BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Penelitan Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka dilakukan pengujian untuk mengukur kadar asap yang dapat disepositkan menggunakan alat ini. Percobaan yang dilakukan adalah mengukur kadar asap yang keluar dari ujung test section dengan perbedaan temperatur antara plat panas dan plat dingin yang berbeda-beda. Perbedaan temperatur antara plat panas dan plat dingin yang diuji yaitu 0°, 10°, 20°, 30° ,40° ,50° ,dan 60°, percobaan hanya dilakukan sampai ∆T 60° hal ini dikarenakan keterbatasan alat Untuk mencapai ∆T 60° maka suhu yang harus dicapai pada plat panas adalah 90°. Apabila suhu tersebut ditingkatkan lagi dikhawatirkan akan merusak alat. 3.2 Metode pengukuran kadar asap Dalam penelitian ini ada beberapa metode pengukuran asap yang telah dilakukan. Metode-metode tersebut adalah : 3.2.1 Air sampling dengan menggunakan filter paper Metode ini dilakukan dengan cara melewatkan udara yang ingin di uji ke filter paper yang mempunyai porositas tertentu. Namun sebelumnya filter yang masih baru ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan yang mempunyai ketelitian cukup tinggi. Dan setelah pengambilan sampling udara, filter tersebut ditimbang kembali untuk mendapatkan berat partikel yang tertangkap oleh filter tersebut. Namun kendala ketika memakai alat ini dikarenakan prosesnya yang cukup lama. Dan untuk mendapatkan suplai asap rokok terus-menerus secara konstan juga merupakan hal yang sulit. Unttuk mendapatkan kondisi yang sama dari beberapa percobaan juga sulit dikarenakan suplai asap rokok untuk setiap percobaan pasti ada perbedaan. 27 Universitas Indonesia Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
16
Embed
BAB III METODE PENGUJIAN - lontar.ui.ac.id Alat ini digunakan untuk menghitung jumlah partikel yang ada di ... ingin digunakan untuk memasukan asap rokok maka pada suction alat ini
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Penelitan
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka
dilakukan pengujian untuk mengukur kadar asap yang dapat disepositkan
menggunakan alat ini. Percobaan yang dilakukan adalah mengukur kadar asap
yang keluar dari ujung test section dengan perbedaan temperatur antara plat
panas dan plat dingin yang berbeda-beda. Perbedaan temperatur antara plat
panas dan plat dingin yang diuji yaitu 0°, 10°, 20°, 30° ,40° ,50° ,dan 60°,
percobaan hanya dilakukan sampai ∆T 60° hal ini dikarenakan keterbatasan alat
Untuk mencapai ∆T 60° maka suhu yang harus dicapai pada plat panas adalah
90°. Apabila suhu tersebut ditingkatkan lagi dikhawatirkan akan merusak alat.
3.2 Metode pengukuran kadar asap
Dalam penelitian ini ada beberapa metode pengukuran asap yang telah
dilakukan. Metode-metode tersebut adalah :
3.2.1 Air sampling dengan menggunakan filter paper
Metode ini dilakukan dengan cara melewatkan udara yang ingin di uji
ke filter paper yang mempunyai porositas tertentu. Namun sebelumnya filter
yang masih baru ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan yang
mempunyai ketelitian cukup tinggi. Dan setelah pengambilan sampling udara,
filter tersebut ditimbang kembali untuk mendapatkan berat partikel yang
tertangkap oleh filter tersebut. Namun kendala ketika memakai alat ini
dikarenakan prosesnya yang cukup lama. Dan untuk mendapatkan suplai asap
rokok terus-menerus secara konstan juga merupakan hal yang sulit. Unttuk
mendapatkan kondisi yang sama dari beberapa percobaan juga sulit dikarenakan
suplai asap rokok untuk setiap percobaan pasti ada perbedaan.
