31 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 21 Februari 2011 pukul 11.00 WIB di Ruang Cempaka RSUD Sunan Kalijaga Demak. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama : Tn.K Umur : 56 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani Alamat : Dompo Sayung Tgl Masuk RS : 19 Februari 2011 Tgl Operasi : 21 Februari 2011 Diagnosa Pre Op : BPH Diagnosa Post Op : Post Prostatektomi hari pertama b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Ny.M Umur : 50 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani Alamat : Dompo Sayung Hubungan Dengan Klien : Istri 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama
21
Embed
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · dengan dipasangnya selang kateter disaluran ... Prostatectomy : 1) ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
31
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 21 Februari 2011 pukul 11.00 WIB
di Ruang Cempaka RSUD Sunan Kalijaga Demak.
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.K
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dompo Sayung
Tgl Masuk RS : 19 Februari 2011
Tgl Operasi : 21 Februari 2011
Diagnosa Pre Op : BPH
Diagnosa Post Op : Post Prostatektomi hari pertama
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.M
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dompo Sayung
Hubungan Dengan Klien : Istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
32
Pasien mengatakan nyeri pada luka post op di bagian suprapubik,
rasanya seperti terbakar dan panas dengan skala nyeri 8.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih 3 hari pasien tidak bisa kencing, rasa ingin kencing
ada tapi kencing tidak bisa keluar, nyeri perut bagian bawah,
kemudian keluarga membawa pasien ke RSUD Sunan Kalijaga
Demak. Pasien masuk lewat IGD didapatkan data : TD =
120/80mmHg, N = 80x/mnt, RR = 20x/mnt, S = 36,6oC. Pasien
dirawat dibangsal cempaka, dan pada tanggal 21 Februari 2011
dilakukan operasi pengangkatan prostat.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya,
pasien juga tidak punya riwayat penyakit kronis, keturunan, DM
maupun penyakit menular seperti TBC.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit seperti pasien dan tidak ada riwayat penyakit menular atau
menurun.
3. Pola-pola Fungsional
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien dan keluarga sering bertanya mengenai kondisi pasien,
keluarga pasien sangat memperhatikan kesehatan pasien dengan
membawa pasien ke dokter terdekat bila sakit.
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan komposisi nasi,
sayur, lauk, dan habis satu porsi, pasien minum
2500cc/ hari.
Selama sakit : Pasien makan 3x sehari dengan diet lunak dari RS,
setelah operasi pasien dipuasakan selama 24
jam.
Pengkajian nutrisi:
33
1) Antropometri
BB awal = 48 kg
BB selama sakit = 47 kg
TB = 156 cm
BB ideal = 48-58 kg
2) Biocemical
GDS = 109,9 mg%
HB = 11,7 g%
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1 kali sehari dengan karakteristik:
konsistensi padat, warna kuning, bau khas,
pasien bisa BAK tapi tidak lancar, 4-5x/hari
warna kuning, bau khas.
Selama sakit : Pasien belum BAB, BAK terpasang triway
cateter ( setelah operasi ) dengan spooling
drainase NaCl lost clam, urine bag kemerahan
isi kurang lebih 3000 cc/hari, ditraksi selama 24
jam
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : Pasien bisa melakukan aktivitasnya dengan
mandiri.
Selama sakit : Pasien mengatakan aktivitasnya terganggu
dengan dipasangnya selang kateter disaluran
kencing dan terasa menjalar sampai kepinggang.
Pasien mengatakan miring kanan dan kiri terasa
sakit, sehingga pasien hanya tiduran diatas
tempat tidur. Dalam pemenuhan kebutuhan
pasien dibantu oleh keluarga seperti
mandi/sibin, makan dan minum, ganti pakaian.
e. Pola Istirahat dan Tidur
34
Sebelum sakit : Pasien dapat tidur nyenyak dengan waktu 1-2
jam pada siang hari dan malam hari 6-7jam.
Selama sakit : Pasien tidur dengan waktu 1jam pada siang hari
dan pada malam hari 7-8 jam.
f. Pola Persepsi dan Kognitif
Pasien mengalami gangguan pada persepsi nyeri, dan dapat
dilihat dengan pendekatan PQRST. P: Paliatif/provokatif : pasien
mengatakan penyebab nyeri luka bekas operasi, Q: qualitas :
seperti terbakar, panas, R: Regio : dibagian suprapubik, S: skala :
skala nyeri 8, T: time : setelah operasi.
g. Pola Seksualitas dan Reproduksi
Umur = 56 th
Jumlah anak = 3 anak
Pasien mengatakan sudah tidak pernah melakukan hubungan intim
lagi, karena sudah tua.
h. Pola persepsi diri dan konsep diri
1. Persepsi diri: pasien ingin cepat sembuh, dengan dilakukannya
perawatan selama di Rumah Sakit sehingga bisa berkumpul
dengan keluarganya.
