Page 1
BAB III
PEMBAHASAAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
3.1.1. Sejarah Polisi
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) awalnya dibentuk pada
masa kolonial Belanda di mana diawali oleh pembentukan pasukan jaga yang
diambil dari orang-orang pribumi untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang
Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu. Pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di
Semarang, merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka.
Wewenang operasional kepolisian ada pada residen yang dibantu asisten
residen. Rechts Politie dipertangung jawabkan pada Procureur Generaal (Jaksa
Agung). Pada masa Hindia-Belanda terdapat bermacam-macam bentuk kepolisian,
seperti Veld Polite (Polisi Lapangan), Stands Polite (Polisi Kota), Culture Politie
(Polisi Pertanian), Bestuurs Politie (Polisi Pamong Praja), dan lain-lain. Pada
dasarnya pribumi tidak diperkenankan menjabat Hood Agent (bintara), Inspekteur
Van Politie, dan Commisaris Van Politie. Untuk pribumi selama menjadi agen
polisi diciptakan jabatan seperti manti Polisi, asisten wedana, dan wedana Polisi.
Kepolisian modern Hindia-Belanda yang dibentuk antara tahun 1897-1920 adalah
merupakan cikal bakal dari terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia
saat ini.
Pada masa Jepang Kepolisian Indonesia menjadi Kepolisian Jawa dan
Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera yang berpusat di
Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar dan
Page 2
Kepolisian Kalimantan yang berpusat di Banjarmasin. Tiap-tiap kantor Polisi di
daerah meskipun dikepalai oleh seorang pejabat kepolisian bangsa Indonesia, tapi
selalu didampingi oleh pejabat Jepang yang disebut Sidookaan yang dalam praktik
lebih berkuasa dari kepala Polisi.
Tidak lama setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, pemerintah
militer Jepang membubarkan Peta dan Gyu-Gun, sedangkan Polisi tetap bertugas,
termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Secara resmi kepolisian menjadi Kepolisian Indonesia yang
merdeka. Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi
di Surabaya, pada tanggal 21 Aagustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi
Republik Indonesia sebagai langkah awal yang dilakukan selain mengadakan
pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga
membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan
bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.
Sebelumnya pada tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN)
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 29 September
1945 Presiden Soekarno melantik Soekanto Tjokrodiatmojo menjadi Kepala
Kepolisian Negara (KKN).
Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementrian Dalam
Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab
masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada
Jaksa Agung. Kemudian mulai tanggal 1 Juli 1946 dengan penetapan Pemerintah
tahun 1946 No. 11/S.D Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung jawab
langsung kepada Perdana Menteri. Tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun
Page 3
29
diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini. Sebagai bangsa dan negara
yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan maka Polri disamping
bertugas sebagai penegak hukum juga ikut bertempur diseluruh wilayah RI. Polri
menyatakan dirinya “combatant” yang tidak tunduk pada Konvensi Jenewa. Polisi
Istimewa diganti menjadi Mobile Brigade, sebagai kesatuan khusus untuk
perjuangan bersenjata, seperti dikenal dalam pertempuran 10 November di
Surabaya, di front Sumatera Utara, Sumatera Barat, penumpasan pemberontakan
PKI di Madiun, dan lain-lain.
Pada masa Kabinet Presidential, pada tanggal 4 Februari 1948 dikeluarkan
Tap Pemerintahan No. 1/1948 yang menetapkan Polri dipimpin langsung oleh
Presiden/wakil Presiden dalam kedudukan sebagai perdana menteri. Pada masa
revolusi fisik, Kapolri Jendral Polisi R.S Soekanto telah mulai menata organisasi
kepolisian di seluruh wilayah RI. Pada Pemerintahan Darurat RI (PDRI) yang diektuai
Mr. Sjafrudin Prawinegara berkedudukan di Sumatera Tengah, Jawatan Kepolisian
dipimpin KBP Umar Said (tanggal 22 September 1948).
Dengan dibentuknya negara kesatuan pada 17 Agustus 1950 dan
diberlakukanya UUD 1950 yang menganut sisitem parlementer, Kepala Kepolisian
Negara tetap dijabat R.S Soekanto yang bertanggung jawab kepada perdana
menteri/Presiden. Waktu kedudukan Polri kembali ke Jakarta, karena belum ada kantor
digunakan bekas kantor Hoofd Van de Dienst der Algemene Politie di Gedung
Departemen Dalam Negeri. Kemudian R.S. Soekanto merencanakan kantor sendiri di
Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan sebutan Markas Besar
Djawatan Kepolisian Negara RI (DKN) yang menjadi
Page 4
Markas Besar Kepolisian sampai sekarang. Ketika itu menjadi gedung perkantoran
termegah setelah Istana Negara.
Sampai periode ini Kepolisian berstatus tersendiri antara sipil dan militer
yang memiliki organisasi dan peraturan gaji tersendiri. Anggota Polri terorganisir
dalam Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia (P3RI) tidak ikut dalam
KORPRI, sedangkan bagi isteri Polisi semenjak zaman revolusi sudah membentuk
organisasi yang sampai sekarang dikenal dengan nama Bhayangkari tidak ikut
dalam Dharma Wanita ataupun Dharma Pertiwi. Organisasi P3RI dan Bhayangkara
ini memiliki ketua dan pengurus secara demokratis dan pernah ikut Pemilu 1955
yang memenangkan kursi di Konstituante dan Parlemen.
Dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1945 dengan Keppres No. 154/1959 Kapolri
juga menjabat sebagai Menteri Muda Kepolisian dan Menteri Muda Veteran. Pada
tanggal 26 Agustus 1959 dengan Surat Edaran Menteri Pertama No. 1/MP/RI1959,
ditetapkan sebutan Kepala Kepolisian Negara diubah menjadi Menteri Muda
Kepolisian yang memimpin Departemen Kepolisian (sebagai ganti dari Djawatan
Kepolisian Negara). Saat Presiden Soekarno menyatakan akan membentuk ABRI yang
terdiri dari Angkatan Perang dan Angkatan Kepolisian, R.S. Soekanto menyampaikan
keberatannya dengan alasan untuk menjaga profesionalisme Kepolisian. Pada tanggal
15 Desember 1959 R.S. Soekanto mengundurkan diri setelah menjabat Kapolri/Meteri
Muda Kepolisian, sehingga berakhirlah karier Bapak Kepolisian RI tersebut sejak 29
September 1945 hingga 15 Desember 1959.
Dengan Taps MPRS No. II dan III tahun 1960 dinyatakan bahwa ABRI
tersiri atas Angkatan Perang dan Polisi Negara. Berdasarkan Keppres No. 21/1960
sebutan Menteri Muda Kepolisian ditiadakan dan selanjutnya disebut Menteri
Page 5
31
Kepolisian Negara bersama Angkatan Perang lainya dan dimasukan dalam bidang
keamanan Nasional. Tanggal 19 Juni 1961, DPR-GR mengesahkan UU Pokok
Kepolisian No. 13/1961. Dalam UU ini dinyatakan bahwa kedudukan Polri sebagai
salah satu unsur ABRI yang sama sederajat dengan TNI AD, AL, dan AU.
Dengan Keppres No. 94/1962, Menteri Kapolri, Menteri/KASAD,
Menteri/KASAL, Menteri/KSAU, Menteri/Jaksa Agung, Meneteri Urusan Veteran
dikoordinasikan oleh wakil Menteri Pertama Bidang Pertahanan Keamanan.
