Page 1
22
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Objek Penelitian
4.1.1. Gambaran Kecamatan Kota Kendal
Kecamatan Kota Kendal merupakan salah satu dari 20 kecamatan
yang ada di Kabupaten Kendal. Kecamatan Kota Kendal merupakan
wilayah administratif Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah
Kecamatan Kota mempunyai wilayah 2.749.496 Ha. Jumlah penduduk di
wilayah Kecamatan Kota Kendal Kabupaten Kendal sampai dengan bulan
Juli 2014 sejumlah 56.633 Jiwa terdiri dari 28.196 jiwa untuk Laki-laki
dan 28.454 Jiwa untuk perempuan. Pada tahun 2017 mencapai 87.574 jiwa
(Sumber: BPS Kendal, 2018).
Didalam setiap satuan organisasi negara telah diatur sebuah Struktur
Organisasi, hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka
memimpin suatu satuan organisasi negara. Dan penataan organisasi untuk
Kecamatan telah diatur didalam Peraturan Daerah Kabupaten Kendal
Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok
Pemerintahan Kecamatan dan Pemerintahan Kelurahan di Kabupaten
Kendal sebagaimana tersebut pada gambar 4.1. dibawah ini :
Page 2
23
Struktur Organisasi
Berikut adalah bagan dari struktur organisasi Kecamatan Kota Kendal
yang terdiri dari camat, kelompok jabatan fungsional, sekertaris kecamatan,
bagian perencanaan dan keuangan, bagian umum dan kepegawaian, seksi
pemerintah, seksi ketentraman dan ketertiban, seksi pembangunan, seksi
kesejahteraan sosial, dan seksi pelayanan umum:
CAMAT (1 orang)
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL (10 orang)
SUB. BAG..
SEKRETARIS KECAMATAN
(1 orang)
SUB. BAG. UMUM PERENCANAAN DAN KEUANGAN (5 orang)
DAN KEPEGAWAIAN (5 orang)
SEKSI PEMERINTAHAN
(5 orang)
SEKSI KETENTRAMAN DAN
KETERTIBAN (5 orang)
SEKSI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (4 orang)
SEKSI PELAYANAN
UMUM (6 orang)
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Kecamatan Kota Kendal
Tugas dan Fungsi
Berikut adalah tugas dan fungsi masing-masing bagian di Kecamatan Kota
Kendal:
1. Camat
Kecamatan sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan Pemerintah
Daerah dipimpin oleh Camat yang berkedudukan dibawah dan
Page 3
24
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sesuai pasal
4 ayat (2) Perda Kab Kendal Nomor 22 tahun 2007, bahwa camat
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah. Dan dalam Perbup Kendal Nomor 37 Tahun 2008
tentang Rincian, Tugas, Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan Struktural
dan Tata Kerja Pada Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kelurahan di
Kabupaten Kendal, bahwa Pemerinhah Kecamatan dipimpin oleh Camat
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenanngan pemerintahan
yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi
daerah
2. Sekretaris Kecamatan
Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Camat dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina, mengendalikan di bidang administrasi, perencanaan kegiatan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan, urusan umum, kepegawaian dan
keuangan.
3. Sub. Bagian Perencanaan dan Keuangan
Sub bagian Perencanaan dan Keuangan melaksanakan tugas pokok
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perencanaan program
dan kegiatan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
dan pengelolaan keuangan Kecamatan.
Page 4
25
4. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian.
Sub bagian Umum dan Kepegawaian melaksanakan tugas pokok
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengelolaan
administrasi umum, organisasi dan tata laksana, pengurusan rumah tangga,
perlengkapan/perbekalan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan serta
pengelolaan administrasi kepegawaian perangkat kecamatan
5. Seksi Pemerintahan
Seksi Pemerintahan melaksanakan tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Camat dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang pemerintahan umum dan
desa/kelurahan, administrasi kependudukan dan meningkatkan
kemandirian politik.
6. Seksi Ketentraman dan Ketertiban
Seksi Ketentraman dan Ketertiban melaksanakan tugas pokok
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, pengendalian ketentraman dan ketertiban wilayah serta
pembinaan Satuan Polisi Pamong Praja di Kecamatan
7. Seksi Kesejahteraan Sosial
Seksi Kesejahteraan Sosial melaksanakan tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Camat dalam merumuskan kebijakan,
mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang
kesejahteraan sosial
Page 5
26
8. Seksi Pembangunan
Seksi Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyaitugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan di bidang
pembangunan, pemberdayaan masyarakat, perekonomian desa/kelurahan,
produksi dan distribusi, peningkatan sarana prasarana fasilitas umum serta
lingkungan hidup sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan.
9. Seksi Pelayanan Umum
Seksi Pelayanan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat dalam
merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, pembinaan, pengendalian
kegiatan di bidang pelayanan umum yang meliputi inventarisasi data
kekayaan desa/kelurahan, dan sarana prasarana desa yang berkaitan
dengan pelayanan masyarakat, kebersihan lingkungan dan pelayanan
penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan kewenangan yang diberikan
yang diperlukan warga masyarakat.
4.1.2. Gambaran Responden
Penelitian ini dilakukan Kantor Kecamatan Kota Kendal.
Gambaran umum responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin,
usia responden, pendidikan, masa kerja, dan status perkawinan mereka
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Page 6
27
Tabel 4.4. Jenis Kelamin Responden
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa responden pada
penelitian paling banyak berjenis kelamin laki-laki berjumlah 23 orang
(54,8%) dan sisanya 19 orang atau 45,2% adalah perempuan.
Tabel 4.5. Usia Responden
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden paling banyak
berusia 41-50 tahun berjumlah 21 orang (50%).
Tabel 4.6. Crosstab Jenis Kelamin dan Usia
Sumber: Data Primer yang Diolah
Jenis Kelamin
Usia Total
21-30 tahun
% 31-40 tahun
% 41-50 tahun
% 51-60 tahun
% total %
Laki-Laki 1 2,3% 3 7,1% 10 23,8 9 21,4 23 54,8%
Perempuan 0 0% 2 4,8% 11 26,2 6 14,3 19 45,2%
Total 1 2,3% 5 11,9 21 50% 15 35,7 42 100%
No. Usia Jumlah (orang) %
1.
2.
3.
4.
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
51- 60 tahun
1
5
21
15
2,3%
11,9%
50%
35,7%
TOTAL: 42 100%
No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) %
1.
2.
Laki-laki
Perempuan
23
19
54,8%
45,2%
TOTAL: 42 100%
Page 7
28
Berdasarkan pada tabel 4.6 diketahui bahwa responden pada
penelitian paling banyak berjenis perempuan dengan usia 41-50 tahun
yaitu 11 orang atau 26,2%.
Tabel 4.7. Pendidikan Responden
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan pada tabel 4.7 diketahui bahwa responden pada
penelitian yang paling banyak berpendidikan S1 yaitu berjumlah 16 orang
(38,1%).
Tabel 4.8. Masa Kerja Responden
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa responden pada
penelitian paling banyak telah bekerja selama >13 tahun yaitu berjumlah
masing - masing 15 orang.
No. Pendidikan Jumlah (orang) %
1
2
3
4
SLTA
Diploma
Strata 1
Strata 2
9
12
16
5
21,4%
28,6%
38,1%
11,9%
TOTAL: 42 100%
No. Masa Kerja Jumlah (orang) %
1
2
3
1-12 tahun
13-24 tahun
25-36 tahun
12
15
15
16,7%
59,5%
23,8
TOTAL: 42 100%
Page 8
29
Tabel 4.9. Status Perkawinan
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa responden pada
penelitian paling banyak sudah menikah berjumlah 31 orang (73,8%).
Tabel 4.10. Jabatan / Golongan PNS
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa responden pada
penelitian yang paling banyak masuk pada golongan IIIa ada 7 orang.
Banyaknya responden yang termasuk dalam golongan IIIa karena kinerja
mereka yang baik dan juga mereka memiliki peningkatan prestasi dalam
bekerja.
No. Golongan Jumlah (orang) %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ia
IIa
IIb
IIc
IId
IIIa
IIIb
IIIc
IIId
Ivb
5
4
5
3
3
7
4
4
3
4
11,9%
9,5%
11,9%
7,1%
7,1%
16,7%
9,5%
9,5%
7,1%
9,5%
TOTAL: 42 100%
No. Status Perkawinan Jumlah (orang) %
1.
2.
Menikah
Belum Menikah
31
11
73,8%
26,2%
TOTAL: 42 100%
Page 9
30
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Gambaran Proses Pelaksanaan Pelatihan
Berikut akan diuraikan mengenai proses pelatihan di Kantor
Kecamatan Kendal: sifat pelatihan kondisional 1 tahun 3 pelatihan
diantaranya adalah simda keuangan, persamaan gender, dan bintek
kearsipan. Pelatihan diadakan oleh Bakulda (Badan Keuangan Daerah),
Kesra (Kesejahteraan Rakyat Setda KDI), dan Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah. Dalam satu kecamatan dikirim satu orang yang
mewakili bakulda dan 3 instansi yang posisinya sejajar dengan OPD
(Organisasi Perangkat Daerah).
4.2.1.1. Gambaran Proses Pelaksanaan Pelatihan Bagian Keuangan
Jumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berjumlah 58 yang
terdiri dari 38 OPD dari 20 kecamatan sekabupaten Kendal. Penunjukan
langsung disertai surat perintah dari Bapak Camat Kota Kendal. Bentuk
pelatihan sosialisasi dengan praktek langsung adalah Bakulda administrasi,
keuangan dan transparasi untuk kecamatan Kota Kendal, pengakuan hak
antara perempuan dan transparasi untuk Kecamatan Kota Kendal, tertib
kearsipan, tertib arsip dinamis dan arsip statis. Rata rata pelatihan di Kota
Kendal diadakan oleh instansi Pemerintahan Kabupaten Kendal, bukan
Lembaga-lembaga independen. Bakulda narasumbernya berasal dari
BKPP provinsi yang terdiri dari provinsi, staf ahli, dan staf akademis.
Pelatihan dilakukan selama 1 hari yang dilakukan saat jam kerja dan
Page 10
31
diharapkan setelah pelatihan ada perubahan. Tidak ada jadwal rutin untuk
mengadakan Bintek, sifatnya kondisional berdasarkan program kerja.
Dari 42 responden, 8 orang (OPD) mengalami training pelatihan
seperti pada gambar flowchart 4.2 - 4.3 (off the job training). Dan 2 orang,
yaitu Camat dan Sekretaris Camat tidak mengikuti training. Sisanya 32
orang, yaitu 18 orang adalah pegawai junior atau pegawai baru yang
mengikuti training dan sisanya 14 orang mengalami rolling atau rotasi
training di OPD yang lain.
Berikut ini adalah flowchart pelatihan pegawai kecamatan Kendal bagian
keuangan dimana Bakulda melakukan training kepada Simda keuangan
dan OPD, seperti tampak pada gambar 4.1:
Gambar 4.1. Flowchart Pelatihan Pegawai Kecamatan Kendal Bagian
Keuangan
Bakulda
Simda Keu
OPD
Page 11
32
4.2.1.2. Gambaran Proses Pelaksanaan Pelatihan Bagian Kearsipan
Pelatihan kearsipan diadakan manakala ada kebutuhan OPD untuk
mengarsipkan laporan data selama 5 tahun terakhir, karea pada dasarnya
arsip di atas usia 5 tahun harus di pilah menjadi arsip aktif dan non aktif.
