BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Lebaksiu 4.1.1 Letak Geografis Ditinjau dari segi geografis wilayah kecamatan Lebaksiu terletak 135M di atas laut. Dalam sektor industri tidak begitu terkenal karena potensi wilayahnya adalah pertanian. Adapun industri yang ada di kecamatan Lebaksiu adalah: - Pabrik es sari petojo di desa Lebaksiu Lor - Pabrik kantong plastik - Perusahaan cor logam dan mesin serta hidran air - Perusahaan pemintalan benang Dari keempat perusahaan tersebut tergolong perusahaan sedang karena tenaganya di atas 20 orang. a. Letak wilayah Pemerintah kecamatan Lebaksiu termasuk Kawedanan Slawi dan terdiri dari 15 desa. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Slawi dan dukuh Waru Sebelah Timur : Kecamatan Pangkah Sebelah Selatan : Kecamatan Balapulang Sebelah Barat : Balapulang dan Pagerbarang
31
Embed
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 4.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2005-muchlisoh1-599-Bab4_110-3.pdf · a. Lapangan Usaha Dan Status Pekerjaan ... 4.2 Gambaran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Lebaksiu
4.1.1 Letak Geografis
Ditinjau dari segi geografis wilayah kecamatan Lebaksiu terletak
135M di atas laut. Dalam sektor industri tidak begitu terkenal karena
potensi wilayahnya adalah pertanian. Adapun industri yang ada di
kecamatan Lebaksiu adalah:
- Pabrik es sari petojo di desa Lebaksiu Lor
- Pabrik kantong plastik
- Perusahaan cor logam dan mesin serta hidran air
- Perusahaan pemintalan benang
Dari keempat perusahaan tersebut tergolong perusahaan sedang karena
tenaganya di atas 20 orang.
a. Letak wilayah
Pemerintah kecamatan Lebaksiu termasuk Kawedanan Slawi dan
terdiri dari 15 desa. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Slawi dan dukuh Waru
Sebelah Timur : Kecamatan Pangkah
Sebelah Selatan : Kecamatan Balapulang
Sebelah Barat : Balapulang dan Pagerbarang
b. Luas wilayah
Luas wilayah kecamatan Lebaksiu 4.340,468 Ha yang terdiri dari:
- Tanah sawah : 3.015,608 Ha
- Tanah kering : 1.103,468 Ha.
- Tanah fasilitas umum : 96,660 Ha.
- Lain-lain : 124,732 Ha.
c. Temperatur udara
- Suhu maxsimum : 31,3º C
- Suhu minimum : 23,7º C
- Suhu rata-rata : 26,6º C (Pemerintah Kabupaten
Tegal Kecamatan Lebaksiu, 2004: 6)
d. Iklim
Keadaan iklim di Kecamatan adalah termasuk iklim tropis dengan
dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
e. Angin
Kecepatan angin terendah rata-rata 4 knots sedangkan kecepatan
angin terbesar antara 13 knots. (BPS Mantri Staatistik, dkk,
1998:4)
4.1.2 Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
- Penduduk di kecamatan lebaksiu : 82986 jiwa
- Laki-laki : 40348 jiwa
- Perempuan : 42638 jiwa
- Jumlah kepala keluarga (KK) : 20852 KK
b. Mata pencaharian penduduk
- Petani : 17104 orang
- Petani pemilik tanah : 8788 orang
- Petani penggarap tanah : 194 orang
- Nelayan : 263 orang
- Pengusaha besar/sedang : 686 orang
- Pengrajin atau industri kecil : 14946 orang
- Buruh tani : 15970 orang
- Buruh industri : 2721 orang
- Buruh bangunan : 306 orang
- Pedagang : 4597 orang
- Jasa angkutan : 498 orang
- Pegawai negeri sipil (PNS) : 669 orang
- ABRI : 101 orang
- Pensiunan (PNS atau ABRI) : 461 orang
4.1.3 Kondisi Ekonomi
Perekonomian di wilayah Kecamatan Lebaksiu untuk
sementara ini didukung oleh sektor pertanian dan jasa perdagangan,
hal tersebut dapat dimaklumi mengingat kondisi tanah di wilayah
kecamatan Lebaksiu sangat subur dan sebagian besar penduduknya
bekerja di sektor pertanian, sedangkan sektor perdagangan, industri,
jasa tidak begitu dominan, terkecuali desa-desa di perkotaan, seperti
desa Lebaksiu Lor, Lebaksiu Kidul, Kajen, Pendawa. Kegiatan
ekonomi telah bergerak ke arah perdagangan . Untuk jelasnya yaitu:
- Sektor pertanian : 41 %
- Sektor perdagangan : 22,3%
- Sektor industri rumah tangga : 9,2%
- Sektor jasa : 15,7%
- Sektor lainnya : 11,8%
Dengan adanya dinamika pembangunan serta kemajuan
teknologi yang cepat serta perolehan budaya kehidupan sehari-hari
yang cenderung ke arah konsumtif, sehingga dapat mempengaruhi
kegiatan pembangunan di masa datang. Hal ini bisa dilihat bahwa
potensi terbesar di wilayah kecamatan Lebaksiu adalah tanah pertanian
yang perlu diolah. Namun demikian para generasi muda cenderung
malas untuk bercocok tanam, disisi lain juga karena menurunnya luas
areal produksi. Karena para generasi muda sekarang pemikirannya
sudah maju sehingga memilih untuk mencari pekerjaan yang lebih
baik.
