BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang memiliki tujuan tertentu, seperti yang tercantum dalam KTSP, bahwa “tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir secara logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mampu bekerja sama. Hudoyo (dalam Nengsih, 2006:24) mengatakan: “Pembelajaran matematika adalah pemberian bantuan kepada Peserta didik untuk membentuk konsep- konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui intinalisasi, sehingga konsep atau prinsip itu terbangun” Berdasarkan tujuan serta pengertian tersebut di atas, guru harus selalu berusaha untuk dapat meningkatkan motivasi Peserta didik untuk belajar matematika, karena pada umumnya pelajaran matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang
memiliki tujuan tertentu, seperti yang tercantum dalam KTSP, bahwa “tujuan
pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir secara logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta mampu bekerja sama. Hudoyo (dalam Nengsih,
2006:24) mengatakan: “Pembelajaran matematika adalah pemberian bantuan
kepada Peserta didik untuk membentuk konsep-konsep atau prinsip-prinsip
matematika dengan kemampuan sendiri melalui intinalisasi, sehingga konsep atau
prinsip itu terbangun”
Berdasarkan tujuan serta pengertian tersebut di atas, guru harus selalu
berusaha untuk dapat meningkatkan motivasi Peserta didik untuk belajar
matematika, karena pada umumnya pelajaran matematika sering dianggap sebagai
pelajaran yang membosankan, menegangkan, dan menakutkan sehingga guru
ataupun Peserta didik merasa menanggung beban yang sangat berat untuk
mempelajarinya. Peserta didik merasa enggan, bosan, malas, jenuh bahkan takut
bila mulai belajar matematika terutama untuk menghafal rumus-rumus. Guru
kebanyakan merasa berhasil dalam mengajarkan rumus-rumus apabila semua
Peserta didiknya telah hafal rumus-rumus tersebut tanpa memperhatikan apakah
Peserta didiknya dapat memahami rumus tersebut. Padahal pembelajaran akan
1
lebih bermakna dan bertahan lama apabila dapat memahami apa yang
dipelajarinya.
Untuk itu perlu adanya perubahan dalam proses belajar mengajar, seperti
yang diungkapkan oleh Suryosubroto ( Sofiraeni, 2004:1) bahwa : Salah satu
upaya meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan cara melalui perbaikan proses
belajar mengajar, yang di dalamnya mengandung serangkaian perbuatan guru dan
Peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan.
Sehubungan dengan hal itu, dalam proses belajar mengajar diperlukan
suatu metode pembelajaran yang benar-benar dapat mengaktifkan Peserta didik
untuk menggali pengetahuannya sendiri dengan cara memahami sampai mencapai
kompetensi tertentu yang diharapkan sehingga proses pembelajaran dirasakan
menjadi bermakna bagi Peserta didik. Kemampuan guru dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran yang tepat, merupakan hal yang sangat
penting dan tidak dapat diabaikan karena sangat menentukan pada keberhasilan
dan kelancaran proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Gunawan
(1998:17) yang menyatakan : Metode yang digunakan guru dalam interaksi
belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan
kelancaran proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, metode mengajar yang
digunakan hendaknya disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang sedang
berlangsung.
Selain itu menurut A Muthalis (dalam Sofiraeni,2004: 4),“metode
pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam
2
proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran”. Untuk itu dalam
menggunakan metode, guru harus mampu memahami karakeristik metode karena
tidak ada metode yang paling baik atau paling buruk. Semua metode memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Diantara metode yang digunakan
adalah metode penemuan.
Metode penemuan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, karena metode penemuan
dapat mendorong Peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, juga proses belajar menjadi
lebih merangsang Peserta didik. Menurut Ruseffendi (1991 : 329) metode
penemuan adalah : Metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa,
sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui itu
tidak melalui pemberitahuan, sebagaian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
Penemuan ini mungkin hanya sebagian saja sebab sebagian lagi mungkin
diberitahu gurunya. Jadi dalam metode penemuan guru hanya membimbing dalam
proses pembelajaran.
Dengan mengunakan metode penemuan Peserta didik akan terlibat
langsung dalam pembelajaran sehingga dapat menemukan jawaban dari apa yang
ingin diketahuinya. Penggunaan metode penemuan akan mendukung berlakunya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ruang lingkup mata
pelajaran matematika kelas IV SD, yaitu :
1. Operasi Hitung Bilangan
3
2. Kelipatan dan Faktor Bilangan
3. Bilangan Bulat
4. Pengukuran
5. Segitiga dan Jajargenjang
6. Bilangan Bulat
7. Bilangan Pecahan
8. Bilangan Romawi
9. Bangun Ruang dan Bangun Datar
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran awal tentang faktor dan
kelipatan di kelas IV SDN I Pagerageung kurang dipahami Peserta didik karena
kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru. Dalam
pembelajarannya guru tidak menjelaskan apa itu faktor, dan kelipatan) sehingga
Peserta didik tidak dapat memahami materi tersebut. Dengan tidak dipahaminya
faktor dan kelipatan tersebut, maka keterampilan Peserta didik dalam menghitung
faktor danmkelipatan menjadi rendah. Ketika menghadapi soal tentang faktor dan
kelipatan, Peserta didik kelihatan bingung karena tidak tahu maksud mempelajari
faktor dan kelipatan tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
perbaikan pembelajaran dengan penelitian tentang pembelajaran faktor dan
kelipatan dengan mengunakan metode penemuan. Penulis mengunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas IV semester I Sekolah Dasar
Negeri I Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya, tahun
pelajaran 2008/2009 dengan judul Penggunaan Metode Penemuan Terbimbing
4
Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Peserta Didik Tentang Faktor dan
Kelipatan (PTK pada Pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 1
Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya).
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasi masalah
penyebab rendahnya pemahaman Peserta didik terhadap konsep pembelajaran
Faktor dan Kelipatan adalah :
a. Perencanaan pembelajaran yang dirancang tidak mempertimbangkan dan
memperhatikan tuntunan kebutuhan Peserta didik, perkembangan kognitif
dan emosional Peserta didik serta hakikat pengajaran matematika.
b. Pelaksanaan pembelajaran berpusat pada guru, aktivitas dan kreativitas Peserta
didik dalam pembelajaran kurang.
c. Metode yang digunakan kurang tepat, cenderung monoton serta lebih sering
guru mengunakan metode ceramah.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, secara umum permasalahan
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan metode penemuan pada
pembelajaran memahami faktor dan kelipatan di kelas IV SDN I Pagerageung
Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya?”
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, masalah diperinci
sebagai berikut :
5
1. Bagaimana rencana pembelajaran dalam penggunaan metode penemuan
untuk meningkatkan pemahaman Peserta didik terhadap konsep faktor dan
kelipatan di kelas IV SDN I Pagerageung Kecamatan Pagerageung
Kabupaten Tasikmalaya?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode penemuan untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik tentang konsep faktor dan kelipatan
di kelas IV SDN I Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten
Tasikmalaya?
3. Bagaimanakah kemampuan peserta didik memahami faktor dan kelipatan
melalui pembelajaran penerapan metode penemuan di kelas IV SDN I
Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian bertujuan memperoleh data secara akurat tentang
pelaksanaan pengunaan metode penemuan dalam pembelajaran faktor dan
kelipatan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.
Secara khusus tujuan penelitian dimaksud untuk :
1. Meningkatakan kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran penggunaan
metode penemuan untuk meningkatkan pemahaman Peserta didik tentang
Konsep Faktor dan Kelipatan di kelas V SDN I Pagerageung Kecamatan
Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya.
2. Mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran pengunaan metode penemuan
dalam meningkatkan pemahaman Peserta didik tentang Konsep Faktor dan
6
Kelipatan di kelas V SDN I Pagerageung Kecamatan Pagerageung
Kabupaten Tasikmalaya
3. Mengetahui kemampuan peserta didik untuk memahami faktor dan kelipatan
melalui pembelajaran penggunaan metode penemuan di kelas IV SDN I
Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya
D. Manfaat Hasil Penelitian
Ada tiga manfaat yang diambil dari penelitian ini, yaitu :
a. Manfaat bagi Peserta didik
1) Melatih Peserta didik agar terbiasa melakuan kegiatan dengan menemukan
sesuatu yang berguna untuk memecahkan masalah.
2) Melatih Peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam
penyelesaian masalah yang dihadapi.
3) Dapat meningkatkan hasil belajar Peserta didik pada Konsep Faktor dan
Kelipatan.
b. Manfaat bagi Guru
1) Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyususn Rencana Persiapan
Pembelajaran yang baik dan tepat dengan mengunakan metode penemuan.
2) Dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memilih dan mengunakan
metode pembelajaran.
3) Memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.
4) Mengembangkan profesionalisme guru.
c. Manfaat Kelembagaan
7
Penelitian ini dapat mengembangkan fungsi lembaga sekolah sebagai
lembaga pendidikan dan pengajaran serta sebagai lembaga untuk kegiatan
penelitian di Sekolah Dasar.
E. Anggapan Dasar
Menurut Engkoswara, dkk (1995 : 82 ) “ Anggapan dasar merupakan suatu
kebenaran yang sudah diterima umum dan tidak memerlukan pengujian lagi”.
Anggapan dasar yang dijadikan titik tolak dalam kegiatan penelitian ini adalah :
a. Penggunaan metode yang tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran pembelajaran.
b. Metode penemuan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pemahaman Peserta didik dalam pembelajaran
matematika di SD.
c. Metode penemuan dalam pembelajaran lebih mengutamakan proses dari
pada hasil belajar dan lebih menekankan pada pemberian pengalaman
langsung sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi Peserta didik.
F. Hipotesis Tindakan
Bertitik tolak dari rumusan masalah dan anggapan dasar, maka hipotesis
penelitian yang dapat diajukan adalah apabila guru dapat merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi penggunaan metode penemuan dalam
pembelajaran faktor dan kelipatan, maka pemahaman Peserta didik kelas IV SDN
I Pagerageung terhadap Faktor dan kelipatan akan meningkat.
G. Definisi Operasional
8
Agar tidak timbul berbagai penafsiran, maka istilah yang terdapat pada
judul penelitian didefinisikan sebagai berikut :
1. Metode Penemuan adalah metode mengajar yang merupakan penemuan yang
dilakukan oleh Peserta didik dengan bimbingan guru. Menurut Suherman dkk
(2001:178) bahwa : Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan
penemuan yang dilakukan oleh Peserta didik, dalam belajarnya ini
menemukan sendiri sesuatu hal yang baru. Ini tidak berarti hal yang
ditemukannya itu benar-benar baru sebab sudah diketahui orang lain.
2. Pembelajaran Faktor dan Kelipatan adalah kegiatan belajar mengajar yang
didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan Peserta didik atau Peserta
didik dengan Peserta didik tentang faktor dan kelipatan, mulai dari mengenal
faktor, faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar, kelipatan, dan
kelipatan persekutuan terkescil .
3. Meningkatkan Pemahaman Peserta didik adalah upaya yang dilakukan
untuk merubah hasil pembelajaran tentang faktor dan kelipatan menjadi lebih
baik sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Kata pemahaman menurut Bloom (Surya (1978:75), kesanggupan memahami
setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan hapalan, Namun tidak berarti
bahwa pengetahuan hapalan tidak perlu ditanyakan, sebab untuk dapat
memahami perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang
abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya, yang artinya belajar
matematika adalah belajar konsep, mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Disdik Kabupaten
Tsm 2006: 29) pengertian matematika adalah :
Suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui
proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat
logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar
konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Pada umumnya orang menyatakan, bahwa pelajaran matematika
merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan. Namun matematika merupakan
pelajaran yang tidak dapat dihindari, matematika akan tetap ada dan selalu
diperlukan dalam kehidupan. Guru memiliki peran yang sangat penting untuk
membuka kesadaran dan pemahaman Peserta didikakan pentingnya matematika
dalam kehidupan sehari-hari.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
memungkinkan melimpahnya informasi yang diterima. Untuk itu diperlukan
kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi yang
10
diterima. Kemampuan ini memerlukan pemikiran, antara lain berpikir sistematis,
logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika sesuai
dengan fungsi matematika dalam KTSP ( Disdik Kab Tsm 2006: 29) yang
menyatakan bahwa :
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat
pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat
komunikasi melalui simbol, table, grafik, diagram, dan media lain dalam
menjelaskan gagasan.
Seperti yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, tujuan
pembelajaran matematika berdasarkan KTSP untuk SD kelas IV (Disdik
Kabupaten Tsm 2006: 29) adalah “melatih cara berpikir secara sistematis, logis,
kritis, kretif, dan konsisten”, ini berarti merupakan salah satu kemampuan berpikir
yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Selain pengertian,
tujuan dan fungsi matematika di Sekolah Dasar, guru juga perlu mengetahui ruang
lingkup dan rambu-rambu pembelajaran matematika di Sekolah Dasar sebagai
acuan dalam menyusun rencana persiapan pembelajaran matematika.
2. Ruang Lingkup dan Rambu-rambu Pembelajaran Matematika
Ruang lingkup pembelajaran matematika menurut Depdiknas (2004:19),
“Standar Kompetensi matematika merupakan kompetensi matematika yang
dibakukan dan harus dicapai oleh Peserta didikpada akhir priode pembelajaran.”
Dalam KTSP 2006 standar kompetensi ini terdiri dari bilangan, geometri,
pengolahan data.
11
Kemahiran atau kecakapan matematika mulai dari SD MI sampai SMA
dan MA menurut Depdiknas (2004:20) adalah sebagai berikut:
1. menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah.
2. memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, grafik, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah
3. menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
4. menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan),
menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan
masalah
5. memiliki sikap menghargai kegunaan metematika dalam kehidupan.
Kemahiran matematika merupakan kecakapan matematika yang perlu
dimiliki siswa. Pembelajarannya diintregrasikan dalam materi matematika, yaitu
Bilangan, Pengukuran, dan Geometri, Peluang dan statistika, Trigonometri,
Aljabar, dan Kalkulus, untuk Standar Kompetensi tingkat SD dan MI yaitu
Bilangan, Geometri dan Pengukuran, serta Pengolahan Data.
Pembelajaran matematika memiliki rambu-rambu yang harus diperhatikan
supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam KTSP rambu-rambu
12
pembelajaran matematika untuk kelas IV SD terdiri dari beberapa hal dan yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya yaitu; 1)
Mengkondisikan Peserta didikuntuk menemukan kembali rumus, konsep, atau
prinsip matematika melalui bimbingan guru agar Peserta didikterbiasa melakukan
penyelidikan dan menemukan sesuatu. 2) Fokus dalam pembelajaran matematika
adalah pendekatan pemecahan masalah . 3) Keterampilan yang dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yaitu memahami soal, memilih
pendekatan atau strategi pemecahan, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi. 4) Guru dalam setiap pembelajarannya harus dapat menguasai materi. 5)
Guru dalam setiap memulai pembelajarannya harus sesuai dengan situasi.
Dalam setiap pembelajaran, untuk mengetahui tingkat keberhasilan Peserta
didikguru hendaknya melakukan penilaian. Ada beberapa hal yang perlu
diperthatikan untuk menilai kemampuan Peserta didikdalam pembelajaran
matematika sesuai dengan rambu-rambu KTSP, yaitu kemampuan pemahaman
konsep siswa, dalam hal ini Peserta didikharus mampu mendefinisikan konsep,
mengidentifikasi dan memberi contoh. Kemampuan Peserta didikdalam
mengenali proses menghitung yang benar dan tidak benar. Kemampuan dalam
menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis dan
mendemontrasikannya. Kemampuan Peserta didikdalam memberikan alasan
induktif dan deduktif sederhana. Kemampuan Peserta didikdalam memahami
masalah, memilih strategi penyelesaian masalah.
13
3. Program Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Program pembelajaran adalah suatu rencana yang harus dipersiapkan oleh
guru agar pembelajaran tersusun secara epektif, sedangkan menurut Sudirman dkk
(1987: 420) adalah :suatu rencana, rancangan, atau kerangka pengajaran yang
akan disampaikan kepada Peserta didikdalam situasi interaksi belajar mengajar di
kelas.” Dengan demikian program pembelajaran erat kaitannya dengan berbagai
komponen dalam pembelajaran, seperti tujuan pembelajaran, proses belajar
mengajar, alokasi waktu dan evaluasi hasil belajar. Menurut Sudirman dkk (1987:
421), program pembelajaran mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sebagai
perencanaan dan fungsi sebagai pelaksanaan proses belajar mengajar.
Fungsi sebagai perencanaan maksudnya supaya program pembelajaran
dapat menjadikan guru lebih siap dalam mengajar dengan perencanaan yang
matang. Guru dituntut untuk dapat mempersiapkan atau membuat perencanaan
pengajaran dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kebutuhan Peserta
didikserta perkembangan intelektual dan emosinya. Fungsi sebagai pelaksana
proses belajar mengajar karena program pembelajaran disusun secara sistematis
dengan beberapa kemungkinan penyesuaian pada situasi belajar mengajar sesuai
dengan rencana. Bentuk program pembelajaran terdiri dari program semester,
silabus dan rencana persiapan pembelajaran.
a. Program Semester
Program semester merupakan rancangan pembelajaran untuk sejumlah
Kompetisi Dasar dalam setiap semester. Program pembelajaran untuk semester II
14
kelas V SD tentang geometri dan pengukuran terdiri dari lima Kompetensi Dasar
ruang, 3) Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana, 4)
Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri, dan 5) Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang. Untuk materi tentang
Faktor dan Kelipatanterdapat pada kompetensi dasar yang pertama dengan
indikator atau hasil belajar menghitung Faktor dan Kelipatandan layang-layang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1.
Program Pembelajaran Matematika Semester II kelas V
Tahun Pelajaran 2008/2009
Standar
KompetensiKompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
2. Memahami Dan
Menggunakan
Faktor Dan
Kelipatan Dalam
Pemecahan Masalah
2.1 Mendesk
ripsikan konsep
faktor dan kelipatan
o Mencari
menemuka
n kelipatan
dan faktor
suatu
bilangan
Kelipatan dan
Faktor
o Kelipatan
suatu bilagan
o Faktor suatu
bilangan
15
b. Silabus Pembelajaran
Menurut Susi dan Husein (2004: 2), “silabus merupakan perangkat
rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya.” Berdasarkan
pendapat tersebut silabus akan bermanfaat sebagai pedoman pengembangan
pembelajaran lebih lanjut, seperti penyusunan rencana pembelajaran, pengelolaan
kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian.
Dalam pengembangan silabus menurut Susi dan Husein (2004: 5) ada
beberapa prinsip yang mendasarinya, yaitu:
1. Ilmiah, silabus berisikan garis-garis besar atau materi pelajaran yang
akan dipelajari siswa, maka materi keilmuan yang disajikan oleh
silabus harus benar.
2. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa, cakupan,
kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam
silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
3. Sistematis, konsistensi dan kecukupan, relevansi berarti ada
keterkaitan, konsistensi berarti taat azas dan kecukupan berarti cukup
atau memadai.
Beberapa komponen silabus menurut Susi dan Husein (2004: 3), yaitu :
1) Identitas mata pelajaran, dalam hal ini harus dituliskan dengan jelas nama
mata pelajaran, jenjang sekolah, kelas dan semester.
2) Standar Kompetensi, adalah pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang harus dikuasai Peserta didikserta tingkat penguasaan yang
diharapkan dapat dicapai dalam mempelajarai suatu mata pelajaran.
16
3) Kompetensi Dasar, merupakan penjabaran dari standar kompetensi yang
meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai
dan dapat diperagakan oleh siswa.
4) Hasil belajar, adalah pernyataan tentang peragaan kemampuan Peserta
didikyang merupakan pencapaian kompetensi dasar.
5) Indikator, merupakan tolok ukur bahwa Peserta didiktelah dapat menguasai
kompetensi yang diharapkan.
6) Materi pokok, adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari Peserta
didiksebagai sarana pencapaian kompetensi dasar.
7) Pengalaman belajar, adalah kegiatan belajar yang menunjukkan aktivitas
belajar yang dilakukan Peserta didikdalam rangka mencapai kompetensi dasar.
8) Alokasi waktu, adalah perkiraan waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu
kompetensi dasar, diperhitungkan berdasarkan analisis terhadap banyaknya
cakupan, kesulitan, frekuensi penggunaan dan pentingnya materi tersebut.
9) Penilaian yang tercantum dalam silabus terdiri dari jenis tagihan dan bentuk
tagihan. Jenis tagihan adalah semua jenis tugas Peserta didikyang
dipertimbangkan dalam penilaian, terdiri dari: kuis, pertanyaan lisan, ulangan
harian, tugas individu, tugas kelompok, dan ulangan semerter. Bentuk tagihan
adalah bentuk soal yang digunakan, terdiri dari: tes objektif, uraian singkat, tes
unjuk kerja, dan portofolio.
10) Sumber bahan, adalah rujukan, referensi atau literatur yang digunakan baik
untuk mengembangkan silabus maupun buku yang digunakan oleh guru dalam
mengajar.
17
Dengan memperhatikan komponen-komponen dan prinsip-prinsip
pengembangan silabus ini dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan silabus
dalam pembelajaran Faktor dan Kelipatandengan menggunakan metode
penemuan.
c. Rencana Persiapan Pembelajaran
Rencana Persiapan Pembelajaran merupakan pengembangan dari silabus.
Susi dan Husein (2004: 5) secara singkat menjelaskan langkah-langkah
penyusunan rencana pembelajaran, yaitu:
1) Penentuan materi pembelajaran dan uraiannya, materi pembelajaran adalah
bahan ajar minimal yang harus dipelajari Peserta didikuntuk dapat menguasai
suatu kompetensi dasar tertentu.
2) Uraian materi pembelajaran, materi pembelajaran atau materi pokok perlu
dirinci atau diuraikan kemudian diurutkan untuk memudahkan kegiatan
pembelajaran.
3) Pengalaman belajar yang perlu ditulis adalah alternatif kegiatan atau
pengalaman belajar yang unik dan spesifik sesuai dengan rumusan uraian
materinya sehingga menunjang penguasaan kompetensi dasar.
4) Alokasi waktu, merupakan perkiraan berapa lama Peserta didikmempelajari
materi pembelajaran yang telah ditentukan untuk menguasai suatu kompetensi
dasar.
5) Indikator pencapaian, merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
memuat karakteriksik, ciri-ciri, respon yang harus dilakukan atau ditampilkan
18
Peserta didikuntuk menunjukkan bahwa Peserta didiktersebut sudah memiliki
kompetensi dasar tertentu.
6) Penilaian, sitem penilaian dalam KTSP harus dilakukan secara berkelanjutan
dan terintergrasi dengan memperhatikan keutuhan kompetensi yang mencakup
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
7) Sumber bahan, digunakan dalam perencanaan pembelajaran dan penentuan
karakteristik serta cakupan keilmuan.
Dengan memperhatikan komponen-komponen dan prisip serta model
pengembangan rencana persiapan pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai dasar
penyusunan rencana pembelajaran Faktor dan Kelipatandengan menggunakan
metode penemuan.
B. Topik Faktor dan Kelipatan di Kelas IV Sekolah Dasar
1. Pengertian Faktor
Faktor adalah bagian dari suatu bilangan, Menurut pendapat Firmanawaty
(2003: 63 ), “Faktor adalah bagian dari suatu bilangan”. Pendapat ini sejalan
dengan pendapat Tajudin dkk (2005: 86) yang menyatakan bahwa “faktor adalah
bagian dari suatu bagian sedangkan kelipaan adalah penjumlahan berualang
bilangan yang sama.
Materi yang terdapat dalam kurikulum KTSP merupakan suatu keharusan
untuk disampaikan kepada Peserta didiksupaya dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang terdapat dalam indikator hasil belajar. Begitu pula dengan
materi Faktor dan Kelipatanyang harus disampaikan kepada Peserta didiksupaya
tujuan pembelajaran dapat tercapai, sehingga pembelajarannya dapat dikatakan
19
berhasil. Materi faktor dan kelipatan terdapat dalam kurikulum KTSP untuk
bilangan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Materi Faktor dan Kelipatandalam Kurikulum KTSP
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok2. Memahami Dan
Menggunakan Faktor Dan
Kelipatan Dalam
Pemecahan Masalah
2.2 Mendesk
ripsikan konsep
faktor dan kelipatan
o Mencari
menemuk
an
kelipatan
dan
faktor
suatu
bilangan
Kelipatan dan
Faktor
o Kelipatan suatu
bilagan
o Faktor suatu
bilangan
C. Metode pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
1. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran
Seorang guru harus dapat memahami kedudukan metode dalam
pembelajaran, karena metode merupakan salah satu penentu keberhasilan belajar
mengajar. Kedudukan metode dalam belajar mengajar menurut Syaiful dan
Aswan (2002: 82) adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi
pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu agar Peserta didiksenang
dan aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga tidak membosankan.
Menurut Sudirman, (Syaiful dan Aswan. 2002: 83) bahwa “motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa metode memiliki
20
fungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan semangat
belajar.
Kedudukan metode sebagai alat untuk mencapai tujuan mengandung
pengertian bahwa dalam menggunakan metode harus sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan akan dicapai apabila metode dapat dimanfaatkan dengan
tepat. Dalam menggunakan metode harus dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar sehingga metode dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Pemilihan dan Penentuan Metode
Winarno Surakhmad (Syaiful dan Aswan, 2004: 89) mengatakan bahwa
pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh faktor Peserta didikkarena
adanya perbedaan individual pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis.
Guru harus dapat memanfaatkan perbedaaan tersebut dengan menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu relatif lama supaya tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai.
Faktor tujuan mempengaruhi terhadap pemilihan dan penentuan metode
karena metode yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan dapat mendukung
tercapainya tujuan tersebut.
Faktor yang ketiga adalah situasi karena dalam kegiatan belajar mengajar
guru akan menghadapi situasi yang berbeda-beda, maka metode yang dipilih harus
sesuai dengan situasi tersebut.
Selain siswa, tujuan dan situasi, faktor fasilitas juga mempengaruhi
terhadap pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas merupakan
21
kelengkapan yang dapat menunjang belajar Peserta didikdi sekolah. Lengkap
tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.
Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode adalah guru. Kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman
mengajar merupakan permasalahan guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode pembelajran.
Menurut Depdikbud (1996: 83) penggunaan metode pada pembelajaran
matematika harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. melibatkan Peserta didikaktif baik secara mental fisik maupun sosial
sehingga diharapkan Peserta didikdapat berpikir logis dan kreatif
sejalan dengan tujuan pengajaran matematika.
