39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan jenis penelitian semu (quasi eksperimental research). Menurut Nahartyo (2013:4) “eksperimen semu adalah jenis eksperimen dimana eksperimenter tidak berkemampuan melakukan manipulasi dan randomisasi sebesar pada true eksperimen”. Eksperimen semu merupakan pengembangan dari true eksperimen (eksperimen sungguhan). 3.1.2 Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang tidak dipilih secara random, yaitu kelompok eksperimen1 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model PBL) dan kelompok eksperimen2 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model inquiry learning). Sebelum diterapkan treatment atau perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelompok, peneliti harus memberikan pretest dengan tujuan uji kesetaraan dari kedua kelompok tersebut. Pemberian pretest dilakukan sebelum penerapan model pembelajaran. Langkah selanjutnya yaitu pemberian treatment pada masing-masing kelompok, yaitu model pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen1 dan model inquiry learning pada kelompok eksperimen2, yang dilakukan dalam dua pertemuan pada masing-masing kelompok. Pada pertemuan ketiga dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan mengerjakan soal evaluasi yang berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 25 butir. Sebelum soal diberikan kepada kedua kelompok perlu dilakukan uji validitas, reliabilitas, dan uji tingkat kesukaran soal. Hasil belajar siswa pada kedua kelompok tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih efektif memengaruhi hasil belajar IPA melalui uji statistika.
22
Embed
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian … · 2017. 4. 19. · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan jenis
penelitian semu (quasi eksperimental research). Menurut Nahartyo (2013:4)
“eksperimen semu adalah jenis eksperimen dimana eksperimenter tidak
berkemampuan melakukan manipulasi dan randomisasi sebesar pada true
eksperimen”. Eksperimen semu merupakan pengembangan dari true eksperimen
(eksperimen sungguhan).
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang tidak dipilih secara random,
yaitu kelompok eksperimen1 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model
PBL) dan kelompok eksperimen2 (kelompok yang pengajarannya menggunakan
model inquiry learning). Sebelum diterapkan treatment atau perlakuan yang
berbeda pada masing-masing kelompok, peneliti harus memberikan pretest
dengan tujuan uji kesetaraan dari kedua kelompok tersebut. Pemberian pretest
dilakukan sebelum penerapan model pembelajaran.
Langkah selanjutnya yaitu pemberian treatment pada masing-masing
kelompok, yaitu model pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen1 dan
model inquiry learning pada kelompok eksperimen2, yang dilakukan dalam dua
pertemuan pada masing-masing kelompok. Pada pertemuan ketiga dilakukan
pengukuran terhadap hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dengan mengerjakan soal evaluasi yang berbentuk pilihan
ganda dengan jumlah soal 25 butir. Sebelum soal diberikan kepada kedua
kelompok perlu dilakukan uji validitas, reliabilitas, dan uji tingkat kesukaran soal.
Hasil belajar siswa pada kedua kelompok tersebut akan dibandingkan untuk
mengetahui model pembelajaran mana yang lebih efektif memengaruhi hasil
belajar IPA melalui uji statistika.
40
Berdasarkan uraian diatas dan tidak dilakukannya random pada penentuan
kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 maka penelitian ini
menggunakan desain “pretest-posttest tak ekuivalen” yang dikemukakan oleh
John W. Best (dalam Arifin, 2012:88). Model desain eksperimen kuasi ini baik
untuk dua kelompok yang ada dan yang kira-kira homogen kondisi kelasnya.
Terdapat pretest dan posttest, dan kedua kelompok sama-sama dimanipulasi tetapi
dengan cara yang berbeda. Berikut ini bagan desain penelitian pretest-posttest tak
ekuivalen.
Tabel 4
Desain Pretest-posttest tak ekuivalen
O1 X O2
O3 X O4
Dalam penelitian ini kedua kelompok sama-sama dimanipulasi dengan
model pembelajan PBL dan model inquiry learning. Maka berikut ini desain
rancangan penelitian dalam penelitian ini.
Tabel 5
Desain Rancangan Penelitian
Kelompok Kondisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir
Eksperimen1
( Model PBL )
O1 X1 O2
Eksperimen2
( Model inquiry )
O3 X2 O4
Desain rancangan penelitian diatas terdapat empat kelompok data, yaitu data
pretes kelompok eksperimen1 (O1) dan kelompok ekperiemen2 (O3) , data postes
kelompok eksperimen1 (O2) dan kelompok ekperimen2 (O4). Berikut ini
keterangan dari desain rancangan penelitian pretest-posttest tak ekuivalen dalam
penelitian ini
X1 : Penerapan model pembelajaran PBL
X2 : Penerapan model pembelajaran inquiry
O1 : Hasil pretest kelompok eksperimen1
O2 : Hasil postest kelompok eksperimen1
O3 : Hasil pretest kelompok ekperimen2
41
O4 : Hasil postest kelompok eksperimen2
Jadi setelah didapatkan data pretest siswa dan telah dilakukan uji kesetaraan
pada kedua kelompok tersebut, kemudian pada kelompok eksperimen1 diberikan
perlakuan model problem based learning sedangkan kelompok eksperimen2
diberikan perlakuan model inquiry learning. Namun dikarenakan tidak
digunakannya kelompok kontrol dalam penelitian ini, hal ini dikarenakan apabila
ada kelompok kontrol, kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variable-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan penelitian pada
kelompok eksperimen. Maka kedua kelompok dalam penelitian ini yaitu
kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 saling mengontrol satu sama
lain, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas
antara model problem based learning dan inquiry learning.
Hasil penelitian benar-benar dapat dipercaya jika peneliti mengontrol
validitas dari kedua kelompok eksperimen1 dan eksperimen2, baik validitas
internal maupun validitas eksternal.
Menurut Sanjaya (2013: 96) validitas internal berkaitan dengan eksperimen2
yang dilakukan peneliti terhadap variabel lain yang dapat memengaruhi hasil
eksperimen1. Validitas internal menunjukkan bahwa variabel terikat benar-benar
merupakan penyebab dari hasil pembelajaran atau hanya pengaruh dari variabel
bebas yang dimanipulasi.
Menurut Sanjaya (2013: 97) validitas eksternal berkaitan dengan teknik
sampling yang dilakukan oleh peneliti. Kesalahan anggota sampel dapat
mempengaruhi generalisasi hasil eksperimen1. Validitas eksternal berkaitan
dengan hubungan kekuatan hasil eksperimen1 untuk digeneralisasikan ke populasi
yang lebih luas.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono, (2011:60) “variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
42
kesimpulannya”. Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel
bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
a. Varibel bebas
Menurut Sugiyono (2011:61) “variabel bebas adalah merupakan variabel
yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran PBL (X1) dan model inquiry learning (X2).
b. Variabel terikat
Menurut Sugiyono (2011:61) “variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.
3.2.2 Definisi Operasional
Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui hubungan sebab
akibat antara variabel bebas (independent) sebagai variabel penyebab terhadap
variabel terikat (dependent) sebagai akibat. Berikut ini definisi operasional atau
penjelasan dari masing-masing variabel dalam penelitian ini.
