67 BAB III SELAYANG PANDANG OBYEK WISATA RELIGI GUNUNG KEMUKUS A. Geografi 1. Lokasi Gunung Kemukus mempunyai luas wilayah 421,3995 ha. Luas wilayah tersebut sebagian besar terdiri dari persawahan dan pemukiman penduduk. Obyek wisata religi Gunung Kemukus secara geografis terletak di Desa Pendem, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Secara administratif Desa Pendem sendiri mempunyai dua dusun, yaitu dusun Kedunguter dan dusun Gunung Sari. Di kedua dusun tersebut terletak Sendang Ontrowulan dan Makam Pangeran Samudro. Secara geografis, Gunung Kemukus tidaklah pas apabila disebut sebagai “gunung”, mengingat ketinggiannya hanya 300 Mdpl, lebih tepat apabila disebut sebagai bukit yang di atas perbukitan tersebut terletak makam Pangeran Samudro, Dewi Ontrowulan dan para ajudannya. 1 Makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan dijadikan sebagai ritus ritual para peziarah untuk mencari berkah di Gunung Kemukus. Di makam tersebut dibangunlah sebuah pendopo yang terdiri dari empat ruangan. Ruang terdepan adalah pelataran dimana dipakai oleh para peziarah untuk duduk-duduk sebelum maupun sesudah ritual di makam. Ruang yang kedua adalah tempat “menunggu antrian” untuk dapat berziarah di makam. Ruang Ketiga merupakan ruangan kecil dimana lokasi makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan. Di 1 Diperoleh dari data wawancara dan dokumentasi dari Desa Pendem dan Kepala UPTD Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus, Agustus 2015.
76
Embed
BAB III SELAYANG PANDANG OBYEK WISATA RELIGI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13365/3/D_762013002_BAB III... · yang semula menjadi rumah karaoke sebagian beralih fungsi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
67
BAB III
SELAYANG PANDANG OBYEK WISATA RELIGI
GUNUNG KEMUKUS
A. Geografi
1. Lokasi
Gunung Kemukus mempunyai luas wilayah
421,3995 ha. Luas wilayah tersebut sebagian besar terdiri
dari persawahan dan pemukiman penduduk. Obyek wisata
religi Gunung Kemukus secara geografis terletak di Desa
Pendem, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Secara
administratif Desa Pendem sendiri mempunyai dua dusun,
yaitu dusun Kedunguter dan dusun Gunung Sari. Di kedua
dusun tersebut terletak Sendang Ontrowulan dan Makam
Pangeran Samudro. Secara geografis, Gunung Kemukus
tidaklah pas apabila disebut sebagai “gunung”, mengingat
ketinggiannya hanya 300 Mdpl, lebih tepat apabila disebut
sebagai bukit yang di atas perbukitan tersebut terletak
makam Pangeran Samudro, Dewi Ontrowulan dan para
ajudannya.1
Makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan
dijadikan sebagai ritus ritual para peziarah untuk mencari
berkah di Gunung Kemukus. Di makam tersebut
dibangunlah sebuah pendopo yang terdiri dari empat
ruangan. Ruang terdepan adalah pelataran dimana dipakai
oleh para peziarah untuk duduk-duduk sebelum maupun
sesudah ritual di makam. Ruang yang kedua adalah tempat
“menunggu antrian” untuk dapat berziarah di makam.
Ruang Ketiga merupakan ruangan kecil dimana lokasi
makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan. Di
1 Diperoleh dari data wawancara dan dokumentasi dari Desa Pendem dan
Kepala UPTD Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus, Agustus 2015.
68 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
depan ruangan tersebut dijaga oleh seorang juru kunci.
Untuk masuk ke ruangan tersebut wajib melapor kepada
juru kunci dengan membawa sesajen berupa uang di
dalam amplop, dan bunga, setelah itu baru dapat masuk ke
ruangan makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan.
Ruang keempat merupakan sebuah ruangan yang besar
dan luas, berada di samping ruang pelataran. Di dalam
ruangan ini para peziarah yang menginap, namun tidak
mempunyai cukup uang untuk menyewa kamar.
Menjelang tengah malam, di ruangan ini tampak banyak
peziarah yang mulai memasang perangkat tidurnya untuk
dapat merebahkan diri dan menunggu pagi menjelang.
Pada sisi yang lain, lokasi Gunung Kemukus
dikelilingi oleh rumah-rumah warga yang ditempati oleh
warga, maupun sudah berpindah tangan ke orang luar
daerah untuk membuka warung dan tempat penginapan.
Tempat penginapan yang ada di sekitar makam Pangeran
Samudro dijadikan sebagai tempat ritual seks yang marak
menjadi perbincangan di khalayak umum. Di sisi lain, di
halaman menuju ke makam, pada hari pasaran yaitu
malam Jumat Pon dan malam Jumat Kliwon akan berubah
menjadi pasar tiban. Di dalamnya banyak pedagang yang
menjajakan barang dan jasa, mulai dari obat-obatan
sampai dengan barang kebutuhan rumah tangga, dari
tukang urut badan sampai tukang urut kelamin.
Hal lain yang marak diperbincangan mengenai
lokasi Gunung Kemukus adalah tempat karaoke. Sebelum
Oktober 2014, di Gunung Kemukus akan banyak dijumpai
rumah-rumah yang menyediakan karaoke plus-plus.
Namun, setelah adanya pemberitaan dari Patrick Abboud
seorang wartawan Australia, terjadi penutupan besar-
besaran terkait dengan karaoke plus-plus yang disangka
menjadi pemicu maraknya prostitusi di sana. Sejak
Desember 2014 sampai sekarang tempat karaoke sudah
Selayang Pandang Obyek Wisata… 69
tidak beroperasi lagi di lokasi Gunung Kemukus. Tempat
yang semula menjadi rumah karaoke sebagian beralih
fungsi menjadi warung kopi dan ada beberapa yang tutup.
Warung kopi tersebut dijadikan tempat nongkrong oleh
para peziarah sembari menunggu teman, maupun
menunggu waktu untuk pulang ke tempat asalnya.
Keterangan:
1. tempat dadakan slametan 2. tempat pameran Dinas Pariwisata 3. meja 4. meja 5. makam kerabat 6. makam kerabat 7. makam kerabat
8. jalan keluar ke arah penginapan 9. tangga 10. makam Nyai Toyib 11. makam Kiai Haji Toyib 12. makam Kiai Mustahil 13. makam tidak dikenal
14. tempat kemenyan 15. tempat kemenyan 16. tangga 17. kelambu
18. makam tidak dikenal 19. batu makam 20. payung 21. jam dinding 22. teras 23. tempat penjaga sepatu 24. teras depan 25. tangga
2. Batasan Wilayah
Secara administratif batas-batas desa Pendem di
mana lokasi Obyek Wisata Gunung Kemukus adalah:
Sebelah utara : Desa Ngandul, Kecamatan Sumber
Lawang
70 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
Sebelah Selatan : Desa Soko, Kecamatan Miri
Sebelah timur : Desa Ngadiluwih, Kecamatan Sumber
Lawang
Sebelah barat : Desa Bagor, Kecamatan Miri
Apabila masuk melalui desa Bagor, Gunung
Kemukus akan berbatas dengan aliran waduk
kedungombo, dimana pada musim hujan akan melimpah
airnya dan pada musim kemarau akan surut, kemudian
akan dimanfaatkan warga untuk berladang.
3. Aksesbilitas Lokasi
Untuk dapat mencapai lokasi Obyek Wisata Religi
Gunung Kemukus, para peziarah dari luar kota biasanya
sering melalui Solo. Para peziarah yang memanfaatkan
angkutan umum, dari terminal Solo dapat memakai
angkutan umum ke arah Purwodadi dan turun di desa
Bagor, untuk kemudian melanjutkan dengan ojek sampai
di lokasi. Sebaliknya dari arah Purwodadi, dapat
menumpang bis ke arah Solo dan juga turun di desa Bagor,
untuk kemudian dapat melanjutkan ke lokasi dengan Ojek.
Bagi peziarah yang memakai kendaraan pribadi
dapat sampai di lokasi dengan cepat sejak dibangunnya
jembatan penghubung antara desa Bagor dengan desa
Pendem. Jembatan yang baru dioperasikan sejak bulan
April 2017, sangat membantu peziarah yang memakai
kendaraan pribadi. Jembatan tersebut merupakan
pembaharuan dari jembatan yang telah ada, namun karena
dibangun sangat rendah sehingga apabila musim hujan
tidak dapat dipakai karena terendam air luapan dari
Waduk Kedungombo.
Menjelang tengah malam, akan banyak mobil
pribadi menjadi angkutan umum yang berfungsi
mengantarkan para peziarah pulang ke Solo dan
sekitarnya. Mobil-mobil tersebut merupakan mobil pribadi
Selayang Pandang Obyek Wisata… 71
maupun mobil peziarah yang dengan sengaja disewakan
untuk dapat membantu para peziarah pulang dari
kunjungannya ke Gunung Kemukus. Apabila dibandingkan
dengan angkutan umum, tarif yang dikenakan sedikit lebih
mahal dari angkutan umum. Jikalau di angkutan umum
membayar sepuluh ribu rupiah dari Solo ke desa Barong,
maka untuk angkutan pribadi dikenakan tarif lima belas
sampai lima belas ribu rupiah, bergantung dengan
transaksi tawar menawar antara peziarah dengan sang
empunya mobil. Namun, keberadaan mobil angkutan
pribadi ini mempermudah akses dari Gunung Kemukus
menuju ke Solo, mengingat setelah jam tujuh malam,
angkutan umum menuju ke Solo sudah tidak tersedia lagi.
B. Demografi
1. Penduduk (Jumlah)
Berdasarkan data dari pemerintah desa Pendem,
jumlah penduduk Desa sebanyak 4247 jiwa, terdiri dari
2095 laki-laki dan 2152 perempuan. Penduduk yang
berusia antara 0-9 tahun berjumlah 1051 jiwa, antara 10-
24 tahun berjumlah 1148 jiwa, dan antara 25-39 tahun
berjumlah 810 jiwa.2 Berdasarkan usia, penduduk Desa
Pendem yang berusia antara 0-9 tahun berjumlah 1051
jiwa, 10-19 tahun berjumlah 812 orang, dan sebanyak 606
orang berusia antara 20-29 orang. Adapun usia 30-39
tahun berjumlah 540 orang, usia antara 40-49 tahun
sebanyak 481 orang. Penduduk Desa Pendem berusia 50
tahun ke atas berjumlah 882 orang, yang terdiri dari 375
orang usia antara 50-59 tahun, 292 orang berusia antara
60-69 tahun, dan sisanya sebanyak 214 orang berusia 70
tahun ke atas. Penduduk wanita yang berusia 75 tahun ke
2 Data diambil dari Kantor Desa Pendem, 23 September 2016, 10.20 WIB
72 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
atas tidak ada, tetapi penduduk pria yang berusia 75 tahun
ke atas terdapat 38 orang.3
Banyak pendatang yang tidak berKTP desa Pendem
tidak termasuk dalam jumlah tersebut. Pendatang yang
terbesar ada di dua dusun yang berdekatan dengan Obyek
Wisata Gunung Kemukus. Persebaran terbesar para
pendatang ada di wilayah dusun Gunungsari, di mana
dusun tersebut bertepatan dengan letak Makam Pangeran
Samudro.
2. Struktur Sosial
Dari sisi pemerintahan, struktur sosial di Desa
Pendem dipimpin oleh Kepala Desa. Adapun gambar
struktur pemerintahan Desa Pendem adalah sebagai
berikut :
Kepala Desa yang bertanggung jawab terhadap roda
pemerintahan yang ada di Desa Pendem. Terkait dengan
keberadaan Obyek Wisata Gunung Kemukus, dua kepala
dusun dari dusun Kedunguter dan dusun Gunungsari
berkoordinasi dengan pengelola dari dinas Pariwisata
3 Ibid
Selayang Pandang Obyek Wisata… 73
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya wisata ziarah
tersebut.
3. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Pendem terdiri
dari buruh tani sebanyak 614 orang, sebagai petani
sebanyak 414 orang, dan yang bekerja di bidang
pengangkutan berjumlah 162 orang. Penduduk yang
bermata pencaharian sebagai nelayan yaitu sebagai
nelayan di waduk Kedung Ombo sebanyak 115 orang.
Sebanyak 69 orang bermata pencaharian sebagai buruh
bangunan, sedangkan 43 orang bekerja sebagai pegawai
negeri sipil, dan 35 orang bekerja sebagai pedagang.
Sebanyak 27 orang bekerja sebagai buruh industri dan 21
orang sebagai pensiunan. Penduduk Desa Pendem ada
yang bekerja sebagai pengusaha sebanyak 2 orang dan
TNI/Polri sebanyak 2 orang. Sisanya sebanyak 1.680 tidak
mempunyai pekerjaan tetap, hanya diikatan bekerja lain-
lain.4 Masyarakat desa Pendem khususnya mendapatkan
pekerjaan sampingan ketika hari pasaran (Jumat Pon,
Jumat Kliwon, dan Malam Satu Suro) dengan berdagang,
tukang ojek dan penginapan bagi para peziarah yang
berkunjung di Obyek Wisata Gunung Kemukus. Tambahan
penghasilan dari para peziarah banyak membantu
menyejahterakan masyarakat desa Pendem.
4. Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk menurut pendidikan terdiri dari
tamatan akademi atau Pendidikan Tinggi sebanyak 15
orang, tamat SMU sebanyak 90 orang, tamat SLTP
sebanyak 290 orang, dan tamat SD sebanyak 748 orang.
Sebanyak 741 orang tidak tamat SD dan 730 orang belum
4 Data diambil dari Kantor Desa Pendem, 23 September 2016, 10.20 WIB
74 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
tamat SD. Sisanya sebanyak 999 orang tidak mengenal
bangku sekolah. Sebagai sarana pendidikan di Desa
Pendem terdapat tiga TK dengan 3 orang guru dan 80
murid. Jumlah SD 3 buah dengan jumlah guru 22 orang
dan jumlah murid 588 orang. Sarana pendidikan yang
berupa madrasah ada 1 buah dengan guru 6 orang dan
jumlah murid 92 orang.5
5. Prosentase Agama
Data pemerintah desa menunjukkan bahwa
mayoritas penduduk desa Pendem beragama Islam.
Penduduk yang beragama Islam yaitu 4.226, yang
beragama Budha sebanyak 20 orang. Penduduk yang
beragama Katolik sebanyak 2 orang, dan 1 orang
beragama Hindu. Sarana sebagai ibadah terdapat 5 buah
masjid dan 28 buah surau.6 Di area Obyek Wisata Gunung
Kemukus sendiri terdapat dua buah surau, satu di lokasi
Sendang dan satu lagi di lokasi Makam Pangeran Samudro.
C. Psikografi
1. Adat dan Tradisi
Secara umum, masyarakat yang tinggal dan
peziarah yang berdatangan berasal dari suku Jawa. Dari
konteks sosial masyarakat yang menetap di lokasi Gunung
Kemukus mempunyai adat dan tradisi sangat njawani. Ini
sangat terlihat dari penetapan ritual yang memakai
kalender jawa. Penanggalan jawa menjadi salah satu
penunjuk waktu yang sangat penting dalam melakukan
beragam aktivitas penduduknya. Masyarakat di sekitaran
Gunung Kemukus sangat percaya dengan adat dan
tradisinya. Secara umum, masyarakat di sana tidak akan
5 Data diambil dari Kantor Desa Pendem, 23 September 2016, 10.25 WIB 6 Data diambil dari Kantor Desa Pendem, 23 September 2016, 10.20 WIB
Selayang Pandang Obyek Wisata… 75
berbelanja ketika penanggalan jawa menunjuk pada hari
Wage. Mereka mempercayai ketika hari itu membeli
barang, maka barang tersebut akan cepat rusak dan tidak
bertahan lama.7 Masyarakat di sekitaran Gunung Kemukus
masih rigid menjaga tradisi penanggalan Jawa dengan
beragam artinya.
Hal lain yang menarik adalah terpeliharanya adat
Jawa melalui tradisi liminalitas manusia. Masyarakat di
sekitaran Gunung Kemukus masih melestarikan tradisi
mitoni (Slametan di usia kandungan tujuh bulan) sampai
dengan tradisi Nyewu (slametan pada hari keseribu dari
seseorang yang meninggal). Tradisi Jawa dalam rangka
meresponi liminalitas kehidupan manusia sejak dari
dalam kandungan, sampai masuk ke kandungan bumi
diperingatinya, sambil meminta berkah dan keselamatan
kepada Yang Maha Kuasa. Tradisi ini masih terus
terpelihara dengan baik sampai sekarang.
