BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini, akan membahas tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian, sedangkan karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa kelas 4 didalam kelas yang dijadikan sebagai sunyek penelitian. 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N I Karangtengah, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan lokasi sekolah dekat dengan rumah, sehingga memudahkan dalam mencari data dan peluang waktu yang luas. 3.1.2 Waktu Penelitian Dengan beberapa pertimbangan penulis menentukan waktu penelitian selama 4 bulan dari bulan Maret sampai dengan Mei. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang memerlukan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu juga disesuaikan dengan KD yang akan diajarkan yaitu menyimpulkan percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk benda.Waktu dari perencanaan, penulisan laporan, hasil penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2013/ 2014. 23
27
Embed
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada bagian ini, akan membahas tempat dan waktu dilaksanakannya
penelitian, sedangkan karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi
siswa kelas 4 didalam kelas yang dijadikan sebagai sunyek penelitian.
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD N I Karangtengah, Kecamatan Poncowarno,
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan
pertimbangan lokasi sekolah dekat dengan rumah, sehingga memudahkan dalam
mencari data dan peluang waktu yang luas.
3.1.2 Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan penulis menentukan waktu penelitian selama
4 bulan dari bulan Maret sampai dengan Mei. Penentuan waktu penelitian mengacu
pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
memerlukan beberapa siklus yang memerlukan kegiatan belajar mengajar yang
efektif dan efisien. Selain itu juga disesuaikan dengan KD yang akan diajarkan yaitu
menyimpulkan percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah
bentuk benda.Waktu dari perencanaan, penulisan laporan, hasil penelitian ini
dilakukan pada semester II tahun ajaran 2013/ 2014.
23
24
Tabel 3.1.
Alokasi Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal
2
Siklus I
Perecanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3 Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Pelaporan
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan di mulai dari bulan Februari
sampai dengan bulan Mei 2014, pada bula Februari di gunakan peneliti untuk
persiapan, yaitu menyusun proposal penelitian dan instrument yang akan digunakan.
Kemudian pada bulan Maret minggu ke-4 peneliti mengadakan perencanaan siklus I,
pada minggu ke-1 bulan April peneliti mulai melaksanakan PTK siklus II, Pada bulan
April minggu ke-2 peneliti mulai melskuksn pengolahan data, membuat hasil
penelitian dan konsultasi dan persiapan ujian.
3.1.3 Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa Kelas 4 SD N I
Karangtengah Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah 26 siswa, yang terdiri atas 12
siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki dengan karakteristik yang heterogen.
Kemampuan siswa juga bervariasi mulai dari yang kurang, sedang, dan ada beberapa
yang lebih dari rata-rata. Latar belakang keluarga mereka juga bervariasi ada yang
25
sebagai wirausaha, pemborong, dan petani. Sebagian besar pekerjaan orang tua
mereka adalah petani sehingga siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua.
Penelitian ini dilakukan di kelas 4 karena hasil belajar IPA siswa kelas 4
tehadap mata pelajaran IPA masih rendah. Dari data ulangan Matematika pada tes
semester I tahun 2013 yang baru saja dilaksanakan tercatat masih banyak siswa di SD
tersebut yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA. Hal tersebut dapat
dilihat dari rendahnya nilai hasil belajar mata pelajaran IPA. KKM untuk mata
pelajaran IPA di SD tersebut adalah 65, tetapi pada kenyataannya rata-rata nilai siswa
adalah 62,30 jauh dari nilai KKM yang ditetapkan oleh guru yaitu KKM ≥ 65. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran
NHT.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) dengan menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc
Taggart yang terdiri dari tiga tahapan pelaksanaan.
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Menurut
Kasbolah, (1998: 123) Penelitian Tindakan ini melibatkan beberapa pihak yaitu guru
sebagai peneliti, kepala sekolah, dan dosen dengan tujuan untuk meningkatkan
praktik pembelajaran dan pada perkembangan teori. Hubungan antara guru atau
peneliti dengan dosen bersifat kemitraan, sehingga dapat bersama memikirkan
persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas yang
kolaboratif. Peneliti sebagai pemberi ide, serta observer dan guru kelas yang
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
26
3.2.2 Desain Penelitian
Penelitian ini mengacu pada teori S. Kemmis dan McTaggart dalam
Madya(2006:10) bahwa penelitian tindakan kelas memberikan cara kerja yang
mengatkan teori dan praktik menjadi kesatuhan utuh gagasan dalam tindakan.
Penelitian yang direncanakan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan model spiral S.
Kemmis dan McTaggart dengan menggunakan 2 siklus dimana setiap siklus terdapat
4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi. Berikut
adalah gambar model spiral S. Kemmis dan McTaggart:
Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK
Rancangan dalam penelitian ini mengacu pada model spiral atau siklus menurut
Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137). Tujuan menggunakan model ini
adalah apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka
tindakan perbaikan dapat dilakukan pada tindakan berikutnya sampai target yang
diinginkan tercapai. Pada masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan observasi , refleksi.
a) Perencanaan
Penyusunan rancangan mempunyai kesepakatan bersama antara guru yang
melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan.
Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu
kecermatan pengamatan yang dilakukan. Rencana penelitian tindakan merupakan
27
tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak menutup kemungkinan untuk
mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
b) Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Tahap 2 dan 3 mempunyai sifat yang berbeda, tetapi tahap 2 dan 3 dilakukan
secara berasamaan karena pelaksana pembelajaran dan pengamat berbeda yaitu terdiri
dari 2 orang. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru harus mentaati apa yang sudah
dirumuskan dalam rancangan dan tidak dibuat-buat. Pada tahap ini, rancangan
starategi dan skenario penerapan pembelajaran akan dilaksanakan. Kemudian
pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru lain (observer). Pengamat melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati oleh pengamat antara lain: proses tindakan,
pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan, serta persoalan lain yang timbul.
Untuk mempermudah observasi peneliti menggunakan lembar observasi sebagai
panduan.
c) Refleksi
Reflleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi
yaitu siswa, suasana kelas, dan guru (Saminanto, 2010:13). Setelah mengkaji proses
pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan guru, serta hasil belajar mata pelajaran IPA
pada siswa kelas 4 SD N I Karangtengah, Kec Poncowarno, apakah sudah efektif
dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta
mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan siklus pertama. Kemudian bersama tim kolaborasi membuat perencanaan
tindak lanjut untuk siklus berikutnya.
28
3.3 Variabel yang akan Diteliti
Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) adalah suatu proses
yang mengatur proses pembelajaran agar terjadi interaksi antara guru, siswa dan
adanya keaktifan supaya mencapai hasil belajar yang baik dalam model pembelajaran
yang diterapkan.
1) Variabel Terikat (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Penelitian tindakan kelas ini
variabel dependennya adalah hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas 4 materi
Gaya. Peneliti membatasi hasil belajar yaitu hasil tes dari materi Gaya untuk
mendapatkan nilai formatif siswa yang diukur melalui evaluasi bentuk tes.
2) Variabel Bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel independen adalah model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).Numbered Heads Together
(NHT) merupakan pendekatan struktur informal dalam cooperative learning. NHT
merupakan struktur sederhana dan terdiri atas 4 tahap yaitu Penomoran
(Numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads
Together), dan Menjawab (Answering) yang digunakan untuk mereview fakta-
fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi para siswa.
Prinsipnya metode ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan
setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor, nomor inilah yang
digunakan sebagai patokan guru dalam menunjuk siswa untuk mengerjakan
tugasnya. Pelaksanaan pembelajaran dengan Numbered Heads Together dapat
diamati melalui lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together.
29
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial
yang dapat menimbulkan kerancuan dalam mengartikan judul, maksud dari
penelitian, disamping itu juga sebagai penjelas secara redaksional agar mudah
dipahami dan diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi antara judul dengan
pembahasan dalam skripsi ini. Definisi operasional ini merupakan suatu bentuk
kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan permasalahan yang
ada. Sesuai dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads
Together) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri I
Karangtengah Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen Semester 2 Tahun
Pelajaran 2013/ 2014’’ maka batasan pengertian di atas meliputi :
1) Penggunaan Metode NHT ( Numbered Heads Together)
a) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Metode berasal dari Bahasa Yunani
“Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan
upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode
berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. merupakan metode atau cara yang
dilakukan oleh seorang pendidik atau seorang guru kepada siswa pada saat