2. mampu menggali dan mengembangkan daya imajinasi dan rasa ingin
tahu Peserta didikagar proses belajar lebih bermakna dan hidup.
3. mengoptimalkan interaksi antar semua unsur dalam proses belajar
mengajar.
4. melibatkan semua indra Peserta didiksecara optimal.
5. menggunakan alat yang dapat dimanipulasi Peserta didiksehingga
tercipta lingkungan dan iklim yang menunjang Peserta didikbelajar.
6. memberi kesempatan pada Peserta didikuntuk saling bekerja sama dan
mengungkapkan hasil pengamatan atau perhitungan baik secar lisan
maupun tertulis.
7. menggunakan pendekatan pemecahan masalah, penentuan dan
penyelidikan sehingga akan mengoptimalkan semua indra siswa.
22
8. membuat soal untuk latihan dan tugas yang mengarah pada jawaban
yang lebih dari satu dalam rangka penyelidikan dan optimalisasi
interaksi.
Berdasarkan pendapat di atas maka metode penemuan sesuai untuk diterapkan
dalam pembelajaran matematika.
D. Metode Penemuan pada Pembelajaran Matematika Konsep Faktor dan
Kelipatandi Sekolah Dasar
1. Pengertian Metode Penemuan
Menurut Sudirman, dkk ( 1998: 168) bahwa “metode penemuan adalah
cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan Peserta didikdalam proses-
proses mental dalam rangka penemuannya”Dalam hal ini berarti Peserta
didikberperan lebih aktif dalam pembelajaran.
Metode penemuan dalam pembelajaran matematika tidak seluruhnya harus
ditemukan sendiri oleh siswa, guru mempunyai peran untuk membantu Peserta
didikjika mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Sudirman, dkk (2001: 178) bahwa :
Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang
dilakukan oleh siswa. Dalam belajarnya ini menemukan sendiri sesuatu hal yang
baru. Ini tidak berarti hal yang ditemukan itu benar-benar baru sebab sudah
diketahui oleh orang lain.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
penemuan dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan untuk dapat
memahami suatu konsep dalam matematika. Hal ini bukan berarti setiap
23
pembelajaran matematika yang disajikan harus menggunakan metode penemuan,
karena tidak selamanya metode penemuan ini cocok untuk diterapkan, tergantung
kepada tujuan yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, metode penemuan tidak dapat berdiri sendiri tetapi
memerlukan dukungan dari metode lainnya, seperti: metode ceramah, metode
kerja kelompok, metode diskusi, metode tanya jawab, metode demontrasi, dan
sebagainya.
2. Penggunaan Metode Penemuan pada Pembelajaran Matematika Topik
Faktor dan kelipatan di Sekolah Dasar.
Amin (Sudirman dkk, 1988: 172) menguraikan tentang langkah-langkah
penggunaan metode penemuan terbimbing sebagai berikut:
a. Problema untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai
pertanyaan atau pernyataan biasa.
b. Konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang harus ditemukan Peserta
didikmelalui kegiatan belajar harus ditulis dengan jelas dan tepat.
c. Alat/bahan harus disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap Peserta
didikuntuk melakukan kegiatan.
d. Diskusi pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
Peserta didik(kelas) untuk didiskusikan sebelum para Peserta
didikmelakukan kegiatan penemuan.
e. Kegiatan metode penemuan oleh Peserta didikberupa kegiatan
percobaan/penyelidikan yang dilakukan oleh Peserta didikuntuk
24
menemukan konsep-konsep dan atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan
oleh guru.
f. Proses berpikir kritis dan ilmiah menunjukkan tentang proses mental
Peserta didikyang diharapkan selama kegiatan berlangsung.
g. Pertanyaan yang diajukan harus berupa pertanyaan yang mengarah kepada
pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh
siswa.
h. Catatan guru berupa catatan-catatan yang meliputi:
1) Penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari kegiatan-
kegiatan /pelajaran.
2) Isi/materi pelajaran yang relevan dengan kegiatan.
3) Faktor-faktor variable yang dapat mempengaruhi hasil-hasilnya
terutama penting sekali apabila kegiatan percobaan/penyelidikan tidak
berjalan (gagal).
Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk menggunakan metode penemuan dalam pembelajaran Faktor dan
Kelipatandiperlukan suatu perencanaan, proses pelaksanaan dan evaluasi hasil
belajar siswa.
Pada tahap pertama yaitu perencanaan terdiri dari beberapa hal yang harus
dilakukan, yaitu:
a) Mempersiapkan silabus, rencana pembelajaran, dengan terlebih dahulu
menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, hasil belajar,
25
2. Memahami Dan
Menggunakan
Faktor Dan
Kelipatan Dalam
Pemecahan Masalah
2.3 Mendesk
ripsikan konsep
faktor dan kelipatan
o Mencari
menemuk
an
kelipatan
dan
faktor
suatu
bilangan
Kelipatan dan
Faktor
o Kelipatan suatu
bilagan
o Faktor suatu
bilangan
pembelajaran faktor dan kelipatan di kelas IV semester I terdapat dalam
Bilangan, maka diperoleh :
Standar Kompetensi:
Memahami Dan Menggunakan Faktor Dan Kelipatan Dalam Pemecahan
Masalah.
Kompetensi Dasar:
Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan
Indikator:
Kelipatan dan Faktor ,kelipatan suatu bilagan dan Faktor suatu bilangan
b) Mempersiapkan media dan sumber belajar yang akan digunakan.
c) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa, lembar tes dan lembar pengamatan.
Pada tahap kedua yaitu proses pelaksanaan merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran Faktor dan Kelipatandengan
menggunakan metode penemuan sesuai dengan rencana persiapan pembelajaran
yang telah dibuat dengan menggunakan media dan sumber yang telah
dipersiapkan pada tahap pertama. Pada tahap ini guru memberikan pengalaman
belajar terhadap Peserta didiksecara langsung dan praktis menggunakan metode
26
penemuan dengan panduan LKS yang bertujuan membantu Peserta didikdalam
memahami Faktor dan Kelipatan.
Pada tahap ketiga yaitu evaluasi terhadap hasil belajar Peserta didiksetelah
melaksanakan pembelajaran seperti yang telah dilakukan pada tahap kedua.
Penilaian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi yaitu untuk menilai keaktifan Peserta didikdalam mengikuti
pembelajaran dan motivasi untuk belajar menemukan dengan bimbingan guru.
Pada akhir pembelajaran guru menilai hasil belajar Peserta didiktentang
penguasaan konsep Faktor dan Kelipatan dan menilai sejauh mana pengaruh
penggunaan metode penemuan. Hasil evaluasi dan refleksi dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk siklus tindakan selanjutnya.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis dalam mengatasi masalah
pembelajaran tersebut, menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(Clasroom Action Research).Menurut Wardani (2007:4) “Penelitian Tindakan
Kelas adalah:1) Satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui
refleksi diri, 2) Dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti,
seperti guru, siswa, atau kepala sekolah, 3) Dilakukan dalam situasi sosial,
termasuk situasi pendidikan, 4) Memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari
praktik-praktik, pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga
tempat tersebut dilaksanakan, sedangkan menurut Rochiati (2006: 13) “Penelitian
Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan
kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman belajar mereka
sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek
pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata.
Berdasarkan pendapat di atas maka, penelitian tindakan pembelajaran ini
bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa
tentang konsep Faktor dan Kelipatanmelalui penggunaan metode penemuan
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas V SDN I Pagerageung
Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya). Dalam penelitian ini
peneliti memilih model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Tagart.
28
Model ini dipilih dengan mempertimbangkan kesederhanaannya sehingga lebih
mudah untuk dipahami. Model ini sesuai dengan rencana tindakan penelitian,
bahwa satu kali pembelajaran sama dengan satu siklus tindakan. Pola
penelitiannya yaitu “perencanaan (plan), tidakan (act), observasi (observe) dan
refleksi (reflect).”(Rochiati , 2006:13).
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV semester I SDN 1 Pagerageung , mata
pelajaran matematika dengan Faktor dan Kelipatan. Mayoritas siswanya berasal
dari keluarga yang kurang mampu atau golongan ekonomi kelas bawah, karena
masyarakatnya berlatar belakang kurang mampu maka, perhatian terhadap
pendidikanpun masih kurang.
SDN I Pagerageung terletak di Kecamatan Pagerageung Kabupaten
Tasikmalaya. Sarana dan sumber pembelajaran di SD ini masih sangat terbatas,
jumlah guru tidak memadai dengan perbandingan jumlah siswa. Tahun pelajaran
2008/2009 siswa sebanyak 215 orang dibina oleh guru sebanyak 5 orang, yaitu
guru kelas 3 orang, guru agama 1 orang, dan 1 orang kepala sekolah, dengan latar
belakang pendidikan sarjana 3 orang dan D2 berjumlah 2 orang.
Subjek yang diteliti yaitu guru dan siswa kelas V SDN I Pagerageung
Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya, dengan jumlah siswa 27
orang yang terdiri dari laki-laki 14 orang dan perempuan 13 orang.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :
29
1. Variabel input adalah kemampuan awal siswa tentang Faktor dan Kelipatan,
dan Penguasaan guru dalam menggunakan metode penemuan sebelum
tindakan pembelajaran.
2. Variabel proses adalah kemampuan guru dalam mengunakan metode
penemuan pada pembelajaran Faktor dan Kelipatan.
3. Variabel output adalah peningkatan pemahaman siswa terhadap Faktor dan
Kelipatansetelah pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis merencanakan tindakan
sampai dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai. Untuk dapat melihat sejauh mana siswa mampu memahami Faktor dan
Kelipatan, maka diadakan tes awal. Hasil tes yang diperoleh akan dijadikan
sebagai refleksi awal. Untuk lebih rinci, prosedur dalam penelitian ini, yaitu:
1. Orientasi dan Identifikasi Masalah
Kegiatan penelitian ini langkah awalnya adalah mengadakan pengkajian
terhadap kurikulum dengan fokus kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan
materi pokok faktor dan kelipatan yang terdapat dalam KTSP untuk kelas IV SD
pada mata pelajaran matematika semester I. Selain mengkaji kurikulum juga
melakukan pengkajian terhadap buku sumber untuk mata pelajaran matematika
yang digunakan di kelas V SDN I Pagerageung Kecamatan Pagerageung
Kabupaten Tasikmalaya semester I. Dari hasil pengkajian tersebut diketahui
bahwa untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Faktor dan
Kelipatan diperlukan indikator yang relevan dengan perkembangan siswa yaitu:
30
Dapat menemukan Faktor dan Kelipatanserta buku sumber yang memadai serta
metode pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang, orientasi dan renungan awal penulis terhadap
tuntutan KTSP, maka yang menjadi permasalahan utama yaitu seperti yang telah
dikemukakan pada bab I tentang rumusan masalah bahwa perlu digunakan suatu
metode pada pembelajaran Faktor dan Kelipatanyang sesuai dengan KTSP untuk
dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN I Pagerageung Kecamatan
Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya.
2. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menggunakan rencana tindakan jenis spiral siklus PTK
model Kemmis dan Mc. Taggart. Siklus tindakan yang akan dilaksanakan adalah
sebanyak dua siklus. Teknik pemantauan untuk setiap tahapan penelitian
menggunakan instrumen observasi. Fasilitas dan instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seperangkat soal tes awal untuk mengungkap pemahaman
awal siswa, rencana pembelajaran yang disertai dengan LKS dan alat penilaian,
lembar observasi untuk mengamati pemahaman siswa dalam pembelajaran, serta
lembar soal untuk mengetahui hasil dari pembelajaran tentang konsep Faktor dan
Kelipatanmenggunakan metode penemuan. Lembar observasi kemampuan guru
dalam merancang rencana persiapan pembelajaran (RPP), serta kemampuan
melaksanakan pembelajaran dalam menggunakan metode penemuan. Menyiapkan
media dan sumber yang relevan sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran
tersebut, alur PTK yang digunakan dapat dilihat pada bagan 3.1
31
Bagan 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Modifikasi dari Kemmis dan Mc. Taggart
Apa yang harus dilakukan agar
pembelajaran meningkat
(Pelaksanaan pembelajaran pertama)
Perencanaan yang harus
dilakukan untuk melaksanankan
tindakan
Observasi hasil tindakan pertama
apa yang masih belum memadai
(Kegiatan pembelajaran ke dua)
Perencanaan pembelajaran setelah meng-
observasi hasil tindakan pertama
indakan perbaikan dari hasil pem-
belajaran pertama yang telah diobservasi
Setelah memperbaiki hasil observasi pada pembelajaran pertama dan mengadakan evaluasi ternyata hasilnya cukup baik, sehingga pembelajaran tak perlu diulang.
Masalah Pembelajaran yang ditemukan
Tindakan Pemecahan
Masalah
32
Bagan 3.1.
Alur PTK tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Rencana tindakan
Langkah pertama, kepada peneliti mitra atau observer, penulis
mengemukakan permasalahan dan rencana pemecahannya, mendiskusikan
konsep-konsep dasar yang terkait dengan PTK dan metode penemuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada konsep pembelajaran Faktor dan
Kelipatansebagaimana yang terdapat dalam KTSP, serta dibicarakan tentang
waktu pelaksanaan kegiatan PTK.
Langkah kedua, penulis merancang dan membuat instrumen untuk
keperluan PTK, seperti seperangkat soal tes awal untuk mengungkap pemahaman
awal siswa, rencana persiapan pembelajaran yang disertai LKS dan alat penilaian,
lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran, menyiapkan media dan
sumber yang menunjang pembelajaran.
