34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Adapun alasan memilih metode eksperimen ini adalah ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan CTL terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan kepercayaan diri siswa. Seiring dengan pendapat Hatimah, dkk. (2010) bahwa tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya sebab-akibat berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian eksperimen menurut Maulana (2009, hlm. 23) adalah sebagai berikut. a. Membandingkan dua kelompok atau lebih. b. Adanya kesetaraan (ekuivalensi) subjek-subjek dalam kelompok- kelompok yang berbeda. Kesetaraan ini biasanya dilakukan secara random. c. Minimal ada dua kelompok tetapi untuk dua saat yang berbeda. d. Variabel terikatnya diukur secara kuantitatif atau dikuantitatifkan. e. Menggunakan statistika inferensial. f. Adanya kontrol terhadap variabel-variabel luar (extraneous variables). g. Setidaknya terdapat satu variabel yang dimanipulasikan. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan, maka dalam penelitian ini akan membandingkan dua kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol digunakan pendekatan konvensional, sementara pada kelas eksperimen menggunakan pendekatan CTL. 2. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol pretes-postes (pretest-posttest control group design). Adapun bentuk desainnya menurut Ruseffendi (2010. hlm. 51) adalah sebagai berikut ini. A 0 X 0 A 0 0
20
Embed
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/20703/5/s_pgsd_kelas_1200765_chapter3.pdftersebut menunjukkan adanya pretes (0) untuk kedua kelas, serta
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Adapun alasan memilih metode eksperimen ini adalah ingin mengetahui seberapa
besar pengaruh pendekatan CTL terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematis dan kepercayaan diri siswa. Seiring dengan pendapat Hatimah, dkk.
(2010) bahwa tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya
sebab-akibat berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental
dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian
eksperimen menurut Maulana (2009, hlm. 23) adalah sebagai berikut.
a. Membandingkan dua kelompok atau lebih.
b. Adanya kesetaraan (ekuivalensi) subjek-subjek dalam kelompok-
kelompok yang berbeda. Kesetaraan ini biasanya dilakukan secara
random.
c. Minimal ada dua kelompok tetapi untuk dua saat yang berbeda.
d. Variabel terikatnya diukur secara kuantitatif atau dikuantitatifkan.
e. Menggunakan statistika inferensial.
f. Adanya kontrol terhadap variabel-variabel luar (extraneous variables).
g. Setidaknya terdapat satu variabel yang dimanipulasikan.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan sebab-akibat yang
ditimbulkan, maka dalam penelitian ini akan membandingkan dua kelompok yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol digunakan pendekatan
konvensional, sementara pada kelas eksperimen menggunakan pendekatan CTL.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok
kontrol pretes-postes (pretest-posttest control group design). Adapun bentuk
desainnya menurut Ruseffendi (2010. hlm. 51) adalah sebagai berikut ini.
A 0 X 0
A 0 0
35
Keterangan :
A = pemilihan secara acak
0 = pretes dan postes
X = perlakuan terhadap kelas eksperimen
Dari bentuk desain di atas dapat dijelaskan bahwa baik kelas kontrol
maupun eksperimen pemilihannya dilakukan secara acak (A). Dalam desain
tersebut menunjukkan adanya pretes (0) untuk kedua kelas, serta kelas eksperimen
diberikan perlakuan (X) yakni pembelajaran volume kubus dan balok dengan
menggunakan pendekatan CTL, sedangkan pada kelas kontrol dilakukan
pembelajaran konvensional yang hanya diberi perlakuan biasa. Terakhir, kedua
kelas diberikan postes (0) untuk mengukur peningkatan kemampuan pemahaman
matematis kedua kelompok serta melihat perbedaan kemampuan pemahaman
matematis kedua kelompok terhadap materi volume kubus dan balok.
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (Hatimah, dkk., 2010. hlm. 173) menyatakan bahwa “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arifin (2011, hlm. 215),
“populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti baik berupa orang, benda,
kejadian, nilai, maupun hal-hal yang terjadi”. Berdasarkan paparan tersebut,
populasi merupakan suatu wilayah yang terdiri dari objek yang akan diteliti, objek
dalam wilayah tersebut memiliki karakteristik dan kualitas yang sama sehingga
hasil penelitian akan dapat digeneralisasikan di wilayah tersebut.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-
Kecamatan Cimalaka. Data yang diambil merupakan hasil nilai ujian nasional
(UN) mata pelajaran matematika tingkat SD/MI tahun 2014/2015 yang diperoleh
dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Terdapat 29 SD di Kecamatan
Cimalaka. Adapun alasan memilih SD di Kecamatan Cimalaka adalah karena
cukup banyak SD di Kecamatan Cimalaka yang memenuhi syarat untuk dijadikan
tempat penelitian eksperimen, yaitu jumlah siswa kelas V lebih dari 30 siswa.
Alasan lain dipilihnya SD di Kecamatan Cimalaka adalah banyak SD yang mudah
36
dijangkau dengan kendaraan umum, sehingga memudahkan untuk melaksanakan
penelitian.
Crocker dan Algina (Surapranata, 2009) mengatakan bahwa “pembagian
kelompok unggul, papak dan asor dapat dilakukan dengan berbagai macam
metode bergantung pada keperluannya, namun yang paling stabil dan sensitif serta
paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27% kelompok atas dan
27% kelompok bawah”. Adapun data jumlah siswa SD kelas V se-Kecamatan
Cimalaka terdapat pada Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1
Data Jumlah Siswa SD Kelas V Kelompok Unggul, Papak, dan Asor
Se-Kecamatan Cimalaka No Nama Sekolah Jumlah Siswa Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Peringkat
1 MARGAMUKTI 46 90.19
Unggul
2 MALANGBONG 16 89.88
3 CIMALAKA I 21 88.53
4 CIBEUREUM IV 16 87.78
5 GALUDRA 13 87.19
6 NYALINDUNG I 17 86.82
7 NYALINDUNG II 11 86.65
8 CIMALAKA III 31 86.89
9 MANDALAHERANG III 29 85.19
Papak
11 MARGAMULYA 26 85.32
12 CITIMUN I 26 85.3
13 KARANGPAWULANG 48 84.58
14 CILIMBANGAN 39 84.47
15 LICIN 60 83.79
16 MANDALAHERANG I 38 83.71
17 MANDALAHERANG II 28 83.3
18 PALASAH 33 82.94
19 CIBEUREUM III 17 82.08
20 CIMALAKA II 38 81.94
21 GAJAHDEPA 33 81.8
22 SUKALARENG II 14 80.24
Asor
23 CIBEUREUM II 58 78.53
24 CIKOLE 21 77.5
25 CIMUJA 16 77.05
27 MULYASARI 36 74.54
28 SUKALARENG I 44 73.88
29 CITIMUN II 47 62.27
Sumber: UPTD Pendidikan Kecamatan Cimalaka Agustus 2015
37
2. Sampel
Dilihat dari tabel di atas bahwa populasi kelompok papak cukup besar,
maka dalam penelitian ini digunakan teknik sampling. Maulana (2009, hlm. 26)
memaparkan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti”. Berdasarkan apa yang dipaparkan Maulana, sampel merupakan suatu
objek dari populasi yang dipilih untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam
penelitian, pengambilan sampel merupakan langkah yang sangat penting, karena
hasil penelitian dan kesimpulan didasarkan pada sampel yang diambil. Sampel
yang kurang mewakili populasi atau ukurannya tidak tepat, akan mengakibatkan
pengambilan kesimpulan yang keliru.
McMillan dan Schumacher serta Gay (Maulana, 2009, hlm. 28),
“menentukan ukuran sampel untuk penelitian eksperimen yaitu minimum 30
subjek perkelompok”. dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan secara
acak dan diperoleh dua SD dari kelompok papak yaitu SDN Palasah dan SDN
Mandalaherang I. Setelah menentukan SD mana yang menjadi sampel,
pengambilan secara acakpun dilakukan untuk menentukan kelas kontrol dan kelas
eksperimen dan terpilihlah SDN Palasah sebagai kelas eksperimen dan SDN
Mandalaherang I sebagai kelas kontrol. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam
penelitian ini sampel penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Palasah sebagai
kelas eksperimen dan siswa kelas V SDN Mandalaherang I sebagai kelas kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan April sampai awal bulan Mei
tahun 2016. Kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki jumlah pertemuan yang
sama yaitu lima pertemuan, sehingga jumlah pertemuan seluruhnya adalah
sepuluh pertemuan.
C. Variabel dalam Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Terdapat satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas dan
variabel terikat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Variabel bebas yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
2. Variabel terikat pertama adalah kemampuan pemecahan masalah matematis.
3. Variabel terikat kedua adalah kepercayaan diri siswa.
38
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan instrumen untuk memperoleh data yang
diperlukan berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis, format
observasi kinerja guru, format observasi aktivitas siswa, skala sikap berupa angket
untuk mengukur kepercayaan diri, serta untuk mengetahui respons siswa terhadap
pembelajaran. Adapun uraian dari masing-masing instrumen yang digunakan
tersebut adalah sebagai berikut ini.
1. Instrumen Tes
a. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Pada penelitian ini, bentuk soal untuk mengukur kemampuan pemecahan
masalah matematis adalah uraian. Materi yang akan diteskan adalah materi
pemecahan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok. Tes ini
terbagi menjadi dua bagian, yaitu pretes dan postes. Pretes dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa sebelum
diberi perlakuan dan postes untuk mengetahui kemampuan akhir pemecahan
masalah matematis siswa setelah diberi perlakuan. Karakteristik setiap soal pada
pretes dan postes adalah sama, baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen.
Penyusunan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis ini
diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal, dan
membuat pedoman penskoran untuk setiap butir soal. Untuk memperoleh soal
yang baik, instrumen yang telah dibuat tersebut dikonsultasikan kepada pihak ahli
untuk divalidasi. Selanjutnya, intrumen diuji cobakan kepada siswa kelas V agar
diketahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dari
instrumen yang telah dibuat tersebut. Adapun penjelasan mengenai teknik
pengujian instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis tersebut
adalah sebagai berikut.
1) Validitas Instrumen
Menurut Ruseffendi (2010. hlm. 148), suatu “instrumen dikatakan valid
apabila instrumen itu untuk maksud dan kelompok tertentu mengukur apa yang