Hibar Firdaus, 2015 PENINGKATKAN ECOLITERACY PESERTA DIDIK DALAM KONSEP REUSE DAN RECYCLE MELALUI PEMANFAATAN MAINAN BERBAHAN LIMBAH KEMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research, yaitu metode penelitian khusus guru bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara melakukan suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah agar proses pembelajaran menjadi lebih baik. Dalam hal ini penelitian dimaksudkan untuk meningkatkan ecoliteracy peserta didik kelas 7 SMP dengan menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik. Penelitian tindakan kelas ini juga bentuk penelitian yang dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung serta bersifat reflektif dan kolaboratif, yaitu mengevaluasi KBM sebelumnya sebagai acuan perencanaan (planning) KBM berikutnya dan bekerjasama dengan guru mitra. Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya yang bertemakan peningkatan ecoliteracy peserta didik dalam konsep reuse dan recycle melalui pemanfaatan mainan berbahan limbah kemasan sebagai media pembelajaran IPS. Menurut Wiriaatmadja (2010, hlm. 13) “Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”. Penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Sementara itu Ningrum (2009, hlm. 2) mengungkapkan bahwa “PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh para pelaku dalam masyarakat (termasuk dakam bidang pendidikan) dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya atau praktik pendidikan, memahami pekerjaannya, dan situasi di mana pekerjaan tersebut dilakukan.” Taggart (dalam Denzin, Norman & Yvonna, 2009, hlm. 440) mengungkapkan bahwa
27
Embed
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/20973/6/T_IPS_1308091_Chapter3.pdf78 hibar firdaus, 2015 peningkatkan ecoliteracy peserta didik dalam konsep reuse
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Hibar Firdaus, 2015 PENINGKATKAN ECOLITERACY PESERTA DIDIK DALAM KONSEP REUSE DAN RECYCLE MELALUI
PEMANFAATAN MAINAN BERBAHAN LIMBAH KEMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau Classroom Action Research, yaitu metode penelitian khusus guru
bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara melakukan suatu tindakan
untuk menyelesaikan masalah agar proses pembelajaran menjadi lebih baik.
Dalam hal ini penelitian dimaksudkan untuk meningkatkan ecoliteracy
peserta didik kelas 7 SMP dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
saintifik.
Penelitian tindakan kelas ini juga bentuk penelitian yang dilakukan
pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung serta bersifat
reflektif dan kolaboratif, yaitu mengevaluasi KBM sebelumnya sebagai acuan
perencanaan (planning) KBM berikutnya dan bekerjasama dengan guru mitra.
Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya yang bertemakan
peningkatan ecoliteracy peserta didik dalam konsep reuse dan recycle melalui
pemanfaatan mainan berbahan limbah kemasan sebagai media pembelajaran
IPS. Menurut Wiriaatmadja (2010, hlm. 13) “Penelitian tindakan kelas
adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi
praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”.
Penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang
mempunyai dampak langsung untuk perbaikan dan peningkatan
profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Sementara itu
Ningrum (2009, hlm. 2) mengungkapkan bahwa “PTK adalah suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh para pelaku dalam
masyarakat (termasuk dakam bidang pendidikan) dan bertujuan untuk
memperbaiki pekerjaannya atau praktik pendidikan, memahami
pekerjaannya, dan situasi di mana pekerjaan tersebut dilakukan.” Taggart
(dalam Denzin, Norman & Yvonna, 2009, hlm. 440) mengungkapkan bahwa
78
Hibar Firdaus, 2015 PENINGKATKAN ECOLITERACY PESERTA DIDIK DALAM KONSEP REUSE DAN RECYCLE MELALUI
PEMANFAATAN MAINAN BERBAHAN LIMBAH KEMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“penelitian dan pengumpulan data kualitatif dan interpretatif dari kalangan
pendidik/guru sebagai langkah untuk memberikan penilaian tentang cara dan
teknik untuk meningkatkan praktik pengajaran guru itu sendiri.” Penelitian
tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk inquiry melalui refleksi diri yang
dilakukan oleh peneliti yang terlibat dalam situasi yang ditelitinya bertujuan
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, serta untuk meningkatkan kinerja
sistem pendidikan. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Striger
(Mulyasa, 2010, hlm. 33) mengartikan tindakan kelas sebagai “disciplined
inquiry (research) which focused efforts to improve the quality of people’s
organizational, community and family lives”. Sedangkan Stephen Kemmis
(1983) (dalam Ningrum, 2009, hlm. 1) berpendapat bahwa PTK adalah :“a
form of self-reflective inquiry understaken by participans in a social
(including educational) situation in order to improve the rational and justice
of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of
these practices, and (c) the situations in which practices are carried out”
Dalam penelitian tindakan kelas ini pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan deskriptif kualitatif yang merupakan suatu metode yang
digunakan guru agar dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang
terjadi dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari untuk
menuju pembelajaran yang kondusif. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 15)
penelitian kualitatif adalah “metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci.” Penelitian kualitatif
dilahirkan oleh filsafat positivistik dan digunakan untuk meneliti kondisi
obyek yang alamiah seperti penelitian tindakan kelas.