Dengan Keppres No. 134/1962 menteri diganti menjadi Menteri/Kepala Staff
Angkatan Kepolisian (Menkasak). Kemudian sebutan Menkasak diganti lagi
menjadi Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian (Menpangak) dan langsung
bertanggung jawab kepada presiden sebagai kepala pemerintahan negara. Dengan
Keppres No. 290/1964 kedudukan, tugas, tanggung jawab Polri ditentukan sebagai
berikut :
1. Alat Negara Penegak Hukum.
2. Koordinator Polsus.
3. Ikut serta dalam pertahanan.
4. Pembinaan Kamtibnas.
5. Kekaryaan.
6. Sebagai alat revolusi.
Berdasarkan Keppres No. 155/1965 tanggal 6 Juli 1965, pendidikan
AKABRI disamakan bagi Angkatan Perang dan Polri selama satu tahun di
Magelang. Sementara pada tahun 1964 dan 1965, pengaruh PKI bertambah besar
karena politik NASAKOM Presiden Soekarno, dan PKI mulai menyusupi
memngaruhi sebagian anggota ABRI dari keempat angkatan.
Page 6
Karena pengalaman yang pahit dari peristiwa G30S/PKI yang
mencerminkan tidak adanya integrasi antara unsur-unsur ABRI, tahun 1967 dengan
SK Presiden No. 132/1967 tanggal 24 Agustus 1967 ditetapkan Pokok-Pokok
Organisasi dan Prosedur Bidang Pertahanan dan Keamanan yang menyatakan
ABRI merupakan bagian dari organisasi Departemen Hankam meliputi AD, AL,
AU, dan AK yang masing-masingdipimpin oleh Panglima Angkatan dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibanya kepada
Menhakam/Pengab. Jenderal Soeharto sebagai Menhankam/Pangab yang pertama.
Setelah Soeharto dipilih sebagai Presiden pada tahun 1968 jabatan
Menhankam/Pangab berpindah kepada Jenderal M. Panggabean kemudian ternyata
betapa ketatnya integrasi ini yang dampaknya sangat menyulitkan perkembangan
Polri yang secara universal memang bukan angkatan perang. Pada tahun 1969
dengan Keppres No. 52/1969 sebutan Panglima Angkatan Kepolisian diganti
kembali sesuai UU No. 13/1961 menjadi Kepala Kepolisian Negara RI, namun
singkatanya tidak lagi KKN tetapi Kapolri. Pergantian sebutan ini diresmikan pada
tanggal 1 Juli 1969.
3.1.2. Sejarah Tim Jaguar
Tim Jaguar adalah Tim yang dibentuk pada tanggal 18 Oktober tahun 2014
dan berada langsung dibawah Komando Kapolres Kota Depok yang memiliki tugas
khusus yang mereka jalanin secara konsisten untuk mengayomi masyarakat di wilayah
Depok dan sekitarnya dari gangguan tindak kriminalitas yang ada.
Tim Jaguar terbentuk dari beberapa anggota kesatuan seperti Satuan
Samapta Bhayangkara, Satuan Reserse Kriminal Provost, Intel, dan lain-lain.
Setelah dibentuk para anggota Tim Jaguar selama akan dilatih selama dua bulan
Page 7
33
dan diberikan berbagai macam pelatihan seperti, latihan fisik, bela diri, lari jarak
jauh, menembak, bongkar pasang senjata hingga pada akhirnya terpilihlah 30
personel yang saati ini bertigas di Tim Jaguar.
3.2. Visi dan Misi
3.2.1. Visi Kepolisian
Terwujudnya pelayanan keamana dan ketertiban masyarakat yang prima,
tegaknya hukum dan keamanan dalam negeri yang mantap serta terjalinnya sinergi
polisional yang proaktif.
3.2.2. Misi Kepolisian
1. Melaksanakkan deteksi dini dan peringatan dini melalui kegiatan/operasi
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.
2. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah,
responsif dan tidak diskriminatif.
3. Menjaga keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk menjamin
keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang.
4. Menjamin keberhasilan penanggulangan gangguan keamanan dalam negeri.
5. Mengembangkan perpolisian masyarakat yang berbasis pada masyarakat
patuh hukum.
6. Menegakkan hukum secara profesional, objektif, proposional, transparan,
dan akuntable untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan.
7. Mengelola secara profesional, transparan, akuntable dan modern seluruh
sumber daya Polri guna mendukung operasional tugas Polri.
