Top Banner
48 Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Setelah proses penelitian berlangsung terdapat pemfokusan masalah disekitar implementasi model kooperatif dalam pembelajaran aktivitas senam aerobik. Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran aktivitas senam aerobik di SD Percobaan Negeri Setiabudhi Bandung melalui penerapan model kooperatif. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1) Waktu Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai permasalahan dapat dipecahkan atau mendapatkan hasil. Penentuan waktu mengacu pada kalender akademik sekolah, kerena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dikelas atau lapangan. 2) Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Percobaan Negeri Setiabudhi Bandung, pada semester Genap, tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di kelas VC dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan, untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK). C. Faktor yang Diteliti 1) Kerjasama Siswa Menurut Polak:1985 dalam Husdarta menjelaskan bahwa kerjasama (cooperation) adalah gejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan bersama dan tujuan bersama. Dalam Anggraeni (2014model ini memiliki tiga konsep yaitu penghargan tim, kemampuan individu, kesempatan yang sama untuk
22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B.repository.upi.edu/22507/6/S_POR_1102323_Chapter3.pdf · Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai permasalahan dapat dipecahkan atau mendapatkan

Oct 19, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 48

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tujuan Operasional

    Setelah proses penelitian berlangsung terdapat pemfokusan masalah

    disekitar implementasi model kooperatif dalam pembelajaran aktivitas senam

    aerobik. Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

    kerjasama siswa dalam pembelajaran aktivitas senam aerobik di SD Percobaan

    Negeri Setiabudhi Bandung melalui penerapan model kooperatif.

    B. Waktu dan Tempat Penelitian

    1) Waktu

    Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai permasalahan dapat

    dipecahkan atau mendapatkan hasil. Penentuan waktu mengacu pada

    kalender akademik sekolah, kerena PTK memerlukan beberapa siklus yang

    membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dikelas atau

    lapangan.

    2) Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Percobaan Negeri Setiabudhi Bandung,

    pada semester Genap, tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini khususnya

    dilaksanakan di kelas VC dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 19

    siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan, untuk mata pelajaran Pendidikan

    Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK).

    C. Faktor yang Diteliti

    1) Kerjasama Siswa

    Menurut Polak:1985 dalam Husdarta menjelaskan bahwa kerjasama

    (cooperation) adalah gejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan

    bersama dan tujuan bersama. Dalam Anggraeni (2014model ini memiliki tiga

    konsep yaitu penghargan tim, kemampuan individu, kesempatan yang sama untuk

  • 49

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    berhasil (Robert Slavin (1983). Selanjutnay Eileen Hilke (1990) mengungkapkan

    sasaran instruksi bagi model ini yaitu : (1) Untuk membantu kerjasama akademik

    denga sejumlah siswa. (2) Untuk mendorong hubungan positiv antar kelompok.

    (3) Untuk mengembangkan konsep penghargaan diri siswa. (4) Untuk

    meningkatkan kualitas akademik. Dari sararan tersebut dapat disimpulkan bahwa

    sasaran belajar berkelompok adalah antara perolehan dan proses. Sasaran

    perolehan dasar adalah untuk membantu siswa agar dapat melakukan setiap

    instruksi yang aa dlam suatu unit materi. Sasaran dasar proses adalah siswa harus

    berinteraksi dengan yang lainya untuk belajar. Hal ini buka berarti “Siswa harus

    belajar bekerja sama” tetapi “siswa harus bekerja sama untuk belajar”.

    3) Karakteristik Siswa

    Dalam http://evie4210.blogspot.com/ menjelaskan bahwa masa usia sekolah

    dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun

    hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama

    siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual

    dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi,

    kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan

    perkembangan fisik anak.

    Menurut Erikson yang dijelaskan dalam http://evie4210.blogspot.com/

    perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai memasuki

    dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini

    anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di

    samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah.

    Sedang menurut Thornburg (1984) yang dikemukakan kembali dalam

    http://evie4210.blogspot.com/ anak sekolah dasar merupakan individu yang

    sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap

    anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental

    mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan

    sosial maupun non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan

    http://evie4210.blogspot.com/http://evie4210.blogspot.com/http://evie4210.blogspot.com/

  • 50

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang

    menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan.

