BAB IVADUKAN BETON
Campuran Adukan Beton1. Maksud dan Tujuana. Untuk mengetahui
konsistensi perencanaan perbandingan beton.b. Untuk mendapatkan
perencanaan perbandingan campuran adukan beton.c. Untuk mengetahui
dan menentukan mutu beton.
2. Dasar Teori Dalam pembuatan adukan beton dengan campuran yang
direncanakan jumlah semen minimum dalam nilai faktor air semen
(fas) yang maksimum dipakai, harus disesuaikan dengan keadaan
sekelilingnya. Hal ini dianjurkan untuk memakai jumlah semen
minimum dan nilai faktor air semennya minimum. Kekentalan
(konsisten) adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport
pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari
tulangan. Kekentalan tergantung pada jumlah, jenis semen dan nilai
faktor air semen, jenis susunan butiran dari agregat serta
penggunaan bahan-bahan pembantu. Kekentalan adukan beton dapat
diperiksa dengan pengujian slump.Adukan beton untuk keperluan
pengujian harus diambil langsung dari mesin pengadukan dengan
menggunakan ember atau alat yang lain yang tidak menyerap air. Bila
pengujian dianggap perlu, adukan beton diaduk lagi sebelum
pengujian tersebut.Metode yang digunakan adalah metode menurut yang
disaratkan :1. SNI 03-3449-20022. ACI3. British4. Road note.
3. Bahan yang dipakai Perbandingan :Semen :Pasir :Kerikil
1 :2.05 :3.28
a. Semen Portland (PC) = 5824 gramb. Pasir= 11964 gramc.
Kerikil= 19127 gram
4. Alat yang digunakan a. Tongkat 16 panjang 600 mmb. Cetokc.
Gelas ukurd. Bakie. Ember f. Timbangan 10 kg
5. Cara Kerjaa. Menghitung perhitungan komposisi yang akan
menjadi adukan beton.b. Menyiapkan semen Portland (PC), pasir dan
kerikil dengan berat tertentu.c. Menimbang PC, pasir dan kerikil
tersebut sesuai dengan berat yang telah ditentukan.d. Setelah bahan
tersedia lalu buat adukan beton untuk Test Slump.
6. Alur Praktikum Campuran Adukan Beton
Mulai
Mempersiapkan Alat dan Bahan :Semen Portland (PC) = 5824
gramPasir = 11964 gramKerikil = 19127 gramTongkat 16mm panjang 600
mm CetokGelas ukur BakiEmber Timbangan dengan kapasitas max 10
kg
Langkah kerja :Menghitung perhitungan komposisi yang akan
menjadi adukan beton.Menyiapkan semen Portland (PC), pasir dan
kerikil dengan berat tertentu.Menimbang PC, pasir dan kerikil
tersebut sesuai dengan berat yang telah ditentukan.Setelah bahan
tersedia lalu buat adukan beton untuk test Slump.
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
Gambar IV.1. Langkah-langkah Kerja Campuran Adukan Beton
7. Hasil Pengamatan a. Air yang digunakan = 2844 mlb. Semen =
5824 gramc. Pasir = 11964 gramd. Kerikil = 19127 grame.
Perbandingan campuran = semen : pasir : kerikil 1 : 2,05 : 3,28
8. Analisis Data Faktor air semen (fas) = = = 0,48Berat air
semen = Berat semen x fas= 5824 x 0,48= 2795.52 gram
9. KesimpulanPemakaian banyak air pada nilai fas yang sama akan
berpengaruh pada banyaknya semen yang digunakan.
10. Saran-sarana. Pengadukan sebaiknya dilakukan sampai warna
adukan tampak rata, kelecakan yang cukup (tidak cair dan tidak
padat) dan campuran tampak homogen.b. Sebaiknya pada waktu
pencampuran pasir dan kerikil pada kondisi SSD.
Baki Gelas Ukur
Cetok Tongkat
Timbangan
Gambar IV.2. Alat-alat praktikum adukan beton
Gambar IV.3.Praktikum adukan beton
Test Slump1. Maksud dan Tujuan Untuk memantau homogenitas dan
workabability adukan beton dengan kekentalan yang dinyatakan dengan
nilai slump.
2. Dasar Teori Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan
pengujian slump maka harus diambil langsung dari mesin pengaduk
dengan menggunakan ember atau alat yang tidak menyerap air. Bila
perlu adukan beton diaduk lagi sebelum pengujian slump. Seperti
yang disyaratkan dalam SNI 1972:2008 Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan kerucut yang berdiameter atas 102 3,2 mm, diameter
bawah 203 3,2 dan tinggi kerucut 305 3,2 mm.Tabel IV.1 Nilai Slump
untuk berbagai pekerjaan betonUraianNilai Slump
MaksimumMinimum
Dinding, Alat Pondasi, Pondasi Telapak Bertulang12,55,0
Telapak Tak Bertulang, Kolom, Dinding9,02,5
Plat, Balok, Kolom dan Dinding15,07,5
Penguasaan Jalan7,55,0
Pembetonan Massal7,52,5
3. Bahan yang dipakai a. Semen Portland (PC) dengan berat= 5824
gram b. Pasir dengan berat= 11964 gram c. Kerikil dengan berat=
19127 gram d. Air= 2844 ml
4. Alat yang digunakana. Bakib. Emberc. Cetokd. Penggaris
siku-siku e. Tongkat berdiameter 16 mm dan panjang 60 cmf. Kerucut
Abrams
5. Cara Kerjaa. Meletakkan kerucut Abrams dalam baki.b. Mengisi
kerucut dengan adukan beton sebanyak 1/3 volume kerucut, kemudian
ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 10 kali.c. Mengisi kerucut
dengan adukan beton sebanyak 2/3 volume kerucut, kemudian
ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 10 kali.d. Kemudian mengisi
penuh kerucut dan ditusuk-tusuk sebanyak 10 kali lalu diratakan
permukaannya.e. Membiarkan selama 1 menit dan membersihkan adukan
beton yang tercecer di sekitar kerucut.f. Mengangkat kerucut
hati-hati dan mengukur penurunannya.
6. Alur Praktikum Test Slump
Mulai
Mempersiapkan Alat dan Bahan : a. Semen Portland (PC) dengan
berat = 5824 gram b. Pasir dengan berat = 11964 gram c. Kerikil
dengan berat = 19127 gram d. Air = 2844 mlMeletakkan kerucut Abrams
dalam baki.Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 1/3 volume
kerucut, kemudian ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25
kali.Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 2/3 volume
kerucut, kemudian ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25
kali.Kemudian mengisi penuh kerucut dan ditusuk-tusuk sebanyak 25
kali lalu diratakan permukaannya.Membiarkan selama 1 menit dan
membersihkan adukan beton yang tercecer di sekitar
kerucut.Mengangkat kerucut hati-hati dan mengukur penurunan.
Langkah kerja :Keringkan pasir lolos ayakan no.4 sebanyak
minimal 500 gr Meletakkan kerucut Abrams dalam baki.Mengisi kerucut
dengan adukan beton sebanyak 1/3 volume kerucut, kemudian
ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali.Mengisi kerucut
dengan adukan beton sebanyak 2/3 volume kerucut, kemudian
ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali.Kemudian mengisi
penuh kerucut dan ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali lalu diratakan
permukaannya.Membiarkan selama 1 menit dan membersihkan adukan
beton yang tercecer di sekitar kerucut.Mengangkat kerucut hati-hati
dan mengukur penurunannya.
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
Gambar IV.4 Langkah-langkah Kerja Test Slump
7. Hasil PengamatanDari hasil percobaan menunjukkan nilai Slump
yang terjadi = 7,5 cm
10 cm
7,5 cm
30 cmKerucut Abrams
20 cm Gambar IV.4 Gambar Hasil PengamatanKeterangan : Nilai
Slump yang terjadi 7,5 cm
8. KesimpulanNilai Slump yang terjadi = 7,5cm, hal ini berarti
bahwa adukan beton dapat dipakai untuk pembetonan masal. Dimana
nilai syarat slump untuk pembetonan masal berkisar 2,5 7,5 cm.
9. Saran-sarana. Dalam pengujian kerucut dengan ketentuan 1/3
bagian tidak sama tinggi, maka dalam pengisian tersebut sebaiknya
dilakukan dengan cermat, sesuai dengan aturan tersebut di atas. Dan
dalam proses pemadatan ditusuk-tusuk dengan tongkat slump.b.
Kesalahan dalam mengukur penurunan adukan harus dibuat sekecil
mungkin, hal ini akan mempengaruhi nilai slump menjadi kurang
akurat.c. Pengangkatan kerucut abrams harus dilakukan dengan sangat
hati-hati, supaya diperoleh kelecakan yang maksimal.
Tongkat BajaKerucut AbramsCetok Gelas Ukur
Penggaris Siku Baki
Gambar IV.5. Alat-alat praktikum Test Slump
Gambar IV.6.Praktikum Test Slump
Pembuatan Kubus dan Silinder Beton1. Maksud dan TujuanUntuk
menentukan kuat desak karakteristik beton setelah berumur 7 hari.
Dan dalam penggetasan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui mutu
beton yang sebenarnya dari campuran beton yang direncanakan.
2. Dasar Teori Untuk pembuatan silinder dan kubus beton, yang
harus diambil minimum 30 buah benda uji, tetapi dalam praktikum ini
kita hanya menggunakan benda uji yaitu silinder dan kubus, cetakan
kubus berukuran 15x15x15 cm dan silinder berdiameter 15 cm, tinggi
30 cm.
3. Bahan yang digunakan a. Bahan yang diuji adalah bahan yang
digunakan pada Test Slump.
4. Alat-alat yang digunakan a. Timbanganb. Bakic. Cetakan
Silinder dan kubus betond. Gelas Ukure. Cetok
5. Cara Kerjaa. Memeriksa semua baut kubus dan silinder harus
kuat dan rapat. b. Memasukkan adonan campuran beton ke dalam
cetakan sebanyak 1/3 volume dan menusuk 25 kali dengan tongkat yang
berdiameter 16 mm.c. Memasukkan 1/3 volume lagi lalu menusuk 25
kali, dan masukkan lagi 1/3 volume terakhir lalu ditusuk 25 kali,
kemudian meratakan permukaannya.d. Memindahkan cetakan yang berisi
adonan.e. Menyimpan selam 24 jam pada tempat yang aman, lalu
melepas cetakan dan merendam dalam air selama seminggu.
6. Alur Praktikum Pembuatan Kubus dan Silinder Beton
Mulai
Mempersiapkan Alat dan BahanTimbanganBakiCetakan Silinder dan
Kubus betonGelas UkurCetok
Langkah KerjaMemeriksa Memasukkan adonan campuran beton ke dalam
cetakan sebanyak 1/3 volume dan menusuk 25 kali dengan tongkat yang
berdiameter 16 mm.Memasukkan 1/3 volume lagi lalu menusuk 25 kali,
dan masukkan lagi 1/3 volume terakhir lalu ditusuk 25 kali,
kemudian meratakan permukaannya.Memindahkan cetakan yang berisi
adonan.Menyimpan selam 24 jam pada tempat yang aman, lalu melepas
cetakan dan merendam dalam air selama seminggu.semua baut kubus dan
silinder harus kuat dan rapat.