Penurunan luas areal disebabkan adanya perkembangan
penduduk setiap tahunnya meningkat, sehingga tuntutan mendirikan
perumahan terus bertambah, selain dari itu pada daerah sentra industri
muncul pertokoan juga usaha peternakan, pabrik penggilingan padi,
pengkaplingan. Sedangkan turunnya harga hasil pertanian disebabkan
pada saat panen raya, lembaga penampung hasil produksi gabah hanya
dapat menampung sebagian kecil, selain dari itu patokan harga dasar
gabah belum berfungsi sampai ke tingkat petani atau di lapangan.
(Pemerintah Kabupaten Tegal Kecamatan Lebaksiu, 2004:6-8)
a. Lapangan Usaha Dan Status Pekerjaan
Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha
merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi ekonomi
sektoral dalam menyerap tenaga kerja. Selain itu indikator tersebut
juga bisa digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan struktur
perekonomian di suatu daerah.
Pada tabel I di bawah ini menunjukkan kalau sektor
pertanian di kecamatan Lebaksiu peranannya telah mulai digeser
oleh sektor jasa dimana sektor jasa telah mampu menyerap tenaga
kerja lebih besar sedikit yaitu 29,42% dibanding sektor pertanian
28,16% sektor berikutnya adalah sektor perdagangan 21,78%
sektor industri tidak terlalu banyak menyerap tenaga kerja hanya
3,22%. Komposisi lapangan usaha tersebut antara laki-laki dan
perempuan.
Tabel I
Banyaknya Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Laki-laki
Perempuan Laki-lakidan
perempuan
Usaha Jumlah % Jumlah % Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (2) (3) (4)
Pertanian 5485 27,85 3691 28,64 9176 28,16
Industri 666 3,38 382 2,96 1048 3,22
Perdagangan 4047 20,55 3050 23,67 7097 21,78
Jasa 6027 30,60 3557 27,6 9584 29,42
Angkutan 2267 11,51 60 47 2327 7,14
Lainnya 1202 6,10 2148 16,67 3350 10,28
Jumlah 19694 100 12888 100 32582 100
Sumber: BPS Kabupaten Tegal
Terdapat sedikit perbedaan, bagi laki-laki sektor yang
paling banyak menjadi mata pencaharian adalah sektor jasa 30,60%
kemudian disusul sektor pertanian 27,85% dan perdagangan
20,55% sektor angkutan juga cukup banyak digeluti yaitu sebesar
11,51%. Namun bagi perempuan sektor yang paling banyak adalah
sektor pertanian 28,64%. Setelah itu adalah sektor jasa 27,60% dan
perdagangan 23,67%. Ada juga perempuan yang terjun di sektor
angkutan walaupun sangat sedikit hanya 0,47%.
Tabel II
Banyaknya Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Status
Pekerjaan dan Jenis Kelamin.
Status Jumlah Prosentase
Pekerjaan Laki-laki
Perempuan
Laki-laki dan perempuan
Laki-laki
Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Berusaha atau bekerja sendiri
6596 4064 10660 33,49 31,53
Berusaha dibantu buruh tidak tetap
2062 1130 3192
10,47 8,77
Berusaha dibantu buruh tetap
364 110 474 1,85 0,85
Buruh atau karyawan
10260 5898 16158 52,10 45,76
Pekerja tidak dibayar
407 1682 2089 2,67 13,05
Tak terjawab 5 4 9 0,03 0,03 Jumlah 19694 12888 32582 100 100
Sumber: BPS Kabupaten Tegal
Pada tabel II dapat dilihat distribusi penduduk yang bekerja
menurut status pekerjaan. Keadaan ini dapat dijadikan indikator
yang dapat memberika potret atau gambaran tentang kedudukan
pekerjaan atau status pekerjaan.
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sekitar 49,59%
pekerja di kecamatan lebaksiu adalah sebagai buruh atau karyawan
dan 32,27%nya adalah berusaha sendiri, sedangkan yang berusaha
dibantu buruh tidak tetap ada 9,80% dan pekerja tidak dibayar
sebesar 6,41%.
Komposisi tersebut hampir sama antara laki-laki dan
perempuan, hanya saja pada laki-laki yang berusaha dibantu buruh
tidak tetap lebih banyak daripada pekerja tidak dibayar. Sedangkan
pada perempuan kebalikannya, pekerja tidak dibayar lebih banyak
daripada berusaha dibantu buruh tidak tetap. Hal ini wajar karena
tuntutan ekonomi laki-laki lebih besar dari pada perempuan,
sehingga kalaupun perempuan bekerja dikeluarganya sendiri yang
biasanya tidak mendapat bayaran bukan menjadi masalah.
Sedangkan bagi laki-laki yang telah dewasa bekerja untuk
memperoleh penghasilan merupakan keharusan karena
menyangkut harga diri. (Bappeda Kabupaten Tegal, dkk, 2000:18-
20)
4.1.4 Kondisi Kependidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup.
Kecenderungannya semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat maka
akan semakin baik kualitas sumberdaya manusia. Aspek pendidikan
terdapat pada pertanyaan nomor 10 daftar SP 2000 –L2 mengenai
pendidikan tertinggi yang ditamatkan yang dapat dilihat pada tabel III
di bawah ini.
Tabel III:
Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan dan
Jenis Kelamin Tahun 2005
Pendidikan yang Jenis kelamin
Ditamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
Tidak atau belum tamat SD 15273 18767 34040
SD 14138 14224 28362
SLTP 4808 3895 8703
SLTA 2714 1744 4458
D.I/II 141 105 246
D.III 99 61 160
D.IV/perguruan tinggi 213 121 334
Tidak tamat 0 0 0
Jumlah 37386 38917 76303
Sumber: BPS Kabupaten Tegal
Terlihat bahwa tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk
di kecamatan Lebaksiu masih rendah. Terbukti, dari keseluruhan
penduduk kecamatan Lebaksiu masih banyak yang tidak sempat
mengenyam pendidikan ataupun belum sampai tamat SD, yaitu
sebanyak 44,61%. Dan terdapat banyak penduduk yang hanya
menamatkan pendidikan dasar (SD/SLTP) saja, yaitu sebesar 48,58%.
Sedangkan penduduk yang telah berhasil menamatkan pendidikan
yang lebih tinggi dari SLTP dapat dibilang sangat sedikit. Lulusan
SLTA hanya 5,84%. Dan nilai prosentasi ini akan semakin kecil pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Kondisi tersebut cukup memprihatinkan karena penduduk
kecamatan Lebaksiu terbesar adalah penduduk usia muda dimana
mereka akan hidup pada persaingan yang sangat ketat dimasa yang
akan datang. Walaupun tidak selamanya pendidikan menjamin
penghidupa yang lebih baik, namun dengan pendidikan formal yang
baik, seseorang akan lebih luas kesempatannya untuk mengembangkan
diri. (Bappeda Kabupaten Tegal, dkk, 2000:15-16)
4.1.5 Kondisi Keagamaan
Di dalam sensus penduduk 2004 ini terdapat pula pertanyaan
tentang agama atau kepercayaan yang dianut oleh pendudukm
kewarganegaraan dan suku bangsa. Hal ini dapat dilihat pada tabel IV
tentang prosentase penduduk menurut agama tahun 2004.
