20 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjuan Perusahaan 3.1.1. Sejarah Pada awal pelaksanaan tugas Kabinet Persatuan Pembangunan era pemerintahan Presiden Gus Dur (periode 1999-2004) dalam susunan kabinet yang ditetapkan, nama organisasi Departemen Kehakiman diganti menjadi Departemen Hukum dan Perundang-undangan, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tentang Kedudukan, Fungsi, Tugas, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen. Nama organsasi Departemen Hukum dan Perundang-undangan diambil dari dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan. Hal ini berakibat pada visi, misi, rencana strategis, program kerja dan pelaksanaan yang akan ditetapkan kemudian. Oleh karena itu terjadi pengembangan dan pemekaran organisasi dan tata kerja secara menyeluruh baik ditingkat satuan kerja unit eselon I, II, III, maupun IV. Dengan adanya nomenklatur yang sama antara Departemen dengan unitnya, maka nomenklatur Direktoral Jenderal Hukum dan Perundang-undangan harus diadakan perubahan.
18
Embed
BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · pemerintahan Presiden Gus Dur (periode 19992004) dalam susunan kabinet yang - ditetapkan, nama organisasi Departemen Kehakiman diganti
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjuan Perusahaan
3.1.1. Sejarah
Pada awal pelaksanaan tugas Kabinet Persatuan Pembangunan era
pemerintahan Presiden Gus Dur (periode 1999-2004) dalam susunan kabinet yang
ditetapkan, nama organisasi Departemen Kehakiman diganti menjadi Departemen
Hukum dan Perundang-undangan, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 136
Tahun 1999 tentang Kedudukan, Fungsi, Tugas, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Departemen.
Nama organsasi Departemen Hukum dan Perundang-undangan diambil dari
dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada
Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan.
Hal ini berakibat pada visi, misi, rencana strategis, program kerja dan pelaksanaan
yang akan ditetapkan kemudian. Oleh karena itu terjadi pengembangan dan
pemekaran organisasi dan tata kerja secara menyeluruh baik ditingkat satuan kerja
unit eselon I, II, III, maupun IV. Dengan adanya nomenklatur yang sama antara
Departemen dengan unitnya, maka nomenklatur Direktoral Jenderal Hukum dan
Perundang-undangan harus diadakan perubahan.
21
Pada 5 April 2000, Menteri Hukum dan Perundang-undangan mengeluarkan
Keputusan Menteri Hukum dan Perundangan-undangan Nomor M.03-PR.07.10
Tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan Perundang-
undangan. Dengan keputusan Menteri ini Direktorat Hukum dan Perundang-
undangan dimekarkan menjadi 2(dua) Direktorat Jendral baru yaitu Direktorat
Jenderal Perundang-undangan dan Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum
pada tingkat satuan unit eselon I. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung posisi dan
peran Departemen Hukum dan Perundang-undangan sebagai law centre serta untuk
meningkatkan pelayanan hukum pada masyarakat, karena beban pekerjaan Direktorat
Jenderal Hukum dan Perundang-undangan, baik yang bersifat substantive maupun
teknis, sangat kompleks dan bervariasi.
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum hanya akan menangani dan
melaksanakan tugas dan fungsi yang bersifat pelayanan. Sedangkan Direktorat
Jenderal Perundang-undangan akan menangani dan melaksanakan tugas dibidang
penyusunan peraturan perundang-undangan.
Nama Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dipilih karena
mencakup tujuan dan sasaran yaitu melaksanakan tugas terhadap pelayanan hukum
pada masyarakat, dengan pertimbangan teknis bahwa bidang pelayanan hukum yang
terdiri dari Direktorat Perdata, Direktorat Pidana, Direktorat Tata Negara, dan
Direktorat Hukum Internasional mencakup hampir semua bidang hukum secara
umum.
