Page 1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
a. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2015. Dalam
penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan
tahunan perusahaan (annual report) yang dipublikasikan di website Bursa
Efek Indonesia dan website perusahaan. Peneliti memilih sampel dengan
menggunakan metode sampel bersasaran (purposive sampling) dengan
tujuan agar diperoleh sampel yang representative sesuai dengan kriteria-
kriteria yang telah ditentukan.
Proses seleksi sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut,
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2012-2015 yaitu sebanyak 41 perusahaan, sehingga diperoleh total
sampel amatan sebanyak 164. Data laporan tahunan yang tidak berhasil
ditemukan oleh peneliti baik di website Bursa Efek Indonesia maupun
website perusahaan yaitu sebanyak 29 sampel amatan. Sampel amatan yang
disajikan secara tidak lengkap yaitu tidak memuat laporan keuangan
perusahaan yang berakhir pada tanggal 31 Desember sebanyak 3 sampel
amatan, dan total sampel amatan yang mengalami kerugian selama periode
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 2
penelitian yaitu sebanyak 48 sampel amatan. Sehingga diperoleh total
sampel untuk diolah sebanyak 84 sampel.
Berikut adalah tahapan seleksi sampel berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan :
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel
Kriteria Sampel Sampel Amatan
Total perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2015. Total sampel amatan dari Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2015 (41 perusahaan x 4 tahun).
41
164
Data Laporan tahunan yang tidak berhasil ditemukan oleh peneliti baik di website Bursa Efek Indonesia maupun website perusahaan.
(29)
Sampel amatan yang disajikan secara tidak lengkap yaitu tidak memuat laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
(3)
Sampel amatan yang mengalami kerugian selama periode penelitian.
(48)
Jumlah total sampel amatan selama periode penelitian 84 Sumber : Data yang diolah, 2016. Lampiran 1
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 3
Berdasarkan deskripsi sampel penelitian ini, maka dapat disajikan
daftar perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampel sebagai berikut :
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 ATPK Anugrah Tambak Perkasindo Tbk
3 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk
4 BYAN Bayan Resources Tbk
5 DEWA Darma Henwa Tbk
6 DOID Delta Dunia Propertindo Tbk
7 GEMS Golden Energy Mines Tbk
8 HRUM Harum Energy Tbk
9 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
10 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk
11 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk
12 MYOH Samindo Resources Tbk (d.h Myoh Technology Tbk)
13 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
14 PTRO Petrosea Tbk
15 SMMT Setia Mandiri Mitratama Tbk
16 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk
17 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk
18 BIPI Benakat Integra Tbk (d.h Benakat Petroleum Energy Tbk)
19 ELSA Elnusa Tbk
20 ENRG Energi Mega Persada Tbk
21 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 4
Lanjutan tabel 4.2
22 MEDC Medco Energi International Tbk
23 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk
24 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
25 CKRA Cakra Mineral Tbk d.h Citra Kebun Raya Agri Tbk
26 DKFT Central Omega Resources Tbk d.h Duta Kirana Finance Tbk
27 INCO Vale Indonesia Tbk (d.h Inco Indonesia Tbk)
28 PSAB Pelita Sejahtera Abadi Tbk
29 TINS Timah (Persero) Tbk
30 CTTH Citatah Tbk
31 MITI Mitra Investindo Tbk Sumber : www.idx.co.id dan website perusahaan. Lampiran 2
2. Metode Analisis Data Penelitian
a. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran
atau deskripsi data yang digunakan sebagai sampel. Statistik deskriptif
menggambarkan distribusi data yang terdiri dari nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi atas data yang
digunakan dalam penelitian. Berikut hasil analisis statistik deskriptif
pada variabel dependen yaitu praktik penghindaran pajak yang
diproksikan dengan effective tax rate (ETR), dan variabel independen
yaitu corporate social responsibility (CSR), profitabilitas (ROA),
leverage (LEV) dan komisaris independen (KI).