Maka dibutuhkan pelatihan untuk mengakomodir kegiatan tersebut dengan
cara penunukan langsung lewat surat dari kepala kearsipan dan
perpusatakaan dareah kepada seluruh kepala OPD sekabupaten Kendal
untuk menunjuk salah satu atau pelaksana untuk mengikuti pelatihan
tersebut selama satu sampai dua hari. Proses di mulai dari:
1. Memilah arsip aktif dan non aktif
2. Jika masuk kategori arsip aktif akan disimpan dalam kemari arisp
3. Mamakala masuk kategori ariso non aktidf akan di hapus atau di
bakar
4. Arsip orang-orang yang berkopenten di bidang kearsipan
Arsip merupakan kumpulan warkat yang disimpan secara teratur dan
terencana, karena memiliki nilai suatu kegunaan agar setiap kali
diperlukan dapat ditemukan kembali. Jadi sebagai intinya arsip adalah
himpunan lembaran-lembaran tulisan yang merupakan salah satu
bukti/aset organisasi dan individu dalam mempertahankan hak dan
kewenangan terhadap sesuatu yang menjadi hak milik. Keberadaan arsip
bagi organisasi/perusahaan dapat dijadikan sebagai tulang punggung
manajemen organisasi, sedangkan bagi individu/masyarakat keberadaan
arsip dapat juga menjadi simbol jati diri seseorang. Untuk mempermudah
Page 12
33
mendapatkan arsip, dalam penyimpanannya menggunakan kode-kode
khusus dan dikembangkan oleh masing-masing yang berkepentingan.
Pengarsipan juga dikelompokkan sesuai kepentingan dan waktu
kebergunaan/keterpakaian.
Kantor arsip perpustakaan daerah mengirim Bintek Kearsipan dan
kemudian OPD (2 orang) dikirim untuk dilakukan training bagian
kearsipan. Berikut ini adalah gambaran proses pelaksanaan pelatihan pada
bagian kearsipan:
Gambar 4.2. Flowchart Pelatihan Pegawai Kecamatan Kendal
Bagian Kearsipan Kantor Arisp dan
Perpustakaan Daerah
Bintek Kearsipan
OPD
4.2.1.3. Gambaran Proses Pelaksanaan Pelatihan Bagian Kesejahteraan
Rakyat
Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah
berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah.
Dasar utama penyusunan organisasi perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Page 13
34
daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan , namun tidak
berarti setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam
organisasi tersendiri. Pembentukan perangkat daerah semata-mata
didasarkan pada pertimbangan rasional untuk melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangandaerah secara efektif dan efisien.
Penataan Organisasi Pemerintah Daerah ( OPD) serta penyusunan struktur
organisasi pada Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) saat ini
dilakukan berdasarkan pada kerangka regulasi serta kebutuhan obyektif
dan kondisi lingkungan strategis daerah. Kerangka regulasi yang
dimaksud adalah Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 sebagai
perubahan terhadap PeraturanPemerintah sebelumnya.