Langkah ketiga, penulis melakukan penyusunan jadwal pelaksanaan
tindakan pembelajaran. Untuk kelancaran pelaksanaan tindakan, penulis
mengadakan simulasi PTK yang dilaksanakan di kelas V sebagai subjek
penelitian dengan materi pelajaran yang berbeda.
Langkah keempat, penulis membuat alternatif pemecahan masalah untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep Faktor dan Kelipatandengan
menggunakan metode penemuan. Alternatif pemecahan masalah ini akan dipilih
dengan berdasarkan hasil analisis refleksi awal terhadap pemahaman awal siswa
33
dan kondisi pembelajaran pada saat kegiatan PTK dilaksanakan. Alternatifnya
yaitu:
1) Pemahaman awal siswa tentang Faktor dan Kelipatan yang terdiri dari
pemahaman terhadap konsep Faktor dan Kelipatan dan pemahaman terhadap
Faktor dan Kelipatan, yang diketahui dari hasil tes awal, semuanya akan
dijadikan sebagai fokus tindakan untuk setiap siklus pembelajaran reflektif.
2) Setiap siklus tindakan yang dilakukan memilih salah satu pemahaman awal
siswa (pemahaman terhadap konsep Faktor dan Kelipatan sebagai fokus
tindakan. Jadi pemahaman awal tersebut, masing-masing akan dijadikan fokus
tindakan pada masing-masing siklus tindakan pembelajaran reflektif.
b. Implementasi Tindakan
Langkah pertama, penulis melakukan tes awal untuk mengungkap
pemahaman awal siswa tentang trapesium (pemahaman terhadap konsep Faktor
dan Kelipatandan penggunaan rumus Faktor dan Kelipatan). Tes awal ini
dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran reflektif.
Langkah kedua, penulis melakukan analisis terhadap hasil tes siswa. Hasil
analisis akan dijadikan sebagai bahan tindakan untuk dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada pembelajaran Faktor dan Kelipatan.
Langkah ketiga, berdasarkan analisis hasil tes awal, penulis melaksanakan
proses pembelajaran reflektif yang sesuai dengan skenario pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini sesuai dengan siklus dan fokus tindakan yang telah
ditetapkan.
34
Langkah keempat, orientasi penulis pada setiap siklus adalah penggunaan
metode penemuan yang dapat meningkatkan pemahaman siswa pada
pembelajaran matematika tentang konsep Faktor dan Kelipatan.
c. Observasi dan Interpretasi
Langkah pertama, melakukan observasi terhadap pemahaman awal siswa
tentang Faktor dan Kelipatandan diinterpretasikan. Dari hasil interpretasi dapat
diklasifikasikan pemahaman siswa yang mana yang harus ditingkatkan.
Langkah kedua, melakukan observasi terhadap kemampuan guru dalam
menggunakan metode penemuan selama proses pembelajaran. Kemampuan guru
yang diobservasi, misalnya kemampuan dalam menggunakan alat serta media
pembelajaran, membimbing, mengarahkan, serta memotivasi siswa untuk
menemukan sesuatu dan sebagainya, sebagaimana yang terdapat dalam lembar
observasi.
Langkah ketiga, melakukan observasi terhadap peningkatan pemahaman
siswa pada pembelajaran Faktor dan Kelipatan.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi di atas, selanjutnya dianalisis dan
direfleksikan dengan fokus analisisnya, yaitu: 1) Terhadap data hasil tes
pemahaman awal siswa tentang Faktor dan Kelipatandan kemampuan guru dalam
merancang rencana pembelajaran, 2) Terhadap kemampuan guru dalam
menggunakan metode penemuan, 3) Terhadap kemampuan siswa dalam
memahami Faktor dan Kelipatan.
35
3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Dalam hal ini penulis akan mengadakan dua tahapan pembelajaran, yaitu
tindakan pembelajaran siklus I, II dan III. Tidakan pembelajaran pada siklus I
difokuskan pada kemampuan guru menggunakan metode penemuan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan rencana persiapan pembelajaran yang dirancang
dengan fokus tindakan utama untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
Faktor dan Kelipatan. Dalam pembelajarannya menekankan pada pemahaman
tentang konsep Faktor dan Kelipatandan penggunaan rumus Faktor dan Kelipatan.
Melakukan tes awal untuk mengungkap pemahaman awal siswa tentang Faktor
dan Kelipatan. Membuat rencana pembelajaran disertai LKS dan alat penilaian tes
akhir juga Faktor dan Kelipatan. Membuat lembar observasi untuk mengamati
pemahaman siswa, aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Menyiapkan sumber dan media yang akan menunjang pembelajaran. Merancang
alat evaluasi untuk melihat perubahan mengenai pemahaman siswa dan
kemampuan guru dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan untuk siklus I adalah melaksanakan rencana
pembelajaran pada materi trapesium yang telah direncanakan sebagaimana
tercantum pada lampiran I. Dalam melaksanakan rencana persiapan pembelajaran
ini, diadakan observasi dengan menggunakan alat dan lembar observasi yang
direncanakan. Semua data yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan,
diidentifikasi, dianalisis dan dievaluasi. Setelah mengadakan evaluasi, guru
melakukan refleksi tentang sejauh mana kemampuannya dalam merancang
persiapan pembelajaran, kemampuan dalam menggunakan metode penemuan
36
pada proses belajar mengajar dan tingkat pemahaman siswa. Guru melakukan
refleksi setiap kali selesai pembelajaran. Hasil analisis dan refleksi ini digunakan
sebagai bahan acuan dalam merancang atau rekomendasi tindakan untuk
melaksanakan tindakan berikutnya.
Tindakan pembelajaran pada siklus II adalah mengulang prosedur dalam
tindakan pembelajaran siklus I dengan materi yang sama, yaitu konsep fakotr dan
kelipatan. Dalam siklus II menekankan pada pemahaman konsep Faktor dan
Kelipatandan. Fokus tindakannya adalah kemampuan guru dalam merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi rencana pembelajaran dengan menggunakan
metode penemuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran
faktor dan kelipatan.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Beberapa jenis data yang akan dikumpulkan, serta cara pengumpulannya
selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah :
1. Pemahaman awal siswa tentang faktor dan kelipatan
2. Kemampuan guru merancang Rencana Persiapan Pembelajaran dengan
menggunakan metode penemuan untuk meningkatkan pemahaman siswa.
3. Kemampuan guru mengunakan metode penemuan yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa.
4. Pemahaman siswa tentang trapesium setelah proses pembelajaran.
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada pada tabel 3. 2
37
Tabel 3. 2.
Jenis Data dan Cara Pengumpulannya
No Jenis Data Cara Pengumpulannya
1. Pemahaman awal siswa tentang trapesium Melalui tes awal siswa
2.
Kemampuan guru merancang Rencana
Persiapan Pembelajaran dengan
mengunakan metode penemuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa
Melalui lembar observasi
3.
Kemampuan guru mengunakan metode
penemuan yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa
Melalui lembar Observasi
4.Pemahaman siswa tentang faktor dan
kelipatan setelah proses pembelajaran
Melalui lembar observasi
dan tes akhir
F. Teknik Analisis Data Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
berdasarkan hasil nilai apa adanya yang diperoleh baik oleh guru atau siswa.
Analisis data hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
penggunaan metode penemuan pada pembelajaran matematika konsep Faktor dan
Kelipatanuntuk meningkatkan pemahaman peserta didik kelas IV SDN I
Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya.
38
Pengolahan data tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Analisis Data
Untuk menganalisis data digunakan teknik deskriftif dengan prosentase.
Analisisnya difokuskan pada data pemahaman awal siswa, kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan dan data
hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dan setelah proses pembelajaran.
2. Pengelompokkan Data
Data yang dikelompokkan yaitu tentang pemahaman awal siswa yang
diperoleh dari tes awal, kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran
menggunakan metode penemuan yang diperoleh melalui observasi dan hasil
belajar siswa setelah proses pembelajaran yang diperoleh melalui tes akhir.
3. Interpretasi dan Refleksi Data
Pada setiap siklus pembelajaran dilakukan interpretasi dan refleksi data
terhadap hasil pengelompokkan data tersebut di atas.
4. Rekomendasi dan Tindak Lanjut
Hasil refleksi pada pembelajaran siklus I merupakan dasar untuk
merancang dan merekomendasikan tindakan untuk kegiatan pembelajaran pada
siklus II. Pembelajaran pada siklus I dan II menjadi dasar perumusan hipotesis
tindakan.
5. Indikator Kinerja
Standar keberhasilan yang digunakan oleh penulis untuk guru dan siswa
dalam meningkatkan pemahaman siswa melalui penggunaan metode penemuan
39
adalah sesuai dengan pendapat Uzer (Nurasa, 2004: 12) tentang keberhasilan
siswa dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar yang dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Istimewa/maksimal: Apabila seluruh (95 s/d 100) bahan pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai siswa.
b. Baik sekali/optimal: Apabila sebagian besar (85% s.d 94%) bahan pelajaran
dapat dikuasai oleh siswa.
c. Baik/minimal: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% dikuasai
oleh siswa.
d. Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai
oleh siswa.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
Pada bab ini penulis membahas tentang hasil penelitian yang sesuai
dengan pembahasan bab I tentang latar belakang masalah, rumusan masalah dan
tujuan penelitian. Pembahasan hasil penelitian ini mengikuti alur sebagai berikut:
1. Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah
Kegiatan penelitian ini langkah awalnya adalah mengadakan pengkajian
terhadap kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan materi pokok pengukuran
(waktu, sudut, luas, volume dan satuannya) yang terdapat dalam standar isi
kurikulum KTSP untuk kelas V SD pada mata pelajaran matematika semester I.
Selain mengkaji kurikulum, juga melakukan pengkajian terhadap buku sumber
untuk mata pelajaran matematika yang digunakan di kelas V SDN I Pagerageung
semester I dan kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan. Dari hasil
pengkajian tersebut diketahui bahwa suatu metode pembelajaran yang diharapkan
dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran
Faktor dan Kelipatan adalah metode penemuan.
Berdasarkan latar belakang, orientasi dan renungan awal penulis terhadap
tuntunan standar isi kurikulum KTSP di Sekolah Dasar saat ini, maka yang
menjadi permasalahan utama yaitu seperti yang telah dikemukakan pada bab 1
tentang rumusan masalah bahwa perlu digunakan suatu metode pada pembelajaran
matematika konsep Faktor dan Kelipatan yang sesuai dengan kurikulum KTSP
41
untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN I Pagerageung
Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang dimaksud
adalah metode penemuan.
Hasil yang diperoleh setelah mengadakan observasi pada awal penelitian,
yaitu :
a. Keadaan sekolah, guru dan siswa
SDN I Pagerageung didirikan pada tahun 1982. SDN I Pagerageung
memiliki tujuh ruangan. Satu ruang kantor dan enam ruang kelas. Untuk ruang
perpustakaan dan ruang UKS berada pada satu ruangan yaitu di ruang kantor.
Memiliki lima personil yang terdiri dari seorang kepala sekolah, tiga orang guru
kelas, dan seorang guru Pendidikan Agama Islam yang merangkap menjadi guru
kelas, karena kurangnya tenaga pengajar. Latar belakang pendidikan guru-
gurunya S1 dua orang D2 dua orang.
Jumlah siswa SDN I Pagerageung sampai bulan April 2009 sebanyak 214
orang. Siswa laki-laki 114 orang dan siswa perempuan 100 orang. Subjek
penelitian adalah kelas V yang jumlahnya 27 orang. Siswa laki-laki sebanyak 14
orang dan siswa perempuan 13 orang. Keadaan ekonomi orang tua siswa kelas V
rata-rata berada pada golongan menengah ke bawah.
b. Pelaksanaan program pembelajaran Matematika
Pada tahun 2008/2009 untuk kelas V menggunakan kurikulum KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Program pembelajaran Matematika
untuk kelas V SDN I Pagerageung telah dilaksanakan dengan mengacu pada
standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, namun hasil belajar siswanya
42
belum dikatakan berhasil terutama untuk standar kompetensi geometri dan
pengukuran. Hal ini dapat dilihat pada nilai raport semester I untuk geometri dan
pengukuran yang hanya mencapai rata-rata 50, 79.
c. Metode pembelajaran matematika.
Pelaksanaan program pembelajaran matematika di SDN I Pagerageung
belum menggunakan metode yang tepat. Metode yang biasa digunakan
membosankan bagi siswa karena tidak berpariasi. Guru belum memahami betapa
pentingnya suatu metode dalam proses belajar mengajar. Guru hanya memikirkan
bagaimana materi dapat disampaikan kepada siswa sesuai program
pembelajarannya tanpa memikirkan apakah materi tersebut dapat dipahami siswa
atau tidak.
d. Evaluasi pembelajaran matematika
Dalam mengadakan evaluasi pembelajaran, guru kurang memperhatikan
penilaian terhadap proses belajar mengajar. Untuk itu penulis merancang suatu
evaluasi pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep Faktor dan Kelipatan.
Berdasarkan hasil kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, penulis
melakukan refleksi data dengan menjadikan variabel penelitian sebagai dasar
untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.1.
43
Tabel 4.1
Refleksi Data Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah.
Variabel yang
DitelitiUraian
Variabel input
1. Pemahaman awal siswa terhadap Faktor dan Kelipatan
sebelum tindakan pembelajaran yang terdiri dari
pemahaman tentang konsep Faktor dan Kelipatan dan
pemahaman dalam menggunakan rumus Faktor dan
Kelipatan.
2. Penguasaan guru dalam menggunakan metode
penemuan sebelum tindakan pembelajaran.
Variabel proses
Tindakan guru dalam memberikan pengalaman belajar
dengan menggunakan metode penemuan yang meliputi
tindakan untuk memfasilitasi siswa dalam meningkatkan
pemahamannya.
Variabel output
1. Peningkatan penguasaan guru dalam pembelajaran
Faktor dan Kelipatan dengan menggunakan metode
penemuan.
2. Peningkatan pemahaman siswa tentang Faktor dan
Kelipatan yang terdiri dari pemahaman terhadap konsep
Faktor dan Kelipatan dan pemahaman dalam
menggunakan rumus Faktor dan Kelipatan setelah
minimal dua siklus tindakan pembelajaran reflektif.
44
2. Perencanaan Tindakan Penelitian
Peneliti dan mitra mengadakan kesepakatan bahwa penelitian tindakan
kelas akan dilakukan dalam dua siklus tindakan pembelajaran. Kesepakatan ini
dibuat berdasarkan hasil refleksi data kegiatan orientasi dan identifikasi masalah.
Penelitian untuk masing-masing siklus tindakan pembelajaran difokuskan
pada:
a. Rancangan Rencana Persiapan Pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode penemuan untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep luas daerah tranpesium di kelas V SDN I Pagerageung
Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Beberapa aspek yang
diteliti, yaitu: 1) Kurikulum, 2) Bahan pembelajaran, 3) Strategi pembelajaran,
4) Media dan Sumber pembelajaran, 5) Evaluasi, 6) Kerapihan dan kebersihan
Rencana Persiapan Pembelajaran.
b. Proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep Faktor dan Kelipatan
di kelas V SDN I Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten
Tasikmalaya. Penelitian pada tahap ini adalah penelitian terhadap kemampuan
guru dalam proses belajar mengajar untuk mata pelajaran matematika.
Beberapa aspek yang diteliti dari kemampuan ini, yaitu: 1) Kemampuan
membuka pelajaran, 2) Proses pembelajaran, 3) Kemampuan melakukan
evaluasi, 4) Kemampuan menutup pelajaran.
c. Hasil proses belajar mengajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran
matematika konsep Faktor dan Kelipatan dengan menggunakan metode
45
penemuan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis hasil tes akhir pada
setiap siklus tindakan pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep Faktor dan Kelipatan dan penggunaan rumus Faktor
dan Kelipatan.
3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
a. Tindakan Penelitian Siklus I
1) Perencanaan pembelajaran
Tindakan penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 1 April
2009. Peneliti utama bertindak sebagai pengajar dan peneliti mitra sebagai
observer. Tindakan penelitian siklus I dilaksanakan berdasarkan perencanaan
tindakan penelitian yang telah ditetapkan. Adapun hasilnya disusun berdasarkan
kategori data sebagai berikut:
Rencana pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum KTSP yang terdiri
dari Kompetensi Dasar, indikatornya dan tujuan pembelajaran. Pemilihan dan
penggunaan media dan sumber pembelajaran direncanakan dengan sebaik-baiknya
berdasarkan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai. Fokus tindakannya yaitu untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam merancang rencana persiapan
pembelajaran, cara menggunakan metode penemuan dalam proses belajar
mengajar sesuai dengan rencana persiapan pembelajaran yang disusun dan untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep Faktor dan Kelipatan serta
pemahaman dalam mengunakan rumus Faktor dan Kelipatan.
2) Proses Pembelajaran
46
Proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana persiapan
pembelajaran yang telah disusun sebagaimana yang terlampir pada lampiran 2
dengan menggunakan metode penemuan untuk meningkatkan pemahaman siswa
tentang konsep Faktor dan Kelipatan.
Langkah pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
a) Mengkondisikan siswa untuk siap belajar.
b) Melakukan pre tes untuk mengungkap pemahaman awal siswa tentang Faktor
dan Kelipatan.
c) Guru bersama siswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
d) Pembentukan kelompok.
e) Pembagian LKS kepada setiap kelompok.
f) Setiap kelompok berdiskusi untuk mengerjakan LKS.
g) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
h) Pembahasan oleh guru tentang hasil diskusi siswa
i) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
j) Melakukan pos tes.
k) Mengadakan tindak lanjut dengan menugaskan siswa untuk mempelajari
rumus luas trapesium di rumah masing-masing dan membawa kembali
peralatan yang digunakan.
3) Hasil Pembelajaran
a) Rancangan Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP)
47
Kemampuan guru dalam merancang rencana persiapan pembelajaran dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2HASIL OBSERVASI
Kemampuan Guru dalam Merancang Rencana Persiapan Pembelajaran Siklus I
Aspek
KinerjaIndikator
PenilaianJml Ket
1,00 0,75 0,50 0,25
1. Aspek standar kompetensi (SK)
a. Mencantumkan SK sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan
3,25
b. Mencantumkan KD berdasarkan SK
c. Mencantumkan indikator bedasarkan KD dan menggambarkan perubahan prilaku
d. Merumuskan indikator sesuai karakteristik anak
2. Perumusan dan penetapan tujuan pembelajaran
a. Tujuan tersusun berdasarkan SK, KD dan indikator pencapaian kompetensi
3,25
b. Tujuan tersusun secara sistematis sesuai herarki materi pembelajaran
c. Tujuan menggunakan kata oprasional sesuai karakteristik mata pelajaran.
d. Tujuan tersusun sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran.
48
Tabel 4.2 LanjutanSiklus I
3. Pengembangan materi pembelajaran
a. Materi berdasarkan SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran
3,25
b. Materi sesuai dengan minat, perkembangan dan kebutuhan belajar anak.
c. Materi sesuai dengan karakeristik dan kebutuhan lingkungan sekolah.
d. Materi memberikan kecakapan hidup bagi anak.
4.Penetapan metode pembelajaran
a. Pencapaian metode berdasarkan SK,KD, indikator, tujuan dan materi pembelajaran.
b. Penetapan kesesuaian metode penemuan
3,25c. Penetapan metode bersifat
praktis dan fungsional.
d. Penetapan metode sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran
5. Pengembangan langkah-langkah media dan sumber pembelajaran
a. Langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan metode yang telah ditetapkan.
3,50
b. Langkah pembelajaran berurutan sesuai hirakhi mata pelajaran
c. Langkah pembelajaran memberikan pengalaman secara fisik dan mental
d. Langkah-langkah pembelajaran mengandung unsur kegiatan siswa dan materi pembelajaran.
6.Pengunaan alat, media, dan sumber
a. Alat, media, dan sumber berdasarkan SK, KD, indikator, tujuan dan materi pembelajaran.
3,50
49
pembelajaran
b. Alat, media, dan sumber sekitar anak/sekolah, ekonomis, inivatif dan realistis.
c. Alat, media, dan sumber menunjang kegiatan belajar dengan mengalami.
d. Alat, media, dan sumber yang digunakan bervariasi.
7. Pelaksanaan penilaian pembelajaran
a. Penilaiaan mengukur proses dan hasil sesuai indikator/tujuan pembelajaran
3,0
0
b. Bentuk penilaian bervariasi (tes, kinerja, produk, tugas, portofolio, sikap dan atau penilaian diri.
c. Membuat alat ukur sesuai dengan bentuk penilaian yang digunakan
d. Mencantumkan kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi.
8.Kerapihan dan kebersihan RPP
a. Menggunakan tulisan dengan huruf tegak bersambung yang jelas.
4b. Penggunaan kosa kata dan
struktur kalimat yang efektif
c. Penataan isi sistematis. d. Tampilan umum bersih dan
rapih.
Jumlah yang diperoleh 25,75
Prosentase 80,47
Kriteria Penilaian terdiri dari :(1) Skala untuk tiap indikator, yaitu :
0,25 jika kesesuaian dengan indikator sangat kurang.0,50 jika kesesuaian dengan indikator mendekati.0, 75 jika kesesuaian dengan indikator cukup.1,00 jika kesesuaian dengan indikator memadai.
(2) Skala skor untuk setiap aspek kinerja, yaitu :K = Kurang, jika jumlah skornya 1,00 – 1, 75C = Cukup, jika jumlah skornya 2 – 2,75.B = Baik, jika jumlah skornya 3,00- 3,75
50
SB = Sangat baik, jika jumlah skornya 4,00
Rumus yang digunakan untuk memperoleh prosentasi kemampuan guru dalam merancang Rencana Persiapan Pembelajaran.
Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Skor maksimal ( = 32)
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa prosentase kemampuan guru
dalam merancang RPP adalah 80,47 %.
b) Proses Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Penemuan
Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
penemuan pada mata pelajaran matematika tentang Faktor dan Kelipatan, dapat
di lihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3HASIL OBSERVASI
Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)Menggunakan Metode Penemuan
Siklus I
AspekKinerja
IndikatorPenilaian
Jml Ket1,00 0,75 0,50 0,25
1a. Kegiatan Pra KBM
a. Menata ruang, alat Bantu dan sumber dengan cermat
3,50
b. Menyapa siswa dengan salam
c. Memeriksa kehadiran siswa
d. Mengkondisikan diri sendiri dan siswa untuk siap melakukan KBM
1b.Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Menarik perhatian siswa 3,50
b. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
c. Melakukan apersepsi, membangkitkan keingintahuan dan
51
pengetahuan awal siswad. Memberi acuan materi
belajar yang akan disampaikan
2.Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
a. Suara dapat didengar oleh seluruh siswa dengan jelas
3,50
b. Gerakan anggota tubuh dilakukan dengan wajar, luwes dan proposional
c. Antusiasme, penampilan dan kinerja guru kondusif
d. Mobilitas dalam kelas dilakukan dengan wajar dan efektif
3. Penguasaan bahan pembelajaran
a. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan KD, indikator dan sumber belajar yang ditetapkan
2,75
b. Pembahasan, pemberian contoh serta dampak pengiring untuk silkap prilaku sistematis dan tepat.
c. Menunjukkan penguasaan yang luas dan mendalam terhadap bahan pembelajaran
d. Dapat merespon pertanyaan/mengatasi masalah yang berasal dari siswa.
4.Proses pembelajaran
a. Strategi /metode pembelajaran sesuai jenis dan prosedur yang ditetapkan pada silabus
3,25
b. Penyajian bahan pembelajaran berorientasi pada aktivitas dan keragaman siswa secara menyeluruh
c. Penanganan individu/kelompok siswa dilakukan dengan efektif
d. Alokasi waktu dalam KBM dimanfaatkan secara efektif dan proposional
52
5.Kemampuan mengunakan media pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip-prinsip pengunaan jenis alat peraga/media
3,50
b. Ketepatan saat memilih dan menggunakan alat/media dalam proses KBM
c. Menguasai keterampilan dalam mengoprasionalkan alat/media
d. Alat yang digunakan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
6.Evaluasi
a. Menggunakan jenis penilaian yang relevan dengan jenis yang dirancang pada silabus
3,00
b. Menggunakan penilaian yang relevan dengan indikator yang ditetapkan
c. Menggunakan penilaian yang relevan dan proposional dengan waktu yang tersedia
d. Melaksanakan prosedur penilaian yang relevan dengan yang direncanakan.
7.Kemampuan Menutup Pembelajaran
a. Meninjau kembali dan membimbing siswa menyimpulkan hasil belajar
4
b. Melakukan evaluasi secara klasikal terhadap partisipasi siswa dalam KBM
c. Melakukan tindak lanjut pembentukan sikap dan prilaku atau menugaskan kegiatan ko-kulikuler
d. Menata kembali kerapihan/suasana kelas agar kondusip bagi KBM berikutnya.
Tabel 4.3 LanjutanSiklus I
53
AspekKinerja
IndikatorPenilaian
Jml Ket1,00 0,75 0,50 0,25
8. Kualitas Tulisan di Papan Tulis
a. Tulisan efektif, efisien dan mudah dibaca
3,5
b. Grafikasi tulisan rapih dan lurus (tidak naik turun)
c. Ilustrasi dan gambar bermakna bagi KBM
d. Cara penulisan sesuai dengan EYD
9.Penggunaan Bahasa Indonesia/Bahasa Pengantar
a. Ucapann jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
3,75
b. Pembicaraan lancar (tidak tersendat-sendat)
c. Menggunakan kosa kata bahasa Indonesia yang baku.
d. Berbahasa dengan tata bahasa yang baik dan benar.
Jumlah Skor yang Diperoleh 33,75Prosentase 84,37
Kriteria Penilaian terdiri dari :(1) Skala untuk tiap indikator, yaitu :
0,25 jika kesesuaian dengan indikator sangat kurang.0,50 jika kesesuaian dengan indikator mendekati.0, 75 jika kesesuaian dengan indikator cukup.1,00 jika kesesuaian dengan indikator memadai.
(2) Skala skor untuk setiap aspek kinerja, yaitu :K = Kurang, jika jumlah skornya 1,00 – 1, 75C = Cukup, jika jumlah skornya 2 – 2,75.B = Baik, jika jumlah skornya 3,00- 3,75SB = Sangat baik, jika jumlah skornya 4,00
Rumus yang digunakan untuk memperoleh prosentasi kemampuan guru dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar menggunakan Metode Penemuan, yaitu :Jumlah skor yang diperoleh
x 100%Skor maksimal ( = 40)
Berdasarkan tabel 4.3. Dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam
proses belajar mengajar dengan menggunakan metode penemuan adalah 84,37, %
54
c) Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, peneliti
melaksanakan pre tes dan pos tes. Nilai hasil pre tes dan pos tes siswa dapat
Berdasarkan tabel 4.4. Dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa sebelum
tindakan pembelajaran adalah 53,88% dan setelah tindakan pembelajaran 68,
51%. Artinya setelah dilakukan pembelajaran siklus I dengan menggunakan
metode penemuan, maka pemahaman siswa terhadap Faktor dan Kelipatan ada
peningkatan, walaupun belum memadai.
d) Refleksi dan Rekomendasi
Peneliti bersama mitra mengadakan refleksi dengan cara berdiskusi
tentang kegiatan yang telah dilaksanakan dan juga berdiskusi tentang rencana
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Kegiatan refleksi dilakukan
berdasarkan faktor penghambat dan pendukung yang ditemukan peneliti. Hasil
kegiatan refleksi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5.
Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I
56
No Aspek Refleksi Rekomendasi
1.
Kemampuan guru dalam
merancang RPP dengan
menggunakan metode penemuan
Sudah termasuk kategori baik/minimal,
harus ditingkatkan lagi untuk mencapai
kategori baik sekali/optimal.
2.
Kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar dengan
menggunakan metode penemuan
Harus ditingkatkan lagi terutama pada
aspek penguasaan bahan pembelajaran
dengan indikator pembahasan
pemberian contoh serta dampak
pengiring untuk sikap prilaku
sistematis dan tepat, merespon
pertanyaan/ mengatasi masalah yang
berasal dari siswa, serta aspek
pembelajaran pada indikator
penanganan individu/kelompok
3.
Hasil belajar siswa tentang
F aktor dan kelipatan
Hasil belajar siswa harus ditingkatkan
lagi untuk mencapai kategori optimal
atau 85% s.d 94%. Untuk itu tindakan
pembelajaran siklus I harus diulang
b. Tindakan Penelitian Siklus II
1) Perencanaan Pembelajaran
57
Tindakan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 April
2009. Peneliti utama bertindak sebagai pengajar dan peneliti mitra sebagai
observer. Tindakan penelitian siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi
pada tindakan siklus I.
Rencana Persiapan Pembelajaran yang disusun terdiri dari standar
kompetensi, kompetensi dasar indikator dan tujuan pembelajaran. Pemilihan dan
penggunaan media dan sumber pembelajaran direncanakan dengan sebaik-baiknya
berdasarkan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Fokus tindakannya yaitu untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran, cara
menggunakan metode penemuan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan
RPP yang disusun untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep
Faktor dan Kelipatan
2) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana persiapan
pembelajaran yang telah disusun sebagaimana yang terlampir pada lampiran
dengan menggunakan metode penemuan untuk meningkatkan pemahaman siswa
tentang konsep Faktor dan Kelipatan. Langkah pembelajaran pada siklus II adalah
sebagai berikut:
a) Mengkondisikan siswa
b) Guru bersama siswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
c) Pembentukan kelompok
d) Pembagian LKS kepada setiap kelompok.
58
e) Setiap kelompok berdiskusi untuk mengerjakan LKS.
f) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan
tanggapannya.
g) Pembahasan oleh guru, tentang hasil kegiatan diskusi siswa
h) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
i) Melakukan pos tes.
j) Mengadakan tindak lanjut dengan menugaskan siswa mencari luas daerah
yang berbentuk trapesium di sekitar lingkungan rumah mereka, dan
menghitung luasnya.
3) Hasil Pembelajaran
a) Rancangan Rencana Persiapan pembelajaran
Kemampuan guru dalam merancang RPP dapat dilihat pada tabel 4.6Tabel 4.6
Kemampuan Guru dalam Merancang Rencana Persiapan Pembelajaran Siklus II
Aspek
Kinerja Indikator
Penilaian
Jml Ket
1,00 0,75 0,500,
25
1. Aspek standar kompetensi (SK)
a. Mencantumkan SK sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan
4b. Mencantumkan KD
berdasarkan SK
c. Mencantumkan indikator bedasarkan KD dan menggambarkan perubahan prilaku
d. Merumuskan indikator sesuai karakteristik anak
59
2. Perumusan dan penetapan tujuan pembelajaran
a. Tujuan tersusun berdasarkan SK, KD dan indikator pencapaian kompetensi
3,50
b. Tujuan tersusun secara sistematis sesuai herarki materi pembelajaran
c. Tujuan menggunakan kata oprasional sesuai karakteristik mata pelajaran.
d. Tujuan tersusun sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran.
3.
Pengemban
gan materi
pembelajara
n
a. Materi berdasarkan SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran
3,50
b. Materi sesuai dengan minat, perkembangan dan kebutuhan belajar anak.
c. Materi sesuai dengan karakeristik dan kebutuhan lingkungan sekolah.
d. Materi memberikan kecakapan hidup bagi anak.
4.
Penetapan
metode
pembelajaran
a. Pencapaian metode berdasarkan SK,KD, indikator, tujuan dan materi pembelajaran.
b. Penetapan kesesuaian metode penemuan
c. Penetapan metode bersifat praktis dan fungsional.
3,75
d. Penetapan metode sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran
5.
Pengembangan
langkah-langkah
a. Langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan metode yang telah ditetapkan.
3,75
b. Langkah pembelajaran berurutan sesuai
60
media dan
sumber
pembelajaran
hirakhi mata pelajaranc. Langkah pembelajaran
memberikan pengalaman secara fisik dan mental
d. Langkah-langkah pembelajaran mengandung unsur kegiatan siswa dan materi pembelajaran.
6
Pengunaan
alat, media,
dan sumber
pembelajaran
a. Alat, media, dan sumber berdasarkan SK, KD, indikator, tujuan dan materi pembelajaran.
3,5
b. Alat, media, dan sumber sekitar anak/sekolah, ekonomis, inivatif dan realistis.
c. Alat, media, dan sumber menunjang kegiatan belajar dengan mengalami
d. Alat, media, dan sumber yang digunakan bervariasi.
7. Pelaksanaan penilaian pembelajaran
a. Penilaiaan mengukur proses dan hasil sesuai indikator/tujuan pembelajaran
3,50
b. Bentuk penilaian bervariasi (tes, kinerja, produk, tugas, portofolio, sikap dan atau penilaian diri.
c. Membuat alat ukur sesuai dengan bentuk penilaian yang digunakan
d. Mencantumkan kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi.
8.Kerapihan dan
a. Menggunakan tulisan dengan huruf tegak
4,00
61
kebersihan RPP
bersambung yang jelas.
b. Penggunaan kosa kata dan struktur kalimat yang efektif
c. Penataan isi sistematis. d. Tampilan umum
bersih dan rapih.
Jumlah yang diperoleh 29,5
Prosentase 92,18
Kriteria Penilaian terdiri dari :
(1) Skala untuk tiap indikator, yaitu :
0,25 jika kesesuaian dengan indikator sangat kurang.
0,50 jika kesesuaian dengan indikator mendekati.
0, 75 jika kesesuaian dengan indikator cukup.
1,00 jika kesesuaian dengan indikator memadai.
(2) Skala skor untuk setiap aspek kinerja, yaitu :
K = Kurang, jika jumlah skornya 1,00 – 1, 75
C = Cukup, jika jumlah skornya 2 – 2,75.
B = Baik, jika jumlah skornya 3,00- 3,75
SB = Sangat baik, jika jumlah skornya 4,00
Rumus yang digunakan untuk memperoleh prosentasi kemampuan guru
dalam merancang RPP.
Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Skor maksimal ( = 32)
62
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa prosentase kemampuan guru
dalam merancang RPP adalah 92,18 %.
b) Proses Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Penemuan
Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan
metode penemuan pada mata pelajaran matematika tentang Faktor dan Kelipatan,
dapat di lihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)
Menggunakan Metode PenemuanSiklus II
AspekKinerja
IndikatorPenilaian
Jml Ket1,00 0,75 0,50 0,25
1a. Kegiatan Pra KBM
a. Menata ruang, alat Bantu dan sumber dengan cermat
4,00
b. Menyapa siswa dengan salam
c. Memeriksa kehadiran siswa d. Mengkondisikan diri sendiri
dan siswa untuk siap melakukan KBM
1b.Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Menarik perhatian siswa
3,75
b. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
c. Melakukan apersepsi, membangkitkan keingintahuan dan pengetahuan awal siswa
d. Memberi acuan materi belajar yang akan disampaikan
2.Sikap Guru Praktikan dalam Proses Pembelajaran
a. Suara dapat didengar oleh seluruh siswa dengan jelas
3,50
b. Gerakan anggota tubuh dilakukan dengan wajar, luwes dan proposional
c. Antusiasme, penampilan dan kinerja guru kondusif bagi siswa dalam KBM
d. Mobilitas dalam kelas dilakukan dengan wajar dan
63
efektif
3. Penguasaan bahan pembelajaran
a. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan KD, indikator dan sumber belajar yang ditetapkan
b. Pembahasan, pemberian contoh serta dampak pengiring untuk silkap prilaku sistematis dan tepat.
3. Penguasaan bahan pembelajaran
c. Menunjukkan penguasaan yang luas dan mendalam terhadap bahan pembelajaran
3,75
d. Dapat merespon pertanyaan/mengatasi masalah yang berasal dari siswa.
4. Proses pembelajaran
a. Strategi /metode pembelajaran sesuai jenis dan prosedur yang ditetapkan pada silabus
3,75
b. Penyajian bahan pembelajaran berorientasi pada aktivitas dan keragaman siswa secara menyeluruh
c. Penanganan individu/kelompok siswa dilakukan dengan efektif
d. Alokasi waktu dalam KBM dimanfaatkan secara efektif dan proposional
5.Kemampuan mengunakan media pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip-prinsip pengunaan jenis alat peraga/media
3,50
b. Ketepatan saat memilih dan menggunakan alat/media dalam proses KBM
c. Menguasai keterampilan dalam mengoprasionalkan alat/media
d. Alat yang digunakan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
6. a. Menggunakan jenis 3,00
64
Evaluasi
penilaian yang relevan dengan jenis yang dirancang pada silabus
b. Menggunakan penilaian yang relevan dengan indikator yang ditetapkan
c. Menggunakan penilaian yang relevan dan proposional dengan waktu yang tersedia
d. Melaksanakan prosedur penilaian yang relevan dengan yang direncanakan.
7.Kemampuan Menutup Pembelajaran
a. Meninjau kembali dan membimbing siswa menyimpulkan hasil belajar
4,00
b. Melakukan evaluasi secara klasikal terhadap partisipasi siswa dalam KBM
c. Melakukan tindak lanjut pembentukan sikap dan prilaku atau menugaskan kegiatan ko-kulikuler
d. Menata kembali kerapihan/suasana kelas agar kondusip bagi KBM berikutnya.
8. Kualitas Tulisan di Papan Tulis
a. Tulisan efektif, efisien dan mudah dibaca
3,50
b. Grafikasi tulisan rapih dan lurus (tidak naik turun)
c. Ilustrasi dan gambar bermakna bagi KBM
d. Cara penulisan sesuai dengan EYD
9.Penggunaan Bahasa Indonesia/Bahasa Pengantar
a. Ucapann jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
3,75
b. Pembicaraan lancar (tidak tersendat-sendat)
c. Menngunakan kosa kata bahasa Indonesia yang baku.
d. Berbahasa dengan tata bahasa yang baik dan benar.
Jumlah Skor yang Diperoleh 36,50Prosentase 91,25
65
Kriteria Penilaian terdiri dari :
(1) Skala untuk tiap indikator, yaitu :
0,25 jika kesesuaian dengan indikator sangat kurang.
0,50 jika kesesuaian dengan indikator mendekati.
0, 75 jika kesesuaian dengan indikator cukup.
1,00 jika kesesuaian dengan indikator memadai.
(2) Skala skor untuk setiap aspek kinerja, yaitu :
K = Kurang, jika jumlah skornya 1,00 – 1, 75
C = Cukup, jika jumlah skornya 2 – 2,75.
B = Baik, jika jumlah skornya 3,00- 3,75
SB = Sangat baik, jika jumlah skornya 4,00
Rumus yang digunakan untuk memperoleh prosentasi kemampuan guru
dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar menggunakan Metode
Penemuan, yaitu :
Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Skor maksimal ( = 40)
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam
proses belajar mengajar dengan metode penemuan adalah 91,25%.
c) Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, peneliti
melaksanakan pre tes dan pos tes. Nalai hasil pre tes dan pos tes siswa dapat
dilihat pada tabel 4.8.
66
Tabel 4.8Nilai Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
No Nama Siswa Nilai1 Angga Hermawan 1002 Wahyudi saeful 1003 Fredi Iskandar 904 Enas Nasihin 705 Nuraeni 956 Agung 657 Ai Maryani 1008 AI Yeti Hertiyani 759 Aji Alis Nur Ridwan 8510 Ali Maulana Yusuf 8011 Aulia Rahmah 7011 Bung Husnul Hitami 7012 Dede Saha Rahmah 7013 Devi Permatasari 7014 Ersa Erisah Afriyani 10015 Febri Hadi gunawan 10016 Ifti Abdul Latif 7017 Ilyas nrufalah 8518 Indi Nisfiya 7019 IrmiyaSamsul M 8520 Irfan Afandi 8521 Lalila Nurfadilah 7022 Mara Anjasmara 7023 Mila Karmila 10024 Nadif Afinudin 7525 Restu Adam Ramdani 9026 Rita Nur Octaviana 6527 Angga Hermawan 60
Jumlah 2.195Rata-rata 81,29Prosentase 81,29%
Berdasarkan tabel 4.8. Dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman siswa
tentang Faktor dan Kelipatan adalah 81,29%
d) Refleksi dan Rekomendasi
Peneliti bersama peneliti mitra mengadakan refleksi dengan cara
berdiskusi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan dan juga berdiskusi tentang
67
rencana tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Kegiatan refleksi dilakukan
berdasarkan faktor penghambat dan pendukung yang ditemui peneliti. Hasil
kegiatan refleksi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9.
Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus II
No Aspek Refleksi Rekomendasi
1.
Kemampuan guru dalam merancang Rencana Persiapan Pembelajaran menggunakan metode penemuan
Sudah termasuk kategori baik sekali/oftimal, walau tentu saja harus lebih ditingkatkan kembali
2.Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode penemuan
Sudah termasuk kategori baik sekali/oftimal, walau tentu saja harus lebih ditingkatkan kembali
3.Hasil belajar siswa tentang Faktor dan Kelipatan
Hasil belajar siswa sudah termasuk kategori baik sekali 81,29% melebihi Kriteria Ketuntasan Belajar Minimun. Untuk itu tindakan pembelajaran tidak perlu diulang.
c. Refleksi dan Review Keseluruhan Tindakan Penelitian
Berdasarkan hasil refleksi dan rekomendasi pada tindakan pembelajaran
siklus I dan II dapat diketahui tingkat keberhasilan pembelajaran Faktor dan
Kelipatan dengan menggunakan metode penemuan seperti pada tabel 4.10.
Tabel 4.10.
Hasil Refleksi dan Review Keseluruhan Tindakan Penelitian
No Aspek Refleksi Rekomendasi
1.
Kemampuan guru dalam merancang
Rencana Persiapan Pembelajaran
menggunakan metode penemuan
Meningkat, dan telah mencapai
kategori optimal/baik sekali
yaitu 92,18 %.
2. Kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar dengan
Meningkat, dan telah mencapai
kategori optimal/baik sekali
68
menggunakan metode penemuan yaitu 91,25 %.
3.Hasil belajar siswa tentang Faktor dan
Kelipatan
Hasil belajar siswa sudah
termasuk kategori baik sekali
yaitu 81,29%
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran pada tahap
tindakan pembelajaran siklus I adalah 80,47 %. Berdasarkan prosentase tersebut
maka kemampuan guru dalam merancang RPP sudah baik tetapi belum optimal.
Untuk memperoleh nilai optimal, maka pada pembelajaran siklus II RPP
diperbaiki lagi sehingga menjadi 92,18%. Kemampuan guru dalam merancang
RPP dapat optimal karena dalam penyusunannya memperhatikan komponen-
komponen dari RPP sebagaimana yang telah diuraikan pada bab II.
2. Proses Pelaksanaan Penggunaan Metode Penemuan
Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan
metode penemuan pada tindakan pembelajaran siklus I adalah 84,37% dan pada
tindakan pembelajaran siklus II meningkat menjadi 91,25%. Prosentase yang
diperoleh pada tindakan pembelajaran siklus I dan II menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan guru dari kategori kurang optimal menjadi optimal.
Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar ini dapat meningkat
karena memperhatikan kedudukan metode dan cara-cara melaksanakan metode
penemuan seperti yang telah diuraikan pada bab II.
3. Kemampuan Siswa
69
Berdasarkan hasil pengolahan data tindakan pembelajaran siklus I ternyata
rata-rata hasil postes lebih besar dari pre tes. Rata-rata postes adalah 68,51% dan
hasil pre tes adalah 53,88. Perbedaannya 14,63%. Dengan perbedaan hasil ini
dapat diketahui, terdapat peningkatan pemahaman siswa tentang Faktor dan
Kelipatan. Perolehan hasil pos tes ini belum optimal dan perlu ditingkatkan lagi
pada pembelajaran siklus II.
Pada tindakan pembelajaran siklus II kemampuan siswa dalam memahami
Faktor dan Kelipatan menjadi 81,29%. Prosentase ini menunjukkan bahwa
tindakan pembelajaran siklus II sudah optimal. Dengan demikian pemahaman
siswa tentang Faktor dan Kelipatan meningkat karena dalam pembelajarannya
menggunakan metode penemuan dan dalam pelaksanaannya sesuai dengan yang
telah dirancang pada Rencana Persiapan Pembelajaran. Adapun hasil rekapitulasi
dari pre tes, pos tes I, dan pos tes II dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11
Hasil Rekapitulasi Pre tes, Pos tes I, dan Pos tes II
6 Agung 20 45 657 Ai Maryani 65 80 1008 AI Yeti Hertiyani 60 75 759 Aji Alis Nur Ridwan 75 85 8510 Ali Maulana Yusuf 60 70 8011 Aulia Rahmah 30 60 7012 Bung Husnul Hitami 40 65 7013 Dede Saha Rahmah 50 60 7014 Devi Permatasari 70 65 10015 Ersa Erisah Afriyani 75 90 10016 Febri Hadi gunawan 60 70 7017 Ifti Abdul Latif 55 65 8518 Ilyas nrufalah 60 65 7019 Indi Nisfiya 50 60 8520 IrmiyaSamsul M 70 85 8521 Irfan Afandi 40 60 7022 Lalila Nurfadilah 40 55 7023 Mara Anjasmara 80 100 10024 Mila Karmila 30 60 7525 Nadif Afinudin 45 60 90
26Restu Adam Ramdani
50 65 65
27 Rita Nur Octaviana 20 50 60Jumlah 1.455 1.850 2.195
Rata-rata 53,89 68,51 81,29
Grafik 4.1
Hasil Belajar Siswa
71
awal siklus 1 siklus 20
10
20
30
40
50
60
70
80
90
awal
siklus 1
siklus 2
Hasil belajar siswa memahami Trapesium pembelajaran awal mencapai nilai rata-
rata kelas 53,89 pembelajaran siklus 1 mencapai nilai rata-rata 68,51 dan
pembelajaran siklus 3 mencapai nilai rata-rata 81,29
Tabel 4.12Deskripsi Temuan Siklus I dan II
No Tujuan Perbaikan Deskripsi Temuan Kesimpulan
72
1. Dengan Metode Penemuan siswa diharapkan dapat memahami konsep Faktor dan Kelipatan
Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I, ternyata dari jumlah 27 siswa, baru bisa menyimpulkan rumus Faktor dan Kelipatan sebanyak.12 orang. Penyebabnya dikarenakan siswa kurang berani bertanya, baik dalam kelompok maupun bertanya kepada guru
Dilakukan kembali kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan memotivasi siswa untuk berani bertanya, dan mengemukakan pendapatnya, baik dalam kelompok maupun terhadap guru.
2. Memotivasi siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan bertanya sehingga dapat menemukan sendiri rumus Faktor dan Kelipatan.
Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II, dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan oleh guru terutama pada siswa yang kurang aktif, sehingga siswa bisa mengemukakan pendapatnya, dan dapat menyimpulkan rumus Faktor dan Kelipatan dengan benar.
Setelah dilakukan Pos tes pada siklus II maka diperoleh rata-rata kemampuan siswa dalam memahami luas daerah trapesum adalah 81,29%.
BAB V
73
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan
hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka penulis menyampaikan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran yang disusun dalam bentuk Rencana Persiapan
Pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan pada pembelajaran
matematika konsep luas daerah trapesium ternyata tepat. Kemampuan guru
dalam merancang RPP pada tindakan pembelajaran siklus I yaitu 80,47%, dan
pada siklus II dapat mencapai optimal 92,18%.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan pada
pembelajaran matematika konsep luas daerah trapesium dilaksanakan sesuai
dengan Rencana Persiapan Pembelajaran telah terbukti efektif. Kemampuan
guru dalam melaksanakan metode penemuan pada proses pembelajaran
matematika tentang konsep luas daerah trapesium dapat mencapai optimal
setelah tindakan pembelajaran siklus II dilakukan yaitu mencapai 91,25%
yang sebelumnya hanya mencapai 84,37% pada siklus I.
3. Kemampuan siswa dalam memahami luas daerah trapesium dengan
menggunakan metode penemuan telah terbukti meningkat berdasarkan hasil
tes yang dilakukan pada setiap tindakan pembelajran. Pada tindakan
pembelajaran siklus I kemampuan siswa dalam memahami luas daerah
74
trapesium adalah 68,51%, dan pada tindakan pembelajaran siklus II meningkat
menjadi 81,29%, sehingga tindakkan pembelajaran tidak perlu diulang.
B. Saran
Penelitian ini telah memberi manfaat bagi pembelajaran matematika
tentang konsep Faktor dan Kelipatan di kelas IV SD Negeri I Pagerageung
Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Dengan demikian peneliti
memberi saran kepada kepala sekolah dan guru-guru SD Negeri I Pagerageung
untuk mulai melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar.
75
DAFTAR PUSTAKA
Buchori, dkk. (2005). Gemar Belajar Matematika SD Kelas 5. Semarang : Aneka Ilmu.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dinas P & K: Kabupaten Tasikmalaya.
Depdiknas. UPI. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah . Bandung : UPI
.Hambali, Siskandar dan Rahmat, (1995) Pendidikan Matematika I. Jakarta :
Depdikbud.
Handoko. (2006). Terampil Matematika 5. Jakarta : Yudistira Karim, M. dan Widagdo, D. (2001. Pendidikan Matematika II. Jakarta :
Universitas Terbuka
Kartini. (2003) Buku Pegangan Guru Matematika.Yogyakarta : Citra Aji Pratama.Kohnd, Ed. (2003). Keterampilan Geometri. Bandung : Pakar Raya.Mulya, Zulkifli. (2004). Belajar Matematika Bandung : Sarana Panca Karya
Nusa.
Mulya, Zulkifli. (2004). Belajar Matematika Bandung : Sarana Panca Karya Nusa.
Noornia. Yurniawati (2008) Metode Pembelajaran Matematika 2. Jakarta AZKA PRESS
Ruseffendi. (1985). Pengajaran Matematika Modern. Bandung : Tarsito.
Saeful , dkk. (2002) Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas TerbukaSiskandar dan Rahmad, M. (1991). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depdikbud
Seokarno dan Gunawan, A. (2005). Rahasia Matematikan SD. Surabaya : Mitra Pelajar.
Sofiraeni, R.(2004).”Model-model Pembelajaran”.Makalah Pembekalan Guru Bantu SD : Bandung
Subarinah, (2006) Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar.Jakarta : Depdiknas
Sudirman, dkk. (1988). Ilmu Pendidikan Bandung : Remaja Karya CV.
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
76
Suherman, Maman. Dkk. (2006).Terampil Matematika untuk SD/MI Kelas V Semester 2 Tasikmalaya: CV Geger Sunten
Susilawati, Susi dan Siregar Husein. (2004). “Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian”. Makalah Pembekalan Guru Bantu, Bandung
UPI, (2006). Kumpulan Materi Alat Peraga Matematika SD. Tasikmalaya: UpiUndang G. dkk. (1998). Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah
Dasar. Bandung: CV Siger Tengah
Vancleave, J. (1996). Gembira Bermain dengan Geometri. Jakarta : Grafiti.Wardhani, dkk. (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Unipersitas Terbuka
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )
Sekolah : SDN I Pagerageung Mata Pelajaran : MatematikaKelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 X pertemuan)
A. Standar Kompetensi :1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian
C. Indikator Pencapaian KompetensiMelalui tanya-jawab siswa dapat menemukan faktor dari bilangan 5,6,8,10,..)Melalui diskusi peserta didik dapat menemukan faktorisasi prima dari 5,6,8,10,..Melalui latihan siswa dapat menemukan faktor persekutuan terbesar dari 5,6,8,10,..
D. Tujuan Pembelajaran**Melalui tanya-jawab siswa dapat membagi bilangan 5,6,8,10,...Melalui diskusi peserta didik dapat menentukan faktorisasi prima dari saut bilanganMelalui latihan peserta didik dapat menentukan faktor persekutuan terbesar
E. Materi AjarOperasi Hitung Bilangan Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Faktorisasi prima Faktor persekutun Faktor persekutuan terbesar
F. Metode PembelajaranPercobaan, tanya jawab, diskusi dan Latihan
G. Langkah-langkah PembelajaranPertemuan ke 1 Kegiatan awal
Dalam kegiatan eksplorasi, guru mengungkap pengetahuan awal peserta didik melalui tanya-jawab tentang kelipatan dan faktorisasi suatu bilangan.Guru menjelaskan tentang faktor dan kelipatan
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Melakukan percobaan dan observasi terhadap jumlah beberapa
kelompok benda yang memiliki jumlah anggota yang sama banyak, analisis dan diskusi untuk dapat mengalikan bilangan satu angka dengan dua angka dan bilangan satu angka dengan tiga angka
Latihan dengan fasilitas soal Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: Menyimpulkan materi Mengevaluasi kegiatan pembelajaran Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 4 . Matematika SD untuk Kelas IV Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 4 Benda-benda yang dapat dikelompokan dalam jumlah yang sama banyak
I. PenilaianIndikator Pencapaian
KompetensiTeknik
PenilaianBentuk
InstrumenInstrumen/ Soal
o Kelipatan 2,3,4,5...o Faktorisasi suatu
bilangano Faktor persekutuano Faktor persekutuan
terbesar
Tugas Individu dan Kelompok
Laporan buku pekerjaan rumah
Uraian Objektif
o Kelipatan2,3,4,5 ....
o Faktorisasi suatu bilangano Faktor persekututano Faktor persekutuan terbesar
79
Soa;l TesI. Silanglah huruf a,b,c, atau d di depan jawaban yang benar !