Variabel bebas yang pertama dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran PBL (X1) pada kelompok eksperimen1, yang didefinisikan secara
operasional sebagai sistem atau cara penyampaian pembelajaran pada siswa kelas
4 dengan mata pelajaran IPA pada SD Negeri 1 Sukorejo yang pada awal
pembelajarannya anak diorientasikan dengan masalah oleh guru. Anak harus bisa
menemukan pemecahan atau solusi masalah tersebut melalui kegiatan
penyelidikan bersama dengan anggota kelompok yang ditentukan secara
heterogen, sehingga anak dapat membangun dan menemukan pengetahuan baru
dalam diri mereka namun tetap dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan model PBL dimulai dengan orientasi
siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, kegiatan
penyelidikan, menyusun hasil penyelidikan/pemecahan masalah, menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dalam penelitian ini yang akan
mengimplementasikan model PBL adalah peneliti sendiri, sedangkan guru kelas 4
43
SD Negeri 1 Sukorejo bertindak sebagai observer atau pengamat selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
Variabel bebas yang kedua dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran inquiry learning (X2) pada kelompok eksperimen2, yang
didefinisikan secara operasional sebagai sistem atau cara penyampaian
pembelajaran pada siswa kelas 4 dengan mata pelajaran IPA pada SD Negeri 2
Sukorejo yang mengkondisikan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan baru serta jawaban dari suatu permasalahan yang diutarakan pada
awal pembelajaran oleh guru melalui kegiatan penyelidikan bersama dengan
anggota kelompok yang ditentukan secara heterogen. Namun tetap mendapatkan
bantuan dari guru sebagai fasilitator. Dalam penelitian ini yang akan
mengimplementasikan model inquiry learning adalah peneliti, sedangkan guru
kelas 4 SD Negeri 2 Sukorejo bertindak sebagai observer atau pengamat selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4
SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo dengan materi sumber daya
alam. Hasil belajar IPA didefinisikan secara operasional sebagai ketercapaian
hasil belajar dari aspek kognitif dengan perlakuan model PBL dan hasil belajar
dengan model inquiry learning. Hasil belajar ranah kognitif didapatkan
menggunakan tes tertulis dengan jenis soal pilihan ganda yang berjumlah 25 butir
soal. Kemudian akan dibandingkan dengan menggunakan uji SPSS untuk
mengetahui model pembelajaran mana yang lebih efektif diterapkan untuk
pelajaran IPA di SD.
3.3 Kriteria Penentuan Efektifitas Model PBL dan Inquiry Learning
Kriteria yang digunakan untuk menentukan model pembelajaran mana
yang lebih efektif antara model problem based learning dan inquiry learning
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2
Sukorejo pada penelitian ini yaitu didasarkan pada hasil uji Independent Sample T
Test dengan menggunakan SPSS 23.0 for windows. Sampel independent adalah
44
penafsiran data dengan dua kasus yang berbeda, dengan cara membandingkan
rata-rata kedua kelompok dengan alat bantu SPSS 23.0 for windows.
Disimpulkan tidak ada perbedaan efektifitas antara model problem based
learning dan inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri
1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo apabila hasil uji Independent Sample T Test
nya menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 ( > 0,05 ). Begitu pula
sebaliknya disimpulkan ada perbedaan efektifitas antara model problem based
learning dan inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri
1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo apabila hasil uji Independent Sample T Test
nya menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 ( < 0,05 ).
Selain didasarkan pada kriteria hasil uji Independent Sample T Test dengan
menggunakan SPSS 23.0 for windows, kriteria kedua yang digunakan untuk
melihat perbedaan efektifitas dari kedua model pembelajaran juga dilakukan
dengan cara membandingkan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari kedua
kelompok dengan manual. Karena menurut Trianto (2009:20) “untuk mengetahui
keefektifan mengajar dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk
mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran”. Sedangkan menurut Susanto
(2013:54) “hasil belajar dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku
yang positif dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”. Menurut
Sudjana (2012:23) “ranah kognitif yang paling banyak dinilai karena berkaitan
dengan siswa dalam menguasai bahan pelajaran”. Jadi hal inilah yang melandasi
bahwa kriteria kedua untuk melihat perbedaan efektifitas dari model PBL dan
inquiry dengan membandingkan rata-rata hasil belajar pada ranah kognitif saja.
3.4 Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2
Sukorejo Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016, Kecamatan Tegowanu,
Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian eksperimen semu menggunakan dua
kelompok sebagai subjek penelitian. Kelompok pertama sebagai kelompok
eksperimen1 yaitu seluruh siswa kelas 4 SD Negeri 1 Sukorejo dengan penerapan
model pembelajaran PBL. Kelompok kedua sebagai kelompok eksperimen2 yaitu
45
seluruh siswa kelas 4 SD Negeri 2 Sukorejo dengan penerapan model
pembelajaran inquiry. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas 4 SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo . Berikut ini disajikan
tabel gambaran jumlah subjek penelitian.
