BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan diuraikan hal yang berhubungan dengan metode penelitian yakni : (1) rancangan penelitian, (2) setting dan subjek penelitian, (3) tehnik pengumpulan data, (4) instrument penelitian, (5) teknik analisis data, ( 6) criteria keberhasilan tindakan. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitiannya (Kerlinger, 2003:483). Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kosakata bahasa inggris siswa kelas I SDN Kandangan 3 Banyuwangi dengan menggunakan media flash card. Sesuai dengan tujuan penelitian, rancangan yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk inquiry melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peneliti yang terlibat dalam situasi yang diteletinya bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, serta untuk meningkatkan kinerja sistem pendidikan. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Striger (Mulyasa, 2010: 33). Dalam penelitian ini, masalah yang dimaksud adalah rendahnya kosa kata dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa inggris siswa kelas I SDN Kandangan 3 Banyuwangi. 20
14
Embed
BAB III METODE PENELITIAN - core.ac.uk · Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang ... (Budiono dalam Buletin Pelangi ... suatu rencana tindakan untuk diterapkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan diuraikan hal yang berhubungan dengan metode
penelitian yakni : (1) rancangan penelitian, (2) setting dan subjek penelitian, (3)
dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti kepada siswa dan guru
dengan menggunakan pedoman observasi.
Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui kekurangan atau kesulitan
siswa dengan media yang digunakan pada proses pembelajaran, mengamati aktifitas
siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar dan interaksi yang terjadi di dalam
kelas selama kegiatan pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara sering juga disebut interview atau kusioner lisan. Wawancara
merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006:155). Wawancara dilakukan untuk
mengetahui latar belakang penggunaan flash card sebagai media pembelajaran,
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama menulis bahasa inggris dengan media
Observasi atau pengamatan merupakan tehnik untuk merekam data,
keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara
tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga
diperoleh data tingkah laku seseorang, nampak apa yang dikatakan dan apa yan
diperbuatnya (Kurnia, 2007:4). Observasi penelitian dilaksanakan dikelas, o
akukan untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti kepada siswa dan guru
dengan menggunakan pedoman observasi.
Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui kekurangan atau kesulitan
siswa dengan media yang digunakan pada proses pembelajaran, mengamati aktifitas
siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar dan interaksi yang terjadi di dalam
kelas selama kegiatan pembelajaran.
29
flash card, serta mengetahui situasi kelas secara menyeluruh. Wawancara yang
digunakan tidak terstruktur agar peneliti lebih bebas mewawancarai subjek penelitian
dan subjek penelitian dapat menjawab sesuka hati sesuai dengan kondisi sebenarnya.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan segala yang berupa
pemikiran, pendapat, perasaan, penafsiran dan apa yang dilihat, didengar dan
dirasakan tentang semua kejadian selama berlangsungnya proses pembelajaran
menulis dalam bahasa inggris.
4. Dokumentasi
Dokumen tertulis digunakan untuk menyaring data tentang hasil belajar
siswa berupa tulisan yang ditulis berdasarkan flash card. Kaitannya dengan
kemampuan dalam menyusun kalimat dan penguasaan kosakata bahasa inggris.
Selama pengumpulan data, dilakukan refleksi terkait dengan kerangka
berpikir dan pendapat tentang data yang dikumpulkan. Hasil refleksi ini selanjutnya
digunakan untuk menyusun perencanaan tindakan selanjutnya.
D. Instrumen Penelitian
Untuk merealisasi proses pengumpulam data, diperlukan instrument
penelitian. Instrument penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi,
pedoman wawancara, pedoman catatan lapangan dan instrument penugasan.
Observasi digunakan untuk mengamati kegiatan siswa dan guru pada saat
kegiatan pembelajaran menulis bahasa inggris dengan menggunakan media flash card
pemikiran, pendapat, perasaan, penafsiran dan apa yang dilihat, didengar dan
dirasakan tentang semua kejadian selama berlangsungnya proses pembelajaran
menulis dalam bahasa inggris.
Dokumentasi
Dokumen tertulis digunakan untuk menyaring data tentang hasil belajar
siswa berupa tulisan yang ditulis berdasarkan flash card. Kaitannya dengan flash card. Kaitannya dengan flash card
kemampuan dalam menyusun kalimat dan penguasaan kosakata bahasa inggris.