1. Lambang bilangan llima puluh empat ribu delapan ratus enam belas
adalah . . .
a. 54.816
b. 54.806
c. 54.016
d. 50.816
2. Hasil dari 25.479 – 36 : 6 = n; n = . . .
a. 52.473
b. 25.573
c. 25.473
d. 25.463
3. 25 x (5 x 20) x n = 2.500; n = . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
4. Nama bilangan untuk 98.102 adalah . . .
a. Sembilan puluh delapan ribu seratus dua
b. Sembilan ratus delapan ribu seratus dua
c. Sembilan puluh ribu delapan ratus dua
d. Sembilan puluh delapan ribu dua belas
5. Faktor dari 32 adalah . . .
a. 1,3,4,8,16,32
b. 1,2,3,4,8,16,32
c. 2,4,8,16,32
d. 1,2,4,8,16,32
6. Bilangan kelipatan 12 antara 20 dan 30 adalah . . .
a. 20
b. 24
80
c. 28
d. 30
7. Faktorisasi prima dari 42 adalah . . .
a. 2 x 3 x 7
b. 22 x 3 x 7
c. 2 x 21
d. 2 x 32 x 7
8. Faktor prima dari 50 adalah . . .
a. 2,3,5
b. 2,5,10,15
c. 2,5
d. 2,10,25
9. KPK dari 42 dan 70 adalah . . .
a. 210
b. 320
c. 420
d. 520
10. 4,8,12,16 adalah bilangan kelipatan . . .
a. 4
b. 6
c. 8
d. 12
11. Harga 1 telur Rp500,00. Jika ibu membeli 50 butir telur, ibu harus
membayar . . .
a. Rp25.000,00
b. Rp2.500,00
c. Rp550,00
d. Rp500,00
12. (4.275 : 25) x (56 – 15) = . . .
a. 7.011
b. 7.111
81
c. 7.121
d. 7.211
13. 47.321 – n = 29.647; n = . . .
a. 76.968
b. 75.698
c. 17.774
d. 17.674
14. Angka yang menempati tempat ribuan pada bilangan 96.402 adalah . . .
a. 9
b. 6
c. 4
d. 2
15. Penaksiran dalam ribuan terdekat dari pada adalah. . .
a. 24.000
b. 24.600
c. 25.000
d. 26.000
16. Budi menukar uang Rp.20.000,00 dengan Rp.1.000,00. Budi
memperoleh uang Rp. 1.000,00 sebanyak . . .
a. 2 lembar
b. 5 lembar
c. 10 lembar
d. 20 lembar
17. Adik menabung 2 lembar uang Rp.20.000,00 dan 5 keping uang
Rp.500,00. Tabungan adik berjumlah . . .
a. Rp.42.500,00
b. Rp.40.500,00
c. Rp.22.500,00
d. Rp.20.500,00
18. Jika n adalah hasil dari 25 x (2.563-1.978), n adalah . . .
a. 14.625
82
b. 14.725
c. 15.625
d. 16.625
19. Bilangan prima yang genap adalah . . .
a. 8
b. 6
c. 4
d. 2
20. FPB dari 24 dan 32 adalah . . .
a. 2
b. 3
c. 4
d. 8
21. Bilangan 3.n82 adalah bilangan yang habis dibagi 3. N adalah . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
22. Aku adalah bilangan kelipatan 4 dan habis dibagi 3. Aku terletak di
antara 10 dan 20. Aku adalah . . .
a. 20
b. 18
c. 16
d. 12
23. Bilangan prima antara 30 dan 40 adalah . . .
a. 31,33
b. 33,37
c. 31,37
d. 31,39
24. n x 26 = 1.248; n = . . .
a. 38
83
b. 48
c. 58
d. 68
25. Nilai angka 5 pada bilangan 57.632 adalah . . .
a. 5.000
b. 10.000
c. 50.000
d. Puluh ribuan
II. Jawablah dengan singkat dan jelas !
1. Berapa faktor prima dari 48 ?
2. Bagaimana menuliskan bilangan prima antara 40 dan 50 ?
3. Berapa hasil dari 42.326 – 36.719 + 72.564 ?
4. Berapa n jika n adalah hasil dari 583 + 6.470: 10 ?
5. Bagaimana KPK dari 8, 12, dan 30 ?
6. Bagaimana menuliskan lambang bilangan dari empat puluh ribu satu ?
7. Bagaimana menuliskan nama bilangan untuk 33.816 ?
8. Bagaimana menuliskan nilai uang lima puluh ribu rupiah ?
9. Uang Rp.20.000,00 di tukar dengan uang Rp.200,00 berapa keping uang
Rp.200,00 yang diperoleh ?
10. Berapa faktorisasi prima dari 64 ?
11. Bagaimana FPB dari 30 dan 42 ?
12. Berapa hasil dari 20.000 + 300 + 10 + 6 ?
13. 26 x (17 + 43) = (26 x n) + (26 x 43) berapa n?
14. 75 x (107-36) = n
Berapa n ?15. Berapa jumlah nilai angka 9 dan 7 pada bilangan 29.470 ?
16. Berapa selisih nilai angka 2 dan 5 pada bilangan 53.207 ?
17. Setiap hari kakak menabung Rp.500,00. Berapa banyak tabungan kakak
2. Angka 3 pada bilangan 47.301 menempati tempat.........
Peneliti
IHA YULIA , S.Pd.
85
Sekolah : SDN I Pagerageung Mata Pelajaran : MatematikaKelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 X pertemuan)
A. Standar Kompetensi :1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B.Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian
C.Indikator Pencapaian KompetensiMelalui tanya-jawab siswa dapat menemukan faktor dari bilangan 5,6,8,10,..)Melalui diskusi peserta didik dapat menemukan faktorisasi prima dari 5,6,8,10,..Melalui latihan siswa dapat menemukan faktor persekutuan terbesar dari 5,6,8,10,..
D.Tujuan Pembelajaran**Melalui tanya-jawab siswa dapat membagi bilangan 5,6,8,10,...Melalui diskusi peserta didik dapat menentukan faktorisasi prima dari saut bilanganMelalui latihan peserta didik dapat menentukan faktor persekutuan terbesar
E.Materi AjarOperasi Hitung Bilangan Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Faktorisasi prima Faktor persekutun Faktor persekutuan terbesar
F.Metode PembelajaranPercobaan, tanya jawab, diskusi dan LatihanPertemuan ke 2 Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi- Mengulang kembali materi sebelumnya dan membahas tugas rumah..
Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa dapat Melakukan operasi perkalian dan pembagian
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru:
86
Mendemonstrasikan operasi perkalian dan pembagian dengan jari tangan untuk dapat mengalikan bilangan sepuluh secara berulang dan Mengalikan bilangan kelipatan sepuluh
Latihan dengan fasilitas soal Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: Menyimpulkan materi Mengevaluasi kegiatan pembelajaran Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
Pertemuan ke 3 Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi- Memberikan permainan berhubungan dengan materi sebelumnya
untuk mengingatkan siswa. Kegiatan Inti
EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa dapat Mendemonstrasikan operasi perkalian dan pembagian
dengan cara bersusun Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru: Melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: Menyimpulkan materi Mengevaluasi kegiatan pembelajaran Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ke 4 Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi
87
- Membahas materi sebelumnya. Kegiatan Inti
EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa dapat Mendemonstrasikan operasi perkalian dan pembagian
dengan cara bersusun Siswa dapat Mendemonstrasikan operasi perkalian dan pembagian
dengan jari tangan Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru: Melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: Menyimpulkan materi Mengevaluasi kegiatan pembelajaran Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
2. Alat/Bahan dan Sumber Belajar Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 4 . Matematika SD untuk Kelas IV Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 4 Benda-benda yang dapat dikelompokan dalam jumlah yang sama banyak
3. PenilaianIndikator Pencapaian
KompetensiTeknik
PenilaianBentuk
InstrumenInstrumen/ Soal
o Kelipatan persekutuano Kelipatan persekutuan
terkecilo Faktorisasi prima suatu
bilangan
Tugas Individu dan Kelompok
Laporan buku pekerjaan rumah
Uraian Objektif
Kelipatan persekutuanKelipatan Persekutuan TerkecilFaktorisasi prima
88
IV. Jawablah dengan singkat dan jelas !
1. Berapa faktor prima dari 48 ?
2. Bagaimana menuliskan bilangan prima antara 40 dan 50 ?
3. Berapa hasil dari 42.326 – 36.719 + 72.564 ?
4. Berapa n jika n adalah hasil dari 583 + 6.470: 10 ?
5. Bagaimana KPK dari 8, 12, dan 30 ?
6. Bagaimana menuliskan lambang bilangan dari empat puluh ribu satu ?
7. Bagaimana menuliskan nama bilangan untuk 33.816 ?
8. Bagaimana menuliskan nilai uang lima puluh ribu rupiah ?
9. Uang Rp.20.000,00 di tukar dengan uang Rp.200,00 berapa keping uang
Rp.200,00 yang diperoleh ?
10. Berapa faktorisasi prima dari 64 ?
11. Bagaimana FPB dari 30 dan 42 ?
12. Berapa hasil dari 20.000 + 300 + 10 + 6 ?
13. 26 x (17 + 43) = (26 x n) + (26 x 43) berapa n?
14. 75 x (107-36) = n
15. Berapa n ?
16. Berapa jumlah nilai angka 9 dan 7 pada bilangan 29.470 ?
17. Berapa selisih nilai angka 2 dan 5 pada bilangan 53.207 ?
18. Setiap hari kakak menabung Rp.500,00. Berapa banyak tabungan kakak
2. Angka 3 pada bilangan 47.301 menempati tempat.........
3. Angka yang menempati tempat puluhan pada bilangan 30.497
adalah........
4. Faktor prima dari 28 adalah.......
5. Fatorisasi prima dari 60 adalah........
89
6. FPB dari 24, 32, dan 40 adalah..........
7. Hasil dari 275+275:5 adalah.........
8. Lambang bilangan dari empat puluh tujuh ribu seratus delapan
adalah........
9. Hasil dari (673*25) + (250:10) adalah.......
10. 2.476-n =849; n=........
.
Peneliti
IHA YULIA , S.Pd.
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )
Sekolah : SDN I Pagerageung Mata Pelajaran : MatematikaKelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 X pertemuan)
A. Standar Kompetensi :1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar 1.4 Melakukan operasi hitung campuran
C. Tujuan Pembelajaran** Siswa dapat Menentukan aturan operasi hitung campuran Siswa dapat Menyelesaikan soal ceritra yang mengandung pengerjaan
hitung campuran
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab ( responsibility )
D. Materi AjarOperasi hitung bilangan operasi hitung campuran
E. Metode Pembelajaran Study kasus, Diskusi, pengamatan, dan Latihan
F. Langkah-langkah PembelajaranPertemuan ke 1 Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi- Memberikan games untuk membangkitkan semangat siswa.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa dapat Melakukan operasi hitung campuran
Elaborasi
91
Dalam kegiatan elaborasi, guru: Melakukan study kasus dengan menggunakan operasi hitung
bilangan, pengamatan, analisis dan diskusi untuk dapat menentukan aturan operasi hitung campuran
Melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: Menyimpulkan materi Mengevaluasi kegiatan pembelajaran Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 4 . Matematika SD untuk Kelas IV 4 B Esis Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 4
H. PenilaianIndikator Pencapaian
KompetensiTeknik
PenilaianBentuk
InstrumenInstrumen/ Soal
o Menghitung operasi hitung campuran
Tugas Individu
Laporan buku pekerjaan rumah
o Hitungkanlah operasi hitung campuran
o 6 + 4 x 5 = ....o 24 x 17 + 42 = ....o 12 + 8 x 15 – 9 = ....
1. Lambang bilangan dari 50.107 adalah........
2. Angka 3 pada bilangan 47.301 menempati tempat.........
3. Angka yang menempati tempat puluhan pada bilangan 30.497 adalah........
4. Faktor prima dari 28 adalah.......
5. Fatorisasi prima dari 60 adalah........
6. FPB dari 24, 32, dan 40 adalah..........
7. Hasil dari 275+275:5 adalah.........
8. Lambang bilangan dari empat puluh tujuh ribu seratus delapan adalah........
9. Hasil dari (673*25) + (250:10) adalah........
92
10. 2.476-n =849; n=........
11. Faktorisasi prima dari 56 adalah........
12. Penulisan nilai uang lima puluh delapan ribu rupiah adalah........
13. Bilangan yang mrupakan faktor genap dari 90 adalah........
14. 175:25+n=3.002;n=........
15. Hasil dari 47.109 – 31.847+26.368 adalah........
16. KPK dari 42 dan 48 adalah.......
17. Bilangan yang habis di bagi 7 antara 20 dan 30 adalah.......
18. Bilangan 72 kelipatan dari.......
19. Jumlah faktor prima dari 15 yang ganjil ; n adalah.........
20. 24 < n < 83; n merupakan kelipatan 25 yang habis dibagi......
21. Uang kakak Rp 40.000,00 digunakan untuk membeli 2 buku tulis @ Rp
1.200,00. Sisa uang kakak dibagi........
22. Semua bilangan ggenap adalah bilangan yang habis di bagi........