2. Status emosi: pasien termasuk orang yang sabar.
3. Konsep diri:
a) Citra diri : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah
laki-laki.
b) Identitas : pasien mengatakan usianya 56 tahun,
pekerjaan seorang petani, walaupun sakit psien tetap
percaya diri dan menyukai bentuk tubuhnya.
c) Peran : pasien adalah seorang suami dan ayah yang baik
serta keluarga yang menafkahi keluarganya.
d) Ideal diri : pasien beranggapan bahwa penyakitnya
akan sembuh bila dirawat di Rumah Sakit.
35
e) Harga diri : pasien mengatakan tidak malu dengan
keadaannya sekarang.
i. Pola Peran Hubungan
Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitar cukup
baik. Hal ini terbukti saat pasien sakit banyak keluarga yang
menunggu dan banyak kerabat yang menjenguk.
j. Pola Mekanisme Koping
Dalam menghadapi masalah saat ini, pasien berserah diri kepada
Allah dan selalu berdoa serta menjalani pengobatan sesuai dengan
prosedur yang telah dianjurkan oleh tim medis. Selain ini pasien
menggunakan mekanisme pengalihan nyeri yang dirasakan , pasien
melakukan teknik relaksasi nafas dalam ketika terasa nyeri.
k. Pola Nilai Kepercayaan/Keyakinan
Pasien beragama islam dan taat beribadah. Pasian sholat 5 waktu,
selama sakit pasien juga masih melaksanakan sholat, walaupun
dengan tidur. Keluarga yakin bahwa melalui pengobatan ini pasien
dapat cepat sembuh.
4. Pemeriksaan Fisik tgl 21 februari 2011
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – tanda Vital
TD : 100 / 70 mmhg
N : 90 x / menit
S : 36,6 oC
RR : 20x / menit
d. Kepala :Mesocepal
1) Rambut : kotor, sedikit, beruban
2) Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ada oedema,
sclera tidak ikterik, fungsi penglihatan baik
36
3) Hidung : Tidak ada polip, sinusitis(-), fungsi penciuman
baik
4) Mulut : Ada caries, gigi lengkap, tidak ada gigi palsu
5) Telinga : Tidak ada serumen, bersih, fungsi pendengaran
masih baik
e. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
f. Thorax : simetris
1) Paru :
a) Inspeksi : Simetris, kiri dan kanan sama, ekspansi
paru maksimal
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus(+)
ada/teraba
c) Perkusi : Sonor
d) Auskultasi : Tidak ada suara ronchi, whezing
2) Jantung :
a) Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
b) Palpasi : Ictus Cordis pada inter costae ke empat
c) Perkusi : Pekak
d) Auskultasi : Terdengar bunyi jantung S1 dan S2 reguler
g. Abdomen :
1) Inspeksi : Datar, ada luka jahitan pada bagian
Suprapubic dan terpasang drain dan darah yang keluar ±
250cc/24jam
2) Auskultasi : Peristaltik usus 16 x / menit
3) Perkusi : Timpani
4) Palpasi : Ada nyeri tekan pada bagian suprapubic
h. Genitalia : pasien terpasang triway cateter, warna urine jernih
± 3000 cc/24jam
i. Ekstremitas
37
Atas : Tangan kiri pasien terpasang infuse RL 20 tpm, Tidak ada
oedem.
Bawah : tidak terdapat luka, oedem.
5. Data Penunjang
a. Therapi Tanggal 22 Februari 2011
Infus RL 20 tpm
Cefotaxime 2 x 1gr
Kalnex 3 x 500mg
Ketorolax 2 x 80mg
Gentamicin 2 x 40mg
Vit K 3 x 10mg
b. Hasil Lab tanggal 20 Februari 2011
GDS : 109,9 mg% ( 75 - 120 )
Ureum : 50,9 mg% ( 0 - 40 )
Creatinin : 1,4 mg% ( 0,5 - 1,2 )
Pemeriksaan hematologi tgl 20 Februari 2011
HB 11, 7 g% ( L :13 - 16, P :12 – 15 )
Lekosit 5120/uL ( 4000 - 10000 )
Hematokrit 36 ( L:40 – 48, P :37 – 43)
Trombosit 162000/uL ( 150000 – 400000 )
c. Hasil USG Abdomen tanggal 20 februari 2011
Hepar, GB, Lien, pankreas normal
Ginjal kanan : Ukuran normal, tidak tampak batu, tak tampak
pelebaran PCS, parenkim normal
Ginjal kiri : Ukuran tak tampak batu, tak tampak pelebaran
PCS, parenkim kortek nomal
VU : Dinding irreguler, menebal, tak tampak batu
Prostat : Volume 40,2 ml
38
d. Laporan Operasi tgl 21 februari 2011
Diagnosa Pre- Operasi: BPH
Tindakan Operasi : Prostatektomy
Hemoglobin : 11, 7 g%
Golongan Darah : B
Induksi : Butain
Jenis Anastesi : Regional Anestesi
Jenis Operasi : Besar
Prostatectomy :
1) Pasien tidur telentang di meja operasi dengan spinal anestesi .
2) Desinfeksi area operasi, tutup duk steril
3) Insisi medial infra umbilikal 15cm
4) Perdalam insisi sampai vesica urinaria
5) Buli (+) dibuka, pengambilan prostat ke arah buli
6) Dilakukan prostatektomi trans vesikamassa kesan vesika ± 40gr
7) Jahit leher buli dengan savyl 2 – 0
8) Perdarahan berhenti, pasang kateter 3 way 22F
9) Kembangkan balon 40cc
10) Tutup buli, bocor (-)
11) Tutup luka operasi lapis demi lapis dengan meninggalkan drain
12) Operasi selesai
39
B. Analisa Data Post Operasi
Tgl/
jam
No
Dx
Analisa Data Etiologi Problem
21/02/
11
11.30
1
2
Ds : Pasien mengatakan nyeri pada
luka post op.
Do :
- Pasien tampak meringis
kesakitan.
- Ada luka jahitan pada bagian
supra pubik dan terdapat drain.
- P : luka post operasi
Q : seperti terbakar
R : di bagian supra pubik
S : skala nyeri 8
T : setelah operasi
- TD : 100/70 mmHg
S : 36,6 0C
N : 90 x/ menit.
Ds : Pasien mengatakan tidak
leluasa/kesulitan dalam
beraktivitas
Do :
- Pasien tampak tidur
terlentang
- Adanya nyeri post TVP
- Terpasang infus RL 20 tpm
pada tangan sebelah kiri
- Aktivitas masih dibantu oleh
keluarga
Terputusnya
kontinuitas jaringan
Adanya kelemahan
fisik, sehubungan
adanya nyeri dan
ketidaknyamanan
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Intoleransi
aktivitas
40
3
Ds: -
Do:
- Kat
eter tampak kotor
- Ter
pasang DC pada genetalia
- Ada luka jahitan pada bagian
suprapubic dan ada drainase
Adanya prosedur
invasif sekunder
terhadap tindakan
pembedahan dan
adanya kateter
dikandung kemih
Resiko infeksi
C. Diagnosa Keperawatan Post Operasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan.
41
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan fisik,
sehubungan adanya nyeri dan ketidaknyamanan.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya prosedur invasif sekunder
terhadap tindakan pembedahan dan adanya kateter dikandung kemih.
D. Intervensi Post Operasi
Tgl /
Jam
No.
DX
Tujuan Intervensi Rasional
21-02-
2011
1 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan nyeri
berkurang dengan
kriteria hasil :
- Nyeri terkontrol
- Skala nyeri 0-3
- Ekspresi wajah
rileks
- Observasi TTV
- Monitor skala nyeri,
lokasi, durasi, faktor
pencetus serta
penghilang rasa nyeri
- Pertahankan posisi yang
nyaman
- Ajarkan teknik distraksi
dan relaksasi
- Ketidaknyamanan
nyeri dapat
meningkatkan
tekanan darah, nadi,
dan pernafasan
- Memberikan
informasi untuk
membantu dalam
menentukan pilihan
atau keefektifan
intervensi
- meningkatkan
relaksasi dan
menurunkan
ketegangan otot
- meningkatkan
koping individu atau
pasien untuk
menghilangkan
42
2 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan pasien dapat
toleran terhadap
aktivitas dengan kriteria
hasil:
- Berpartisipasi
dalam aktivitas
yang
diinginkan/diperluk
an
- Melaporkan
peningkatan dalam
toleransi aktivitas
yang diukur
- Menunjukkan
penurunan dalam
tanda-tanda
intoleransi fisiologis
- Beri obat sesuai indikasi:
antispasmodik contoh:
oksibutin (ditropan)
- Kaji respon pasien
terhadap aktivitas
- Monitor TTV
- Batasi
pengunjung/kunjungan
oleh pasien
- Anjurkan pasien
menghindari peningkatan
tekanan abdomen
- Tingkatkan aktivitas
secara bertahap, contoh:
bangun dari tempat tidur
bila tidak terasa nyeri
nyeri
- menurunkan reflek
spasme dan
menurunkan rasa
nyeri.
