Top Banner
22 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Kecamatan Kota Kendal Kecamatan Kota Kendal merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal. Kecamatan Kota Kendal merupakan wilayah administratif Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah Kecamatan Kota mempunyai wilayah 2.749.496 Ha. Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Kota Kendal Kabupaten Kendal sampai dengan bulan Juli 2014 sejumlah 56.633 Jiwa terdiri dari 28.196 jiwa untuk Laki-laki dan 28.454 Jiwa untuk perempuan. Pada tahun 2017 mencapai 87.574 jiwa (Sumber: BPS Kendal, 2018). Didalam setiap satuan organisasi negara telah diatur sebuah Struktur Organisasi, hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara. Dan penataan organisasi untuk Kecamatan telah diatur didalam Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Pemerintahan Kecamatan dan Pemerintahan Kelurahan di Kabupaten Kendal sebagaimana tersebut pada gambar 4.1. dibawah ini :
25

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Mar 22, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

22

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Kecamatan Kota Kendal

Kecamatan Kota Kendal merupakan salah satu dari 20 kecamatan

yang ada di Kabupaten Kendal. Kecamatan Kota Kendal merupakan

wilayah administratif Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah

Kecamatan Kota mempunyai wilayah 2.749.496 Ha. Jumlah penduduk di

wilayah Kecamatan Kota Kendal Kabupaten Kendal sampai dengan bulan

Juli 2014 sejumlah 56.633 Jiwa terdiri dari 28.196 jiwa untuk Laki-laki

dan 28.454 Jiwa untuk perempuan. Pada tahun 2017 mencapai 87.574 jiwa

(Sumber: BPS Kendal, 2018).

Didalam setiap satuan organisasi negara telah diatur sebuah Struktur

Organisasi, hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan tugas, tanggung

jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka

memimpin suatu satuan organisasi negara. Dan penataan organisasi untuk

Kecamatan telah diatur didalam Peraturan Daerah Kabupaten Kendal

Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok

Pemerintahan Kecamatan dan Pemerintahan Kelurahan di Kabupaten

Kendal sebagaimana tersebut pada gambar 4.1. dibawah ini :

Page 2: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

23

Struktur Organisasi

Berikut adalah bagan dari struktur organisasi Kecamatan Kota Kendal

yang terdiri dari camat, kelompok jabatan fungsional, sekertaris kecamatan,

bagian perencanaan dan keuangan, bagian umum dan kepegawaian, seksi

pemerintah, seksi ketentraman dan ketertiban, seksi pembangunan, seksi

kesejahteraan sosial, dan seksi pelayanan umum:

CAMAT (1 orang)

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL (10 orang)

SUB. BAG..

SEKRETARIS KECAMATAN

(1 orang)

SUB. BAG. UMUM PERENCANAAN DAN KEUANGAN (5 orang)

DAN KEPEGAWAIAN (5 orang)

SEKSI PEMERINTAHAN

(5 orang)

SEKSI KETENTRAMAN DAN

KETERTIBAN (5 orang)

SEKSI PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (4 orang)

SEKSI PELAYANAN

UMUM (6 orang)

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Kecamatan Kota Kendal

Tugas dan Fungsi

Berikut adalah tugas dan fungsi masing-masing bagian di Kecamatan Kota

Kendal:

1. Camat

Kecamatan sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan Pemerintah

Daerah dipimpin oleh Camat yang berkedudukan dibawah dan

Page 3: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

24

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sesuai pasal

4 ayat (2) Perda Kab Kendal Nomor 22 tahun 2007, bahwa camat

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah. Dan dalam Perbup Kendal Nomor 37 Tahun 2008

tentang Rincian, Tugas, Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan Struktural

dan Tata Kerja Pada Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kelurahan di

Kabupaten Kendal, bahwa Pemerinhah Kecamatan dipimpin oleh Camat

yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenanngan pemerintahan

yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi

daerah

2. Sekretaris Kecamatan

Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Camat dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,

membina, mengendalikan di bidang administrasi, perencanaan kegiatan,

monitoring, evaluasi dan pelaporan, urusan umum, kepegawaian dan

keuangan.

3. Sub. Bagian Perencanaan dan Keuangan

Sub bagian Perencanaan dan Keuangan melaksanakan tugas pokok

menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,

pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perencanaan program

dan kegiatan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan

dan pengelolaan keuangan Kecamatan.

Page 4: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

25

4. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian.

Sub bagian Umum dan Kepegawaian melaksanakan tugas pokok

menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,

pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengelolaan

administrasi umum, organisasi dan tata laksana, pengurusan rumah tangga,

perlengkapan/perbekalan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan serta

pengelolaan administrasi kepegawaian perangkat kecamatan

5. Seksi Pemerintahan

Seksi Pemerintahan melaksanakan tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Camat dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,

membina dan mengendalikan kegiatan di bidang pemerintahan umum dan

desa/kelurahan, administrasi kependudukan dan meningkatkan

kemandirian politik.

6. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Seksi Ketentraman dan Ketertiban melaksanakan tugas pokok

melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,

pembinaan, pengendalian ketentraman dan ketertiban wilayah serta

pembinaan Satuan Polisi Pamong Praja di Kecamatan

7. Seksi Kesejahteraan Sosial

Seksi Kesejahteraan Sosial melaksanakan tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Camat dalam merumuskan kebijakan,

mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang

kesejahteraan sosial

Page 5: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

26

8. Seksi Pembangunan

Seksi Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

mempunyaitugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan di bidang

pembangunan, pemberdayaan masyarakat, perekonomian desa/kelurahan,

produksi dan distribusi, peningkatan sarana prasarana fasilitas umum serta

lingkungan hidup sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan.

9. Seksi Pelayanan Umum

Seksi Pelayanan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat dalam

merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, pembinaan, pengendalian

kegiatan di bidang pelayanan umum yang meliputi inventarisasi data

kekayaan desa/kelurahan, dan sarana prasarana desa yang berkaitan

dengan pelayanan masyarakat, kebersihan lingkungan dan pelayanan

penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan kewenangan yang diberikan

yang diperlukan warga masyarakat.

4.1.2. Gambaran Responden

Penelitian ini dilakukan Kantor Kecamatan Kota Kendal.

Gambaran umum responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin,

usia responden, pendidikan, masa kerja, dan status perkawinan mereka

yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 6: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

27

Tabel 4.4. Jenis Kelamin Responden

Sumber: Data Primer yang Diolah

Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa responden pada

penelitian paling banyak berjenis kelamin laki-laki berjumlah 23 orang

(54,8%) dan sisanya 19 orang atau 45,2% adalah perempuan.

Tabel 4.5. Usia Responden

Sumber: Data Primer yang Diolah

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden paling banyak

berusia 41-50 tahun berjumlah 21 orang (50%).

Tabel 4.6. Crosstab Jenis Kelamin dan Usia

Sumber: Data Primer yang Diolah

Jenis Kelamin

Usia Total

21-30 tahun

% 31-40 tahun

% 41-50 tahun

% 51-60 tahun

% total %

Laki-Laki 1 2,3% 3 7,1% 10 23,8 9 21,4 23 54,8%

Perempuan 0 0% 2 4,8% 11 26,2 6 14,3 19 45,2%

Total 1 2,3% 5 11,9 21 50% 15 35,7 42 100%

No. Usia Jumlah (orang) %

1.

2.

3.

4.

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

51- 60 tahun

1

5

21

15

2,3%

11,9%

50%

35,7%

TOTAL: 42 100%

No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) %

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

23

19

54,8%

45,2%

TOTAL: 42 100%

Page 7: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

28

Berdasarkan pada tabel 4.6 diketahui bahwa responden pada

penelitian paling banyak berjenis perempuan dengan usia 41-50 tahun

yaitu 11 orang atau 26,2%.

Tabel 4.7. Pendidikan Responden

Sumber: Data Primer yang Diolah

Berdasarkan pada tabel 4.7 diketahui bahwa responden pada

penelitian yang paling banyak berpendidikan S1 yaitu berjumlah 16 orang

(38,1%).

Tabel 4.8. Masa Kerja Responden

Sumber: Data Primer yang Diolah

Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa responden pada

penelitian paling banyak telah bekerja selama >13 tahun yaitu berjumlah

masing - masing 15 orang.

No. Pendidikan Jumlah (orang) %

1

2

3

4

SLTA

Diploma

Strata 1

Strata 2

9

12

16

5

21,4%

28,6%

38,1%

11,9%

TOTAL: 42 100%

No. Masa Kerja Jumlah (orang) %

1

2

3

1-12 tahun

13-24 tahun

25-36 tahun

12

15

15

16,7%

59,5%

23,8

TOTAL: 42 100%

Page 8: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

29

Tabel 4.9. Status Perkawinan

Sumber: Data Primer yang Diolah

Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa responden pada

penelitian paling banyak sudah menikah berjumlah 31 orang (73,8%).

Tabel 4.10. Jabatan / Golongan PNS

Sumber: Data Primer yang Diolah

Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa responden pada

penelitian yang paling banyak masuk pada golongan IIIa ada 7 orang.

Banyaknya responden yang termasuk dalam golongan IIIa karena kinerja

mereka yang baik dan juga mereka memiliki peningkatan prestasi dalam

bekerja.

No. Golongan Jumlah (orang) %

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Ia

IIa

IIb

IIc

IId

IIIa

IIIb

IIIc

IIId

Ivb

5

4

5

3

3

7

4

4

3

4

11,9%

9,5%

11,9%

7,1%

7,1%

16,7%

9,5%

9,5%

7,1%

9,5%

TOTAL: 42 100%

No. Status Perkawinan Jumlah (orang) %

1.

2.

Menikah

Belum Menikah

31

11

73,8%

26,2%

TOTAL: 42 100%

Page 9: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

30

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Gambaran Proses Pelaksanaan Pelatihan

Berikut akan diuraikan mengenai proses pelatihan di Kantor

Kecamatan Kendal: sifat pelatihan kondisional 1 tahun 3 pelatihan

diantaranya adalah simda keuangan, persamaan gender, dan bintek

kearsipan. Pelatihan diadakan oleh Bakulda (Badan Keuangan Daerah),

Kesra (Kesejahteraan Rakyat Setda KDI), dan Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah. Dalam satu kecamatan dikirim satu orang yang

mewakili bakulda dan 3 instansi yang posisinya sejajar dengan OPD

(Organisasi Perangkat Daerah).

4.2.1.1. Gambaran Proses Pelaksanaan Pelatihan Bagian Keuangan

Jumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berjumlah 58 yang

terdiri dari 38 OPD dari 20 kecamatan sekabupaten Kendal. Penunjukan

langsung disertai surat perintah dari Bapak Camat Kota Kendal. Bentuk

pelatihan sosialisasi dengan praktek langsung adalah Bakulda administrasi,

keuangan dan transparasi untuk kecamatan Kota Kendal, pengakuan hak

antara perempuan dan transparasi untuk Kecamatan Kota Kendal, tertib

kearsipan, tertib arsip dinamis dan arsip statis. Rata rata pelatihan di Kota

Kendal diadakan oleh instansi Pemerintahan Kabupaten Kendal, bukan

Lembaga-lembaga independen. Bakulda narasumbernya berasal dari

BKPP provinsi yang terdiri dari provinsi, staf ahli, dan staf akademis.

Pelatihan dilakukan selama 1 hari yang dilakukan saat jam kerja dan

Page 10: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

31

diharapkan setelah pelatihan ada perubahan. Tidak ada jadwal rutin untuk

mengadakan Bintek, sifatnya kondisional berdasarkan program kerja.

Dari 42 responden, 8 orang (OPD) mengalami training pelatihan

seperti pada gambar flowchart 4.2 - 4.3 (off the job training). Dan 2 orang,

yaitu Camat dan Sekretaris Camat tidak mengikuti training. Sisanya 32

orang, yaitu 18 orang adalah pegawai junior atau pegawai baru yang

mengikuti training dan sisanya 14 orang mengalami rolling atau rotasi

training di OPD yang lain.

Berikut ini adalah flowchart pelatihan pegawai kecamatan Kendal bagian

keuangan dimana Bakulda melakukan training kepada Simda keuangan

dan OPD, seperti tampak pada gambar 4.1:

Gambar 4.1. Flowchart Pelatihan Pegawai Kecamatan Kendal Bagian

Keuangan

Bakulda

Simda Keu

OPD

Page 11: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

32

4.2.1.2. Gambaran Proses Pelaksanaan Pelatihan Bagian Kearsipan

Pelatihan kearsipan diadakan manakala ada kebutuhan OPD untuk

mengarsipkan laporan data selama 5 tahun terakhir, karea pada dasarnya

arsip di atas usia 5 tahun harus di pilah menjadi arsip aktif dan non aktif.

Maka dibutuhkan pelatihan untuk mengakomodir kegiatan tersebut dengan

cara penunukan langsung lewat surat dari kepala kearsipan dan

perpusatakaan dareah kepada seluruh kepala OPD sekabupaten Kendal

untuk menunjuk salah satu atau pelaksana untuk mengikuti pelatihan

tersebut selama satu sampai dua hari. Proses di mulai dari:

1. Memilah arsip aktif dan non aktif

2. Jika masuk kategori arsip aktif akan disimpan dalam kemari arisp

3. Mamakala masuk kategori ariso non aktidf akan di hapus atau di

bakar

4. Arsip orang-orang yang berkopenten di bidang kearsipan

Arsip merupakan kumpulan warkat yang disimpan secara teratur dan

terencana, karena memiliki nilai suatu kegunaan agar setiap kali

diperlukan dapat ditemukan kembali. Jadi sebagai intinya arsip adalah

himpunan lembaran-lembaran tulisan yang merupakan salah satu

bukti/aset organisasi dan individu dalam mempertahankan hak dan

kewenangan terhadap sesuatu yang menjadi hak milik. Keberadaan arsip

bagi organisasi/perusahaan dapat dijadikan sebagai tulang punggung

manajemen organisasi, sedangkan bagi individu/masyarakat keberadaan

arsip dapat juga menjadi simbol jati diri seseorang. Untuk mempermudah

Page 12: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

33

mendapatkan arsip, dalam penyimpanannya menggunakan kode-kode

khusus dan dikembangkan oleh masing-masing yang berkepentingan.

Pengarsipan juga dikelompokkan sesuai kepentingan dan waktu

kebergunaan/keterpakaian.

Kantor arsip perpustakaan daerah mengirim Bintek Kearsipan dan

kemudian OPD (2 orang) dikirim untuk dilakukan training bagian

kearsipan. Berikut ini adalah gambaran proses pelaksanaan pelatihan pada

bagian kearsipan:

Gambar 4.2. Flowchart Pelatihan Pegawai Kecamatan Kendal

Bagian Kearsipan Kantor Arisp dan

Perpustakaan Daerah

Bintek Kearsipan

OPD

4.2.1.3. Gambaran Proses Pelaksanaan Pelatihan Bagian Kesejahteraan

Rakyat

Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah

berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah.

Dasar utama penyusunan organisasi perangkat daerah dalam bentuk suatu

organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Page 13: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

34

daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan , namun tidak

berarti setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam

organisasi tersendiri. Pembentukan perangkat daerah semata-mata

didasarkan pada pertimbangan rasional untuk melaksanakan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangandaerah secara efektif dan efisien.

Penataan Organisasi Pemerintah Daerah ( OPD) serta penyusunan struktur

organisasi pada Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) saat ini

dilakukan berdasarkan pada kerangka regulasi serta kebutuhan obyektif

dan kondisi lingkungan strategis daerah. Kerangka regulasi yang

dimaksud adalah Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 sebagai

perubahan terhadap PeraturanPemerintah sebelumnya.