    Menurut Piaget ada lima faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu :

    kedewasaan (maturation), pengalaman fisik (physical experience), penyalaman

    logika matematika (logical mathematical experience), transmisi sosial (social

    transmission), dan proses keseimbangan (equilibriun) atau proses pengaturan

    sendiri (self-regulation ) Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar

    tertarik terhadap pencapaian hasil belajar.

    D. Metode Penelitian (PTK)

    Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas

    atau yang dalam bahasa Inggris disebut classroom action research (CAR),

    penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan

    yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas.

    Penelitian emansipatoris tindakan ini, yang pemakaian atau penamaannya

    berbeda-beda, seperti penelitian kelas (classroom research) karena penelitian

    untuk merubah perbaikan itu dilakukan di ruang kelas (Hopkins, 1993:1) dalam

    Wiriaatmadja (2012:4) namun Hopkins sendiri kemudian memakai istilah

    classroom action research pada saat penelitian itu memasuki tahap-tahap kegiatan

    yang harus dilakukan, dengan alasan bahwa istilah penelitian kelas mengingatkan

    kepada penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan (educational

    researchers) dengan menjadikan guru dan siswa sebagai objek penelitian yang

    berada di luar orbit kehidupan mereka (Hopkins, 1993:8).

    Menurut Harjodipuro dalam Iskandar (2011:22) yang dikemukakan

    kembali dalam Riswan (2013:39), menjelaskan bahwa:

    Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk

    memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru

    untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap

    praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. Penelitian tindakan

    kelas (PTK) bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan

    kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap

  • 51

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan

    proses pembelajaran.

    Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan suatu penelitian yang dilakukan

    di dalam kelas, kelas disini dimaksudkan pada suatu tempat adanya interaksi

    antara guru dan murid sehingga terjadinya proses belajar. Dengan demikian

    maksud dari kelas tersebut bisa di ruangan kelas, laboratorium, aula, dan lapangan

    untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Penelitian ini dilakukan dalam

    rangka memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses

    pembelajaran di kelas dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan

    pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

    Menurut Iskandar (2011:33) bahwa: secara lebih rinci, tujuan Penelitian

    Tindakan Kelas PTK sebagai berikut:

    a) Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil

    pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah.

    b) Membantu guru atau dosen, serta tenaga pendidikan lainnya mengatasi

    masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas.

    c) Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sistematis, empiris) mengapa

    masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan.

    d) Meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.

    e) Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga

    tercipta perbaikan dan meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran secara

    berkelanjutan.

    Adapun diagram untuk proses penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

    Acting

    Planning Observating

  • 52

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Reflecting

    Diagram 3.1 Konsep Pokok Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin (Prof

    Hamzah, Dkk (2012:86)

    Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian

    ini dilakukan dengan tindakan yaitu :

    a. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan

    penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan

    pembelajaran senam aerobik.

    b. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan

    guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah

    direncanakan.

    c. Pengamatan (observasi), yaitu guru dan peneliti mengamati

    (mencatat) proses pembelajaran senam aerobik di SD PN

    Setiabudhi. Ini bertujuan untuk mengetahui nilai kerjasama siswa

    pada saat melakukan aktivitas senam aerobik serta pemahaman dan

    kemampuan awal melakukan gerakkan dalam senam aerobik atau

    keterampilan senam aerobik.

    d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil

    yang telah dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan

    rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses

    belajarnya untuk dapat menguasai nilai kerjasama dalam senam

    aerobik serta upaya mengevaluasi yang dilakukan oleh siswa.

    e. Perencanaan Tindak Lanjut, maksudnya bila hasil perbaikan yg

    diharapkan belum tercapai pada siklus 1, maka diperlukan langkah

    lanjutan pada siklus 2. Satu siklus kegiatan merupakan kesatuan

    dari kegiatan perumusan masalah, perencanaan tindakan,

    pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan

    refleksi. Banyaknya siklus tidak dapat ditetapkan, dan karenanya

    perlu dibuatkan semacam kriteria keberhasilan, misal : dengan

  • 53

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    menggunakan prinsip belajar tuntas. Apabila tingkat perbaikan

    yang diharapkan tercapai minimal 75%, maka pencapaian itu dapat

    dikatakan sudah memenuhi kriteria.