22
Pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum terdapat 1(satu)
Sekertariat dan 5(lima) Direktorat yang kedudukannya setingkat eselon II. Penjabaran
lebih lanjut organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
terdapat dalam Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan dan dari
hitungan jumlah unit organisasi tidak mengalami perubahan. Namun dari segi
substansi pelaksanaan tugas mengingat pertimbangan beban kerja dan fungsi
daktiloskopi yang semakin meningkat, maka dikembangkan menjadi satuan
organisasi setingkat eselon II (Direktorat). Hal ini tentunya amat berpengaruh
terhadap unit satuan kerja yang berada dibawahnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, Direktorat Daktiloskopi diganti dengan Direktorat
Teknologi dan Informasi. Dengan demikian, jumlah unit satuan kerja setingkat eselon
II pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum sama dengan sebelum
adanya pemekaran. Hal yang baru adalah Sub Direktorat Teknologi Informasi yang
melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
dibidang teknologi informasi.
Alamat Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Gedung Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum Jalan HR. Rasuna Said Kav 6-7 Kuningan, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta 12940 Indonesia.
23
3.1.3. Visi dan Misi
1. Visi dari Ditjen AHU adalah :
a. Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum.
b. Menciptakan supremasi hukum.
c. Memberdayakan masyarakat untuk sadar hukum dan hak asasi manusia
d. Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.
2. Misi dari Ditjen AHU adalah :
Untuk mencapai visi tersebut, Ditjen AHU memiliki misi, yaitu :
a. Melindungi Hak Asasi Manusia.
b. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mampu menjawab kebutuhan
masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu.
c. Seluruh masyarakat terutama kelompok rentan dan minoritas memperoleh
perlindungan dan pemenuhan atas hak asasinya.
d. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukan
secara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat.
e. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai target
kinerjanya dengan administrasi yang akuntabel.
24
3.1.3. Logo
Sumber : ahu.go.id
Gambar III.1
Logo AHU
Makna :
Logo ini diberi nama “BANGKUMHAMNAS”, logo ini memberikan makna
bahwa Pembangunan Hukum dan HAM Nasional terus tumbuh dalam rangka menuju
negara kesejahteraan (welfare state) yang mengayomi dan melindungi seluruh rakyat
dan tanah air.
BANGKUMHAMNAS juga bermakna kepastian hukum, perlindungan
hukum serta keadilan untuk segenap rakyat Indonesia (justice for all) dalam
25
pengertian secara filosofis bersandar pada adagium “The Greatest Happiness for the
Greatest Number.”
BANGKUMHAMNAS selain itu juga bermakna tujuan hukum yang paling
mendasar yaitu tercapainya keadilan, kebenaran, keamanan, dan ketertiban.
Kombinasi kedua variabel ini (keadilan dan ketertiban) adalah pilar utama negara
hukum karena tidak mungkin tercipta keadilan dan ketidaktertiban.
Pemaknaan :
1. Lima bentuk ½ lingkaran (Pancasila).
2. Kehidupan dan kebijaksanaan nilai trasenden yang membumi. (Pertumbuhan
keatas = trasenden & akar>horizontal = material).
3. Pilar Kiri melambangkan demokrasi.
4. Pilar Tengah melambangkan Negara Hukum, keadilan dan ketertiban.
5. Pilar Kanan melambangkan HakAsasiManusia.
6. Pilar-pilar tersebut menopang Pancasila sebagai landasan falsafah negara.
7. Warna Biru Tua :warna dasar yang melambangkan kepercayaan, keamanan,
keteraturan, kedalaman jati diri bangsa, percaya diri, ketertiban, kewibawaan,
dan inovasi teknologi (wawasan dan cakrawala yang luas).
8. Warna Emas pada logo melambangkan keagungan, keluhuran, dan
kewibawaan.
26
3.1.4. STRUKTUR ORGANISASI
Sumber : ahu.go.id
Gambar III.2
Struktur organisasi Ditjen AHU
27
Sumber : ahu.go.id
Gambar III.3.