Page 8
8. Membangun sistem sinergi polisional indepartemen dan lembaga
Internasional maupun komponen masyarakat dalam rangka membangun
kemitraan dan jejaring kerja (Patnership Building/networking).
3.2.3. Visi & Misi Tim Jaguar
Visi dan Misi tim Jaguar adalah Mencegah dan Mengurangi tindak pidana
kriminal yang terjadi di sekitar wilayah kota Depok.
3.3. Slogan
Lambang atau motto Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)
berbunyai Rastra Sewakottama yang merupakan bahasa Sansekerta yang berarti
“Pelayan Utama Bangsa”. Dapat disimpulkan bahwa Rastra Sewakottama berarti
“Pelayan terbaik Bangsa/Rakyat”, dan dipahami sebagai “Polri sebagai pelayanan
dan abdi utama Negara dan Bangsa”. Sebutan tersebut adalah Brata Pertama dari
Tri Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954.
3.3.1. Logo
Sumber : polri.go.id
Page 9
35
Gambar III.1
Logo Kepolisian Republik Indonesia
1. Perisai bermakna pelindung rakyat dan negara.
2. Tiang dan Nyala Obor bermakna penugasan tugas Polri, disamping
memberi sesuluh atau penerangan juga bermakna penyadaran hati nurani
masyarakat agar selalu sadar akan perlunya kondisi Kamtibnas yang
mantap.
3. Pancaran obor yang berjumlah 17 dengan 8 sudut pancar berlapis 4 tiang
dan 5 penyangga bermakna 17 Agustus 1945, hari Proklamasi Kemerdekaan
yang berarti Polri berperan langsung pada proses kemerdekaan dan
sekaligus pernyataan bahwa Polri tak pernah lepas dari perjuangan bangsa
dan negara.
4. Tangkai padi dan kapas menggabarkan cita-cita bangsa menuju kehidupan
adil dan makmur, sedangkan 29 daun kapas dengan 9 putik dan 45 butir padi
merupakan suatu pernyataan tanggal pelantikan Kapolri pertama 29
September 1945 yang dijabat oleh Jenderal Polisi Raden Said Soekanto
Tjokrodiatmodjo.
5. 3 Bintang di atas logo bermakna “Tri Brata” adalah Pedoman Hidup.
Sedangkan warna hitam dan kuning adalah warna legendaris Polri.
6. Warna Hitam adalah lambang keadilan dan sikap tenang mantap yang
bermakna harapan agar Polri selalu tidak goyah dalam situasi dan kondisi
apapun, tenang, memiliki stabilitas nasional yang tinggi dan prima agar
dapat selalu berpikir jernih, bersih, dan tepat dalam mengambil keputusan.
Page 10
3.3.3. Logo Tim Jaguar
Sumber : Tim Jaguar
Gambar III.2
Logo Tim Jaguar
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa logo dari Tim Jaguar
dibuat sesuai dengan arti nama dari Jaguar itu sendiri yaitu Penjaga Gangguan Anti
Kerusuhan yang terinspirasi oleh kesatuan Militer Batalion 6 Jaguar Infanteri
Cilandak.
Page 11
37
3.3.2. Struktur Organisasi
Sumber : polri.go.id
Gambar III.3
Struktur Organisasi Mabes Polri
Page 12
3.3.3. Struktur Tim Jaguar
Iptu Winam Agus
(Ketua Tim Jaguar)
Aiptu Iwan Nugraha Aiptu Tulus Widodo
(Waka Tim 1) (Waka Tim 2)
Bripka Vino Aiptu Ketut
Purba
Aipd
a Brigadir
Komang Hari Wijayanto
Brigadir Brigadir
Desfi a.
Andri
Briptu Aiptu Ari
Zuhdi Hasibuan
Sparta
Briptu Ozi
Briptu Adit
Bripda Briptu Wahyu
Lungit
Bripda Suci
Bripda Aprilia
Tami
Sumber : Tim Jaguar
Gambar III.4
Struktur Organisasi Tim Jaguar
3.4. Proses Kerja Program Humas
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mempunyai tugas untuk dapat
melayani dan menjaga keamanan yang ada. Maka dari itu, salah satu bentuk dalam
menjalankan kegiatan yang dilakukan oleh Polres Depok adalah, menciptakan
lingkungan yang aman dan kondusif agar masyarakat yang berada di sekitar wilayah
Kota Depok merasa aman, maka Polres Depok membentuk sebuah tim
Page 13
39
untuk mewujudkan hal tersebut, dan beragkat dari hal tersebutlah Tim Jaguar
dibentuk, agar Kota Depok lebih aman dan kondusif.
3.4.1. Perencanaan
1. Analisis Situasi
Dengan banyaknya kegiatan yang sudah dilakukan oleh Tim Jaguar yang ada
di Polres Depok sejak 18 Oktober 2014 hingga saat ini, dimana penulis
berkesempatan mengikuti proses kegiatan yang dilakukan oleh Tim Jaguar pada
tanggal 13 Juli 2018 seperti berikut ini :
Table III.1
Time Table Kegiatan Tim Jaguar
No Waktu Kegiatan
1 23.30 – 00.00 Anggota Tim Jaguar berkumpul untuk melakukan briefing,
persiapan, dan pengecekan perlengkapan
2 00.00 – 00.45 Tim Jaguar menemukan kejadian pertama di wilayah sekitar
ITC Depok
5 00.45 – 00.52 Tim Jaguar memeriksa keadaan dimana sempat terjadi
pelaporan kebakaran di Toko Bangka Aquarium yang ada di
Jalan Margonda
6 00.52 – 01.20 Tim Jaguar melakukan pemantauan di sekitar wilayah Jalan
Raya Merdeka
7 01.20 – 01.53 Tim Jaguar melakukan penyelusuran di daerah Jalan Raya
Merdeka sampai di perumahan Grand Depok City (GDC)
8 01.53 – 02.40 Tim Jaguar melakukan pemantauan kembali di wilayah Kota
Depok dan sekitarnya
9 02.40 – 03.56 Tim Jaguar mendapat pelaporan bahwa akan terjadi sebuah
tawuran antar warga di daerah Citayam
Page 14
10 03.56 – 04.14 Tim Jaguar menyerahkan tiga anak yang terlibat dalam aksi
tawuran tersebut ke pihak Polsek Limo Depok
11 04.14 – 04.35 Tim Jaguar kembali menemukan kejadian yang ada di
wilayah sekitar Pitara Depok
12 04.35 – 05.00 Tim Jaguar kembali melakukan pemantauan di sekitar
wilayah Pitara hingga ke Jalan Margonda Raya
13 05.00 Seluruh Tim Jaguar kembali ke Polres Depok
Dari kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim Jaguar maka dapat diperoleh beberapa point
sebagai berikut :
Table III.2
Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT)
Polres Depok
Strength Weakness
a. Merupakan aparatur Negara a. Banyaknya anggota Kepolisian yang
b. Polri organisasi terbesar kedua di nakaldanmenyalahgunakan
dunia wewenang dan jabatan
Opportunity Threat
a. Polres Kota Depok sudah mempunyai a. Masih banyaknya tindak kejahatan
nilai baik dimata masyarakat yang ada diWilayah Kota Depok
a. Strength
Kepolisan Republik Indonesia atau Polri merupakan aparat negara dimana
mempunyai tugas untuk dapat melindungi serta mengayomi masyarakat.
Selain itu pihak Kepolisian juga mempunyai tugas untuk dapat melayani
dan memberikan bantuan hukum bagi Warga Negara Indonesia (WNI)
maupun Warga Negara Asing (WNI) yang sedang ada di Indonesia juga
mendapatkan perlindungan yang sama.