Tabel 6
Jumlah Subjek Penelitian Siswa SD Negeri 1 Sukorejo
dan SD Negeri 2 Sukorejo
Jenis
Kelamin
SD Negeri 1 Sukorejo
(Kelompok Eksperimen1)
SD Negeri 2 Sukorejo
(Kelompok Eksperimen2)
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Laki-laki 18 siswa 67% 17 siswa 57%
Perempuan 9 siswa 33% 13 siswa 43%
Jumlah 27 siswa 30 siswa
Total 57 siswa
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh populasi dalam
penelitian ini adalah 57 siswa. Terdiri dari 27 siswa pada kelompok eksperimen1
dengan penerapan model PBL dan 30 siswa pada kelompok eksperimen2 dengan
penerapan model pembelajaran inquiry. Semua populasi dalam penelitian ini
digunakan sebagai sampel, karena jumlah populasi yang tergolong sedikit yaitu 57
siswa. Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, karena
menurut Sugiyono (2011:124) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.
Alasan peneliti memilih SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo
sebagai tempat penelitian adalah karena berdasarkan masalah yang ada di dua SD
tersebut dan juga karena kedua SD tersebut berada dalam satu gugus yaitu gugus
Ki Hajar Dewantara. Letak kedua SD yang berdekatan juga menjadi alasan
peneliti, karena diharapkan akan mempermudah peneliti untuk melakukan
penelitian. Selain itu juga karena berdasarkan observasi peneliti yang
dilaksanakan pada bulan Februari minggu kedua, kedua model tersebut belum
pernah diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kedua SD tersebut.
46
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik
observasi, teknik tes, dan teknik dokumentasi. Teknik pengumpulan data
disesuaikan dengan variabel dalam penelitian ini yang sudah ditentukan secara
tegas sejak awal, dan teknik dokumentasi diperlukan sebagai bukti pelaksanaan
penelitian. Berikut ini penjelasan lebih mendalam beberapa teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini:
3.5.1.1 Teknik Observasi
Teknik observasi diperlukan untuk mengamati bagaimana kesesuaian
pelaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas dengan sintaks
model pembelajaran. Teknik observasi dilakukan terhadap kedua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen1 dengan model PBL dan kelompok eksperimen2 dengan
model inkuiri. Jadi obsevasi dilakukan untuk mengamati tindakan guru dan
aktivitas siswa, dilakukan dengan membuat lembar pengamatan yang berisi
indikator-indikator dalam kegiatan mengajar guru, yang disesuaikan dengan
standar proses yang berlaku dan tentunya juga sintaks model dari masing-masing
kelompok.
3.5.1.2 Teknik Tes
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil belajar IPA
siswa SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo dengan materi sumber
daya alam setelah diterapkannya treatment atau perlakuan yang berbeda pada
masing-masing kelompok. Kelompok eksperimen1 diterapkan model
pembelajaran PBL pada SD Negeri 1 Sukorejo. Kelompok eksperimen2
diterapkan model pembelajaran inkuiri pada SD Negeri 2 Sukorejo. Hasil belajar
pada kedua kelompok tersebut nantinya akan digunakan untuk membandingkan
model pembelajaran mana yang lebih efektif diterapkan untuk pembelajaran IPA
di SD sehingga memengaruhi hasil belajar siswa.
3.5.1.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini juga diperlukan sebagai bukti telah
dilaksanakannya penelitian. Kaitannya dengan penelitian ini peneliti
47
mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan meminta
bantuan kepada petugas perpustakaan, karena guru kelas bertindak sebagai
observer dan peneliti yang mengimplementasikan model pembelajaran.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Bentuk instrumen untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu lembar observasi dan lembar soal tes hasil belajar. Lembar
observasi digunakan untuk mengamati tindakan guru selama implementasi model
pembelajaran pada kedua kelompok. Sedangkan lembar soal tes hasil belajar
digunakan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian kegiatan belajar mengajar.
Berikut ini penjelasan lebih mendalam beberapa instrumen pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini:
3.5.2.1 Instrumen Lembar Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan terencana
untuk melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Berkaitan dengan
penelitian ini instrumen lembar observasi digunakan untuk mengamati tindakan
guru yang mengimplementasikan model PBL pada kelas eksperimen1 dan model
inkuiri pada kelas eksperimen2. Lembar observasi berisi indikator-indikator dalam
kegiatan mengajar guru, yang disesuaikan dengan standar proses yang berlaku dan
tentunya juga sintaks model dari masing-masing kelompok. Berikut ini kisi-kisi
lembar observasi tindakan guru dengan model yang berbeda.
Tabel 7
Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan
Model PBL pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Sukorejo
Langkah Kegiatan Indikator Jumlah
Item
Kegiatan Awal Kesiapan ruang, alat, media, dan
menyiapkan fisik & psikis peserta didik
2
Fase 1
Orientasi Siswa pada
Masalah
Kegiatan apersepsi dan orientasi siswa
pada masalah
4
Kegiatan Inti Menggali pengetahuan siswa 3
Eksplorasi
Fase 2
Mengorganisasikan Siswa
untuk Belajar
Mengarahkan siswa dalam kegiatan
diskusi untuk mencari bukti jawaban
permasalahan
2
48
Fase 3
Membimbing Penyelidikan
Individual/kelompok
Membimbing siswa dalam pelaksanaan
kegiatan penyelidikan / diskusi
3
Elaborasi
Fase 4
Mengembangkan dan
Menyajikan Hasil Karya
Membimbing siswa dalam pembuatan
hasil laporan sederhana dan
mengarahkan siswa mempresentasikan
3
Konfirmasi
Fase 5
Menganalisis dan
Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
Memberikan analisis terhadap laporan
masing-masing kelompok,
mengkonfirmasi jawaban siswa serta
memberikan refleksi
5
Penutup Mengajak siswa membuat
rangkuman/kesimpulan pembelajaran,
memberikan penilaian serta umpan balik
3
Tabel 8
Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan
Model Inquiry Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Sukorejo
Langkah Kegiatan Indikator Jumlah
Item
Kegiatan Awal Kesiapan ruang, alat, media, dan
menyiapkan fisik & psikis peserta didik
3
Fase 1
Orientasi
Memberikan orientasi 1
Fase 2
Merumuskan Masalah
Mengkondisikan siswa merumuskan
masalah berdasarkan kegiatan orientasi
3
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Menggali pengetahuan siswa 1
Fase 3
Merumuskan Hipotesis
Mengarahkan siswa untuk merumuskan
hipotesis
3
Fase 4
Mengumpulkan Data
Mengkondisikan siswa dalam kegiatan
diskusi untk mengumpukan data
3
Elaborasi
Fase 5
Menguji hipotesis
Mengingatkan siswa untuk menguji
hipotesis dengan data yang diperoleh
2
Konfirmasi
Memberikan konfirmasi jawaban siswa
serta memberikan refleksi
6
Penutup Mengajak siswa membuat
rangkuman/kesimpulan pembelajaran,
memberikan penilaian serta umpan balik
3
49
Ketika kegiatan penelitian berlangsung, aktivitas siswa turut menjadi objek
pengamatan. Berikut ini kisi-kisi instrument lembar observasi aktivitas siswa pada
masing-masing kelompok dengan model yang berbeda.
Tabel 9
Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Penerapan
Model PBL pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Sukorejo
Langkah Kegiatan Indikator Jumlah
Item
Kegiatan Awal Siswa mempersiapkan diri dan alat tulis 3
Fase 1
Orientasi Siswa pada
Masalah
Siswa merespon dan menanggapi
permasalahan dalam kegiatan orientasi
3
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa mengutarakan apa yang diketahui
berkaitan materi
2
Fase 2
Mengorganisasikan Siswa
untuk Belajar
Siswa berdiskusi untuk mencari bukti
jawaban permasalahan
3
Fase 3
Membimbing Penyelidikan
Individual/kelompok
Siswa melakukan kegiatan
penyelidikan/diskusi
3
Elaborasi
Fase 4
Mengembangkan dan
Menyajikan Hasil Karya
Siswa membuat hasil laporan sederhana
dan mempresentasikan di depan kelas
3
Konfirmasi
Fase 5
Menganalisis dan
Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
Siswa bersama dengan guru melakukan
analisis dan evaluasi proses yang telah
dilakukan dan mengkonfirmasi hasil
presentasi
4
Penutup Siswa bersama dengan guru membuat
rangkuman/kesimpulan pembelajaran,
penilaian, serta merencanakan kegiatan
tindak lanjut
4
Tabel 10
Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Penerapan
Model Inquiry Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Sukorejo
Langkah Kegiatan Indikator Jumlah
Item
Kegiatan Awal Siswa mempersiapkan diri dan alat tulis 3
Fase 1
Orientasi
Siswa merespon kegiatan orientasi 2
Fase 2
Merumuskan Masalah
Siswa merumuskan masalah berdasarkan
kegiatan orientasi secara klasikal
2
50
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa mengutarakan apa yang diketahui
berkaitan materi
2
Fase 3
Merumuskan Hipotesis
Siswa memberikan pendapat berkaitan
hipotesis
3
Fase 4
Mengumpulkan Data
Siswa berdiskusi untk mengumpukan data 4
Elaborasi
Fase 5
Menguji hipotesis
Siswa membuat laporan singkat
berdasarkan data yang diperoleh dan
mempresentasikannya
4
Konfirmasi
Siswa bersama dengan guru melakukan
analisis dan evaluasi proses yang telah
dilakukan dan mengknfirmasi hasil
presentasi
4
Penutup Siswa bersama dengan guru membuat
rangkuman/kesimpulan pembelajaran,
penilaian, serta merencanakan kegiatan
tindak lanjut
4
3.5.2.2 Instrumen Lembar Soal Tes Hasil Belajar
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa baik
sebelum diberikan perlakuan maupun setelah diberi perlakuan yang berbeda pada
kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 adalah lembar soal tes hasil
belajar dengan bentuk pilihan ganda. Sebelum diterapkan model PBL pada
kelompok eksperimen1 dan model inkuiri pada kelompok eksperimen2 pada
kedua kelompok perlu dilakukan pengukuran hasil belajar (pretest) untuk
mengetahui kesetaraan dari kedua kelompok dalam subjek penelitian ini. Setelah
diberikan perlakuan juga perlu dilakukan pengukuran hasil belajar (posttest) pada
kedua kelompok untuk membandingkan model pembelajaran mana yang lebih
efektif diterapkan untuk pembelajaran IPA di SD sehingga memengaruhi hasil
belajar siswa. Langkah penyusunan lembar soal tes hasil belajar ini dimulai dari
menentukan SK, KD dan indikator sesuai dengan materi yang ingin
dikembangkan, menyusun kisi-kisi, membuat butir soal, uji coba, analisis
validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran soal, lalu dilanjutkan memilih dan
memperbaiki tes. Berikut ini kisi-kisi tes hasil belajar IPA pada kedua kelompok
setelah diterapkan model pembelajaran yang berbeda (posttest):
51
Tabel 11
Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil Belajar IPA
Pada Kelompok Eksperimen1 dan Kelompok Eksperimen2
Standar Kompetensi : 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan
lingkungan
Kompetensi Dasar : 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam
dengan lingkungan
Indikator
Item Soal
Nomor Soal Jumlah
Mendiskripsikan pengertian sumber daya alam 1, 10, 17, 26 4
Mengidentifikasi berbagai jenis sumber daya alam 2, 11, 23, 29, 35,
38
6
Mengelompokkan sumber daya alam yang dapat
diperbaruhi
3, 13, 18, 31, 40,
44
6
