Page 1
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu atau
(quasi eksperimental research). Eksperimen semu merupakan penelitian yang
mendekati eksperimen sungguhan (true experimental research). Sugiyono
(2009:77) menyatakan desain eksperimen semu mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Tujuan penelitian eksperimen
semu menurut Slameto (2015:137) adalah untuk memperoleh informasi yang
merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen
yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol
dan/atau memanipulasi semua variabel yang relevan.
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain nonequivalent control
group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group
design, namun pada desain ini kelompok eksperimen 1 maupun kelompok
eksperimen 2 tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2009:79). Tabel penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Desain Eksperimen
Nonequivalent Control Group Design
O1 X1 O2
.............................
O3 X2 O4
Page 2
25
Keterangan :
O1 : Pengukuran awal hasil belajar kelompok eksperimen 1
O2 : Pengukuran akhir hasil belajar kelompok eksperimen 1
O3 : Pengukuran awal hasil belajar kelompok eksperimen 2
O4 : Pengukuran akhir hasil belajar kelompok eksperimen 2
X1 : Perlakuan pembelajaran dengan model mind mapping
X2 : Perlakuan pembelajaran dengan model example non-example
Dalam penelitian ini terdapat juga prosedur rancangan penelitian. Tahap-
tahap eksperimen yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Menentukan subjek penelitian
b. Membuat kisi – kisi pretest
c. Membuat instrumen pretest berdasarkan kisi – kisi yang telah dibuat
d. Mengujicobakan instrumen tes pretest pada kelas yang sudah dipilih
yaitu kelas V SD Negeri Kauman Kidul
e. Menganalisis data hasil instrumen tes pretest pada kelas uji coba
untuk mengetahui validitas butir soal, dan reabilitas soal
f. Melakukan pretest pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
g. Menganalisis hasil pretest dari kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2 untuk mengetahui tidak adanya perbedaan yang
signifikan dari kedua kelas tersebut.
2. Pelaksanaan
Peneliti mengadakan pembelajaran di kelas eksperimen 1 dengan
menggunakan model mind mapping. Sedangkan untuk kelas eksperimen
2 menggunakan materi yang sama namun dengan menggunakan model
example non-example.
3. Akhir
a. Memberikan posttest pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
Page 3
26
b. Menganalisis hasil posttest yang telah dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penerapan model mind mapping dan model example non-
example
c. Menyusun laporan hasil penelitian
3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Kauman Kidul yang merupakan SD
imbas dari SD Negeri gugus Yos Sudarso dan SD Negeri Bugel 1 yang
merupakan SD imbas dari SD Negeri gugus Diponegoro yang terletak di
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Jawa Tengah. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret-April 2016 semester II tahun pelajaran 2015/2016, dengan tiga
kali pertemuan yang terdiri dari pemberian soal pretest, pemberian tindakan pada
setiap kelompok dan pemberian soal posttest.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009:38). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas
dan variabel terkait.
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya
variabel lain (Slameto, 2015:198). Variabel bebes biasanya dimanipulasi, diamati
dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Variabel bebas
(X) pada penelitian ini adalah model mind mapping dan model example non-
example.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:39). Pada penelitian ini, variabel
terkait (Y) adalah hasil belajar siswa.
Page 4
27
3.2.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah cara untuk mendefinisikan variabel operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Hidayat, 2007). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah
variabel dengan penggunaan model pembelajaran mind mapping yang
didefinisikan secara operasional sebagai model pembelajaran yang menyajikan
permasalahan kepada siswa dan jawaban di tulis dengan membuat bagan yang
berwarna-warni dan memiliki banyak gambar. Selain model pembelajaran mind
mapping penelitian ini juga menggunakan model example non-example yang
didefinisikan secara operasional sebagai model pembelajaran yang menyajikan
gambar untuk di analisis dan dideskripsikan oleh siswa sebelum guru menjelaskan
materi lebih lanjut. Penerapan kedua model pembelajaran tersebut akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yang didefinisikan secara operasional
sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dari SD Negeri Kauman
Kidul sebagai kelas eksperimen 1 (model mind mapping) dan siswa kelas IV SD
Negeri Bugel 1 sebagai kelas eksperimen 2 (model example non-example).
Jumlah siswa pada ke dua SD tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
Rincian Jumlah Siswa Kelas IV SDN Kauman Kidul dan SDN Bugel 1
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016
No Nama Sekolah Kelas Jumlah siswa Kelompok
1. SDN Kauman Kidul IV 21 Eksperimen
2. SDN Bugel 1 IV 19 Kontrol
Jumlah Keseluruhan 40
Page 5
28
Peneliti memilih SD Negeri Kauman Kidul dan SD Negeri Bugel 1 sebagai
tempat penelitian, karena kedua SD tersebut merupakan SD imbas yang berada
pada satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Sidorejo. Selain itu berdasarkan observasi
peneliti, kedua SD tersebut belum melaksanakan secara maksimal model mind
mapping dan example-non example dalam kegiatan belajar.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil belajar IPA SD
kelas IV. Untuk memperoleh data tersebut peneliti menggunakan teknik tes dan
teknik observasi sebagai metode pengumpulan data.
a. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah
pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat
kemampuan seseorang untuk mengungkap aspek tertentu dari orang yang
dikenai tes. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pilihan
ganda yang terdiri dari pretest dan posttest.
b. Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu, serta
mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang
diamati. Observasi dilakukan untuk mengamati tindakan guru dalam
mengajar di kelas IV SD Negeri Kauman Kidul dan SD Negeri Bugel 1 pada
proses pembelajaran IPA dengan menerapkan model Mind Mapping dan
Example Non-Example. Selain itu, observasi juga digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotorik. Dengan
cara guru menyediakan lembar observasi yang berisi kisi-kisi penilaian aspek
afektif dan aspek psikomotorik.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa instrumen observasi untuk mengetahui hasil belajar
Page 6
29
siswa pada ranah afektif dan psikomotorik dan instrumen tes digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Sebelum melakukan
observasi dan tes terlebih dahulu perlu menyusun kisi-kisi dan butir soal. Adapun
mengenai instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Lembar Observasi/ Lembar Pengamatan
Lembar observasi atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati
tindakan guru yang menerapkan model mind mapping pada kelas eksperimen
1 dan model pembelajaran example non-example pada kelas eksperimen 2.
Lembar observasi berisi indikator-indikator kegiatan mengajar guru, yang
disesuaikan dengan standar proses yang berlaku dan dengan langkah-langkah
model dari masing-masing kelas. Berikut ini kisi-kisi lembar observasi
aktivitas guru dengan model mind mapping pada kelas eksperimen 1 :
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Model Mind Mapping pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Kauman Kidul sebagai Kelas Eksperimen 1
Langkah-langkah Model
Mind Mapping Indikator/ Tindakan Guru
Menyampaikan kompetensi
yang ingin di capai Pra Pembelajaran
Mengucapkan salam
Mengajak siswa untuk berdo’a bersama
Mengecek kehadiran siswa
Melakukan apersepsi dengan bertanya
jawab kepada siswa
Menyampaikan materi yang akan di
pelajari dan tujuan yang ingin dicapai
Mengemukakan konsep/
permasalahan Kegiatan Inti Pembelajaran
Memperlihatkan gambar tentang pengaruh
perubahan lingkungan
Bertanya jawab dengan siswa tentang
gambar yang sudah diperlihatkan
Memberi pertanyaan kepada siswa tentang
perubahan lingkungan
Membentuk kelompok Membagi siswa menjadi 4 kelompok
Page 7
30
Setiap kelompok diberikan gambar
perubahan lingkungan dan lembar kerja
kelompok serta kertas kosong A3
Mencatat alternatif jawaban
hasil diskusi
Mencari informasi tentang perubahan
lingkungan
Meminta siswa untuk membuat mind map
berdasarkan faktor perubahan lingkungan
Membuat mind mapping dari informasi
yang sudah didapat
Merevisi apabila masih terdapat kesalahan
Membaca hasil diskusi Setiap kelompok maju untuk
menyampaikan hasil diskusi
Membahas hasil diskusi yang telah
disampaikan
Menarik kesimpulan Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami
Bersama siswa meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan
Kegiatan Penutup Pembelajaran
Bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari
Membagikan soal evaluasi
Mengakhiri pembelajaran.
Berikut ini kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dengan menerapkan
model example non-example pada kelas eksperimen 2 :
Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Observasi Model Example Non-Example pada Siswa Kelas
IV SD Negeri Bugel 1 sebagai Kelas Eksperimen 2
Langkah-langkah Model
Example Non-Example Indikator/ Tindakan Guru
Mempersiapkan gambar-
gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Pra Pembelajaran
Mempersiapkan media dan sumber belajar
Mengucapkan salam pembuka
Berdo’a bersama
Mengecek kehadiran siswa
Melakukan apersepsi dengan bertanya
jawab
Page 8
31
Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai
hari ini
Membagi siswa kedalam
beberapa kelompok. Kegiatan Inti Pembelajaran
Membagi siswa menjadi 4 kelompok
Siswa duduk berkelompok
Menempelkan gambar
langsung di papan tulis,
ditayangkan melalui OHP,
atau membagikan gambar
kepada siswa dalam bentuk
kartu-kartu
Setiap kelompok diberikan gambar
berbagai perubahan lingkungan dan lembar
kerja kelompok
Memberi petunjuk dan
memberi kesempatan untuk
menganalisis gambar
Memberikan pertanyaan penuntun untuk
menganalisis gambar
Setiap kelompok diminta berdiskusi untuk
menganalisis faktor penyebab perubahan
lingkungan
Memberi waktu untuk berdiskusi
Mencatat hasil diskusi dari
analisis gambar
Meminta siswa menulis kerugian dan
manfaat dari faktor penyebab perubahan
Membacakan hasil diskusi Setiap kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi
Menjelaskan materi sesuai
dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Membahas hasil diskusi yang telah
disampaikan
Menjelaskan materi tentang faktor
penyebab perubahan lingkungan dengan
menggunakan gambar, serta menunjukkan
gambar yang termasuk example dan
gambar yang termasuk non-example
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
Meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan
Membuat kesimpulan Kegiatan Penutup Pembelajaran
Menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dipelajari
Membagikan soal evaluasi
Mengakhiri pembelajaran
2. Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah lembar soal pretest dan posttes yang
berupa soal pilihan ganda. Pengujian soal berupa pilihan ganda untuk
mengetahui layak digunakan atau tidak, dilakukan dengan cara menyusun
kisi-kisi soal, uji coba instrument soal, uji validitas dan uji reliabilitas. Kisi-
Page 9
32
kisi soal digunakan untuk pretest dan posttest berdasarkan pada Standar
Kompetensi yang dipilih yaitu memahami perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan. Adapun instrumen tes dapat dilihat pada kisi-
kisi soal pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Bentuk
Soal
Nomor
Soal
10. Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhny
a terhadap
daratan
10.1 Mendeskri
psikan
berbagai
penyebab
perubahan
lingkungan
fisik
(angin,
hujan,
cahaya
matahari,
dan
gelombang
air laut)
10.1.1 Menjelaskan
pengaruh
perubahan
lingkungan.
Pilihan
Ganda
1,2,3,4
,5
10.1.2 Mengidentifikasi
faktor penyebab
perubahan
lingkungan
Pilihan
Ganda
6,7,8,9
,10,11,
12,13,
14,15
10.1.3 Menyebutkan
kerugian
berbagai faktor
perubahan
lingkungan
terhadap daratan
Pilihan
Ganda
16,17,
18,19,
20,21,
22,23,
24,25
10.1.4 Menyebutkan
manfaat berbagai
faktor perubahan
lingkungan
terhadap daratan
Pilihan
Ganda
26,27,
28,29,
30,31,
32,33,
34,35
Page 10
33
3.5 Validitas dan Reabilitas Instrumen
3.5.1 Validitas Instrumen
Sugiyono (2009:121) menyatakan instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian ini, instrumen preetest dan posttest yang akan diberikan kepada
kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2, diujikan kepada kelas lain yang
telah memiliki pengetahuan tentang materi memahami perubahan lingkungan fisik
dan pengaruhnya terhadap daratan yakni siswa kelas V SD Negeri Kauman Kidul.
Masrum dalam Sugiyono (2010:188-199) menyatakan bahwa item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi
menunjukkan bahwa item soal tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat jika r = 0,3. Jika korelasi antara
butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir soal dalam instrumen
dinyatakan tidak valid.
Uji validitas dapat menggunakan bantuan software SPSS yaitu dengan cara
Analyze - Correlate – Bevariate atau dapat menggunakan Analyze – Scale –
Reliability Analysis kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau
tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan. Berikut adalah hasil dari validitas
instrumen sebelum penelitian :
Tabel 3.6
Hasil Validitas Soal
Validitas Nomor Soal Jumlah
Valid 1,3,4,5,8,9,10,11,12,17,18,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,
32,33,34,35 25
Tidak
Valid 2,6,7,13,14,15,16,19,20,21 10
35
Page 11
34
3.5.2 Reabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2009:121). Uji reliabilitas soal dilakukan dengan teknik alpha
cronbach yang dihitung melalui SPSS. Koefesien reabilitas selalu berada dalam
rentang 0 sampai 1. Semakin tinggi koefisien reabilitas suatu tes semakin tinggi
pula keajegan/ketepatannya. Kriteria reabilitas instrumen menggunakan pedoman
yang dikemukakan oleh Wardani, dkk (2012:346) yang dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.7
Kriteria Tingkat Reliabilitas
No. Indeks Interprestasi
1. 0,80 – 1,00 Tinggi reliabel
2. < 0,80 – 0,60 Reliabel
3. < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel
4. < 0,40 – 0,20 Agak reliabel
5. < 0,40 – 0,20 Kurang reliabel
Berikut ini adalah tabel hasil uji reabilitas instrumen sebelum penelitian :
Tabel 3.8
Hasil Reabilitas Soal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,878 35
Hasil uji reabilitas pada tabel 3.10 di atas menunjukkan bahwa pada kolom
Cronbach's Alpha sebesar ,878 dan kolom N of Items menunjukkan jumlah
soalnya yaitu 35 soal. Hal ini membuktikan bahwa soal sudah termasuk kriteria
tinggi reliabel. Data yang digunakan sudah reliabel dan dapat digunakan untuk
penelitian.
Page 12
35
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil belajar siswa
antara kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran mind mapping
dengan kelas eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran example non-
example.
3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data setiap kelas
mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk
menentukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi normal maka
dapat digunakan statistika parametrik, dan jika data berdistribusi tidak normal
maka dapat digunakan statistika non parametrik. Pedoman data dikatakan
berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05. Dalam uji normalitas, dapat
menggunakan bantuan software SPSS yaitu dengan cara analyze →
nonparametrik → one sampel KS → masukan variabel pada jendela variabel →
klik normal pada test distribution → kemudian klik ok.
3.6.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua
kelompok homogen atau tidak. Acuan varian data kedua kelompok homogen
adalah jika nilai probabilitas/signifikansi >0,05. Analisis uji homogenitas varian
dapat dilakukan menggunakan bantuan software SPSS yaitu dengan cara analyze
→ compare means → one way anova atau dengan cara analyze → descriptive
statistic → explore.
3.6.3 Uji N-Gain
Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil
belajar. Untuk mengetahuimya digunakan rumus uji N-Gain sebagai berikut :
g =
Page 13
36
Hasil uji N-gain sendiri terdapat 3 pembagian kategori yaitu rendah, sedang,
dan tinggi. Pembagian kategori tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9
Kategori Hasil Uji N-Gain
Indeks Kriteria
g < 0,30 Rendah
0.30 > g < 0,70 Sedang
g > 0,70 Tinggi
3.6.4 Uji Beda Rata-rata
Uji beda rata-rata (uji-t) dapat dilakukan jika uji asumsi atau prasyarat
berupa normalitas dan homogenitas terpenuhi. Setelah dilakukan uji homogen,
jika diperoleh hasil bahwa varian sama maka uji t menggunakan Equal Variances
50 Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan
Equal Variances Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Analisis uji beda
rata-rata ini bisa dilakukan menggunakan bantuan software SPSS yaitu dengan
cara analyze → compare means → independent → sample t-test.
3.6.5 Uji Hipotesis
Setelah diperoleh hasil uji-t, kemudian dilakukan analisis uji hipotesis
untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak. Adapun langkah-langkah uji
hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis
2. Melakukan uji t dengan kriteria berdasarkan hasil signifikansi :
1. Apabila sig. > 0,05 , maka Ho diterima dan Ha ditolak
2. Apabila sig. < 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima
3. Membuat kesimpulan
Ho : μ1 = μ2 artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
IPA dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping dan
model pembelajaran example non-example siswa kelas IV SD Negeri
Page 14
37
Kauman Kidul dan SD Negeri Bugel 1 Kota Salatiga Semester II
Tahun 2015/2016.
Ha : μ1 ≠ μ2 artinya, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA
dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping dan model
pembelajaran example non-example siswa kelas IV SD Negeri
Kauman Kidul dan SD Negeri Bugel 1 Kota Salatiga Semester II
Tahun 2015/2016.