Page 15
41
Selain itu Kepolisian Republik Indonesia (Polri) merupakan organisasi
terbesar ke dua di dunia setelah China dimana Polri mempunyai lebih dari
423 ribu anggota, mempunyai 33 Polda dari 34 provinsi di Indonesia,
mempunyai hampir 500 Polres di Indonesia, dan mempunyai hampir 5.000
Polsek yang ada di Indonesia.
b. Weakness
Dalam hal ini yang menjadi kelemahan dari Polri adalah ada saja para polisi-
polisi yang curang dan menyalah gunakan wewenang dan jabatanya. Seperti
salah satunya adalah masih ada polisi yang melakukan Pungutan Liar
(pungli).
c. Opportunity
Polres Kota Depok semakin dikenal baik oleh masyarakatnya dan telah
mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pihak Kepolisian dimana
saat ini banyak sekali kejadian yang ada di wilayah sekitar Kota Depok
namun Polisi yang berada di Kota Depok berhasil mengatasi hal tersebut
dengan baik.
d. Threat
Masih ada saja tindak kejahatan yang ada di wilayah Kota Depok
dikarenakan begitu luasnya cangkupan wilayah yang ada di Depok dan
masih banyaknya akses yang mudah dilewati oleh para pelaku kejahatan
maupun pelanggaran lalu lintas di jalan yang setiap hari masih sering
ditemukan
Page 16
Table III.3
Strength, Weakness, Opportunity, Threat
Kegiatan Tim Jaguar
Strength Weakness
a. Memiliki anggota yang a. Hanya beroperasi untuk wilayah
terkordinasi dengan baik sekitar Kota Depok
b. Mempunyai semangat dan
komitmen yang tinggi
c. Profesional
d. Menindak lanjuti setiap kejadian
secara langsung
e. Terpercaya dan Modern
f. Setiap anggota Tim Jaguar
mempunyai kepercayaan diri
dalam melaksanakan tugas
Opportunity Threat
a. Mempunyai penilaian yang baik a. Masih banyaknya tindak
di mata masyarakat kejahatan yang ada di Indonesia
b. Para pelaku tindak kriminalitas
a. Strength
Tim Jaguar mempunyai anggota-anggota yang sudah diberi
pelatihan khusus sebelum mereka bergabung menjadi Tim Jaguar,
mereka dilatih oleh anggota Brimop, Gegana dan juga mereka
mendapatkan pelatihan yang sama dengan para anggota SWAT yang
diadakan pada tahun 2017 lalu.
Selain itu para angota Tim Jagura juga mempunyai komitmen dan
semnagat yang tinggi dalam menjalankan tugas mereka, dimana
Page 17
43
mereka melakukan hal tersebut diluar jam dinas mereka dapat
dikatakan kegiatan Tim Jaguar adalah kegiatan sukarela yang
mereka lakukan diluar jam dinas atau jam tugas mereka sebagai
Polisi. Namun mereka tetap melakukan hal tersebut dengan
profesional dapat dilihat dari bagaimana cara mereka menindak
lajuti setiap kejadian yang mereka temukan.
Selain itu mereka juga aktif dalam mengunakan media sosial untuk
menyebar luaskan informasi mengenai kejadian yang terjadi ataupun
menanggapai pelaporan dari masyarakat
b. Weakness
Tim Jaguar hanya beroperasi di wilayah Kota Depok dimana
seharusnya Tim seperti itu harus terdapat disetiap wilayah untuk
dapat membantu dan mengatasi setiap tindak kejahatan yang ada di
setiap wilayah.
c. Opportunity
Saat ini Tim Jaguar dikenal oleh hampir seluruh masyarakat di
Indonesia melalui semua kegiatan yang berhasil ditangani oleh Tim
Jaguar dan mereka di nilai positif dimata masyarakat dengan sikap
para anggota yang masyarakat nilai begitu ramah, sopan dan tegas
dalam menindak lanjuti kejahatan yang ada.
d. Threat
Sama halnya dengan Kepolisian dimana masih banyak tindak
kejahatan yang dilakukan oleh masyarakat sementara Tim Jaguar
hanya beroperasi untuk wilayah di Kota Depok.
Page 18
Selain itu ancaman yang benar-benar nyata adalah para pelaku
tindak kriminalitas atau kejahatan yang berada di wilayah sekitar
Kota Depok dimana secara kasat mata mereka berperilaku sama
seperti masyarakat pada umumnya sementara Tim Jaguar dapat
dengan mudah mereka kenai dikarenakan mereka menggunakan
seragam yang dengan mudah dikeanli oleh para pelaku tindak
kejahatan atau kriminal.
2. Tujuan
Tujuan diadakannya Tim Jaguar adalah untuk :
1. Menciptakan lingkungan yang aman untuk wilayah sekitar Kota Depok
2. Menjaga keamanan di wilayah Kota Depok
3. Membantu pemerintah Kota Depok dalam mewujudkan kota yang Aman
3.4.2. Target Audience atau Khalayak
Target audience atau khalayak dalam kegiatan Tim Jaguar ini adalah
Target Primer yaitu seluruh masyarakat yang berada di Indonesia khususnya yang
berada di wilayah Kota Depok. Dimana target khalayak dari kegiatan ini dapat
diperinci sebagai berikut :
1. Geografi :
a. Negara : Indonesia
b. Provinsi : Jawa Barat
c. Kota : Depok
d. Kelompok Masyarakat : Sub Urban
e. Iklim : Tropis
2. Demografi
Page 19
45
a. Usia : Remaja awal hingga Remaja Akhir yaitu 12 tahun hingga 21
tahun dan masa dewasa awal yaitu usia 26 hingga 35 tahun.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
c. Pendidikan : SMP – SMA/SMK
d. Pekerjaan : Pelajar – Pekerja
e. Agama : Semua
f. Ekonomi : Menengah
3. Psikografi :
a. Status Sosial : Semua Kalangan
3.4.3. Pesan
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, penulis menjabarkan
bentuk pesan dalam kegiatan Tim Jaguar tersebut yaitu pesan primer. Dimana pesan
primer dalam hal ini adalah tujuan dibentuknya tim jaguar yaitu untuk menciptakan
lingkungan yang aman di wilayah Kota Depok sehingga Kota Depok menjdai kota
yang aman.
3.4.4. Strategi dan Taktik
Table III.4
Strategi dan Taktik
No Strategi Taktik
1. Meningkatkan Kinerja Polisi Dalam 1. Membentuk sebuah tim yang
Mengayomi Masyarakat khusus untuk menindak lanjuti
tindak kejahatan kriminal yang
ada di wilayah Kota Depok
2. Melakukan pemantauan yang
dilakukan setiap hari di malam
Page 20
hari untuk wilayah sekitar
Kota Depok
3. Menggunakan media sosial
untuk menyebar luaskan
informasi maupun adanya
laporan pengaduan terkait
tindak kejahatan yang ada di
wilayah sekitar Kota Depok
4. Menjalin kerja sama dengan
media televisi untuk menyebar
luaskan kegiatan yang
dilakukan
5. Menciptakan lingkungan yang
aman dan kondusif di sekitar
wilayah Kota Depok
3.4.5. Media
Penyebaran informasi yang dilakukan oleh Tim Jaguar yaitu melalui :
1. Instagram : @jaguar_restadepok dan @86_netmedia
2. Facebook : Jaguar Polres Depok
3. Aplikasi Halo Polisi
4. Media Massa : Program 86 di Net Tv
3.4.6. Anggaran
47
Pihak Polres Depok tidak memberikan perincian biaya mengenai anggaran
yang telah dikeluarkan dikarenakan hal tersebut merupakan sebuah privasi dan
tidak diperbolehkan untuk disebar luaskan.
Page 21
3.4.7. Kriteria Evaluasi
Dalam mengetahui dan menilai apakah sebuah program ataupun kegiatan
tersebut berhasil atau tidak maka diperlukan sebuah kriteria evaluasi, hal tersebut
bertujuan untuk mempermudah dalam proses evaluasi mengenai kegiatan tersebut.
Dan evaluasi pada kegiatan ini adalah untuk melihat sejauh mana kegiatan yang
dilakukan oleh Tim Jaguar Polres Depok dan juga melihat respon masyarakat
mengenai kegiatan yang dilakukan.
Table III.5
Kriteria Evaluasi
Tujuan Strategi Indikator/Kriteria
1. Meningkatkan Meningkatkan Kinerja 1. Berkurangnya angka kriminalitas
keamanan di wilayah Kepolisian Dalam yang terjadi di Kota Depok
Kota Depok Mengayomi 2. Semakin banyaknya masyarakat
Masyarakat yang kooperatif dengan pihak
kepolisian
3. Dikeluarkannya mandat dari
Kapolri bahwa setiap Polres harus
mempunyai sebuah Tim seperti Tim
Jaguar
Page 22
3.5. Pelaksanaan dan Evaluasi
3.5.1. Pelaksanaan
1. Persiapan Patroli Tim Jaguar
Sebelum melakukan pemantauan yang memang setiap malam dilakukan
oleh Tim Jaguar dari Polres Depok biasanya para anggota Tim Jaguar melakukan
persiapan diantaranya :
a. Berkumpul di Markas Tim Jaguar yang berada di Lingkungan Polres
Depok
b. Melakukan persiapan sesuai dengan prosedur yang berlaku
c. Melakukan pengecekan perlengkapan untuk operasional dan
kendaraan yang akan di gunakan
d. Dan semua anggota berkumpul untuk malakukan do’a bersama sebelum
peantauan dimulai
Selain melakukan pemantauan secara langsung pihak Tim Jaguar juga
memantau pengaduan maupun pelaporan yang terjadi melalui media sosial resmi
dari Tim Jaguar yaitu instagram.
3.5.2. Evaluasi
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan key informan yaitu Bripda
Lungit mengatakan bahwa “dalam setiap kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim
Jaguar dalam melakukan patroli ataupun pemantauan semua anggota berkumpul
untuk melakukan evaluasi seperti seharusnya tindakan apa yang paling tepat untuk
mengatasi kejadian tersebut, ataupun langkah apa yang paling tepat dalam
melakukan patroli tersebut”.
Page 23
49
Dimana dapat dilihat dari bagaimana kesiapan para anggota Tim Jaguar
yang memang sudah terbiasa dan mendapatkan pelatihan rutin yang dilakukan
dengan bekerja sama dnegan para anggota dari Brimob, Gegana maupun SWAT.
Dan Tim Jaguar juga sudah dilengkapi dengan perlengkapan yang mendukung
setaip kegiatan yang dilakukan.
3.6. Kendala dan Pemacahan
3.6.1. Kendala
Dalam melakukan kegiatan Pemantauan yang dilakukan oleh Tim Jaguar
mendapatkan kendala berupa masih banyaknya orang atau para remaja maupun
dewasa yang tidak paham atau mengerti mengapa mereka tidak diperbolehkan
berkumpul ataupun nongkrong di pinggir jalan ataupun ditempat-tempat tertentu
dikarenakan dikhawatirkan akan terjadi permasalahan-permaslaahan yang timbul
nantinya atau akan menjadi korban dari para anggota genk motor, begal maupun
para remaja yang sedang mencari musuh dan mengakibatkan terjadinya tawuran
maupun aksi tindak kejahatan yang lainya.
3.6.2. Pemecahaan
Dalam menghadapi setiap kendala yang terjadi di lapangan Tim Jaguar
selalu melakukan evaluasi agar kedepanya semakin tepat sasaran dalam menindak
lanjuti kejadian yang terjadi. Selain itu Tim Jaguar juga tidak pernah bosan dalam
memberikan pengertian dan mensosialisasikan penertiban mengenai larangan untuk
berkumpul atau nongkrong di jalan raya ataupun tempat-tempat tertentu.
Page 24
Sosialisasi dan pementauan yang dilakukan di setiap malam juga merupakan
bentuk dari bagaimana Tim Jaguar dalam menjaga keamanan di Kota Depok agar
masyarakat yang tinggal di Kota Depok merasa aman dan tenang.