53 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 3 BMT yang ada di Kota Pekalongan yaitu: 1) BMT BAHTERA yang berlokasi di Jl. Dr. Sutomo Kota Pekalongan. 2) BMT SMNU yang berlokasi di Jl. Sriwijaya Kota Pekalongan. 3) BMT MITRA UMAT yang berlokasi di Jl. Jlamprang, Krapyak Kidul Kota Pekalongan. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala kantor cabang dan kepala bagian BMT Se-Kota Pekalongan. Sampel yang digunakan adalah 38 kepala kantor cabang dan kepala bagian yang ada di BMT BAHTERA, BMT SMNU, dan BMT MITRA UMAT. Sampel tersebut dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 1 Adapun kriteria pemilihan sampel adalah: 1) BMT yang dipilih adalah BMT yang berlokasi di kawasan Kota Pekalongan, tidak mencakup Kabupaten. 1 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 79.
21
Embed
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitianrepository.iainpekalongan.ac.id/352/8/13. Bab III.pdf · E. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Definisi variabel ... digunakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 3 BMT yang ada di Kota Pekalongan yaitu:
1) BMT BAHTERA yang berlokasi di Jl. Dr. Sutomo Kota Pekalongan.
2) BMT SMNU yang berlokasi di Jl. Sriwijaya Kota Pekalongan.
3) BMT MITRA UMAT yang berlokasi di Jl. Jlamprang, Krapyak Kidul
Kota Pekalongan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala kantor cabang dan kepala
bagian BMT Se-Kota Pekalongan. Sampel yang digunakan adalah 38 kepala
kantor cabang dan kepala bagian yang ada di BMT BAHTERA, BMT SMNU,
dan BMT MITRA UMAT. Sampel tersebut dipilih berdasarkan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.1
Adapun kriteria pemilihan sampel adalah:
1) BMT yang dipilih adalah BMT yang berlokasi di kawasan Kota
Pekalongan, tidak mencakup Kabupaten.
1 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 79.
54
2) Dari seluruh BMT yang berlokasi di Kota Pekalongan, dipilih BMT yang
sudah beroperasi lebih dari 5 tahun dan merupakan BMT yang telah
memiliki kantor cabang yaitu BMT BAHTERA, BMT SM NU, DAN
BMT MITRA UMAT.
3) Dari seluruh pegawai ketiga BMT tersebut, hanya para kepala kantor
cabang dan kepala bagian yang dipilih sebagai sampel. Hal ini dikarenakan
mereka adalah pihak-pihak yang secara aktif ikut berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran melalui informasi lapangan yang diperoleh dari
bawahannya.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek (self-
report data). Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap,
pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi subyek penelitian (responden).2
2 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo
Press, 2009), h. 164.
55
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Sumber data primer (primary data)
Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (responden).3 Sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil
dari penyebaran kuesioner yang telah diisi oleh responden.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder pada penelitian diperoleh dari dokumen BMT terkait
profil, sejarah pendirian, dan lain sebagainya. Data sekunder lain juga diperoleh
dari data internet.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner
merupakan daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif (option) jawaban yang
telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi,
persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya.4 Untuk setiap BMT, akan
diberikan sebanyak 15 kuesioner yang ditujukan kepada kepala kantor cabang dan
kepala bagian.
3 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo
Press, 2009), h. 165.
4 Bagong Suyanto dan Sutinah (ed), Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 60.
56
E. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Definisi variabel
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas (independen),
variabel terikat (dependen), dan variabel
1) Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang terjadi perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).5
Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah partisipasi
anggaran.
2) Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen).6 Variabel
terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial.
3) Variabel moderating. Variabel moderating adalah variabel independen
yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
independen lainnya terhadap variabel dependen.7 Variabel moderating
dalam penelitian ini adalah kemampuan interpersonal pemimpin berbasis
syariah.
5 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo
Press, 2009), h. 150.
6 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo
Press, 2009), h. 150.
7 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 223.
57
2. Pengukuran variabel
Instrumen yang digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh dari
beberapa variabel penelitian di atas berupa kuesioner yang diadopsi dari
penelitian-penelitian terdahulu yang telah teruji tingkat validitas dan
reliabilitasnya.
Ada tiga variabel yang diukur dalam penelitian ini:
a. Partisipasi anggaran
Dalam penelitian ini, tingkat partisipasi anggaran diukur dengan
menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Milani8. Instrument ini dipilih
karena telah banyak digunakan oleh peneliti partisipasi anggaran. Setiap
responden diminta untuk menjawab enam butir pernyataan dengan cara memilih
salah satu nilai dalam skala satu sampai lima. Skala rendah (nilai 1) menunjukkan
tingkat partisipasi yang rendah dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan tingkat
partisipasi yang tinggi. Skala yang digunakan adalah skala interval.
b. Kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah
Dalam penelitian ini, tingkat kemampuan interpersonal pemimpin berbasis
syariah diukur dengan menggunakan indikator yang ditulis oleh Ahmad Ibrahim
Abu Sinn9. Responden diminta untuk menjawab 8 butir pernyataan dengan
memilih salah satu nilai dari 5 nilai yang disediakan. Skala terendah (nilai 1)
8 Milani, “The Relationship of Participation in Budget Setting to Industrial Supervisor
Performance and Attitudes: A Field Study”, Accounting Review, April P. 274-284.
9 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer,
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008). h. 138.
58
menunjukkan jawaban sangat tidak setuju (STS) dan skala tertinggi (nilai 5)
menunjukkan jawaban sangat setuju (SS). Skala yang digunakan adalah skala
interval.
c. Kinerja manajerial
Dalam penelitian ini, tingkat kinerja manajerial diukur dengan menggunakan
instrument self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, dkk.10
Responden
diminta untuk mengisi 8 butir pernyataan dengan memilih salah satu nilai dari 1-5.
Skala terendah (nilai 1) menunjukkan nilai yang jauh di bawah rata-rata dan skala
tertinggi (nilai 5) menunjukkan nilai yang jauh di atas rata-rata. Skala yang
digunakan adalah skala interval.
F. Definisi Operasional Variabel
Definisi dari masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut:
10 Mahoney, et.al., “Development of Managerial Performance: A Research Approach”,
Cincinnati: South Western Publishing.
59
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Kinerja Manajerial Kinerja manajerial adalah hasil
dari proses aktivitas manajerial
yang efektif mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, laporan
pertanggungjawaban, pembinaan,
dan pengawasan.11
Kinerja manajerial diukur dengan menggunakan
instrument self rating yang dikembangkan oleh
Mahoney sebagai berikut12
:
1. Perencanaan
2. Investigasi
3. Pengkoordinasian
4. Evaluasi
5. Pengawasan
Skala interval
11 Http://Www.Psychologymania.Com/2013/04/Pengertian-Kinerja-Manajerial.Html (Diunduh 6 September 2014).
12
Mahoney, et.al., “Development of Managerial Performance: A Research Approach”, Cincinnati: South Western Publishing.