52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Waktu pelaksanaannya yaitu pada semester II, tahun ajaran 2011/2012. Pertimbangan pemilihan tempat penelitian di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga adalah karena sekolah ini menyediakan fasilitas internet yang memungkinkan siswa maupun guru mengakses internet selama maupun di luar jam pelajaran. Selain itu, penggunaan internet di sekolah ini tidak hanya terbatas dalam mata pelajaran TIK saja, namun sudah merambah ke mata pelajaran yang lainnya. Salah satunya yaitu dalam mata pelajaran PKn dimana dalam proses pembelajaran PKn di kelas, siswa diajak langsung oleh guru untuk mencari materi maupun pengetahuan yang lainnya secara langsung melalui internet. 3.2 Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini lebih menekankan pada masalah proses penggunaan media internet dalam proses pembelajaran PKn di kelas. Maka bentuk penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif, karena data yang dikumpulkan berbentuk kata atau gambaran yang ada di lapangan. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, analisa penelitian dapat disajikan
14
Embed
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu ......52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Waktu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.
Waktu pelaksanaannya yaitu pada semester II, tahun ajaran 2011/2012.
Pertimbangan pemilihan tempat penelitian di SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga adalah karena sekolah ini menyediakan fasilitas internet yang
memungkinkan siswa maupun guru mengakses internet selama maupun di luar
jam pelajaran. Selain itu, penggunaan internet di sekolah ini tidak hanya
terbatas dalam mata pelajaran TIK saja, namun sudah merambah ke mata
pelajaran yang lainnya. Salah satunya yaitu dalam mata pelajaran PKn dimana
dalam proses pembelajaran PKn di kelas, siswa diajak langsung oleh guru
untuk mencari materi maupun pengetahuan yang lainnya secara langsung
melalui internet.
3.2 Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini lebih menekankan pada masalah proses penggunaan
media internet dalam proses pembelajaran PKn di kelas. Maka bentuk
penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif, karena data yang
dikumpulkan berbentuk kata atau gambaran yang ada di lapangan. Dengan
menggunakan metode kualitatif deskriptif, analisa penelitian dapat disajikan
53
dengan memberikan gambaran secara teliti dan detail mengenai informasi-
informasi yang diperoleh peneliti yang berkaitan dengan pokok permasalahan.
Karena tujuan utamanya untuk memahami fenomena sosial yang ada
dilingkungan sekitar, maka penelitian ini merupakan penelitian dasar. (Sutopo,
2002)
Sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lebih
bersifat studi kasus tunggal, karena penelitian ini hanya dilakukan di satu
sekolah saja. Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan
pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu
tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad (1982)
membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Sementara
Yin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan
pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam
studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara
mendalam.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi
kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa,
latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam
sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing
dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-
variabelnya.
54
3.3 Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 1991), sumber data yang
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya
adalah data dokumen dan lain-lain. Data kualitatif merupakan data yang paling
terutama digali dan dikumpulkan serta dikaji untuk keperluan penelitian ini.
Penggalian informasi berasal dari beragam sumber data. Jenis sumber data
yang akan dimanfaatkan oleh peneliti meliputi:
1. Informan atau narasumber, terdiri dari siswa-siswi kelas XI IPS 2 yang
terdiri dari 8 siswa putri dan 7 siswa putra, guru PKn kelas XI IPS 2, serta
kepala sekolah SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.
2. Aktifitas di dalam kelas meliputi kegiatan siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan media internet sebagai sumber belajar,
mulai dari tahap perencanaan yang dilakukan guru sebelum menggunakan
media internet, pelaksaanan pembelajaran dengan menggunakan media
internet di kelas, hingga tahap evaluasi yang dilakukan guru kepada siswa
untuk melihat seberapa jauh siswa dalam memahami materi yang telah
dipelajari.
3. Arsip berupa RPP yang digunakan guru selama proses pembelajaran
berlangsung serta daftar nilai siswa untuk memperoleh data mengenai hasil
belajar yang siswa peroleh setelah menggunakan media internet sebagai
sumber belajar di kelas.
55
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperjelas teknik penelitian yang dilakukan, maka
disusunlah tabel matriks sebagai berikut.
No. Jenis Data Sumber Data Jumlah
Informan
Teknik
Pengumpulan Data
1. Penerapan Media
Internet Sebagai
Sumber Belajar
Informan:
1) Siswa
2) Guru Pkn
3) Kepala Sekolah
15 Orang
1 Orang
1 Orang
Wawancara dan
Observasi
2. Proses
Pembelajaran Pkn
Informan:
1) Siswa
2) Guru Pkn
15 Orang
1 Orang
Wawancara dan
Observasi
Gambar 2. Matriks Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dan berdasarkan
jenis data yang telah disebutkan di atas serta akan dimanfaatkan dalam
penelitian, maka teknik dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
3.4.1 Wawancara secara mendalam (indepth interviewing)
Dengan wawancara terbuka dan luwes (Nasution, 1992) yang
dilakukan dalam suasana yang informal dan akrab. Pertanyaan yang
dilontarkan tidak kaku dan terlalu terstruktur, sehingga dapat
dilakukan wawancara ulang dengan sumber yang sama jika
diperlukan. Melalui cara tersebut, diharapkan sumber dapat
memberikan jawaban yang jujur dan terbuka. tujuan dari wawancara
56
ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (Moleong, 1991) antara lain untuk
mengkronstuksi, merekonstruksi, memproyeksikan dan
memverifikasikan obyek penelitian.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan
interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga
menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian
interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan
dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus
menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara
berlangsung, (Patton dalam Poerwandari, 1998).
Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
gambaran obyek penelitian terutama yang berkaitan dengan
penggunaan media internet sebagai sumber belajar di SMA Kristen
Satya Wacana Salatiga. Melalui teknik wawancara ini diharapkan data
dan informasi yang berkaitan dengan penggunaan media internet
dalam proses pembelajaran PKn dapat ditangkap secara utuh. Dalam
teknik wawancara ini peneliti memilih informan yang dianggap
mengerti mengenai permasalahan yang sedang diteliti yaitu kepala
sekolah, guru PKn kelas XI IPS 2 dan siswa-siswi kelas XI IPS 2 yang
terdiri dari 8 siswa putri dan 7 siswa putra. Sedang untuk
pelaksanaaan wawancara dilakukan pada tanggal 27 Maret 2012.
57
3.4.2 Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti
”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada
kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian
berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk
mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh
pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Sebagai
metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik.
Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas
kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui
questionnaire dan tes.
Hal-hal yang dilakukan selama melakukan observasi yaitu
mencatat segala kegiatan yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan perencanaan yang
dilakukan oleh guru dan siswa sebelum belajar dengan menggunakan
media internet. Selanjutnya kegiatan selama pelaksanaan
58
pembelajaran dengan mengggunakan media internet serta tahap
evaluasi yang dilakukan oleh guru setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung.
3.4.3 Dokumen
Dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-
surat atau dokumen resmi (Nasution, 1992). Menurut Guba dan
Lincoln (Moleong, 1991), dokumen digunakan dalam penelitian
sebagai sumber data karena dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa RPP yang dipakai
oleh guru selama proses pembelajaran.
Tujuannya yaitu untuk melihat apakah yang dilakukan oleh
guru dikelas sesuai dengan yang sudah direncanakan serta bagaimana
tanggapan siswa mengenai apa yang diajarkan apakah sama dengan
langkah-langkah yang ada dalam RPP. Selain RPP, data dokumen lain
yang digunakan yaitu daftar nilai selama menggunakan media internet
dalam proses pembelajaran. Daftar nilai ini digunakan untuk melihat
hasil pembelajaran yang diperoleh siswa selama menggunakan media
internet.
3.5 Teknik Sampling
Menurut Guba dan Lincoln (Moleong, 1991), dalam penelitian
kualitatif peneliti sangat erat kaitanya dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi,
sampling dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjaring sebanyak
59
mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan konstruksinya. Dengan
demikian tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada di dalam
ramuan konteks yang unik serta menggali informasi yang akan menjadi dasar
dari rancangan dan teori yang muncul. Maka digunakan teknik sampling yang
bersifat selektif.
Seleksi yang dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang
telah dikonsep secara teoritis sesuai keingintahuan peneliti, karakter-karakter
yang harus dimiliki oleh obyek penelitian. Oleh karena itu pada penelitian
kualitatif tidak ada sempel acak, tetapi purposive sampling (sampel bertujuan),
sampel yang digunakan menurut tujuan tertentu (Nasutin, 1992).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
purposive sampling, karena peneliti memilih informan yang dipandang
mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam dan dapat
dipercaya yaitu siswa, guru PKn, dan kepala sekolah. Sumber data dalam
penelitian ini bukan sebagai yang mewakili populasinya, tetapi lebih
cenderung mewakili informasinya.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini, dilakukan dengan mencari
sumber yang dianggap memenuhi persyaratan sekaligus sebagai objek yang
diteliti. Melalui cara ini peneliti dapat lebih mendalam menggali informasi
mengenai subjek penelitian, sehingga data dan informasi yang diperoleh
menjadi lebih mantap. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel siswa
60
kelas XI IPS II, guru PKn kelas XI dan kepala sekolah SMA Kristen Satya
Wacana.
3.6 Validitas Data
Dalam penelitian ini, validitas data akan dilakukan dengan teknik
yang disebut dalam penelitian kualitatif sebagai triangulasi. Teknik
triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.
Seluruh data dan informasi dikumpulkan dari sumber yang berbeda, sehingga
terjadinya bias dalam penyusunan dan analisis data dapat dikurangi. Data atau
informasi dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh
data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak ke dua, ke tiga dan seterusnya.
Melalui cara ini informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari
berbagai pihak dapat dibandingkan, agar ada jaminan tentang tingkat
kepercayaaan data. Selain itu, cara ini dilakukan untuk mencegah munculnya
subyektivitas yang dapat membuat keraguan pada hasil penelitian.
Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan, bahwa hasil
pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat atau
pemikiran. Patton mengatakan (Moleong, 1991), yang penting disini adalah
bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan
tersebut.
Data yang telah digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan kebenarannya, sehingga
memperoleh data yang valid. Ada beberapa cara untuk mengembangkan
61
validitas data yang diperoleh. HB Sutopo (2002) mengungkapkan ada tiga
cara utama, yaitu:
1. Triangulasi, merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi
yang bersifat multiperspektif, artinya untuk menarik kesimpulan yang
mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang.
2. Review informan yaitu laporan penelitian direview oleh informan (key
informan) untuk mengetahui apakah yang ditulis merupakan suatu yang
dapat disetujui mereka.
3. Member check yaitu laporan diperiksa oleh peneliti untuk mendapatkan
kesimpulan yang tepat.
Dalam penelitian ini digunakan dua macam triangulasi, yang pertama
data triangulasi yang diperoleh dengan cara menggunakan beberapa sumber
data untuk mengumpulkan data yang sama yaitu sumber yang berupa
informasi dari tempat, peristiwa dan dokumen serta arsip yang memuat
catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan. Kedua, metode
triangulasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda untuk pengumpulan data yang sama yaitu
melalui wawancara, observasi dan dokumen. Disamping itu digunakan pula
teknik informant review untuk menguji keabsahan data dengan cara
memberikan draf laporan kepada informan kunci untuk dilakukan
pengecekan.
Teknik triangulasi yang dilakukan yaitu pertama dengan
mengumpulkan semua dokumen yang berupa RPP, data nilai siswa serta hasil
62
pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan media
internet. Hasil dari pengumpulan data tersebut digunakan untuk menguji
keabsahan data dengan hasil triangulasi yang kedua. Triangulasi data yang
kedua dilakukan dengan melakukan wawancara kepada siswa kelas XI IPS 2,
guru PKn kelas XI IPS 2 serta kepala sekolah SMA Kristen Satya Wacana.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dari informan yang berbeda-
beda juga untuk mengetahui apakah jawaban yang ditulis merupakan suatu
yang dapat disetujui dan diterima oleh informan. Selanjutnya yaitu
melakukan pengujian terhadap hasil wawancara dengan hasil pengumpulan
data dokumentasi untuk memperoleh data yang valid.
3.7 Analisis Data
Secara garis besar model analisis interaktif yang diterapkan dalam
penelitian ini sebagaimana digambarkan oleh HB Sutopo (2002) sebagai
berikut.
Gambar 3. Skema Analisis Interaktif HB Sutopo (2002)
Pengumpulan
Data
Reduksi
Data
Penyajian
Data
Kesimpulan /
Verifikasi
63
Analisis data dalam penelitian merupakan hal yang penting agar data
yang sudah terkumpul dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dapat
menghasilkan jawaban dari permasalahan. Unit analisis dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas XI IPS 2, guru PKn kelas XI, kepala sekolah serta
RPP yang dipakai oleh guru sebagai acuan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Teknik interaktif digunakan agar data dan informasi yang telah
dikumpulkan dapat selalu diperbandingkan sehingga diperoleh data dan
informasi yang akurat. Melalui proses siklus, peneliti akan melakukan
aktivitas yang berkelanjutan dalam tahapan-tahaan pengumpulan data, yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan/verifikasi. Setiap data yang
diperoleh akan diperlakukan tahapan-tahapan tersebut, sehingga data yang
tersaji merupakan data yang sudah disaring sedemikian rupa. Proses ini
berjalan terus tanpa ada akhirnya dan mengikuiti jalan tanpa putus-putusnya
(Nasution, 1992).
Selanjutnya dalam proses analisis, penelitiaan kualitatif memiliki sifat
induktif (Nasution, 1992). Seluruh proses penelitian tidak ditujukan untuk
membuktikan suatu hipotesis tetapi untuk mengambil suatu simpulan yang
bermakna dan sebagi evaluasi atas kasus yang ditemukan di lapangan.
HB Sutopo (2002) menjelaskan bahwa “dalam proses analisas terdapat
tiga komponen yang harus benar-benar dipahami oleh setiap penelitian
kualitatif. Tiga komponen utama tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian
data, (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi.”
64
Adapun uraian dari aktifitas analisis data tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Dalam tahap ini penulis secara aktif mengadakan penyelesaian data
yang diperoleh selama penelitian di lapangan, pemusatan yang diperoleh,
penyederhanaan di lapangan dan membuat abstraksi data yang telah
peneliti susun dalam catatan data. Pada proses ini terus dilaksanakan
selama penelitian berlangsung.
2. Sajian Data
Tahap ini merupakan upaya dari peneliti untuk meraih kembali
semua data yang peneliti peroleh dari lapangan selama kegiatan
berlangsung. Data yang disajikan disini, diambil dari data yang telah
disederhanakan dalam reduksi data. Pada bagian ini harus ada gambaran
secara menyeluruh tentang kesimpulan yang diambil. Dalam sajian data
juga memberikan argumen-argumen yang logis yang mengacu pada
pengambilan keputusan.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses dimana suatu
analisis (reduksi data dan sajian data) yang dilakukan semakin lama
semakin jelas dari awal kegiatan penelitian. Peneliti sudah tanggap dan
mengerti terhadap hal-hal yang ditemui selama penelitian. Setelah
memahami tahap ini peneliti sudah mulai menyusun pola-pola arahan dan
65
hubungan sebab akibat. Kesimpulan juga perlu diverivikasi berupa suatu
pengalaman secara tepat, yang dapat dilakukan dengan berdiskusi atau
saling interview antar teman karena pada dasarnya makna dari data harus
diuji validitasnya supaya kesimpulan menjadi kokoh.
Analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data
yang diperoleh baik berupa dokumen seperti daftar nilai, RPP yang
digunakan serta hasil wawancara yang dilakukan dengan informan. Semua
data yang terkumpul selanjutnya direduksi, mana yang dianggap penting
serta mana yang tidak baru dilakukan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Namun dari hasil pengumpulan data yang diperoleh, data
tersebut juga bisa langsung disajikan baru dilakukan reduksi data hingga
selanjutnya ditarik kesimpulan. Jika hasil kesimpulan dirasa masih kurang,
maka langkah yang dilakukan yaitu kembali ke awal saat pengumpulan
data baru ke tahap penyajian data, reduksi data hingga hingga kesimpulan.
Hal tersebut dilakukan secara terus menerus hingga diperoleh data akhir