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 5
Berikut adalah deskripsi dari masing-masing variabel penelitian :
Tabel 4.3 Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ETR 84 0,02 0,95 0,3211 0,17806 CSR 84 0,05 0,96 0,3617 0,21723 ROA 84 0,02 31,75 7,4539 7,10517 LEV 84 0,74 89,85 42,4151 18,95665 KI 84 25,00 66,67 40,5660 10,29605 Valid N (listwise) 84 Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 10
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, pengujian terhadap 84 sampel
amatan, menunjukan bahwa variabel praktik penghindaran pajak yang
diproksikan dengan Effective Tax Rate (ETR) memiliki, nilai rata-rata
yaitu sebesar 0,3211 atau 32,11%, hal ini berarti nilai rata-rata (mean)
ETR berada diatas tarif PPh berdasarkan UU PPh No 36 tahun 2008
Pasal 17 Ayat 2(b) yang ditetapkan (sebesar 20%) yang berarti nilai
ETR cukup tinggi dan kemungkinan adanya indikasi penghindaran
pajaknya relatif rendah. Sedangkan, nilai minimal sebesar 0,02 atau 2%
yang dimiliki oleh PT Anugrah Tambak Perkasindo Tbk pada tahun
2014, nilai maksimal sebesar 0,95 atau 95% yang dimiliki oleh PT
Darma Henwa Tbk pada tahun 2014, sementara standar deviasinya
sebesar 0,17806 atau 17,806%.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 6
Variabel Corporate Social Responsibility menunjukan
banyaknya jumlah informasi yang diungkapkan oleh perusahaan
mengenai tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan hasil
pengujian statistik deskriptif diatas, menunjukan nilai rata-rata variabel
CSR sebesar 0,3617. Hal ini berarti tingkat pengungkapan CSR yang
dilakukan oleh perusahaan sampel penelitian masih cukup rendah. Nilai
minimal untuk pengungkapan CSR sebesar 0,05 yang dimiliki oleh PT
Pelita Sejahtera Abadi Tbk tahun 2014 dan PT Citatah Tbk tahun 2012
dengan total pengungkapan sebanyak 5 item. Nilai maksimal untuk
pengungkapan CSR sebesar 0,96 yang dimiliki oleh PT Timah (Persero)
Tbk tahun 2012 dengan total pengungkapan CSR sebanyak 87 item.
Sedangkan, standar deviasinya sebesar 0,21723.
Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA
menunjukan nilai rata-rata (mean) sebesar 7,4539%, hal ini menunjukan
rata-rata yang diperoleh dari perbandingan antara laba bersih setelah
pajak yang terdapat dalam laporan laba rugi dengan total aset dalam
neraca per 31 Desember atau pada akhir periode sampel amatan. Nilai
minimal sebesar 0,02% yang dimiliki oleh PT Citra Kebun Raya Agri
Tbk pada tahun 2013, sedangkan untuk nilai maksimal sebesar 31,75%
yang dimiliki oleh PT Mitrabara Adiperdana Tbk pada tahun 2015.
Sementara nilai standar deviasinya sebesar 7,10517%.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 7
Variabel leverage menunjukan nilai rata-rata (mean) sebesar
42,4151%, hal ini menunjukan rata-rata yang diperoleh dari
perbandingan total hutang dengan total aset dalam neraca per 31
Desember atau pada akhir periode sampel amatan. Nilai minimal yang
dihasilkan yaitu sebesar 0,74% yang dimiliki oleh PT Citra Kebun Raya
Agri Tbk pada tahun 2013, sedangkan untuk nilai maksimal sebesar
89,85% yang dimiliki oleh PT Delta Dunia Propertindo Tbk pada tahun
2014. Sementara nilai standar deviasinya sebesar 18,95665%.
Variabel Komisaris Independen menunjukan nilai rata-rata
(mean) sebesar 40,5660%, hal ini menunjukan rata-rata yang diperoleh
dari perbandingan jumlah komisaris independen dengan total komisaris
pada perusahaan sampel amatan. Nilai minimal yang dihasilkan yaitu
sebesar 25,00% yang dimiliki oleh PT Surya Esa Perkasa Tbk pada
tahun 2012,2013 dan 2014, sedangkan untuk nilai maksimal sebesar
66,67% yang dimiliki oleh PT Delta Dunia Propertindo Tbk pada tahun
2014 dan PT Toba Bara Sejahtera Tbk pada tahun 2012, 2013, 2014 dan
2015. Sementara, nilai standar deviasinya sebesar 10,29605%.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 8
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan pada analisis regresi linier berganda
agar tidak menyebabkan bias pada hasil penelitian. Penelitian ini telah
memenuhi uji asumsi klasik yang terdiri dari beberapa macam
pengujian, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara menggunakan uji
statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Uji K-S
dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi, dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,05 (Ghozali, 2013).
