12
BAB IIIPEMBAHASAN MASALAH3.1Dampak Buruk Industri terhadap
LingkunganKita telah menciptakan kerusakan bagi ekosistem kita
sendiri. Bumi kita memiliki banyak sekali keanekaragaman jenis dan
sumber daya alam. Manusia, atau yang disebut kita sendiri, terdiri
dari triliunan sel. Sel-sel tersebut menjalani sebuah proses yang
berhubungan dengan kehidupan. Itu mengindikasikan bahwa manusia
adalah bagian dari alam yang memiliki posisi sangat penting.
Intelektual manusia, yang menyebabkan bumi ini diambang
kehancuran.Peningkatan taraf hidup bangsa Indonesia harus terus
diusahakan melalui pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan cara
memajukan pembangunan. Salah satu unsur penting dalam pembangunan
tersebut adalah pembangunan di bidang industri. Namun dalam
kegiatan industri akan diikuti dengan dampak negatif industri
terhadap lingkungan hidup manusia.Selain memberikan dampak-dampak
positif, pengembangan Kawasan Industri juga memiliki dampak-dampak
yang negatif. Dampak yang negatif/kerugian ini kebanyakan berkaitan
dengan aspek lingkungan. Limbah industri yang toksik akan
memperburuk kondisi lingkungan, meningkatkan penyakit pada manusia,
dan kerusakan pada komponen lingkungan lainnya. Limbah cair
industri paling sering menimbulkan masalah lingkungan seperti
kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kematian
plankton, akumulasi dalam daging ikan dan molusca, terutama bila
limbah cair tersebut mengandung racun seperti: As, CN, Cr, Cd, Cu,
F, Hg, Pb, atau Zn. Akumulasi racun dalam tubuh pada konsentrasi
yang tidak dapat ditoleransi bisa melumpuhkan organ bahkan
mematikan fungsi kerja otak.
Gambar 3.1 Lingkungan Industri3.2Gejala Umum Pencemaran
Lingkungan Akibat Limbah Industri3.2.1Jangka Pendek1. Air sungai
atau air sumur sekitar lokasi industri pencemar, yang semula
berwarna jernih, berubah menjadi keruh berbuih dan berbau busuk,
sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga masyarakat
sekitar untuk mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku air minum.2.
Ditinjau dari segi kesehatan. kesehatan warga masyarakat sekitar
dapat timbul penyakit dari yang ringan seperti gatal-gatal pada
kulit sampai yang berat berupa cacat genetic pada anak cucu dan
generasi berikut.3. Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di
sekitar daerah-daerah industri.4. Kelangkaan air tawar semakin
terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan
cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat
merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak.5.
Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan
temperatur tertinggi di beberapa kota seperti Jakarta sudah
mencapai 37 derajat celcius.6. Terjadi peningkatan konsentrasi
pencemaran udara seperti CO, NO2r S02, dan debu.
3.2.2Jangka PanjangPenyakit akibat pencemaran ada yang baru
muncul sekian tahun kemudian setelah cukup lama bahan pencemar
terkontaminasi dalam bahan makanan menurut daur ulang ekologik,
seperti yang terjadi pada kasus penyakit minaimata sekitar 1956 di
Jepang. terdapat lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena
mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini
tercemar merkuri yang berasal dari sebuah pabrik plastik. Bila
merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan,
dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada
anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/acrodynia, alergi kulit
dan kawasaki disease/mucocutaneous lymph node syndrome. Gambar 3.3
Limbah yang Dihasilkan Industri3.3Contoh Kasus Pencemaran
Lingkungan oleh Industri1. Di Inggris, sebelum revolusi industri
terjadi, seluruh dataran inggris dipenuhi oleh pohon-pohon besar
yang memiliki banyak kehidupan untuk ekosistem. Tempat yang disebut
jantung dari kehidupan kini hanya meninggalkan nama. Dengan
hadirnya teknologi-teknologi canggih seperti mesin uap dan
sebagainya, kita telah menggunakan sumber daya alam kita secara
berlebihan untuk sesuatu yang kecil.2. Di Republik Rakyat China,
sebagai negara industri baru, China harus meningkatkan kualitas dan
kuantitas industri mereka sehingga menyebabkan seluruh pabrik di
kawasan industri China memproduksi limbah pabrik yang dibuang ke
udara, lautan, dan bahkan tempat-tempat penduduk.3. Pada tahun 1992
di Semarang, dimana salah satu Pabrik yang bernama Semarang Diamond
Chemical (SDC) yang terletak di Kawasan Industri Semarang
mengeluarkan limbah yang merusak tambak penduduk di Desa Tapak.4.
Di daerah Demak, dimana enam industri yang berlokasi di Kawasan
Industri Genuk membuang limbahnya ke Kali Babon sehingga
menimbulkan pencemaran tambak sampai ke Desa Sriwulan dan Bedono.5.
Pencemaran udara yang disebabkan pabrik baja di sekitar Jrakah yang
telah banyak dikeluhkan penduduk.6. Penduduk Tambakaji juga
mengeluhkan keringnya sendang Abu Bakar yang diduga karena
banyaknya pengambilan air tanah oleh industri-industri yang berada
di atasnya.7. Di Kalimantan Tengah, tiga sungai besar di Kalimantan
Tengah masih tercemar air raksa (merkurium) akibat penambangan emas
di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Barito, Kahayan, dan
Kapuas. Pencemaran itu melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.8.
Perusahaan tambang yang menerapkan pembuangan limbah tailingnya ke
laut (Sub Marine Tailing Disposal). Pertama, adalah Newmont
Minahasa Raya (NMR) sejak 1996 di Kabupaten Minahasa, Sulawesi
Utara, dan kemudian menyusul PT Newmont Nusa Tenggara di
Sumbawa-Nusa Tenggara Barat sejak 1999. Setiap harinya 2.000 metrik
ton tailing berbentuk pasta dibuang ke Perairan Buyat di Minahasa
dan 120.000 metrik ton di Teluk Senunu, Sumbawa. Pada akhirnya dari
proses ini terjadi berbagai dampak yang berujung kepada turunnya
kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup manusia.9. Di Papua,
PT. Freeport beroperasi dari tahun 1967 telah menimbulkan dampak
hancurnya gunung Grasberg, tercemarnya sungai Aigwa, meluapnya air
danau Wanagon, tailing mengkontaminasi : 35.820 hektar daratan dan
84.158 hektar laut Arafura.10. Berdasarkan hasil studi empiris yang
pernah dilakukan oleh Magrath dan Arens pada tahun 1987
(Prasetiantono, di dalam Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 95),
diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang terjadi di Jawa nilai
kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5% dari GDP, dan
lebih besar lagi jika diperhitungkan kerusakan lingkungan di
Kalimantan akibat kebakaran hutan, polusi di Jawa, dan terkurasnya
kandungan sumber daya tanah di Jawa.
Gambar 3.3 Polusi yang Dihasilkan Industri3.4Penyebab Kasus1.
Lemahnya pemahaman aparat penegak hukum seperti kepolisian dan
pengadilan mengenai peraturan perundangan lingkungan hidup.2.
Lemahnya penegakkan hukum di Indonesia mengenai pencemaran
lingkungan.3. Tidak ada tindakan tegas dari pemerintah untuk
melarang pembuangan limbah tailing ke laut Indonesia. Patut
diketahui bahwa metode pembuangan limbah tailing dengan model ini
sudah dilarang dinegara-negara lain di dunia. Bahkan Kanada, negara
yang pertama kali menggunakan metode ini, kapok dan tidak lagi
menggunakan metode STD mengingat masa recoverynya sangat lama yakni
150 tahun. Entah mengapa Indonesia memberikan izin bagi praktek
pembuangan limbah tailing dengan metode STD ini.4. Negara menutup
akses rakyat atas informasi yang terkait dengan industri dan
termasuk limbah industri.5. Tidak dilibatkannya masyarakat secara
maksimal dalam pengelolaan lingkungan sehingga seolah-olah urusan
lingkungan hanya menjadi urusan pemerintah dan perusahaan tidak
menjadi urusan publik sebagai pihak yang banyak menggunakan jasa
lingkungan.
3.5Upaya yang Perlu Kita Lakukan untuk Selamatkan Lingkungan
HidupWajib bagi kita semua untuk mengetahui pengetahuan tentang
hubungan antara jenis lingkungan. Hal ini sangat penting agar dapat
menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
Para aparat penegak hukum juga perlu diberi pengetahuan
sebesar-besarnya tentang permasalahan pencemaran lingkungan
ini.Oleh karena itu, pemerintah harus mengawasi kegiatan industri
dan pembuangan limbahnya. Pelaku industri harus melakukan cara-cara
pencegahan pencemaran lingkungan dengan melaksanakan teknologi
bersih, memasang alat pencegahan pencemaran, melakukan proses daur
ulang dan yang terpenting harus melakukan pengolahan limbah
industri guna menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak
meminimalkan bahan pencemaran hingga batas yang diperbolehkan. Di
samping itu perlu dilakukan penelitian atau kajian-kajian lebih
banyak lagi mengenai dampak limbah industri yang spesifik (sesuai
jenis industrinya) terhadap lingkungan serta mencari metode atau
teknologi tepat guna untuk pencegahan masalahnya. Selain pemerintah
dan pelaku industri, masyarakat juga harus jeli menanggapi masalah
lingkungan yang disebabkan oleh sisa kegiatan industri. Masyarakat
tidak bisa menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada pemerintah dan
pelaku industri. Hal ini mutlak perlu, terutama bagi masyarakat
yang bertempat tinggal disekitar areal industri. Dampak dari
buangan kegiatan industri sangatlah kompleks. Pada dasarnya limbah
industri akan mencemari lingkungan udara, air, dan tanah. Udara
yang kotor dan tercemar akan merusak penciuman dan paru-paru.
Pencemaran air akan merusak biota air dan pastinya akan mengganggu
keberadaan dan ketersediaan sumber air bersih. Pencemaran tanah,
selain mengganggu kesuburan tanah itu sendiri dan apapun yang hidup
dan tumbuh di atasnya pada akhirnya juga akan mengganggu dan
mencemari air tanah.6