43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. PLN (PERSERO) Indonesia Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke -19 ketika beberapa perusahaan Belanda medirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Keberadaan pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan umum baru dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV.NIGM yang mencoba memperluas usahanya pada bidang tenaga kelistrikan dimana sebelumnya perusahaan tersebut hanya dibigang tegana gas, kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya. Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada Bulan September 1945, lalu diserahkan pepada pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno, dimana pada saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik Indonesia hanya sebesar 157.5 MW. Pada tanggal 1 Januari 1961, dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) yang bergerak dibidang Listrik, Gas, dan Kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk dua perusahaan Negara yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN)
21
Embed
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umumeprints.ung.ac.id/3999/11/2013-1-61201-931409023-bab4-27072013040306.pdf · PLN (PERSERO) Indonesia ... (Perum) Listrik Negara. ... maka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. PLN (PERSERO) Indonesia
Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke -19 ketika
beberapa perusahaan Belanda medirikan pembangkit tenaga listrik untuk
keperluan sendiri. Keberadaan pembangkit tenaga listrik untuk
kepentingan umum baru dimulai sejak perusahaan swasta Belanda
NV.NIGM yang mencoba memperluas usahanya pada bidang tenaga
kelistrikan dimana sebelumnya perusahaan tersebut hanya dibigang
tegana gas, kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta
lainnya.
Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh
pemuda-pemuda Indonesia pada Bulan September 1945, lalu diserahkan
pepada pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945
dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno, dimana
pada saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik Indonesia hanya sebesar
157.5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, dibentuk Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) yang bergerak dibidang Listrik,
Gas, dan Kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan
dibentuk dua perusahaan Negara yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN)
44
yang mengelola listrik, dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang
mengelola Gas Negara. Dan pada saat itu kapasitas mesin pembangkit
tenaga listrik PLN sebesar 300MW.
Tahun 1972, pemerintah Indonesia menetapkan status perusahaan
Listrik Negara sebagai Perusahaan umum (Perum) Listrik Negara. Tahun
1990 melalui peraturan pemerintah no. 17 PLN ditetapkan sebagai
pemegang kuasa ketenagalistrikan di Indonesia.
Pada tahun 1992 pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor
swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan ketenagalistrikan. Sejalan
dengan kebijakan diatas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari
Perusahaan umum menjadi Perusahaan perseroan.
4.1.2 Uraian Tugas
1. Kepala;
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh proses kegiatan dalam
perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam
perusahaan
b. Mengkoordinir dan mengawasi semua aktivitas karyawan
dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.
2. Tehnik Distribusi;
a. Bertanggung jawab terhadap kebijakan pendistribusian jasa
kelistrikan sesuai lingkup wilayah kerja.
45
b. Melakukan identifikasi dan pengontrolan penggunaan listrik
baik pemasangan baru, perbaikan dan lain sebagainya pada
lingkup wilayah kerjanya.
c. Melakukan tugas lain sesuai arahan dan perintah atasan.
d. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut bertanggung jawab
kepada kepala Sub Ranting.
3. Cater (Catatan Meter);
a. Bertugas melakukan pencatatan meter listrik secara berkala
sesuai dengan ketentuan perusahaan.
b. Melakukan penginputan hasil pencatatan meter.
c. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan pimpinan.
d. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut bertanggung jawab
terhadap Kepala Sub Ranting.
4. Administrasi
a. Melakukan tugas pembukuan PT. PLN (Persero) Unit
Pelayanan Pelanggan Kabupaten Bone Bolango secara
baik dan benar.
b. Melakukan pelayanan pada loket pembayaran tagihan
rekening listrik.
c. Melaksanakan tugas lain berdasarkan arahan pimpinan
untuk kepentingan perusahaan. Dalam pelaksanaan
46
tugasnya tersebut bertanggung jawab terhadap Kepala Sub
Ranting.
4.2 Gambaran Umum Responden
4.2.1 Responden Menurut Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin dapat menjadi pembeda bagi seseorang,
dengan cukup banyak pelanggan yang membayar tagihan listrik pada PT.
PLN (Persero) Unit Pelayanan Pelanggan Kabupaten Bone Bolango,
maka jenis kelamin responden memungkinkan untuk memiliki perbedaan
antara laki-laki dan perempuan. Berikut ini komposisi responden menurut
jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1
Jumlah Responden Menurut Kenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
(%)
1 Laki-Laki 38 38,38
2 Perempuan 61 61,62
Total 99 100
Sumber : Data Primer yang di olah, 2013
Dari Tabel 4.1. menunjukan responden yang diteliti pada PT. PLN
(Persero) Unit Pelayanan Pelanggan Kabupaten Bone Bolango, terlihat
bahwa yang terbanyak ialah perempuan sebanyak 61 orang atau sebesar
61,62 % dan laki-laki hanya 38 orang atau sebesar 38,38 %.
47
4.2.2 Responden Menurut Umur
Perbedaan kondisi seperti umur sering kali dapat memberikan
perbedaan perilaku seseorang, ini dilakukan untuk mengetahui kelompok
umur yang lebih banyak membayar rekening listrik pada PT. PLN
(Persero) Unit Pelayanan Pelanggan Kabupaten Bone Bolango. Berikut ini
komposisi responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur Jumlah Presentase
15 – 25 12 12,12
26 – 35 25 25,25
36 – 45 34 34,34
46 – 55 21 21,21
> 55 7 7,08
Total 99 100
Sumber : Data primer yang di olah, 2013 Dari Tabel 4.2 dapat dilihat usia responden pelanggan yang
membayar rekening listrik pada PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan
Pelanggan Kabupaten Bone Bolango sangat bervariasi. Mulai dari usia 15
tahun sampai dengan usia 55 tahun, jumlah responden yang dominan
adalah usia 36-45 tahun yaitu 34 orang atau sekitar 34,34%, dan serta
responen yang berusia 26 – 35 tahun yaitu 25 orang atau sekitar 25,25%.
Hal ini menunjukan bahwa pelanggan yang membayar rekening listrik
merasakan fasilitas, serta mendapatkan kenyamanan pada PT. PLN
(Persero) Unit Pelayanan Pelanggan Kabupaten Bone Bolango.
48
4.2.3 Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan juga akan menunjukan status sosial yang akan
mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Berikut ini
komposisi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Jumlah Responden Menurut Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1 PNS 38 38,38
2 Pengawai Swasta 18 18,18
3 Wiraswasta 32 32,32
4 Pelajar/Mahasiswa 12 12,12
Total 99 100
Sumber : Data Primer yang di olah, 2013
Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa pengguna jasa pada PT. PLN
(Persero) Unit Pelayanan Pelanggan Kabupaten Bone Bolango, yang
dominan adalah PNS sebanyak 38 orang atau sekitar 38,38%, dan
wiraswasta 32 orang atau sekitar 32,32 %.
4.3 Deskripsi Variabel
4.3.1 Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen
terhadap tingkat pelayanan yang diterima dengan tingkat layanan yang
diharapkan. Kepuasan pelanggan dalam bidang jasa merupakan elemen
penting dan menentukan dalam menumbuhkembangkan perusahaan agar
tetap eksis dalam menghadapi persaingan.