Berikut adalah hasil uji normalitas sampel data penelitian :
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 9
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual N 84
Normal Parametersa,b Mean 0,0000000 Std. Deviation 0,16246976
Most Extreme Differences
Absolute 0,102 Positive 0,102 Negative -0,069
Kolmogorov-Smirnov Z 0,936 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,345 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 11
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil pengujian
normalitas pada pengujian terhadap 84 sampel amatan menunjukan
bahwa data penelitian terdistribusi secara normal, hal ini ditunjukan
pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang menujukan nilai
signifikansi diatas 0,05 atau nilai signifikansi sebesar 0,345>0,05.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
didalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas
(independen). Multikolinearitas tidak terjadi jika nilai tolerance <1
atau sama dengan nilai VIF<10. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen
(Ghozali, 2013).
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 10
Berikut adalah hasil uji multikolinearitas sampel data
penelitian :
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 0,553 0,102 5,410 0,000 CSR 0,005 0,085 0,006 0,055 0,957 0,974 1,026 ROA -0,009 0,003 -0,370 -3,380 0,001 0,878 1,140 LEV 1,915E-005 0,001 0,002 0,019 0,985 0,893 1,120 KI -0,004 0,002 -0,235 -2,243 0,028 0,959 1,042
a. Dependent Variable: ETR
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 12
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil pengujian
multikolinearitas pada pengujian terhadap 84 sampel amatan
menunjukan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada model
regresi. Hal ini ditunjukan dengan nilai tolerance yang dihasilkan
<1 dan nilai VIF<10, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi secara signifikan.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini,
untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 11
menggunakan Uji Glejser, yaitu dengan cara meregresikan nilai
absolute residual terhadap variabel independen, dilakukan dengan
melihat nilai probabilitas signifikansi, dengan menggunakan tingkat
signifikansi sebesar 0,05. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2013). Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas sampel data
penelitian :
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Data Awal)
(n=84)
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 0,178 0,062 2,869 0,005 CSR -0,116 0,052 -0,228 -2,252 0,027 ROA -0,006 0,002 -0,363 -3,395 0,001 LEV 0,000 0,001 -0,067 -0,629 0,531 KI 0,001 0,001 0,095 0,930 0,355
a. Dependent Variable: Absolut Residual Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 13
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan hasil pengujian
heteroskedastisitas pada pengujian terhadap 84 sampel amatan
menunjukan hasil bahwa telah terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi. Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikansi yang
diperoleh oleh variabel corporate social responsibility dan
profitabilitas dibawah 0,05 atau nilai signifikansi variabel corporate
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 12
social responsibility sebesar 0,027<0,05 dan nilai signifikansi
variabel profitabilitas sebesar 0,001<0,05. Sehingga, untuk
perbaikan perlu dilakukan dengan cara menghilangkan data outlier
(data yang terlalu ekstrim), peneliti melakukan pengujian regresi
menggunakan casewise diagnostic dengan menggunakan 3 tahap
standar deviasi yakni sebagai berikut:
a) Tahap I menggunakan casewise diagnostic standar deviasi 3 dan
terdapat 1 outlier.
b) Tahap II menggunakan casewise diagnostic standar deviasi 2,7
dan terdapat 1 outlier.
c) Tahap III menggunakan casewise diagnostic standar deviasi 2,2
dan terdapat 2 outlier, sehingga jumlah sampel akhir yang
digunakan dalam penelitian ini menjadi 80 sampel amatan.
Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel
4.7 dan data outlier dapat dilihat pada lampiran 15.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 13
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Data Setelah Mengeluarkan Outlier)
(n=80)
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 0,040 0,046 0,867 0,389 CSR -0,058 0,037 -0,160 -1,558 0,123
ROA -0,002 0,001 -0,208 -1,879 0,064 LEV 0,001 0,000 0,218 1,972 0,052 KI 0,001 0,001 0,193 1,862 0,067
a. Dependent Variable: Absolut Residual Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 14
Berdasarkan tabel 4.7, hasil pengujian heteroskedastisitas
setelah dilakukan casewise diagnostic akhir dan mengeluarkan data
outlier dengan standar deviasi 2,2 menunjukan hasil bahwa data
tersebut terbebas dari heteroskedastisitas yang ditunjukan dengan
hasil uji glejser pada pengujian terhadap 80 sampel amatan
menunjukan nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05.
4) Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Dalam penelitian ini, uji autokolerasi dilakukan
dengan cara Uji Durbin-Watson. Sebuah model dikatakan terbebas
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 14
dari autokolerasi jika dU < d < 4-dU (Ghozali, 2013). Berikut
adalah hasil uji autokolerasi sampel data penelitian :
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokolerasi (Sebelum Penambahan Variabel Lag)
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 0,449a 0,201 0,159 0,13055 1,313 a. Predictors: (Constant), KI, LEV, CSR, ROA b. Dependent Variable: ETR
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 16
Berdasarkan hasil tabel 4.8 menunjukan hasil pengujian
autokolerasi menggunakan empat proksi variabel independen dan
jumlah sampel amatan sebanyak 80. Nilai Durbin-Watson yang
dihasilkan yaitu sebesar 1,313. Sedangkan, nilai dL= 1,534 dan nilai
dU = 1,743, sedangkan nilai 4-dU = 2,257. Nilai d yang dihasilkan
lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dL) maka
koefisien autokolerasi >0, hal ini menunjukan adanya autokolerasi
positif. Sehingga, untuk perbaikan perlu digunakan metode untuk
menghilangkan gangguan autokolerasi, yaitu dengan cara
memasukan Lag dari nilai residual variabel terikat menjadi salah
satu variabel bebasnya.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 15
Berikut adalah hasil uji autokolerasi sampel data penelitian
setelah penambahan Variabel Lag :
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokolerasi (Setelah Penambahan Variabel Lag)
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 0,058a 0,003 -0,066 0,12303249 1,998 a. Predictors: (Constant), Lag_Res, LEV, CSR, KI, ROA b. Dependent Variable: RES_2
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta Lag_Res -0,058 0,119 -0,058 -0,484 0,630 a. Dependent Variable: RES_2
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 17
Berdasarkan hasil tabel 4.9 menunjukan hasil pengujian
autokolerasi menggunakan empat proksi variabel independen
setelah penambahan Lag dari nilai residual variabel terikat menjadi
salah satu variabel bebasnya. Nilai Durbin-Watson yang dihasilkan
yaitu sebesar 1,998. Sedangkan, nilai dL= 1,534 dan nilai dU=
1,743, sedangkan nilai 4-dU= 2,257. Nilai d yang dihasilkan
terletak diantara batas atas atau upper bound (dU) dan (4-dU), maka
autokolerasi = 0, atau 1,743<1,998<2,257. Maka keputusannya
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 16
adalah tidak ditolak dan hipotesis nol menyatakan tidak ada
autokolerasi positif dan negatif dalam model regresi.
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Model yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yaitu corporate social responsibility, profitabilitas, leverage
dan komisaris independen terhadap variabel dependen yaitu praktik
penghindaran pajak adalah model regresi linier berganda.
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian analisis regresi linier
berganda :
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 0,458 0,084 5,417 0,000 CSR 0,022 0,068 0,033 0,318 0,752 ROA -0,006 0,002 -0,289 -2,569 0,012 LEV 0,001 0,001 0,159 1,413 0,162 KI -0,004 0,001 -0,303 -2,869 0,005
a. Dependent Variable: ETR
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 18
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 17
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat diketahui persamaan regresi
linier berganda yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
ETR = 0,458 + 0,022 CSR - 0,006 ROA + 0,001 LEV - 0,004 KI + e
Adapun Interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
α = Konstanta menunjukan angka 0,458, hal ini berarti apabila
nilai variabel independen corporate social responsibility,
profitabilitas, leverage, dan komisaris independen bernilai 0,
maka variabel dependen yaitu praktik penghindaran pajak
yang diproksikan dengan Effective Tax Rate (ETR) akan
memiliki nilai sebesar 0,458 atau 45,8%.
β1 = Koefisien regresi variabel corporate social responsibility
sebesar 0,022, hal ini berarti apabila nilai variabel
corporate social responsibility mengalami kenaikan
sebesar 1 satuan dan variabel lain nilainya konstan, maka
variabel dependen yaitu praktik penghindaran pajak yang
diproksikan dengan Effective Tax Rate (ETR) akan
mengalami kenaikan sebesar 0,022 atau 2,2%.
β2 = Koefisien regresi variabel profitabilitas sebesar –0,006, hal
ini berarti apabila nilai variabel profitabilitas mengalami
kenaikan sebesar 1% dan variabel lain nilainya konstan,
maka variabel dependen yaitu praktik penghindaran pajak
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 18
yang diproksikan dengan Effective Tax Rate (ETR) akan
mengalami penurunan sebesar 0,6%.
β3 = Koefisien regresi variabel leverage sebesar 0,001, hal ini
menunjukan koefisien regresi tersebut sangat kecil, dan
berarti apabila nilai variabel leverage mengalami kenaikan
sebesar 1% dan variabel lain nilainya konstan, maka
variabel dependen yaitu praktik penghindaran pajak yang
diproksikan dengan Effective Tax Rate (ETR) akan
mengalami kenaikan sebesar 0,1%.
β4 = Koefisien regresi variabel komisaris independen sebesar
–0,004, hal ini berarti apabila nilai variabel komisaris
independen mengalami kenaikan sebesar 1% dan variabel
lain nilainya konstan, maka variabel dependen yaitu
praktik penghindaran pajak yang diproksikan dengan
Effective Tax Rate (ETR) akan mengalami penurunan
sebesar 0,4 %.
d. Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit Model)
Tujuan dari Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit Model)
adalah untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
nilai aktual. Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit Model) dapat
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 19
diukur dengan Uji Koefisien Determinasi R2, Uji Model (Uji Statistik F)
dan Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t).
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil menunjukan berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).
Berikut disajikan tabel hasil Uji Koefisien Determinasi R2
yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 0,449a 0,201 0,159 0,13055
a. Predictors: (Constant), KI, LEV, CSR, ROA Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 19
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 20
Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui bahwa nilai R2
sebesar 0,201, nilai ini menunjukan bahwa variabel independen
yaitu corporate social responsibility, profitabilitas, leverage dan
komisaris independen dapat menjelaskan variasi variabel dependen
yaitu praktik penghindaran pajak yang diproksikan dengan Effective
Tax Rate (ETR) sebesar 20,1% dan sisanya sebesar 79,9%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi seperti ukuran
perusahaan, kepemilikan keluarga, likuiditas dll.
2) Uji Model (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk menguji kelayakan model penelitian,
dengan kriteria, jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil
pengolahan data nilainya lebih kecil dari nilai signifikansi yang
digunakan yaitu sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi dapat menjelaskan hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Sebaliknya, Jika tingkat
signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan data nilainya
lebih besar dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak dapat
menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 21
Berikut disajikan tabel hasil Uji Model (Uji Statistik F) yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Uji Model (Uji Statistik F)
ANOVAa Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
1 Regression 0,323 4 0,081 4,731 0,002b Residual 1,278 75 0,017
Total 1,601 79
a. Dependent Variable: ETR b. Predictors: (Constant), KI, LEV, CSR, ROA
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 20
Berdasarkan tabel 4.12, dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,002 yang berarti nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi yang
digunakan yaitu sebesar 0,05 atau 0,002<0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini dapat
menjelaskan hubungan antara variabel independen yaitu corporate
social responsibility, profitabilitas, leverage dan komisaris
independen dengan variabel dependen yaitu praktik penghindaran
pajak yang diproksikan dengan ETR.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 22
3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel-variabel secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini,
apakah corporate social responsibility, profitabilitas, leverage dan
komisaris independen benar-benar berpengaruh terhadap praktik
penghindaran pajak. Berikut disajikan tabel hasil Uji Signifikansi
Parameter Individual (Uji Statistik t) yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 0,458 0,084 5,417 0,000 CSR 0,022 0,068 0,033 0,318 0,752 ROA -0,006 0,002 -0,289 -2,569 0,012 LEV 0,001 0,001 0,159 1,413 0,162 KI -0,004 0,001 -0,303 -2,869 0,005
a. Dependent Variable: ETR Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016. Lampiran 21
Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa hasil Uji
Statistik t menunjukan adanya dua variabel yang memiliki nilai
signifikansi dibawah 0,05, yaitu variabel profitabilitas dan
komisaris independen, yaitu sebesar 0,012 atau 0,012<0,05, dan
menunjukan koefisien regresi yang negatif sebesar –0,006,
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 23
sedangkan untuk variabel komisaris independen memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,005<0,05 dan menunjukan koefisien regresi
yang negatif sebesar –0,004. Hal ini menunjukan bahwa variabel
profitabilitas dan komisaris independen tersebut berpengaruh
signifikan terhadap praktik penghindaran pajak yang diproksikan
dengan Effective Tax Rate (ETR). Sedangkan, variabel corporate
social responsibility dan leverage tidak berpengaruh signifikan
terhadap praktik penghindaran pajak yang diproksikan dengan ETR,
hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi yang dihasilkan
oleh masing-masing variabel tersebut menunjukan nilainya lebih
besar dari 0.05 yaitu 0.752 > 0.05 dan 0.162 > 0.05.
B. Pembahasan
1. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
H0 : ß1 < 0 : hal ini berarti bahwa Corporate social responsibility tidak
berpengaruh positif terhadap praktik penghindaran pajak.
