146 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Mengacu pada Bogdan (1990), Nasution (1988), Nana Sujana dan Ibrahim (1989) yang menyatakan bahwa penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang pada waktu penelitian berlangsung disebut penelitian deskriptif maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hal ini didasarkan karena penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi saat ini, seperti dikemukakan di atas. Penulis memilih metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam rangka menggali secara pasti hubungan dan pengaruh antar variabel yakni tentang pengaruh efektivitas manajemen SIA, budaya TIK, kematangan pemanfaatan IT oleh lembaga, ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM SIA terhadap kinerja perguruan tinggi dan dampaknya terhadap prestasi belajar mahasiswa pada perguruan tinggi di Kota Bandung yang dijadikan objek penelitian. Metode deskriptif dalam penyelidikannya melalui kegiatan menuturkan, menggambarkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan teknik survei, interview, angket, observasi, wawancara dan tes. Makna penggunaan pendekatan kuantitatif dalam penelitian deskriptif adalah usaha untuk mengekplorasi dan mengungkap situasi sosial. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode penelitian deskriptif tertuju pada penyelidikan terhadap masalah di saat sekarang, dengan ciri-ciri sebagai berikut;
29
Embed
BAB III PROSEDUR PENELITIAN METODE PENELITIANrepository.upi.edu/7863/4/d_adpen_0601433_chapter3.pdf · 146 BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... n = 18.033 (dibulatkan menjadi 18) Berdasarkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
146
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Mengacu pada Bogdan (1990), Nasution (1988), Nana Sujana dan Ibrahim (1989) yang
menyatakan bahwa penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau
kejadian yang terjadi pada saat sekarang pada waktu penelitian berlangsung disebut penelitian
deskriptif maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hal ini didasarkan
karena penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi saat
ini, seperti dikemukakan di atas.
Penulis memilih metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam
rangka menggali secara pasti hubungan dan pengaruh antar variabel yakni tentang pengaruh
efektivitas manajemen SIA, budaya TIK, kematangan pemanfaatan IT oleh lembaga,
ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM SIA terhadap kinerja perguruan tinggi dan
dampaknya terhadap prestasi belajar mahasiswa pada perguruan tinggi di Kota Bandung yang
dijadikan objek penelitian.
Metode deskriptif dalam penyelidikannya melalui kegiatan menuturkan,
menggambarkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan teknik survei,
interview, angket, observasi, wawancara dan tes. Makna penggunaan pendekatan kuantitatif
dalam penelitian deskriptif adalah usaha untuk mengekplorasi dan mengungkap situasi sosial.
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode penelitian deskriptif
tertuju pada penyelidikan terhadap masalah di saat sekarang, dengan ciri-ciri sebagai berikut;
147
(a) memfokuskan pada masalah-masalah yang terjadi pada saat penelitian berlangsung, (b) data
yang dikumpulkan pertama disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis. Jadi metode deskriptif
dapat digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yakni
ingin mengetahui pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik, budaya TIK,
ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja
perguruan tinggi dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa di beberapa perguruan
tinggi di Kota Bandung.
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Seperti dikemukakan Nazir (2004) mengatakan bahwa populasi adalah: “
… berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya”. Demikian Nawawi (2003),
menyebutkan bahwa, “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap”.
Populasi dalam penelitian ini adalah perguruan tinggi di Kota Bandung yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
1. PT yang mengadaptasikan TIK dalam sistem administrasi akademik.
2. PT yang mengelola program strata-1 (S1) meliputi : Sekolah Tinggi, Institut dan
Universitas
148
Penyebarannya Perguruan Tinggi di Kota Bandung baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
TABEL 3.1
PENYEBARAN POPULASI PENELITIAN
No. Jenis PT (Negeri/Swasta) Jumlah SIA- Enabled
SIA-Non TIK Enabled
1 Universitas 17+2=19 12 7 2 Institut 5+1= 6 5 1 4 Sekolah Tinggi 58 +1=59 15 39 Jumlah PT (Negeri &
Swasta) 84 37 47
2. Sampel Penelitian
Setelah populasi tergambarkan seperti pada pembahasan di atas, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan sampel, karena dalam penelitian ini tidak akan semua populasi
dijadikan objek penelitian. Sesuai pendapat Sugiyono, (2004), bahwa: “sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate random sampling
(Sampel Acak secara Proporsional) berdasarkan bentuk perguruan tinggi (Sekolah Tinggi,
Institut dan Universitas. Sampel akan diambil dari setiap bentuk perguruan tinggi secara
proporsional.