27 Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
28
Gambar 3.1 Filter Paper
3.2.2 Aerosol Particle Counter
Alat ini digunakan untuk menghitung jumlah partikel yang ada di
suatu sampel udara berdasarkan diameter partikelnya. Jadi hasil dari pengujian
manggunakan alat ini adalah misalnya untuk diameter partikel 0.5 μm dalam
suatu ruangan berjumlah 100.000 partikel. Alat yang digunakan dalam
pengujian ini adalah Handheld Particle Counter merk Kanomax model 3887
Namun ketika dilakukan pengujian terhadap penelitian ini didapatkan bahwa
alat tersebut tidak mampu untuk mengukur sampel udara yang keluar dari alat
ini. Dari hasil analisa didapatkan bahwa alat tersebut di desain untuk
pengukuran udara yang bersih. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur
kualitas udara pada cleanroom. Sedangkan untuk mendapatkan kondisi awal
diperlukan pengukuran untuk asap rokok yang cukup pekat.
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
29
Gambar 3.2 Handheld Particle Counter merk Kanomax model 3887
3.2.3 CO2 meter NDIR
Dari hasil percobaan menggunakan CO2 meter didapatkan kadar CO2
yang ada di dalam suatu ruangan berupa ppm. Alat yang di coba dalam
penelitian kali in adalah TES 1370 NDIR CO2 meter Namun ketika di
aplikasikan untuk pengujian alat thermal precipitator ini tidak bisa
mendapatkan hasil pengujian yang diinginkan karena belum tentu di dalam asap
roko yang pekat terdapat kadar CO2 yang banyak pula.
Gambar 3.3 TES 1370 NDIR CO2 meter
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
30
3.2.4 Gas Sensor
metode merupakan metode yang paling cocok untuk diaplikasikan
dalam pengukuran kadar asap rokok. Gas sensor merupakan suatu alat yang bisa
diaplikasikan untuk mengukur kadar asap. Karena alat ini mempunyai
sensitivitas yang cukup tinggi apabila terdapat kandungan asap di udara. Sensor
yang digunakan yaitu Figaro TGS 2600 sensor ini di desain untuk mendeteksi
indoor air pollutant seperti polusi dari asap rokok. Sensor ini memiliki Sensor
ini akan memiliki hambatan yang berubah-ubah sesuai dengan kadar gas yang
di deteksinya. Semakin tinggi kadar gas maka hambatan yang ada di dalam
sensor tersebut akan menurun.
Untuk mendapatkan data mengenai kadar dari udara yang di deteksi
menggunakan sensor ini maka dibutuhkan microcontroller sebagai penyalur
daya dan juga penerima signal dari sensor. Microcontroller menerima signal
berupa voltase dari sensor. Voltase di proses di dalam alat ini dan ditampilkan
di LCD dalam bentuk Rgas/Rudara.
Untuk mendapatkan nilai kadar asap dalam ppm. Nilai Rgas/Rudara
tadi dijadikan acuan untuk mencari nilai ppmnya di dalam grafik.
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
31
gambar 3.4 grafik Rs/Ro vs gas concentration
(sumber : TGS 2600 data sheet)
dari grafik dapat dilihat bahwa semakin kecil hambatan pada sensor
maka itu menunjukan bahwa kadar asap yang ada di udara juga semakin tinggi.
3.2.4.1 Skema pemasangan sensor pada alat
Dalam penelitian ini perlu dilakukan pengukuran kadar asap sebelum
dan sesudah test section. Oleh karena itu sensor diletakan pada box penampung
asap untuk mendapatkan kadar asap yang sama dari setiap percobaan. Sebuah
sensor lagi diletakan di ujung test section untuk mengukur perbedaan kadar asap
di setiap percobaan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar
asap yang keluar dari ujung test section dalam kondisi perbedaan temperatur
anatara dua plat sejajar berbeda-beda. Berikut merupakan skema pemasangan
sensor pada peralatan thermal precipitator ini.
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
32
Gambar 3.5 skema pemasangan sensor pada alat
Keterangan untuk gambar 3.2 :
1. Box penampung
2. Inlet
3. Outlet
4. Test section
5. Sensor TGS 2600
6. Microcontroller
7. LCD
Pemasangan sensor pada ujung test section ditempatkan pada sebuah
kotak acrylic agar hasil pengukuran tidak terlalu terpangaruh oleh udara sekitar.
Sehingga data tersebut juga lebih akurat. Pada ujung test section juga diberi fan
hal ini dimaksudkan agar asap yang keluar dari ujung test section tidak
terakumulasi pada box acrylic tersebut.
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
33
gambar 3.6 pemasangan sensor pada bagian outlet
3.3 Peralatan Uji
Agar alat thermal precipitator ini dapat bekerja dengan baik maka
keseluruhan bagian dari sistem-sistem yang ada harus bekerja dengan baik. Alat
ini terditi dari 4 sistem utama yaitu :
1. sistem input
2. sistem proses
3. sistem pendingin
4. sistem untuk pengambilan data
3.3.1 Sistem input
Sistem berfungsi untuk mengahasilkan asap dan menampungnya
sebelum dilakukan pengujian. Sistem ini juga berfungsi untuk mengalirkan asap
yang telah ditampung sehingga bisa melewati test section sistem ini terdiri dari
beberapa komponen yaitu :
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
34
1. Box Penampung Asap
Box ini berukuran 15 x 15 x 15 cm, dengan menggunakan bahan dari
acrylic yang diharapkan dapat terlihat kondisi asap di dalam box ini dan tidak
terdapat suatu kebocoran sekecil apapun Terdapat dua buah lubang pada box ini
yaitu lubang inlet dan outlet dimana keduanya telah dilengkapi dengan katup.
2. Smoke Generator
Alat ini mempunyai dua fungsi yaitu untuk menghisap rokok dan
memasukan asapnya ke dalam box penampung. Dan juga untuk memasukan
udara segar kedalam box ketika sedang dilakukan pengujian. Alat ini
merupakan modifikasi dari alat pembuat gelembung pada aquarium. Apabila
ingin digunakan untuk memasukan asap rokok maka pada suction alat ini
dipasang rokok sehingga rohong ddihisap menggunakan alat ini dan asapnya
ditiupkan ke box penampung. Apabila ingin digunakan untuk memasukan udara
segar maka rokok dilepas sehingga yang dihisap oleh alat ini hanya udara
sekitar.
3. Smoke / partikel
Smoke yang diambil adalah asap rokok yang dimasukkan melalui inlet.
Asap rokok ini diharapkan bisa terkumpul di box penampung sebelum
digunakan untuk percobaan. Setelah terkumpul dan dipastikan tidak ada
kebocoran maka selanjutnya box tersebut ditiupkan udara segar oleh smoke
generator sehingga asap bisa mengalir melewati test section dengan kecepatan
tertentu.
3.2.2 Sistem Proses
Pada bagian inilah efek dari gaya thermophoretic bekerja. System ini
terdiri dari beberapa komponen yaitu :
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
35
1. Pelat Stainless
Pelat ini digunakan untuk kerangka / dinding media uji coba. Dipilih
bahan ini karena mampu menghantarkan panas cukup baik dengan harga yang
relatif murah dan mudah untuk dibentuk.
2. Heater
Heater yang dipilih dalam pembuatan media ini adalah heater pelat,
karena distribusi panasnya paling baik dan merata untuk permukaan pelat yang
rata. Pada pengujian ini untuk mendapatkan perbedaan temperatur yang
diinginkan maka heater inilah yang di ubah-ubah temperaturnya. Pengaturan
temperatur pada heater dapat dilakukan dengan cara merubah- ubah voltase
pada voltage regulator. Berikut merupakan grafik hubungan antara voltase dan
temperatur heater.
Pengukuran Temperatur Heater
0.0020.0040.0060.0080.00
100.00120.00140.00160.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Voltase X 10 (V)
Tem
pera
tur (
ºC)
gambar 3.7 hubungan antara voltase dan temperature pada heater
3.2.3 Sistem Pendingin
Sistem ini berfungsi untuk mejaga bagian plat dingin agar pada suhu
yang konstan. Hal ini dikarenakan jarak antara plat panas dan plat dingin yang
sangat dekat sehingga panas dari plat panas pasti akan merambat ke plat dingin.
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
36
Sistem ini menggunakan air sebagai media pendinginnya. Bagian-bagian pada
system ini yaitu:
1. Box Penampung Air
Box ini berukuran 18 x 18 x 20 cm, dengan menggunakan bahan dari
acrylic. Fungsinya untuk menampung air yang digunakan untuk pendinginan
test section
2. Alat Penukar Panas
Alat ini berbentuk kotak dengan ukuran 25 x 7.5 x 2.5 dan memiliki
bagian inlet dan outlet. Jenis pendinginan yang dilakukan disini adalah konveksi
paksa. Air di box penampung dipompakan ke bagian inlet. Air akan kontak
langsung dengan plat dingin dan akan keluar melalui outlet dan kembali ke box
penampung air.
3. Pompa
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air yang ada di box
penampung ke alat penukar pans.
3.2.4 Sistem Pengambilan Data
Sistem ini berfungsi untuk mengukur kadar asap rokok yang ada pada
box penampung dan juga untuk mengukur kadar asap yang keluar di ujung test
section.
1. Sensor gas
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi kadar asap rokok yang ada di
udara dimana hambatan di dalam sensor akan berubah-ubah sesuai kadar asap
rokok yang ada.
2. Microcontroller
Microcontroller berfungsi untuk menerima sinyal yang diberikan oleh
sensor lalu memproses dan menampilkan hasilnya di LCD.
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
37
3.3 Spesifikasi alat
Untuk memperjelas mengenai peralatan yang dipakai, berikut
merupakan spesifikasi dari alat-alat yang digunakan.
3.3.1 Acrylic Box (penampung asap)
o Dimension = 150 x 150 x 150 mm
o Volume = 2197 cm³
o Thickness = 10 mm
o Specification = 1 outlet + 1 inlet.
3.3.2 Acrylic Box (penampung air)
o Dimension = 180 x 180 x 200 mm
o Volume = 4896 cm³
o Thickness = 10 mm
3.3.3 Acrylic Box (penukar panas)
o Dimension = 250 x 75 x 25 mm
o Thickness = 3 mm
o Specification = 1 outlet + 1 inlet.
3.3.3 Smoke Generator
o Merk = aquila
3.3.4 Pompa
o Merk = mercury
o Type = Submersible Pump
o Power = 10 W
o Flow rate = 700 liter/jam
o Head = 0,9 meter
3.3.5 Voltage Regulator
o Merk = OKI
o Model = TDGC-2000
o Input = 220VAC 50/60 Hz
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
38
o Output = 0~250 V
o Capacity = 2000VA
3.3.6 Heater
o Type = Plate Heater
o Size = 60 x 60 x 15 mm
o Input = 24 VAC 2000A
o Temperature = max ±300°C
3.3.7 Test Section
o Overall Dimension = 1000 x 130 x 90 mm
o Material = Stainless Steel Plate 1.2mm thickness
o Gap between plate = 5 mm
o Volume test section = 250 cm³
3.3.8 Non-contact Thermometer
o Merk = Raytek MiniTemp
o Model = MT4
o Measurement Method = Infrared
o Temp. Range = -18~275°C
3.3.9 Gas sensor
o Merk = figaro
o Model = TGS 2600
o Detection Range = 0 ~ 30 ppm of H2
o Voltage = 5.0 ± 0.2 V DC/AC
o Sensor Resistsnce = 10k ~ 90kΩ in air
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
39
3.4 BOUNDARY CONDITION
Sebelum memulai penelitian, menentukan sifat fisik dari fluida udara.
Pada tabel 3.2 dijelaskan mengenai sifat fisik udara sebagai fluida, maksudnya
adalah udara pada suhu 27OC (300 K) dan ketinggian di atas permukaan laut.
Tabel 3.2 Sifat fisik udara untuk simulasi No Parameter Simbol Nilai Satuan
1 Massa jenis ρ 1.183 Kg/m3
2 Suhu udara T 300 K
3 Viskositas μ 1.853e-05 N.s/m2
4 Konduktivitas Thermal k 0.02614 W/m.K
5 Koefisien Tekanan Cp 1003 J/kg.K
Sumber : Essential Eng Information & Data, Mc Graw-Hill, 1991
3.4.1 Partikel Smoke
Penentuan partikel dilihat dari kehidupan sehari-hari yang paling
mendekati dan mudah untuk didapatkan. Dalam penelitian ini menggunakan
partikel smoke (tobacco smoke), karena partikel jenis aerosol ini cukup
banyak dan mudah untuk didapatkan. Adapun spesifikasi dari partikel uji
sebagai berikut :
Tabel 3.3 spesifikasi partikel uji
No Parameter Nilai Satuan
1 Jenis Aerosol Smoke
2 Nama Aerosol Tobacco Smoke
3 Diameter partikel 0,01 ~ 1 μm
4 Density 1,1 g/cm3
5 Molecular mass 162,23 g/mol
6 Boiling point 247 oC
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
40
3.4.2 Volume Smoke
Dalam penelitian ini digunakan smoke dengan volume full pada box
penampung. Untuk menjaga kestabilan volume smoke dalam setiap
percobaan. Maka dilakukan pengukuran untuk mengetehui kadar asap di
dalam box penampung. Proses memasukan smoke ke dalam box
menggunakan smoke generator. Untuk mengalirkan smoke juga menggunakan
alat yang sama namun rokok dilepas dari bagian suction alat.
3.5 SETTING ALAT THERMAL PRECIPITATOR
Sebelum pengambilan data perlu dipersiapkan beberapa hal sehingga
dalam proses pengambilan data bisa akurat.
3.5.1 Pemasangan / assembly unit
Proses ini merupakan awal dari pembuatan alat thermal precipitator.
Sistem input, sistem pendingin yang sudah jadi dipasangkan pada rangka,
demikian juga dengan test section dan heater merupakan satu kesatuan dalam
suatu rangkaian.
3.5.2 Pemasangan perlengkapan
Perlengkapan yang harus dipasang pada thermal precipitator antara lain :
a. Smoke generator
b. Pompa air
c. Gas sensor
d. Voltage Regulator dan Heater
e. Voltage Adaptor dan Fan
f. Thermometer control
Setelah semua bagian terpasang dengan baik, maka perlu dilakukan
pengecekan ulang untuk memastikan semua sambungan ataupun perlengkapan
elektronik terhubung dengan baik. Langkah-langkah pengujian meliputi :
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
41
1. Menyalakan sumber listrik dan memastikan semua bisa berfungsi dengan
baik.
2. Nyalakan pompa air untuk mendinginkan test section.
3. Setting temperatur heater dengan mengatur tegangan pada voltage
regulator. Atur berapa temperatur yang diinginkan dengan memutar tuas,
terdapat beberapa nilai voltage yang diawali dari 25 ~ 250 dan nilai tiap
skala adalah 5 volt. Pengaturan temperatur dilakukan secara bertahap
dengan memutar tiap 10 skala sampai didapatkan temperatur yang
diinginkan. Kenaikan temperatur ini dilakukan bertahap agar material
pelat maupun kaca yang berada di sampingnya tidak mendapatkan
perubahan temperatur secara mendadak, dikhawatirkan bisa menyebabkan
kaca pecah. Perbedaan temperatur antara pelat atas dan pelat bawah yang
diinginkan adalah sebesar 0o, 10o, 20o, 30o, 40o, 50o,, 60o
4. Masukkan asap rokok (smoke) melalui inlet valve pada box penampung,
dengan cara menyalakan rokok dan memasangnya pada bagian suction
smoke generator. pastikan outlet valve terbuka. Karena apabila valve
outlet tertutup maka akan kesulitan ketika memasukkan asap rokok. Hal
ini disebabkan box penampung tertutup rapat sehingga tidak ada udara
yang keluar sebagai kompensasi dari asap rokok yang dimasukkan.
Masukan asap sampai didapatkan kadar yang ditentukan, ukur
menggunakan gas sensor Dalam pengambilan data, dibutuhkan kondisi
volume box penampung terisi penuh oleh asap.
5. Letakan gas sensor pada ujung test section. Smoke generator tetap
dinyalakan namun rokok dilepas dari bagian suctionya. Sehingga yang
ditiupkan ke dalam box penampung asap hanya udara segar. Mulai
lakukan pencatatan terhadap kadar gas yang keluar pada bagian outlet test
section. Pencatatan dilakukan setiap 30 detik dan dilakukan sampai udara
yang keluar dari test section benar-benar bersih.
Universitas Indonesia
Karakterisasi thermal precipitator..., Abidzar Ramadhana, FT UI, 2008
42
3.6 TEKNIK PENGUJIAN
Pengujian dilakukan secara bertahap. Diawali dengan pengambilan
data pada kondisi tidak ada perbedaan panas antara dua plat (ΔT=0). Dan
dilanjutkan dengan ΔT=10, ΔT=20, ΔT=30, ΔT=40, ΔT=50, ΔT=60 Untuk
setiap gradien temperatur diambil datanya untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan sampai udara yang keluar dari test section benar-benar bersih.