Berdasarkan pada gambar 4.3. diketahui bahwa flowchart pelatihan

Kesra bidang pemberdayaan masyarakat dimulai dari bagian Kesra dan

seksi pemberdayaan masyarakat, kemudian 2 orang OPD dikirim untuk

melakukan pelatihan di bidang ini. Penunjukan petugas Kesa berdasarkan

usulan OPD sekabuoaten Kendal yang dikirimkan kepada Kepala Kesra

Kabupaten Kendal yang kemudian akan di tindaklanjuti dan disahkan oleh

Bupati Kendal. Surat SK akan dikirim by name by addres kepada masng-

masing OPD. Bentuk pelatihan adalah sosialisasi Tanggap Darurat

Nasional, banjir, tanah longsor, sosialisasi beras miskin, dan sosialisasi

alat pemadam api ringan. Berikut ini adalah gambar tentang flowchart

pelatihan bagian OPD Kesejahteraan rakyat (Kesra):

Page 14: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

35

Gambar 4.3. Flowchart Pelatihan Kesra Bidang Pemberdayaan

Masyarakat Bagian Kesejahteraan Rakyat

Kesra

Seksi Pemberdayaan

Masyarakat

OPD

4.2.2. Tanggapan Mengenai Pelatihan

Untuk mengetahui tanggapan pemilik mengenai pelatihan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 15: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

36

Tabel 4.11. Tanggapan Responden Mengenai Pelatihan

Sumber: Data Primer yang Diolah (2017)

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa ternyata rata-

rata responden untuk pelatihan sebesar 3,99 dan termasuk dalam kategori

baik. Artinya pelatihan yang dilakukan mampu meningkatkan kemampuan

dalam mengembangkan bakat dan minat, responden sering mendapatkan

pelatihan berupa seminar atau diklat, materi pelatihan yang diterima

disesuaikan dengan bidang pekerjaan, dan isi progam pelatihan yang

Keterangan

Jawaban

TOTAL

SCORE

Rata- rata

Kategori

SS(5) S(4) N(3) TS(2) STS(1)

F S F S F S F S F S Pelatihan yang anda lakukan mampu meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan bakat dan minat anda

7 35 31 124 2 6 2 0 0 0 165 3,93 Baik

Anda sering mendapatkan pelatihan berupa seminar atau diklat

10 50 17 68 9 27 6 12 0 0 157 3,74 Baik

Materi pelatihan yang anda terima di sesuaikan dengan bidang pekerjaan anda

9 45 28 112 1 3 4 8 0 0 168 4,00 Baik

Isi progam pelatihan yang diberikan sesuai dengan bidang anda

11 55 16 64 10 30 5 10 0 0 159 3,79 Baik

Pelatihan membut Anda lebih paham dalam menjalankan tugas

10 50 24 96 8 24 0 0 0 0 170 4,05 Baik

Materi yang di dapat dalam pelatihan sangat menarik dan tidak membosankan

14 70 22 88 6 18 0 0 0 0 176 4,19 Baik

Pelatihan di Kota Kendal diadakan oleh instansi Pemerintahan Kabupaten Kendal, bukan Lembaga-lembaga independen 9 45 24 96 9 27 0 0 0 0 168 4,00 Baik

Pelatihan sebaiknya dilakukan sesering mungkin

13 65 23 92 6 18 0 0 0 0 175 4,17 Baik

Pelatihan akan menampilkan informasi tentang kesenjangan antara tuntutan jabatan, dan kompetensi secara nyata pada setiap pegawai

11 55 25 100 6 18 0 0 0 0 173 4,12 Baik

Melakukan analisis kebutuhan yang tepat harus dilandasi kajian teoritis dan mempertimbangkan kondisi yang sebenarnya terjadi di dunia pelatihan

9 45 24 96 9 27 0 0 0 0 168 4,00 Baik

Rata-Rata 3,99 Baik

Page 16: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

37

Berdasarkan pada gambar tersebut diketahui bahwa flowchart pelatihan

Kesra bidang pemberdayaan masyarakat dimulai dari bagian Kesra dan

seksi pemberdayaan masyarakat, kemudian 2 orang OPD dikirim untuk

melakukan pelatihan di bidang ini.

4.3. Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil wawancara dan

observasi peneliti tentang pelatihan di Kecamatan Kota Kendal meliputi

input, proses dan output training, yang meliputi materi training, metode

training, dan proses training.

Penelitian yang dilakukan Adman (2012) menyatakan bahwa untuk

mendapatkan bentuk pelatihan yang sesuai dengan kondisi pegawai yang

ada, analisa kebutuhan harus dilakukan detail sesuai dengan karakteristik

setiap pegawai. Pada hakekatnya analisa kebutuhan pelatihan ini secara

operasional akan menjadi pedoman dan petunjuk bagi pembuat keputusan

atau pimpinan dalam mengarahkan bentuk kegiatan pelatihan yang cocok

pada setiap karyawan. Produk akhirnya adalah daftar atau list kebutuhan

pelatihan pegawai dalam jangka waktu tertentu. Daftar ini akan menjadi

catatan induk mengenai perkembangan karir setiap pegawai.

Sebelum pelatihan dapat diselenggarakan, kabutuhan akan hal itu

perlu dianalisis lebih dahulu. Hal demikian disebut sebagai

langkah/tahapan penilaian dari proses pelatihandan pengembangan

beberapa tahapan berikutnya: (Gomes, 2010)

Page 17: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

38

1. Penilaian kebutuhan pelatihan.

Tidak ada penilaian kebutuhan dikarenakan semua pelatihan yang

diikuti oleh OPD Kecamatan berdasarkan pada undangan yang berasal

dari Kabupaten untuk undangan dari Balukda, untuk pelatihan

administrasi dari kearsipan kabupaten, untuk pelatihan pelatihan Kesra

undangan dari sekretariat Bupati.

2. Perumusan tujuan pelatihan.

Perumusan tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara input,

output, outcome, dan impact dari pelatihan itu sendiri. Dilakukannya

penilaian kebutuhan pelatihan supaya skill pegawai di Kecamatan

Kota Kendal semakin meningkat. Terutama pada bagian simda

keuangan dan bintek kearsipan.

3. Prinsip-prinsip pelatihan.

a. Partisipasi: para pengikut latihan hendaknya dipacu untuk turut

aktif mengambil bagian dalam kegiatan latihannya. Jenis

pendidikan yang monoton sebaiknya dihindari karena akan

mendatangkan kebosanan dan pengikut latihan diberi kesempatan

untuk bertukar pikiran dengan pelatihnya sehingga partisipasi yang

diinginkan benar-benar dapat terwujud

b. Pendalaman

c. Relevansi

d. Pengalihan

Page 18: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

39

e. Umpan balik: Fasilitator perlu mengetahui bahwa peserta

mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa yang

disampaikan, dan sebaliknya peserta juga membutuhkan umpan

balik sesuai dengan penampilan/kinerja mereka

f. Suasana nyaman

g. Memiliki kriteria

4. Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan

a. Pelatihan instruksi pekerjaan yang dilakukan oleh Badan Keuangan

Daerah, Kesejahteraan Rakyat Setda KDI, dan Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah. Pelatihan berisi tentang latihan atau

pendidikan yang dikaitkan secara erat dengan job analysis dari

jabatan yang akan dipangku pada masa yang akan datang.

b. Perumusan tujuan pelatihan dilakukan oleh semua staff Kecamatan

Kota Kendal. Perumusan tujuan pelatihan dilakuan supaya skill

pegawai di Kecamatan Kota Kendal semakin meningkat

c. Prinsip pelatihan meliputi partisipasi, pendalaman, relevansi,

pengalihan, umpan balik, dan suasana nyaman.

Dalam tahapan ini menurut Gomes (2010) terdapat paling kurang

tiga tahapan utama dalam pelatihan dan pengembangan, yakni: penentuan

kebutuhan pelatihan, desain program pelatihan, evaluasi program

pelatihan.

Page 19: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

40

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Camat, diketahui

bahwa pelatihan pada Kantor Kecamatan Kota Kendal belum sesuai

dengan teori yang ada. Hal ini terjadi karena kegiatan yang berjalan di

lapangan sudah berjalan bertahun-tahun sehingga menjadi sebuah budaya.

Tetapi ada juga yang sudah sesuai dengan teori seperti partisipasi,

evaluasi, pelatihan instruksi pekerjaan, dan pembelajaran program.

4.3.1. Input

1. Materi Training

Training atau pelatihan dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan keterampilan seseorang (dalam hal ini adalah meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal.

Materi training merupakan bahan atau input yang dimiliki sebagai pegawai

Kantor Kecamatan Kota Kendal. Training dilaksanakan di Kantor

Kecamatan Kota Kendal. Sasaran training disampaikan secara jelas pada

awal sesi training, dengan maksud untuk membuat pegawai Kantor

Kecamatan Kota Kendal dapat memperoleh gambaran tentang bagaimana

cara kerja atau metode dalam bekerja sebelum mereka benar-benar terjun

di lapangan untuk menjadi pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal.

Menurut para peserta training (responden penelitian), materi yang

diberikan oleh pimpinan sudah terstruktur dengan baik karena pimpinan

melatih pegawai supaya mereka mendapatkan kesan praktek langsung di

Page 20: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41

lapangan yaitu dengan pegawai membuat rancangan materi untuk bekerja,

kemudian pegawai mempraktekkan saat bekerja.

Materi yang dipraktekkan memang diperoleh saat training, yaitu

meliputi materi bagaimana cara mengajar yang baik, mempersiapkan

materi yang baik, berinteraksi dengan baik. Dari hasil penyebaran

kuesioner juga diketahui bahwa 20 orang responden (100%) menyatakan

bahwa materi training telah disampaikan dengan jelas, bahwa sasaran

training disampaikan secara jelas pada awal sesi training, materi training

diberikan sebelum pelaksanaan training, materi training yang diberikan

pelatih terstruktur dengan baik, semua materi yang diberikan termasuk

bahan training merupakan materi yang dibutuhkan dalam pekerjaan.

2. Metode Training

Input kedua adalah metode training yaitu cara yang digunakan

untuk mendidik para peserta training (responden penelitian yaitu pegawai

Kantor Kecamatan Kota Kendal) dalam mendidik pegawainya. Ditinjau

dari metode training, ternyata metode mengajar yang yang diterapkan

selama mengikuti training baik, tingkat keefektifannya tinggi, metode

yang ada saat ini memang membuat peserta training lebih mudah

memahami materi. Hal ini disebabkan karena pelatih yang mengajar

menggunakan tiga metode yaitu :

Page 21: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

42

a. Metode ceramah: peimpinan menyampaikan materi kepada

pegawai bagaimana cara menyampaikan materi dengan baik

kepada pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal.

b. Metode tanya jawab: pimpinan membuka sesi tanya jawab,

bagi peserta training yang belum jelas mengenai materi training

dipersilahkan untuk bertanya sehingga semua peserta training

memahami semua materi yang disampaikan dengan baik.

c. Metode diskusi: para pegawai diperbolehkan untuk

mendiskusikan semua hal yang berkaitan dengan materi hari

tersebut sehingga mereka benar-benar memahami apakah inti

dari materi yang disampaikan hari itu.

Ditinjau dari tingkat keefektifannya, selama ini metode tersebut

telah efektif karena telah dapat dilaksanakan dengan baik, dan telah ada

pedomannya, serta apabila ada peserta yang tidak jelas dapat langsung

mengajukan pertanyaan. Artinya para peserta dapat memahami materi

dengan lebih mudah dan memahami apa yang disampaikan oleh pimpinan

dengan baik sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan dengan metode

yang efektif.

Berdasarkan pada uraian tersebut dapat dikatakan ditinjau dari

input (yaitu materi dan metodenya) training pegawai Kantor Kecamatan

Kota Kendal telah efektif dan baik sehingga harus dipertahankan di

kemudian hari. Keefektifan ini dapat dilihat dari materi yang sesuai

dengan praktek pengajaran di lapangan saat mereka terjun benar-benar

Page 22: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

43

menjadi seorang pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal, dan metode

yang disampaikan telah efektif (yaitu dengan metode ceramah, tanya

jawab dan diskusi).

4.3.2. Proses Training

Proses training dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu training saat

di kantor (Kantor Kecamatan Kota Kendal) yaitu selama 3 hari dan saat

proses pelatihan atau training di lapangan yaitu di luar Kantor Kecamatan

Kota Kendal selama 3 bulan.