Berdasarkan pada gambar 4.3. diketahui bahwa flowchart pelatihan
Kesra bidang pemberdayaan masyarakat dimulai dari bagian Kesra dan
seksi pemberdayaan masyarakat, kemudian 2 orang OPD dikirim untuk
melakukan pelatihan di bidang ini. Penunjukan petugas Kesa berdasarkan
usulan OPD sekabuoaten Kendal yang dikirimkan kepada Kepala Kesra
Kabupaten Kendal yang kemudian akan di tindaklanjuti dan disahkan oleh
Bupati Kendal. Surat SK akan dikirim by name by addres kepada masng-
masing OPD. Bentuk pelatihan adalah sosialisasi Tanggap Darurat
Nasional, banjir, tanah longsor, sosialisasi beras miskin, dan sosialisasi
alat pemadam api ringan. Berikut ini adalah gambar tentang flowchart
pelatihan bagian OPD Kesejahteraan rakyat (Kesra):
Page 14
35
Gambar 4.3. Flowchart Pelatihan Kesra Bidang Pemberdayaan
Masyarakat Bagian Kesejahteraan Rakyat
Kesra
Seksi Pemberdayaan
Masyarakat
OPD
4.2.2. Tanggapan Mengenai Pelatihan
Untuk mengetahui tanggapan pemilik mengenai pelatihan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Page 15
36
Tabel 4.11. Tanggapan Responden Mengenai Pelatihan
Sumber: Data Primer yang Diolah (2017)
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa ternyata rata-
rata responden untuk pelatihan sebesar 3,99 dan termasuk dalam kategori
baik. Artinya pelatihan yang dilakukan mampu meningkatkan kemampuan
dalam mengembangkan bakat dan minat, responden sering mendapatkan
pelatihan berupa seminar atau diklat, materi pelatihan yang diterima
disesuaikan dengan bidang pekerjaan, dan isi progam pelatihan yang
Keterangan
Jawaban
TOTAL
SCORE
Rata- rata
Kategori
SS(5) S(4) N(3) TS(2) STS(1)
F S F S F S F S F S Pelatihan yang anda lakukan mampu meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan bakat dan minat anda
7 35 31 124 2 6 2 0 0 0 165 3,93 Baik
Anda sering mendapatkan pelatihan berupa seminar atau diklat
10 50 17 68 9 27 6 12 0 0 157 3,74 Baik
Materi pelatihan yang anda terima di sesuaikan dengan bidang pekerjaan anda
9 45 28 112 1 3 4 8 0 0 168 4,00 Baik
Isi progam pelatihan yang diberikan sesuai dengan bidang anda
11 55 16 64 10 30 5 10 0 0 159 3,79 Baik
Pelatihan membut Anda lebih paham dalam menjalankan tugas
10 50 24 96 8 24 0 0 0 0 170 4,05 Baik
Materi yang di dapat dalam pelatihan sangat menarik dan tidak membosankan
14 70 22 88 6 18 0 0 0 0 176 4,19 Baik
Pelatihan di Kota Kendal diadakan oleh instansi Pemerintahan Kabupaten Kendal, bukan Lembaga-lembaga independen 9 45 24 96 9 27 0 0 0 0 168 4,00 Baik
Pelatihan sebaiknya dilakukan sesering mungkin
13 65 23 92 6 18 0 0 0 0 175 4,17 Baik
Pelatihan akan menampilkan informasi tentang kesenjangan antara tuntutan jabatan, dan kompetensi secara nyata pada setiap pegawai
11 55 25 100 6 18 0 0 0 0 173 4,12 Baik
Melakukan analisis kebutuhan yang tepat harus dilandasi kajian teoritis dan mempertimbangkan kondisi yang sebenarnya terjadi di dunia pelatihan
9 45 24 96 9 27 0 0 0 0 168 4,00 Baik
Rata-Rata 3,99 Baik
Page 16
37
Berdasarkan pada gambar tersebut diketahui bahwa flowchart pelatihan
Kesra bidang pemberdayaan masyarakat dimulai dari bagian Kesra dan
seksi pemberdayaan masyarakat, kemudian 2 orang OPD dikirim untuk
melakukan pelatihan di bidang ini.
4.3. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil wawancara dan
observasi peneliti tentang pelatihan di Kecamatan Kota Kendal meliputi
input, proses dan output training, yang meliputi materi training, metode
training, dan proses training.
Penelitian yang dilakukan Adman (2012) menyatakan bahwa untuk
mendapatkan bentuk pelatihan yang sesuai dengan kondisi pegawai yang
ada, analisa kebutuhan harus dilakukan detail sesuai dengan karakteristik
setiap pegawai. Pada hakekatnya analisa kebutuhan pelatihan ini secara
operasional akan menjadi pedoman dan petunjuk bagi pembuat keputusan
atau pimpinan dalam mengarahkan bentuk kegiatan pelatihan yang cocok
pada setiap karyawan. Produk akhirnya adalah daftar atau list kebutuhan
pelatihan pegawai dalam jangka waktu tertentu. Daftar ini akan menjadi
catatan induk mengenai perkembangan karir setiap pegawai.