49
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Pelayanan
No Indikator Persepsi STS TS BS S SS
1 Tangibles
1. Adanya keramahan karyawan PLN dalam melayani masyarakat
1 1 3 41 53
2. Adanya kebersihan loket pembayaran sehingga pelanggan merasa nyaman dalam melakukan pembayaran.
1 3 12 43 40
2 Reliability
3. Mudahnya dalam memperoleh pemasangan listrik di PLN
0 3 24 42 30
4. Adanya kenyamanan pemakaian listrik yang diberikan oleh PLN kepada para pelanggannya
0 4 13 53 29
3 Responsiveness
5. Karyawan selalu sigap dalam melayani keluhan pelanggan
0 8 18 50 23
6. Adanya skill tersendiri dari karyawan PLN dalam melayani pelanggan
0 11 20 51 17
4 Assurance
7. Adanya jaminan keamanan yang diberikan oleh PLN terhadap para pelanggan
0 7 20 49 23
8. PLN selalu memberikan perlindungan kepada para pelanggannya
0 5 22 45 27
50
5 Empathy
9. Karyawan selalu memberikan informasi kepada pelanggan PLN
0 6 14 64 15
10. Pelanggan merasa mudah dalam memanfatkan fasilitas dari PLN
0 7 20 53 19
Jumlah 2 55 166 491 276
Rata-rata 0,2 5,5 16,6 49,1 27,6
Sumber : data primer diolah dalam Statistik SPSS 18, 2013
Dari Tabel 4.4 menunjukan sebagian besar responden memberikan
tanggapan yang tinggi terhadap indikator kualitas pelayanan, tanggapan
setuju berjumlah 491 atau rata-rata 49,1 dan tanggapan sangat setuju
berjumlah 276 atau rata-rata 27,6 artinya responden menilai kualitas
pelayanan PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Pelanggan Kabupaten Bone
Bolango mampu memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi
pelanggan, pada PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Pelanggan
Kabupaten Bone Bolango. dengan kualitas pelayanan yang sesuai
dengan harapan pelanggan hingga menimbulkan kemudahan serta
kenyamanan pada pelanggan PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan
Pelanggan Kabupaten Bone Bolango Gorontalo.
4.3.2 Deskripsi Variabel Kepuasan Pelanggan
kepuasan pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan
kinerja atau hasil yang dirasakan. Karena pelanggan adalah orang yang
menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu organisasi, maka hanya
merekalah yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa dan hanya
51
mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan
mereka. Hasil tanggapan responden terhadap kepuasan pelanggan dapat
dijelaskan pada Tabel 4.2
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Pelanggan
No Indicator Persepsi STS TS BS S SS
1
Kualitas Produk
1. Kualitas listrik dari PLN sesuai dengan apa yang digunakan
1 5 12 48 33
2. Kualitas Listrik dari PLN sudah dapat memenuhi kebutuhan
1 4 14 41 39
3. Kualitas dari listrik PLN sesuai dengan listrik yang dikeluarkan
0 3 10 55 31
2 Harga
4. Tarif listrik sesuai dengan pemakaian
0 4 16 57 22
5. Adanya diskon yang diberikan oleh PLN dalam tarif listrik yang dibayar
0 11 27 53 8
6. Tarif listrik PLN murah namun kualitas dari listrik PLN memuaskan pelanggan
0 5 15 63 16
3 Emosi
7. Bangga menggunakan listrik dari PLN
0 7 20 53 19
8. Menggunakan listrik PLN mendapatkan rasa kenyamanan tersendiri
0 9 14 56 20
4 Biaya
9. Tidak perluh mengeluarkan biaya tambahan dalam pemasangan listrik
0 2 17 64 16
10. Tidak perluh 0 6 18 54 21
52
mengeluarkan banyak waktu untuk mendapatkan pemasangan listrik
Jumlah 2 56 163 544 225
Rata-rata 0,2 5,6 16,3 54,4 22,5
Sumber : data primer diolah dalam Statistik SPSS 18, 2013
Dari Tabel 4.5 menunjukan sebagian besar responden memberikan
tanggapan yang tinggi terhadap indikator kepuasan pelanggan, tanggapan
setuju berjumlah 544 atau rata-rata 54,4 dan tanggapan sangat setuju
berjumlah 225 atau rata-rata 25,5 artinya responden menilai bahwa
selama pelayanan yang diberikan oleh PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan
Pelanggan Kabupaten Bone Bolango Gorontalo. mereka merasakan
kepuasan yang sesuai dengan harapan mereka. Berdasarkan tanggapan
responden dimana kepuasan yang mereka terima sesuai dengan harapan
mereka menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju karena
kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan
Pelanggan Kabupaten Bone Bolango Gorontalo. sesuai dengan harapan
pelanggan.
4.4 Analisis Data
4.4.1 Pengujian Instrumen
4.4.1.1 Pengujian Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
53
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali (2001)
Sebelum penyebaran kuesioner ditindak lanjuti sampai ke 99
responden, maka pada penelitian ini peneliti menguji cobakan 20 butir
pertanyaan pada 20 responden pengujian validitas selengkapnya dapat