Page 1
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
a. Lokasi yang digunakan untuk pengambilan sampel air pemeliharaan dan
pengukuran pertumbuhan (panjang dan berat) udang vaname adalah di tambak
budidaya udang vaname yang dimiliki Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) Muncul Jaya, beralamat di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan
Brebes, Kabupaten Brebes (Gambar 16).
b. Pengujian kualitas air pemeliharaan udang vaname dilakukan di Balai
Laboratorium Kesehatan (BLK) Yogyakarta.
c. Pengujian struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang
vaname dilakukan di Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Gadjah Mada (UGM)-Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga September Tahun 2015.
Jadwal penelitian secara rinci dapat dilihat pada (Tabel 5).
Page 2
52
Gambar 16. Lokasi penelitian
Page 3
53
Tabel 5. Rincian jadwal tahap-tahap penelitian No.
Jenis kegiatan Februari
(2015) Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Januari
(2016)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Survei awal
untuk
penelitian
pendahuluan
b. Penyiapan
dan revisi
proposal
c. Persiapan
dan Ujian
seminar
proposal,
serta
persiapan alat
dan bahan
d. Penyempurna
an proposal
tesis
2. Penelitian:
Pengamatan
studi kasus
3. Analisis data
4. Menyusun
pembahasan
5. Seminar hasil
6. Revisi
7. Sidang tesis
8. Revisi
Page 4
54
B. Tata Laksana Penelitian
1. Jenis dan rancangan penelitian
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental (deskriptif-
eksploratif). Pada penelitian ini menggunakan dua macam metode yaitu metode
survei dan observasi. Metode survei dicirikan adanya unsur self-report, artinya
objek yang diteliti melaporkan apa yang ingin diketahui oleh peneliti,
sedangkan metode observasi dicirikan dengan adanya kegiatan pengukuran
yang dilakukan oleh peneliti (Subali (2009b: 5 – 6) dan Subali (2010a: 6 – 7)).
b. Rancangan penelitian
Metode survei dapat dilakukan dengan mendata seluruh anggota
populasi atau disebut dengan sensus. Penarikan sampel pada metode survei
dibedakan berdasarkan pada ukuran populasinya. Apabila populasinya tidak
terbatas atau tidak terhingga (infinite population atau unknown population),
maka penarikan sampel tidak dapat dilakukan secara acak atau random
sehingga dikenal dengan istilah non-random sampling, namun apabila
populasinya terbatas, maka dapat dibuat kerangka sampel (sample frame) yang
memuat daftar seluruh anggota populasi. Adanya kerangka sampel dapat
dilakukan penarikan sampel secara acak (random sampling), dengan
pengambilan sampel secara acak, maka akan dapat dihindari kekeliruan yang
sistematik (systematic error) dan akan dapat mewakili populasinya, sehingga
data akan menjadi lebih representatif (Subali, 2010a: 8 – 9).
Pada penelitian ini dilakukan dengan cara dua pengambilan sampel
yaitu secara tidak acak dan secara acak. Penelitian survei atau penelitian
observasi bertujuan untuk memperoleh konsep secara induktif dari fakta-fakta
yang berhasil diamati pada populasi yang diteliti.
1) Teknik tidak acak adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
mendasarkan diri pada prinsip peluang. Ada dua teknik tidak acak, yaitu
pengambilan sampel menurut kuota (quota sampling) dan pengambilan
sampel dengan pertimbangan (purposive sampling) (Subali, 2010a: 8).
a) Pengambilan sampel menurut kuota merupakan prosedur untuk
memperoleh sampel dari populasi, asal sudah memenuhi jumlah tertentu
Page 5
55
yang kita inginkan. Pada pelaksanaannya tidak diperlukan pertimbangan
apapun sehingga apa yang ada di lokasi penelitian, maka diambil
seadanya. Hal ini berarti bahwa apabila peneliti memerlukan sampel
yang terdiri dari 5 unit sampel, maka peneliti tersebut mengambil
individu-individu anggota populasi yang diteliti berturut-turut sampai
diperoleh 5 unit sampel. Penelitian dengan teknik “quota sampling”,
biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi di
lapangan guna mengungkapkan apakah yang menjadi permasalahan
penelitian benar-benar tampak fenomenanya, sehingga data yang
diperoleh melalui teknik “quota sampling”, dijadikan penguat oleh
peneliti dalam mengungkapkan pokok permasalahan yang akan
diselesaikan. Pengambilan sampel yang seperti ini disebut dengan
teknik pengambilan sampel secara aksidental (accidental sampling)
(Subali, 2010a: 8 – 9).
