21 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Postspaarbank, yang kemudian terus hidup dan berkembang sampai tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki empat cabang yaitu, Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar. Tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar- besaran dalam waktu yang relatif singkat. Namun demikian keadaan keuangan bank Postpaarbank pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942, Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postspaarbank dan mendirikan Tyokin Kyoku, sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. Tyokin Tyoku hanya mendirikan satu cabang, yaitu cabang Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilan Tyokin Tyoku dari pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah pergantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi Direktur yang pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang
24
Embed
BAB III PEMBAHASAN · 21 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
21
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi
Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16
Oktober 1897 mendirikan Postspaarbank, yang kemudian terus hidup dan berkembang
sampai tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki empat cabang yaitu, Jakarta, Medan,
Surabaya, dan Makassar. Tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat
penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-
besaran dalam waktu yang relatif singkat. Namun demikian keadaan keuangan bank
Postpaarbank pulih kembali pada tahun 1941.
Tahun 1942, Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang.
Jepang membekukan kegiatan Postspaarbank dan mendirikan Tyokin Kyoku, sebuah
bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha
pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. Tyokin Tyoku
hanya mendirikan satu cabang, yaitu cabang Yogyakarta.
Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi
kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilan Tyokin Tyoku dari
pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah pergantian nama menjadi Kantor
Tabungan Pos.
Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi Direktur yang
pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang
22
Jepang dengan Oenang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan
Pos tidak berumur panjang, karena Agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan
didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos hingga
tahun 1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali (1949), nama Kantor Tabungan
Pos diganti menjadi Bank Tabungan RI. Sejak kelagirannya dan berubah nama Bank
Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif bagi
sejarah Bank Tabungan Negara adalah dikeluarkannya UU Darurat No. 9 tahun 1950
tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “Postpaarbank In Indonesia”
berdasarkan staatblad No. 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan
memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian
Keuangan dibawah Mentri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat
tersebut masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan
sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos
menurut UU Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No.36 Tahun 1953 tanggal 18
Desember 1953.
Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara
didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.
Tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditunjuk sebagai satu-satunya institusi
yang menyalurkan KPR bagi golongan masyarakat menengah kebawah. Dan pada
tahun 1989 Bnak Tabungan Negara memulai operasi sebagai bank komersil dan
menerbitkan obligasi pertama.
23
Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan pada tahun 1992,
dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan
pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungn Negara berubah
menjadi Perusahaan Perseroan. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price
Waterhouse Coopers, pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat Nomor S-
554/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank Tabungan Negara
ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada pembiayaan rumah komersial.
Tahun 2009 Bank Tabungan Negara menjadi bank pertama Indonesia yang
melakukan sekuritas asset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragunan Asset (KIK EBA).
Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. memiliki visi dan misi perusahaan
sebagai pedoman dalam mengelola usahanya, yaitu:
1. Visi Bank Tabungan Negara:
“Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan”
2. Misi Bank Tabungan Negara:
a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan, dan indusrti
rerkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk,
jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,
professional dan memiliki intregitas tinggi.
d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian
dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value.
24
e. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
3.1.2 Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Organisasi merupakan wadah dari sejumlah manusia yang melakukan aktivitas
secara terencana dengan kerja sama secara penuh kesadaran dalam suatu hubungan
yang terikat dan dalam suatu hubungan formal untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Tujuan dari organisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugas
2. Untuk meningkatkan efisiensi kerja
3. Untuk mempermudah pengawasan
4. Untuk menentukan orang-orang yang diperlukan dalam organisasi.
Struktur organisasi sangat bermanfaat bagi setiap perusahaan, hal ini sudah berarti
menjanjikan antara pimpinan dan bawahan mempunyai hak dan wewenang yang
dilindungi sehingga di dalam pelaksanaan musyawarah di dapat hasil yang bermanfaat.
PT. Bank Tabungan Negara KCP Dewi Sartika memiliki struktur organisasi
tersendiri dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Untuk lebih jelasnya
mengenai struktur organisasi pada Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. KCP Dewi
Sartika adalah sebagai berikut:
25
Branch Manager
Supervisor Retail Service
Teller
Service II
Gambar III.1
Struktur Organisasi pada PT. Bank Tabungan Negara KCP Dewi Sartika