-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMP NEGERI 1 Gempol yang
beralamat di
Jalan Semen Tiga Roda No 1. Penelitian dilakukan pada peserta
didik kelas VII
semester II SMP N 1 Gempol Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini selama 2 bulan dimulai dari 1 April
sampai 1 Juni
2014. Berikut ini adalah rincian kegiatan penelitian yang
disajikan dalam tabel
jadwal tahapan penelitian berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Tahapan Penelitian
No. Kegiatan April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1. Observasi √
2. Perizinan Penelitian √
3. Pembuatan Instrumen √
4. Validasi Instrumen √ √ √
5. Uji Coba Instrumen √
6. Eksperimen √ √
7. Pengumpulan Data √
8. Analisis Data √ √ √
9. Penyusunan Laporan √ √ √ √ √
3.2 Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dilakukan penulis adalah metode
eksperimen. Metode
eksperimen (Sugiyono, 2011: 107) diartikan sebagai metode
penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada
perlakuan
(treatment).
-
37
2. Desain Penelitian
Menurut E.A. Suchman, desain penelitian adalah semua proses
yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan. Dalam pengertian
yang lebih
sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan
analisis data saja.
(Mohamad Nazir, 2013: 84). Selanjutnya penulis menyajikan
langkah-langkah
dalam penelitian antara lain:
a. Tahap persiapan
Peneliti memilih masalah sesuai dengan wilayah kajian yang
telah
ditetapkan oleh jurusan, yaitu pengaruh metode pembelajaran.
Setelah itu
peneliti mengadakan studi pendahuluan dengan maksud untuk
menelusuri
apakah penelitian yang dilakukan oleh peneliti sudah pernah
dilakukan oleh
peneliti lain atau belum. Hal ini juga akan menjadi dasar untuk
menyusun
penelitian yang relevan. Selain itu, studi pendahuluan juga
dimaksudkan
untuk mengetahui konsep-konsep atau teori-teori yang erat
kaitannya dengan
masalah yang akan diteliti, hal ini akan menjadi dasar untuk
menyusun
deskripsi teoritik.
Selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian, kemudian
peneliti
mendaftarkan diri untuk mengikuti seminar proposal. Seminar
proposal
diseminarkan kepada Narasumber I dan II yang ditentukan oleh
jurusan.
Setelah melalui seminar dan mendapatkan revisi proposal sesuai
arahan
narasumber, peneliti meminta ACC ke narasumber. Proposal skripsi
yang
sudah di ACC oleh narasumber diajukan ke Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan
Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk diterbitkan SK
penunjukkan
baik SK pembimbing dan penelitian.
Peneliti mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian
kepada
Kepala SMP N 1 Gempol. Setelah mendapat izin dari pihak SMP N
1
Gempol, peneliti melakukan bimbingan dan konsultasi dengan
pembimbing I
dan pembimbing II mengenai penyusunan instrumen pengumpulan data
yang
akan digunakan peneliti untuk mengetahui validitas dan
realibilitas instrumen
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian.
b. Tahap pelaksanaan/pengumpulan data
Peneliti mengunjungi satu sekolah SMP Negeri 1 Gempol
Kabupaten
Cirebon, setelah instrumen pengumpulan data sudah divalidasi.
Sebelumnya
-
38
juga peneliti meminta ijin kepada guru matematika untuk
melakukan uji coba
angket motivasi belajar di kelas uji coba.
Peneliti dengan guru matematika tempat penelitian dilakukan
mengatur
jadwal penelitian yang disesuaikan dengan jadwal mengajar kelas
yang
ditunjuk sebagai kelas penelitian. Kemudian peneliti mengajar
sesuai jadwal
pelajaran yang telah ada sebelumnya, pembelajaran dilakukan
dengan
menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan metode yang akan
diteliti.
Mengajar dilaksanakan sebanyak 4x pertemuan.
Pada tahap ini, peneliti menyebarkan angket respon siswa
terhadap
penerapan pembelajaran TAI dan motivasi belajar matematika siswa
di kelas
eksperimen setelah pembelajaran TAI berlangsung. Melalui
instrumen
pengumpulan data untuk mengetahui respon siswa terhadap
penerapan
pembelajaran TAI, motivasi belajar matematika siswa, adanya
pengaruh
penerapan pembelajaran TAI terhadap motivasi belajar matematika
di SMP N
1 Gempol, serta seberapa besar pengaruhnya.
c. Tahap pengolahan data
Peneliti mengumpulkan data yang berupa angket dengan skala
likert.