Ha : ß1 > 0 : hal ini berarti Corporate social responsibility berpengaruh
positif terhadap praktik penghindaran pajak.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 24
Variabel corporate social reponsibility (CSR) menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,752. Hal ini berarti bahwa nilai signifikansi >0,05
atau 0,752>0,05 dan dapat disimpulkan bahwa variabel corporate social
responsibility (CSR) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
praktik penghindaran pajak yang diproksikan dengan Effective Tax Rate
(ETR). Dengan demikian, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
variabel corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap
praktik penghindaran pajak tidak dapat diterima (ditolak).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Maesarah et al.,(2014) yang menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh
positif terhadap penghindaran pajak, serta penelitian yang dilakukan
oleh Winarsih et al.,(2014) dan Wahyudi (2015) yang menyatakan
bahwa CSR tidak berpengaruh positif signifikan terhadap praktik
penghindaran pajak. Namun penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Siswianti dan Kiswanto (2016) yang
menunjukan hasil bahwa CSR berpengaruh positif terhadap agresivitas
pajak, serta penelitian Femitasari (2014) yang menyatakan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap agresivitas pajak.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap sampel amatan
menunjukan bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh
terhadap praktik penghindaran pajak. Hal ini menunjukan bahwa banyak
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 25
atau sedikit pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan dalam
laporan tahunan tidak mempunyai pengaruh terhadap praktik
penghindaran pajak. Hasil penelitian ini dapat ditunjukan pada tahun
2014, PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk memiliki nilai CSR sebesar 0,05
atau sebanyak 5 item pengungkapan dan memiliki nilai ETR sebesar
34% yang berarti nilai ETR berada diatas tarif PPh berdasarkan UU PPh
No 36 tahun 2008 Pasal 17 Ayat 2(b) yang ditetapkan (sebesar 20%)
yang berarti nilai ETR cukup tinggi dan kemungkinan adanya indikasi
penghindaran pajaknya relatif rendah.
Sedangkan pada tahun 2012, PT Timah (Persero) Tbk memiliki
nilai CSR yang lebih tinggi yaitu sebesar 0,96 atau sebanyak 87 item
pengungkapan dan memiliki nilai ETR sebesar 33% yang berarti nilai
ETR berada diatas tarif PPh berdasarkan UU PPh No 36 tahun 2008
Pasal 17 Ayat 2(b) yang ditetapkan (sebesar 20%) yang berarti nilai
ETR cukup tinggi dan kemungkinan adanya indikasi penghindaran
pajaknya relatif rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, perusahaan
dengan banyak atau sedikit melakukan pengungkapan CSR dalam
laporan tahunannya tidak mempunyai pengaruh terhadap praktik
penghindaran pajak.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 26
b. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
H0 : ß2 > 0, hal ini berarti Profitabilitas tidak berpengaruh negatif
terhadap praktik penghindaran pajak.
Ha : ß2 < 0, hal ini berarti Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
praktik penghindaran pajak.
Variabel Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA
menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,012. Hal ini berarti bahwa nilai
signifikansi <0,05 atau 0,012<0,05 dan menunjukan koefisien regresi
yang negatif sebesar –0,006, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA memiliki pengaruh
negatif terhadap praktik penghindaran pajak yang diproksikan dengan
Effective Tax Rate (ETR). Dengan demikian, hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
praktik penghindaran pajak dapat diterima.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Pradipta dan Supriyadi (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap praktik penghindaran pajak, serta
penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014) dan Kraft (2014) yang
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan
terhadap penghindaran pajak. Namun penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Maesarah et al.,(2014) yang
menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 27
penghindaran pajak, serta penelitian yang dilakukan oleh Cahyono et
al.,(2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
negatif terhadap tax avoidance.
Setelah dilakukan analisis dari hasil tersebut diatas, hasil
penelitian menyatakan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif
terhadap praktik penghindaran pajak (ETR), karena naik turunnya laba
mencerminkan kecenderungan terhadap praktik penghindaran pajak.
Semakin besar laba maka profitabilitas perusahaan juga akan meningkat,
namun hal ini justru mengakibatkan jumlah pajak yang harus dibayar
oleh perusahaan juga tinggi. Sehingga, suatu perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi kemungkinan resiko untuk melakukan
penghindaran pajak akan semakin tinggi sehingga nilai ETR pun
semakin rendah.