- kecenderungan
menentukan respon
pasien terhadap
aktivitas
- mengidentifikasi
peningkatan dan
penurunan aktivitas
- ruangan terasa panas
dan pengap yang
dapat
mempengaruhi
pasien
- aktivitas tersebut
dapat meningkatkan
nyeri pada luka
operasi
- aktivitas yang maju
memberikan kontrol
jantung,
meningkatkan
regangan dan
mencegah aktivitas
berlebihan
43
3
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 2x24jam
diharapkan tidak terjadi
infeksi dengan kriteria
hasil :
- Suhu tubuh pasien
dalam batas normal
(360C-370C)
- Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi
- Kaji ulang tanda dan
gejala yang
menunjukkan tidak
toleran terhadap aktivitas
atau pelepasan pada
perawat atau dokter
- Monitor tanda vital,
perhatikan demam
ringan, menggigil, nadi
dan pernafasan cepat,
gelisah, peka,
disorientasi
- Pertahankan sistem
kateter steril, berikan
perawatan kateter regular
dengan sabun dan air,
berikan salep antibiotic
disekitar sisi kateter
- Ambulasi dengan
kantong drainase
- Observasi drainase dari
luka, sekitar kateter
- palpasi yang tidak
teratur, adanya nyeri
meningkat dapat
mengidentifikasi
kebutuhan
perubahan program
obat.
- Pasien yang
mengalami
pembedahan dapat
beresiko infeksi
- Mencegah
pemasukan
bakteri/infeksi
- Menghindari reflek
balik urine, yang
dapat memasukkan
bakteri kedalam
kandung kemih
- Adanya drain, insisi
suprapubik
meningkatkan
resiko untuk infeksi,
44
suprapubik
- Ganti balutan dengan
sering, pembersihan, dan
pengeringan kulit
sepanjang waktu
- Berikan antibiotik sesuai
indikasi
yang diindikasikan
dengan eritema ,
drainase purulen
- Balutan basah
menyebabkan kulit
iritasi dan
memberikan media
untuk pertumbuhan
bakteri, peningkatan
resiko infeksi luka
- Mungkin diberikan
secara profilatik
sehubungan dengan
peningkatan resiko
infeksi pada
prostatektomi
E. Implementasi Post Operasi
Tgl / Jam No
Dx
Implementasi Respond
Pasien
TTD
45
21-02-11
11.30
12.00
12.10
12.30
13.00
20.00
1
3
2
1,3
1
2
Memonitor skala nyeri
Injeksi
Cefotaxim 1gr
Kalnex 500gr
Mengkaji respon pasien
terhadap aktivitas
Mengukur TTV
Mengajarkan teknik distraksi
dan terelaksasi
Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat
DS : Pasien mengatakan nyeri
pada luka operasi
DO : Pasien meringis kesakitan
skala nyeri 8
DS : Pasien mengatakan mau
dilakukan injeksi.
DO : Obat masuk melalui
intravena dan tidak terjadi
alergi karena sebelumya
sudah di skin test
DS: Pasien mengatakan nyeri
saat bergerak
DO: Pasien tampak tidur
terlentang
DS : Pasien mengatakan mau
dilakukan pengukuran
TTV
DO : TD : 100 /70 mmhg
N : 90 x / menit
S : 36,6°C
DS : Pasien mengatakan
mengerti yang saya
ajarkan.
DO : Pasien mempraktekan
teknik yang diajarkan
DS : pasien mengatakan lemes
DO : Keadaan umum pasien
lemah
DS : Pasien setuju
DO : Obat masuk melalui
46
20:00
20.00
22-2-2011
05.00
07.00
09.00
10.00
1
3
1,3
1
2
3
Melakukan injeksi Ketorolac
80mg
Injeksi
Cefotaxim 1gr
Kalnex 500gr
Mengukur TTV
Memonitor skala nyeri
Mengkaji respon pasien
terhadap aktivitas
Melakukan ganti balut
intravena dan tidak terjadi
alergi
DS : Pasien setuju
DO : Obat masuk melalui
intravena dan tidak terjadi
alergi
DS : Pasien setuju
DO : TD : 120 / 80 mmhg
N : 88 x / menit
S : 36,5 oC
DS : Pasien mengatakan nyeri
luka operasi
DO : Pasien tampak meringis
kesakitan skala nyeri 6
DS: Pasien mengatakan sudah
bisa miring kanan, kiri
tapi masih nyeri dan takut
DO: Pasien tampak miring
kanan, kiri
DS : Pasien mengatakan nyeri
DO : Keadaan luka operasi
tampak kering,tidak ada
tanda-tanda infeksi
DS : Pasien setuju
DO : Obat masuk melalui
intravena dan tidak terjadi
alergi
47
12.00
17.00
20:00
20.00
23-2-2011
05.00
06.00
07.00
1,3
2
3
1
1,3
2
2
Injeksi
Cefotaxime 1gr
Kalnex 500gr
Ketorolac 80mg
Membantu pasien memenuhi
kebutuhan yaitu memberikan
makanan diet lunak
Melakukan injeksi
Cefotaxim 1gr
Kalnex 500gr
Melakukan injeksi Ketorolac
80mg
Mengukur TTV
Mengkaji respon pasien
terhadap aktivitas
Membantu pasien memenuhi
kebutuhan yaitu memberikan
makanan diet lunak
DS : Pasien mengatakan tidak
mual
DO : Pasien makan habis
setengah porsi
DS : Pasien setuju
DO : Obat masuk melalui
intravena dan tidak terjadi
alergi
DS : pasien mengatakan masih
nyeri namun agak
berkurang
DO : skala nyeri 5
DS : Pasien setuju
DO : TD : 110 / 70 mmhg
N : 88 x / menit
S : 36,5 oC
DS: Pasien mengatakan sudah
bisa miring kanan, kiri
DO: Aktivitas klien tampak
masih dibantu keluarga
DS : Pasien mengatakan tidak
mual
DO : Makan habis setengah
porsi
DS : pasien mengatakan masih
nyeri namun agak
48
12:00
12:00
14:00
18:00
20.00
1
3
1,3
2
2
Melakukan injeksi Ketorolac
80mg
Injeksi
Cefotaxim 1gr
Kalnex 500gr
Memonitor skala nyeri
Membantu pasien memenuhi
kebutuhan yaitu memberikan
makanan diet lunak
Menciptakan lingkungan yang
nyaman
berkurang
DO : skala nyeri 4
DS : Pasien setuju
DO : Obat masuk melalui
intravena dan tidak terjadi
alergi
DS : Pasien mengatakan nyeri
berkurang
DO : Keadaan luka post op
kering, bersih, tidak bau,
tidak kemerahan
DS : Pasien mengatakan sudah
bisa makan sendiri
DO : makan habis satu porsi
DS : -
DO : pasien tampak istirahat
49
F. Catatan Perkembangan
Tgl / Jam No.
DX
Catatan Perkembangan TTD
21-2-2011
22-2-2011
1
2
3
1
S : Pasien mengatakan nyeri pada daerah suprapubik
O : - Pasien tampak meringis kesakitan
- Skala nyeri 8
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan nyeri saat beraktivitas
O : - keadaan umum pasien lemah
-aktivitas pasien masih dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi
O : Terdapat luka post operasi
TD : 100 /70 mmhg
N : 90 x / menit
S : 36,6°C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan sakit pada area jahitan
O : - Pasien tampak meringis kesakitan
- Skala nyeri 5
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
50
23-2-2011
2
3
1
2
3
S : Pasien mengatakan nyeri saat beraktivitas
O : - keadaan umum pasien lemah
-aktivitas pasien masih dibantu oleh perawat, pasien belum
berani miring kanan dan kiri
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi
O : Terdapat luka post operasi
Balutan tampak kotor
TD : 120 /80 mmhg
N : 88 x / menit
S : 36,5°C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : - Pasien tampak lebih rileks
- Skala nyeri 4
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan dan kiri
O : pasien sudah bisa miring kanan dan kiri
Aktivitas pasien masih dibantu oleh keluarganya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S : -
O : Luka tampak kering, tidak ada pus, tidak tampak kemerahan,