antara lain : Callosobruchus chinensis kacang hijau (varietas vima, murai, dan konsumsi)

3.3 CARA KERJA

Ambil 100 gram kacang hijau untuk tiap varietas.Sediakan 3 gelas plastik berisi masing-masing dengan 100 gram kacang hijau.Masukkan 10 Callosobruchus chinensis ke dalam masing-masing gelas plastik.Berilah label untuk masing-masing jenis kacang hijau.Tutup gelas plastik dengan kain kasa dan ikat dengan karet gelang.Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali sampai dengan 4 kali pengamatan.Setiap pengamatan amati bobot dan jumlah imago Callosobruchus chinensis pada masingmasing gelas plastik yang berisi benih kacang hijau

Dokumentasi3.4 ANALISA PERLAKUANYang pertama dilakukan dalam pengamatan hama kacang hijau adalah menyiapkan alat dan bahan kemudian mengambil 100 gram kacang hijau untuk tiap varietas yang selanjutnya biji kacang hijau dimasukkan ke dalam 3 gelas plastik lalu Masukkan 10 hama Callosobruchus chinensis ke dalam masing-masing gelas plastik yang sudah terisi biji kacang hijau agar dapat di bedakan maka setiap gelas plastik di ebri label untuk memberi nama kemudian tutup gelas plastik dengan kain kasa dan ikat dengan karet gelang dan lakukan pengamatan untuk setiap satu minggu seklai selama 4 mingggu dengan menimbang berat kacang hijau dan menghitung jumlah imago dan yang terakhir mendokumentasikan setiap kali pengamatan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil (Berupa tabel dan grafik)4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Berdasarkan Kualitas Kacang HijauVarietasBerat Kacang Hijau

AwalMinggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

Kacang hijau (Konsumsi)106,55 gr94,91 gr87,68 gr87, 68 gr92,06 gr

Kacang hijau (Murai)106, 65 gr100, gr100,47 gr100,47 gr105, 46 gr

Kacang hijau (Fima)105, 75 gr98,93 gr88,24 gr88, 24 gr96, 96 gr

4.1.2 Grafik Pengamatan Berdasarkan Kualitas Kacang Hijau

4.1.3 Tabel Hasil Pengamatan Berdasarkan jumlah ImagoVarietasJumlah Hama

AwalMinggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

Kacang hijau( Konsumsi)10 imago100>10

Kacang hijau (Murai)10 imago200>10

Kacang hijau (Fima)10 imago100>10

4.1.4 Grafik Hasil Pengamatan Berdasarkan jumlah Imago

4.1.5 Tabel Hasil pengamatan Penyakit TanggalKlasifikasiDokumentasi

20 April 2015Benih jagung belum berkecambah

21 April 2015Benih jagung masih belum berkecambah

22 April 2015Benih jagung mulai tumbuh. Bakteri dan jamur belum tumbuh pada media

23 April 2015Benih jagung tumbuh. Muncul 1 bakteri pada media. Panjang akar 2 cm dan panjang batang 0,5 cm.

24 April 2015Bakteri pada media semakin lebar. Panjang batang 1 cm dan panjang akar 2,5 cm.

25 April 2015 Bakteri pada media berubah warna menjadi hitam. Tumbuh jamur pada media. Panjang akar 3 cm dan panjang batang 2,5 cm.

26 April 2015Jamur pada media semakin melebar. Bakteri pada media menghitam. Panjang akar 3,5 cm dan panjang batang 4 cm.

27 April 2015Jamur semakin melebar dengan diameter 3,5 cm. Bakteri semakin melebar sedikit demi sedikit. Panjang akar 5 cm dan panjang batang 5 cm.

28 April 2015Diameter jamur 4 cm. Bakteri semakin melebar sedikit demi sedikit. Semakin banyak akar yang muncul. Panjang akar 5,5 cm dan panjang batang 6 cm.

29 April 2015Diameter jamu 5 cm. Bakteri sedikit demi sedikit semakin melebar. Sudah terbentuk daun. Panjang akar 6 cm dan panjang batang 7 cm.

30 April 2015 Daun semakin memanjang namuk tidak membuka. Jamur dan bakteri pada media semakin meluas.

1 Mei 2015Jamur sudah menutupi setengah bagian dari media. Jamur juga sudah menutupi setengah bagian dari akar.

2 Mei 2015Jamur sudah menutupi seluruh bagian dari salah satu benih jagung. Ada jamur lain yang muncul pada media. Akar semakin banyak yang muncul dan batang juga semakin panjang.

3 Mei 2015Jamur hampir menutupi seluruh bagian dari media. Jamur lain semakin melebar dan menghitam. Dan ada jamur lain yang muncul lagi. Bakteri juga semakin melebar.