Tabel IV:
Jumlah dan Prosentase Penduduk Menurut Agama Tahun 2005
Agama Jumlah %
(1) (2) (3)
Islam 84070 99,92
Katolik 30 0,04
Protestan 22 0,03
Hindu 1 0,00
Budha 3 0,00
Lainnya 6 0,01
Jumlah 84132 100
Sumber: BPS Kabupaten Tegal
Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk kecamatan
Lebaksiu adalah agama Islam, yaitu sebesar 99,92%, sedangkan sekitar
0,08% lainnya memeluk agama Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan
kepercayaan lainnya. (Bappeda Kabupaten Tegal, dkk, 2000:14-15)
4.2 Gambaran Umum Radio Raka
4.2.1 Sejarah Berdirinya Radio Raka
Radio Raka semula bernama Radio Bhayangkara. Radio
Bhayangkara didirikan pada bulan Juli tahun 1967 oleh kapten (pol)
Abdul Aziz, komandan kompi c ayah dari Eka Hardiyanto yang
sekarang menjadi direktur atau penanggung jawab Radio Raka Stasiun
radio Bhayangkara, yang berlokasi di sebelah utara alun-alun kodia
Tegal, pada awal berdirinya dipimpin oleh Abdul Aziz. Akan tetapi,
pada tahun 1969 radio tersebut dipercayakan kepada Slamet Budiman
alias Karmen, setelah pak Aziz pemilik tunggalnya, dipindah tugaskan
ke Yogyakarta. Tahun-tahun berikutnya setelah Radio Bhayangkara
berubah nama menjadi PT. Radio Raka sejak tahun 1970, pada tahun
1978 hingga 1985 radio tersebut dikelola oleh Moch. Hadi Utomo.
Baru pada pertengahan tahun 1985, Eka Hardiyanto dipercaya
memimpin dan sekaligus menjadi penanggungjawab hingga sekarang.
Dengan keuletan dan kerja keras Eka Hardianto serta didukung oleh
semua pihak Radio Raka maka Radio Raka kini namanya telah
berkibar, semakin memantapkan keberadaannya ditengah gebyarnya
radio-radio yang ada dan bermunculan di Tegal dan sekitarnya. Dan
Radio Rakalah yang pertamakali mencatat dan berani mendatangkan
artis-artis ibukota. Antara lain: Adi Bing Slamet, Koes Plus, Tety Kadi,
Benyamin S, Panbres, D'lloyd, dan lain sebagainya ditahun 70-an.
Sebagai radio yang memiliki kreatifitas tinggi dan kepedulian
pada musik dangdut, Radio Raka menggaet para pemusik Kalibuntu
dengan mendirikan grup dangdut Raka Nada tahun 1994. grup yang
beranggotakan 15 personil, disamping menerima panggilan pentas,
setiap minggu pertama dan ketiga mengadakan siaran hidup dengan
penyanyi anak sekitar studio Raka. Pada setiap bulan puasa, grup ini
mengadakan siaran langsung "Ronda Sahur" dengan menyuguhkan
irama musik congdut. Sebuah warna musik gabungan antara keroncong
dan dangdut, hasil dari kreasi personil-personilnya (Jurnal Tegal edisi
5, 1997: 4)
4.2.2 Tujuan Berdirinya Radio Raka
1. Memenuhi kebutuhan pendengar atau masyarakat menengah ke
bawah
2. Suguhan acara ringan tapi mengena, jujur apa adanya, lucu dengan
penyampaian pas dan khas, pas untuk kota Tegal dan dialek Tegal
3. Kritik membangun yang dinilai punya greget, misalnya masalah
pedesaan seperti pos kamling yang sering kosong, jalanan rusak,
listrik yang masih byarpet, dengan penyampaian yang membuat
orang tidak begitu tersinggung.