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
Gambar IV.7. Langkah-langkah Kerja Pembuatan Beton
7. Hasil PengamatanTabel IV.2 Data Adukan Silinder dan Kubus
Beton.Jenis Benda UjiBerat Cetakan (kg)Berat Adukan & Cetakan
(kg)Berat Adukan (kg)
Silinder 1Silinder 2Silinder 3Silinder 4Kubus 1Kubus
212,17512,11512,23511,05511,53511,71524,42023,59023,55023,0709,2809,39011,97011,26011,16011,8007,4707,290
8. Analisis Dataa. Silinder betonW = 11,260 kgV = d t = x 3,14 x
(15)2 x 30 = 5298,75 cm Bj = = = 0.002125 kg/cm = 2.13 gr/cmb.
Kubus betonW = 7.290 kgV = s x s x s = 15 x 15 x 15 = 3375 cmBj = =
= 0,00216 kg/cm = 2,16 gr/cm 9. Kesimpulan Dari hasil percobaan
didapat berat jenis beton :a. Silinder beton Bj = 2,13 gr/cmb.
Kubus beton Bj = 2,16 gr/cm Gelas Ukur Cetok Cetakan Kubus Baki
Cetakan SilinderTimbangan
Gambar IV.8. Alat-alat praktikum pembuatan silinder dan kubus
beton
Gambar IV.9.Praktikum pembuatan silinder dan kubus beton
Percobaan Kuat Tekan Beton1. Maksud dan TujuanUntuk mengetahui
kuat desak beton agar tercapai mutu beton yang diinginkan.
2. Dasar TeoriDalam SNI 03-6429-2000, kekuatan beton yang dicor
ditempat memiliki karakteristik yang sama dengan beton struktural
karena mengalami kondisi perawatan yang sama dimana benda uji
mengalami perawatan yang sama dengan plat beton
3. Bahan yang dipakai Silinder beton dan kubus beton yang telah
dibuat.
4. Alat yang digunakanAlat kuat tekan beton.
5. Cara Kerjaa. Menyediakan sampel kubus dan silinder beton yang
telah diketahui berat dan ukurannya (panjang, lebar dan diameter)
setelah direndam selama 1 minggu (7 hari).b. Memasukkan silinder
dan kubus beton ke dalam alat desak.c. Melakukan uji desak terhadap
silinder dan kubus beton.d. Mengamati dan mencatat perubahan
silinder dan kubus beton selama diadakan desakan sampai desakan
maksimum.e. Mengambil silinder dan kubus beton dari alat desak,
kemudian di gambar retakannya.
6. Alur Praktikum Kuat Tekan
Mulai
Mempersiapkan Alat dan Bahan :Silinder beton dan kubus beton
yang telah dibuat.Alat kuat desak beton.
Langkah kerja :Menyediakan sampel kubus dan silinder beton yang
telah diketahui berat dan ukurannya (panjang, lebar dan diameter)
setelah direndam selama 1 minggu (7 hari).Memasukkan silinder dan
kubus beton ke dalam alat desak.Melakukan uji desak terhadap
silinder dan kubus beton.Mengamati dan mencatat perubahan silinder
dan kubus beton selama diadakan desakan sampai desakan
maksimum.Mengambil silinder dan kubus beton dari alat desak,
kemudian di gambar retakannya.
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
Gambar IV.10. Langkah-langkah Kerja Kuat Tekan Beton
7. Hasil PengamatanTabel IV.3. Pengamatan Perpendekan Silinder
BetonNoBeban ( P )PerpendekanKeterangan
(kg)(cm)
100,0
2980,1
32280,2Awal Keretakan
42770,3
51350,4
H = 30 cm A = x x d2= x 3,14 x (15)2= 176,625 cm Tabel IV.4
Pengamatan Perpendekan Kubus BetonNoBeban ( P
)PerpendekanKeterangan
(ton)(mm)
100
2831
31252
41793Awal Keretakan
52354
62825
72606
H = 15 cm A = s x s = 15 x 15 = 225 cm
8. Analisis DataTabel IV.5 Perhitungan Tegangan dan Regangan
Silinder BetonNoBebanL = P/A = L/L0Koreksi
AnalitisGrafis
(kN)(kg)(cm)(kg/cm)
10000,0000,000000,03170,0000
29898000,155,4850,333330,36500,3966
3228228000,2129,0870,666670,69830,7300
4277277000,3156,8291,000001,03171,0633
5135135000,476,4331,333331,36501,3966
Koreksi : 156,829X + 52,276= 55,485 X + 5,585 101,345 X = 3,208
X = 0,0317
p = 96,00 kg/cm max = 158,00 kg/cm 0,01 = 113,00 kg/cmp= 0,568
max= 1,0600,01= 0,660
a. Modulus Elastisitas=
= = 169,014 kg/cm
b. Modulus kenyal= . p . p = . 96,00. 0,568= 27,264 kg/cm
c. Modulus Secand=
= = 171,212 kg/cm
kg/cm2d. Kuat tekan tanpa faktor koreksi
kg/cm2fc (7 hari) =
kg/cm2fc (14 hari) =
kg/cm2fc (21 hari) = fc (28 hari) =
e. Kuat tekan dengan faktor koreksi fc (7 hari) = = 130,168
kg/cm2 fc (14 hari) = = 146,268 kg/cm2 fc (21 hari) = = 159,566
kg/cm2 fc (28 hari) = = 166 kg/cm2
Tabel IV.6 Perhitungan Tegangan dan Regangan Kubus BetonNoBebanL
= P/A = L/L0Koreksi
AnalitisGrafis
(kN)(kg)(cm)(kg/cm)
100000,0000,0450,000
28383000,136,8890,0670,1110,156
3125125000,255,5560,1330,1780,222
4179179000,379,5560,2000,2450,289
5235235000,4104,4440,2670,3110,356
6282282000,5125,3330,3330,3780,422
7260260000,6115,555560,4000,4450,489
Koreksi : 125,333 X + 8,356= 36,889 X + 12,296 88,44 X = 3,941 X
= 0,045
p = 82,00 kg/cm max = 128,00 kg/cm 0,01 = 114,00 kg/cmp= 0,21
max= 0,350,01= 0,30
a. Modulus Elastisitas=
= = 390,48 kg/cm
b. Modulus kenyal= . p . p = . 82,00. 0,21= 8,61 kg/cm
c. Modulus Secand=
= = 380,00 kg/cm
kg/cm2d. Kuat tekan tanpa faktor koreksi
kg/cm2fc (7 hari) =
kg/cm2fc (14 hari) =
kg/cm2fc (21 hari) = fc (28 hari) = e. Kuat tekan dengan faktor
koreksi fc (7 hari) = = 132,518 kg/cm2 fc (14 hari) = = 66,005
kg/cm2 fc (21 hari) = = 72,0062 kg/cm2 fc (28 hari) = = 75,0064
kg/cm2
9. Kesimpulan Dari hasil yang telah didapat dari pengujian,
dapat diperoleh kuat desak beton sebagai berikut : a. Beton
Silinder1. Modulus Elastisitas = 169,014kg/cm2. Modulus kenyal =
27,264kg/cm3. Modulus secand = 171,212kg/cm 4. Kuat tekan tanpa
faktor koreksi f c ( 7hari )= 156,829kg/cm2 f c ( 14hari )=
212,322kg/cm2 f c ( 21hari )= 231,624kg/cm2 f c ( 28hari )=
241,275kg/cm25. Kuat tekan dengan faktor koreksi f c ( 7hari )=
130,168kg/cm2 f c ( 14hari )= 146,268kg/cm2 f c ( 21hari )=
159,566kg/cm2 f c ( 28hari )= 166kg/cm2b. Kubus Beton 6. Modulus
Elastisitas = 390,48kg/cm7. Modulus kenyal = 8,61 kg/cm8. Modulus
secand = 380,00kg/cm 9. Kuat tekan tanpa faktor koreksi f c ( 7hari
)= 159,660kg/cm2 f c ( 14hari )= 137,205kg/cm2 f c ( 21hari )=
149,678kg/cm2 f c ( 28hari )= 155,915kg/cm210. Kuat tekan dengan
faktor koreksi f c ( 7hari )= 132,518kg/cm2 f c ( 14hari )=
66,005kg/cm2 f c ( 21hari )= 72,0062kg/cm2 f c ( 28hari )=
72,0064kg/cm210. Saran-saran Ketelitian dalam pembacaan perpendekan
beton akibat beban yang diterima beton, harus diperhatikan dengan
baik.
Beton silinder sebelum ditekan Beton silinder setelah ditekan
Beton kubus sebelum ditekan Beton kubus setelah ditekan
Gambar IV.11. Bahan uji silinder dan kubus betonsebelum dan
sesudah ditekan
Gambar IV.12. Alat praktikum uji kuat tekan beton
Hammer Test1. Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kuat tekan
beton.
2. Dasar Teori Hammer Test yaitu suatu pekerjaan untuk
mengetahui kuat desak beton atau kuat tekan beton. Pemakaian alat
dengan menekan ujung Hammer Test ke permukaan beton yang ingin
diperiksa kuat tekannya disertai dengan menekan tombol yang ada
pada alat tersebut, setelah itu dibaca jarum yang menunjukkan angka
pada alat itu.
3. Bahan yang digunakan : a. Silinder dan Kubus beton.
4. Alat yang digunakan : a. Alat Hammer Test.
5. Cara Kerjaa. Menyiapkan kubus dan silinder beton.b. Menguji
kubus dan silinder beton dengan alat Hammer Test.c. Membaca hasil
pengujian.
6. Alur Praktikum Hammer Test
Mulai
Mempersiapkan Alat dan Bahan :Silinder dan Kubus beton.Alat
Hammer Test.
Langkah kerja :Menyiapkan kubus dan silinder beton.Menguji kubus
dan silinder beton dengan alat Hammer Test.Membaca hasil
pengujian.
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
Gambar IV.13. Langkah-langkah Kerja Hammer Test
7. Data PengamatanTabel 4.7 Data Pengujian Hammer Test.Pembacaan
silinder dan kubus betonSilinder beton (N/m)Kubus beton (N/m)
21242020252020201918181820181819
8. Analisis Dataa. Silinder beton
Pembacaan rata-rata= = 21.25 N/m2
Koreksi Rebound= 3,4 +x( 3,1 3,4 ) = 3,4 + ( 0.25 x (-0,3) )=
3,325Rebound Value = 22,5+ 3,325 = 25.825 N/mm2
Tegangan maksimum = 22,3 +x ( 23,4 22,3 )= 22,3 + ( 0,825 x 1,1
) = 23,21 N/mm
Tegangan minimum = 17 + x ( 18 17 ) = 17 +( 0,825 x 1 ) = 17,825
N/mm
b. Kubus beton
Pembacaan rata-rata = = 18.5 N/m2
Koreksi Rebound = 3,4 +x ( 3,1 3,4 ) = 3,4 + ( 0,3 x (-0,3) ) =
3,31Rebound Value = 23 + 3,31 = 26,31 N/mm
Tegangan maksimum = 27,6 +x ( 29 27,6 )= 27,6 + ( 0,31 x 1,4 ) =
28,034 N/mm
Tegangan minimum = 21,2 +x ( 22,6 21,2 )= 21,2 + ( 0,31 x 1,4 )
= 21,634 N/mm
9. Kesimpulan a. Silinder beton maksimum = 23,21 N/mmminimum =
17,825 N/mmb. Kubus beton maksimum = 28,034 N/mmminimum = 21,634
N/mm
10. Saran-saran a. Ketelitian dalam pembacaan beton akibat beban
yang diterima harus diperhatikan dengan baik. b. Dalam menguji
beton dengan Hammer Test, sebaiknya pengujian dilakukan pada
beberapa tempat.c. Pengujian harus dilakukan di tampat yang
datar.
Gambar IV.12. Alat Hammer test