[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015 BAB III ANALISIS LALU LINTAS DAN PEMILIHAN SIMPANG 3.1 Tugas Rencanakan tipe dan geometrik persimpangan, atas dasar LHR dan peta contour jalan terlampir, di mana LHR dan titik lokasi persimpangan ditentukan oleh pembimbing 3.2 Ketentuan 1. Pemilihan tipe persimpangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Kendaraan Rencana : Trailer 3. Kecepatan Rencana : 30 km/jam 4. Tahun Perencanaan; Tahun dasar data 2013 dan tahun ke- 1 dari saat jalan dibuka (N1): 5 tahun, umur rencana (N2): - 5. Pertumbuhan lalu lintas rata-rata (i): 7 % per tahun 6. Persen LHR jam puncak (k): 11 % 7. Faktor Jam Puncak (PHF): 0,95 8. Persimpangan a. Persimpangan tipe A (4 Kaki) b. Sudut persimpangan (α) = 95 o 9. Jalan lama (existing) dengan ketentuan : a. Klasifikasi Jalan : Kolektor DECKY CIPTA INDRASHWARA 51
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015
BAB III
ANALISIS LALU LINTAS DAN PEMILIHAN SIMPANG
3.1 Tugas
Rencanakan tipe dan geometrik persimpangan, atas dasar LHR dan peta contour jalan
terlampir, di mana LHR dan titik lokasi persimpangan ditentukan oleh pembimbing
3.2 Ketentuan
1. Pemilihan tipe persimpangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Kendaraan Rencana : Trailer
3. Kecepatan Rencana : 30 km/jam
4. Tahun Perencanaan; Tahun dasar data 2013 dan tahun ke- 1 dari saat jalan
dibuka (N1): 5 tahun, umur rencana (N2): -
5. Pertumbuhan lalu lintas rata-rata (i): 7 % per tahun
6. Persen LHR jam puncak (k): 11 %
7. Faktor Jam Puncak (PHF): 0,95
8. Persimpangan
a. Persimpangan tipe A (4 Kaki)
b. Sudut persimpangan (α) = 95o
9. Jalan lama (existing) dengan ketentuan :
a. Klasifikasi Jalan : Kolektor
b. Tipe Jalan lama : 2/2 UD
c. Lebar Jalan : 2 x 3.5 m
d. Lebar Bahu : 1 m
e. LHR : 5500 kendaraan/hari/2arah
f. Pembagian arus lalu lintas (directional split) : 50/50%
g. Komposisi lalu lintas menerus, belok kiri, dan belok kanan
KR (Kendaraan Ringan) = 33%
KB (Kendaraan Berat) = 2%
SM (Sepeda Motor) = 60%
DECKY CIPTA INDRASHWARA 51
[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015
KTB (Kendaraan Tak Bermotor) = 5%
h. Belok Kiri (LT) : 15 %
i. Belok Kanan (RT) : 10 %
j. Tipe lingkungan jalan lama :
Tata guna lahan komersial
Tingkat hambatan samping tinggi
Persen kendaraan tak bermotor (KTB) 5%
10. Jalan Baru dengan ketentuan sbb :
a. Klasifikasi jalan baru : Kolektor.
b. Tipe jalan lama 4/2 UD
c. Lebar median - m
d. LHR adalah 12000 kend/hari/2 arah
e. Pembagian arus lalu lintas (directional split) 50/50
k. Komposisi lalu lintas menerus, belok kiri, dan belok kanan
KR (Kendaraan Ringan) = 40%
KB (Kendaraan Berat) = 5%
SM (Sepeda Motor) = 50%
KTB (Kendaraan Tak Bermotor) = 5%
f. Belok kiri 15%
g. Belok Kanan 10%
l. Tipe lingkungan jalan Baru :
Tata guna lahan komersial
Tingkat hambatan samping tinggi
Persen kendaraan tak bermotor (KTB) 5%
3.3 Menghitung Lalu Lintas Harian Rata - Rata (LHR)
DECKY CIPTA INDRASHWARA 52
[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015
Peramalan lalu lintas menggunakan metode exponential sebagai berikut:
LHRT n=LHRT (1+ i )n
Data:
- LHR tahun dasar 2015
- Pertumbuhan lalu lintas (i) = 7 %
- Tahun perencanaan n1 = 5 tahun
- Direncanakan LT jalan lama 15%
- Direncanakan RT jalan lama 10%
- Direncanakan LT jalan baru 15%
- Direncanakan RT jalan baru 10%
Contoh perhitungan n = 5 (jalan lama) dengann pertumbuhan 10%
LHRT n = 5500 (1+0,07)5
= 9268 kend/hari
Tabel 3.1 Perhitungan LHR
NO RUAS JALANLHRTo(2015) N1 i%/thn LHRTn(2020)Kend/hari/2lajur Kend/hari/2lajur
1 Jalan Lama (Minor) 5500 5 11% 92682 Jalan Baru (Mayor) 12000 5 11% 20221
3.4 Menghitung Volume Jam Perencanaan (VJP)
DECKY CIPTA INDRASHWARA 53
[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015
Lalu lintas yang digunakan pada perancangan dan perencanaan adalah Volume Jam
Perencanaan (VJP) dengan rumus:
VJP=0,5∗k∗LHRTnPHF
Dengan satuan VJP adalah kend/jam/ arah
Data:- Ramalan LHR (LHRTn)
- Nilai k = 11 %
- Peak Hour Factor (PHF) = 0.95
- Direncanakan LT 15%
- Direncanakan RT 10%
Contoh perhitungan VJP jalan lama ke Utara dengan LHR 2015 sebesar 5500
VJP = (0,5 x 0.11 x 5500) / 0.95
= 319 kend/jam
Tabel 3.2 Perhitungan VJP
No Kaki SimpangArah Lalu-
Lintas% Belok VJP
LHR 2015 (kend/jam)
VJPLHR 2020 (kend/jam)LT RT
A Jalan Lama Utara 15% 10% 319 537B Jalan Lama Selatan 15% 10% 319 537C Jalan Baru Timur 15% 10% 695 1171D Jalan Baru Barat 15% 10% 695 1171
Total Arus Masuk Persimpangan (Qtm) 2028 3414Arus Jalan Mayor barat-timur (Qma) 1390 2341Arus Jalan Minor utara-selatan (Qmi) 638 1073Perbandingan Qma/Qmi 2 : 1 2:1
Catatan: jika perbandingan Qma/Qmi tidak ada di tabel 3.3 dan tabel 3.5
maka gunakan grafik 3.3.3:1 untuk simpang prioritas dan grafik 2.3.3:1 untuk
simpang APILL dalam MKJI 1997.
3.5 Pemilihan Tipe Persimpangan
DECKY CIPTA INDRASHWARA 54
[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015
3.5.1 Pemilihan tipe persimpangan prioritas dengan menggunakan tabel
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Tabel 3.3 Jenis Simpang Prioritas
Sumber: Departemen PU (1997)
Dalam pemilihan tipe simpang priopitas pada tabel 3.3 dipergunakan data
berikut :
1. Berdasarkan data yang didapat dari tabel 3.2 maka hasilnya di sesuaikan
dengan tabel 3.3 (Qma/Qmi = 2:1)
2. Persimpangan : 4 kaki
3. Ukuran kota : 2.000.000 jiwa
4. Rasio Mayor/Minor : 2:1
5. LT/RT : 10/10
(dilakukan penyesuaian terhadap MKJI)
Hasil dari pemilihan simpang ditampilkan dalam table 3.2
Tabel 3.4 Pemilihan Simpang Prioritas
TIPE Kapasitas Tersedia Qtot Deviasi Keterangan
DECKY CIPTA INDRASHWARA 55
[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015
( kend/jam ) ( kend/jam ) %Tipe 422 1600 3414 - 53 % C < Q DitolakTipe 424 1650 3414 - 49 % C < Q DitolakTipe 424 M 1800 3414 - 36 % C < Q DitolakTipe 444 M 2200 3414 - 12 % C > Q Ditolak
Berdasarkan Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 diperoleh analisa sebagai berikut:
1. Untuk kasus ini tidak terdapat tipe simpang yang dapat dipergunakan
dikarenakan Qtot pada setiap tipe simpang prioritas melampaui nilai
kapasitas simpangnya.