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Creswell (1994, hlm
147), yang berpendapat:
Pendekatan kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses dan
makna yang bersifat deskriptif, didapat melalui kata atau gambar serta
bersifat induktif, peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesa dan
teori dimana peneliti merupakan instrument pokok yang secara fisik
79
Hibar Firdaus, 2015 PENINGKATKAN ECOLITERACY PESERTA DIDIK DALAM KONSEP REUSE DAN RECYCLE MELALUI
PEMANFAATAN MAINAN BERBAHAN LIMBAH KEMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berhubungan dengan orang luar, latar lokasi atau institusi untuk
mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya.
Sedangkan Bogdan dan Taylor (1992, hlm. 3) berpendapat bahwa:
Penggunaan pendekatan kualitatif dimaksudkan sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif, tentang ucapan, tulisan,
atau perilaku yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,
dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula.
Kesemuanya itu dikaji dari sudut pandang yang komprehensif dan
holistik.
Dengan digunakannya pendekatan kualitatif, maka dapat dilakukan proses
yang mengungkap masalah penelitian dengan menyesuaikan pada keadaan
atau kondisi real serta mengungkap fakta menurut keadaan atau situasi
pembelajaran yang sedang berlangsung, dalam hal ini kondisi nyata mengenai
peningkatan ecoliteracy peserta didik dalam konsep reuse dan recycle melalui
pemanfaatan mainan berbahan limbah kemasan sebagai media pembelajaran
IPS.
Mengenai model PTK yang digunakan adalah model siklus Kemmis
dan McTaggart (1998) diadaptasi dari Wiriaatmadja (2010, hlm. 66) yang
terdiri dari empat komponen yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Menurut Wiriaatmadja (2010, hlm. 66),
desain penelitian menurut Kemmis dan McTaggart, yaitu model siklus yang
dilakukan secara berulang-ulang, semakin lama diharapkan semakin
meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Dalam perencanaan
Kemmis dan McTaggart (dalam Wiriaatmadja, 2010) menggunakan sistem
spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan,
refleksi, dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-
ancang pemecahan masalah.
80
Hibar Firdaus, 2015 PENINGKATKAN ECOLITERACY PESERTA DIDIK DALAM KONSEP REUSE DAN RECYCLE MELALUI
PEMANFAATAN MAINAN BERBAHAN LIMBAH KEMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1.
Desain PTK Model Kemmis & Taggart
Diadaptasi dari Wiriaatmadja (2010, hlm. 66)
Berikut merupakan penjelasan dari setiap tahapan tindakan:
1. Tahap Persiapan/Perencanaan (Plan)
Tahap ini merupakan menjelaskan apa, mengapa, kapan dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilakukan. Tahap
persiapan/perencanaan tindakan pada siklus pertama harus berdasarkan
pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra Penelitian
Tindakan Kelas.
2. Tahap Pelaksanaan (Action)
Tahapan pelaksanaan ini merupakan implementasi (pelaksanaan)
dari semua rencana tindakan yang telah dibuat. Tahapan pelaksanaan ini
berlangsung di dalam dan di luar kelas, yaitu realisasi dari berbagai teori
pendidikan, model, metode dan teknik mengajar yang telah disiapkan
81
Hibar Firdaus, 2015 PENINGKATKAN ECOLITERACY PESERTA DIDIK DALAM KONSEP REUSE DAN RECYCLE MELALUI
PEMANFAATAN MAINAN BERBAHAN LIMBAH KEMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan tentunya mengacu kepada
kurikulum pembelajaran, dan hasilnya diharapkan peningkatan ecoliteracy
peserta didik. Keterlibatan guru mitra dalam membantu peneliti yaitu
untuk lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dilakukan terhadap
kegiatan dan aktivitas pembelajaran di kelas.
3. Tahap Pengamatan Observasi Tindakan (Observation)
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan/tindakan.
Pada tahap ini data yang dikumpulkan berisi tentang pelaksanaan tindakan
berdasarkan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses
dan hasil pembelajaran. Data dikumpulkan dengan alat bantu instrumen
pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti bersama guru mitra. Pada
tahap ini peneliti menggunakan beberapa jenis instrumen sebagai alat ukur
penelitian guna kepentingan triangulasi data. Pada tahap melaksanakan
observasi, refleksi dan evaluasi, guru tidak bekerja sendiri melainkan
dibantu oleh pengamat dari luar (pakar atu teman sejawat atau guru mitra).
