36 BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA A. PERMULAAN MASA BAKTI 1. Peresmian Gerakan Pramuka Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No. 238 tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu penggurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasinonal (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas MAPINAS beranggotakan 45 orang diantaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnari 8 orang. Tetapi pada kenyataannya, dalam Keppres RI No. 447 tahun 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian 70 anggota tersebut 17 diantaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang diantara Kwarnas ini menjadi Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Presiden RI Dr. Ir. Soekarno dengan Wakil Ketua I yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II yaitu Brigjen TNI Dr. A. Aziz Saleh. Dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat
37
Embed
BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
36
BAB III
PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA
A. PERMULAAN MASA BAKTI
1. Peresmian Gerakan Pramuka
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 menggariskan agar pada
peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal
oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No. 238 tahun 1961 perlu ada
pendukungnya yaitu penggurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan
Nasinonal (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat secara simbolis disusun dengan mengambil angka
keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas MAPINAS beranggotakan 45 orang
diantaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnari 8 orang. Tetapi
pada kenyataannya, dalam Keppres RI No. 447 tahun 1961 jumlah anggota
Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian 70 anggota tersebut 17 diantaranya
sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang diantara Kwarnas ini menjadi Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Presiden RI Dr. Ir. Soekarno dengan Wakil Ketua I
yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II yaitu Brigjen TNI Dr.
A. Aziz Saleh. Dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat
37
sebagai Ketua dan Brigjen TNI Dr. A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua
merangkap Ketua Kwarnari. 1
Gambar. 1
Pidato Presiden Soekarno mengenai perubahan nama Pandu menjadi Gerakan
Pramuka tahun 1961
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
Berpegang pada Keppres No. 238 tahun 1961, Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka sudah dapat dimulai dengan kegiatan baik di pusat maupun di daerah
dalam rangka menghadapi Hari Pramuka yang dikaitkan dengan Hari Proklamasi.
Beberapa persiapan yang dilakukan adalah :
1. Lambang yang akan digunakan dan juga sebagai Tanda Pelantikan berupa
Tunas Kelapa ciptaan Sunardjo Atmodipuro.
2. Setangan leher berwarna merah putih.
3. Pakaian seragam, untuk kemeja berwarna putih dan untuk rok atau celana
berwarna khaki drill.
1 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Empat windu Gerakan Pramuka,
(Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1993), hlm. 32.
38
4. Bendera Gerakan Pramuka yang ditengahnya terdapat lambang tunas kelapa
berwarna merah, berlatar belakang putih dengan pinggiran di depan, di atas
dan di bawahnya berwarna merah.2
Gambar. 2
Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka
14 Agustus 1961
Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat
Indonesia pada 14 Agustus 1961 tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka
mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di
depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai atau defile,
Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari di Istana Negara dan
menyampaikan anugerah penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan
Kepanduan Nasional Indonesia yang dterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional,
2 NN, Patah Tumbuh Hilang Berganti : 75 tahun Kepanduan dan
Kepramukaan, (Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1987), hlm. 65.
39
Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961
kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati
oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
Pada tanggal 12 September 1961 untuk mengelola organisasi Gerakan
Pramuka yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, maka Kwarnas mulai
menempati kantornya di Jalan Medan Merdeka Timur No.6, Jakarta Pusat.
Langkah-langkah yang segera diambil Kwarnas adalah dengan membentuk 4
macam panitia, antara lain : (1) Panitia I bertugas merumuskan pendidikan dan
kepramukaan, (2) Panitia II bertugas merumuskan bentuk tanda-tanda, (3) Panitia
III bertugas menyusun Anggaran Belanja tahun 1961-1962, dan (4) Panitia IV
bertugas menyusun petunjuk organisasi dan prosedur kerjanya.