Kemudian data-data yang diperoleh dari penelitian di SMP N 1
Gempol
diolah dan dianalisis untuk kemudian dapat disimpulkan dari
hasil
pengolahan dan analisis data tersebut.
d. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian
Peneliti menyusun laporan secara lengkap mulai dari Bab I
sampai
dengan Bab V beserta lampiran-lampirannya.
Desain penelitian eksperimen yang digunakan (Sugiyono, 2011:
110) adalah
bentuk desain eksperimen pre-eksperimental dengan memilih
One-Shot Case
Study. Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini
digambarkan pada bagan
seperti berikut:
Bagan 3.1
X = treatment yang diberikan (variabel independen)
yaitu penerapan pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI)
O = Observasi (variabel dependen) yaitu motivasi belajar
matematika
X O
-
39
Paradigma itu dapat dapat dibaca sebagai berikut : terdapat
suatu kelompok
yang diberi treatment/ perlakuan, dan selanjutnya diobservasi
hasilnya. (Treatment
sebagai variabel independen, dan hasilnya sebagai variabel
dependen).
Dalam penelitian ini terdapat satu kelompok yang menjadi
kelompok
eksperimen. Kelompok eksperimen ini diberi treatment/perlakuan.
Dalam proses
pembelajaran berlangsung, kelompok eksperimen diberi perlakuan
dengan
menerapkan pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
Setelah itu
kelompok eksperimen diukur motivasi belajar matematika siswa
dengan diberikan
angket respon siswa dan angket motivasi belajar. Hal ini
dilakukan untuk
mengetahui apakah pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI) dapat
memberikan dampak yang positif dalam menumbuhkan dan
membangkitkan
motivasi belajar matematika sehingga hasil belajarnya juga
baik.
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Riduwan (2010: 8), populasi adalah objek atau subjek
yang berada
pada wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII Semester 2
SMP N 1 Gempol Tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 316 siswa,
yang terbagi
menjadi 8 kelas. Adapun rincian data siswa kelas VII adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Data Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Gempol
No. Jenis
Kelamin
Kelas VII
VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H
1. Laki-laki 20 20 12 22 22 20 20 20
2. Perempuan 20 20 28 18 18 18 18 18
Jumlah 40 40 40 40 40 40 38 38
Sumber data: Dokumentasi TU SMP Negeri 1 Gempol – Cirebon
2. Sampel
Sampel menurut Riduwan (2010: 10) adalah bagian populasi yang
mempunyai
ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Teknik
pengambilan sampel
penelitian adalah purposive sampling. Purposive sampling
(Sugiyono, 2011: 124)
adalah teknik penentuan sampel dangan pertimbangan tertentu.
Sampel dalam
-
40
penelitian terdiri dari satu kelas yaitu kelas VII C yang
berjumlah 40 siswa dari 8
kelas di SMP Negeri 1 Gempol sebagai kelas eksperimen.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu instrumen
pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) dan instrumen motivasi belajar
matematika. Berikut
ini penulis memaparkan instrumen penelitian antara lain:
1. Instrumen Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
(Variabel X)
Instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk pembelajaran
Team
Assisted Individualization (TAI) adalah angket (kuesioner).
Angket (kuesioner)
adalah sebuah daftar pertanyaan yang diharus diisi oleh orang
yang akan diukur
(responden). Penulis menyebarkan angket kepada siswa bertujuan
mengukur
respon siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted
Individualization
(TAI). Sebelum angket disebarkan ke siswa terlebih dahulu
ditelaah oleh tim ahli
(Dosen-dosen jurusan matematika). Angket respon diberikan kepada
kelompok
eksperimen yaitu kelas VII C setelah pembelajaran Team
Assisted
Individualization (TAI) berlangsung.