b) Pengambilan sampel dengan pertimbangan merupakan teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu
setelah mengetahui karakteristik populasinya. Data yang diperoleh dari
sampel yang diambil melalui teknik pertimbangan, juga hanya dapat
diolah dengan analisis statistik deskriptif. Hal tersebut disebabkan
karena sampel yang diteliti belum sepenuhnya representatif mewakili
populasi (Subali, 2010a: 9).
Teknik tidak acak dalam penelitian ini dilakukan untuk mentukan lokasi
penelitian. Bersadarkan jenis teknik tidak acak, bahwa teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan merupakan yang paling tepat dalam penentuan
lokasi. Lokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah di tambak budidaya
udang vaname yang dimiliki Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
Muncul Jaya yang beralamat di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes,
Kabupaten Brebes. Jumlah tambak udang vaname yang mencapai 53 tambak
akan dipilih 3 tambak.
2) Teknik acak adalah teknik yang mendasarkan diri pada prinsip peluang
artinya, setiap anggota populasi yang diteliti harus memiliki peluang yang
sama untuk dapat dijadikan sampel. Pengambilan sampel secara acak gugus
Page 6
56
dilakukan apabila populasi berada dalam suatu satuan tertentu yang terdiri
dari beberapa gugus, oleh karena unit sampelnya berupa satuan gugus, maka
seluruh individu yang terdapat dalam suatu gugus akan menjadi sampel
penelitian, jika gugus yang bersangkutan terundi sebagai sampel.
Pembagian populasi ke dalam gugus dapat berdasarkan wilayah, dapat pula
berdasar pemilikan, dasar lain dengan kriteria yang sudah ditetapkan
sebelumnya (Subali, 2010a: 15).
Teknik acak dalam penelitian ini digunakan dalam rangka menentukan
jumlah sampel air pemeliharaan yang di ambil dan diukur kualitasnya, dan
jumlah udang vaname yang diukur pertumbuhan (panjang dan berat), serta
struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) yang ada di masing-
masing tambak. Banyaknya sampel air pemeliharaan yang di ambil dan diukur
kualitas air pada masing-masing tambak adalah 1,5 L. Air pemeliharaan di
ambil dari sumber yang berdekatan dengan saluran inlet dan outlet pada
tambak, lewat jembatan anco. Banyaknya sampel udang vaname yang diukur
pertumbuhan (panjang dan berat) pada masing-masing tambak adalah 30 ekor.
Banyaknya sampel udang vaname yang digunakan sebagai sampel pengamatan
struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) pada masing-masing
tambak budidaya adalah 5 ekor.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2014:
61). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah a) semua air pemeliharaan,
dan; b) semua udang vaname yang ada di tambak budidaya, yang dimiliki oleh
Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di Kabupaten Brebes.
b. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2014: 62). Sampel dalam penelitian ini adalah a) sebagian
air pemeliharaan, dan; b) sebagian udang vaname yang ada di tambak budidaya,
yang dimiliki oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Muncul Jaya
Page 7
57
yang beralamat di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Kabupaten
Brebes.
3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Variabel penelitian
Variabel atau peubah adalah sesuatu hal atau sifat yang spesifik atau
yang khas yang mencirikan sesuatu gejala dan yang membedakannya dengan
gejala atau fenomena lainnya. Variabel bebas (independen) merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel tergayut (dependen). Variabel tergayut merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
moderator adalah variabel yang dapat atau tidak mempengaruhi kedua variabel
(variabel bebas dan tergayut) (Sugiyono, 2014: 4).