2. Karakteristik Masyarakat
Masyarakat di lokasi Gunung Kemukus mempunyai
karakteristik seperti masyarakat Jawa pada umumnya.
Karakteristik yang akan dijumpai oleh para peziarah yang
berkunjung ke Gunung Kemukus antara lain.
a. Welcome dengan orang asing
Karakterikstik masyarakat di Gunung Kemukus yang
dapat dijumpai adalah sangat terbuka dan menerima
dengan senang hati orang asing atau orang dari luar
daerahnya. Masyarakat akan sangat terbuka dan
menyambut dengan senang hati setiap tamu yang
berkunjung ke rumahnya. Mereka akan memberikan
yang “terbaik” dari apa yang ia punya, sebagai bentuk
penghormatan kepada tamunya. Karakter ini yang
dikemudian hari menjadi pemicu tindakan negatif,
7 Wawancara dengan STN, sesepuh desa Pendem, 7 Desember 2016
76 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
dengan “menyuguhkan” tubuhnya untuk dapat
“dipakai” oleh para peziarah.
b. Andhap Asor
Ciri ini sangat melekat di dalam kehidupan
masyarakat Jawa pada umumnya. Strata yang
dipunyai oleh bahasa Jawa memberikan habitualisasi
menghormati orang yang lebih tua, maupun tamu
yang berkunjung ke rumahnya. Karakter ini juga akan
dijumpai ketika masuk di kawasan Gunung Kemukus.
Masyarakat di sekitaran Gunung Kemukus akan
mempunyai karakter ngajeni8 dengan orang lain,
apalagi dengan orang yang usianya lebih tua.
c. Nrimo ing pandum
Karakteristik ini juga merupakan dasariah dari
masyarakat jawa umumnya. Ketika masuk di wilayah
Gunung Kemukus, akan dijumpai masyarakat yang
mempunyai karakteristik seperti ini. Karakter ini
menggambarkan sikap hidup yang serba pasrah
dengan segala keputusan yang ditentukan oleh Tuhan.
Mereka sangat menyakini bahwa kehidupan ini ada
yang mengatur dan tidak dapat ditentang begitu
saja. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini
adalah sesuai dengan kehendak sang pengatur hidup,
sehingga tidak dapat mengelak, apalagi melawan
semua itu. Inilah yang dikatakan sebagai nasib.
Masyarakat di Gunung Kemukus memahami betul
kondisi tersebut, sehingga mereka yakin bahwa
Tuhan telah mengatur segalanya. Jadi dalam
kepercayaannya, mereka di tempatkan di Gunung
Kemukus dengan segala situasi dan kondisinya
merupakan sebuah suratan takdir dari Sang Pengatur
hidup.
8 Ngajeni merupakan sebuah sikap yang menghargai dan menghormati orang lain.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 77
d. Urip ora ngoyo
Karakter ini membuat masyarakat di Gunung
Kemukus sangat menikmati hidupnya. Mereka tidak
terlalu berambisi untuk menjadikan dirinya kaya atau
sukses. Dalam benaknya, hidup itu sudah ada
koridornya tersendiri, jadi jangan terlalu dibuat
ngoyo, dinikmati apa yang ada dan pasti besok akan
ada sesuatu yang berbeda juga untuk melanjutkan
kehidupan. Konsep berpikirnya, dalam hidup sudah
ada yang mengatur, jika mengingini lebih dengan
ngoyo, maka akan ada sesuatu yang buruk menimpa
hidupnya. Karakter ini sangat kental di masyarakat
Gunung Kemukus, dan terlihat jelas dari waktu ke
waktu usaha serta kehidupannya berjalan apa adanya,
bahkan terlihat tidak ada peningkatan.
e. Gotong Royong
Karakter ini sangat jelas terlihat ketika ada salah satu
warga kesusahan, maka dengan cepat akan saling
membantu. Baik kesusahan karena sakit penyakit,
maupun kesusahan karena membangun rumah,
maupun hal lainnya. Jadi tidak heran, ketika ada
pendatang yang bermasalah dengan salah satu
warganya, mereka akan dengan cepat “campur
tangan” untuk membela warganya.
Beberapa karakteristik ini sangat kental apabila
pendatang masuk di kawasan obyek wisata religi Gunung
Kemukus. Karakteristik masyarakat ini juga yang
membuat para peziarah nyaman untuk tinggal berlama–
lama di Gunung Kemukus.9 Tidak heran apabila dijumpai
beberapa peziarah menginap sampai satu minggu di sana.
9 Wawancara dengan Hsn, peziarah yang berasal dari Bandung, Desember 2016,
di Pendopo Gunung Kemukus 23.20 WIB.
78 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
3. Kepercayaan
Kepercayaan yang ada di masyarakat Gunung
Kemukus merupakan sebuah konsep kearifan lokalnya.
Kearifan lokal yang ada di masyarakat, lambat laun
“memaksa” dan mengkondisikan peziarah untuk dapat
menyesuaikan dengan mereka. Kearifan lokal yang ada
dan dihidupi oleh masyarakat Gunung Kemukus pada
dasarnya berasal dari budaya Jawa. Adapun kearifan lokal
sebuah nilai yang bersifat sangat humanis. Tepa slira
yang mempunyai pengertian mampu mengukur diri
sendiri, sehingga mau menghormati orang lain. Bisa
rumangsa merupakan sebuah ungkapan yang berarti
mampu merasakan hal-hal yang dirasakan oleh pihak
lain. Penerapan nilai ini merupakan sebuah tugas bagi
manusia untuk mengolah diri sendiri, sebelum
berinteraksi dengan orang lain. Ketika orang lain
tersakiti (batin), maka diri sendiri belum pandai
melakukan laku tepa slira lan bisa rumangsa.
Manakala perilaku ini pudar di tengah masyarakat,
maka hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dapat semakin keruh. Ini dikarenakan kepentingan
diri sendiri lebih ditonjolkan dari pada kepentingan
publik. Oleh sebab itu, dalam nilai ini barometer
dalam kehidupan bersama bukanlah kepuasan diri
sendiri, melainkan kenyamanan pihak lain.
b. Perilaku karyenak tyasing sesama
Secara ringkas, nilai luhur yang disanjung di
dalamnya adalah perilaku yang berusaha
menyenangkan pihak lain. Hal ini bukan berarti
mudah untuk disuap, dimanipulasi, akan tetapi
merupakan sebuah nilai yang menjunjung tinggi
kepentingan bersama, daripada kepentingan diri
sendiri. Dalam kehidupan bersama, kepentingan
80 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
orang lain selalu diutamakan dan mengerjakannya
dengan sepenuh hati. Dalam artian berusaha untuk
tidak menyakitkan orang lain, tanpa pamrih, dan
senang mendukung orang lain. Untuk dapat
melakukannya, nilai ini acapkali disandingkan dengan
kehidupan spiritual dari seseorang. Apabila
kehidupan spiritualnya baik, maka kehidupan dengan
orang lain akan baik pula. Oleh sebab itu, perlu
didasari dengan kehidupan ritual yang baik dengan
Tuhan. Orang yang percaya dan selalu menjunjung
tinggi terhadap Tuhan, dengan sendirinya akan
mempunyai hubungan yang harmonis dengan
sesamanya. Karena yang dikedepankan adalah nilai
kebersamaan dengan sesama, demi terciptanya
kesejahteraan umat.
c. Perilaku sepi ing pamrih
Pamrih diterjemahkan dalam dunia pikir orang Jawa
sebagai nafsu, yang sebagian besar berbentuk
kepuasan individu atau golongan. Nafsu inilah yang
hendak dikikis dalam menciptakan dunia yang lebih
baik dan dapat hidup berdampingan dengan yang lain.
Sepi ing pamrih merupakan sebuah tindakan yang
bekerja untuk diri dan orang lain tanpa
mengharapkan imbalan, dengan sebuah tujuan untuk
kesejahteraan bersama. Di dalamnya memuat tekad
kerelaan untuk tidak lagi mengejar kepentingan-
kepentingan sendiri tanpa perhatian terhadap
masyarakat. Apabila nafsu untuk memuaskan
kepentinan diri telah dapat dikelola dengan baik,
kehidupan bersama pasti akan menjadi lebih baik lagi.
d. Perilaku eling lan waspada
Nilai ini menegaskan tentang kepekaan akan situasi
sosial dimana dan kapan seseorang berada. Sikap etis
dalam budaya Jawa memandang sifat dan sikap di
Selayang Pandang Obyek Wisata… 81
masing-masing tempat mempunyai kekhasan dan
kekhususannya sendiri. Bukan apa yang dianggap
baik, berguna, ataupun sebagai tuntutan suara hati
oleh masing-masing orang itulah yang menentukan,
tetapi yang dituntut daripadanya di tempatnya di
mana ia berada. Jadi etika yang ditonjolkan dalam hal
ini bersifat relatif terhadap tempat. Relativitas
terhadap tempat memunculkan kesadaran diri, agar
selalu bertindak hati-hati, penuh perhitungan dan
mengingat kesejahteraan bersama. Nilai ini
mengingatkan bahwa setiap hal yang dilakukan oleh
seseorang sewajarnya perlu dipertimbangkan dengan
seksama, agar jangan merugikan, menyinggung dan
menyakiti pihak lain. Dalam kehidupan bersama, hal
ini perlu dilestarikan dan ditumbuh kembangkan agar
selalu mawas diri dan berhati-hati dalam bersikap di
manapun berada.
Keempat nilai dasar inilah yang menjadi
kepercayaan di masyarakat dan yang ditemui di Gunung
Kemukus. Prinsip ini dipegang teguh oleh masyarakat
yang kemudian dari waktu ke waktu ditularkan kepada
setiap peziarah.
4. Bahasa dan Simbol
Gunung Kemukus mempunyai latar belakang
masyarakat jawa, dalam kesehariannya bahasa dan simbol
yang digunakan banyak mengadopsi budaya jawa. Dari
segi kebahasaan, masyarakat di sekitaran Gunung
Kemukus memakai bahasa Jawa sebagai alat
komunikasinya. Bahasa jawa yang dipakaipun sesuai
dengan tata aturan (pitutur) Jawa tradisional. Bahasa
bertingkat mulai dari ngoko sampai kromo inggil
digunakan untuk berkomunikasi sesuai dengan strata
sosial masyarakat.
82 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
Dari sisi dialek, masyarakat di sekitar Gunung
Kemukus mempunyai dialek khas seperti warga di
sekitaran keraton Surakarta. Dari kekhasan dialek
tersebut, akan dapat dengan mudah mengenali warga desa
di sekitar Gunung Kemukus, dengan pendatang di desa
tersebut. Dialek Jawa tradisional masih kental dan lekat
dalam cara mereka berkomunikasi. Dari sudut pandang
kekinian, dialek tersebut biasa dikenal orang dengan
sebutan dialek medok dengan penyebutan dan bahasa
yang dipakainya.
Berkenaan dengan budaya simbol yang
berkembang di dalam masyarakat, secara umum
mempunyai kesamaan dengan masyarakat Jawa pada
umumnya. Dimulai simbolisasi dari persiapan masa
liminalitas kehidupan, sampai dengan penghargaan
terhadap roh leluhur. Simbolisasi tersebut merupakan
sebuah visualisasi dari apa yang dipercayainya. Sejak dari
dalam kandungan, masyarakat di Gunung Kemukus
percaya dengan adanya kekuatan di luar dirinya, sehingga
mereka memakai peniti untuk menangkal kekuatan jahat
yang dapat merasuki janinnya. Simbol peniti dipakai
sebagai sarana untuk menangkal roh jahat yang dipercaya
akan membawa bencana bagi janinnya.
Budaya simbol yang dikembangkan berdasarkan
kearifan dan kepercayaan akan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Untuk menghormati dan menghargai Tuhan dipakailah
simbolisasi kenduren sebagai sarana mendekatkan diri
kepada Tuhan dan kepada sesama. Di dalam ritual
tersebut ada slametan sebagai bentuk penghargaan
kepada Tuhan atas berkahnya kepada masyarakat
setempat. Biasanya di dalam slametan terdapat tumpeng
yang disertai dengan beragam lauk pauk. Simbol-simbol
akan banyak dijumpai di dalam setiap ritual yang
diadakan. Budaya simbol yang berkembang, dan sangat
Selayang Pandang Obyek Wisata… 83
mempengaruhi dalam aktivitas ziarah di Gunung
Kemukus.
Simbol lainnya yang berkembang di masyarakat
Gunung Kemukus adalah sakralisasi kultus sendang dan
makam. Ada dua sendang yang dikultuskan dan dipakai
sebagai syarat untuk menjalankan ritualnya di Gunung
Kemukus. Air yang bersumber dari sendang dinilai
memiliki tuah untuk dapat membawa berkah bagi para
peziarah yang mandi, cuci muka, minum, maupun
membawa pulang ke rumahnya. Di sisi lain, beberapa
makam yang ada di lokasi Gunung Kemukus dijadikan
simbol untuk meminta berkah kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Bagi para peziarah, beberapa makam akan
diberikan sesaji sebagai perantara menjawab doa-doanya.
Menurut penuturan peziarah, simbolisasi makam ini bagi
para ziarah sangat membantu mendekatkan kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa.11
Beragam sesaji juga dijadikan sebagai simbol dalam
ritual di Gunung Kemukus. Setiap sesaji mempunyai
makna simbolisasi tersendiri, yang sangat dipercaya dan
diyakini oleh para peziarah. Bunga Kantil dipakai sebagai
simbolisasi untuk menarik berkah dari Pangeran Samudro,
supaya tetap kantil sampai di rumah dan di aktivitas
kesehariannya. Kemenyan dipakainya untuk
mengunjukkan persembahannya kepada junjungannya.
Simbolisasi yang berkembang merupakan sebuah
visualisasi yang dipakai untuk menarik berkah dari
Pangeran Samudro. Simbolisasi tersebut tetap
dikonstruksi dan tetap dirawat serta dipercayai oleh
penyelenggara dan pelaku peziarah di Gunung Kemukus.
11 Wawancara dengan SR Perziarah dari Kota Pati di Pendopo Makam Pangeran
Samudro, 24 November 2016, 20.34 WIB.
84 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
5. Pola Hubungan Sosial
Dengan berlatar belakang masyarakat dan budaya
Jawa, masyarakat di sekitar Gunung Kemukus mempunyai
pola hubungan sosial yang tidak jauh dari pola budaya
Jawa. Masyarakat yang masih memelihara kearifan lokal
budayanya, pola hubungan sosial yang dikembangkan
merujuk ke masyarakat tradisional. Pola sosial yang
tenggang rasa dan masih menjaga hubungan relasional
dengan sesama maupun dengan alam. Keramah tamahan
masyarakat tradisional Jawa akan dirasakan ketika
memasuki kawasan Gunung Kemukus. Keramah tamahan
inilah yang menjadi salah satu daya tarik wisata untuk
dapat betah dan tinggal berlama-lama di sekitar Gunung
kemukus.
Warga Gunung Kemukus yang ramah berimbas
pada penyambutan para peziarah yang nyaman. Pola
hubungan sosial yang ramah, akhirnya mengilhami para
peziarah untuk bersikap ramah pula dengan peziarah yang
lain. Pola hubungan keramah-tamahan yang terjadi di
Gunung Kemukus menjadikan sebuah pemantik terjadinya
hubungan sosial yan harmonis di kalangan para peziarah.
Dalam masyarakat tradisional, pola hubungan yang
hirarkis ada di dalam masyarakat di Gunung Kemukus.
Orang yang “dituakan” sangat dihormati dan disegani oleh
warga masyarakat yang lain. Ketika sesepuh memberikan
mandat maupun petuah, masyarakat akan menurutinya.
Pola strukturisasi dalam masyarakat membuat alur
pemerintahan menjadi ringan, karena sesepuh yang sedikit
banyak mengatur pemerintahan dan harmonisasi di dalam
masyarakat.