Hal ini sesuai dengan teori stakeholder, bahwa perusahaan
dituntut untuk memberikan benefit kepada para stakeholder nya, benefit
yang diberikan kepada stakeholder perusahaan dalam bentuk dividen
yang tinggi. Untuk memperoleh dividen yang tinggi, maka pembayaran
pajak harus ditekan serendah mungkin, termasuk ketika perusahaan
memperoleh keuntungan yang tinggi, perusahaan tetap harus membayar
pajak yang rendah, sehingga perusahaan yang memperoleh laba yang
tinggi cenderung melakukan penghindaran pajak yang dibuktikan
dengan nilai ETR yang rendah.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 28
Hal ini ditunjukan dari hasil penelitian, bahwa perusahaan yang
memiliki profitabilitas (ROA) yang tinggi maka diperoleh nilai ETR
yang rendah. Sebaliknya, perusahaan dengan nilai ROA yang rendah,
maka diperoleh nilai ETR yang tinggi. Hasil penelitian terhadap sampel
amatan menunjukan hasil bahwa, nilai maksimal dimiliki oleh PT
Mitrabara Adiperdana Tbk pada tahun 2015 sebesar 31,75%, dimana
nilai ETR yang diperoleh sebesar 14%, yang berarti nilai ETR berada
dibawah tarif PPh berdasarkan UU PPh No 36 tahun 2008 Pasal 17 Ayat
2(b) yang ditetapkan (sebesar 20%) yang berarti nilai ETR sangat
rendah dan memungkinkan adanya indikasi penghindaran pajaknya
sangat tinggi karena nilai ETR mendekati nol. Sedangkan nilai minimal
dimiliki oleh PT Citra Kebun Raya Agri Tbk pada tahun 2013 sebesar
0,02% dimana nilai ETR yang diperoleh sebesar 74%, yang berarti nilai
ETR berada diatas tarif PPh berdasarkan UU PPh No 36 tahun 2008
Pasal 17 Ayat 2(b) yang ditetapkan (sebesar 20%) yang berarti nilai
ETR cukup tinggi dan kemungkinan adanya indikasi penghindaran
pajaknya relatif rendah.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 29
c. Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
H0 : ß3 < 0, hal ini berarti Leverage tidak berpengaruh positif terhadap
praktik penghindaran pajak.
Ha : ß3 > 0, hal ini berarti Leverage berpengaruh positif terhadap praktik
penghindaran pajak.
Variabel leverage (LEV) menunjukan nilai signifikansi sebesar
0,162. Hal ini berarti bahwa nilai signifikansi >0,05 atau 0,162>0,05
dan dapat disimpulkan bahwa variabel leverage (LEV) tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap praktik penghindaran pajak yang
diproksikan dengan Effective Tax Rate (ETR). Dengan demikian,
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa variabel leverage berpengaruh
positif terhadap praktik penghindaran pajak tidak dapat diterima
(ditolak).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Pradipta dan Supriyadi (2015) yang menyatakan bahwa leverage tidak
berpengaruh positif terhadap praktik penghindaran pajak, serta
penelitian yang dilakukan oleh Maesarah et al.,(2014), Ngadiman dan
Puspitasari (2014) serta Hashim et al.,(2016) yang menyatakan bahwa
leverage tidak berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Namun
hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Suyanto dan Supramono (2015) dan Marfu’ah (2015) yang menunjukan
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 30
hasil bahwa leverage berpengaruh positif terhadap praktik penghindaran
pajak.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap sampel amatan
menunjukan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap praktik
penghindaran pajak. Hal ini menunjukan meskipun semakin besar biaya
bunga atas utang mengakibatkan laba kena pajak akan menjadi kecil
karena intensif pajak atas bunga utang semakin besar, hal ini tidak
memiliki pengaruh terhadap praktik penghindaran pajak. Hal ini dapat
ditunjukan pada tahun 2014, PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk memiliki
nilai LEV sebesar 66,70% dan memiliki nilai ETR sebesar 34% yang
berarti nilai ETR berada diatas tarif PPh berdasarkan UU PPh No 36
tahun 2008 Pasal 17 Ayat 2(b) yang ditetapkan (sebesar 20%) yang
berarti nilai ETR cukup tinggi dan kemungkinan adanya indikasi
penghindaran pajaknya relatif rendah.
Sedangkan pada tahun 2012, PT Timah (Persero) Tbk memiliki
nilai LEV yang lebih rendah yaitu sebesar 25,29% dan memiliki nilai
ETR sebesar 33% yang berarti nilai ETR berada diatas tarif PPh
berdasarkan UU PPh No 36 tahun 2008 Pasal 17 Ayat 2(b) yang
ditetapkan (sebesar 20%) yang berarti nilai ETR cukup tinggi dan
kemungkinan adanya indikasi penghindaran pajaknya relatif rendah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, perusahaan dengan banyak atau
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 31
sedikit menggunakan pembiayaan yang berasal dari hutang tidak
mempunyai pengaruh terhadap praktik penghindaran pajak.
d. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat
H0 : ß4 < 0, hal ini berarti Komisaris independen tidak berpengaruh
positif terhadap praktik penghindaran pajak.
Ha : ß4 > 0, hal ini berarti Komisaris independen berpengaruh positif
terhadap praktik penghindaran pajak.
Variabel komisaris independen (KI) menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,005. Hal ini berarti bahwa nilai signifikansi <0,05
atau 0,005<0,05 dan menunjukan koefisien regresi yang negatif sebesar
–0,004, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris
independen (KI) berpengaruh negatif terhadap praktik penghindaran
pajak yang diproksikan dengan Effective Tax Rate (ETR). Dengan
demikian, hipotesis keempat yang menyatakan bahwa variabel
komisaris independen berpengaruh positif terhadap praktik
penghindaran pajak tidak dapat diterima (ditolak).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Suyanto dan Supramono (2012) yang menyatakan bahwa proporsi
komisaris independen berpengaruh negatif signifikan terhadap
agresivitas pajak perusahaan, serta penelitian yang dilakukan oleh
Prakosa (2014) yang menyatakan bahwa komisaris independen
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 32
berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak. Namun,
hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ardyansah dan Zulaikha (2014) serta penelitian yang dilakukan Hanum
dan Zulaikha (2013) yang menunjukan bahwa komisaris independen
berpengaruh positif terhadap Effective Tax Rate (ETR).
Setelah dilakukan analisis dari hasil tersebut diatas, hasil
penelitian menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh
negatif terhadap praktik penghindaran pajak, hal ini berarti proporsi
komisaris independen yang berada didalam perusahaan akan
mempengaruhi tindakan praktik penghindaran pajak. Salah satu fungsi
utama dari komisaris independen yaitu untuk melaksanakan pengawasan
terhadap direksi, namun fungsi ini tidak dijalankan dengan baik, hal ini
kemungkinan disebabkan karena masing-masing pihak akan berusaha
memaksimalkan kemakmuran bagi dirinya sendiri. Ada kemungkinan
bahwa komisaris independen yang seharusnya mengawasi direksi justru
ikut andil menentukan kebijakan perusahaan untuk melaporkan beban
pajak yang lebih rendah dengan harapan akan mendapatkan kompensasi
karena laba bersih yang diperoleh perusahaan semakin tinggi.
Hal ini ditunjukan dari hasil penelitian, bahwa perusahaan yang
memiliki proporsi komisaris independen yang tinggi maka diperoleh
ETR yang rendah. Sebaliknya, perusahaan dengan proporsi komisaris
independen yang lebih rendah, maka diperoleh nilai ETR yang tinggi.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.
Page 33
Hasil penelitian ini dapat ditunjukan pada tahun 2014, PT Delta Dunia
Propertindo Tbk memiliki nilai KI sebesar 66,67% atau jumlah
komisaris independen sebanyak 4 orang, dan jumlah seluruh dewan
komisaris sebanyak 6 orang dan memiliki nilai ETR sebesar 5% yang
berarti nilai ETR berada dibawah tarif PPh berdasarkan UU PPh No 36
tahun 2008 Pasal 17 Ayat 2(b) yang ditetapkan (sebesar 20%) yang
berarti nilai ETR sangat rendah dan memungkinkan adanya indikasi
penghindaran pajaknya sangat tinggi karena nilai ETR mendekati nol.
Sedangkan pada tahun 2013, PT Surya Esa Perkasa Tbk
memiliki nilai KI yang lebih rendah yaitu sebesar 25,00% atau jumlah
komisaris independen sebanyak 1 orang, dan jumlah seluruh dewan
komisaris sebanyak 4 orang dan memiliki nilai ETR sebesar 30% yang
berarti nilai ETR berada diatas tarif PPh berdasarkan UU PPh No 36
tahun 2008 Pasal 17 Ayat 2(b) yang ditetapkan (sebesar 20%) yang
berarti nilai ETR cukup tinggi dan kemungkinan adanya indikasi
penghindaran pajaknya relatif rendah.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL ..., ADINDA LIONITA HIDAYAH, AKUNTANSI UMP 2017.