Variabel penelitian yang berjudul “Hubungan Kualitas Air
Pemeliharaan dengan Pertumbuhan dan Struktur Mikroanatomi
(Hepatopankreas dan Intestinum) Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei
Boone) pada Tambak Budidaya di Kabupaten Brebes; Studi Kasus
Budidaya Udang Vaname Pada Tambak Budidaya di Kabupaten Brebes”
adalah:
1) Variabel bebas: parameter kualitas air pemeliharaan.
2) Variabel tergayut: pertumbuhan (panjang dan berat) dan struktur
mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang vaname.
3) Variabel moderator: manajemen budidaya.
b. Definisi operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
1) Kualitas air pemeliharaan adalah air yang digunakan untuk memelihara
udang vaname di tambak, yang sebelumnya sudah dilakukan treatment. Air
pemeliharaan udang vaname berasal dari air sumur dalam dan air sungai
(payau) yang telah dilakukan treatment pada petak tandon. Air yang berasal
dari sumur dalam berfungsi untuk menambahkan air di dalam tambak akibat
dari proses penguapan, perembesan, dan penyiponan. Kualitas air
pemeliharan udang vaname diukur pada saat minggu ke-(0 x 7), (4 x 7), dan
(8 x 7). Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu, salinitas, pH,
Page 8
58
Dissolved Oxygen (DO), kebasaan atau alkalinitas, ammoniak bebas (NH3 –
N), nitrit (NO2-), nitrat (NO3
-), fospat (PO42-), Total Suspended Solid (TSS),
Total Dissolved Solid (TDS), Biochemical Oxygen Demand (BOD),
Chemical Oxygen Demand (COD), Tembaga atau Cuprum (Cu), Timbal
atau Plumbun (Pb), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfat (SO42-), besi (Fe),
kekeruhan, warna, dan zat yang teroksidasi dengan KMnO4.
2) Pertumbuhan udang vaname diukur dengan mengetahui laju pertumbuhan
spesifik dan pertumbuhan mutlak (panjang dan berat). Waktu
pengukurannya adalah pada minggu ke-(0 x 7), (2 x 7), (4 x 7), (6 x 7), dan
(8 x 7).
3) Struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang vaname
adalah struktur yang terdiri dari lapisan-lapisan penyusun organ, dimulai
dari hal yang paling kecil yaitu sel hingga ke jaringan. Umur udang vaname
yang digunakan sebagai sampel adalah pada saat hari ke-56.
4) Manajemen budidaya udang yang berbeda dimaksud dalam penelitian ini
menyangkut lokasi, luas, padat tebar (densitas) dan lain-lain.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari dua macam
sumber data, yaitu sebagai berikut:
a. Data primer
Data primer di dapat dari metode survei dan observasi yang terstruktur
berdasarkan populasi dan sampel:
1) Pengujian kualitas air pemeliharaan udang vaname: hasil laporan
pengamatan kualitas air dari Balai Laboratorium Kesehatan (BLK)
Yogyakarta.
2) Pengukuran pertumbuhan udang vaname: didapat dari pengukuran panjang,
dan berat udang vaname dilakukan di lokasi tambak budidaya udang
vaname yang dimiliki POKDAKAN Muncul Jaya.
3) Pengujian struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang
vaname: hasil laporan pengamatan struktur mikroanatomi dari laboratorium
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM)-Yogyakarta.
b. Data sekunder
Page 9
59
Data sekunder di dapat dari data-data yang sudah tersedia di Dinas Kelautan
dan Perikanan (DKP) Kabupaten Brebes dan POKDAKAN Muncul Jaya.
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Metode pengumpulan data
1) Wawancara terstruktur
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Menurut
Koentjaningrat (1991), individu sasaran wawancara untuk mendapatkan
data dari individu-individu tertentu untuk keperluan informasi disebut
dengan informan, dan individu sasaran wawancara untuk mendapatkan
keterangan tentang diri pribadi, pendiri atau pandangan individu yang
diwawancara disebut dengan responden.
Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan
pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan data. Pengumpulan data dalam wawancara terstruktur yaitu
dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis dengan alternatif jawaban yang telah disiapkan atau biasanya
disebut dengan kuisioner (Widiyoko, 2013).
Wawancara dilakukan antara peneliti dengan petugas Dinas Kelautan
dan Perikanan (DKP) Kabupaten Brebes bertujuan untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh POKDAKAN
terutama mengenai bidang budidaya udang vaname, selain itu juga untuk
mendapatkan hasil berupa data-data sekunder yang ada. Wawancara yang
dilakukan peneliti dengan POKDAKAN Muncul Jaya bertujuan untuk
memperoleh data mengenai permasalahan-permasalahan yang sedang di
hadapi di lapangan.
2) Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang
nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur-unsur yang
nampak diamati atau dicatat secara benar dan lengkap (Widiyoko, 2013).
Page 10
60
Observasi dilakukan di tambak budidaya udang vaname yang dimiliki
POKDAKAN Muncul Jaya bertujuan untuk mendapatkan data pertumbuhan
udang vaname di tambak.
6. Alat dan Bahan serta Prosedur Kerja
a. Alat dan bahan serta prosedur analisis kualitas air pemeliharaan udang
vaname
Berikut merupakan parameter-parameter kualitas air yang diteliti (Tabel 6).
Tabel 6. Parameter-parameter kualitas air pemeliharaan yang di teliti No. Parameter kualitas air pemeliharaan Satuan Alat dan bahan serta metode
1. Suhu o C Termometer suhu (IKM/5.4.127/BLK-Y)
2. Salinitas Ppt Salinometri
3. pH - pH meter (SNI 06-6989, 11-2004)
4. Dissolved Oxygen (DO) mg/L Potensiometri
5. Kebasaan atau Alkalinitas mg/L Titimetri (IKM/5.4.31/BLK-Y)
6. Ammoniak bebas (NH3 – N) mg/L Spektrofotometer (IKM/5.4.38/BLK-Y)
7. Nitrit (NO2-) mg/L Spektrofotometer (APHA, 4500-NO2 B, 2005)
8. Nitrat (NO2-) mg/L Spektrofotometer (IKM/5.4.12/BLK-Y)
9. Fospat (PO42-) mg/L Kolorimetrik (IKM/5.4.40/BLK-Y)
10. Total Suspended Solid (TSS) mg/L Timbangan atau gravimetrik (APHA, 2540-D, 2005)
11. Total Dissolve Solid (TDS) mg/L Gravimetrik (IKM/5.4.30/BLK-Y)
12. Biochemical Oxygen Demand (BOD) mg/L Metode winkler (IKM/5.4.5/BLK-Y)
13. Chemical Oxygen Demand (COD) mg/L Titimetri (APHA, 5220-C, 2005)
14. Tembaga atau Cuprum (Cu) mg/L Atomic absortion spectrophotometer (APHA, 3111
B, 2005)
15. Timbal atau Plumbun (Pb) mg/L Atomic absortion spectrophotometer (APHA, 3111
B, 2005)
16. Sulfat (SO42-) mg/L (APHA, 4500-SO4
2- E, 2005)
17. Hidrogen Sulfida (H2S) mg/L (IKM/5.4.51/BLK-Y)
18. Besi (Fe) mg/L Atomic absortion spectrophotometer
(IKM/5.4.4/BLK-Y)
19. Warna Skala TCU (IKM/5.4.27/BLK-Y)
20. Kekeruhan - Jeckson Candler Turbidimeter atau dengan metode
Nephelometric (IKM/5.4.29/BLK-Y)
21. Zat yang teroksidasi dengan KMnO4 mg/L (IKM/5.4.35/BLK-Y)
Pengambilan sampel air pemeliharaan udang vaname dilakukan dengan
menggunakan botol steril berwarna gelap berukuran 600 mL. Memasukkan
botol ke dalam tambak hingga menyentuh dasar tambak. Memindahkan air
yang berada di botol ke dalam botol yang berukuran 1,5 L. Pengambilan sampel
air pemeliharaan udang vaname dilakukan di sumber yang berdekatan dengan
inlet dan outlet pada tambak, sampel tersebut kemudian di campur. Botol yang
sudah terisi sampel kemudian dimasukkan ke dalam cool box yang telah berisi
es batu dan siap dianalisis di laboratorium.
Page 11
61
b. Alat dan bahan serta prosedur kerja pengukuran pertumbuhan udang
vaname
Pengukuran pertumbuhan udang vaname dilakukan dengan mengetahui
laju pertumbuhan spesifik dan pertumbuhan mutlak (panjang dan berat); a)
pengukuran panjang dengan menggunakan alat ukur penggaris dengan satuan
sentimeter (cm), dan b) pengukuran berat dengan menggunakan timbangan
digital dengan ketelitian 1 gram.
1) Laju pertumbuhan spesifik diamati dan dihitung untuk melihat
perkembangan pertumbuhan udang vaname yang dipelihara sampai ukuran
yang diinginkan. Laju pertumbuhan harian (%) ditentukan berdasarkan
rumus berikut:
a) Rumus laju pertumbuhan spesifik berdasarkan panjang.
𝐺 =In Lt − In L0
t𝑥 100 %
Keterangan: G = Laju pertumbuhan panjang harian; Lt = Panjang total
rata-rata pada hari ke-t (cm); L0 = Panjang total rata-rata
pada hari ke-0 (cm); t = waktu pengamatan (hari).
b) Rumus laju pertumbuhan spesifik berdasarkan berat De Silva dan
Anderson (1995) dalam Sibiro, dkk (2014: 48).
𝑆𝑅𝐺 (% 𝐻𝑎𝑟𝑖) =In Wt − In W0
tx 100 %
Keterangan: SRG = Spesifik Growt rate (laju pertumbuhan (berat)
spesifik harian) (%); Wt = Berat total rata-rata pada hari
ke-t (g); W0 = Berat total rata-rata pada hari ke-0 (cm) (g);
t = waktu pengamatan (hari).
2) Pertumbuhan mutlak atau Growth Rate (GR) dapat dihitung berdasarkan
selisih nilai rata-rata akhir (baik panjang maupun berat) dengan nilai rata-
rata awal (baik panjang maupun berat) (W0) selama pemeliharaan. Rumus
pertumbuhan mutlak ditentukan berdasarkan rumus berikut:
a) Rumus laju pertumbuhan mutlak berdasarkan panjang (Supriyono, dkk
2006: 59).
𝐺 = Lt − L0
Keterangan: G = Laju pertumbuhan panjang harian; Lt = Panjang total
rata-rata pada hari ke-t (cm); L0 = Panjang total rata-rata
pada hari ke-0 (cm); t = waktu pengamatan (hari).
Page 12
62
b) Rumus laju pertumbuhan mutlak berdasarkan berat.
𝑆𝑅𝐺 (% 𝐻𝑎𝑟𝑖) = Wt − W0
Keterangan: SRG = Spesifik Growt rate (laju pertumbuhan spesifik
harian) (%); Wt = berat akhir pada waktu ke-t 58 hari; t =
waktu (58 hari); W0 = berat awal pada waktu ke-0 hari (g);
t = waktu pengamatan (hari).
c. Alat dan bahan serta prosedur kerja proses pembuatan preparat
melintang struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang
vaname
1) Pengambilan udang vaname di tambak dengan menggunakan jaring,
kemudian dimasukkan ke dalam botol flakon yang sudah berisi larutan
fiksatif (formalin 10 %).
2) Washing (pencucian) yaitu perlakuan mencuci udang vaname dengan
menggunakan alkohol 70 %, fungsinya untuk menghilangkan formalin dan
membuang prikatnya.
3) Sectio (pemotongan) yaitu perlakuan pemotongan organ sasaran
(hepatopankreas dan intestinum).
4) Trimming adalah tahapan yang dilakukan setelah proses fiksasi dengan
melakukan pemotongan tipis jaringan setebal kurang lebih 6 mm orientasi
sesuai dengan organ yang akan dipotong. Pisau yang digunakan untuk
trimming adalah pisau skalpel No. 22 – 24.
5) Dehidrasi jaringan dimaksud untuk mengeluarkan air yang terkandung di
dalam jaringan dengan menggunakan cairan dehidran seperti etanol atau
isopropyl alkohol (Tabel 7). Dehidasi jaringan dilakukan dengan
menggunakan tissue processor. Cairan dehidran ini kemudian dibersihkan
dari dalam jaringan dengan menggunakan reagen pembersih seperti xylen
atau toluene. Reagen pembersih diganti dengan parafin dengan cara
penetrasi ke dalam jaringan yang disebut impregnasi.
6) Setelah proses dehidrasi, maka jaringan yang berada dalam embedding
cassette dipindahkan ke dalam base mold, kemudian diisi dengan parafin
cair dan di lekatkan pada balok kayu ukuran 3 x 3 cm atau pada embedding
cassette.
Page 13
63
7) Cutting (pemotongan) adalah pemotongan jaringan yang sudah di dehidrasi
dengan menggunakan mikrotom. Pisau yang tajam akan menghasilkan
preparat struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) yang baik
secara mikroskopis ditandai dengan tidak adanya artefak berupa goresan
vertikal maupun horizontal.
Tabel 7. Pengaturan waktu dehidrasi pembuatan preparat struktur mikroanatomi
(hepatopankreas dan intestinum) udang vaname
Proses Cairan Waktu
Dehidrasi Alkohol 80 % 2 jam
Alkohol 95 % 2 jam
Alkohol 95 % 1 jam
Alkohol absolut 1 jam
Alkohol absolut 1 jam
Alkohol absolut 1 jam
Clearing Xylol 1 jam
Xylol 1 jam
Xylol 1 jam
Impregnasi Parafin 2 jam
Parafin 2 jam
Parafin 2 Jam
8) Affixing adalah perlakuan pembersihan gelas benda dengan menggunakan
albumin meyer, kemudian ditetesi dengan akuades dan diambil coupes
terpilih di atas akuades, kemudian di letakkan gelas benda ke atas hot plate
dengan suhu berkisar 40 – 45 oC hingga kering.
9) Pembuatan preparat struktur mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum)
menggunakan teknik pewarnaan (staining) Hemaktoxyline Eosin (HE)
dengan urutan sebagai berikut: Xylol 1 = 5 menit, Xylol 2 = 5 menit, Xylol
3 = 5 menit, Alkohol absolut 1 = 5 menit, Alkohol absolut 2 = 5 menit,
Akuades = 1 menit, Harris Hemaktoxyline Eosin = 20 menit, Akuades = 1
menit, Xylol 5 = 5 menit, Alkohol Acid = 1 menit, Akuades = 1 menit,
Akuades = 15 menit, Eosin = 2 menit, Alkohol 96 % 1 = 3 menit, Alkohol
96 % 2 = 3 menit, Alkohol absolut 3 = 3 menit, Alkohol absolut 4 = 3
menit, Xylol 4 = 5 menit, Xylol 4 = 5 menit.
10) Mounting (penutupan preparat) dilakukan dengan cara meneteskan bahan
mounting (DPX, entelan, dan canada balsam) sesuai kebutuhan dan ditutup
dengan cover glass, mencegah supaya tidak sampai terbentuk gelembung
udara.
Page 14
64
11) Labelling (pelabelan) adalah perlakuan dengan menuliskan secara lengkap
mengenai preparat yang akan diamati.
12) Pembacaan slide dengan mikroskop. Preparat irisan diperiksa di bawah
mikroskop dan selanjutnya diinterpretasikan.
C. Teknik Analisis Data
Teknik anslisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan
pemrograman SPSS 17. Hubungan kualitas air pemeliharaan dengan pertumbuhan
udang vaname di analisis dengan menggunakan uji ANOVA multivariat. Struktur
mikroanatomi (hepatopankreas dan intestinum) udang vaname dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif.