18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Determinasi Tanaman Determinasi adalah membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan), sehingga dapat menghindari kesalahan dalam pengumpulan bahan yang akan diteliti. Daun sorgum (Sorghum bicolor L.) yang digunakan dalam penelitian ini dideterminasi di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil dari determinasi menunjukkan apabila tanaman sorgum yang digunakan dalam penelitian dapat dipastikan merupakan dari jenis Sorghum bicolor L. Moench. dan suku Poaceae. Hasil identifikasi daun sorgum dapat dilihat pada Lampiran 2. 4.2 Hasil Ekstraksi Sampel Daun sorgum yang digunakan dalam penelitian kali ini dikumpulkan dari ladang yang terdapat di Jalan Magelang, KM 10, Yogyakarta. Daun diambil dalam satu kali waktu saja untuk menghindari adanya perbedaan kualitas kandungan kimia dalam daun yaitu pada bulan Februari. Daun yang dipilih berumur tidak terlalu tua dan muda dan diharapkan mempunyai kandungan senyawa kimia yang optimal. Daun yang dikumpulkan dicuci hingga bersih dan disortir agar sampel yang digunakan dalam kondisi yang baik. Sampel dikeringkan dalam cabinet dryer dengan suhu 50 ° C selama 2 hari, sehingga pengeringan sampel tidak di udara terbuka, tidak tergantung terik matahari, dan sampel menjadi bersih dari debu dan kotoran lain yang ada di udara. Simplisia yang telah kering kemudian diserbukkan sebelum diekstraksi. Proses penyerbukkan bertujuan untuk memperkecil ukuran simplisia agar pada proses ekstraksi luas permukaan semakin besar sehingga kontak dengan pelarut juga semakin besar dan memudahkan penyarian kandungan kimia di dalam simplisia. Sampel 100 g serbuk daun sorgum dimaserasi dengan bantuan sonikator selama 30 menit. Ekstraksi ultrasonik dapat mengekstrak lebih banyak komponen
13
Embed
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Determinasi Tanaman
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Determinasi Tanaman
Determinasi adalah membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan
lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan), sehingga
dapat menghindari kesalahan dalam pengumpulan bahan yang akan diteliti. Daun
sorgum (Sorghum bicolor L.) yang digunakan dalam penelitian ini dideterminasi di
Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil dari
determinasi menunjukkan apabila tanaman sorgum yang digunakan dalam
penelitian dapat dipastikan merupakan dari jenis Sorghum bicolor L. Moench. dan
suku Poaceae. Hasil identifikasi daun sorgum dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.2 Hasil Ekstraksi Sampel
Daun sorgum yang digunakan dalam penelitian kali ini dikumpulkan dari
ladang yang terdapat di Jalan Magelang, KM 10, Yogyakarta. Daun diambil dalam
satu kali waktu saja untuk menghindari adanya perbedaan kualitas kandungan kimia
dalam daun yaitu pada bulan Februari. Daun yang dipilih berumur tidak terlalu tua
dan muda dan diharapkan mempunyai kandungan senyawa kimia yang optimal.
Daun yang dikumpulkan dicuci hingga bersih dan disortir agar sampel yang
digunakan dalam kondisi yang baik. Sampel dikeringkan dalam cabinet dryer
dengan suhu 50°C selama 2 hari, sehingga pengeringan sampel tidak di udara
terbuka, tidak tergantung terik matahari, dan sampel menjadi bersih dari debu dan
kotoran lain yang ada di udara. Simplisia yang telah kering kemudian diserbukkan
sebelum diekstraksi. Proses penyerbukkan bertujuan untuk memperkecil ukuran
simplisia agar pada proses ekstraksi luas permukaan semakin besar sehingga kontak
dengan pelarut juga semakin besar dan memudahkan penyarian kandungan kimia
di dalam simplisia.
Sampel 100 g serbuk daun sorgum dimaserasi dengan bantuan sonikator selama
30 menit. Ekstraksi ultrasonik dapat mengekstrak lebih banyak komponen
19
dibanding dengan maserasi tanpa bantuan sonikator, selain itu juga tidak
memberikan pengaruh terhadap terhadap perubahan komponen utama suatu bahan.
Ekstraksi dilakukan bertingkat menggunakan pelarut n-heksan dan etil asetat, yang
bertujuan untuk mendapatkan senyawa aktif dengan tingkat kepolaran yang
berbeda. Hasil maserasi yang diperoleh disaring dan diperas dengan mengunakan
corong buchner. Penelitian ini menggunakan pelarut etil asetat, dimana sifat
kelarutan etil asetat dapat melarutkan senyawa metabolit sekunder yang semipolar.
Filtrat dipisakan dengan residunya, kemudian filtrat di evaporasi menggunakan
rotary evaporator, secara organoleptis menghasilkan ekstrak kental berwarna hijau
pekat, kental, dan memiliki bau khas (Gambar 4.1) seberat 0,97 g, dan rendemen
yang dihasilkan sebesar 0,88 % dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Gambar 4.1 Hasil Ekstrak Kental Etil Asetat Daun Sorgum
(Keterangan : warna hijau pekat, kental, dan berbau khas)
Ekstrak yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh kepolaran pelarut yang
digunakan, dimana rendemen dari ekstrak pada pelarut polar menghasilkan nilai
rendemen yang tinggi. Rendemen pada pelarut etil asetat pada daun sorgum lebih
kecil dibandingkan dengan pelarut yang polar (etanol), yaitu sebesar 8,53% (Safitri,
et al., 2019), hal ini dapat disebabkan karena adanya gugus metoksi pada struktur
kimia pelarut etil asetat. Gugus metoksi pada etil asetat menyebabkan terbentuknya
ikatan hidrogen dengan senyawa pada ekstrak. Hasil rendemen dari etil asetat lebih
sedikit dipengaruhi oleh ikatan hidrogen yang terbentuk lebih lemah dibanding
ikatan hidrogen pada pelarut etanol yang merupakan pelarut polar (Ukhty, 2011).
20
Tabel 4.1.Nilai Rendemen Ekstrak
Ekstrak Bobot Serbuk Daun
Sorgum (g)
Bobot
Ekstrak (g)
Nilai Rendemen
(%)
Etanol 108,92 9,29 8,53
Etil Asetat 110,09 0,97 0,88%
4.3 Hasil Uji Identifikasi Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Daun Sorgum
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian
fitokimia yang bertujuan memberi gambaran tentang golongan senyawa yang
terkandung dalam tanaman yang diteliti. Metode skrining fitokimia yang dilakukan
dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna
(Kristianti, et al., 2008). Hasil skrining senyawa aktif yang terdapat pada ekstrak
etil asetat daun sorgum dengan uji fitokimia ditunjukkan dalam Tabel 4.2.
Uji alkaloid dilakukan dengan menggunakan pereaksi mayer dan dragendorff
yang akan menghasilkan endapan. Hasil pengujian dengan pereaksi mayer
(Gambar 4.2) membentuk endapan yang menunjukkan bahwa ekstrak
mengandung senyawa alkaloid. Alkaloid mengandung atom nitrogen yang
mempunyai pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk membentuk
ikatan kovalen koordinasi dengan ion logam. Pada uji alkaloid dengan pereaksi
Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+
dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mengendap (Marliana, et al., 2005).
Gambar 4.2 Hasil Uji Tabung Kandungan Alkaloid Dengan Pereaksi Mayer
(Keterangan : terbentuk endapan coklat)
Pada reaksi menggunakan reagen Dragendorf, ion logam K+ membentuk
ikatan kovalen koordinasi dengan alkaloid sehingga membentuk kompleks kalium-
alkaloid yang mengendap. Namun, pada pengujian menggunakan pereaksi
21
dragendorff (Gambar 4.3) menunjukkan hasil negatif. Hasil yang berbeda pada
tiap penggunaan pereaksi dapat disebabkan senyawa alkaloid yang terkandung pada
daun sorgum tidak terlalu reaktif terhadap pereaksi dragendorff dibanding mayer.
Alkaloid dikenal efektif terhadap pelarut nonpolar (n-heksan) dan dapat larut dalam