Selama pengumpulan data, dilakukan refleksi terkait dengan kerangka
berpikir dan pendapat tentang data yang dikumpulkan. Hasil refleksi ini selanjutnya
digunakan untuk menyusun perencanaan tindakan selanjutnya.
Instrumen Penelitian
30
yang sedang berlangsung, dengan memakai pedoman observasi. Kegiatan observasi
diarahkan untuk memperoleh data tentang kegiatan yang dilakukan siswa dan guru
pada setiap tahapan pembelajaran kosakata dengan. menggunakan media flash card.
Wawancara dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui tingkat kesulitan
yang dialami selama menulis bahasa inggris berdasarkan media flash card dengan
menggunakan pedoman wawancara. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat
segala aktifitas dan suasana pada saat pembelajaran stedang berlangsung, baik itu
kegiatan siswa, guru penggunaan media flash card dan suasana kelas.
Tehnik penugasan menggunakan instrument berupa lembar kegiatan siswa.
Lembar kegiatan siswa berisi tentang: (1) membuat daftar kata yang sesuai dengan
media flash card, (2) membuat kalimat sesuai dengan daftar kata yang dibuat.
Instrument pendamping yang digunakan peneliti untuk memperlancar rangkaian
kegiatan penelitian, meliputi: (1) silabus, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran, (3)
lembar pengamatan awal dan (4) lembar refleksi.
Silabus digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yang berpedoman
pada kurikulum 2013 sesuai tema yang ada. Rencana pelaksanaan pembelajaran
digunakan untuk acuan urutan pembelajaran yang dilaksanakan proses belajar
mengajar, dengan urutan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup dan
refleksi. Lembar pengamatan awal digunakan untuk mengetahui dan memperoleh
temuan kegiatan pembelajaran, telah dilakukan secara efektif, menarik atau belum.
Lembar refleksi bertujuan untuk mencatat kekurang-kekurangan dalam
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, nantinya digunakan untuk
menganalisis kegiatan yang telah dilakukan. Sedangkan lembar evaluasi digunakan
segala aktifitas dan suasana pada saat pembelajaran stedang berlangsung, baik itu
kegiatan siswa, guru penggunaan media flash card dan suasana kelas.
Tehnik penugasan menggunakan instrument berupa lembar kegiatan siswa.
Lembar kegiatan siswa berisi tentang: (1) membuat daftar kata yang sesuai dengan
flash card, (2) membuat kalimat sesuai dengan daftar kata yang dibuat. flash card, (2) membuat kalimat sesuai dengan daftar kata yang dibuat. flash card
Instrument pendamping yang digunakan peneliti untuk memperlancar rangkaia
kegiatan penelitian, meliputi: (1) silabus, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran, (3)
lembar pengamatan awal dan (4) lembar refleksi.
Silabus digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yang berpedoman
pada kurikulum 2013 sesuai tema yang ada. Rencana pelaksanaan pembelajaran
digunakan untuk acuan urutan pembelajaran yang dilaksanakan proses belajar
31
untk pedoman penilaian dalam pembelajaran kosakata bahasa inggris berdasarkan
flash card.
E. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil analisis data akan
dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan pemberian tindakan. Selain itu,
analisis data ini akan digunakan dasar untuk melaksanakan tindakan selanjutnya jika
pemberian tindakan sebelumnya tidak berhasil. Berdasarkan analisis maka akan
ditentukan mana yang perlu dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan selanjutnya.
Siswa dikatakan berhasil jika adanya peningkatan prosentase nilai rata-rata yang
signifikan dari hasil belajar siklus I ke siklus berikutnya.
1. Ketuntasan Individu
Seseorang dapat dikatakan tuntas jika siswa tersebut telah mencapai tahap
penguasaan minimal 70 % (Depdiknas,2007). Siswa yang taraf penguasaannya masih
kurang dari 70% maka diberikan perbaikan. Analisis pada hasil belajar diperoleh
melalui penyekoran hasil tes yang didasarkan atas kebenaran konsep. Pada setiap
siklus dilakukan satu kali tes. Skor maksimal yang diperoleh siswa setiap mengikuti
tes adalah 100. Kriteria ketuntasan individu dapat dilaihat pada table berikut:
dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan pemberian tindakan. Selain itu,
analisis data ini akan digunakan dasar untuk melaksanakan tindakan selanjutnya jika
pemberian tindakan sebelumnya tidak berhasil. Berdasarkan analisis maka akan
ditentukan mana yang perlu dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan selanjutnya.