Iskandar (2009, hlm. 118) mengungkapkan "beberapa prinsip yang harus
dipenuhi dalam observasi, diantaranya: (a) ada perencanaan antara
dosen/guru dan pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama;
(c) dosen/guru dan pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat
memiliki keterampilan mengamati; (e) balikan hasil pengamatan diberikan
segera.
Data yang dapat dikumpulkan hasil penelitian yaitu berupa data hasil
tes pemahaman, sikap, keterampilan dan spirit peserta didik, hasil
pengamatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik,
hasil wawancara dengan peserta didik, catatan lapangan, serta dokumentasi
kegiatan guru dan aktivitas peserta didik.
4. Tahap Refleksi (Reflect)
Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji dan memproses data
yang didapat pada saat dilakukannya tahap pengamatan/observasi
tindakan. Data yang diperoleh kemudian ditafsirkan dan dicari
82
Hibar Firdaus, 2015 PENINGKATKAN ECOLITERACY PESERTA DIDIK DALAM KONSEP REUSE DAN RECYCLE MELALUI
PEMANFAATAN MAINAN BERBAHAN LIMBAH KEMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksplanasinya, dianalisis dan disintesis. Proses pengkajian data ini
dimungkinkan untuk melibatkan orang lain sebagai kolaborator atau guru
mitra dalam membantu peneliti agar dapat lebih tajam melakukan refleksi
dan evaluasi.
Proses refleksi ini memegang peranan penting untuk menentukan suatu
keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas. Suatu refleksi yang tajam dan
terpercaya akan dapat memberikan suatu masukan yang sangat berharga
dan akurat untuk menentukan langkah tindakan pada siklus selanjutnya.
B. Partisipan, Tempat, dan Waktu Penelitian
1. Partisipan
Partisipan atau subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah peserta didik kelas VII-A SMP Negeri 2 Sukaresmi Kabupaten
Pandeglang yang berjumlah 33 orang terdiri dari 14 orang perempuan
dan 19 orang laki–laki. Mengenai alasan pemilihan peserta didik kelas
VII-A SMP Negeri 2 Sukaresmi Kabupaten Pandeglang sebagai subjek
penelitian adalah sebagai berikut: (1) ecoliteracy peserta didik kelas VII-
A masih rendah, hal itu terlihat dari ruang dan halaman kelas tersebut yang
cenderung kotor oleh sampah/limbah kemasan dibandingkan dengan ruang
dan halaman kelas lain sehingga bisa diasumsikan hal tersebut sama terjadi
pada ecoliteracy mereka. (2) Memiliki nilai strategi, yaitu agar terwujud
peningkatan kompetensi ecoliteracy peserta didik dalam konsep reuse dan
recycle melalui pemanfaatan mainan berbahan limbah kemasan sebagai
media pembelajaran IPS dapat dikembangkan sedini mungkin.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini berada di SMP Negeri 2 Sukaresmi,
Kabupaten Pandeglang. Pemilihan tempat ini selain merupakan tempat
penulis bekerja juga berdasarkan pada hasil observasi terhadap
permasalahan lingkungan yang terjadi di lokasi tersebut yaitu rendahnya
83
Hibar Firdaus, 2015 PENINGKATKAN ECOLITERACY PESERTA DIDIK DALAM KONSEP REUSE DAN RECYCLE MELALUI
PEMANFAATAN MAINAN BERBAHAN LIMBAH KEMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sikap ecoliteracy peserta didik SMP Negeri 2 Sukaresmi, Kabupaten
Pandeglang, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggal peserta didik itu sendiri. Salah satu penyebabnya yaitu rendahnya
ecoliteracy peserta didik, sehingga perlu adanya upaya peningkatan
kompetensi ecoliteracy peserta didik dalam konsep reuse dan recycle
melalui pemanfaatan mainan berbahan limbah kemasan sebagai media
pembelajaran IPS.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung kurang lebih selama
dua bulan untuk melaksanakan tiga siklus terhitung mulai dari bulan Maret
2015 sampai dengan bulan April 2015 yakni bertepatan dengan kegiatan
KBM semester II tahun pelajaran 2014/2015.
C. Indikator Penelitian
Menurut Wilson dan Sapanuchart (1997) (dalam Ekawarna, 2013, hlm.
183) menyatakan bahwa “indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari
suatu kejadian atau kondisi.” Untuk mempermudah peneliti mengamati dan
menilai peningkatan ecoliteracy peserta didik, maka peneliti menyusun
beberapa indikator yang dikembangkan berdasarkan kompetensi ecoliteracy
tentang core competencies dari The Center for Ecoliteracy
(http://www.ecoliteracy.org/discover/competencies) sebagai berikut: