36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yaitu ekperimen murni (true experimental research) dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan penambahan jenis krioprotektan, dan jumlah penampungan merupakan ulangan. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan 23 Mei – 23 Juni 2017 di Balai Besar Inseminasi Buatan Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. 3.3. Populasi dan Teknik Sampling Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kambing Peranakan Ettawa berjenis kelamin jantan yang diperoleh dari penampungan semen di Balai Besar Inseminasi buatan dengan motilitas di bawah 60%. Sampel yang digunakan merupakan semen segar kambing Peranakan Ettawa dengan jumlah ulangan ditentukan berdasarkan rumus Frederer yaitu (t-1) (r-1) ≥ 15, t adalah jumlah perlakuan dan r adalah jumlah ulangan. Jumlah perlakuan dapat dihitung dengan rumus berikut. (t-1) (r-1) ≥ 15 (5-1) (r-1) ≥ 15 4(r-1) ≥ 15 r-1 ≥ 15/4 r ≥ 5
14
Embed
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitianeprints.umm.ac.id/36823/4/jiptummpp-gdl-dwicahyapr-51732-4-babiii.pdf · Libido pejantan, pejantan yang dimaksud adalah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu ekperimen murni (true experimental research)
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5
perlakuan penambahan jenis krioprotektan, dan jumlah penampungan merupakan
ulangan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan 23 Mei – 23 Juni 2017 di Balai Besar
Inseminasi Buatan Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa
Timur.
3.3. Populasi dan Teknik Sampling
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kambing Peranakan
Ettawa berjenis kelamin jantan yang diperoleh dari penampungan semen di Balai
Besar Inseminasi buatan dengan motilitas di bawah 60%. Sampel yang digunakan
merupakan semen segar kambing Peranakan Ettawa dengan jumlah ulangan
ditentukan berdasarkan rumus Frederer yaitu (t-1) (r-1) ≥ 15, t adalah jumlah
perlakuan dan r adalah jumlah ulangan. Jumlah perlakuan dapat dihitung dengan
rumus berikut.
(t-1) (r-1) ≥ 15
(5-1) (r-1) ≥ 15
4(r-1) ≥ 15
r-1 ≥ 15/4
r ≥ 5
37
Oleh karena itu untuk 5 perlakuan diperlukan 5 ulangan. Keempat
perlakuan tersebut yaitu; a) Kontrol (+) dengan penambahan Gliserol 7 % pada
pengencer tris kuning telur, b) Kontrol (-) tanpa penambahan krioprotektan, c)
Semen dengan penambahan DMSO 6% pada pengencer tris kuning telur, d)
Semen dengan penambahan Gliserol 6% pada pengencer tris kuning telur, e)
Semen dengan penambahan kombinasi DMSO 3% : Gliserol 3% pada pengencer
tris kuning telur.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini meliputi.
3.4.1 Variabel bebas: perlakuan penambahan krioprotektan yaitu DMSO,
Gliserol, dan kombinasi DMSO dengan Gliserol, kontrol.
3.4.2 Variabel terikat: motilitas, presentase spermatozoa hidup dan mati
(viabilitas), abnormalitas.
3.4.3 Variabel kontrol:
a. Umur pejantan, peningkatan umur berpengaruh terhadap tingkat
abnormalitas spermatozoa, semakin tua umur pejantan akan mengalami
degenrasi pada sel-sel tubuh, termasuk organ reproduksi. Tetapi jika
pejantan terlalu muda umumnya belum berpengalaman saat penampungan
semen pertama kali sehingga ereksi dan ejakulasi lemah.
b. Libido pejantan, pejantan yang dimaksud adalah dapat menunjukkan
tingkat libido yang tinggi akan menghasilkan semen dengan kualitas baik.
c. Frekuensi ejakulasi, frekuensi ejakulasi yang terlampau sering dan kontinu
akan menurunkan kuantitas dan kualitas semen yang dihasilkan pejantan.
38
d. Pakan, pakan yang diberikan pada pejantan ternak dengan kandungan
nutrien yang cukup akan meningkatkan produksi sperma.
3.5. Definisi Variabel
Definisi variabel pada penelitian ini yaitu:
3.5.1 DMSO (Dimetil sulfoksida)
DMSO (dimetil sulfoksida) yang digunakan yaitu sebanyak 6% dan 7%
untuk control positif dari volume pengencer tris kuning telur. DMSO merupakan
bahan pada larutan Pengencer B yang telah ditambahkan larutan Pengencer A.
larutan Pengencer A merupakan supernatan hasil endapan dari bahan pengencer
tris kuning telur yang terdiri dari tris aminomethane ±1,6% (g/g), Citric acid ±