2. Maka jenis simpang yang akan digunakan adalah simpang dengan APILL
3.5.2 Pemilihan tipe persimpangan APILL dengan menggunakan tabel
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Tabel 3.5 Jenis Simpang APILL
Dalam pemilihan tipe simpang priopitas pada tabel 3.3 dipergunakan data
berikut :
DECKY CIPTA INDRASHWARA 56
[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015
1. Berdasarkan data yang didapat dari tabel 3.5 maka hasilnya di sesuaikan
dengan tabel 3.3 (Qma/Qmi = 2:1)
2. Persimpangan : 4 kaki
3. Ukuran kota : 2.000.000 jiwa
4. Rasio Mayor/Minor : 2:1
5. LT/RT : 10/10
(dilakukan penyesuaian terhadap MKJI)
Hasil dari pemilihan simpang ditampilkan dalam table 3.6
Tabel 3.6 Jenis Simpang APILL
TIPEKap. Tersedia Qtot Deviasi
Keterangan( kend/jam ) ( kend/jam ) %
Tipe 411 1800 3414 -90% C > Q DitolakTipe 412 1900 3414 -80% C > Q DitolakTipe 422 2300 3414 -48% C > Q DitolakTipe 422L 2950 3414 -16% C > Q DitolakTipe 433 3100 3414 -10% C > Q DitolakTipe 444 4300 3414 21% C < Q Diterima
Berdasarkan Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 diperoleh analisa sebagai berikut:
1. Untuk kasus ini ditentukan tipe persimpangan yang dapat dipergunakan
adalah tipe 444.
2. Dalam pembacaan Tabel 3.6 tipe simpang 411, 412, 422, 422L, dan
433 tidak dapat dipergunakan karena pada tipe-tipe tersebut kapasitas
yang tersedia lebih kecil dari arus total kendaraan yang masuk
persimpangan (Qtot), sedangkan tipe 444 memiliki kapasitas yang
mampu menampung ambang arus total kendaraan yang masuk
persimpangan dari tahun dasar sampai tahun ke-N.
3. Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis simpang yang akan digunakan
adalah tipe 444, dengan alasan tipe jenis ini memenuhi syarat dimana
kapasitasnya lebih besar dari arus kendaraan yang masuk persimpangan
DECKY CIPTA INDRASHWARA 57
[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015
dan juga diantara tiga pilihan tipe yang duterima, tipe ini yang paling
optimum.
3.6 Perhitungan Lalu Lintas
Distribusi arus lalu lintas pada masing-masing pendekat simpang adalah
sebagai berikut :
1. Komposisi kendaraan pada jalan Minor :
a. Kendaraan Ringan ( KR ) : 33%
b. Kendaraan Berat ( KB ) : 2%
c. Sepeda Motor ( SM ) : 60%
d. Kendaraan Tak Bermotor ( KTB ) : 5%
2. Komposisi kendaraan pada jalan Mayor :
a. Kendaraan Ringan ( KR ) : 40%
b. Kendaraan Berat ( KB ) : 5%
c. Sepeda Motor ( SM ) : 50%
d. Kendaraan Tak Bermotor ( KTB ) : 5%
DECKY CIPTA INDRASHWARA 58
[PERANCANGAN PERSIMPANGAN SEBIDANG] 2015
Tabel 3.7 Perhitungan Komposisi Arus
NO PENDEKATVJP Pergerkan Arus (Q) Komposisi (kend/jam)