    E. Rencana Tindakan

    Agar diperoleh data yang diperlukan, maka kehadiran peneliti dalam

    kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti hadir satu

    kali dalam setiap minggunya. Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sebagai

    aktor (guru) dalam pembelajaran senam aerobik. Peneliti berusaha untuk

    mengamati kegiatan subjek penelitian dalam pembelajarannya yang dilaksanakan

    dalam pembelajaran di lapangan.

    Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama berlangsungnya

    pembelajaran penjas, maka peneliti menentukan langkah-langkah siklus penelitian

    tindakan, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan tindakan, alternatif pemecahan,

    observasi, analisis dan refleksi.

    1) Perencanaan Tindakan

    Di dalam perencanaan kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu:

    a. Peneliti membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif.

    b. Peneliti membuat lembar observasi yaitu:

    1) Sebuah catatan kosong yang bertujuan untuk meihat dan mengamati

    bagaimana kondisi belajar mengajar di lapangan ketika model

    pembelajaran kooperatif diterapkan.

    2) Jurnal harian yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data dimana

    peneliti mencatat segala aspek pembelajaran dari awal pembelajaran

    sampai akhir pembelajaran.

    c. Peneliti berusaha menentukan alat bantu mengajar dengan menggunakan

    bilah, kardus dan sebagainya.

    d. Mendesain alat evaluasi. Peneliti mendesain alat evaluasi, karena

    disamping mengobservasi di lapangan, bagi peneliti juga sangat penting

  • 54

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    dan bahkan digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran itu sendiri dan

    peneliti mengamati dari alat evaluasi tersebut, maka, 1) apakah kerjasama

    siswa dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Pendekatan

    Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V (Lima) Sd Percobaan Negeri

    (Pn) Setiabudhi dapat meningkat?

    2) Pelaksanaan Tindakan

    Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru yang terlibat

    dalam penelitian tindakan. Langkak-langkah peneliti dalam pelaksanaan tindakan

    adalah sebagai berikut:

    a. Peneliti melaksanakan atau mengintervestasikan desain pembelajaran yang

    telah dirancang dalam skenario pembelajaran.

    b. Peneliti langsung melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan

    secara sadar, kritis, sistematis, dan objektif dengan menggunakan pemahaman

    aktivitas pembelajaran senam aerobic.

    3) Alternatif Pemecahan

    Dari hasil pelaksanaan tindakan peneliti berusaha memecahkan suatu

    permasalahan dari setiap pembelajaran yang dilakukan dengan tindakan-tindakan

    perbaikan atau pengulangan-pengulangan model pembelajaran yang diterapkan.

    4) Observasi

    Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti mengamati, memahami, melihat,

    apa yang didengar, diucapkan oleh perkataan, maka langkah-langkah peneiti

    untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

    a. Obsevasi langsung, yaitu obsevasi yang dilkukan dimana observer berada

    bersama objek yang diselidiki. Misalnya, observasi dan skenario pembelajaran.

    b. Observasi tidak langsung, yaitu obsevasi atau pengamatan yang dilakukan

    tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Misalnya,

    berupa dokumentasi dan catatan lapangan.

  • 55

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Dari kedua teknik tersebut ada beberapa teknik observasi yang peneliti

    gunakan yaitu:

    1) Obsevasi terbuka, yaitu proses pengamatan yang dilakukan melalui

    penstrukturan perekaman data dalam bentuk kategori pembelajaran.

    2) Obsevasi terfokus, yaitu proses pengamatan yang diarahkan kepada

    kategori prilaku pembelajaran yang dikehendaki.

    3) Observasi terstruktur, yaitu proses pengamatan yang digunakan untuk

    memotret sejauh mana siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan

    dengan pembelajaran.

    4) Observasi sistematis, yaitu proses pengamatan yang mengandalkan

    pengamatan kategori-kategori yang relatif rinci.