Instrumen pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
adalah
angket (kuesioner) dengan menggunakan skala pengukuran instrumen
yaitu skala
likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena
tertentu. Skala likert
memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu: pernyataan positif dan
negatif. Pernyataan
positif diberi skor 5,4, 3, 2, dan 1; sedangkan penyataan
negatif diberi skor 1, 2, 3,
4, dan 5. Bentuk jawaban skala likert terdiri dari sangat
setuju, setuju, ragu-ragu,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Syofian Siregar, 2011:
138).
Instrumen penelitian untuk mengukur variabel X adalah angket
respon
siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI).
Angket respon siswa terhadap penerapan pembelajaran Team
Assisted
Individualization (TAI) ini memuat 30 pernyataan. Skala yang
digunakan skala
likert yang terdiri dari pernyataan yang positif dan negatif.
Bentuk jawaban skala
likert dalam angket respon siswa terhadap penerapan pembelajaran
Team Assisted
Individualization (TAI) terdiri atas sangat setuju, setuju,
ragu-ragu, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju. Panduan pemberian skor skala likert
untuk angket respon
-
41
siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI)
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Panduan Pemberian Skor Pada Skala likert Pada Angket Respon
Siswa
Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor
Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 4 Setuju (S) 2
Ragu-Ragu (RG) 3 Ragu-Ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5
Kisi – kisi instrumen digunakan untuk menyusun instrumen
pengumpulan
data. Adapun kisi-kisi instrumen angket respon siswa terhadap
penerapan
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat dilihat
pada lampiran
B pada tabel 3.4.
2. Instrumen Motivasi Belajar Matematika (Variabel Y)
Instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk motivasi
belajar
matematika adalah angket (kuesioner). Angket (kuesioner) adalah
sebuah daftar
pertanyaan yang diharus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Penulis
menyebarkan angket kepada siswa bertujuan mengukur motivasi
belajar
matematika siswa terhadap penerapan pembelajaran Team
Assisted
Individualization (TAI). Sebelum angket disebarkan ke siswa
terlebih dahulu
ditelaah oleh tim ahli (Dosen-dosen jurusan matematika).
Kemudian di uji
cobakan ke kelas yang bukan merupakan sampel penelitian. Angket
motivasi ini
di uji cobakan ke kelas VII B yang bukan sampel penelitian.
Setelah angket
motivasi ini diuji validitas dan reliabilitasnya maka angket
motivasi yang sudah
valid diberikan kepada kelas VII C sebagai kelas eksperimen.
Instrumen penelitian untuk mengukur variabel Y adalah angket
motivasi
belajar matematika. Angket motivasi belajar matematika siswa ini
memuat 30
pernyataan. Skala yang digunakan skala likert yang terdiri dari
pernyataan yang
positif dan negatif. Bentuk jawaban skala likert dalam angket
motivasi belajar
matematika siswa terdiri dari selalu, sering, kadang-kadang,
jarang, dan tidak
pernah. Panduan pemberian skor pada skala likert untuk angket
motivasi belajar
matematika siswa adalah sebagai berikut:
-
42
Tabel 3.5
Panduan Pemberian Skor Skala likert Pada Angket Motivasi Belajar
Matematika
Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor
Selalu 5 Selalu 1
Sering 4 Sering 2
Kadang-Kadang 3 Kadang-Kadang 3
Jarang 2 Jarang 4
Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 5
Kisi – kisi instrumen digunakan untuk menyusun instrumen
pengumpulan
data. Adapun kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar
matematika dapat dilihat
pada lampiran B pada tabel 3.6.
3. Definisi Konseptual
a. Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) (X)
Team Assisted Individualization (TAI) merupakan pembelajaran
yang
membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang
cara berfikir
yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang
membutuhkan
bantuan. Langkah-langkah pembelajaran Team Assisted
Individualization
(TAI) sebagai berikut:
a) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari
materi
pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh
guru.
b) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan
skor dasar atau skor awal.
c) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 4-5
siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat
kemampuan
(tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari
ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
d) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam
kelompok. Dalam
diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa
jawaban
teman satu kelompok.
e) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
-
43
f) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual
selesai
pembelajaran.
g) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan
nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor
kuis
berikutnya (terkini).
b. Motivasi Belajar Matematika (Y)
Motivasi belajar matematika adalah salah satu faktor belajar
efektif yang
mampu memberikan semangat, dorongan, kekuatan dalam diri peserta
didik
dalam melakukan pembelajaran demi terciptanya perubahan perilaku
peserta
didik dalam pembelajaran matematika. Motivasi ini dimiliki oleh
peserta didik
sebelum dan sesudah pembelajaran matematika. Motivasi muncul
bisa dari luar
atau dari dalam. Motivasi dari luar yaitu salah satunya dari
dorongan orang tua,
guru, dan yang lainnya. Motivasi dari dalam yaitu pentingnya
manfaat
pembelajaran matematika untuk dirinya sendiri karena setiap
kehidupan yang
kita jalani ada kaitan dengan ilmu matematika yang pelajari di
sekolah.
4. Definisi Operasional
a. Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ( Variabel
X)
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah skor
yang
didapat dari angket respon siswa pada pembelajaran dengan Team
Assisted
Individualization (TAI) melalui proses pembelajaran siswa mulai
dari
mengerjakan tugas secara individu dan kelompok, kemudian
membentuk
kelompok belajar untuk berdiskusi dalam pembelajaran matematika
sehingga
adanya tanggung jawab secara individu dan kelompok.
b. Motivasi Belajar (Variabel Y)
Motivasi belajar adalah skor yang didapat dari aspek efektif
melalui
kegiatan siswa meliputi rasa semangat, dorongan, kekuatan dalam
diri peserta
didik dalam melakukan pembelajaran demi terciptanya perubahan
perilaku
peserta didik.
Motivasi yang ada sebelum pembelajaran dimulai juga dapat
menentukan
proses pembelajaran ke depan. Oleh karena itu apabila timbul
motivasi awal
dalam pembelajaran yang kuat dalam belajar maka proses
pembelajaran akan
berjalan dengan baik. Namun, motivasi dari guru juga penting
terutama dalam
penerapan model pembelajaran yang menimbulkan siswa bertanggung
jawab
-
44
pada dirinya sendiri dan kelompok. Untuk melihat motivasi
belajar, penulis
menggunakan angket dan untuk melihat ada/ tidak ada pengaruh
penerapan
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik
pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan penelitian.
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
melakukan
observasi dan menyebarkan angket kepada siswa.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan
penelitian
langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang
mendukung
kegiatan penelitan, sehingga didapat gambaran jelas tentang
kondisi objek
penelitian tersebut (Syofian Siregar, 2011: 134). Observasi ini
dilakukan secara
tidak langsung artinya peneliti hanya menuliskan motivasi awal
siswa sebelum
diterapkannya pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI).
b. Angket
Angket (Kuosioner) adalah suatu teknik pengumpulan data
informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan
karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bias
terpengaruh
oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada
(Syofian Siregar,
2011: 132). Angket dalam penelitian digunakan untuk mengetahui
respon
siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted
Indivualization (TAI)
dan motivasi belajar matematika setelah dilakukan penerapan
pembelajaran
Team Assisted Individualization (TAI).
3.5 Uji Coba Instrumen
Instrumen dalam penelitian adalah angket. Angket yang digunakan
penulis adalah
angket respon siswa terhadap penerapan pembelajaran Team
Assisted
Individualization (TAI) dan angket motivasi belajar matematika.
Instrumen angket
respon siswa dan motivasi divalidasi oleh dosen. Lembar telaah
instrumen angket
dapat dilihat pada lampiran B.
Instrumen angket respon siswa sudah ditelaah oleh validasi ahli
(dosen-dosen).
Setelah angket respon siswa divalidasi kemudian langsung
diberikan ke kelas
eksperimen yang telah diberikan perlakuan dengan menerapkan
pembelajaran Team
-
45
Assisted Individualization (TAI). Adapun instrumen angket respon
siswa terhadap
penerapan pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
dapat dilihat pada
lampiran B halaman 157.
Sebelum angket motivasi belajar dipakai dalam penelitian maka
angket harus
melalui uji coba instrumen. Uji coba ini dilakukan untuk
menentukan apakah
instrumen angket valid dan reliabel/ tidak. Setelah instrumen
diuji coba baru
instrumen itu digunakan dalam penelitian.
1. Pengujian Validitas
Validitas atau kesahihan (Syofian Siregar, 2011: 162) adalah
menunjukan
sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur
(valid
measure if it successfully measure the phenomenon).