Mengelompokkan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaruhi
4, 15, 24, 27, 32,
41
6
Mengidentifikasi manfaat sumber daya alam yang
dapat diperbaruhi
5, 12, 19, 28, 36,
37, 39, 45
8
Mengidentifikasi manfaat sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaruhi
6, 14, 22, 30, 43 5
Memberikan contoh kegiatan yang dapat
memelihara dan menghemat sumber daya alam
yang dapat diperbaruhi
7, 16, 21, 33, 42 5
Memberikan contoh kegiatan yang dapat
memelihara dan menghemat sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaruhi
8, 9, 20, 25, 34 5
Jumlah 45
Kisi-kisi instrumen soal tes hasil belajar IPA pada tabel merupakan kisi-kisi
soal yang belum di uji kevalidannya. Sebelum dilakukan uji validitas dan
reliabilitas pada 45 soal dari 8 indikator dari materi sumber daya alam, soal-soal
tersebut harus diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba soal dilakukan di luar
subjek penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian perlu dilakukan
untuk menguji kevalidan item soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar pada kelas yang menjadi subjek penelitian. Uji coba soal dilakukan di luar
subjek penelitian yaitu di kelas 5 SD Negeri 1 Sukorejo pada hari Sabtu, 5 Maret
2016 dengan jumlah 32 siswa.
52
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum butir soal yang telah dibuat digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa setelah diberikan perlakuan, butir soal perlu diuji coba terlebih
dahulu, untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari masing-masing butir soal.
Uji coba dilakukan pada kelas diatasnya.
3.6.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2011:173) “valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sugiyono juga
menambahkan bahwa “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan bantuan SPSS for Windows Version 23. Uji validitas soal dilakukan
dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Menurut Wardanie (2012:344) “sebagai
ancar-ancar jika jumlah siswa 30 orang atau lebih, penafsiran validitas yang
mendasarkan koefisien korelasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 12
Rentang Indeks Validitas
No. Indeks Interprestasi
1 0,81 – 1,00 Sangat tinggi
2 0,61 – 0,80 Tinggi
3 0,41 – 0,60 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Jadi setelah soal di uji cobakan dan di analisis dengan menggunakan SPSS
for Windows Version 23 dengan melihat output pada bagian correccted item total
correlation, menghasilkan soal dengan interprestasi sangat rendah 19 soal, soal
dengan interprestasi rendah 20 soal, dan soal dengan interprestasi cukup 6 soal.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen dengan batas
indeks 0,21 – 0,40 dengan interprestasi rendah. Adapun hasil validitas instrumen
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 13 berikut.
53
Tabel 13
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Tes Hasil Belajar IPA
Indikator
Nomor Butir
Soal
Hasil Uji Validitas
Valid Tidak
Valid
Mendiskripsikan pengertian sumber daya
alam
1, 10, 17, 26 10, 26 1, 17
Mengidentifikasi berbagai jenis sumber
daya alam
2, 11, 23, 29,
35, 38
2, 35,
38
11, 23, 29
Mengelompokkan sumber daya alam
yang dapat diperbaruhi
3, 13, 18, 31,
40, 44
3, 13,
31, 40
18, 44
Mengelompokkan sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaruhi
4, 15, 24, 27,
32, 41
4, 15,
27, 32,
41
24
Mengidentifikasi manfaat sumber daya
alam yang dapat diperbaruhi
5, 12, 19, 28,
36, 37, 39, 45
19, 28,
39, 45
5, 12, 36,
37
Mengidentifikasi manfaat sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaruhi
6, 14, 22, 30,
43
22, 30 6, 14, 43
Memberikan contoh kegiatan yang dapat
memelihara dan menghemat sumber daya
alam yang dapat diperbaruhi
7, 16, 21, 33,
42
7, 21,
33, 42
16
Memberikan contoh kegiatan yang dapat
memelihara dan menghemat sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaruhi
8, 9, 20, 25,
34
8, 25 9, 20, 34
Jumlah Soal 45 26 19
Setelah 45 butir soal di uji cobakan dan di uji validitas,soal yang valid adalah