Sebelum pelatihan dapat diselenggarakan, kabutuhan akan hal itu
perlu dianalisis lebih dahulu. Hal demikian disebut sebagai
langkah/tahapan penilaian dari proses pelatihandan pengembangan
beberapa tahapan berikutnya: (Gomes, 2010)
Page 17
38
1. Penilaian kebutuhan pelatihan.
Tidak ada penilaian kebutuhan dikarenakan semua pelatihan yang
diikuti oleh OPD Kecamatan berdasarkan pada undangan yang berasal
dari Kabupaten untuk undangan dari Balukda, untuk pelatihan
administrasi dari kearsipan kabupaten, untuk pelatihan pelatihan Kesra
undangan dari sekretariat Bupati.
2. Perumusan tujuan pelatihan.
Perumusan tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara input,
output, outcome, dan impact dari pelatihan itu sendiri. Dilakukannya
penilaian kebutuhan pelatihan supaya skill pegawai di Kecamatan
Kota Kendal semakin meningkat. Terutama pada bagian simda
keuangan dan bintek kearsipan.
3. Prinsip-prinsip pelatihan.
a. Partisipasi: para pengikut latihan hendaknya dipacu untuk turut
aktif mengambil bagian dalam kegiatan latihannya. Jenis
pendidikan yang monoton sebaiknya dihindari karena akan
mendatangkan kebosanan dan pengikut latihan diberi kesempatan
untuk bertukar pikiran dengan pelatihnya sehingga partisipasi yang
diinginkan benar-benar dapat terwujud
b. Pendalaman
c. Relevansi
d. Pengalihan
Page 18
39
e. Umpan balik: Fasilitator perlu mengetahui bahwa peserta
mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa yang
disampaikan, dan sebaliknya peserta juga membutuhkan umpan
balik sesuai dengan penampilan/kinerja mereka
f. Suasana nyaman
g. Memiliki kriteria
4. Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan
a. Pelatihan instruksi pekerjaan yang dilakukan oleh Badan Keuangan
Daerah, Kesejahteraan Rakyat Setda KDI, dan Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah. Pelatihan berisi tentang latihan atau
pendidikan yang dikaitkan secara erat dengan job analysis dari
jabatan yang akan dipangku pada masa yang akan datang.
b. Perumusan tujuan pelatihan dilakukan oleh semua staff Kecamatan
Kota Kendal. Perumusan tujuan pelatihan dilakuan supaya skill
pegawai di Kecamatan Kota Kendal semakin meningkat
c. Prinsip pelatihan meliputi partisipasi, pendalaman, relevansi,
pengalihan, umpan balik, dan suasana nyaman.
Dalam tahapan ini menurut Gomes (2010) terdapat paling kurang
tiga tahapan utama dalam pelatihan dan pengembangan, yakni: penentuan
kebutuhan pelatihan, desain program pelatihan, evaluasi program
pelatihan.
Page 19
40
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Camat, diketahui
bahwa pelatihan pada Kantor Kecamatan Kota Kendal belum sesuai
dengan teori yang ada. Hal ini terjadi karena kegiatan yang berjalan di
lapangan sudah berjalan bertahun-tahun sehingga menjadi sebuah budaya.
Tetapi ada juga yang sudah sesuai dengan teori seperti partisipasi,
evaluasi, pelatihan instruksi pekerjaan, dan pembelajaran program.
4.3.1. Input
1. Materi Training
Training atau pelatihan dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan keterampilan seseorang (dalam hal ini adalah meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal.
Materi training merupakan bahan atau input yang dimiliki sebagai pegawai
Kantor Kecamatan Kota Kendal. Training dilaksanakan di Kantor
Kecamatan Kota Kendal. Sasaran training disampaikan secara jelas pada
awal sesi training, dengan maksud untuk membuat pegawai Kantor
Kecamatan Kota Kendal dapat memperoleh gambaran tentang bagaimana
cara kerja atau metode dalam bekerja sebelum mereka benar-benar terjun
di lapangan untuk menjadi pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal.
Menurut para peserta training (responden penelitian), materi yang
diberikan oleh pimpinan sudah terstruktur dengan baik karena pimpinan
melatih pegawai supaya mereka mendapatkan kesan praktek langsung di
Page 20
41
lapangan yaitu dengan pegawai membuat rancangan materi untuk bekerja,
kemudian pegawai mempraktekkan saat bekerja.
Materi yang dipraktekkan memang diperoleh saat training, yaitu
meliputi materi bagaimana cara mengajar yang baik, mempersiapkan
materi yang baik, berinteraksi dengan baik. Dari hasil penyebaran
kuesioner juga diketahui bahwa 20 orang responden (100%) menyatakan
bahwa materi training telah disampaikan dengan jelas, bahwa sasaran
training disampaikan secara jelas pada awal sesi training, materi training
diberikan sebelum pelaksanaan training, materi training yang diberikan
pelatih terstruktur dengan baik, semua materi yang diberikan termasuk
bahan training merupakan materi yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
2. Metode Training
Input kedua adalah metode training yaitu cara yang digunakan
untuk mendidik para peserta training (responden penelitian yaitu pegawai
Kantor Kecamatan Kota Kendal) dalam mendidik pegawainya. Ditinjau
dari metode training, ternyata metode mengajar yang yang diterapkan
selama mengikuti training baik, tingkat keefektifannya tinggi, metode
yang ada saat ini memang membuat peserta training lebih mudah
memahami materi. Hal ini disebabkan karena pelatih yang mengajar
menggunakan tiga metode yaitu :
Page 21
42
a. Metode ceramah: peimpinan menyampaikan materi kepada
pegawai bagaimana cara menyampaikan materi dengan baik
kepada pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal.
b. Metode tanya jawab: pimpinan membuka sesi tanya jawab,
bagi peserta training yang belum jelas mengenai materi training
dipersilahkan untuk bertanya sehingga semua peserta training
memahami semua materi yang disampaikan dengan baik.
c. Metode diskusi: para pegawai diperbolehkan untuk
mendiskusikan semua hal yang berkaitan dengan materi hari
tersebut sehingga mereka benar-benar memahami apakah inti
dari materi yang disampaikan hari itu.
Ditinjau dari tingkat keefektifannya, selama ini metode tersebut
telah efektif karena telah dapat dilaksanakan dengan baik, dan telah ada
pedomannya, serta apabila ada peserta yang tidak jelas dapat langsung
mengajukan pertanyaan. Artinya para peserta dapat memahami materi
dengan lebih mudah dan memahami apa yang disampaikan oleh pimpinan
dengan baik sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan dengan metode
yang efektif.
Berdasarkan pada uraian tersebut dapat dikatakan ditinjau dari
input (yaitu materi dan metodenya) training pegawai Kantor Kecamatan
Kota Kendal telah efektif dan baik sehingga harus dipertahankan di
kemudian hari. Keefektifan ini dapat dilihat dari materi yang sesuai
dengan praktek pengajaran di lapangan saat mereka terjun benar-benar
Page 22
43
menjadi seorang pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal, dan metode
yang disampaikan telah efektif (yaitu dengan metode ceramah, tanya
jawab dan diskusi).
4.3.2. Proses Training
Proses training dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu training saat
di kantor (Kantor Kecamatan Kota Kendal) yaitu selama 3 hari dan saat
proses pelatihan atau training di lapangan yaitu di luar Kantor Kecamatan
Kota Kendal selama 3 bulan.
1. Proses Training
Ditinjau dari proses training, ternyata instruktur yang ditunjuk
profesional, instruktur tidak didatangkan dari luar Kantor Kecamatan Kota
Kendal tetapi dari dalam Kantor Kecamatan Kota Kendal, instruktur
bersedia memberikan bantuan pada saat diperlukan, jadwal training tidak
mengganggu selama bekerja, kegiatan training tersusun dengan baik dan
lokasi training ditentukan oleh Kantor Kecamatan Kota Kendal. Sebagian
besar responden (65%) masih menganggap bahwa kurang banyak
kesempatan untuk mempraktekkan ketrampilan yang diajarkan.
Instruktur yang ditunjuk profesional, dengan maksud instruktur
(dalam hal ini adalah pegawai pengajar micro teaching) melakukan
pekerjaannya yaitu mengajar para pegawai Kantor Kecamatan Kota
Kendal dengan baik dan sesuai dengan tuntutan profesi sebagai tenaga
Page 23
44
pengajar, mereka mampu untuk menyampaikan materi training dengan
baik sehingga para mahasiswa merasa instrukturnya profesional.
Instruktur bersedia memberikan bantuan saat diperlukan artinya
pada saat pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal mengalami kesulitan
dalam mengajar, mereka dapat meminta bantuan kepada instrukturnya
untuk mencari solusi dan instruktur memberikan solusi pemecahan
masalah yang dihadapi, sehingga pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal
dapat memecahkan masalah yang dihadapinya serta menjalankan tugasnya
selama training dengan baik.
Jadwal training tidak mengganggu kuliah sebab model training
yang diadakan oleh Kantor Kecamatan Kota Kendal, sehingga masuk
dalam kegiatan dan sama sekali tidak mengganggu proses bekerja yang
lainnya.
Kegiatan training tersusun dengan baik, dimana pegawai Kantor
Kecamatan Kota Kendal diminta untuk membuat rancangan materi untuk
mengajar, menyampaikan materi, mempraktekkan di kantor, dan pengajar
memberikan penilaian. Dengan susunan yang terstruktur dan tersusun
secara sistematis ini, maka mahasiswa akan lebih efektif dalam
menjalankan proses trainingnya.
Lokasi training telah ditentukan oleh Kantor Kecamatan Kota
Kendal dengan pertimbangan kerja sama yang selama ini telah dijalin
dengan pihak sekolah, selain itu untuk mengatasi masalah kesulitan
pegawai Kantor Kecamatan Kota Kendal jika mencari lokasi sendiri,
Page 24
45
belum tentu ijin akan diberikan. Jadi untuk memperkecil masalah yang
mungkin akan muncul jika lokasi training tidak ditentukan Kantor
Kecamatan Kota Kendal, maka pihak Kantor Kecamatan Kota Kendal
mengambil jalan tengah yaitu menentukan lokasi trainingnya.
4.3.3. Output
Output dalam hal ini adalah hasil dari input dan proses training.
Yang dimaksud dengan output adalah bagaimana hasil dari evaluasi
training di Kantor Kecamatan Kota Kendal.
1. Evaluasi Training
Sedangkan dilihat dari segi evaluasi training, menurut responden
setelah training, untuk mengetahui sejauh mana peserta telah memahami
dan dilakukan evaluasi dan tes evaluasi ini membantu mereka untuk
terlatih atau menjadi lebih terampil. Program training ini penting untuk
dilakukan sebab dapat membimbing para pegawai Kantor Kecamatan Kota
Kendal untuk mengatasi cara kesulitan bekerja dan dapat mengetahui cara
bekerja yang baik dan benar. Evaluasi dilakukan setelah training
berlangsung dan evaluasi dilakukan oleh pimpinan Kantor Kecamatan
Kota Kendal. Saat evaluasi berlangsung, para peserta dapat mengetahui
bagaimana cara bekerja yang baik.
Dengan adanya tes evaluasi ini peserta training dapat mengetahui
dimanakah kelemahan metode mengajar mereka sebagai pegawai Kantor
Kecamatan Kota Kendal dengan tepat evaluasi ini akan menjadi masukan
Page 25
46
yang berharga di masa mendatang saat ia menjadi seorang pegawai Kantor
Kecamatan Kota Kendal yang sesungguhnya, dan membantu mereka lebih
terlatih atau lebih terampil.