64 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Pada kesempatan kali ini, penulis akan menjelaskan beberapa kegiatan yang dilakukan terkait dengan Perancangan Desain Layout Dekorasi Matahari Department Store Plaza Surabaya Tema Ramadhan. Karena Matahari Department Store merupakan salah satu perusahaan retail terbesar, maka kami sebagai VMA (Visual Merchandise Artist ) dituntut untuk tidak main-main dan harus lebih serius dalam merancang desain layout yang dekoratif agar mampu menarik pengunjung dan meningkatkan penjualan tentunya. Penulis berusaha menganalisis dan mempelajari setiap kegiatan yang dilakukan sebagai Visual Merchadising di Matahari Plaza Surabaya yang terkait dengan Tema Ramadhan, karena di Matahari Plaza Surabaya pada setiap bulannya berganti acara atau tema yang berlangsung itu semua disesuaikan dengan Matahari Department Store pusat Desain Layout Dekorasi dengan tema Ramadhan ini diadakan setiap 1 tahun sekali karena bertepatan dengan perayaan bulan suci dan menyambut hari raya Idul Fitri. Ini adalah salah satu strategi promosi yang dilakukan oleh Matahari Department Store untuk menjual produk atau barang-barangnya dalam jumlah yang besar, untuk itu perlu dilakukan sebuah rancangan desain layout dekorasi dengan tema Ramadhan, yang lebih menonjolkan elemen-elemen desain yang identic dengan bulan suci Ramadhan serta hari raya Idul Fitri.
14
Embed
BAB III METODE PERANCANGAN - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1429/4/BAB_III.pdf · keteraturan tata letak produk sehingga dapat sesuai dengan harapan konsumen. Yang kedua keseluruhan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
64
BAB III
METODE PERANCANGAN
3.1 Metodologi
Pada kesempatan kali ini, penulis akan menjelaskan beberapa kegiatan
yang dilakukan terkait dengan Perancangan Desain Layout Dekorasi Matahari
Department Store Plaza Surabaya Tema Ramadhan. Karena Matahari Department
Store merupakan salah satu perusahaan retail terbesar, maka kami sebagai VMA
(Visual Merchandise Artist ) dituntut untuk tidak main-main dan harus lebih
serius dalam merancang desain layout yang dekoratif agar mampu menarik
pengunjung dan meningkatkan penjualan tentunya. Penulis berusaha menganalisis
dan mempelajari setiap kegiatan yang dilakukan sebagai Visual Merchadising di
Matahari Plaza Surabaya yang terkait dengan Tema Ramadhan, karena di
Matahari Plaza Surabaya pada setiap bulannya berganti acara atau tema yang
berlangsung itu semua disesuaikan dengan Matahari Department Store pusat
Desain Layout Dekorasi dengan tema Ramadhan ini diadakan setiap 1
tahun sekali karena bertepatan dengan perayaan bulan suci dan menyambut hari
raya Idul Fitri. Ini adalah salah satu strategi promosi yang dilakukan oleh
Matahari Department Store untuk menjual produk atau barang-barangnya dalam
jumlah yang besar, untuk itu perlu dilakukan sebuah rancangan desain layout
dekorasi dengan tema Ramadhan, yang lebih menonjolkan elemen-elemen desain
yang identic dengan bulan suci Ramadhan serta hari raya Idul Fitri.
65
3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Observasi
Metode ini merupakan bahan pertimbangan perancangan konsep desain
layout dekorasi pada show window dan lain sebagainya sehingga menciptakan
nuansa yang berbeda, karena mempunyai karakter dan keunikan masing-masing
disetiap toko.
Observasi yang dilakukan menentukan karakter konsep desain layout
dekorasi Matahari Plaza Surabaya dengan menggunakan tema Ramadhan. Dalam
langkah ini penulis melakukan analisis terhadap kebutuhan dan kekurangan yang
dimiliki Matahari Plaza Surabaya ditahun sebelumnya, serta membandingkan dan
mengamati desain layout dekorasi yang dimiliki oleh department store yang lain
yang bergerak dibidang yang sama yakni bidang retail. Hal ini dilakukan untuk
menegtahui konsep dengan bentukan seperti apa saja yang mewakili desain layout
dekorasi Ramadhan, lalu karakter dan keunikan yang seperti apa yang perlu
diciptakan untuk menarik pengunjung agar datang ke Matahari Plaza Surabaya.
Berdasarkan analisi yang diperoleh dari hasil observasi berupa referensi
dari toko-toko yang juga di bidang yang sama akan dapat ditentukan nantinya
seperti apa konsep dan bentuk seperti apa yang ditonjolkan ketika tema bulan suci
Ramadhan karena tidak hanya show window yang akan di desain tetapi booth,
center point, kassa dan lainnya dengan memberikan nuansa Ramadhan juga
tentunya.
66
3.2.2 Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah
dengan bercakap-cakap secara tatap muka.
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses
wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview
dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu
yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak
terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek
(check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.
Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan
tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus
menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung
(Patton dalam poerwandari, 1998)
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan
metode wawancara :
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang
diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer
dengan memberikan penjelasan.
67
b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing
individu.
c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah
tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga
memiliki kelemahan, yaitu :
a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunanya kurang baik.
b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang
sesuai.
c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang
akurat.
d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar
oleh interviwer.
3.2.3 Briefing
Dari kata Brief dalam www.sribu.com adalah sebuah deskripsi dari desain
yang dibutuhkan sehingga dapat menjadi pembeda dari competitor yang ada, brief
akan sangat membantu dalam perancangan desain yang dihasilkan nanti. Briefing
artinya pertemuan rutin maupun tidak rutin yang bertujuan untuk
mengkomunikasikan suatu progress dan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas
yang ada guna mencapai tujuan tertentu, briefing membutuhkan waktu yang lebih
sedikit dan dapat dilakukan secara lebih informal, briefing merupakan media