-
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan metode
penelitian quasi eksperiment. Quasi eksperiment digunakan karena
pada
kenyataannya sulit mendapatkan klompok kontrol yang digunakan
untuk
penelitian (Sugiyono, 2011).
B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada
penelitian ini yaitu, non equivalen
control group. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pengukuran
intensitas nyeri terhadap dua sampel dengan perlakuan yang
berbeda. Bentuk
rancangan ini yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain penelitian
X1 01 02
I
X2 02 02
T
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
37
Pada penelitian ini menggambarkan 2 kelompok responden. Kelompok
satu
(X1), dilakukan intervensi kompres hangat. Kelompok kedua (X2),
melakukan
relaksasi nafas dalam.
Keterangan :
X1 : Kelompok kompres hangat
X2 : Kelompok relaksasi nafas dalam
01 : Skala nyeri sebelum dilakukan kompres hangat
02 : Skala nyeri setelah dilakukan kompres hangat
03 : Skala nyeri sebelum melakukan relaksasi nafas dalam
04 : Skala nyeri setelah melakukan relaksasi nafas dalam
I : Perlakuan dengan kompres hangat
T : Perlakuan dengan relaksasi nafas dalam
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ruang
Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung, pada tanggal 25 Mei- 17 Juni tahun 2019.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini yaitu semua pasien post operasi
laparatomi di
Ruang Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
2. Sampel Penelitian Sempel merupakan bagian populasi yang
diteliti atau sebagian jumlah dari
kaakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Pada
penelitian ini
ditentukan kriteria inklusi sebagai berikut:
Kriteria inklusi:
a. Pasien post operasi laparatomi
b. Pasien post operasi 24 jam setelah operasi
c. Pasien dengan skala nyeri 4- 7
d. Pasien dengan umur 18- 60 tahun
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
38
e. Pasien dalam keadaan sadar penuh dan dapat berkomunikasi
dengan baik
f. Pasien kooperatif
Kriteria eksklusi:
a. Pasien tidak bersedia menjadi responden
b. Pasien dengan skala nyeri dibawah 4 dan diatas 7
c. Pasien dengan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi pada
luka operasi
d. Pasien dalam keadaan tidak sadar
e. Pasien dengan gangguan pernafasan
3. Besar Sampel dan Teknik Sampel Teknik sampling dalam
penelitian ini menggunakannon random sampling
dengan metode acidental sampling. Menentukan besar sempel pada
penelitian ini
yaitu dengan menggunakan rumus estimasi proporsi menurut
Lameshow et al.,
1990 dalam Notoatmodjo (2010), yakni:
n= ���� �⁄ . �(�� �)
�
n= �,�� .�,� (���,�)
�,��
n= �,��
�,��
n= 9,8
n= 10 responden
jumlah sampel didapatkan sejumlah 10 responden, karena dalam
penelitian
ini dilakukan dua perlakuan maka dibutuhkan 20 responden. Sampel
dibagi
menjadi dua kelompok perlakuan, sehingga 10 sampel dilakukan
perlakuan
kompres hangat dan 10 sempel dilakukan relaksasi nafas
dalam.
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
39
���� �⁄ = nilai Z pada drajat kemaknaan (95%=1,96)
P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak
diketahui
proporsinya, ditetapkan 50% (0,5)
D = Derajat penyimpangan terhadap populasi 5% (0,05)
E. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen (Variabel
Bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan
atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini juga
dikenal dengan nama
variabel bebas artinya bebas dalam memengaruhi variabel lain,
variabel ini punya
nam lain seperti variabel prediktor, risiko atau kausa (Hidayat,
2008). Variabel
independen dalam penelitian ini yaitu kompres hangat dan
relaksasi nafas dalam.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari
variabel bebas terhadap
perubahan (Hidayat, 2008). Variabel dependen pada penelitian ini
adalah
penurunan intensitas nyeri.
F. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah
uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo,
2010). Definisi operasional merupakan pendefinisian variabel
secara oprasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan
peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran seara cermat terhadap suatu
objek atu
fenomena (Hidayat, 2008).