Sesepuh dan pinisepuh sangat dihormati di
masyarakat sekitar Gunung Kemukus. Masyarakat akan
lebih mendengarkan dan melakukan titah dari sesepuh
daripada aparat pemerintah yang ada. Pola struktur sosial
Selayang Pandang Obyek Wisata… 85
di dalam masyarakat inilah yang kemudian dapat dipakai
aparat pemerintah untuk menyosialisasikan program
maupun kebijakannya bagi masyarakat. Ketika pemerintah
dapat memberikan pemahaman yang baik tentang
kebijakannya kepada sesepuh setempat, maka program
dari pemerintah akan dapat berjalan dengan baik. Pola
struktur sosial yang masih kental inilah yang menjadi ciri
khas masyarakat Gunung Kemukus.
Di sisi lain, pola hubungan sosial kekerabatan
sangat khas apabila masuk di wilayah Gunung Kemukus.
Kekerabatan yang erat menjadikan masyarakat ringan
tangan untuk saling membantu. Apabila ada warganya
yang sedang terkena musibah, baik sakit maupun
meninggal, mereka akan rela meninggalkan pekerjaannya
untuk membantu warga lainnya. Kekerabatan inilah yang
kerapkali dapat membantu maupun melemahkan
kemajuan di dalam masyarakat. Keterikatan sosial yang
sangat kuat nampak ketika ada salah seorang dari
masyarakat terkena masalah hukum, warga yang lain akan
bersama-sama menutupi dan menyembunyikan warganya.
Pun demikian, apabila ada warganya yang maju, warga
yang lain juga akan terkena kemajuannya.
Sistem kekerabatan yang kuat inilah yang
selanjutnya menjadi pola dalam ritual di Gunung
Kemukus. Ada sebuah syarat yang turun temurun
dipercaya, bahwa kalau ada peziarah yang sukses dan
berhasil karena ritualnya. Ia harus berbagi kesuksesannya
kepada pasangannya. Di samping itu, ia juga diwajibkan
untuk mengadakan syukuran dengan melibatkan warga
sekitar, dengan sebuah alasan yaitu iso ngicipi
keberkahane (dapat ikut merasakan berkatnya). Pola
dalam ritual ini merupakan sebuah refleksi dari pola
kekerabatan yang kuat di dalam masyarakat Gunung
Kemukus.
86 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
D. Sejarah Gunung Kemukus
1. Dokumentasi
a. Majalah Kedjawen 1942
Dari penuturan Kepala Seksi Pariwisata
Kabupaten Sragen, yang membidangi Gunung
Kemukus, Majalah Kedjawen 1942 merupakan
dokumentasi yang paling awal dan terlacak oleh Dinas
Pariwisata. Dari informasi di majalah tersebut
mengkisahkan tentang sejarah dan kejadian yang ada
di Gunung Kemukus. Pangeran Samudro adalah
seorang putra raja Majapahit terakhir, bernama
Brawijaya V yang terlahir dari ibu selir Ontrowulan.
Ketika kerajaan Majapahit runtuh, Pangeran Samudro
tidak ikut melarikan diri, akan tetapi beliau bersama
ibunya ikut diboyong ke kerajaan Demak. Selama di
Demak ia mendapat bimbingan ilmu dari Sunan
Kalijaga. Dirasa cukup, Pangeran Samudro
diperintahkan untuk berguru kepada Kyai Gugur
dengan ditemani dua abdi. Selain itu ia juga
diperintahkan untuk menyatukan saudara-
saudaranya yang telah hilang. Selama berguru,
Pangeran Samudro tidak mengetahui bahwa Kyai
Gugur adalah kakaknya. Setelah menguasai ilmu yang
diajarkan, barulah Kyai Gugur menceritakan jati
dirinya.
Pangeran Samudro terkejut mendengar akan
hal itu, dan akhirnya Kyai Gugur bersedia
dipersatukan kembali dan ikut ke Demak. Setelah itu
Pangeran Samudro kembali ke Demak. Mereka
berjalan ke arah barat dan dan dalam perjalanan ini
Pangeran Samudro terserang sakit. Perjalananpun
diteruskan, akan tetapi sakitnya semakin parah.
Kamudian Pangeran Samudro memerintahan salah
seorang abdinya untuk mengabarkan kondisi
Selayang Pandang Obyek Wisata… 87
Pangeran Samudro pada Sultan Patah. Setelah
mendengar kabar itu, Sultan memerintahkan pada
abdi tersebut untuk kembali ke tempat Pangeran
Samudro, akan tetapi Pangeran Samudro telah
meninggal. Selanjutnya atas petunjuk dari Sultan,
maka jasad Pangeran Samudro dimakamkan disebuah
perbukitan tak jauh dari tempat meninggalnya
Pangeran Samudro.12
b. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Sragen
Dinas Pariwisata yang menaungi dan
mengelola Obyek Wisata Gunung Kemukus
mengisahkan13 bahwa Pangeran Samudro adalah
salah satu anak penguasa terakhir kerajaan Majapahit,
sebuah kerajaan Hindu terbesar di Asia Tenggara
pada abad ke-13. Kerajaan yang berpusat di Jawa
Timur itu wilayah kekuasaannya meliputi kepulauan
Indonesia dan membentang hingga bagian selatan
India.
Tak lama setelah Islam masuk ke Indonesia,
Majapahit pun runtuh. Samudro, pemuda umur 18
tahun - waktu itu, enggan melarikan diri sebagaimana
dilakukan banyak kerabatnya. Ia justru menanggalkan
pangkat dan memilih menjadi pandita. Berguru
tentang agama yang baru datang ke tanah Jawa yaitu
Islam, kepada Sunan Kalijaga, ulama besar yang
tinggal di Kesultanan Demak. Usai berlajar di bawah
bimbingan wali penyebar Islam itu, Samudro
melanglang negeri turut menyiarkan risalah Islam.
Selain menyebarkan agama Islam, Samudro juga
12 Ditulis oleh dari penuturan UPTD Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen dan dari
Un kolektor majalah kuno di Solo, 12 Desember 2015, 15.15 WIB. 13 Diakses dari http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=103, 12 Juli 2016,
20.20 WIB.
88 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
menemui sisa-sisa dinasti Majapahit yang tercerai
berai, mengajak mereka bergabung ke dalam payung
Kesultanan Demak.
Namun, di tengah ekspedisi tersebut, Pangeran
Samudro mendadak jatuh sakit dan meninggal.
Pangeran Samudro akhirnya dimakamkan di sebuah
bukit yang terletak tak jauh dari lokasi ia wafat. Oleh
pengikutnya, tempat Pangeran Samudro meninggal
didirikan sebuah desa dan dinamakan Dukuh
Samudro.
Konon, terjadi fenomena alam yang aneh
sepeninggal Pangeran Samudro. Asap hitam (dalam
bahasa Jawa diistilahkan kukus) menyelimuti bukit
tempat makam Pangeran Samudro. Fenomena itu
terjadi setiap menjelang pergantian musim. Oleh
penduduk dan pengikut Pangeran Samudro, bukit itu
lalu dinamakan Gunung Kemukus.
Syahdan, ibu Pangeran Samudro, Raden Ayu
Ontrowulan sangat bersedih mendengar kematian
putra semata wayangnya. Ia pun menyusul ke
Kemukus dan mensucikan diri dengan air dari telaga
kecil yang letaknya tak jauh dari makam. Ontrowulan
lalu berdoa tanpa henti agar dapat dipertemukan
dengan Pangeran Samudro. Menurut legenda yang
dipercaya penduduk setempat, tubuh Ontrowulan
tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak.
Penduduk percaya hal tersebut disebabkan
Ontrowulan berdoa dengan sepenuh hati diserta jiwa
raga yang sudah suci. Orang Jawa menyebut kejadian
itu sebagai muksa. Telaga tempat muksa itu lalu
dinamakan sendang Ontrowulan. Cerita tersebut yang
disebarluaskan oleh Dinas Pariwisata kepada para
pengunjung yang bertanya kepada pengelola.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 89
2. Mitos
a. Pemerintah
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen
memandang perlu menerbitkan buku sebagai
pedoman bagi para peziarah tentang mitos Pangeran
Samudro di Gunung Kemukus. Buku ini dikeluarkan
oleh Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen.
Pemerintah memandang perlu meluruskan kisah
Pangeran Samudro dikarenakan kisah yang selama ini
diyakini oleh peziarah dan masyarakat setempat itu
tidak benar dan terlihat menyimpang. Di samping itu,
diharapan para pengunjung dan peziarah tidak salah
pengertian dan salah langkah dalam melaksanakan
ziarah. Kisah yang dibuat pemerintah adalah sebagai
berikut14 :
Pada waktu Kerajaan Majapahit runtuh pada
tahun 1478, berdirilah Kerajaan Demak dan yang
menjadi raja adalah Raden Patah, putra raja Majapahit
terakhir yang lahir dari istri selir. Menjelang jatuhnya
Kerajaan Majapahit, keluarga putra-putra raja banyak
yang melarikan diri keluar dari istana. Pangeran
Samudro beserta ibunya yang bernama Raden Ajeng
Ontrowulan (R.A Kenter) tidak ikut melarikan diri.
Mereka berdua diboyong oleh Raden Patah ke Demak.
Pangeran Samudro adalah salah seorang pemuda
yang baik hati, cerdas, ramah, pendamai, dan penuh
tanggung jawab.Sifat-sifat ini diketahui oleh Raden
Patah dan beliau ingin memanfaatkan adiknya itu
untuk kepentingan Kerajaan Demak. Pada suatu hari
Pangeran Samudro dipanggil oleh Raden Patah dan
diberi mandat, yakni Pangeran Samudro diutus
14 Diakses dari http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=103, 12 Juli 2016,
20.30 WIB.
90 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
mencari dan menemui saudara-saudaranya yang telah
melarikan diri dan belum diketahui dimana mereka
bersembunyi untuk disadarkan, mengakui Kerajaan
Demak, dan tidak memusuhinya.
Maksud Raden Patah dapat dibenarkan oleh
Pangeran Samudro.Perintahnya diterima dengan
senang hati dan dilaksanakannya sekalipun sangat
sulit dan berat. Dapat dibayangkan mencari orang
yang tersebar letaknya dan tidak diketahui
keberadaannya serta harus melewati hutan,gunung,
bukit, lembah. Setelah mendapat petunjuk dari Raden
Patah dan restu dari ibunya, berangkatlah Pangeran
Samudro dengan diikuti oleh dua orang abdi yang
setia. Dalam melakukan tugas mulia itu, terdapat
banyak sekali rintangan, halangan, ancaman, dan
lainnya. Ia sering kepayahan, tidur di hutan, istirahat
di rumah penduduk. Hingga saat ini tempat yang
dipakai Pangeran Samudro beristirahat diberi nama
sesuai dengan peristiwa yang dialami Pangeran
Samudro.
Misalnya, Punden Pondok yang dipakai
mondok Pangeran Samudro, Punden Salahan yang
ketika itu Pangeran Samudro melakukan kesalahan,
Bagorame, dan sebagainya. Pencarian dan
penggembaraan itu berjalan bertahun-tahun dan
berkat kegigihan Pangeran Samudro tugas tersebut
berhasil dilaksanakan. Saudara-saudaranya
bersembunyi diberbagai tempat, mereka saling
berjauhan tetapi dapat ditemui dan
didamaikan.Saudara-saudaranya lalu mengakui
bahwa Raden Patahlah yang menjadi Raja di Kerajaan
Demak.
Setelah usahanya dirasa berhasil dan sudah
meninggalkan ibunya di Demak, Pangeran Samudro
Selayang Pandang Obyek Wisata… 91
pun kembali ke Demak dengan tujuan untuk memberi
laporan kepada kakaknya yaitu Raden Patah dan terus
menghadap ibunya yang ia hormati dan ia sayangi.
Tetapi dalam perjalanan pulang, Pangeran Samudro
jatuh sakit. Sampai di Dusun Barong sakitnya
bertambah parah dan tidak lagi bisa melanjutkan
perjalanan ke Demak. Kemudian Pangeran Samudro
mondok di Dukuh tersebut, dan ia memberi perintah
kepada dua abdinya supaya melanjutkan perjalanan
ke Demak dan melaporkan hasil tugasnya dan
memberitahukan keadaan Pangeran Samudro yang
sedang jatuh sakit. Dalam keadaan sakit, Pangeran
Samudro dirawat oleh penduduk setempat. Akan
tetapi penyakitnya makin parah dan Pangeran
Samudro merasa bahwa ajalnya makin dekat.
Pangeran Samudro memberi pesan kepada penduduk
setempat, kalau ia meninggal supaya dimakamkan di
puncak Gunung Kemukus di sebelah barat Dusun
Barong.
Ontrowulan yang telah bertahun-tahun tidak
bertemu dengan puteranya mendapat laporan bahwa
puteranya sakit keras dan berada ditempat yang jauh.
Begitu mendapat laporan, hatinya menjadi hancur dan
sangat kuatir, maka dengan hati yang hancur
berangkatlah Ontrowulan bersama dengan dua abdi
Pangeran Samudro tersebut ke Dusun Barong dengan
harapan bertemu dengan puteranya. Setelah sampai
di dusun Barong, Ontrowulan mendapat kabar bahwa
Pangeran Samudro meninggal dan dimakamkan di
puncak Gunung Kemukus. Sebelum Ontrowulan
mendaki Gunung Kemukus, dengan rasa sedih ia
menyucikan dirinya di sendang yang digunakan untuk
memandikan jenasah Pangeran Samudro. Setelah
menyucikan dirinya, naiklah ia ke puncak Gunung
92 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
Kemukus untuk melihat jenasah puteranya. Begitu
sampai di atas dan dilihatnya wajah puteranya yang
sudah berada di liang kubur bergejolaklah hatinya
dan ia berkata bahwa ia ingin mati juga dan
dikuburkan satu liang dengan puteranya. Maka saat
itu juga berhentilah jantungnya dan ia meninggal di
sisi jenasah puteranya. Sesuai dengan pesannya,
Ontrowulan dikubur di satu liang dengan Pangeran
Samudro.
Kedua pengikutnya dengan setia menunggui
makam tersebut dan mereka bernazar bahwa kelak
ketika mereka meninggal, mereka juga ingin
dimakamkan berdampingan dengan makam Pangeran
Samudro sebagai bukti kesetiaannya dan niat itu
terwujud, mereka dimakamkan dekat makam
Pangeran Samudro. Keajaiban terjadi yaitu di tempat
tersebut dengan tumbuhnya pohon-pohon besar yang
menjadikan makam tersebut menjadi sejuk dan
rindang serta mempunyai pemandangan yang indah,
sehingga tempat tersebut dinamakan Gunung
Kemukus dan sendangnya diberi nama sendang
Ontrowulan.
Dari cerita di atas, muncul penafsiran tentang
Pangeran Samudro yang begitu dihormati karena ada
semacam kepercayaan bahwa makam dari bangsawan
yang berjasa untuk Negara mempunyai pengaruh
yang sangat baik bagi peziarah yang datang ke sana,
karena Pangeran Samudro adalah sosok pribadi yang
bertakwa kepada Tuhan, menghormati orang tua,
loyal kepada pemimpin, bertanggung jawab, tidak
takut bahaya. Para peziarah mengenang kembali
keistimewaan Pangeran Samudro.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 93
b. Masyarakat
Dalam versi masyarakat setempat, Pangeran
Samudro melarikan diri dari serbuan balatentara
Kerajaan Demak dan dia melambangkan
kesengsaraan serta ketertindasan masyarakat yang
mengalami perubahan besar-besaran setelah
Kerajaan Majapahit runtuh.15 Menurut informasi dari
penduduk sekitar, Pangeran Samudro adalah putera
tertua dari istri resmi Prabu Brawijoyo dari Kerajaan
Majapahit. Ketika menginjak remaja,ia dilepaskan ke
dunia luar dengan tujuan untuk mengumpulkan
pengalaman yang akan berguna di kemudian hari.
Setelah beberapa tahun, ia pulang dan jatuh cinta
kepada R. A. Ontrowulan salah seorang selir ayahnya.
Cinta ini diterima dengan sangat antusias oleh
Ontrowulan. Ketika Prabu Brawijoyo mengetahuinya
beliau sangat marah dan mengusir mereka berdua.
Sebelum menetap di Gunung Kemukus mereka
mengembara di daerah Sumber Lawang dan mereka
menamai beberapa tempat.
Di Gunung Kemukus tinggallah mereka dengan
bahagia sebagai suami istri. Tempat yang menjadi
kesenangan Ontrowulan adalah disebuah sumber air
yang terletak di kaki gunung dan saat ini dikenal
orang sebagai sendang Ontrowulan. Di sendang
tersebut, ia melakukan meditasi selama berhari-hari.
Diceritakan pula jika setiap Ontrowulan
15 Tema ini mirip beberapa kisah lainnya di Jawa Tengah, dimana terdapat
mitosmitos yang entah mengapa menggunakan runtuhnya Kerajaan Majapahit sebagai titik tolak kembangnya mitos.Misalnya, runtuhnya Majapahit dianggap sebagai tonggak mitos Ki Ajar Daka dan Ki Ajar Windusana yang tumbuh subur di lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.Kedua tokoh tersebut adalah pelarian dari serbuan Kerajaan Demak yang membawah wayang sakti ke pedesaan di lereng gunung tersebut. Setiap tanggal 15 Sapar dan Lebaran hari kedua masyarakat di Kedakan dan Windusabrang mempertunjukan wayang-wayang sakral yang kunon peninggalan dari Kerajaan Majapahit.
94 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
menggoyangkan rambutnya yang panjang dan diikat
dengan bunga, bunga yang jatuh dari rambutnya
tumbuh pohon-pohon yang tinggi dan membentuk
hutan.
Pada suatu ketika, Ontrowulan pergi
bermeditasi di suatu tempat, Pangeran Samudro jatuh
sakit dan meninggal dunia. Oleh penduduk desa
Blorong, jenasahnya dimandikan disendang dan
dimakamkan. Ontrowulan tidak mengetahui hal
tersebut. Ketika ia pulang dan mandi disendang untuk
kembali menemui suaminya, namun yang dijumpai
adalah orang-orang desa yang berkerumun untuk
menguburkan Pangeran Samudro, maka sangat
sedihlah ia dan Ontrowulan meninggal saat itu juga.
Pada suatu hari setelah kejadian ini
berlangsung, Pangeran Samudro mendatangi orang
tertua di desa dalam suatu penglihatan. Pangeran
Samudro mengatakan bahwa ia akan memenuhi
semua keinginan setiap orang yang datang
kekuburnya dengan membawa bunga. Syaratnya ialah
bahwa orang yang datang itu harus memberikan
kesan telah mempunyai pacar.16
c. Juru Kunci
Dari penuturan Juru Kunci,17 Pangeran
Samudro jatuh cinta dengan ibu tirinya Dewi
Ontrowulan, sehingga memaksa mereka kabur dari
kerajaannya. Ada salah seorang juru kunci
menyebutkan Pangeran Samudro tidak kabur dari
Kerajaan Majapahit, tetapi diusir oleh raja, karena
Sang Raja marah terhadap kelakuan dari Pangeran
16 Wawancara dengan ketua RT, 11 Agustus 2016 17 Juru Kunci terbagi menjadi dua, Juru Kunci Sendang Ontrowulan dan Makam
Pangeran Samudro. Setiap juru kunci mempunyai pemahaman mitosnya tersendiri. Namun, dalam hal ini akan disarikan benang merah pemahaman mitos dari Juru Kunci berdasarkan pemahaman mereka masing-masing.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 95
Samudro. Dalam perjalanannya Pangeran Samudro
mengalami sakit parah. Melihat kondisinya tersebut,
salah satu dari abdi Pangeran Samudro melaporkan
keadaan sakitnya ke kerajaan. Dewi Ontrowulan
kemudian menyusul untuk menjumpai Pangeran
Samudro yang tergolek lemas karena sakit parah.
Setelah melalui perjalanan panjang, sebelum
menemui Pangeran Samudro, Dewi Ontrowulan
bermaksud membersihkan diri di sendang yang ada di
bawah perbukitan tempat Pangeran Samudro berada.
Ketika mandi di sendang, rambut Dewi Ontrowulan
dikibas-kibaskan, sehingga bunga yang menghiasi
rambut sang dewi terjatuh, lalu tumbuhlah pohon
nogosari yang sampai sekarang dapat ditemui di
sekitar sendang. Itulah mengapa sendang tersebut
sampai sekarang dikenal dengan sebutan sendang
Ontrowulan.
Setelah mandi, Dewi Ontrowulan naik ke atas
bukit tempat Pangeran Samudro berada. Namun,
sesampainya di puncak bukit tersebut didapati bahwa
Pangeran Samudro telah meninggal. Akibat
kesedihannya yang sangat dalam, Dewi Ontrowulan
terjatuh sakit hingga menemui ajalnya di tempat
tersebut. Sebelum meninggal, Dewi Ontrowulan
sempat berpesan kepada para pengawalnya untuk
dimakamkan satu liang lahad dengan Pangeran
Samudro, oleh sebab itu sampai sekarang hanya
ditemukan satu petilasan makam di puncak bukit
tersebut. Makam di puncak bukit tersebut merupakan
makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan
yang dimakamkan dalam satu liang oleh para
pengawal dibantu dengan penduduk setempat.
Setelah beberapa hari wafat, arwah Pangeran
Samudro menjumpai sesepuh desa yaitu Mbah Haji
96 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
Muhtahad dan Mbah Haji Mujadid. Kepada dua
sesepuh desa tersebut, Pangeran Samudro berpesan “
sing sapa bae anak putu kang ziarah mreneo, ngadep
aku kanti ati kang resik lan niat suci, lan kanti upaya
kang temen koyo dene marani demenane, bakal
dikabulake opo kang dadi pepinginane”. (Siapa saja
yang berziarah ke sini, menghadap aku dengan hati
yang bersih dan niat yang suci, serta dengan segenap
usaha yang kuat seperti mendatangi kekasihnya, akan
dikabulkan apa saja yang menjadi keinginannya).
Setelah menjumpai sesepuh desa tersebut, makam
Pangeran Samudro yang ada di puncak bukit
mengeluarkan asap yang mirip awan kemukus. Oleh
sebab itu, bukit tersebut dikenal dengan sebutan
Gunung Kemukus.
Menurut tuturan salah seorang juru kunci,18
kata “demenane” ini yang kemudian disalah artikan
dengan “selingkuhan”, sehingga cerita yang
berkembang bahwa jika ingin berziarah dan ingin
dikabulkan permohonannya harus datang dengan
selingkuhannya, yang kemudian berkembang lagi
menjadi berselingkuh di Gunung Kemukus. Juru Kunci
sepakat bahwa mitos yang berkembang dengan
menambahkan syarat “seksual” di ziarah Gunung
Kemukus merupakan konstruksi ritual yang salah.
Namun, yang sebenarnya adalah memohon doa
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa melalui perantaraan
Pangeran Samudro, dengan kesungguhan hati,
kemurnian hati dengan niat dan semangat seperti
datang kepada orang yang disayangi. Itulah
sesungguhnya petuah dari Pangeran Samudro kepada
18 Wawancara dengan Pak Dwi, Juru Kunci Makam Pangeran Samudro, 29
Agustus 2016, 21.20 WIB.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 97
para peziarah yang hendak datang ke Gunung
Kemukus.
d. Peziarah
Menurut penuturan peziarah,19 Pangeran
Samudro adalah putera Raden Patah yang mempunyai
karakter tidak terhormat. Ketika ia masih tinggal di
istana ayahnya, ia jatuh cinta kepada ibunya dan
cintanya tersebut diteriima oleh ibunya. Raden Patah
mengetahui hubungan tersebut dan Pangeran
Samudro dikejar sampai ke Gunung Kemukus.
Di lain pihak, Ontrowulan menjadi tergila-gila
terhadap anaknya sendiri oleh karena itu ia
meninggalkan Demak dan mencari anaknya kemudian
terjadilah suatu pertemuan yang menyedihkan.
Dengan merancang pertemuan tersembunyi, Dewi
Ontrowulan bertemu dengan Pangeran Samudro,
untuk melepas kerinduan hatinya sampai dengan
melakukan hubungan badan yang seharusnya tidak
boleh dilakukan oleh ibu dan anak. Di tengah gejolak
dan gelinjang hubungan badan, datanglah utusan
Raden Patah untuk membunuh Pangeran Samudro.
Maka terjadilah perkelahian antara Pangeran
Samudro dengan para utusan Kerajaan. Sebelum
meninggal, Pangeran Samudro berucap: “sing sapa
duwe panjangka, marang samubarang kang
dikarepake bisane kelakon iku, kudu sarono pawitan
temen, manteb kanthi ati suci, aja slewing-sleweng,
kudu mung mandheng marang kang katuju, cedhakno
demene koyo dene yen arep nekani marang
panggonane dhemenane”20 yang artinya barangsiapa
mempunyai cita-cita atau keinginan untuk
19 Wawancara dengan peziarah secara purposif sampling, dengan menarik
benang merah pemahaman mereka tentang mitos yang ada di Gunung Kemukus. 20Data didapat dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen
98 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
mendapatkannya harus dengan cara yang sungguh-
sungguh, mantab, teguh pendirian, dan dengan hati
yang suci. Jangan tergoda apapun, harus
berkonsentrasi pada yang dituju atau yang diinginkan.
Dekatkan apa yang menjadi kesenangannya, seperti
akan mengunjungi wanita atau pria idaman lain.
Menurut keyakinan peziarah, Pangeran
Samudro adalah orang yang mempunyai ilmu yang
tinggi. Ia mendapat kekuatan tersebut dengan cara
bertapa. Menurut keyakinan peziarah, datang ke
Gunung Kemukus sebanyak tujuh kali dan melakukan
hubungan seksual yang bukan pasangannya adalah
sebuah langkah penting untuk ngalap berkah.
Menurut pemahaman mereka, hal inilah yang
diinginkan Pangeran Samudro. Jumlah tujuh kali ini
timbul karena ada pengalaman bahwa jumlah ini
dapat membawa hasil dan rejeki tersendiri. Bahkan,
beberapa peziarah menuturkan bahwa semakin “liar”
untuk mengumbar nafsu di lokasi Gunung Kemukus,
maka akan semakin cepat terkabul segala hal yang
diinginkannya. Maka, ada sebagian peziarah yang
secara fulgar melakukan hubungan badan di tempat
umum dan bukan di dalam ruangan. Pemahaman
mereka inilah yang kemudian mewarnai ritual di
Gunung Kemukus.
E. Ritual di Gunung Kemukus
1. Ngalab Berkah
Dalam situasi dan kondisi Gunung Kumukus
sekarang ini, tidak semua orang yang datang bertujuan
untuk melakukan ritual ngalap berkah. Ada pengunjung
yang datang hanya untuk ingin tahu Gunung Kemukus, ada
yang hanya berwisata, ada yang memanfaatkan tempat
untuk berpacaran, dan ada juga yang hanya ingin
Selayang Pandang Obyek Wisata… 99
melakukan hubungan seks dengan para PSK di Gunung
Kemukus. Peziarah ngalap berkah biasanya mempunyai
ciri-ciri umum yang mudah dikenali sebagai berikut:
a. Peziarah datang selalu dengan pasangannya
b. Peziarah sudah mempersiapkan persyaratan secara
lengkap.
c. Pasangan peziarah sebelum nyekar sudah bertemu
juru kunci untuk berkonsultasi
d. Biasanya setelah nyekar, peziarah tidak langsung
pulang akan tetapi masih berada disekitar makam
untuk melakukan tirakatan
e. Jika datang pada siang hari, biasanya sambil
menunggu malam tiba peziarah akan bertirakat
didalam ruang dekat makam sambil menunggu malam
tiba untuk melakukan hubungan seksual disekitar
makam.
Peziarah mempunyai keyakinan bahwa malam
Jumat Pon adalah malam yang paling tepat untuk
melakukan ritual dan berziarah ke makam Pangeran
Samudro. Meski demikian akan dijumpai pula peziarah
yang datang di hari-hari biasa, namun tidak seramai di
malam Jumat Pon. Peziarah Ngalap Berkah harus
menjalani serangkaian ritual sebagai persyaratan agar
keinginanya terkabul. Adapun serangkaian ritual yang
harus dijalankan adalah sebagai berikut :
Pertama, peziarah membawa bunga dan kemenyan
yang sudah dipersiapkan oleh peziarah. Jika peziarah
belum membawa perlengkapan ritual dari rumah,
peziarah dapat membelinya di sekitar komplek Gunung
Kemukus karena banyak penduduk setempat juga
menyediakan peralatan ritual, seperti bunga, kemenyan
dan amplop untuk juru kunci. Bunga yang dibawa oleh
peziarah berfungsi untuk ditaburkan di makam Pangeran
Samudro, dan sebagai syarat untuk ditaburkan di lokasi
100 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
sendang Ontrowulan. Adapun dalam rangkaian bunga
tersebut terdiri dari mawar merah, mawar putih, bunga
kantil yang dibungkus dengan daun pisang, disertai
dengan sedikit kemenyan yang dibakar untuk mewangian.
Kedua, peziarah akan pergi ke sendang
Ontrowulan untuk membersihkan badan dengan cara
mencuci muka, mencuci tangan dan kaki, ataupun untuk
mandi di dalam sendang. Tahun 2016, lokasi sendang
sudah dilengkapi dengan pintu, supaya apabila ada
peziarah yang hendak mandi dapat dengan leluasa mandi
seperti layaknya di kamar mandi. Ritual di sendang ini
bertujuan untuk membersihkan diri sebelum nyekar di
makam Pangeran Samudro. Para penyiarah meyakini air
dari sendang itu mempunyai kekuatan untuk menyucikan
badan dan jiwa. Acapkali beberapa peziarah juga
membawa pulang air sendang dengan mengisikannya di
botol maupun jerigen plastik, dengan bertujuan agar air
tersebut dapat melancarkan usaha maupun sebagai
penglaris dagangannya di rumah. Di samping itu mereka
percaya keluarga di rumah ketika bersentuhan dengan air
sendang tersebut dapat pula terberkati dan mendapatkan
kesehatan seperti mereka yang datang langsung ke
sendang Ontrowulan. Apabila tidak membawa
perlengkapan untuk menampung air, penduduk setempat
menjual botol dan jerigen dengan harga bervariasi mulai
dari dua ribu rupiah untuk botol berukuran setengah liter
sampai dengan enam puluh ribu rupiah untuk jerigen yang
berukuran 5 liter.
Ketiga, setelah membersihkan diri di sendang dan
membawa air dari sendang, bunga dan kemenyan,
peziarah melanjutkan perjalanannya menuju makam.
Sebelum masuk makam, para peziarah harus melepas alas
kaki untuk masuk ke dalam pelataran makam. Peziarah
akan bertemu dengan juru kunci, sebelum masuk ke ruang
Selayang Pandang Obyek Wisata… 101
makam. Peziarah akan menyerahkan semua persyaratan
ritual kepada juru kunci, yaitu bungkusan bunga serta
memberikan amplop yang berisi uang untuk sumbangan
kepada juru kunci. Sumbangan sukarela di dalam amplop
tersebut biasanya berisi antara sepuluh ribu sampai
seratus ribu rupiah. Kemudian, Juru kunci akan membuka
bungkusan bunga tersebut dan meletakkan didekat tungku
perapian dan dibakar di tempat tersebut. Apabila
membawa air dari sendang, juru kunci mengangkat botol
berisi air sendang dan digoncang-goncangkan di atas
perapian tersebut sambil juru kunci komat- kamit
membaca mantera dengan sangat cepat dan singkat.
Mantera itu dipercaya berisi doa yang ditujukan kepada
Pangeran Samudro agar Sang Pengeran berkenan dengan
sesajen yang telah dipersembahkan.
Keempat, peziarah dipersilahkan masuk keruang
makam dengan membawa bunga yang sudah didoakan
oleh juru kunci. Pada saat masuk makam, ada yang berdoa
menurut kepercayaannya, berdoa menyampaikan
permohonan, berzikir, ada yang memeluk batu nisan
seraya menangis bertemu dengan pujaan hatinya,
menaburkan bunga, berjalan mengitari makam sambil
membaca doa/mantera, dan akan ditemukan tingkah laku
peziarah terjadi di dalam makam. Biasanya bagi pezirah
yang dirasa terlalu lama di dalam makam, juru kunci
mengingatkan supaya cepat dapat keluar dari ruang
makam agar peziarah yang lain mendapatkan kesempatan.
Akan tetapi, apabila peziarah datang tidak bertepatan
dengan hari pasaran (Malam Jumat Pon dan Malam Jumat
Kliwon), peziarah dapat berlama-lama di makam dan
dapat konseling dengan juru kunci terkait dengan
permasalahan maupun permohonannya yang akan
ditujukan kepada Pangeran Samudro.
102 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
Kelima, setelah dari makam berdasarkan tata cara
dan panduan yang disediakan oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Sragen, ritual ngalab berkah telah selesai. Para
peziarah dapat segera pulang atau beristirahat di pendopo
sebelah ruang makam, seraya menunggu waktu
kepulangan ke tempat asalnya. Namun, beberapa peziarah
yang meyakini harus ditutup dengan ritual seks, akan
melanjutkan dengan pasangannya di dalam kamar yang
disediakan juga oleh masyarakat setempat. Bagi peziarah
yang sudah mempunyai pasangan dapat langsung menuju
rumah warga sekitar makam, dengan membayar uang
sewa berkisar lima puluh ribu rupiah sampai dengan
seratus ribu rupiah. Namun, bagi peziarah yang menyakini
ritual seks sebagai penyempurna ritual dan belum
mempunyai pasangan, di sekitar makam terdapat para
wanita yang siap menemani menyempurnakan ritualnya.
Biasanya para wanita tersebut dapat membantu
menyempurnakan ritual dengan biaya tujuh puluh lima
ribu sampai seratus lima puluh ribu rupiah untuk short
time, dan untuk long time dapat sampai empat ratus ribu
rupiah, bergantung negosiasinya.
Berdasarkan penelusuran peneliti, dari pihak
pemerintah (cq. Dinas Pariwisata Kab. Sragen) dan Juru
Kunci tidak pernah menyarankan untuk melakukan ritual
seks sebagai pelengkap dan penyempurna ritual. Namun,
para pemilik warung dan juga jasa penyedia penginapan
yang terus memupuk dan menyemai ritual itu sebagai
pelengkapnya. Di sisi lain, ada pula orang-orang yang tetap
memupuk dan memberikan ajaran/ajakan/dorongan bagi
peziarah yang baru pertama kali datang berziarah di
Gunung Kemukus. Story telling dari peziarah dan pemilik
warung inilah yang terus dipercaya dan terpeliharanya
ritual seks sebagai penyempurna ngalab berkah di Gunung
Kemukus.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 103
2. Slametan
Ritual Slametan merupakan wujud dari peziarah
yang telah dikabulkan permohonannya (kabul khajade).
Peziarah yang telah merasa berhasil dalam proses
ritualnya, diwajibkan melakukan slametan di Gunung
Kemukus. Ritual ini sebagai wujud ucapan syukur kepada
Pangeran Samudro. Peziarah yang akan melakukan
slametan harus memberitahukan terlebih dahulu kepada
Juru Kunci untuk dapat diaturkan jadwalnya. Setelah
mendapatkan jadwal slametannya, peziarah dapat
membawa perlengkapan ritual seperti ayam ingkung21,
nasi dan lainnya. Jikalau tidak mau direpotkan dengan
perlengkapan ritualnya, peziarah dapat memesannya di
penduduk sekitar, dengan membayar mulai dari lima ratus
ribu sampai dengan lima juta rupiah.
Biasanya upacara slametan dilakukan di teras
terbuka,di pelataran depan makam Pangeran Samudro.
Acara ritual slametan umumnya dilaksanakan pada pukul
17.00 WIB sampai dengan 19.00 WIB. Ritual ini menjadi
menarik karena para peserta ritual terkadang tidak saling
mengenal. Ketika ada orang yang membawa nasi, ayam
ingkung dan perlengkapannya, banyak orang akan
mengerumuni dan ikut ritual slametan tersebut. Mereka
duduk berkeliling mengelilingi nasi tumpeng, setelah itu
juru kunci akan memulai prosesi dengan menyambut
peserta ritual dan menguraikan maksud diadakannya
acara tersebut. Kemudian, juru kunci akan memulai
dengan pembacaan doa dengan menggunakan Bahasa
Jawa Kromo Inggil dikombinasi dengan bahasa Arab.
Pembacaan doa itu ditujukan kepada Pangeran Samudro
sebagai sarana ucapan syukur atas berkah yang sudah
21 Ayam Ingkung merupakan ayam kampung yang disajikan secara utuh, hanya diambil isi perutnya saja.
104 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
diterima oleh peziarah yang mengadakan slametan, serta
memohon mengabulkan kembali permohonan yang belum
terjawab.
Ritual Slametan yang dilakukan oleh peziarah
harus dilakukan di Gunung Kemukus, di luar itu dianggap
tidak sah. Bagi peziarah yang telah mendapatkan berkah
dari Pangeran Samudro, ritual slametan merupakan hal
yang wajib. Namun, dalam pemahaman peziarah ritual
slametan ini mempunyai dua pengertian, yaitu :
Pertama slametan sebagai syarat memperoleh
berkah. Slametan semacam ini diadakan sebelum peziarah
merasakan hasil atau sebelum keinginannya terkabul.
Seperti yang sudah dituturkan bahwa slametan bukan
satu-satunya faktor yang menurut peziarah sangat penting
untuk mendapatkan berkah dari Pangeran Samudro.
Slametan dilihat tidak sebagai suatu keharusan, artinya
baik jika dilakukan, namun kalaupun tidak juga tidak apa-
apa.
Kedua, slametan dilakukan sebagai ucapan syukur
atas keberhasilan atau terkabulnya permohonan peziarah.
Slametan juga bisa disebut syukuran, para peziarah
biasanya melakukannya karena mereka telah bernazar
sebelumnya. Siapa yang melupakan nazar atau janjinya
sesudah mendapat keberhasilan maka akan mendapat
peringatan dari Pangeran Samudro berupa mimpi buruk
yang terus- menerus.
Hal lain yang menarik dari ritual slametan ini
adalah keyakinan dari para peziarah lain yang meyakini
bahwa ketika mereka memakan sajian dari ritual slametan,
maka mereka akan ikut keberkahan, dan permohonan
mereka dapat segera terkabul. Keyakinan lain yang
beredar di kalangan peziarah adalah nasi dari ritual
slametan dipercaya dapat menyembuhkan beragam
penyakit, dengan cara dikeringkan terlebih dahulu, lalu
Selayang Pandang Obyek Wisata… 105
diseduh dengan air untuk diminum oleh orang yang
mempunyai penyakit. Keyakinan inilah yang membuat
beberapa peziarah dan penduduk setempat berupaya
mendapatkan nasi dari hasil ritual slametan.
3. Wayangan
Wayangan merupakan sebuah ritual yang
berkembang dan dikembangkan di Gunung Kemukus. Bagi
para peziarah yang sudah berhasil dan mendapat berkah
besar, biasanya mereka akan mengadakan wayangan di
Gunung Kemukus yang ditujukan sebagai ucapan syukur
kepada Pangeran Samudro, serta memberi sarana hiburan
bagi masyarakat sekitar. Wayangan ini dapat diprakarsai
oleh peziarah perseorangan maupun oleh kelompok,
mengingat biaya yang tidak sedikit untuk mengadakan
wayangan.
Untuk mengadakan wayangan, biasanya peziarah
perlu berkoordinasi dengan Juru Kunci dan petugas dari
Dinas Pariwisata Kab. Sragen, guna mengatur waktu dan
mengkondisikan tempat yang akan dipakai untuk acara
tersebut. Dalam ritual wayangan, untuk menentukan
tanggal dan hari acara pagelaran wayang diperlukan ritual
khusus oleh sesepuh desa dan juru kunci, supaya
mendapatkan hari dan waktu yang baik. Setelah
mendapatkan waktu yang baik, maka ritual selanjutnya
adalah pemilihan lakon serta dalang yang akan ditunjuk,
supaya berkenan di hadapan Pangeran Samudro.
Kemudian, barulah disusun jadwal acara, pelaksanan dan
publikasi kepada masyarakat sekitar. Sebelum
pelaksanaan, Juru Kunci akan berdoa meminta ijin kepada
Tuhan yang maha Kuasa dan Pangeran Samudo, supaya
diberi kelancaran dan keberkahan. Tanpa dibuka oleh juru
kunci, para peziarah dan penduduk sekitar percaya bahwa
mereka akan mendapatkan kesialan atau kemalangan.
106 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
Acara wayangan ini ada dua versi, yaitu yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan yang
diselenggarakan oleh peziarah. Untuk peziarah ritual
wayangan ini dimaksudkan untuk bersyukur mengingat
berkah yang telah diberikan oleh pangeran Samudro
kepada peziarah ngalab berkah. Di samping itu, juga untuk
membangun kekerabatan antara peziarah dan penduduk
setempat. Bagi pemerintah, wayangan diadkan satu tahun
sekali pada waktu bulan suro, sebagai rangkaian acara
larap selambu dan acara tahunan dari dinas pariwisata
Kab. Sragen. Acara wayang yang diadakan oleh
pemerintah, lebih menitik beratkan kepada menarik minat
pengunjung untuk datang di Gunung Kemukus. Inilah yang
membedakan wayangan yang diselenggarakan oleh
peziarah dan pemerintah.
4. Suronan
Suronan merupakan ritual ngalab berkah yang
dilaksanakan pada bulan suro. Pada malam jumat pon
bulan suro, para peziarah di Gunung Kemukus akan lebih
ramai daripada bulan-bulan sebelumnya. Malam satu suro
inilah yang menjadi puncak dari ritual di Gunung
Kemukus. Menurut penuturan petugas loket dari Dinas
Pariwisata Kab. Sragen,22 pada malam satu suro peziarah
yang membeli karcis dapat mencapai 8000 orang.
Biasanya para peziarah sudah ramai berdatangan dua hari
menjelang malam satu suro, dan meninggalkan lokasi
Gunung Kemukus dua sampai tiga hari setelah perayaan
ritual satu suro.
Dalam ritual suronan, sengaja dipublikasikan
secara masif guna menarik minat wisatawan domestik,
maupun internasional. Pada ritual suronan, tidak jarang
22 Wawancara dengan JM, 23 Maret 2017 di Loket Gunung Kemukus, 19.20 WIB.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 107
akan dijumpai banyak wisatawan asing, wartawan media
cetak maupun elektronik yang berdatangan untuk melihat
dan meliput ritual tersebut. Prosesi ritual dimulai dari
malam hari menjelang satu suro (malam satu suro)
dengan berdoa bersama di bangsal Pangeran Samudro.
Berdoa di bangsal tersebut biasa dikenal dengan istilah
tahlilan. Awalnya tahlil di makam Pangeran Samudro
merupakan sebuah tradisi yang dikembangkan oleh
masyarakat setempat untuk mendoakan arwah leluhur,
terutama untuk Pangeran Samudro. Tradisi itu kemudian
berkembang dan diikuti oleh para peziarah yang datang ke
Gunung Kemukus pada malam satu suro. Tradisi tersebut
kemudian difasilitasi oleh Pemerintah, sehingga dapat
menarik minat para peziarah untuk tahlil bersama di
Bangsal Makam Pangeran Samudro.23 Alhasil, sekarang
akan dijumpa ketika tahlil pada malam satu suro, akan ada
ratusan orang yang memenuhi bangsal makam Pangeran
Samudro.
Seusai acara tahlil, para peziarah akan melakukan
melekan yaitu laku tirakat dan prihatin, serta sebagai
upaya menghormati Pangeran Samudro yang dipercaya
sedang melihat dan siap memberi berkah kepada orang
yang masih terjaga. Dalam melakukan melekan, para
peziarah akan mengisi waktu malam itu dengan sangat
variatif. Ada yang melakukan wiridan, sharing pengalaman
dengan sesama peziarah, konsultasi dengan juru kunci,
kongkow di warung kopi, dan ada pula yang menghabiskan
waktu dengan pasangannya, baik yang dibawanya maupun
dengan para PSK. Segala upaya yang dilakukan sebagai
sarana untuk menahan kantuk, dalam rangka laku
tirakatnya. Para peziarah percaya ketika mereka dapat
23 Wawancara dengan Gn, di Bangsal Pangeran Samudro, Gunung Kemukus,
108 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
tetap terjaga dan tidak tertidur, Eyang Samudro akan lebih
cepat mengabulkan permohonan dan keinginan mereka.24
Pada pagi harinya, peziarah akan bersama-sama
mengikuti acara kirab gunungan. Kirab Gunungan
merupakan sebuah tradisi baru yang digagas oleh warga
setempat dalam rangka mengucap syukur atas berkah
yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa melalui Pangeran
Samudro. Setiap kelompok masyarakat dalam satu wilayah
RT desa Pendem, Gunung Kemukus akan membuat
gunungan sedekah bumi berupa hasil-hasil pertanian yang
diarak dari tengah desa menuju ermaga penyeberangan.
Ritual kirab gunungan sedekah bumi merupakan simbol
ungkapan syukur kepada Tuhan, ucapan syukur kepada
bumi yang memberikan hasil pertanian dan kemakmuran
bagi warga desa. Gunungan ini berupa hasil-hasil dari
pertanian masyarakat setempat. Dengan harapan pada
tahun berikutnya mereka akan mendapatkan hasil panen
yang semakin melimpah.25 Kirab gunungan akan ditutup
dengan “rebutan” makanan yang ada di gunungan
tersebut. Setiap makanan yang didapatkan dipercaya
dapat memberikan berkah bagi dirinya, maupun
keluarganya. Acara kemudian dilanjutkan dengan ritual
larung lanse dan ditutup dengan pementasan wayang kulit.
5. Larung Lanse
Larung Lanse merupakan sebuah rangkaian dari
tradisi suronan di Gunung Kemukus. Larung lanse sendiri
merupakan sebuah ritual dimana lanse (kelambu) dari
penutup makam Pangeran Samudro dilepas untuk dicuci
dan kemudian diganti dengan lanse yang baru. Ritual ini
24 Data ini diambil berdasarkan wawancara dengan peziarah dengan purpose
sampling, disertai dengan observasi di kawasan Gunung Kemukus. 25 Lihat informasi lebih lanjut di dalam, Waluyo, Ritual Ngalab Berkah di Gunung
Kemukus, Tesis: Universitas Kristen Satya Wacana, 2016
Selayang Pandang Obyek Wisata… 109
dimulai dengan pelepasan lanse oleh juru kunci dan
dimasukkan ke dalam kotak yang terbuat dari rotan.
Untuk membawa keluar dan mencucinya di aliran air
Waduk Kedungombo, lanse tersebut akan diarak oleh
serombongan pasukan dan sesepuh desa di sekitar Gunung
Kemukus.
Arak-arakan ini terdiri dari juru kunci, pengelola
dari dinas pariwisata, camat, lurah, kepala desa dan
perwakilan dari kepolisian serta TNI. Pada barisan depan
akan diawali dengan tarian keratonan, yaitu para remaja
desa yang dirias menjadi pasukan pengawal kerajaan. Di
belakang tarian ini, ada serombongan arak-arakan para
tokoh desa dan pemerintah, serta juru kunci yang
membawa kotak rotan yang berisi lanse. Lanse tersebut
diarak untuk kemudian “dicuci” (dicelupkan) ke dalam
aliran air waduk Kedungombo. Air bekas celupan/bilasan
di Kedungombo tersebut diperebutkan oleh para peziarah.
Lanse yang telah dicuci, kemudian dibilas di dalam tong
yang telah disediakan oleh pengelola Gunung Kemukus.
Air bekas bilasan tersebut kemudian diperebutkan oleh
para peziarah yang datang. Para peziarah menyakini,
bahwa air bilasan lanse tersebut dapat membawa berkah
bagi kesehatannya, maupun untuk usahanya.
Bagi para peziarah yang tidak mau berebut,
penduduk setempat menyediakan diri untuk
mengambilkan air dan menjualnya kepada peziarah yang
tidak kebagian air. Air bilasan lanse dijual dalam kemasan
botol 600 ml sampai dengan 2 liter, dengan harga 5000
sampai 50.000 rupiah. Lanse yang telah dibilas akan
dibawa ke bangsal makam Pangeran Samudro, untuk
kemudian dipotong-potong kecil-kecil dengan ukuran 5cm
x 5cm, dan “diperjual belikan” dengan harga sukarela.
Namun, rata-rata para peziarah membayar kain lanse
110 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
tersebut dengan harga dua puluh ribu rupiah.26 Kain lanse
dipercaya oleh para peziarah dapat memperlancar
usahanya dan menambah rejeki baginya. Kain itu dapat
berkhasiat ketika ditaruh di dalam kotak uang, dipasang di
atas pintu rumah ataupun di taruh di dalam dompet. Kain
inilah yang dipercaya sangat bertuah dan mampu
membawa rejeki bagi orang yang mendapatkannya.
F. Pelengkap Ritual
Di dalam ritual ngalap berkah di Gunung Kemukus, ada
beberapa elemen di dalam masyarakat menyediakan diri untuk
mendukung para peziarah menjalankan ritualnya. Dalam
bahasa pariwisata ziarah, elemen tersebut dikenal sebagai
pelengkap ritual. Adapun beberapa pelengkap ritual di Gunung
Kemukus adalah:
1. Pekerja Seks Komersial
Kemashuran yang disebabkan erotisme di Gunung
Kemukus terus meningkat pada tahun 1980-an, seiring
dengan dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Sragen
melalui Dinas Pariwisata yang menjadikannya sebagai
salah satu tujuan wisata ziarah. Ritual ngalap berkah yang
sebelumnya, kepengurusannya dipegang oleh penduduk
Desa setempat, kemudian diambil alih oleh Dinas
Pariwisata. Akibatnya, kegiatan ngalap berkah mengalami
komodifikasi. Ekspansi pasar pariwisata dan prostitusi
menyebabkan kegiatan ritual ngalap berkah yang
sebelumnya merupakan bagian dari ekspresi
keberagaman asketisme Islam Jawa tersebut, kemudian
cenderung dengan semakin mengkukuhkan
26 Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan para peziarah pada ritual
suronan tahun 2016 dan 2017.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 111
penyimpangan mitos tentang ”ritual seks” sebagai bagian
dari tirakat ngalap berkah.
Banyak di antara Pelaku Seks Komersial (PSK)
yang telah mulai melaksanakan profesinya tersebut sejak
tahun 1980an atau sejak tahun 1990-an, karena motivasi
berupa desakan ekonomi, sehingga sebagian dari mereka
kemudian menetap dan tinggal sebagai penduduk tetap di
Desa Pendem, yang semula mereka adalah berasal dari
penduduk pendatang, yang kemudian ada peluang dari
segi ekonomi, sehingga membuat mereka menetap di Desa
Pendem. Perkembangan kegiatan ritual seks telah ada
sejak lama. Perkembangan tentang kegiatan prostitusi
secara terbuka baru terjadi mulai awal tahun 1980-an.
Perkembangan prosititusi itu tidak semata tentang ritual
seks yang menjadi persyaratan ngalap berkah, melainkan
juga didorong oleh pariwisata yang telah dikembangkan
sejak tahun 1980-an.27
Di dapati setiap hari pasaran (kalender jawa) yaitu
malam Jumat Pon dan malam Jumat Kliwon, para PSK
berbondong-bondong ke Gunung Kemukus untuk
menjajakan “barang dagangannya” di tengah para
pengunjung. Beragam cara digunakan untuk menarik
perhatian dari para pengunjung, supaya “jasa” mereka
digunakan sebagai “penyempurna” ritualnya. Tak pelak,
para pengunjungpun sedikit banyak tergoda untuk
“memakai jasa” mereka guna melengkapi ritual yang
dipanjatkan kepada junjungannya.
2. Penyedia Kamar
Sejak tahun 1990-an, geliat seks yang meningkat
mulai difasilitasi oleh para pemilik modal. Berdasarkan
27Jurnal Nasional: Moh Soedha, 2013, Komodifikasi Asketisme Islam Jawa:
Ekspansi Pasar Pariwisata dan Prostitusi di Balik Tradisi Ziarah di Gunung Kemukus
112 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
penuturan warga setempat, banyak orang yang berduit
mulai menyewa rumah di dekat makam untuk direnovasi
dan dibangun bilik-bilik di dalamnya.28 Bilik-bilik tersebut
kemudian disewakan oleh para peziarah untuk dapat
bermesraan dengan pasangannya. Rata-rata bilik yang
disewakan berukuran 1,5 meter x 2 meter. Untuk tarif
sewanya bervariasi bergantung dengan fasilitas bilik yang
disediakan. Bilik yang terbuat dari papan/triplek
disewakan dengan harga lima puluh ribu per malam.
Untuk bilik yang terbuat dari batu bata dan dilengkapi
dengan kipas angin disewakan dengan harga seratus ribu
rupiah per malam.
Pada hari pasaran ritual, para penyedia kamar
kebanjiran order. Banyak dari peziarah menyewa kamar,
maupun disewa oleh para PSK. PSK yang menjajakan diri
di area makam, biasanya mereka sudah menyewa ataupun
bekerjasama dengan penyedia kamar terlebih dahulu,
sehingga ketika mereka sudah mendapatkan pelanggan,
sudah ada tempat yang siap untuk dipakainya bersama
pasangannya. Penyedia kamar ini yang menjadi pelengkap
ritual para peziarah yang mempercayai bahwa ritual dapat
sempurna dengan berhubungan seks bersama pasangan
yang bukan muhrimnya.
3. Pedagang
Pedagang merupakan salah satu pelengkap ritual
yang sangat membantu para peziarah dalam melakukan
ritualnya. Ada banyak pedagang yang menjajakan
dagangannya untuk membantu para peziarah. Di mulai
dari pedagang bunga, yang membantu untuk ritual ngalap
berkah. Pedagang makanan membantu para peziarah
28 Wawancara dengan Jn, warga dusun Gunung Sari desa Pendem, di Warung
kopi di Gunung Kemukus, 21 Maret 2017, 21.30 WIB.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 113
untuk mencukupkan kebutuhan jasmaninya. Para
pedagang berasal dari masyarakat sekitar yang melihat
peluang dengan berdatangannya peziarah ke tempat
mereka. Pedagang yang ada di Gunung Kemukus hanya
berjualan pada malam Jumat Pon, Malam Jumat Kliwon
dan Malam Satu Suro saja. Di luar hari-hari tersebut,
mereka kembali ke profesinya sebagai petani dan pencari
ikan.
4. Tukang Ramal
Pada hari pasaran ritual di Gunung Kemukus, ada
beberapa tukang ramal berpraktek di pelataran Makam
Pangeran Samudro. Tukang ramal dengan beragam
atraksinya menawarkan meramal masa depan, jodoh,
nasib sampai dengan meramal kesehatan. Tukang ramal
yang datang sangat bervariasi dalam metode meramalnya.
Ada yang menggunakan kartu, membaca telapak tangan,
air dalam botol sampai dengan membaca aura tubuh.
Dalam praktek semalam, rerata tukang ramal dikunjungi
Desember 2014 – Maret 2015 memberitakan bahwa Obyek Wisata Gunung Kemukus ditutup oleh Pemerintah.
118 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
memberikan pemahaman yang benar bahwa Wisata
Religi Gunung Kemukus masih dibuka untuk
berziarah.
Dinas pariwisata juga menggandeng
masyarakat untuk menarik pengunjung dengan cara
membersihkan lokasi Gunung Kemukus agar terlihat
bersih dan indah. Di sisi lain, fasilitas dan pengelolaan
juga ditambah modern untuk memberikan
kenyamanan bagi para peziarah. Dari sisi ritual,
pengelola dari dinas pariwisata juga memberikan
pemahaman ritual yang baik dan benar. Beragam
acara juga dibuat guna menarik pengunjung dari luar,
seperti acara pengajian akbar, wayangan, dan framing
story telling dari masyarakat. Masyarakat dibekali
dengan pengalaman bercerita, guna mengembalikan
sakralitas tempat ritualnya.
b. Masyarakat
Dalam laporan penelitian Agus Triyono yang
dipublikasikan di Jurnal milik Universitas
Muhamadiyah Surakarta,34 dipaparkan bahwa
masyarakat masih belum dapat menerima tindakan
penutupan sepihak dari pemerintah. Di dalam
masyarakat masih terdapat missconcept terhadap
pemerintah. Apa yang telah dilakukan oleh
pemerintah, telah menciderai hati dan perasaan
mereka sebagai warga lokal di wilayah tersebut. Di
sisi lain, pendapatan masyarakat banyak berkurang
akibat sepinya pengunjung Obyek Wisata Gunung
Kemukus. Masyarakat menuntut kepada pemerintah
untuk dapat mengembalikan pamor Gunung Kemukus
yang dapat menarik ribuan pengunjung setiap
bulannya.
34 Lihat simpulan dari Jurnal Agus Triyono di Bab I tulisan ini.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 119
Masyarakat yang resah akibat konflik dan
disertai penutupan dari pemerintah, berimbas dengan
kurang didukungnya program pemerintah untuk
memajukan Gunung Kemukus kembali. Program yang
digulirkan pemerintah, acapkali ditentang sendiri oleh
masyarakat. Kegaduhan masyarakat dan pemerintah
ini menyebabkan pengunjung Gunung Kemukus
belum dapat pulih seperti sedia kala. Masyarakat
berusaha memajukan Gunung Kemukus dengan
caranya, yaitu promosi di media sosial,
merekonstruksi story telling dan menghubungi
peziarah kenalan mereka untuk memberitahukan
situasi kondisi terkini Gunung Kemukus setelah
konflik. Usaha tersebut sedikit menarik minat kembali
pengunjung, meskipun belum dapat mencapai jumlah
pengunjung seperti sedia kala. Di sisi lain, masyarakat
menjadi sedikit tertutup terhadap peneliti, jurnalis
maupun orang asing yang berkunjung di Gunung
Kemukus.
c. Juru Kunci
Dari sisi Juru Kunci, mereka menyesalkan
tindakan para jurnalis yang memojokkan posisi
Gunung Kemukus sebagai Gunung Seks. Terkait
dengan penutupan dan sweeping dari pemerintah,
mereka menilai tindakan pemerintah sangat
berlebihan, sehingga memperkeruh suasana di
Gunung Kemukus. Di sisi lain, para juru kunci juga
berharap untuk mengembalikan pamor Gunung
Kemukus seperti sedia kala. Para juru kunci berusaha
memulihkan keadaan Gunung Kemukus dengan
melakukan sakralisasi lokasi ritual, dan juga
melakukan pendekatan dengan para peziarah. Para
120 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
juru kunci percaya bahwa getok tular35 akan
mengembalikan jumlah pengunjung seperti sedia
kala, sehingga mereka menceritakan, mengisahkan
dan memperlihatkan apa yang baik kepada para
peziarah yang datang.
d. Peziarah
Para peziarah menyayangkan terjadi
pemberitaan dari jurnalis asing tentang ritual yang
ada di Gunung Kemukus. Rata-rata peziarah
berpendapat, bahwa tidak seharusnya orang asing
yang tidak tahu seluk beluk budaya dan kepercayaan
masyarakat di Gunung Kemukus berani menulis dan
memberitakan secara vulgar. Mereka menganggap
jurnalis asing tersebut tidak paham betul tentang
kepercayaan yang berkembang di Gunung Kemukus,
sehingga apa yang dituliskannya tidak tepat dan salah
kaprah.36 Cilakanya, hal tersebut direspon terlalu
reaktif oleh pemerintah terkait.37
Alhasil, penutupan lokasi dan sweeping
sangat merugikan banyak pihak. Hal tersebut
diperkeruh oleh pemberitaan media Indonesia yang
reaktif dan menuliskan bahwa Gunung Kemukus
ditutup oleh pemerintah, padahal yang sesungguhnya
penutupan terjadi hanya untuk warung karaoke yang
tidak berijin, serta penertiban para wanita penghibur.
Berita yang “menyesatkan” ini ditangkap oleh
peziarah, sehingga mereka tidak berziarah ke Gunung
Kemukus lagi, karena menganggap lokasi tersebut
35 Getok tular adalah sebuah prinsip Jawa, dimana seseorang yang merasakan,
melihat, menilai sesuatu akan menceritakan hal tersebut kepada orang lain. Dalam bahasa marketing, ini yang disebut pemasaran dari mulut ke mulut.
36 Dituturkan oleh Jm berdasarkan wawancara pada 12 Maret 2015, jam 21.40 WIB di Gunung Kemukus.
37 Dituturkan oleh Bj berdasarkan wawancara pada 12 Maret 2015, jam 22.10 WIB di Gunung Kemukus.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 121
telah ditutup. Inilah yang menyebabkan jumlah
pengunjung di Gunung Kemukus langsung menurun
drastis.
e. Pekerja Seks Komersial (PSK)
Para PSK yang merasa terzalimi merespon
keras atas konflik yang terjadi di Gunung Kemukus.
Berdasarkan penuturan salah seorang PSK, setelah
berita dari jurnalis asing menjadi perbincangan dunia,
mereka segera mencari rekan mereka yang ada di
video tersebut. Mereka melabrak38 rekan mereka, dan
mengusirnya keluar dari wilayah Gunung Kemukus.
Mereka menilai hanya dengan uang satu juta, nasib
semua orang menjadi taruhannya. Respon yang keras
juga ditujukan kepada pemerintah atas tindakannya
kepada kelompoknya, karena tanpa ada sosialisasi
yang jelas, langsung dilakukan penutupan dan
sweeping di lokasi. Dalam benak mereka, apa yang
dilakukannya sudah sesuai dengan ajaran dari Eyang
Samudro, sehingga mereka merasa tidak menyalahi
aturan yang ada.
3. Dampak Konflik
Konflik yang disebabkan oleh pemberitaan dari
media asing tersebut mempunyai dampak yang luas dan
signifikan di wilayah Gunung Kemukus. Pemberitaan yang
bersifat luas dan bernada negatif membuat masyarakat
maupun dinas pariwisata sebagai pengelola Gunung
Kemukus menjadi kelompok yang terkena dampaknya
secara langsung. Alhasil, beberapa sikap terkait dengan
dampak konflik di wilayah Gunung Kemukus yaitu
38 Melabrak merupakan bahasa yang biasa dipakai oleh PSK di Gunung Kemukus
untuk mendatangi, memarahi dengan beramai-ramai orang yang dipandang menjadi musuhnya atau yang sudah melukai dirinya.
122 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
a. Pertentangan Internal di Pengelola Obyek Wisata
Gunung Kemukus
Pertentangan internal terjadi awalnya terkait
dengan siapa dan mengapa menginjinkan jurnalis
asing masuk dan membuat berita tidak benar tentang
Gunung Kemukus. Keingintahuan itu lantas menjadi
pemicu terjadinya konflik internal di antara pengelola
dan melebar di kalangan masyarakat. Pemerintah,
yang diwakili oleh dinas terkait merasa tidak
bertanggung jawab penuh, karena hanya memberikan
ijin seperti jurnalis dan peneliti lain yang kulonuwun
hendak masuk dan meliput Gunung Kemukus seperti
biasanya. Dari dinas terkait merasa bahwa
masyarakatlah yang bertanggung jawab, karena berita
yang dihimpun berasal dari opini masyarakat, dan
peziarah yang datang. Diperpanas pula dengan
pernyataan dari PSK yang silau dengan uang, sehingga
mau divideo sebagai penyulut panasnya info yang
beredar.
Dari kalangan masyarakat, merasa bahwa
pemerintahlah yang bersalah karena memberi ijin
tanpa lebih dahulu mengetahui seluk beluk dan
motivasi para jurnalis yang meliput di Gunung
Kemukus. Sudah sewajarnya pemerintah lebih selektif
dalam memberikan ijin kepada para jurnalis dan
peneliti yang akan mewartakan Gunung Kemukus.
Pertentangan ini terus bergulir liar di dalam
masyarakat, sampai terjadi sweeping dari masyarakat
terhadap PSK dan peziarah yang terlibat dengan
gambar di berita yang dilansir oleh Patrick Abboud.
Pekerja Seks Komersial yang wajahnya muncul di
media online tersebut lantas diusir oleh sesamanya,
serta peziarah yang membantunya tidak diijinkan lagi
masuk di kawasan Gunung Kemukus. Bukan hanya
Selayang Pandang Obyek Wisata… 123
berhenti pada hal tersebut, mosi saling curiga dan
tidak percaya muncul di kalangan Juru Kunci dengan
Pengelola dan dinas terkait. Para juru kunci mulai
enggan untuk bekerjasama dengan dinas terkait,
karena merasa dibohongi dan dikomersialisasi oleh
pihak pemerintah.
Juru kunci menjadi lebih tertutup dalam
memberikan informasi terkait dengan sejarah, ritual,
dan kejadian yang ada di Gunung Kemukus. Dengan
para peziarahpun, juru kunci cenderung akan
langsung mendoakan mereka, tanpa basa-basi dan
banyak cerita seperti sebelum terjadinya konflik.
Sikap dari para juru kunci ditangkap oleh masyarakat
sekitar. Akhirnya masyarakatpun mulai tertutup oleh
orang asing atau orang yang tidak dikenalnya.
Masyarakat mulai mengawasi ketika ada wajah baru
dan berpenampilan “mirip” seperti jurnalis dan
peneliti. Mereka mulai tidak memperbolehkan untuk
berfoto ataupun mendokumentasikan apapun terkait
dengan aktivitas di Gunung Kemukus. Ketika ada yang
melanggar atau berani mengambil gambar, maka
masyarakat akan mencari orang tersebut dan
meminta untuk menghapus gambar yang ada di
perangkatnya.39 Kejadian tersebut terjadi disebabkan
masyarakat menjadi trauma dengan pewarta berita
dan media yang akan menyebabkan mereka menjadi
tambah terpuruk, dan Gunung Kemukus gagal
dimunculkan kembali pesonanya akibat konflik
internal di antara pengelola dan masyarakat.
39 Kejadian ini terjadi pada diri penulis ketika mengambir gambar kerumunan
orang di kawasan makam Pangeran Samudro. Saat itu blitz kamera lupa untuk dimatikan, sehingga memancing reaksi keras dari warga masyarakat, dan peziarah lain. Namun, karena pertolongan dari petugas keamanan dari dinas pariwisata, perangkat dan keamanan diri sendiri dapat diamankan. Kejadian itu terjadi pada bulan Maret 2015, pada pukul 20.30 WIB di pelataran sekitar makam Pangeran Samudro.
124 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
b. Ketidakpercayaan Masyarakat dengan Program
Pemerintah
Bergulirnya isu penutupan dari pemerintah
dan diperkeruh dengan isu pemerintah yang memberi
ijin masuknya jurnalis asing ke kawasan Gunung
Kemukus, menjadikan masyarakat mulai antipati
dengan pemerintah. Masyarakat menilai bahwa
pemerintah terkait kurang berpihak terhadap
kepentingan masyarakat, sehingga berita yang
dipublikasikan oleh Patrick Abboud tidak dibalas
dengan pemberitaan positif, malahan direspon
dengan tindakan sweeping dan penutupan Gunung
Kemukus.40 Menurut masyarakat, respon pemerintah
tidak tepat terkait dengan pemberitaan negatif dari
luar tersebut. Menurut mereka, pemerinta seharusnya
mewartakan hal positip untuk melawan pemberitaan
negatif dari luar, bukan malahan melakukan sweeping
dan menutup lokasi Gunung Kemukus.41
Dampak dari kekecewaan masyarakat
dengan pemerintah, program yang digulirkan oleh
pemerintah untuk menarik perhatian pengunjung
Gunung Kemukus menjadi tersendat dan kurang
direspon warga dengan baik. Program pemberdayaan
masyarakat, penambahan fasilitas dan juga story
telling yang dibuat oleh pemerintah ditentang sendiri
oleh warganya. Ketidak solidan antara pemerintah
dan masyarakat dalam memulihkan kondisi Gunung
40 Pendapat ini bergulir di masyarakat di desa Pendem merespon penutupan
Gunung Kemukus. Pendapat ini dikumpulkan dari warga masyarakat di bulan Desember 2014 sampai April 2015, setelah bulan April 2015, pemerintah mulai mengadakan pertemuan-pertemuan untuk melakukan konsolidasi dengan warga masyarakat sekitar.
41 Pendapat ini bergulir di masyarakat di desa Pendem merespon penutupan Gunung Kemukus. Pendapat ini dikumpulkan dari warga masyarakat di bulan Desember 2014 sampai April 2015, setelah bulan April 2015, pemerintah mulai mengadakan pertemuan-pertemuan untuk melakukan korrdinasi dan konsolidasi dengan warga masyarakat sekitar.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 125
Kemukus untuk menarik pengunjung terkendala
ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Hasilnya jumlah pengunjung Gunung Kemukus belum
memperlihatkan kenaikan secara signifikan.
c. Sikap Masyarakat yang Mudah Curiga terhadap
Pendatang (Wajah Baru)
Konflik internal di antara pengelola Gunung
Kemukus, disebabkan karena pemasukan di antara
mereka menurun drastis. Kesulitan ekonomi ini
memperuncing masalah dengan mencari kambing
hitam di antara mereka dan orang yang ada di
sekitarnya. Muncullah rasa tidak percaya, kecewa dan
saling curiga, yang kemudian berkembang membuat
penyambutan kepada pengunjung menjadi kurang
baik. Hal ini menjadikan para peziarah merasa kurang
nyaman untuk berlama-lama berada di kawasan
Gunung Kemukus. Ini terlihat dari hilir mudiknya
angkutan plat hitam yang sampai tengah malam
masih beroperasi di depan pintu masuk wisata
Gunung Kemukus, untuk mengantarkan para peziarah
meninggalkan kawasan Gunung Kemukus.42
Pemandangan ini tidak seperti biasanya,
sebelum konflik pengunjung betah berlama-lama di
Gunung Kemukus, untuk bersantai dan menikmati
suasana di lokasi tersebut. Rata-rata pengunjung ada
di kawasan Gunung Kemukus selama tiga sampai satu
minggu sebelum konflik terjadi. Berlama-lamanya
para pengunjung berada di wilayah Gunung Kemukus
memberikan keuntungan tersendiri bagi warga. Mulai
42 Hasil observasi peneliti pada bulan Desember 2014 – April 2015
menunjukkan bahwa Peziarah datang untuk berziarah, kemudian pulang kembali ke Solo dan Sekitarnya menggunakan angkutan plat hitam. Sangat jarang dari mereka yang menginap, maupun bersantai berlama-lama di warung sekitar seperti sebelumnya. Berdasarkan pernyataan beberapa peziarah, mereka kurang nyaman dengan masyarakat, karena menganggap warga kurang ramah lagi dengan peziarah.
126 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
dari penginapan, warung makan sampai dengan
nelayan setempat yang kadang mendapat pesanan
ikan, baik untuk dibawa pulang, maupun di nikmati di
tempat penginapannya. Keuntungan dari warga inilah
yang seolah sirna sejak akhir tahun 2014.
Sejak konflik terjadi, warga mulai sedikit
frustasi sehingga menjaga jarak dengan para
pengunjung, dan segan apabila bertemu dengan orang
asing. Sikap ini dikarenakan asumsi yang beredar di
kalangan warga, bahwa orang asinglah yang
menyudutkan posisi Gunung Kemukus dan
membangun stigma negatif tentang ritualnya,
sehingga peziarah enggan datang berziarah ke
Pangeran Samudro. Asumsi ini menimbulkan sikap
kurang ramah terhadap orang asing dan pendatang
yang tidak familiar dengan mereka. Warga cenderung
tertutup dengan pendatang baru dan akan terlihat
cair dalam berkomunikasi dengan pengunjung yang
telah dikenal sebelumnya. Inilah yang menyebabkan
pengunjung yang baru pertama kali datang, merasa
tidak diterima dan enggan berlama-lama di sana.
d. Pendapatan Masyarakat Menurun
Pengunjung yang merosot tajam, secara
otomatis berimbas kepada menurunnya pendapatan
masyarakat di sekitar Gunung Kemukus. Pendapatan
yang menurun membuat masyarakat menjadi resah,
sehingga menyalahkan pihak-pihak yang dirasa
menjadi penyebab terjadinya masalah tersebut.
Menurut penuturan petugas loket yang biasa menjual
karcis masuk ke kawasan Gunung Kemukus, setelah
konflik terjadi di bulan November 2014, bulan
berikutnya karcis yang terjual hanya sebanyak 300
lembar. Padahal sebelum terjadi konflik penutupan
Selayang Pandang Obyek Wisata… 127
dari pemerintah, karcis yang terjual minimal 3000an
lembar.43
Penurunan jumlah pengunjung sedemikian
drastis membuat para pedagang yang notabene
masyarakat di sekitar Gunung Kemukus menjadi
resah. Dagangan yang sudah disiapkan menjadi
mubazir, karena tidak adanya pembeli. Salah seorang
pedagang bunga menuturkan, setelah kasus
penutupan Gunung Kemukus dari pemerintah,
dagangan mereka hanya laku lima sampai sepuluh
bungkus saja, padahal biasanya bisa sampai ratusan
bungkus. Niatnya mau mencari untung, malah modal
saja tidak kembali.44 Beberapa pemilik warung
makan, turut resah dan mengungkapkan bahwa
masakan yang sudah dimasaknya, banyak yang
dibuang. Biasanya menyiapkan untuk 100 porsi,
namun yang terjual hanya 10an porsi. Akhirnya
mereka enggan memasak, dan hanya menyiapkan mie
instan dan telor, supaya tidak rugi kalau tidak laku.45
Pendapatan yang menurun drastis inilah yang
menyebabkan gejolak di dalam masyarakat pasca
konflik penutupan Gunung Kemukus oleh pemerintah.
4. Perubahan Pasca Konflik
a. Respon Pemerintah
Pasca konflik penutupan Gunung Kemukus,
pemerintah mencoba berbagai upaya untuk menarik
minat kembali pengunjung berziarah di makam
Pangeran Samudro. Dinas Pariwisata Kabupaten
43 Wawancara dengan petugas loket SPD, di Pintu Masuk Kawasan Gunung
Kemukus, 21 Maret 2014, jam 21.20 WIB. 44 Wawancara dengan penjual bunga Ibu Pty, di Pintu Masuk Kawasan Gunung
Kemukus, 21 Maret 2014, jam 22.10 WIB. 45 Wawancara dengan pemilik warung makan, di pelataran makam Pangeran
Samudro, 21 Maret 2014, jam 23.05 WIB.
128 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
Sragen mencoba mengembalikan pesona ritual di
Gunung Kemukus dengan beragam upaya, mengingat
pihak pemerintahlah yang merasa “dikambing
hitamkan”, sehingga beragam upaya mulai dikerjakan
oleh pemerintah. Adapun beberapa respon
pemerintah yaitu :
1) Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah yang merasa dimusuhi oleh
masyarakat di kawasan Gunung Kemukus,
berupaya merangkul masyarakat kembali untuk
memajukan pariwisata perziarahan Makam
Pangeran Samudro. Beberapa upaya yang
dilakukan dengan cara melakukan konsolidasi
dengan sesepuh desa, juru kunci dan tokoh
masyarakat untuk meredam konflik di
masyarakat kawasan Gunung Kemukus. Upaya
lain yang dilakukan dengan cara
menyelenggarakan pengajian umum, untuk
mengajak masyakat meminta berkah dari Tuhan,
dan memohon supaya memulihkan pengunjung
seperti sedia kala.
Upaya spiritual yang dilakukan
pemerintah, harapannya mengembalikan dan
mengedepankan rasa religiusitasnya dalam
mengatasi konflik. Usaha yang lain dilakukan
dengan mengandeng dinas terkait dengan
memanfaatkan dana desa untuk memberikan
pelatihan dan modal usaha untuk masyarakat di
kawasan Gunung Kemukus. Dengan pelatihan dan
modal yang ada, diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan kembali pendapatannya, terkait
sepinya pengunjung di Gunung Kemukus.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 129
2) Sakralisasi Makam
Upaya pemerintah yang lain adalah
dengan mengembalikan fungsi makam sebagai
tempat berziarah dan bukan sebagai tempat
berjualan ataupun sebagai tempat mangkal para
PSK. Sakralisasi makam dilakukan dengan
sosialisasi dengan warga, pedagang dan para PSK
yang “nekat” mangkal di kawasan Gunung
Kemukus. Sosialisasi juga dilakukan melalui
pengeras suara yang ada di pendopo makam
Pangeran Samudro. Langkah selanjutnya makam
disterilkan bekerjasama dengan Pamswakarsa
yang berasal dari keamanan yang dibentuk dari
warga sekitar. Sterilisasi makam dilakukan
dengan cara melarang para pedagang untuk
menjajakan dagangannya di sekitar makam.
Upaya yang lain dalam rangka sakralisasi
makam adalah membangun tembok di sekitar
makam, supaya yang masuk di kawasan makam
adalah peziarah yang mempunyai karcis masuk.
Pedagang, PSK ataupun orang tidak mempunyai
karcis masuk dilarang untuk masuk di kawasan
Gunung Kemukus. Hal yang lain adalah
membangun cerita mistis melalui Juru Kunci dan
sesepuh desa untuk menyakralkan kembali
makam Pangeran Samudro. Juru Kunci mulai
menebarkan cerita bahwa tidak boleh bicara
sembarangan di kawasan makam Pangeran
Samudro, karena dapat “kualat” kalau Kanjeng
Pangeran tidak berkenan. Cerita-cerita tersebut
mulai ditebarkan di kalangan pengunjung untuk
membangun kembali kesakralan dan kewingitan
makam Pangeran Samudro.
130 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
3) Peraturan Masuk Area Makam
Peraturan masuk area makam kembali
diperketat oleh Dinas Pariwisata Kabupaten
Sragen sebagai pengelola lokasi makam.
Peraturan terkait dengan karcis masuk
ditegakkan sangat ketat, sehingga orang yang
tidak mempunyai karcis tidak boleh masuk di
kawasan makam. Peraturan lainnya yang mulai
diperketat adalah pemakaian pakaian sopan,
bahkan nyaris tertutup. Pihak pengamanan
sesekali berkeliling untuk melakukan sweeping di
kawasan makam, untuk menegur pengunjung
yang berpakaian tidak sopan. Peraturan terkait
pakaian ini diterapkan guna mencegah PSK
menjajakan diri kembali di lokasi makam.
4) Modernisasi Infrastruktur
Fasilitas yang ada di Gunung Kemukus
sebagai penunjang ziarah dan ritual ngalab
berkah masih tergolong sangat minim dan
tradisional. Pasca konflik, pemerintah berupaya
membangun infrastruktur dan fasilitas yang
sedikit lebih maju. Hal pertama yang dilakukan
adalah membangun jembatan sebagai
penghubung desa Barong dengan kawasan
Gunung Kemukus, di mana sebelumnya
pengunjung harus melintasi sungai aliran waduk
Kedungombo dengan menggunakan perahu.
Akses jembatan ini dibangun dengan tujuan
mempermudah akses pengunjung sampai di
lokasi Gunung Kemukus.
Gerbang dan loket karcis juga dibangun
menjadi lebih menarik, agar mempercantik wajah
lokasi wisata Gunung Kemukus. Di samping itu,
fasilitas penerangan juga ditambah di lokasi
Selayang Pandang Obyek Wisata… 131
makam, dan sendang sebagai upaya memberi
keamanan dan kenyamanan bagi para
pengunjung yang hendak melaksanakan ritual
ngalab berkah. Fasilitas lain yang mulai dirapikan
yaitu berkaitan dengan lokasi warung makan
yang ada di pelataran makam Pangeran Samudro.
Lokasi yang sebelumnya hanya berlantai tanah
dan beratap ala kadarnya, sudah dirapikan
pemerintah dengan memberikan bantuan terpal
dan pengecoran lantai. Dengan demikian, lokasi
warung makan sedikit lebih bersih dan rapi, juga
dilengkapi dengan penerangan yang cukup,
sehingga memberikan kenyamanan kepada para
pengunjung.
5) Mengkontruksi cerita mitos tentang Gunung
Kemukus
Dalam upaya sakralisasi, cerita-cerita
mitos mulai dikontruksi kembali dan diadaptasi
guna menepis isu miring Gunung Kemukus.
Pemerintah mengajak Juru Kunci untuk
mengisahkan kembali kehebatan dan kesaktian
Pangeran Samudro, petuahnya dengan tidak
menyertakan hubungan seks di dalamnya. Cerita
mistis dan keberhasilan melakukan ritual ngalab
berkah mulai digulirkan untuk membangun
kembali pesona dan kehebatan ritual di Gunung
Kemukus.
Masyarakat di kawasan Gunung Kemukus
juga diajak kerjasama oleh Pemerintah untuk
membangun kembali kewingitan lokasi Gunung
Kemukus. Dalam beberapa kesempatan, akan
sering didengar larangan-larangan yang
dikontruksi untuk mengembalikan mitos tentang
Pangeran Samudro. Masyarakat sekitar diajak
132 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
pemerintah untuk membaur dengan pengunjung,
sembari mengisahkan mitos disertai dengan
kewingitan Makam Pangeran Samudro.
Ungkapan-ungkapan dari masyarakat akan sering
didengar “Jangan bicara sembarangan di makam
Kanjeng Pangeran”, “Jangan buang air kecil
sembarangan di wilayah makam”, “Nanti Eyang
Marah”, “Pangeran dan Gusti Putri sampun
rawuh”, “Doanya sudah didengar oleh Pangeran”,
“sambat kalih Eyang Samudro mawon, mangkih
mesti diberkahi (Memohon kepada Pangeran
Samudro Saja, nanti pasti mendapatkan berkah).
Beberapa ungkapan ini mulai digulirkan
masyarakat sekitar dalam bentuk story telling
sebagai rekonstruksi mitos Pangeran Samudro.
b. Ritual
Paska konflik penutupan Gunung Kemukus oleh
pemerintah pada bulan November 2014, ritual ngalab
berkah di Gunung Kemukus juga mengalami
perubahan. Perubahan ritual ngalab berkah ngalab
berkah yang terjadi merupakan respon dari
penutupan yang dilakukan oleh pemerintah. Beberapa
perubahan terkait dengan ritual adalah sebagai
berikut :
1) Nikah Mut’ah
Penutupan praktik ritual di Gunung
Kemukus oleh Pemerintah Provinsi dipicu oleh
pemberitaan tentang adanya prostitusi di
kawasan tersebut. Prostitusi yang terselubung
dengan ritual dan ditunggangi oleh pemilik modal
yang memfasilitasi dengan warung karaoke inilah
yang sebenarnya menjadi pemantik konflik
dengan pemerintah. Hubungan seksual dengan
Selayang Pandang Obyek Wisata… 133
orang yang bukan muhrimnya menjadikan ritual
ngalab berkah mendapatkan stigma negatif.
Belajar dari suksesnya kawin kontrak di
wilayah Puncak, Bogor. Para mucikari
berkonsultasi dengan ahli agama terkait hukum
kawin kontrak tersebut. Didapatilah tentang dalil
nikah mut’ah yang dapat dijadikan dasar legal
melakukan kawin kontrak, dalam jangka waktu
tertentu.46 Dalam definisinya, Nikah mut’ah
adalah, seseorang menikah dengan seorang
wanita dalam batas waktu tertentu, dengan
sesuatu pemberian kepadanya, berupa harta,
makanan, pakaian atau yang lainnya. Jika
masanya telah selesai, maka dengan sendirinya
mereka berpisah tanpa kata thalak dan tanpa
warisan.47
Menilik lebih jauh tentang nikah Mut’ah,
ada syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi
dalam melakukan nikah tersebut. Adapun rukun
nikah mut’ah -menurut Syiah Imamiah- ada tiga :
1. Shighat, seperti ucapan : “aku nikahi engkau”,
atau “aku mut’ahkan engkau”.
2. Calon istri, dan diutamakan dari wanita
muslimah atau kitabiah.
3. Mahar, dengan syarat saling rela sekalipun
hanya satu genggam gandum.
4. Jangka waktu tertentu48
Ketentuan tersebut merupakan dalil yang
dipercaya bagi kalangan kaum Syiah. Namun, di
46 Wawancara dengan seorang mucikari Yt, di Pelataran Makam Pangeran
Samudro, 27 Juni 2015, jam 22.21 WIB. 47 Dikutip dari https://almanhaj.or.id/2952-nikah-mutah-kawin-kontrak.html,
49 Wawancara dengan seorang mucikari Ayn, di Pelataran Makam Pangeran
Samudro, 27 Juni 2015, jam 22.21 WIB 50 Wawancara dengan PSK Rtn dari Temanggung, di Warung makan sebelah
timur Makam Pangeran Samudro, 20 Juli 2015, jam 23.21 WIB. Data yang didapat selama bulan Juli 2015 – Maret 2016, semakin banyak PSK yang memakai ritual ini sebagai jembatan melegalkan praktik prostitusinya.
51 Wawancara dengan PSK Rtn dari Temanggung, di Warung makan sebelah timur Makam Pangeran Samudro, 20 Juli 2015, jam 23.21 WIB. Data yang didapat selama bulan Juli 2015 – Maret 2016, semakin banyak PSK yang memakai ritual ini sebagai jembatan melegalkan praktik prostitusinya.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 135
prostitusi di wilayah Gunung Kemukus.
Keyakinan ini sebagai bumbu dari diharuskannya
berhubungan seksual selama tujuh kali di
wilayah Gunung Kemukus.
2) Pengajian Akbar
Dalam upaya mengembangkan ritual,
pengajian akbar dipakai sebagai jembatan
membungkus ritual ngalab berkah supaya lebih
bersifat agamawi. Pengajian akbar ini dicetuskan
oleh Pengelola dari Dinas Parisiwata Kabupaten
Sragen, dalam upaya mengembalikan niatnya
kepada Tuhan, melalui Pangeran Samudro. Sejak
tahun 2015 sampai awal tahun 2017, hampir
dipastikan setiap dua bulan sekali diadakan
pengajian akbar di Pelataran Makam Pangeran
Samudro. Harapannya, Gunung Kemukus kembali
dikenal sebagai wisata ziarah yang sesuai dengan
nilai-nilai islami. Pengajian akbar ini diadakan
sebagai langkah mengembalikan pesona dan daya
tarik Gunung Kemukus sebagai tempat wisata
ziarah islam, melalui makam Pangeran Samudro.
3) Transfer Spirit
Fenomena menarik lainnya pasca
penutupan Gunung Kemukus oleh Pemerintah
adalah adanya salah satu bagian dalam ritual
yang dikenal di kalangan peziarah dan PSK yaitu
transfer spirit. Fakta di lapangan ditemukan ritual
ini berkembang di awal tahun 2017 yang
digulirkan oleh para peziarah perempuan dan
sebagai dari PSK. Di kalangan para peziarah
perempuan, ritual ini dikonstruksi sebagai upaya
mendapatkan pasangan tetap, dalam rangka
penunjang ritual ngalab berkah.
136 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
Transfer spirit sendiri merupakan sebuah
ritual, dimana seorang peziarah yang
berhalangan hadir di Gunung Kemukus dapat
diwakili oleh pasangannya (perempuan
khususnya) untuk ritual di Sendang Ontrowulan
dan Makam Pangeran Samudro. Ziarah dapat
diwakili apabila pasangannya memberikan
sejumlah uang terlebih dahulu (sesuai
kesepakatan), sebagai syarat mewakili berziarah.
Selanjutnya peziarah yang mewakili akan berdoa
di sendang dan di makam, serta akan
mentransfer spirit Kanjeng Pangeran kepada
pasangannya yang tidak ada di tempat tersebut.
Jadi, dimanapun pasangannya berada tetap dapat
menikmati hadirnya spirit Pangeran Samudro,
seperti yang dirasakannya di Gunung Kemukus,
dan tetap dapat diberkahi oleh Kanjeng
Pangeran.52
Para PSK menangkap hal ini, sehingga
secara terselubung mereka memanfaatkan
fenomena ritual transfer spirit ini untuk
mendukung eksistensinya, serta menambah
pundi-pundi keuangannya. Secara terselubung
dan masif mereka mulai mencari pelanggan,
untuk dapat menjadi pasangan ritualnya. Hal
menarik lainnya adalah modifikasi transfer spirit
oleh para PSK. Mereka menawarkan jasa
menggantikan ritual ngalab berkah di sendang
dan di makam. Secara teknisnya, para PSK akan
melakukan ritual ke sendang dan ke makam
terlebih dahulu sebelum menjajakan diri ke
52 Hasil observasi dan wawancara secara purpose sampling selama bulan Januari
– Mei 2017 di setiap malam Jumat Pon dan Malam Jumat Kliwon, di Kawasan Makam Pangeran Samudro.
Selayang Pandang Obyek Wisata… 137
pelanggannya. Para pelanggannya tidak harus
datang ke sendang dan ke makam, hanya dengan
memakai jasa mereka, akan diberikan spirit yang
sudah didapatinya di makam dan di sendang.
Spirit tersebut diberikan dengan cara saling
menempelkan kedua telapak tangan, atau pihak
perempuan akan menempelkan kedua telapak
tangannya kepada punggung pria, serta
mengucapkan mantra untuk melepasan spirit
Kanjeng Pangeran dan Dewi Ontrowulan. Dengan
cara seperti itu, mereka berkeyakinan sudah
mentransfer spirit dan berkah dari Kanjeng
Pangeran, tanpa harus datang ke Sendang dan ke
Makam.53 Setelah ritual bersama PSK, biasanya
para pelanggan akan diberikan bunga kantil
untuk dibawa pulang, dengan maksud supaya
berkah Pangeran Samudro tetap melekat (kantil)
dengan peziarah.
Ritual ini digulirkan para PSK untuk
menarik minat para pengunjung, tanpa perlu
bersusah payah antri dan berjalan jauh untuk
mencapai Sendang Ontrowulan dan Makam
Pangeran Samudro. Ritual ini semakin masif,
karena para PSK sudah berganti ‘kemasan’,
karena pakaian yang dipakai bukan lagi seperti
identitas PSK, tetapi memakai pakaian seperti
peziarah pada umumnya. Pengunjung yang baru
datang ke Gunung Kemukus, akan sulit untuk
mengenali antara PSK dan peziarah, karena telah
berbaur memakai pakaian yang sama. Beberapa
peziarahpun menikmati tawaran tersebut dan
53 Hasil observasi dan wawancara secara purpose sampling selama bulan Januari
– Mei 2017 di setiap malam Jumat Pon dan Malam Jumat Kliwon, di Kawasan Makam Pangeran Samudro.
138 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
merasa spirit yang diterimanyapun sama ketika
beritual di sendang dan di makam. Para peziarah
yang berusia muda rata-rata sangat menikmati
“fasilitas” yang ditawarkan oleh PSK.
4) Mandi Suci
Mandi suci merupakan sebuah fenomena
yang berkembang di awal tahun 2017. Ritual ini
sebenarnya sudah ada di awal tahun 1990an, di
mana para peziarah akan mandi bersama dengan
air sendang yang ada di dekat gerbang masuk
kawasan Gunung Kemukus dan di sendang
Ontrowulan. Pada tahun 90an, peziarah akan
mandi bersama pasangannya, sebelum ziarah ke
makam Pangeran Samudro. Namun, dalam
perkembangannya, ritual ini lambat laun mulai
ditinggalkan dan diganti dengan cuci muka
dan/atau wudlu dengan air sendang serta
membawa pulang air sendang.
Di awal tahun 2017, ritual mandi suci ini
kembali digulirkan dan direkontruksi untuk
menarik minat para pengunjung kembali. Dimulai
dengan membangun cerita tentang khasiat dari
mandi suci, memaknainya dan memberikan
fasilitas yang kekinian. Juru kunci dan
masyarakat sekitar mulai membangun cerita
bahwa mandi di sendang Ontrowulan dapat
memberi kesehatan, awet muda dan melunturkan
aura jahat yang ada di dalam diri sendiri. Para
pengunjung mulai diperdengarkan kisah tentang
khasiat tersebut dan dianjurkan untuk mandi
dahulu sebelum ziarah ke Makam Pangeran
Samudro. Peziarah dapat mandi bersama dengan
pasangannya, maupun mandi sendiri sembari
Selayang Pandang Obyek Wisata… 139
mengucapkan doa meminta kesehatan dan umur
panjang selama mandi di Sendang Ontrowulan.54
Sebelumnya, para peziarah yang hendak
mandi hanya memakai kain penutup untuk
membuat kamar mandi darurat, atau memakai
pakaian jika malu terlihat orang. Namun, lambat
laun banyak peziarah yang merasa risih untuk
mandi di sendang, karena tidak ada kamar mandi
yang tertutup, sehingga para peziarah sudah
tidak mandi lagi di sendang. Oleh sebab itu, untuk
mendukung ritual mandi suci, pemerintah
membangunkan kamar mandi untuk dapat
dipakai mandi para peziarah. Dengan adanya
kamar mandi, para peziarah merasa nyaman dan
aman untuk mandi sendiri maupun bersama
pasangannya.
c. Respon Masyarakat
Masyarakat yang semula pasif dan cenderung
menyalahkan pemerintah karena penutupan kawasan
Gunung Kemukus, lambat laun mulai bergeliat
berusaha memajukan kembali obyek wisata tersebut.
Masyarakat mulai menata lingkungannya agar terlihat
bersih dan rapi, sehingga membuat nyaman para
pengunjung. Hal menarik adalah masyarakat mulai
mau terbuka dengan petugas dari Dinas Pariwisata
Kabupaten Sragen untuk bekerjasama membangun
kembali daya tarik obyek wisata di Gunung Kemukus.
Masyarakat di kawasan Gunung Kemukus mulai
berbenah dan mendukung pemerintah dalam
membangun dan menyosialisasikan cerita mitos dan
upaya mensakralisasi makam Pangeran Samudro.
54 Hasil observasi dan wawancara secara purpose sampling selama bulan Januari –
Mei 2017 di setiap malam Jumat Pon dan Malam Jumat Kliwon, di Kawasan Makam Pangeran Samudro.
140 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …
Dari golongan kaum muda, mereka mulai
mempublikasikan keindahan Gunung Kemukus dan
Gemolong melalui instagram (ig: gemolong) untuk
menarik minat wisatawan berkunjung kembali di
Gunung Kemukus khususnya dan Gemolong pada
umumnya. Di akun instagram tersebut sering
diunggah keindahan panorama dan fasilitas baru
sebagai pendukung wisata di Gunung Kemukus dan
sekitarnya. Media sosial dipakai oleh masyarakat di
kawasan Gunung Kemukus untuk menarik minat
pengunjung berziarah kembali ke makam Pangeran
Samudro. Beragam lapisan masyarakat mulai kembali
semangat untuk memperkenalkan kembali Gunung
Kemukus baik kisah, cerita mistik, mitos maupun
keberhasilan orang yang telah melakukan ritual
ngalab berkah di makam Pangeran Samudro.
Harapannya pengunjung dapat kembali berziarah di
makam Pangeran Samudro.
d. Juru Kunci
Dampak konflik penutupan Gunung Kemukus
oleh Pemerintah terhadap Juru Kunci terutama adalah
sepinya pengunjung yang menjadi “pasiennya”. Juru
Kunci lebih banyak menganggur dan berbincang-
bincang dengan sesama Juru Kunci, atau kepada
masyarakat sekitar. Berbeda dengan sebelumnya, Juru
Kunci sibuk melayani “pasien” yang minta didoakan,
konseling maupun minta berkah dari air ataupun
barang yang dibawanya. Juru Kunci merasa kecewa
dengan sikap pemerintah yang tidak melibatkannya
dalam menanggapi pemberitaan di media, dan
mengambil jalan pintas dengan menutup lokasi,
Selayang Pandang Obyek Wisata… 141
sehingga terkesan pemerintah mau cuci tangan
terhadap masalah tersebut.55
Sikap kekecewaan mereka berdampak
dengan kurang kooperatif ketika diajak berdiskusi
dan berpartisipasi dalam peningkatan fasilitas, yang
digagas oleh Pemerintah.56 Dampak yang lain, sesama
juru kunci menjadi sedikit egois, dengan
mementingkan dirinya sendiri, dan ‘berebut’ pasien
ketika membimbing peziarah ke dalam doa-doanya.
Rasa “mementingkan diri sendiri” dari sesama Juru
Kunci disebabkan karena sepinya pengunjung yang
datang di Gunung Kemukus, hal ini menyebabkan
pemasukkan Juru Kunci menjadi berkurang.57 Dalam
setiap doa-doanya, baik memohon kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa, maupun meminta pertolongan dari
Pangeran Samudro, para Juru Kunci berharap
pengunjung Gunung Kemukus semakin meningkat
dan dapat melayani para peziarah kembali. Doa dan
harapan inilah yang dapat dipanjatkan, semoga
Kanjeng Pangeran segera memberi hidayah bagi para
peziarah untuk dapat datang kembali ke Gunung
Kemukus.58
55 Wawancara dengan Juru Kunci Spd, Prn, Dn di Sendang Ontrowulan, pada
tanggal 29 Maret 2015, Jam 15.20 WIB. 56 Wawancara dengan Prn di Kantor Dinas Pariwisata Kab. Sragen, pada tanggal
23 April 2015, Jam 13.20 WIB. 57 Wawancara dengan Juru Kunci Spd di Sendang Ontrowulan, pada tanggal 23
April 2015, Jam 19.30 WIB. 58 Ibid, Jam 20.21 WIB.