Tidak semua perguruan tinggi yang diidentifikasi telah menerapkan TIK dapat dijadikan
responden. Beberapa perguruan tinggi sedang melakukan upgrading system sehingga
menolak/keberatan untuk dilakukan penilaian jadi perguruan tinggi yang layak dijadikan
149
populasi dalam penelitian ini berjumlah 22. Selanjutnya penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus Yamane (1967: 258) sebagai berikut:
� =�
�. �� + 1
Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2= presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 95%).
Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
1)1.0(22
222 +
=x
n
n = 18.033 (dibulatkan menjadi 18)
Berdasarkan jumlah sampel hasil perhitungan diatas kemudian dilakukan perhitungan
proporsi jumlah sampel pada setiap kelompok berdasarkan bentuk perguruan tinggi yaitu :
1. Jumlah sampel pada bentuk perguruan tinggi Universitas adalah :
n1 = nN
N1
= 1822
11 = 9
2. Jumlah sampel pada bentuk perguruan tinggi Institut adalah :
n2 = nN
N2 = 1822
3 = 2.45 (dibulatkan jadi 2)
3. Jumlah sampel pada bentuk perguruan tinggi Sekolah Tinggi adalah :
n3 = nN
N3 = 1822
9 = 7.36 (dibulatkan jadi 7)
150
Perguruan tinggi yang dapat dijadikan sampel adalah 18 perguruan tinggi.
Selanjutnya pada masing-masing perguruan tinggi dilakukan pengambilan sampel yang
meliputi dosen dan mahasiswa. Pengukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus
Yamane (1967:258):
� =�
�. �� + 1
No Perguruan Tinggi Jenis PT Jumlah Dosen Jumlah Mahasiswa
N n N n
1 STBA PTS 55 35 956 91
2 STMIK BDG PTS 32 24 298 75
3 STIMIK LIKMI PTS 40 29 1044 91
4 STIE INABA PTS 27 21 401 80
5 STT YBS PTS 20 17 60 38
6 STMIK DHARMA NEGARA
PTS 50 33 200 67
7 STMIK MANDIRA PTS 42 30 328 77
8 IM Telkom PTS 116 54 2930 97
9 ITENAS PTS 228 70 3620 97
10 UNIV. ALGIFARI PTS 70 41 506 83
11 UNIKOM PTS 149 60 9061 99
12 UNPAS PTS 399 80 12500 99
13 UNISBA PTS 412 80 6595 99
14 UNIV. WIDYATAMA PTS 345 78 6000 98
15 UNIBI PTS 122 55 908 90
16 UPI PTN 1629 94 37972 100
17 ITB PTN 1201 92 35735 100
18 UNPAD PTN 1876 95 37734 100
Total 3736 988 83379 1581
151
C. DESAIN PENELITIAN
Agar lebih memudahkan dalam memahami alur penelitian, maka berikut ini dirancang
dalam bentuk gambar.
Gambar 3.1. Desain Penelitian
X1
X2
X3
X4
Y
Z
1yxρ
2yxρ
3yxρ
4yxρ
1zxρ 2zxρ
3zxρ
4zxρ
zyρ
1ε
2ε
14xxr
13xxr
24xxr
12xxr
23xxr
34xxr
152
1. Efektivitas Manajemen Sistem Informasi Akademik (X1)
Efektivitas manajemen sistem informasi akademik sedikit banyak akan berpengaruh
terhadap kinerja perguruan tinggi dalam memberikan pelayanan pada para stakeholdernya
(mahasiswa, dosen, orang tua, atau pihak lainnya). Untuk mengukur efektif atau tidak nya
sistem manajemen sistem informasi akademik ini ada beberapa ukuran yang dijadikan
parameter penilaian, yaitu
a. Perencanaan dan Organisasi SIA
b. Implementasi SIA
c. Monitoring dan Evaluasi
d. Kualitas informasi yang dihasilkan
e. Kualitas sistem
Sistem informasi akademik yang efektif memberikan dasar baik bagi mahasiswa
ataupun dosen, bahkan lembaga dalam mengukur kinerja mereka. bagi mahasiswa, sistem
informasi akademik yang efektif akan memberikan umpan balik secara segera tentang hasil
belajar atau proses pembelajaran yang mereka telah alami. Bagi dosen, ini juga memberikan
umpan balik atas kinerja mereka dalam memandu perkuliahan dan membimbing mahasiswa.
Secara umum, bagi fakultas atau perguruan tinggi bisa mengetahui capaian mahasiswa dan
kinerja dosen.
2. Budaya TIK (X2)
Budaya TIK merupakan dasar dari terselenggaranya sistem informasi akademik secara
efektif dalam praktik. Berkembangkanya budaya TIK akan mendorong terdayagunakannya
153
sistem informasi akademik karena konteks sistem yang mendukung. Budaya menggambarkan
nilai, kebiasaan, dan suasana kerja di organisasi publik yang terikat dan familier dalam
menggunakan TIK.
Kondisi di atas tentu akan sangat mendukung pelaksanaan sistem informasi akademik
yang berbasis TIK. Dimana semua orang telah siap dalam hal keterampilannya, sikapnya,
persepsinya, dan iklim kerjanya.
3. Ketersediaan Fasilitas (X3)
Fasilitas sebagai salah satu instrumen penting dalam efektivitas penyelenggaraan sistem
informasi akademik yang berbasis TIK. Ketersediaan ini memiliki beberapa variabel pokok,
yaitu kesesuain jumlah, spesifikasi, dan kualitas fasilitas yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan sistem informasi akademik.
4. Kualitas SDM (X4)
Aspek manusia sebagai pihak yang memegang peranan penting dalam kinerja meliputi
jumlah orang yang menangani sistem, pendidikan dan pengalaman yang mereka miliki terkait
dengan bidang yang mereka selenggarakan.
5. Kinerja Perguruan Tinggi (Y)
154
Yang menjadi ukuran kinerja perguruan tinggi adalah Mutu dan produktivitas hasil-
hasil akademis; Produktivitas dalam pengajaran dan pembelajaran; dan Produktivitas dalam
penelitian dan ilmu pengetahuan. Ketiga dimensi inilah yang menjadi parameter kinerja
perguruan tinggi yang dipengaruhi oleh variabel-variabel X di atas.
6. Prestasi Belajar (Akademik) Mahasiswa (Z)
Segala upaya yang dilakukan lembaga akan berujung pada tujuan pendidikan, yang
dalam hal ini diukur dari derajat prestasi belajar mahasiswa. Dalam konteks ini, prestasi belajar
mahasiswa (variabel Z) menggunakan parameter indeks prestasi akademik (IPK) sebagai
parameter prestasi akademik. Disamping itu juga perstasi akademik diukur melalui masa studi
dan lama penyelesaian tugas akhir.
Secara skematis, hubungan antar variabel ini digambarkan sebagai berikut:
Efektivitas SIA
Ketersediaan
Fasilitas IT
Budaya TIK
Kualitas SDM SIA
Kinerja
Lembaga/PT
Prestasi
Akademik
Mahasiswa
155
Selain melihat pengaruh langsung dan tidak langsung juga dilihat perbedaan antara
perguruan tinggi negeri (PTN) dengan perguruan tinggi swasta (PTS) pada faktor-faktor kinerja
perguruan tinggi yang berasal dari pengelolaan manajemen sistem informasi akademik (SIA)
yang meliputi : Efektivitas manajemen SIA (X1), Budaya TIK (X2), Ketersediaan Fasilitas TIK
(X3) dan Kualitas SDM SIA (X4), serta Kinerja PT dan Prestasi akademik mahasiswa.