Tabel 3.1 Definisi Oprasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Variabel Definisi Cara Alat Hasil Ukur Skala
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
40
Operasional Ukur Ukur Ukur Dependen: Nyeri post operasi
Pengalaman subjektif yang tidak menyenang-kan yang disebabkan
karena luka sayatan post operasi yang digambarkan dengan rentang
angka 0- 10, yang di ukur sebelum dan setelah intervensi kompres
hangat dan relaksasi nafas dalam.
Me-ngukur intensitas nyeri
Numerik Scale Rating(NRS), Lembar Obser-vasi
- Skala nyeri sebelum dilakukan kompres hangat dan setelah
dilakukan kompres hangat dengan skala nyeri 0- 10
- Skala nyeri
sebelum dan setelah dilakukan relaksasi nafas dalam dengan skala
nyeri 0- 10
Ratio
Independen: Kompres hangat
Penatalaksanaan nyeri non farmakologi dengan cara meletakan
kantung buli- buli pada sekitar daerah yang nyeri dalam satu kali
intervensi selama 15 menit dengan suhu air 46 ºC.
Obser-vasi
Lembar Observasi
Dilakukan kompres hangat
-
Relaksasi nafas dalam
Penatalaksanaan nyeri non farmakologis dengan cara
Obser-vasi
Lembar observasi
Dilakukan relaksasi nafas dalam
-
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
41
mengatur pernafasan secara dalam dan lambat dan mengalihkan
fokus nyeri menjadi fokus pada pernafasaan yang dilakukan dalam
satu kali intervensi selama 15 menit.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data
yaitu
Numerik scale rating(NSR), dengan skala nyeri dari 0-10. Alat
pengumpulan data
dilakukan dengan pengisian lembar instrumen test.
2. Alat dan Bahan Penelitian Alat pengumpulan data merupakan
macam-macam alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian
ini
menggunakan alat dan bahan penelitian yaitu, thermometer suhu
air, kantong buli-
buli, kain pembungkus kantong buli- buli, air hangat, Numerik
scale rating(NSR)
dengan skala nyeri dari 0-10, dan lembar observasi.
3. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Peneliti menyelesaikan prosedur administrasi untuk memperoleh
izin
penelitian dari pihak terkait.
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
42
b. Peneliti mengidentifikasi pasien yang akan dilakukan tindakan
operasi
laparatomi.
c. Peneliti menyeleksi calon responden yang memenuhi kriteria
inklusi
penelitian
d. Peneliti membagi responden menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok
perlakuan kompres hangat dan kelompok relaksasi nafas dalam.
e. Peneliti kemudian melakukan pengumpulan data seperti
berikut:
1) Kelompok kompres hangat:
a) Peneliti menemui calon responden sebelum dilakukan
operasi
laparatomi.
b) Peneliti menjelaskan pada calon responden tentang tujuan,
manfaat
prosedur yang akan dilakukan kepada responden. Peneliti
menjelaskan cara kompres hangat. Kemudian peneliti membuat
kontrak dengan memberikan lembar informed consent untuk
ditanda
tangani oleh calon responden yang setuju untuk menjadi
responden
penelitian.
c) Peneliti membuat kontrak waktu dengan responden untuk
melakukan
intervensi yaitu 24 jam setelah operasi.
d) Peneliti menemui responden setelah 24 jam dari operasi
laparatomi.
e) Mengukur intensitas nyeri responden 24 jam setelah operasi
sebelum
diberikan intervensi kompres hangat dengan Numerik scale
rating(NSR) dengan skala nyeri 0- 10 dan mengisi lembar
observasi.
f) Memberikan intervensi kompres hangat 1x pada responden
selama
15 menit dengan suhu air pada buli- buli hangat 46ºC, pada
daerah
sekitar luka operasi.
g) Setelah dilakukan intervensi, peneliti langsung mengukur
ulang
intensitas nyeri responden dengan sekali pengukuran
menggunakan
Numerik scale rating(NSR) dengan skala nyeri 0 - 10 dan
mengisi
lembar observasi.