Uji validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan
validitas empirik
adalah sebagai berikut:
1) Validitas konstruk
Konstruk (Syofian Siregar, 2011: 163-164) adalah kerangka dari
suatu
konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan
dengan
kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep
yang
diukurnya. Menurut Jack R.Fraenkel, validasi konstruk (penentuan
validitas
konstruk) merupakan yang terluas cakupannya disbanding dengan
validasi
lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi
dan
validasi kriteria.
Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat
ahli
(judgment expert). Oleh karena itu, insrtumen dalam penelitian
ini
menggunakan validasi ahli. Jumlah tenaga ahli yang digunakan
dalam
penelitian ini ada tiga dosen. Angket respon siswa terhadap
penerapan
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan angket
motivasi
belajar matematika siswa dilakukan validasi ahli.
2) Validitas Empirik
Validitas empirik (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman,
2007:
30) adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil
pengalaman. Sebuah
instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas apabila sudah
diuji
-
46
pengalaman. Dengan demikian syarat instrument dikatakan
validitas apabila
sudah terbukti pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba.
Dalam hal ini, peneliti membuat instrumen penelitian yaitu
tentang angket
motivasi belajar matematika siswa. Untuk mengetahui validitasnya
peneliti melakukan
uji coba instrumen penelitian kepada responden yang bukan
merupakan sampel dalam
penelitian.
Angket uji coba motivasi belajar berjumlah 30 pernyataan. Angket
uji coba
motivasi belajar matematika dapat dilihat pada lampiran B
halaman 160. Uji coba
instrumen angket motivasi belajar menggunakan program SPSS
16.00. Adapun
langkah-langkah uji validitas dengan bantuan SPSS 16.00 (Syofian
Siregar, 2011:168-
172) dapat dilihat pada lampiran B halaman 169. Adapun hasil
skor tiap nomor item
pernyataan uji coba dari angket motivasi belajar matematika
dapat dilihat pada
lampiran B pada tabel 3.7 halaman 165.
Berdasarkan uji coba validitas dengan menggunakan program SPSS
maka didapat
masing-masing 20 penyataan angket motivasi belajar yang valid
yaitu item 1, 2, 3, 5,
6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 23, 25, 26, 27, 28 dan 29.
Hasil perhitungan validitas
uji coba angket motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran B
pada tabel 3.8 halaman
168.
Angket motivasi belajar matematika yang disebar ke kelas
eksperimen berjumlah
20 pernyataan. Adapun instrumen angket motivasi belajar
matematika dapat dilihat
pada lampiran B halaman 163.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yag
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Teknik
yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu instrumen penelitian
adalah teknik
alfa cronbach (Syofian Siregar, 2011: 173-176).
Uji reliabilitas dalam uji coba instrumen angket ini menggunakan
program
SPSS 16.00. Langkah-langkah uji reliabilitas dengan bantuan SPSS
(Syofian
Siregar, 2011: 198-201) dapat dilihat pada lampiran B halaman
169.
-
47
Melalui langkah-langkah uji reliabilitas diatas maka didapat
Output SPSS
dari reliabilitas uji coba angket motivasi belajar. Output SPSS
dari reliabilitas uji
coba angket motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran B tabel
3.9 halaman 168.
3.6 Teknik Analisis Data
Sebelum melakukan analisis data, penulis menentukan skala
pengukuran yang
tepat. Menurut Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman (2007:
54-55) bahwa
skala pengukuran yang dipilih oleh peneliti berkaitan sekali
dengan teknik analisis
data yang digunakan. Oleh karena itu, setiap skala pengukuran
yang tidak memenuhi
syarat dilakukannya suatu teknik analisis tertentu, harus
dirubah atau dikonversi ke
dalam skala pengukuran yang sesuai dengan teknik analisis yang
akan digunakan.
Data penelitian yang berbentuk ordinal mengisyaratkan peneliti
menggunakan skala
pengukuran minimal data interval. Maka peneliti menaikan tingkat
pengukuran
ordinal menjadi interval. Salah satu metode konversi data yang
sering digunakan
peneliti adalah metode successive interval.
Skala pengukuran yang digunakan peneliti adalah skala likert
yang berbentuk
data ordinal. Data respon siswa (variabel X) dengan alternatif
jawaban angket respon
siswa sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju. Data
motivasi belajar (variabel Y) dengan alternatif jawaban angket
adalah selalu, sering,
kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Data respon siswa dan
data motivasi belajar
merupakan data ordinal. Data ordinal merupakan data kualitatif
yang memiliki ciri
membedakan, mengurutkan, memperingkatkan, dan berjenjang (bukan
berupa angka
tapi berupa kata atau kalimat seperti sangat setuju, setuju,
ragu-ragu, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju). Data ordinal dapat diolah dalam analisis
data ketika data itu
berbentuk data interval. Oleh karena itu, peneliti menaikan data
ordinal ke data
interval setelah itu peneliti dapat melanjutkan ke teknik
analisis data yang digunakan
peneliti.
Berdasarkan teori dalam buku dan data yang dikumpulkan dalam
penelitian
maka peneliti menggunakan metode successive interval untuk
menaikan data respon
siswa dan motivasi belajar dari pengukuran ordinal ke
interval.
1. Metode Successive Interval
Menurut Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman (2007: 55-
73)
bahwa metode successive interval adalah metode untuk menaikan
tingkat
pengukuran ordinal ke interval.
-
48
Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data
ordinal ke
data interval melalui method of successive intervals adalah:
1) Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab
(memberikan)
respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.
2) Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden
(n), kemudian
tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden
tersebut.
3) Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi
kumulatif untuk
setiap alternatif jawaban responden
4) Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai
z untuk
setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap
alternatif jawaban
responden tadi.
5) Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z
dengan menggunakan
rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at upper
limit) dibagi
(Area under upper limit dikurangi Area under lower limit).
6) Malakukan transformasi nilai skala (transformed scale value)
dari nilai skala
ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|.
Dengan
catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar
diubah menjadi
sama dengan satu (=1).
Kegiatan menaikkan jenis skala pengukuran ordinal ke interval,
dengan
metode successive interval dapat dioperasikan dengan salah satu
program
tambahan pada Microsoft Excel yaitu Program Successive Interval.
Selanjutnya
untuk mengkonversikan skor kategori ordinal ke dalam skor
kategori interval
dengan bantuan Program Successive Interval pada Microsoft Excel,
dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet)
Excel.
2. Klik “Analize”.
3. Klik “Successive Interval”
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog
input,
dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog, kemudian Check list pada Input Label in
first now
6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan pada Max Value
isikan/pilih 5.
Inget pengisian Option Min Value dan Max Value ini, harus
disesuaikan
dengan kategori/alternative jawaban angket.
-
49
7. Masih pada Option, Check list Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell output, hasilnya akan
ditempatkan di
sel mana. Lalu Klik Ok.
Selanjutnya penulis merekapitulasi data respon siswa dan
motivasi belajar
yang sudah diolah dengan metode successive interval.
Rekapitulasi data terdiri atas
alternatif jawaban, skor kategori ordinal, dan skor kategori.
Berikut rekapitulasi
data respon siswa dan data motivasi belajar dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.10
Rekapitulasi Data Respon Siswa
Alternatif Jawaban Skor Kategori
Ordinal
Skor Kategori
Interval
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
Tabel 3.11
Rekapitulasi Data Motivasi Belajar
Alternatif Jawaban Skor Kategori
Ordinal
Skor Kategori
Interval
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Jarang
Tidak Pernah
5
4
3
2
1
Setelah peneliti melakukan metode successive interval pada data
angket respon
siswa dan motivasi belajar maka didapat data angket respon siswa
dan motivasi
belajar yang berbentuk data interval. Data respon siswa dan
motivasi belajar kemudian
dapat dilakukan teknik analisis data.
Teknik analisis data (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman,
2007: 52)
dapat diartikan sebagai cara melakukan analisis data, dengan
tujuan mengolah data
tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau
sifat-sifat datanya dapat
dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk manjawab
masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik dengan deskripsi data
maupun membuat
induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi
(parameter)
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).
-
50
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Perhitungan Persentase
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik teknik
persentase
(Anas Sudijono, 2009: 43) sebagai berikut:
𝑃 =𝐹
𝑁 𝑥 100%
Keterangan: P = angka persentase
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = jumlah frekuensi/banyaknya individu
Untuk menjawab rumusan masalah 1 dan 2 dalam penelitian, penulis
membagi
jumlah skor hasil penelitian dengan skor ideal/kriterium. Skor
ideal adalah skor
yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap
pertanyaan
memberi jawaban dengan skor tertinggi (Sugiyono, 2011: 246)
Untuk menganalisis baik atau tidaknya angket penerapan Team
Assisted
Individualization (TAI), penulis menggunakan rumus persentase
skor ideal sebagai
berikut:
%100A
XP
Keterangan:
P = persentase
X = jumlah skor hasil pengumpulan data
A = jumlah skor kriterium
Untuk menginterpretasi data di atas, penulis menggunakan skala
persentase
menurut Riduwan (2006: 41) sebagai berikut:
Tabel 3.12
Tabel Kriteria Persentase Angket
0 20% 40% 60% 80% 100%
No Skor (%) Kriteria
1 0 – 20 Sangat Lemah
2 21 – 40 Lemah
3 41 – 60 Cukup
4 61 – 80 Kuat
5 81 – 100 Sangat Kuat
-
51
Sangat lemah lemah cukup kuat sangat kuat
2. Persyaratan Uji Hipotesis
1) Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal
tidaknya
suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan
dengan ketepatan
pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Pengujian
normalitas ini harus
dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel
yang diteliti
adalah normal (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:
289).
Uji normalitas dalam penelitian menggunakan SPSS yaitu uji
normalitas
residual. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov.
Data
dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih
dari 0,05. Pengujian
normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Kolmogorov-
Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS (Suliyanto, 2005: 67-72)
dapat
dilihat pada lampiran B halaman 170.
2) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor
setiap
variabel varians yang homogen (Ating Somantri dan Sambas Ali
Muhidin, 2006:
294).
Langkah-langkah untuk mengetahui homogenitas dalam penelitian
ini
menggunakan bantuan SPSS (Ipin Aripin, 2013: 15) dapat dilihat
pada lampiran
B halaman 170.
3. Pengujian Hipotesis
1) Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana bertujuan tidak hanya mengukur
derajat keeratan
hubungan tetapi juga menduga besarnya arah hubungan itu serta
menduga
besarnya variabel dependen jika variabel independen diketahui.
Bentuk akhir
dari analisis regresi adalah diperolehnya persamaan regresi
linear berbentuk : y
= a + bx (Subana dkk, 2005: 138).
Untuk menghitung koefisien regresi juga menggunakan bantuan
SPSS
(Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007: 191-193) dapat
dilihat
pada lampiran B halaman 170.
-
52
2) Uji Linieritas
Langkah-langkah uji linieritas dengan bantuan SPSS (Sambas Ali
Muhidin
dan Maman Abdurrahman, 2007: 95-98) dapat dilihat pada lampiran
B halaman
171.
3) Uji korelasi (r)
Perhitungan uji signifikansi korelasi pearson (r) dalam
penelitian dengan
bantuan program SPSS. Adapun langkah-langkah menghitung korelasi
product
moment (r) (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007:
125-127)
dapat dilihat pada lampiran B halaman 171.
Adapun pedoman yang digunakan dalam memberikan interpretasi
koefisien
menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2011: 257)
4) Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t.
Rumus dari
uji-t adalah
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟 𝑛−2
1−𝑟2
(Riduwan, 2010: 229)
Keterangan : t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil 𝑟ℎ𝑖𝑡
n = jumlah responden
Dengan kaidah pengujian : Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka
signifikan
Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tidak signifikan
Kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis ialah jika Ho
ditolak dan Ha
diterima jika harga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
-
53
5) Koefisien Determinasi
Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y
dapat
ditentukan dengan rumus koefisien determinasi (Riduwan, 2010:
228) sebagai
berikut:
KP = r2 x 100%
Keterangan: KP = Besarnya koefisien penentu (determinasi)
r = Koefisien korelasi
6) Hipotesis Statistika
Hipotesis statistik yang diajukan peneliti (Riduwan, 2010: 181)
adalah:
H0 : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0
Dengan H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan pembelajaran Team
Assisted
Individualization (TAI) terhadap motivasi siswa dalam
pembelajaran
matematika
Ha: Terdapat pengaruh penerapan pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) terhadap motivasi siswa dalam
pembelajaran
matematika