Beberapa hal yang mendasari pengelompokan tersebut antara lain :
1. Peringkat webomentrics negeri-swasta berbeda jauh khususnya pada PT di Kota Bandung
2. Status negeri dan swasta mengindikasi faktor:
a. Persepsi masyarakat tentang perbedaan kualitas (kualitas dosen, input/mahasiswa,
sarana prasarana,
b. Persepsi masyarakat tentang perbedaaan bonafiditas
c. Perbedaan sistem pengelolaan kelembagaan
3. Pengelompokkan data yang lebih feasible dalam pengolahan data hanya dengan
pengelompokkan negeri-swasta (2 kategori) mengingat jumlah sampel yang hanya 18
perguruan tinggi saja.
D. OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Operasionalisasi variabel penelitian dilakukan berdasarkan kerangka yang ditetapkan
dan berdasarkan kajian teori yang relevan. Adapun tabel operasionalisasi variabel (Lembaga,
Dosen dan Mahasiswa) tersebut adalah seperti di bawah ini.
156
156
Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel penelitian (lembaga)
No Variabel Aspek Indikator (Nomor Item) Sumber Data Alat Pengumpul Data Nomor Item
1 2 3 4 5 6
I Efektivitas manajemen SIA
a. Perencanaan dan Organisasi SIA
b. Implementasi SIA c. Monitoring dan Evaluasi d. Kualitas informasi yang
dihasilkan e. Kualitas sistem
A1 Renstra SIA A2 Sosialasisi dan Pelatihan Pengguna A3 Pengorganisasi SIA A4 Pengelolaan SDM A5 Perangkat lunak B1 Trouble shooting dan Problem solving C1 Unit pengendalian C2 Proses monitoring dan evaluasi D1. Efektivitas informasi D2. Kerahasiaan D3 Kesesuaian D4 Keterbacaan D4 Reliabilitas E1. Efisiensi E2 Ketersediaan E3. Integritas E4 Keamanan jaringan/sistem
Pimpinan/ Pengelola
• Questionaire • Pedoman wawancara • Membercheck • Pedoman studi
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian (Dosen)
No Variabel Aspek Indikator (nomor item) Sumber Data Alat Pengumpul Data Nomor Item
1 2 3 4 5 6 I Efektivitas
manajemen SIA a. Perencanaan dan Organisasi
SIA b. Implementasi SIA c. Monitoring dan Evaluasi d. Kualitas informasi yang
dihasilkan e. Kualitas sistem
A1 Renstra SIA A2 Sosialasisi dan Pelatihan Pengguna A3 Pengorganisasi SIA A5 Perangkat lunak B1 Trouble shooting dan Problem solving C3 Sistem Keamanan D1. Efektivitas informasi D2. Kerahasiaan D3 Kesesuaian D4 Keterbacaan E1. Efisiensi E2 Ketersediaan E4 Keamanan jaringan/sistem
Tabel 3.4. Operasionalisasi variabel Penelitian (Mahasiswa)
No Variabel Aspek Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data Nomor Item
1 2 3 4 5 6 7
I Efektivitas manajemen SIA
f. Perencanaan dan Organisasi SIA
g. Implementasi SIA h. Monitoring dan Evaluasi i. Kualitas informasi yang
dihasilkan j. Kualitas sistem
A2 Sosialasisi dan Pelatihan Pengguna A3 Pengorganisasi SIA A4 Pengelolaan SDM A5 Perangkat Lunak B1 Trouble shooting dan Problem solving C2 Proses monitoring dan evaluasi C3 Sistem Keamanan D1. Efektivitas informasi D2. Kerahasiaan D3 Kesesuaian D4 Keterbacaan E1. Efisiensi E2 Ketersediaan