1. Proses Training

Ditinjau dari proses training, ternyata instruktur yang ditunjuk

profesional, instruktur tidak didatangkan dari luar Kantor Kecamatan Kota

Kendal tetapi dari dalam Kantor Kecamatan Kota Kendal, instruktur

bersedia memberikan bantuan pada saat diperlukan, jadwal training tidak

mengganggu selama bekerja, kegiatan training tersusun dengan baik dan

lokasi training ditentukan oleh Kantor Kecamatan Kota Kendal. Sebagian

besar responden (65%) masih menganggap bahwa kurang banyak

kesempatan untuk mempraktekkan ketrampilan yang diajarkan.

Instruktur yang ditunjuk profesional, dengan maksud instruktur

(dalam hal ini adalah pegawai pengajar micro teaching) melakukan

pekerjaannya yaitu mengajar para pegawai Kantor Kecamatan Kota

Kendal dengan baik dan sesuai dengan tuntutan profesi sebagai tenaga

Page 23: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

44

pengajar, mereka mampu untuk menyampaikan materi training dengan

baik sehingga para mahasiswa merasa instrukturnya profesional.

Instruktur bersedia memberikan bantuan saat diperlukan artinya

pada saat pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal mengalami kesulitan

dalam mengajar, mereka dapat meminta bantuan kepada instrukturnya

untuk mencari solusi dan instruktur memberikan solusi pemecahan

masalah yang dihadapi, sehingga pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal

dapat memecahkan masalah yang dihadapinya serta menjalankan tugasnya

selama training dengan baik.

Jadwal training tidak mengganggu kuliah sebab model training

yang diadakan oleh Kantor Kecamatan Kota Kendal, sehingga masuk

dalam kegiatan dan sama sekali tidak mengganggu proses bekerja yang

lainnya.

Kegiatan training tersusun dengan baik, dimana pegawai Kantor

Kecamatan Kota Kendal diminta untuk membuat rancangan materi untuk

mengajar, menyampaikan materi, mempraktekkan di kantor, dan pengajar

memberikan penilaian. Dengan susunan yang terstruktur dan tersusun

secara sistematis ini, maka mahasiswa akan lebih efektif dalam

menjalankan proses trainingnya.

Lokasi training telah ditentukan oleh Kantor Kecamatan Kota

Kendal dengan pertimbangan kerja sama yang selama ini telah dijalin

dengan pihak sekolah, selain itu untuk mengatasi masalah kesulitan

pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal jika mencari lokasi sendiri,

Page 24: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

45

belum tentu ijin akan diberikan. Jadi untuk memperkecil masalah yang

mungkin akan muncul jika lokasi training tidak ditentukan Kantor

Kecamatan Kota Kendal, maka pihak Kantor Kecamatan Kota Kendal

mengambil jalan tengah yaitu menentukan lokasi trainingnya.

4.3.3. Output

Output dalam hal ini adalah hasil dari input dan proses training.

Yang dimaksud dengan output adalah bagaimana hasil dari evaluasi

training di Kantor Kecamatan Kota Kendal.

1. Evaluasi Training

Sedangkan dilihat dari segi evaluasi training, menurut responden

setelah training, untuk mengetahui sejauh mana peserta telah memahami

dan dilakukan evaluasi dan tes evaluasi ini membantu mereka untuk

terlatih atau menjadi lebih terampil. Program training ini penting untuk

dilakukan sebab dapat membimbing para pegawai Kantor Kecamatan Kota

Kendal untuk mengatasi cara kesulitan bekerja dan dapat mengetahui cara

bekerja yang baik dan benar. Evaluasi dilakukan setelah training

berlangsung dan evaluasi dilakukan oleh pimpinan Kantor Kecamatan

Kota Kendal. Saat evaluasi berlangsung, para peserta dapat mengetahui

bagaimana cara bekerja yang baik.

Dengan adanya tes evaluasi ini peserta training dapat mengetahui

dimanakah kelemahan metode mengajar mereka sebagai pegawai Kantor

Kecamatan Kota Kendal dengan tepat evaluasi ini akan menjadi masukan

Page 25: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

46

yang berharga di masa mendatang saat ia menjadi seorang pegawai Kantor

Kecamatan Kota Kendal yang sesungguhnya, dan membantu mereka lebih

terlatih atau lebih terampil.