Sambil menunggu hasil dari Panitia tersebut, demi mengatur kebutuhan
pembina pramuka yang terhimpun dalam Satuan Gerak Gugusdepan, dikeluarkan
Petunjuk Darurat yang diedarkan melalui Surat Terbuka, siaran RRI antara lain
tentang Fungsi dan Pengamanan Gerakan Pramuka (Surat Terbuka No. 1 dan 2
tahun 1961). Satuan karya dalam Pramuka terdiri dari Pramuka Penegak (umur 16
sampai 20 tahun) dan Pramuka Pandega (umur 21 sampai 25 tahun). Sedangkan
Pramuka Siaga dan Penggalang yaitu yang berusia 7 sampai 10 tahun dan 11
sampai 15 tahun. Para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega menjadi instruktur
bagi adik-adiknya.3
3 Agus Sulistya, dkk, “Kepanduan di Indonesia dalam Lintas Sejarah”,
Koleksi Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, 2008, hlm 57.
40
Pada tanggal 25 April 1963, atas bantuan Menteri Pertama Bidang
Khusus/Menteri Penerangan Dr. H. Roeslan Abudulgani maka terbitlah sebuah
buku Pedoman Gerakan Pramuka yang memuat 10 pedoman, terdiri dari :
1. Pedoman I tentang Amanat Presiden Soekarno pada tanggal 9 Maret 1961.
2. Pedoman II perihal Keppres No. 238 tahun 1961, dengan Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka sebagai lampiran
3. Pedoman III tentang Amanat Presiden Soekarno kepada barisan Pramuka
serta masyarakat Indonesia pada Hari Pramuka yang pertama pada tanggal
14 Agustus 1961.
4. Pedoman IV perihal Keppres No. 448 tahun 1961 tentang penganugerahan
Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional kepada Gerakan Pramuka.
5. Pedoman V perihal Surat Terbuka No. 1 dan 2 tahun 1961 tentang Fungsi
dan Pola Gerakan Pramuka.
6. Pedoman VI perihal Instruksi Kwarnas no. 1 tahun 1961 tentang Petunjuk
Cara Membentuk Manusia Sosial Indonesia.
7. Pedoman VII perihal Instruksi Kwarnas no. 1 tahun 1962 tentang Kiasan
Dasar.
8. Pedoman VIII perihal Surat Terbuka No. 14 tahun 1962 tentang Romantika
Kiasan Dasar.
9. Pedoman IX perihal Instruksi Kwarnas No. 17 tahun 1962 tentang
Penyelenggaraan Gugusdepan.
10. Pedoman X perihal penjelasan Kwarnas tentang Pramuka adalah Alat
Revolusi.
41
Gerakan Pramuka memiliki tujuan yaitu untuk mendidik anak-anak dan
pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
yang pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang baik dan
anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi perkembangan bangsa dan
negara.4 Gerakan Pramuka merupakan lembaga pendidikan bagi anak-anak dan
pemuda melakukan peninjauan kembali mengenai kegiatan-kegatan, latihan-
latihan serta mata acara pendidikan untuk disesuaikan dengan perkembangan
bangsa dan masyarakat. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilakukan dengan
sistem among dan menggunakan prinsisp-prinsip dasar methodik, yaitu :
a. Kesukarelaan
Tujuan prinsip ini untuk menjamin terbukanya jiwa peserta didik menerima
engaruh Pembina Pramuka. Kesukarelaan merupakan sikap yang baik bagi
peserta didik dalam suasana kekeluargaan yang akrab dan tertib.
b. Kode Kehormatan
Landasan dalam melaksanaka tugas pokok Pramuka selain Pancasila dan
UUD 1945 adalah Kode Kehormatan yang berupa janji ketentuan moral
yang diberi nama Tri Satya dan Dasa Dharma bagi Penggalang, Penegak
dan Pandega sementara Dwi Satya dan Dwi Dharma bagi Siaga. Terdapat
tiga kewajiban yang tersirat dalam Kode Kehormatan Pramuka, yaitu
kewajiban untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memupuk akhlak
dan budu pekerti yang luhur, serta berbuat amal shaleh dan amal ibadah
sebanyak-banyaknya.
4 Agus Sulistya, dkk, Op.cit., hlm 56-57.
42
c. Sistem beregu
Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan kepanduan yang bertujuan
mendidik anak-anak dan pemuda agar menjadi manusia yang
berkepribadaian dan berwatak luhur dengan cara mengembangkan anggota-
anggotanya rasa percaya diri, tanggung jawab dan disiplin, maka para
anggota diorganisir dalam kelompok atau regu. Di dalam sistem beregu ini
anak didik dapat memperoleh kesempatan untuk belajar berorganisasi,
mempinpin dan dipimpin serta mengambil tanggung jawab.
d. Sistem satuan terpisah
Sesuai dengan tuntutan moral dan kesusilaan maka dalam pendidikan
Gerakan Pramuka diadakan sistem satuan terpisah, dimana anggota putera
dan puteri diadakan pembinaan secara terpisah. Dengan adanya sistem
terpisah maka dilakukanlah pendidikan sesuai dengan kepentingan dan
perkembangan masing-masing yang lebih terarah.
e. Sistem tanda kecakapan
Sistem tanda kecakapan dalam prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan bertujuan agar peserta didik dapat memperoleh kecakapan-
kecakapan yang berguna bagi kehidupannya dan masyarakat.
f. Keprasahajaan hidup
Di dalam ART Gerakan Pramuka dijelaskan bahwa pramuka dididik untuk
melaksanakan kesederhanaan sikap dan kesederhanaan hidup dengan
maksud agar mereka sanggup dan mampu menghadapi segala macam
keadaan hidup.
43
g. Swadaya
Pendidikan pada umumnya ditujukan untuk menghasilkan manusia
Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, cerdas dan terampil serta dapat
mengembangkan kreativitasnya. Prinsip swadaya dalam pendidikan
pramuka ditujukan untuk memberikan keterampilan dan pengembangan
kreasi dan tanggung jawab sehingga dapat terbentuk jiwa yang penuh
inisiatif dan berkemauan kuat dan dapat membawa kehidupannya sendiri
tanpa tergantung pada orang lain.
2. Lambang Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka digunakan sebagai tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh
Bapak Soehardjo Admodipuro, seorang pembina pramuka yang aktif bekerja di
lingkungan Departmen Pertanian. Untuk pertama kalinya, lambang gerakan
pramuka digunakan pada 16 Agustus 1961. Lambang Gerakan Pramuka
digunakan pada Panji Bendera, papan nama Kwartir dan Satuan, tanda pengenal
administrasi Gerakan Pramuka. Lambang Gerakan Pramuka memiliki bentuk
silhouette tunas kelapa. Secara umum arti kiasan lambang Gerakan Pramuka,
sebagai berikut :
a. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikat
Lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap anggota
Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia sehingga
diharapkan generasi Pramuka harus berkesinambungan dan terus-menerus.
44
b. Buah nyiur dapat bertahan lama
Lambang buah nyiur dapat bertahan lama mengkiaskan bahwa setiap
anggota Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan
ulet serta memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi segala tantangan dalam
hidup. Selain itu, dapat menghadapi segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi
pada tanah air dan bangsa Indonesia.
c. Nyiur dapat tumbuh dimana saja
Lambang nyiur dapat tumnbuh dimana saja. Hal ini membuktikan besarnya
upaya dalam menyesuaikan diri dimana pun berada. Seorang anggota Pramuka
tidak boleh menolak untuk mengabdikan dirinya walaupun di daerah terpencil.
d. Nyiur tumbuh menjulang ke atas
Lambang nyiur tumbuh menjulang ke atas mengkiaskan bahwa setiap
anggota Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi, yaitu tetap tegak, tidak mudah
diombang-ambing dan tidak mudah terpengaruh oleh sesuatu apapun.
e. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah
Lambang nyiur tumbuh kuat erat di dalam tanah mengkiaskan bahwa tekad
dan keyakinan setiap anggota Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan
landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata.
f. Nyiur adalah pohoh yang serbaguna dari ujung atas hingga akarnya
Lambang pohon nyiur yang serbaguna mengkiaskan bahwa setiap anggota
Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri untuk kepentingan
tanah air, bangsa, dan negara Republik Indonesia.5