33 Universitas Pasundan BAB III METODOLOGI PENGKARYAAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah. Pengamatan dihasilkan dari kerja sama penglihatan dan presepsi, sedangkan nalar dihasilkan dari fakta, hubungan, dan interelasi pengetahuan yang ditimbulkan. Dalam kajian dokumenter seni budaya, penelitian memberikan sumbangan dalam besar kegunaan praktis seperti melakukan revitalisai, rekontruksi, konservasi, memberikan dasar terhadap tindak dan keputusan bagi pengambilan kebijakan (Djuniwati, 2011:10) Dalam pembuatan karya film dokumenter ini nantinya, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti akan mengumpulkan data-data pendukung dengan cara melakukan observasi dan wawancara ke berbagai narasumber secara mendalam. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011:73), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu- satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, ada tiga prosedur yang akan dilewati dalam pembuatan film dokumenter nantinya yaitu Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi.
12
Embed
BAB III METODOLOGI PENGKARYAAN 3.1 Metode Penelitian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
33
Universitas Pasundan
BAB III
METODOLOGI PENGKARYAAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian yang menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian
ilmiah. Pengamatan dihasilkan dari kerja sama penglihatan dan presepsi,
sedangkan nalar dihasilkan dari fakta, hubungan, dan interelasi pengetahuan yang
ditimbulkan. Dalam kajian dokumenter seni budaya, penelitian memberikan
sumbangan dalam besar kegunaan praktis seperti melakukan revitalisai,
rekontruksi, konservasi, memberikan dasar terhadap tindak dan keputusan bagi
pengambilan kebijakan (Djuniwati, 2011:10)
Dalam pembuatan karya film dokumenter ini nantinya, peneliti
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti akan
mengumpulkan data-data pendukung dengan cara melakukan observasi dan
wawancara ke berbagai narasumber secara mendalam. Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata (2011:73), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai
karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif
tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel
yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-
satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, ada tiga
prosedur yang akan dilewati dalam pembuatan film dokumenter nantinya yaitu
Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi.
34
Universitas Pasundan
3.2 Pra Produksi
Tahap pra produksi adalah tahap pencarian data awal oleh peneliti yang
menjadi pedoman melakukan tahap produksi, data yang didapat kemudian
dijadikan bahan untuk menentukan alur dari film dokumenter yang akan dibuat.
Dalam tahapan ini peneliti akan melakukan pengumpulan data-data yang bisa
dijadikan dasar untuk mendukung pembuatan film dokumenter seperti:
3.2.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala yang diteliti. Observasi dapat dijadikan salah satu teknik
pengumpulan data bila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan
dicatat secara sistematis, dan dapat dibuktikan kendala dan kesahihannya.
Metode observasi atau pengamatan secara langsung ke lapangan dilakukan
oleh peneliti sebagai salah satu tahap yang cukup penting guna
mendukung peneliti untuk menuju ke tahapan produksi.
Tabel 3.1 Observasi
TANGGAL LOKASI DURASI TUJUAN
23-01-2019 Media
Sosial
Facebook
Tak
Terbatas
Melakukan perkenalan
awal terhadap subjek .
05-02-2019
(Rumah
Engkus)
Nyalindung,
Sukabumi,
Jawa Barat.
1 Hari Melakukan wawancara
awal sebagai bahan cerita.
24-02-2019
sd/ 25-02-
(Rumah
Engkus)
2 Hari Mengikuti dan
mempelajari aktifitas
35
Universitas Pasundan
2019 Nyalindung,
Sukabumi,
Jawa Barat.
subjek sehari-hari, agar
memudahkan saat proses
produksi dan supaya
subjek merasa tidak
terganggu saat
pengambilan gambar.
Peneliti juga mencari beberapa referensi film yang dirasa cocok sebagai
bekal acuan dalam menentukan alur dan juga sudut pengambilan gambar
seperti:
a. Referensi Film The Family ‘Made Of Glass’ Have Broken 600
Bones
Sebuah film dokumenter karya Tom Kolicko 2018, yang
menceritakan keluarga Lamoreaux-Ferrerio yang telah
mematahkan lebih dari 600 tulang tubuhnya sendiri. Lisa,
Chris, Anicee, semuanya menderita kondisi genetik yang
disebut Osteogenesis Imperfecta atau OI, yang menyebabkan
tulang mereka sangat rapuh. Belum ada obat yang dapat
menyembuhkan penyakit OI ini, mereka hidup bersama dan
melakukan aktifitas sehari-hari seperti keluarga normal pada
umummnya. Peneliti akan menggunakan film ini sebagai
acuan shot dan juga setting tempat untuk beberapa alur cerita
juga aktifitas yang biasa subjek lakukan di dalam rumah
dengan segala keterbatasannya. Dalam film ini peneliti juga
akan menggunakan pendekatan yang tidak jauh berbeda agar
subjek merasa nyaman saat diikuti dan diambil gambarnya.
36
Universitas Pasundan
Gambar 3.1 Aktifitas Sehari-hari Narasumber
b. Referensi Film The Intouchables
Film Karya Olivier Nakache dan Éric Toledano, sebuah
kisah nyata persahabatan antara dua pria yang seharusnya tidak
pernah bertemu. Philippe merupakan seorang tuna daksa kaya
yang memiliki mansion yang mewah, ia terluka dalam
kecelakaaan paralayang dan Driss merupakan seorang calon
pengasuh, yang tak memiliki keinginan apapun untuk mencari
kerja. Film The Intouchables secara garis besar mirip dengan
alur cerita yang akan ditampilkan pada film dokumenter yang
akan dibuat nantinya. Selain karena background ceritanya yang
mirip karena juga seorang tuna daksa, alur cerita dan juga
beberapa shot list dari film tersebut akan menjadi referensi