4.2 Pembahasan PraktikumDari hasil praktikum Hama dan Penyakit Gudang dengan menggunakan bahan kacang hijau (3 varietas berbeda) indikator hama dan jagung (1 varietas) sebagai indikator terserangnya penyakit. Didapatkan hasil pengamatan untuk kacang hijau setelah 4 minggu dengan 3 varietas yang berbeda yaitu vima, murai dan konsumsi 4 menunjukkan adanya perbedaan di setiap varietas dimana imago pada minggu awal hingga minggu ke empat mengalami perubbahan yaitu bertambahnya hama kacang hijau yang awalnya hanya 10 imago kemudian bertamabah lebih dari 10 hama. Hal ini terjadi karena hama gudang untuk kacang hijau mengalami perkembangan dan kemudian setelah mengalami perkembangan yang bertambah banyak, hama ini memakan beberapa kacang hijau yang berada di gelas plastik teresbut sehingga kualitas dan kuantitas dari benih kacang hijau tersebut menurun. Bukti dari hama gudang ini memakan biji yaitu adanya lubang pada sebagian biji yang dimakan. Jika semakin banyak hama gudang kacang hijau pada gelas plastik maka penurunan kualitas dari biji itu sendiri akan turun dan populasi hama semakin banyak. Sehingga diperlukan perlakuan pengendalian pasca panen.Hasil yang kita amati setlah seminggu kemudian pada biji kacang hijau yang diberi hama mengalami penambahan sebanyak 1 atau 2 dalam gelas plastik setiap varietas. Hal ini terjadi kemungkinan besar hama yang pertama diberi fasilitas tempat tinggal dan di sediakan makanan yang banyak sehingga cepat tumbuh berkembang biak, tetapi untuk minggu ke II dan minggu ke III ternyata hama tetap dan tidak mengalami penambahan baik 1 imago maupun 2 imgao karena hama pada kacang hijau tersebut masih mengalami fase-fase istirahat dimana hama masih belum bisa berproduksi banyak.4.3 Pembahasan SoalDari grafik pengamatan ditemukan adanya penambahan populasi Callosobruchus chinensis pada ketiga varietas kacang hijau. Hal ini terjadi karena Callosobruchus chinensis mengalami perkembangbiakan. Variabel tersebut sudah membuktikan bahwa varietas murai, fima dan konsumsi tersebut disukai oleh Callosobruchus chinensis.Dari ketiga jenis kacang hijau, yang memiliki kualitas bagus adalah varietas fima selanjutnya murai dan yang terakhir adalah konsumsi, kualitas pada kacang hijau tidak memengaruhi preferensi Callosobruchus chinensis. Yang seharusnya mempengaruhi preferensi adalah kualitas dari kacang hijau tersebut karena adanya imago Callosobruchus chinensis. Ketiga jenis varietas kacang hijau tersebut mengalami perubahan baik dari kualitas maupun dari kuantitasnya.

BAB V

5.1 KesimpulanSimpulan praktikum hama dan penyakit gudang Callosobruchus chinensis pada kacang hijau ke tiga varietas tersebut dapat di simpulakn bahwa semua varietas tidak memiliki ketahanan yang sama dan urutan kualitas kacang hijau dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah adalah fima, muari setelahnya adalah konsumsi. Patogen yang menyerang benih berwarna putih kehitaman. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhii perkembangan hama gudang dan penyakit benih sperti lingkungan dan jenis benih dan lain sebagainya.Jika dilihat dari hasil penyakit pada biji jagung dapat disimpulkan bahwa biji jagung tumbuh jamur dan bakteri pada pengamatan ketiga yang selanjutnya baru di ikuti tumbuhnya biji jagung (berkecambah) dan pengamatan ini di lakukan selama 2 minggu atau 14 hari berturut-turut. 5.2 Saran Semoga Praktikum akan datang lebih baik dan lebih maksimal dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya

DAFTAR PUSTAKAAdinya. 2007. Pengujian Resistensi Tribolium Castaneum Herbst. (Coleoptera: Tenebronidae), Rhyzopertha Dominica (F.) (Coleoptera: Bostrichidae), Cryptolestes Sp. (Coleoptera: Laemopholidae) Terhadap Fosfin Dan Keragaan Relatif Strain Resisten. Ilmu pertanian 5(1) : 34 41.

Hayata. 2010. Pengaruh Fosfin (Ph3) Terhadap Mortalitas Beberapa Hama Gudang. Agronomi 9(2): 107-109.

Pitaloka. Dkk. 2012. Gambaran Beberapa Faktor Fisik Penyimpanan Beras, Identifikasi Dan Upaya Pengendalian Serangga Hama Gudang. Kesehatan Masyarakat 12) : 218 - 217

Rioardi. 2009. Ordo Ordo Serangga. Kanisius. Yogyakarta.

Borror, 2009. Kumbang Bubuk Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae) dan Strategi pengendaliannya. Litbang Pertanian 23(4).Rentikol, 2008. Pengaruh Kadar Air Tembakau Terhadap Perkembangan Lasioderma serricorne F (Coleoptera; Anobiidae) di Laboratorium.Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara. Medan.Wagianto. A.G. 1991. Hama-hama Tanaman dalam Gudang. Jakarta: Bumi Aksara Ikhtiar,