BAB II
III-5
BAB IIIPEMBAHASAN
III.1Lokasi dan topografi
Salah satu perusahaan pertambangan emas di Indonesia adalah PT.
ANEKA TAMBANG. Tambang Emas Pongkor PT. Antam Tbk mendapat izin KP
eksploitasi KW 89 yang terletak pada koordinat 106o 30 01,0 106o 35
38,0 Bujur Timur dan 6o 36 37,2 6o 48 11,0 Lintang Selatan.
Morfologinya ditandai dengan perbukitan dengan ketinggian berkisar
antara 300 meter sampai dengan 900 meter di atas permukaan
laut.
Tambang Emas Pongkor memiliki empat urat (vein) utama yang
sedang ditambang yaitu Ciguha utama, Kubang Cicau, Gudang Handak
dan Ciurug (Gambar 3.1). Selain itu terdapat beberapa urat bijih
kecil dan daerah potensi pengembangan ke level-level di bawah
elevasi yang sedang ditambang. Karena keterletakan Pongkor yang
unik pada perbatasan antara tanah Perhutani dengan taman Nasional
Gunung Halimun (sekarang menjadi Taman Nasional Gunung Halimun
Salak), pertimbangan pemilihan metode penambangannya menjadi tidak
sederhana.
Metode penambangan yang digunakan adalah metode penambangan
bawah tanah yang didominasi metode Overhand Cut and Fill disertai
beberapa metode penambangan dengan penyanggaan selain pilar
(berdasarkan klasifikasi Hustrulid) yaitu shrinkage stoping dan
square setting. Adapun pengolahan bijihnya yang merupakan bijih
bersifat oksidis dilakukan dengan prinsip hydrometallurgy yaitu
dengan metode Carbon in Leach (CIL). Hal ini disebabkan fakta jenis
bijih emas Pongkor adalah free milling dengan butiran emas
berukuran halus yang relatif mudah larut dengan proses sianidasi
langsung.
GAMBAR 3.1
LOKASI UNIT BISNIS PERTAMBANGAN EMAS PONGKOR
III.2Metode Pengolahan Bijih Emas dengan Proses Sianidasi.
Metode Pengolahan Bijih Emas dengan Proses Sianidasi dapat
dilihat pada gambar ore processing dibawah ini .
Batuan yang mengandung emas dan perak dibawa dari tambang menuju
stockpile kemudian dilakukan crushing dan screening.III.2.1.
Crushing dan Screening
Umumnya mineral yang ada dalam bijih kadarnya masih rendah
dengan distribusi yang heterogen. Maka untuk mengatasi hal tersebut
dilakukan penghancuran /crushing. Crushing adalah suatu proses yang
bertujuan untuk melibrasi mineral yang diinginkan agar terpisah
dari mineral pengotor yang lain menggunakan alat crusher atau 6.5
inchi (ukuran kasar).
Selanjutnya bijih dilakukan screening, yaitu pengayakan yang
dilakukan terhadap suatu material untuk memperoleh ukuran-ukuran
tertentu, berdasarkan besarnya lubang ayakan. Adapun tujuan dari
screening adalah : untuk mendapatkan ukuran butir dari material
yang seragam, untuk memenuhi persyaratan dalam proses konsentrasi,
dan untuk keperluan industri. Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar
3.2.III.2.2
Milling
Bijih emas yang telah dilakukan screening selanjutnya dimasukkan
ke dalam mill feederball mill (Gambar 3.3) , sehingga diperoleh
ukuran -74 m = -200 mesh, dengan persen solid 40%, yaitu 40 % solid
dan 60 % cair. GAMBAR 3.2
CRUSHER DAN ALAT SCREENING
III.2.3Leaching
Proses selanjutnya adalah leaching dimana bijih yang mengandung
emas dan perak dicampur dengan larutan NaCN, dimana reaksi yang
terjadi yaitu :
4Au + 8CN + O2 + H2O 4Au(CN)2 + 4OH III.2.4Carbon in Leach
Emas diadsorbsi oleh karbon aktif dengan reaksi sebagai berikut
:
2Au(CN)2 + Ca +2 + 2C Ca[C-Au(CN)2]2
GAMBAR 3.3
BALL MILLIII.2.5.Elution
Elusi adalah proses pelepasan emas dan perak dari karbon dengan
menggunakan zat katalisator yaitu PbNO3. Fungsi dari katalisator
ini adalah untuk menyerap zat pengotor dan untuk mempercepat
reaksi. Proses yang terjadi yaitu ;
a. inorganic fouling.
2CN + O2 + H2O + 4OH 2CO3 + 2NH3
Ca2 + CO3 CaCO32+b. hidrochloric acid washing
CaCO3 + 2HCl Ca + 2Cl + CO2 + H2O
2 Ca[C-Au(CN)2]2 + 4H+ 2 Ca2+ + 2 Ca[C-Au(CN)2]+ 4HCNc.
elution
C-Au(CN)2 + NaCN Na+ + Au(CN)2 + C
C-OH + OH C-O + H2O
III.2.6.Electrowinning
Yaitu proses penyerapan Au dan Ag dari larutan menjadi padat
melalui proses elektrolisis.
Anoda : 2OH O2 + H2 + 2e
Katoda : 2 Au(CN)2 + 2e 2Au + 4CNOverall : 2 Au(CN)2 + 2OH 2Au +
O2 + 4CNIII.2.7.Cyanide Dectruction Plant
Yaitu proses pengolahan limbah hasil pengolahan bijih emas
dimana sianida yang merupakan tailing diolah kembali agar tidak
membahayakan lingkungan. Sianida padat yang telah diproses
selanjutnya digunakan sebagai bahan pengisi pada tambang, sedangkan
air yang didapat diproses lagi untuk selanjutnya digunakan kembali
dalam proses milling. Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 3.4.
CN- + H2O2 CNO + H2O
Cu2+ sebagai catayst ; 5CN + 5H2O2 + Cu + 4OH 5CNO + 2Cu(OH)2 +
5H2O.
GAMBAR 3.4ALAT CYANIDE DECTRUCTION PLANTBagan Alir pengolahan
bijih emas dapat memberikan kemudahan dalam pemahaman dan bagan
alir tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.5 sebagai berikut :
GAMBAR 3.5
BAGAN ALIR PENGOLAHAN EMAS
EMBED PowerPoint.Slide.8
III-1
_1276341417.ppt
ORE PROCESSING
Crushing and Screening
Milling
Leaching
Carbon in Leach
TailingTreatment
Elution
TailingDam
BackFilling
CN DestructionPlant
Stope
Electrowinning
Smelting