Struktur organisasi Ditjen AHU bagian Sekertariat
28
3.1.5. TUGAS DAN FUNGSI HUMAS
Tugas dan Fungsi Humas Direktorat Admistrasi Hukum Umum adalah
Sebagaimana diatur dalam Menteri Hukum dan Perundang-undangan mengeluarkan
Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Nomor M.03-PR.07.10 Tahun
1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan Perundang-
undangan.
Dengan keputusan Menteri ini Direktorat Hukum dan Perundang-undangan
dimekarkan menjadi 2 (dua) Direktorat Jenderal baru yaitu Direktorat Jenderal
Peraturan Perundang-undangan dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
pada tingkat satuan unit eselon I. Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
hanya akan menangani dan melaksanakan tugas dan fungsi yang bersifat pelayanan.
Sedangkan Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan akan menangani dan
melaksanakan tugas di bidang penyusunan peraturan perundang-undangan.
3.2. PROSES KERJA HUMAS
3.2.1. Perencanaan
Hal pertama yang perlu dilakuikan sebelum membuat sebuah kegiatan adalah
perencanaan. Seperti hal nya pihak Humas Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum dalam melakukan perencanaan sebelum melakukan atau mebuat sebuah
kegiatan.
29
1. Analisa Situasi
Menurut Key informan, Bapak Andri Irwan, SH situasi masyarakat saat ini
masih banyak yang belum mengetahu perihal peran dan fungsi Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum. Sebagian masyarakat belum mengerti tentang tata cara
mengurus proses legalisasi, sehingga masyarakat mengira mengurus proses legasisasi
adalah hal rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu, Sub Direktorat Administrasi Hukum Umum
menyelenggarakan kegiatan sosialisasi berupa pemberian informasi, pengetahuan,
pemahaman atas peran, dan fungsi Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
Salah satunya melalui kegiatan pameran pameran yang diadakan oleh kementrian.
Melalui kegiatan pameran tersebut, Humas Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum dapat langsung berinteraksi dengan masyarakat umum yang hadir pada acara
pameran.
Selain itu, Analisis SWOT Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum,
melalui key informan diantaranya:
a. Strength (Kekuatan)
1) Merupakan salah satu instansi pemerintah yang memiliki peran yang
cukup penting terhadap hukum umum, perlindungan masyarakat dan
legalisasi hukum.
2) Memiliki program-program kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan masyarakat, serta menambah pengetahuan kepada masyarakat
umum akan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
30
Umum.
3) Adanya website resmi serta email yang menampung pertanyaan dan
keluhan masyarakat sehingga masyarakat semakin dekat dan mengenal
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. Sehingga menciptakan
citra yang baik dimata masyarakat.
4) Ditjen AHU meraih sejumlah pencapaian kinerja terbaik, salah satunya
dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(MENPAN RB).
5) Ditjen AHU meraih IKM Tertinggi kedua di Kemenkumham.
b. Weakness (Kelemahanan)
1) Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui peran, fungsi, dan
tugas dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
2) Mengurus perizinan dan legalisasi dianggap hal yang rumit karena
membutuhkan waktu yang cukup lama.
3) Banyaknya jumlah pegawai menyebabkan lemahnya pengawasan.
c. Opportunity (Peluang)
1) Berkembangnya teknologi dan meningkatnya masyarakat yang
menggunakan fasilitas internet membawa dampak positif kepada
perusahaan. Di Era Modern ini Berkembangnya teknologi bukan hanya
mampu menjadi media hiburan. Tetapi juga mampu menjadi media iklan
yang mampu dimanfaatkan oleh perusahaan. Melalui jaringan internet,
kini komunikasi antara pihak internal dan ekstenal mampu berjalan
dengan baik.
31
2) Satu dari dua sub unit Kementerian Hukum dan HAM yang bersifat
memberikan pelayanan langsung (selain Ditjen Imigrasi) memberikan
peluang kepada Ditjen AHU untuk menjadi sub unit dari kementerian
Hukum dan HAM yang memiliki nilai lebih dimata masyarakat.
3) Keinginan masyarakat yang selalu menginginkan pelayanan maksimal
bisa memberi peluang bagi Ditjen AHU untuk terus memberi pelayanan
yang terbaik.
d. Threath (Ancaman)
1) Stigma masyarakat yang masih memandang bahwa kepengurusan di
instansi pemerintahan terlalu rumit dan memakan waktu lama sehingga
membuat mereka enggan mengurus keperluan di instansi pemerintahan.
Dan berikut Analisis SWOT dari program AHU Online yang dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, yaitu :
a. Strength (Kekuatan)
1) Program AHU Online dapat diakses menggunakan jaringan internet.
2) Program AHU Online dinilai lebih efektif.
b. Weakness (Kelemahan)
1) Masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui bahkan belum
mengerti seputar program AHU Online.
c. Opportunity
1) Program AHU Online ini diharapkan mampu menjadi salah satu
program yang disukai oleh masyarakat dan mampu membantu Direktorat
32
Jenderal Administrasi Hukum Umum dalam menjalakan Tugas daan
kewajiban nya sebagai lembaga Pelayanan Masyarakat.
d. Treath (Ancaman)
1) Instansi akan sedikit kekurangan tenaga kerja jika AHU Online
menimbulkan lonjakan pendaftar.
2) Publik belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara menggunakan AHU
Online.
2. Tujuan
Berdasarkan analisa situasi dan informasi yang diperoleh melalui
keyinforman, Tujuan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum mengadakan
Program AHU Online adalah:
a. Memberikan informasi, pengetahuan dan pemahaman atas peran, tugas
dan fungsi Direktorat Jenderal Ad ministrasi Hukum Umum.
b. Membangun citra positif lembaga di masyarakat.
3. Target
Sasaran atau target dari program ini secara umum adalah publik eksternal
yang akan melakukan perizinan legalisasi, detailnya :
a. Demografis : 1) Gender : Laki-Laki dan Wanita
2) Usia : Dewasa 21-65 tahun
3) Status / Pekerjaan : a) Notaris
b) Pendiri Partai Politik
c) Pemilik Yayasan
33
d) Umum
b. Geografis : Seluruh Indonesia
4. Pesan
Menurut key informan, selaku Kepala Sub Bagian Humas Direktorat
Admnistrasi Hukum Umum. Adapun pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam
kegiatan ini:
Diharapkan masyarakat pada akhirnya akan memahami tugas dan peran
direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, sehingga membangun opini yang
positif terhadap instansi.
5. Strategi dan Taktik
a. Strategi
Strategi yang digunakan Sub Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum dalam meningkatkan pelayanan masyarakat melalui program Ahu
Online berupa sosialiasasi, fun walk, Marching band dan hiburan pentas
seni yang dilaksanakan pada 21 Januari 2018 di Pintu Barat Daya Monas.
b. Taktik
Taktik yang digunakan oleh DirektoratJenderal Administrasi Hukum
Umum adalah :
1) Sosialisasi tugas dan peran Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum
Sosialisasi ini dilakukan secara langsung oleh Humas Direktorat
34
Jenderal Hukum Umum, agar lebih mudah melakukan pendekatan
kepada masyarakat umum. Bentuk sosialisasinya seperti pembicara
mensosialisasikan di atas panggung dan para crew membagikan
brosur.
2) Memberikan layanan paspor simpatik untuk masyarakat umum yang
hadir.
6. Media
Media yang digunakan pada Program ini adalah:
a. Media Konvensional : Majalah AHU, Brosur, Spanduk, booth.
b. Media Digital : Web resmi Ditjen Ahu, yaitu www.ahu.go.id sebagai
media publikasi setelah acara berlangsung.
7. Anggaran
Menurut Key informan, dalam pembahasan mengenai Anggaran dana,
memakai dana sebesar 176.275.000 .
Namun lembaga tidak mengizinkan penulis untuk mengetahui rincian
anggaran secara lengkap dikarenakan bersifat rahasia.
35
8. Kriteria Evaluasi
Tabel III.1
Tujuan Kegiatan Indikator / Kriteria
Mensosialisasikan
program AHU Online
Festival Kementrian Setelah dilaksanakan kegiatan
program AHU Online,
persentase pendaftaran
legalisasi perizinan
meningkat dibanding sebelum
diadakan program AHU
Online
3.2.2. Pelaksanaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Andri Irwan, selaku key informan
dan juga Kabag Humas Direktorat Jenderal Admministrasi Hukum Umum
mengatakan bahwa terlaksananya Program AHU Online dalam kegiatan Festival
Kementrian yang dibuka untuk umum.
Acara ini dilaksanakan di Pintu Parkir Barat Daya Monas pada hari Mingggu,
21 Januari 2018. Kegiatan Festival kementrian ini dibuat untuk mensosialisasikan
program AHU Online yang mampu mempermudah masyarakat dalam mengurus
perizinan legalisasi.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh pihak Humas Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum untuk mendukung interaksi dan komunikasi yang
36
terjalin dengan baik antara pihak perusahaan dan masyarakat. Masyarakat juga bisa
menanyakan langsung jika ada hal yang kurang dimengerti seputar AHU online ini
kepada pihak Humas yang ikut serta pada acara ini.
Untuk menarik perhatian pengunjung, kegiatan ini juga diadakan acara
hiburan yaitu fun walk dipagi hari. Kemudian dilanjutkan pembukaan dengan iringan
Marching band dan ada juga hibura lainya seperti pentas seni
3.2.3. Evaluasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Irwan selaku Key Informan dan
juga Kabag Humas Direktorat Jenderal Admministrasi Hukum Umum mengatakan
bahwa setiap Program hanya ada dua hal yang akan terjadi yaitu berhasil atau tidak
berhasil, oleh sebab itu bapak Andri Irwan mengadakan evaluasi terkait kegiatan
Program AHU Online , Program AHU Online dinilai sudah berjalan dengan baik .
Hal tersebut dikutip melalui hasil kutipan wawancara penulis dengan key
informan :
“Kinerja kita kan bisa dilihat, kita dapat beberapa penghargaan salah satunya dari
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN
RB), kita juga kan meraih Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) tertinggi kedua di
Kemenkumham.”
Hal tersebut dikutip melalui hasil kutipan wawancara penulis dengan
informan :
“dengan adanya AHU Online ini, saya merasa sangat terbantu , karena rasanya
lebih efektif juga secara waktu. jadi hemat waktu dan hemat tenaga gak perlu
37
bolak balik ke kantor untuk mengurus perizinan ”
Namun masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui peran dan
fungsi dari DITJEN AHU. Hal tersebut dikutip melalui hasil kutipan wawancara
penulis dengan key informan :
“mungkin masih ada masyarakat yang belum tau kan , jadi mereka belum paham
apa sebenarnya apa saja peran dan fungsi dari divisi ini”
Sehingga humas Ditjen AHU berupaya mensosialisasikan program AHU
Online ini, salah satunya melalui kegiatan Festival Kementrian yang dilaksanakan di
Pintu Barat Daya Monas pada 21 Januari 2018.
3.3. Kendala dan Pemecahan
3.3.1. Kendala
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Andri Irwan selaku Key Informan
dan juga Kabag Humas Direktorat Jenderal Admministrasi Hukum Umum
mengatakan bahwa didalam kegiatan terdapat sedikit kendala yaitu dalam
menentukan tempat yang cocok untuk kegiatan ini.
3.3.2. Pemecahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Andri Irwan selaku Key Informan
dan juga Kabag Humas Direktorat Jenderal Admministrasi Hukum Umum
mengatakan bahwa dalam mengatasi pemecahan masalah yaitu dengan cara
mengumpulkan suara terbanyak dari karyawan untuk pemilihan tempat.