2) Kelompok relaksasi nafas dalam:
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
43
a) Peneliti menemui calon responden sebelum dilakukan
operasi
laparatomi.
b) Peneliti menjelaskan pada calon responden tentang tujuan,
manfaat
prosedur yang akan dilakukan kepada responden. Peneliti
menjelaskan teknik relaksasi nafas dalam. Kemudian peneliti
membuat kontrak dengan memberikan lembar informed consent
untuk ditanda tangani oleh calon responden yang setuju untuk
menjadi responden penelitian. Peneliti mengajarkan responden
teknik relaksasi nafas dalam.
c) Peneliti membuat kontrak waktu dengan responden untuk
melakukan
intervensi yaitu 24 jam setelah operasi.
d) Peneliti menemui responden setelah 24 jam dari operasi
laparatomi.
e) Mengukur intensitas nyeri responden 24 jam setelah operasi
sebelum
melakukan relaksasi nafas dalam dengan menggunakan Numerik
scale rating (NSR) dengan skala nyeri 0 - 10 dan mengisi
lembar
observasi.
f) Peneliti membimbing responden untuk melakukan relaksasi
nafas
dalam selama 15 menit.
g) Setelah dilakukan intervensi, peneliti langsung mengukur
ulang
intensitas nyeri responden sesaat setelah intervensi dengan
sekali
pengukuran menggunakan Numerik scale rating (NSR) dengan
skala
nyeri 0- 10 dan mengisi lembar observasi.
f. Prosedur pengukuran intensitas nyeri:
1) Persiapan klien dan lingkungan:
- Beritahu klien tindakan yang akan dilakukan, beri posisi yang
nyaman.
2) Identifikasi klien.
3) Jelaskan prosedur pengukuran skala nyeri pada klien.
4) Jelaskan pada klien tentang skala nyeri:
0 = Tidak nyeri
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
44
1 - 3 = Nyeri Ringan
4 - 6 = Nyeri Sedang
7 - 9 = Nyeri Berat
10 = Nyeri paling hebat
5) Kaji pengalaman nyeri klien sebelumnya.
6) Kaji intensitas nyeri klien dengan meminta klien untuk
menandai angka
yang terdapat pada Numeric Rating Scale yang sesuai dengan
nyeri
yang dialami klien saat itu.
7) Dokumentasikan hasil pengukuran intensitas nyeri klien.
g. Prosedur kompres hangat:
1) Siapkan botol air panas atau buli-buli
2) Suhu air 52ºC untuk orang dewasa normal
3) Suhu air 40.5ºC - 46ºC untuk yang lemah dan atau pasien yang
tidak
sadar dan anak-anak < 2 tahun
4) Isi 2/3 buli-buli dengan air panas
5) Keluarkan udara yang tersisa dan tutup rapat-rapat
ujungnya
6) Keringkan kantong dan pegang kantong secara terbalik
untuk
memeriksa kebocoran
7) Bungkus buli-buli dalam handuk atau penutup dan tempatkan
pada
daerah sekitar luka operasi
8) Angkat setelah 15 menit
9) Catat respons pasien selama tindakan, juga kondisi area-area
yang
dikompres
10) Cuci tangan setelah seluruh prosedur dilaksanakan.
(Nafisa, 2013)
h. Prosedur relaksasi nafas dalam:
1) Atur pasien dengan posisi semifowler
2) Kedua tangan pasien diletakan di perut
3) Anjurkan melakukan nafas secara perlahan dan dalam melalui
hidung
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
45
4) Instruksikan klien untuk tarik nafas selama tiga detik dan
rasakan
abdomen mengembang saat tarik nafas
5) Anjurkan klien untuk menahan nafas selama 5 detik
6) Kemudian hembuskan lewat mulut secara perlahan-lahan selama
6
detik. Rasakan abdomen bergerak kebawah
7) Instruksikan klien untuk bernafas secara normal 3 kali
8) Ulangi selama 15 menit
H. Etika Penelitian Dalam peneleitian harus menerapkan etika
penelitian sebagai berikut:
1. Informed Concent (persetujuan riset)
Informed concentmerupakan proses pemberian informasi yang cukup
dapat
dimengerti kepada responden mengenai partisipasinya dalam suatu
penilitian.
Sebelum melakukan intervensi, peneliti memberikan informasi
kepada responden
mengenai tindakan yang akan dilakukan peneliti. Jika responden
setuju maka
responden akan menandatangani lembar informed concent, namun
apabila
responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan
memaksa responden.
2. Justice(keadilan)
Justice merupakan prinsip yang menyatakan bahwa mereka yang
sederajat
harus diperlakan sedangkan yang tidak sederajat harus
diperlakukan tidak
sederajat sesuai dengan kebutuhan. Maka dari itu peneliti harus
berlaku adil dan
tidak membedakan derajat pekerjaan, status sosial, ataupun
materi terhadap
kelompok intervensi.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan identitas responden harus dijaga oleh peneliti,
dengan membuat
kode pada identitas klien, serta hasil pengukuran hanya peneliti
dan kolektor data
yang mengetahui. Dalam proses pengolahan data, analisa dan
publikasi identitas
responden drahasiakan dari orang lain.
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
46
4. Veracity(Kejujuran)
Peneliti harus bersifat jujur terhadap responden, tidak
menutup-nutupi
kebenaran. Peneliti memberikan informasi yang sebenarnya tentang
penelitian
yang dilakukan sehingga hubungan antara peneliti dan responden
terbina dengan
baik dan timbul hubungan saling percaya.
5. Beneficience
Penelitian dilakukan sesuai prosedur yang ada, sehingga
memberikan
manfaat kepada responden.
6. Nonmaleficience
Peneliti melakukan intervensi yang tidak membahayakan untuk
responden.
Dalam penelitian ini, kompres hangat dan relaksasi nafas dalam
tidak
menimbulkan dampak negatif karena intervensi tersebut dapat
menurunkan skala
nyeri.
I. Pengolahan Data
1. Tahapan Pengelolaan Data Proses pengelolaan data melalui
beberapa tahap, yaitu editing, coding,
processing dan cleaning (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini
dilakukan
pengolahan data sebagai berikut:
a. Editing
Peneliti melakukan proses pengecekan ulang hasil isi lembar
observasi
dengan memperhatikan kelengkapan dan kejelasan isi lembar
observasi.
b. Coding
Peneliti melakukan coding pada data kelompok yaitu:
0 = Kelompok 1 (kelompok kompres hangat)
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
47
2 = Kelompok 2 (kelompok relaksasi nafas dalam)
c. Data Entry (Memasukan data) atau processing
Peneliti memasukan data hasil observasi ke dalam program
komputer
(software), data-data tersebut dibuat dalam bentuk pengelompokan
data.
d. Cleaning (Pembersihan Data)
Proses selanjutnya dalam pengelolaan data yaitu, cleaning. Pada
proses ini
semua data yang telah di proses perlu dicek kembali untuk
melihat
kemungkina-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan, ketidak
lengkapan
data dan sebagainya.
2. Analisa Data Data yang telah diolah selanjutnya dilakukan
analisis data. Dalam penelitian
ini dilakukan analisis data sebagai berikut:
a. Analisis Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik
setiap variabel
penelitian. Untuk data numerik digunakan nilai mean atu rata
–rata, median serta
standar deviasi. Pada umumnya dalam analisi ini hanya
menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2010).
b. Analisis Bivariat
Setelah dilakukan analisis univariat, hasilnya dapat diketahui
karakteristik
atau distribusi setiap variabel dan dilanjutkan dengan analisis
bevariat. Pada
penelitian ini pertama diukur rata-rata skala nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan
intervensi pada dua kelompok yang berbeda. Analisis bevariat
dilakukan untuk
mengetahui perbandingan pengaruh kompres hangat dan relaksassi
nafas dalam
terhadap penurunan intensitas nyeri pasien post operasi
laparatomi.
Dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas data terlebih
dahulu dengan
menggunakan uji Shapiro Wilk, didapatkan data berdistribusi
tidak normal maka
dilakukan uji statistik penelitian dengan uji Wilcoxon dan uji
Mann-Whitney U
test. Pada hasil perhitungan statistik dapat dilihat kemaknaan
pengaruh antara dua
variabel dengan uji Mann-Whitney U test, yaitu:
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22
-
48
1) Probabilitas (p-value) α(0,05) artinya tidak ada perbedaan
pengaruh
kompres hangat dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
intensitas
nyeri pada pasien post operasi laparatomi.
http://www.pdfcomplete.com/cms/hppl/tabid/108/Default.aspx?r=q8b3uige22