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan obeservasi sistematis. Dimana ada

    pedoman untuk menilai suatu yang diteliti, guna memudahkan observer dan tidak

    terlalu luas dalam menilai. Kerjasama (cooperation) adalah gejala saling

    mendekati untuk mengurus kepentingan bersama dan tujuan bersama (Polak,

    1985). Selain untuk mengurus kepentingan bersama, kerjasama pun harus

    terjalinnya komunikasi antar orang yang satu dengan orang yang lainnya, agar

    tidak terjadinya miss communication. Sebab jika sudah terjadi misscom maka

    suatu kelompok akan kehilangan keseimbangannya, ini akan merusak suasana

    dalam suatu kelompok.

    Berdasarkan definisi konseptual yang disebutkan di atas, maka terdapat

    beberapa kategori-kategori dalam penilaian atau dalam observasi yang berupa

    pedoman observasi, dimaksudkan agar pada saat pemberiaan nilai pada siswa

    terdapat standarisasi untuk menilai dan agar observer tidak merasa bingung saat

    pemberian nilai, adapun pedoman observasi yang telah dirancang adalah sebagai

    berikut:

    no pedoman Keterangan penilaian

    baik hebat super

    1. saling

    menghargai

    a. mendengarkan ide atau masukan dari teman.

    b. tidak mengejek teman

  • 56

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    c. tidak main-main saat membuat gerakan

    senam.

    2. interaksi siswa

    a. setiap siswa berani menyampaikan pendapat

    b. saling berkomunikasi antar anggota

    kelompok

    3. memotivasi

    orang lain

    a. membantu teman yang kesulitan

    b. memberi dukungan pada teman

    catatan Observer:

    Tabel 3.1

    Pedoman observasi

    5) Analisis dan Refleksi

    Dengan diberikan pemahaman aktivitas pembelajaran, maka hasil yang didapat

    dalam tahap-tahap observasi, peneliti dapat menganalisis dan merefleksi diri

    dengan melihat data bahwa kegiatan penelitian yang telah dilakukan telah dapat

    meningkatkan kerjasama siswa dalam mengikuti pembelajaran senam aerobik. Di

    samping data hasil observasi menggunakan pula skenario pembelajaran yang

    dibuat oleh peneliti pada saat peneliti selesai melakukan kegiatan pembelajaran.

    Data dari skenario pembelajaran dapat juga dipergunakan sebagai acuan bagi

    peneliti untuk dapat mengevaluasi diri sendiri. Adapun tabel perencanaan bisa

    dilihat pada tabel 2, sebagai berikut :

    SIKLUS I Perencanaan 1) Penerapan pembelajaran senam aerobic dengan permainan yang mengandung nilai

    kerjasama.

    Perencanaan

    Tindakan I

    1) Menentukan pokok bahasan 2) Mengembangkan skenario pembelajaran 3) Menyiapkan alat dan sumber belajar 4) Mengembangkan format evaluasi 5) Mengembangkan format observasi

    pembelajaran

    Tindakan I 1) Melakukan dengan menggunakan permainan jala ikan.

    2) Melakukan dengan menggunakan permainan kucing tangkap (kucing satu

    kucing semua).

    3) Melakukan permainan bola raja. 4) Melakukan dengan permainan kumpul

    angka (bertujuan untuk membentuk

    kelompok)

  • 57

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    5) Menugaskan siswa untuk membuat gerakan senam perkelompok.

    6) Melakukan berdoa.

    Pengamatan 1) Melakukan observasi dengan memakai format observasi tindakan I

    2) Mengamati secara langsung dengan format catatan lapangan tindakan I

    Refleksi 1) Evaluasi tindakan I 2) Mengevaluasi secara total berkenaan

    dengan proses dan hasil yang dicapai pada

    tindakan yang telah dilakukan untuk

    menentukan rencana tindakan dalam

    tindakan berikutnya

    SIKLUS I Perencanaan 1) Pengembangan program tindakan II 2) Menentukan pokok bahasan 3) Mengembangkan skenario pembelajaran 4) Menyiapkan alat dan sumber belajar 5) Mengembangkan format evaluasi 6) Mengembangkan format observasi

    pembelajaran

    Tindakan II 1) Melakukan dengan menggunakan permainan jala ikan.

    2) Melakukan dengan menggunakan permainan kucing tangkap (kucing satu kucing semua).

    3) Melakukan permainan bola raja. 4) Melakukan permainan kumpul angka

    (bertujuan untuk membentuk kelompok).

    5) Melakukan permainan tiru gaya. 6) Menugaskan siswa untuk membuat gerakan

    senam perkelompok.

    7) Melakukan berdoa.

    Pengamatan 1) Melakukan obsevasi dengan memakai format

    obsevasi tindakan II

    2) Mengamati secara langsung dengan format

    catatan lapangan tindakan II

    Refleksi 1) Evaluasi tindakan dua 2) Mengevaluasi secara total berkenaan dengan

    proses dan hasil yang dicapai pada tindakan

    yang telah dilakukan untuk menentukan

    rencana tindakan dalam siklus berikutnya.

    Siklus-siklus berikutnya jika tujuan belum tercapai

    Kesimpulan jika tujuan sudah tercapai

    Tabel 3.2

    Perencanaan tindakan kelas

  • 58

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    F. Instrumen dan Teknik Analisis Data

    1) Instrumen penelitian

    Instrumen penelitian selama kegiatan penelitian berlangsung adalah sebagai

    berikut :

    a. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model

    pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran senam aerobik.

    b. Peneliti membuat lembaran observasi pada saat pembelajaran senam aerobik

    yang bertujuan untuk melihat, mengamati, dan mengetahui segala sesuatu hal

    yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu berisi item-item

    tentang kejadian atau tingkah laku yang dirasakan ketika berlangsungnya

    pembelajaran senam aerobik.

    c. Membuat catatan lapangan untuk mengetahui kejadian-kejadian dilapangan

    yang berisi kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

    d. Mempersiapkan alat bantu pendukung peneliti yang akan digunakan seperti

    type/DVD Player, kaset dan lapangan.

    e. Menyiapkan peralatan dokumentasi yaitu kamera sebagai pelengkap dalam

    mengumpulkan data, dan merekam setiap kegiatan yang dilakukan.

    f. memberikan angket yang telah dibuat. Angket ini berisi point-point kerjasama

    yang merupakan alat untuk mengetahui terjadi atau tidaknya peningkatan

    kerjasama dalam proses pembelajaran senam aerobik melalui model pembelajaran

    kooperatif. Alat dalam sebuah penelitian dapat dikatakan dengan instrumen

    penelitian. Mengenai instrumen ini, Arikunto (2002:127) yang dikemukakan

    kembali oleh Dini (2014:46), sebagai berikut:

    Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data

    sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi.

    Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu

    dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena

    mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.

  • 59

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Oleh karena itu alat atau instrumen dalam sebuah penelitian mutlak harus ada

    sebagai bahan untuk pemecahan masalah penelitian yang hendak diteliti. Secara

    garis besar mengenai alat evaluasi ini Arikunto (2002:127) menyatakan bahwa:

    Menggolongkan evaluasi atas dua macam yaitu tes dan non tes. Adapun

    pengertian tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

    digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,

    kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Non

    tes adalah dengan mengamati sampel yang diteliti sesuai dengan

    kebutuhan penelitian sehingga diperoleh data yang diinginkan.

    Berdasarkan pengertian di atas mengenai tes maka sasaran yang ditinjau

    dari objek yang dievaluasi, perilaku sosial termasuk ke dalam nontes. Hal tersebut

    diperkuat dengan pernyataan Arikunto (2002:127-128) bahwa, “…macam Tes

    diantaranya adalah tes sikap (Attitude Test) yaitu alat yang digunakan untuk

    mengadakan pengukuran terhadap sikap seseorang.”

    Selanjutnya setelah mengetahui tes yang digunakan dalam penelitian, maka

    untuk mengetahui instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah dengan angket atau kuesioner. Mengenai angket atau

    kuesioner ini Arikunto (2002:128) menjelaskan sebagai berikut: “kuesioner adalah

    sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

    responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”

    Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut

    pandang dari cara menjawab. Pembagian dari sudut pandang tersebut dibagi

    menjadi dua macam yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Pengertian dari ke dua

    tersebut menurut Arikunto (2002:128-129) adalah sebagai berikut: Dipandang dari

    cara menjawab kuesioner dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Kuesioner Terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk

    menjawab dengan kalimat tersendiri.

    b. Kuesioner Tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

    responden tinggal memilih.

  • 60

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Sesuai dengan pengertian di atas maka penulis mengambil kuesioner untuk

    penelitian adalah kuesioner tertutup dengan maksud mempermudah pengisian

    bagi responden yang dijadikan subjek untuk penelitian. Kesimpulan yang dapat

    diambil berdasarkan uraian di atas maka penulis menentukan bahwa angket adalah

    seperangkat pernyataan yang harus dijawab oleh responden secara langsung untuk

    diungkapkan pengalaman yang telah dimilikinya. Adapun angket yang penulis

    gunakan adalah angket tertutup, maksudnya adalah angket yang disusun dalam

    bentuk pernyataan terbatas, tegas, lengkap, dan kongkret sehingga responden

    hanya diminta untuk mengisi jawaban pada halaman yang telah disediakan.

    Dengan demikian yang diperoleh dari responden tidak berupa uraian yang lebih

    rinci tetapi hanya membubuhkan jawaban yang sudah disediakan. Adapun kisi-

    kisi dari angket tersebut dapat dilihat di tabel 3.2.

    Komponen Sub Komponen Indikator No Soal Dalam Angket

    + −

    Kerjasama

    (Suherman,

    2001:86)

    Mengikuti Aturan 1. Di Dalam Kelas 1, 21 63, 41

    2. Di Luar Kelas 64, 42 2, 22

    Membantu Teman

    Yang Belum Bisa

    1. Pembelajaran Teori 3, 23 65,43

    2. Pembelajaran Praktek 66, 44 4, 24

    Ingin Semua Teman

    Bermain Dan

    Berhasil

    1. Kesempatan 5, 25 67, 45

    2. Dukungan 68, 46 6, 26

    3. Bimbingan 7, 27 69, 47

    4. Ajakan 70, 48 8, 28

    Memotivasi Orang

    Lain

    1. Penghargaan 9, 29 71, 49

    2. Pujian 72, 50 10, 30

    3. Himbauan 11, 31, 61 73, 51

  • 61

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Bekerja Keras

    Menerapkan Skill

    1. Tingkat Kesulitan Tugas 74, 52 12, 32, 62

    2. Penetapan Target 13, 33 75, 53

    Hormat Terhadap

    Orang Lain

    1. Guru 76, 54 14, 34

    2. Teman Sebaya 15, 35 77, 55

    3. Adik Kelas 78, 56 16, 36

    4. Kakak Kelas 17, 37 79, 57

    Mengendalikan

    Tempramen

    1. Teguran 80, 58 18, 38

    2. Koreksi/Perbaikan 19, 39 81, 59

    Memperhatikan

    Perasaan Orang Lain

    1. Simpati 60, 82 20, 40

    2. Ejekan 109, 86 110, 84

    Kerjasama Meraih

    Tujuan

    1. Giat Belajar 107, 90 108, 88

    2. Belajar Tambahan 105, 94 97, 92

    Menerima Pendapat

    Orang Lain

    1. Diskusi 93, 98 104, 96

    2. Sosialisasi Dengan Teman 101, 85 102, 100

    Bermain Secara

    Terkendali

    1. Proses Belajar Mengajar 89, 106 103, 87

    2. Diluar Proses Belajar

    Mengajar 99, 83 107, 95

    Tabel 3.3

    Kisi-Kisi Angket Kerjasama siswa

    a. Skala Penelitian

    Skala pada penelitian sangat berbeda dengan tes karena pengukuran

    instrumennya, mengukur mengenai derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki

    seseorang terhadap suatu objek. Adapun pengertian dari skala menurut Nurhasan

    dan Cholil (2007:348) yaitu, “Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan

    nilai-nilai terhadap subjek, objek atau perilaku dengan tujuan

  • 62

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    mengkuantifikasikan pengukuruan kualitatif.” Skala dibagi menjadi beberapa

    macam diantaranya adalah.

    a. Summated Rating Scales (Likert Scales). b. Equal-Spearing Scales (Thrustone Scales). c. Cummulative Scales (Guttman Scales) d. Sematic Differential Scales. (Nurhasan dan Cholil, 2007:348)

    Dari beberapa macam skala di atas, maka penulis mengambil salah satu

    skala yang berhubungan dengan penelitian yaitu Summated Rating Scales (Likert

    Scales) atau Skala Likert yang sudah terbukti bahwa skala teresebut sering

    digunakan untuk menentukan sikap/perilaku seseorang. Hal tersebut senada

    dengan pengertian Skala Likert yang dikemukakan oleh Nurhasan dan Cholil

    (2007:349) bahwa, “Skala Likert adalah suatu skala untuk menilai sikap seseorang

    terhadap suatu topik.” Kemudian Sukardi dalam Yusti (2010:24) menjelaskan

    sebagai berikut:

    Skala ini telah banyak digunakan oleh para peneliti guna

    mengukurpersepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau

    tingkah lakuyang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan

    beberap pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta

    memberikanpilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah

    disediakan,misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

    setuju.

    Dengan beberapa pengertian di atas, maka penulis mengartikan Skala Likert

    merupakan suatu penskalaan yang digunakan untuk menentukan sikap seseorang

    terhadap suatu topik dan menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan

    nilai skala. Distribusi respons atau pilihan jawaban yang dimaksud di atas yaitu

    dalam penskalaan terhadap suatu topik dapat diberikan nilai dengan alternatif

    pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tiada pendapat, tidak setuju, dan

    sangat tidak setuju. “cara memberikan nilai dilakukan dengan menyatakan

    perilakunya itu ke dalam lima alternatif pilihan jawaban yaitu: (1) Sangat setuju,

    (2) Setuju, (3) Tiada setuju, (4) tidak setuju, dan (5) Sangat tidak setuju.”

    (Nurhasan dan Cholil 2007:349)

  • 63

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Adapun kategori penskoran setiap butir pernyataan positif, yaitu 5,4,3,2,1.

    Sedangkan untuk kategori butir dengan pernyataan negatif, yaitu 1,2,3,4,5.

    Menurut Nurhasan dan Cholil (2007:349) pemberian skala skor pada setiap

    kategori pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot, terhadap lima

    alternatif pilihan jawaban yaitu.

    a. Untuk pernyataan yang positif, pemberian bobot pada setiap alternatif

    jawaban yaitu: 5, 4, 3, 2, 1. Jadi untuk alternatif pilihan sangat setuju

    diberi skor 5, setuju diberi skor 4, tiada pendapat (ragu-ragu) diberi skor 3,

    tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1.

    b. Untuk pernyataan yang negatif, pemberian bobot skor pada setiap

    alternatif pilihan jawaban, dengan urutan, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5. Untuk

    alternatif pilihan jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor

    2,tiada pendapat (ragu-ragu) diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 4, dan

    sangat tidak setuju diberi skor 5.

    Dari penjelasan diatas dapat gambarkan dengan tabel sebagai berikut:

    No. Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

    Positif Negatif

    1. Sangat Setuju 5 1

    2. Setuju 4 2

    3. Kurang Setuju 3 3

    4. Tidak Setuju 2 4

    5. Sangat tidak Setuju 1 5

    Tabel 3.4

    Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban

    Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa kuesioner

    dan skala Likert yang dipilih sesuai dengan permasalahan yang hendak penulis

    teliti, yaitu tentang meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran senam

    aerobik melalui model pembelajaran kooperatif. Dalam pelaksanaannya sampel

  • 64

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    dari populasi yang telah terlibat dalam kegiatan pembelajaran senam aerobik

    diberikan angket kerjasama.

    b. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

    a. Uji Validitas

    Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diuji cobakan

    ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

    1) Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan.

    2) Memberikan skor untuk keseluruhan jumlah butir pernyataan.

    3) Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan.

    Dengan rumus sebagai berikut:

    rxy = ( )( )

    √( ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) )

    Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment

    dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy > r kritis maka butir soal tersebut

    valid (Arikunto, 2003:73) dalam Saeful (2015:51)

    b. Uji Realibilitas Instrumen

    Dalam pengujian tingkat reliabilitas terhadap item tes yang digunakan

    dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode tes belah dua atau siflit

    half yaitu metode yang dibagi dua bagian antara butir pernyataan yang

    bernomor genap menjadi X dan yang bernomor ganjil menjadi Y, adapun

    langkah-langkahnya sebagai berikut: dalam pengujian tingkat reliabilitas

    untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis melakukan

    pendekatan sebagai berikut:

    1. Membagi butir pernytaan menjadi dua bagian pernyataan yang

    bernomor ganjil dan bernomor genap.

  • 65

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokkan

    menjadi variabel X dan skor butir-butir pernyataan yang bernomor

    genap dijadikan variabel Y.

    3. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang nomor ganjil

    dengan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan

    menggunakan rumus korelasi Person Product Moment , sebagai

    berikut:

    ( ) ( )

    √( ) ( ) ( )

    Keterangan :

    : koefisien yang dicari

    xy : jumlah perkalian skor x dan skor y

    ∑x : jumlah skor x

    ∑y : jumlah skor y

    n : jumlah banyaknya soal

    4. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan

    rumus Spearmen Brown dengan rumus sebagai berikut : =

    Keterangan :

    : Koefisien yang dicari

    .r : dua kali koefisien korelasi

    : satu tambah koefisien korelasi

    5. menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan

    oleh Sudjana dalam Matahari (2014:49) sebagai berikut: t = √

    keterangan :

    t : nilai yang dicari

    r : koefiaien seluruh tes

  • 66

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    n-2 : jumlah soal / pernyataan yang dikurangi dua.

    Dari hasil perhitungan tersebut Person Product Moment yang

    dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown, kemudian untuk

    menentukan nilai nilai item tes yang dihasilkan

    dimasukkan ke dalam rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan.

    2) Teknik Analisis Data

    1. Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif.

    Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah

    sebagai berikut:

    a. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan

    dengan cara menganalisis, mensinentesis, menerangkan, dan menyimpulkan.

    b. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan pengkatagorian dan

    pengklasifikasian. Hasil yangg diperoeh berupa pola-pola dan kecenderungan

    dalam pelaksaan pembelajaran senam aerobik.

    c. Menyimpulkan data dan memverifikasi data.

    G. Data dan Cara Pengambilannya

    1. Sumber Data: Sumber data penelitian ini adalah siswa SD Percobaan Negeri

    Setiabudhi Bandung.

    2. Jenis Data: Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang terdiri dari:

    a. Skenario pembelajaran

    b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

    c. Jurnal harian

    d. Dokumentasi (kamera/photo)

    3. Cara Pengambilan Data

    a. Data hasil belajar di ambil dari sekenario pembelajaran.

    b. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan

    diambil dengan menggunakan lembar observasi.

  • 67

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    c. Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan

    diambil dari jurnal harian.

    d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan palaksanaan didapat dari

    skenario pembelajaran dan lembar observasi.

    e. Data dokumentasi dilakukan pada proses belajar mengajar berlangsung.

    H. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data

    Data-data dalam penelitian ini akan diolah dengan tehnik sebagai berikut :

    a. Observasi

    Obsevasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung yang

    dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra peneliti ketika

    proses pembelajaran senam aerobik berlangsung dan bertujuan untuk

    mendapatkan data-data tentang suatu masalah yang muncul pada saat

    pembelajaran berlangsung, hingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat

    pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh. Observasi

    dapat artikan sebagai pengamatan dan pencatatan kejadian yang diselediki

    secara sistematik.

    1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran

    pada setiap tindakan penelitian yang sudah dilaksanakan.

    2. Menganalisis perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan

    catatan guru setelah tindakan-tindakan pembelajaran dilaksanakan

    3. Menganalisa hasil observasi awal pembelajaran aktivitas senam aerobik

    sebelum penerapan model kooperatif dengan observasi akhir pembelajaran

    aktivitas senam aerobik berlangsung melalui model kooperatif yang

    ditunjukkan dengan perubahan perilaku siswa terhadap penguasaan dan

    pemahaman tugas gerak dalam aktivitas senam aerobik.

    b. Catatan Lapangan

    Catatan lapangan adalah tulisan tentang semua kejadian yang muncul

    dan terlihat ketika proses pembelajaran senam aerobik berlangsung. Teknik

  • 68

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    ini digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul

    sehingga peneliti mengetahui kejadian-kejadian penting yang muncul dalam

    proses pembelajaran senam aerobik.

    CATATAN LAPANGAN

    Hari / tanggal :

    Tempat :

    Waktu :

    Siklus :

    Tindakan :

    Catatan :

    _________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

  • 69

    Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________

    _______________________________________________________________