Siswa dikatakan berhasil jika adanya peningkatan prosentase nilai rata
signifikan dari hasil belajar siklus I ke siklus berikutnya.
Ketuntasan Individu
Seseorang dapat dikatakan tuntas jika siswa tersebut telah mencapai tahap
penguasaan minimal 70 % (Depdiknas,2007). Siswa yang taraf penguasaannya masih
kurang dari 70% maka diberikan perbaikan. Analisis pada hasil belajar diperoleh
melalui penyekoran hasil tes yang didasarkan atas kebenaran konsep. Pada setiap
klus dilakukan satu kali tes. Skor maksimal yang diperoleh siswa setiap mengikuti
32
Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar Individu
Tingkat Penguasaan (%)
Nilai dengan huruf Kategori Keterangan
85-100 A Baik sekali Tuntas70-84 B Baik Tuntas55-69 C Cukup Tidak Tuntas40-54 D Kurang Tidak Tuntas≤ 24 E Sangat kurang Tidak Tuntas
2. Ketuntasan Klasikal
Penilaian ketuntasan klasikal dilihat dari jumlah siswa yang ada dalam
kelas. Suatu kelas dapat dikatakan telah mencapai ketuntasan, jika 70% dari jumlah
siswa dalam kelas telah mencapai 70% ke atas. Apabila taraf penguasaan kelas sudah
mencapai 70% maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakn guru
pada kelas tersebut telah berhasil. Sebaliknya, jika taraf penguasaan kelas kurang dari
70% maka dikatakan belum berhasil.
Skor rata-rata tes klasikal dapat dihitung dengan rumus :
X = ∑
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah skor keseluruhan
N = Jumlah siswa (Arikunto,2001:264)
Ketuntasan Klasikal
Penilaian ketuntasan klasikal dilihat dari jumlah siswa yang ada dalam
kelas. Suatu kelas dapat dikatakan telah mencapai ketuntasan, jika 70% dari jumlah
siswa dalam kelas telah mencapai 70% ke atas. Apabila taraf penguasaan kelas sudah
mencapai 70% maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakn guru
pada kelas tersebut telah berhasil. Sebaliknya, jika taraf penguasaan kelas kurang dari
70% maka dikatakan belum berhasil.
Skor rata-rata tes klasikal dapat dihitung dengan rumus :
X = ∑
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah skor keseluruhan
33
Sedangkan untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar yang dicapai
menggunakan rumus sebagai berikut :
Prosentase ketuntasan belajar:
KB =
x 100 %
Keterangan :
KB = Ketuntasan Belajar
N1 = Banyak siswa yang mendapat nilai (diatas KKM)
N = Banyaknya siswa yang mengikuti tes (Arikunto,2001:264)
Prosentase yang diperoleh malalui perhitungan tersebut kemudian
diinterpretasikan dengan menggunakan standar penilaian untuk mendapatkan
kualifikasi kemampuan siswa dalam kegiatan belajar. Untuk memudahkan dalam
melakukan interpretasi yang dimaksud, maka pencapaian nilai setiap dari hasil yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relative atau table
prosentasenya dangan skala 1-100. Selanjutnya baru menetapakan kualitas/kemapuan
siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan standar/criteria yang
ditetapkan.
N1 = Banyak siswa yang mendapat nilai (diatas KKM)
N = Banyaknya siswa yang mengikuti tes (Arikunto,2001:264)
Prosentase yang diperoleh malalui perhitungan tersebut kemudian
diinterpretasikan dengan menggunakan standar penilaian untuk mendapatkan
kualifikasi kemampuan siswa dalam kegiatan belajar. Untuk memudahkan dalam
melakukan interpretasi yang dimaksud, maka pencapaian nilai setiap dari hasil yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relative atau table
prosentasenya dangan skala 1-100. Selanjutnya baru menetapakan kualitas/kemapuan
siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan standar/criteria yang