4. Berpihak penuh pada pendengar, tidak plin-plan (mencla-mencle)
5. Berciri islami, berusaha seimbang antara hiburan dan santapan
rohani
6. Mendukung seniman lokal (mengumpulkan pemain-pemain orkes
warga sekitar Raka, Kalibuntu) dan membentuk grup Raka Nada,
sekitar 15 orang diberi kesempatan siaran langsung, dan tampil
mengisi acara Ronda Sahur (Rosa) selama bulan puasa
4.2.3 Struktur Organisasi dan Data Umum Radio Raka
1. Struktur Organisasi Radio Raka
Direktur atau penanggung jawab : H. Eka Hardiyanto, SE
Kepala bagian siaran : Edi Mulyono
Kepala bagian iklan : Atik Rahardi
Sekretaris : Poppy
Bagian keuangan : Juju Jumaroh
Traffic : Eddy W
Teknisi : Jojon Pranama
Diskotik/Administrasi : Ina Kirana
a. Data Radio
Nama Radio : PT. Radio Raka
Frekuensi/call sign : 1044 AM/PM 4 BLG
Nomor anggota : 279-IX/1978
Alamat : Jl. Tentara pelajar no. 52-
Tegal 52122
Telephone : (0283) 355353-356464 Fax.
356464
Radius siaran : 60 km, efektif 40 km
Meliputi daerah kota dan
kabupaten Tegal, kabupaten
Pemalang, Bumiayu serta
sebagian Pekalongan dan
Cirebon
Jam siaran : Pkl. 04.30-24.00 WIB
Direktur : Eka Hardiyanto
Divisi off air : Eddy Mulyono
Penyiar : 15 orang
Operator : 5 orang
Satpam : 4 orang
b. Coverage Area
Kodya dan kabupaten Tegal, kabupaten Brebes, kabupaten
Pemalang serta sebagian Pekalongan dan Cirebon dengan
jumlah 4.533.130 jiwa.
c. Koordinator Daerah
KH. Nur Muhammad Iskandar SQ, H. Rhoma Irama, KH. Idrus
Jamalulail, H. Muamar ZA, Drs. Imron Rosyadi ZA, KI Entus
Susmono
d. Data Media
Format Siaran
Musik : Indonesia Populer : 45%
Lagu Dangdut : 41%
India : 10%
Campur sari/Qasidah : 4%
Segmentasi : Menengah bawah
Profil Pendengar
Sex : Pria : 45%
Wanita : 55%
Usia 15-19 tahun : 11%
20-29 tahun : 20%
30-34 tahun : 33%
35-44 tahun : 26%
45-55 tahun : 10%
Strata Ekonomi Sosial (SES) A-B : 20%
C-D : 80%
Pekerjaan Wiraswasta : 27%
Pegawai/karyawan : 18%
Pekerja/Tani/Nelayan : 25%
Ibu rumah tangga : 15%
Pelajar/Mahasiswa : 10%
Lain-lain : 5%
Pendidikan Tamat SD : 28%
Tamat SLTP : 34%
Tamat SLTA : 27%
Tamat DIII/Sarmud : 8%
Tamat SI/Sarjana : 3%
Tarif Iklan Spot iklan max 60” : Rp.25.000,-
Adlibs max 60” : Rp.30.000,-
Time signal 60” : Rp.35.000,-
Sponsor 30 menit : Rp.300.000,-
Keterangan:
Waktu siar iklan: pkl.05.30-24.00 WIB
Tarif tunggal, durasi max 60”, discount 20%. Pembayaran di muka
atau setelah masa penyiaran. Spot time signal diputar tepat sesuai
order.
4.2.4 Program siaran
Program siaran di radio Raka terdiri dari dua macam yaitu siaran rutin
dan siaran khusus
1. Siaran rutin radio Raka
04.00-04.30 Tune In
Adzan Shubuh
04.30-05.00 Siraman rohani : lagu qasidah
05.00-06.00 Fajar dangdut : lagu dangdut
06.00-08.00 Pacu diri : lagu Indonesia pop
08.00-10.00 Ajojing-pilpen : lagu dangdut
10.00-12.00 Goyang dangdut : lagu dangdut
12.00-13.00 Irlandia I (irama lagu India) : lagu India
13.00-13.05 Info cinema harian
13.05-14.00 Irlandia II : lagu India
14.05-16.00 Salela-pilpen : lagu Indonesia pop
16.00-17.00 Diambang sore/Amso : lagu dangdut
17.00-17.30 Renungan Ilahi : KH. Nur Iskandar SQ
17.00-18.00 Hubungan dengan masjid Agung : Adzan Maghrib
18.00-18.30 Nuansa musik kalbu : lagu islami
18.30-19.00 Salam dan pantun (santun) : lagu dangdut kreatif
19.00-20.00 Musik kawan belajar : lagu Indonesia
20.00-20.15 Kilas informasi : pengumuman lokal
20.15-22.00 Ajang sapa muda
22.00-24.00 Lahinka asyiik : lagu India
2. Siaran khusus
08.00-10.00 Ajojing pilpen
Minggu: tangga lagu dangdut : lagu dangdut
11.00-12.00 Goyang dangdut
Jum’at: irama padang sahara : lagu qasidah
Jum’at: hubunganmasjid : khotbah dan
sholat Jum’at.
20.15-22.00 Ajang sapa muda
Senin: deretan tangga lagu : lagu Indonesia
Selasa: dari kawan untuk kawan : lagu Indonesia
(kesempatan pada fans untuk siaran)
Rabu : sayang disayang : lagu Indonesia lama
Kamis: Iwan Fals mania : lagu khusus Iwan Fals
Jum’at: yang pernah popular : lagu Indonesia pop
Sabtu : lahinka asyiik : lagu India
Minggu: dalam/dangdut lama : lagu dangdut
22.00-24.00 Lahinka asyiik : lagu India
Jum’at : CETEM : lagu India
Sabtu : dendang Raka : lagu campur sari/tarli
4.2.5 Format Siaran Dakwah Islam di Radio Raka
Salah satu tujuan berdirinya Radio Raka adalah Radio Raka
berusaha menjaga keseimbangan antara hiburan dan acara kerohanian.
Oleh karena itu Radio Raka sebagai radio swasta juga cukup andil
dalam mengembangkan ajaran Islam, hal ini dibuktikan dengan adanya
acara-acara kerohanian baik yang disiarkan secara langsung maupun
dengan pemutaran kaset. Radio Raka selalu menyajikan siaran dakwah
Islam, hal ini disebabkan karena beberapa alasan diantaranya:
1. Mayoritas penduduk di Kabupaten Tegal beragama Islam sehingga
penerangan keagamaan sangat dibutuhkan.
2. Dakwah Islam yang ada di Radio Raka sifatnya pengembangan,
yakni dengan memberikan pengetahuan pada masyarakat
pendengar tentang keagamaan, pemahaman akidah dan lain
sebagainya.
3. Bagi Radio Raka sendiri ingin menjalin hubungan yang baik
dengan masyarakat pendengar dan para ulama setempat.
Penyajian siaran keagamaan seperti Renungan Ilahi sengaja
disiarkan pada pukul 17.00-18.00 WIB, mengingat sasarannya adalah
masyarakat awam yaitu orang-orang ekonomi menengah ke bawah, hal
ini dimaksudkan agar masyarakat pendengar bisa menikmati materi
dakwah Islam yang disiarkan. Di samping itu ada beberapa alasan lain,
diantaranya:
1. Hampir semua radio menyiarkan dakwah Islam pada petang hari
(sesudah Maghrib) sehingga untuk Radio Raka kurang mengena
pada sasaran, karena waktunya yang bersamaan dan kurang tepat.
Dengan demikian pendengar akan merasa kebingungan dimana
mereka harus mendengarkan siaran dakwah Islam.
2. Kesibukan pendengar, artinya di pagi hari pendengar disibukkan
dengan berbagai macam aktifitas, demikian pula pada petang hari
(sesudah Maghrib) mereka disibukkan dengan berbagai aktifitas lain,
sehingga materi dakwah Islam hanya didengarkan sepintas lalu
bahkan materi yang disampaikan tidak mendapatkan perhatian.
Adapun pertimbangan-pertimbanagan Radio Raka menyiarkan
siaran dakwah Islam pada sore hari antara lain:
1. Hampir semua orang berada di rumah, berkumpul bersama keluarga,
sehingga kondisinya sangat mendukung untuk mendengarkan acara
dakwah Islam.
2. Radio yang lain tidak menyiarkan siaran dakwah Islam, sehingga
materi dakwah yang disampaikan melalui Radio Raka akan mengena
pada sasaran dan akan mendapat perhatian dari pendengar, terutama
bagi orang-orang yang ekonominya ke bawah, karena mereka tidak
disibukkan dengan aktifitas yang lain (wawancara dengan penyiar
acara kerohanian).
Adapun pemilihan da'i-da'i seperti K.H. Nur Iskandar SQ, H.