Top Banner
41 Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dirancang untuk mengembangkan dan menguji efektivitas model Diklat untuk peningkatan kompetensi pedagogi inkuiri guru dalam konteks pembelajaran IPA. Penelitian menggunakan metode Research and Development (R & D) dengan model ADDIE (Dick & Carey, 2001), seperti tampak dalam Gambar 3.1. Tahap: Kegiatan: Gambar 3.1. Disain Penelitian Analysis Mengkaji kurikulum, merancang kompetensi yang akan dilatihkan, merancang tujuan program. Analisis kebutuhan, studi literatur, analisis penelitian yang relevan. Pengembangan Model Design Evaluation Mengembangkan model Diklat, menyiapkan materi dan alat, prosedur pembelajaran, dan mengembangkan instrumen. Develop Implementation Pengujian Efektivitas Model Melakukan uji coba model, mengumpulkan data melalui tes, interview, observasi, angket, dan menganalisis data. Mengukur dampak pembelajaran, mengukur ketercapaian tujuan pengembangan model, mengukur apa yang telah dicapai oleh sasaran. Dihasilkan suatu program yang bersifat hipotetis
27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

Mar 12, 2019

Download

Documents

voduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

41

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian dirancang untuk mengembangkan dan menguji efektivitas model

Diklat untuk peningkatan kompetensi pedagogi inkuiri guru dalam konteks

pembelajaran IPA. Penelitian menggunakan metode Research and Development

(R & D) dengan model ADDIE (Dick & Carey, 2001), seperti tampak dalam

Gambar 3.1.

Tahap: Kegiatan:

Gambar 3.1. Disain Penelitian

Analysis

Mengkaji kurikulum, merancang kompetensi yang akan dilatihkan, merancang tujuan program.

Analisis kebutuhan, studi literatur, analisis penelitian yang relevan.

Pengembangan

Model

Model

Design

Evaluation

Mengembangkan model Diklat, menyiapkan materi dan alat, prosedur pembelajaran, dan mengembangkan instrumen.

Develop

Implementation

Pengujian

Efektivitas

Model

Melakukan uji coba model, mengumpulkan data melalui tes, interview, observasi, angket, dan menganalisis data.

Mengukur dampak pembelajaran, mengukur ketercapaian tujuan pengembangan model, mengukur apa yang telah dicapai oleh sasaran.

Dihasilkan suatu program yang bersifat hipotetis

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

42

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan tujuan penelitian, lima tahap penelitian pada Gambar 3.1

dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu pengembangan model dan

pengujian efektivitas model. Pengembangan model meliputi tahap analysis,

design, dan develop, sedangkan pengujian efektivitas model yaitu tahap

implementation dan evaluation. Penjelasan secara lebih rinci untuk setiap tahap

adalah sebagai berikut.

3.2 Pengembangan Model

Pengembangan model dilakukan melalui tahap analisis yang dilakukan

untuk mengumpulkan berbagai data untuk analisis kebutuhan. Selanjutnya hasil

analisis tersebut digunakan untuk perencanaan dalam merancang model. Rincian

tahapan kegiatan pengembangan model diuraikan sebagai berikut.

3.2.1 Tahap Analysis (Analisis)

Pada tahap analisis, pengumpulan informasi terfokus pada analisis

kebutuhan guru untuk mendapatkan Diklat inkuiri, analisis hasil-hasil penelitian

yang relevan dengan model yang akan dikembangkan, dan teori yang mendukung

pengembangan model Diklat. Data yang diperlukan dianalisis untuk mendukung

perencanaan pengembangan model Diklat.

Analisis kebutuhan Diklat dilakukan dengan menggunakan gabungan dari

dua pendekatan dalam pengembangan Diklat yaitu pengembangan Diklat

berdasarkan pada proses dan materi latihan (Subject Matter Analysis/SMA) dan

pengembangan Diklat berdasarkan kebutuhan peserta (Training Need

Analysis/TNA). Pendekatan berdasarkan SMA dilakukan untuk mengembangkan

instrumen TNA melalui kajian teoritis mengenai proses dan materi Diklat.

Pendekatan berdasarkan TNA dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan

peserta Diklat terkait pemahaman guru tentang pengetahuan inkuiri, kompetensi

merancang pembelajaran IPA menggunakan pendekatan inkuiri, kompetensi

membelajarkan IPA berbasis inkuiri serta sikap terhadap kebutuhan peningkatan

kompetensi melalui pelatihan inkuiri.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

43

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil pengumpulan informasi terkait analisis kebutuhan Diklat inkuiri dan

urutan kompetensi dasar berdasarkan tingkat kesulitan dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1.1 Analisis Kebutuhan Diklat Inkuiri Guru IPA SMP

Studi pendahuluan (Susilawati dkk, 2014a) yang dilakukan dengan cara

penyebaran angket kepada 115 orang guru IPA SMP dari 33 Provinsi di Indonesia

yang sedang mengikuti Diklat di P4TK IPA Bandung, ditemukan bahwa 6.1%

guru termasuk kategori rendah dalam pemahaman tentang konsep inkuiri, 56.5%

lainnya menunjukkan kategori sedang, dan 37.4% tinggi. Dari 115 guru tersebut

ternyata 70.45% menyatakan masih membutuhkan peningkatan kompetensi dalam

hal pemahaman konsep inkuiri dan 82.6% membutuhkan peningkatan kompetensi

pedagogi dalam membuat perangkat pembelajaran IPA berbasis inkuiri serta

keterampilan mengajarkannya (Lampiran B.1).

Hasil studi pendahuluan lainnya yang dilakukan pada tahun 2014 terhadap

47 orang guru di kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat (Susilawati dkk,

2014) yang sedang mengikuti sosialisasi program Diklat di SEAMEO QITEP in

Science Bandung terungkap data sebagai berikut. Pertama, lebih dari setengah

jumlah (63,8%) guru masih menunjukkan kompetensi sedang (53,2%) dan rendah

(10,6) dalam hal pemahaman inkuiri dilihat dari aspek pengetahuan. Kedua,

sebagian besar (61,7%) guru mengaku kurang terampil dalam mengajarkan IPA

dengan menggunakan pendekatan inkuiri, sisanya (31.9%) menunjukkan

kompetensi sedang, dan hanya sedikit sekali (6.4%) yang sudah sangat terampil.

Ketiga, sikap akan perlunya peningkatan kompetensi pedagogi inkuiri melalui

pelatihan diyakini sangat tinggi oleh sebagian besar (74,5%) guru.

3.2.1.2 Urutan Kompetensi Dasar berdasarkan Tingkat Kesulitan

Selain menggali informasi tentang kompetensi inkuiri, juga diidentifikasi

tingkat kesulitan cara mengajarkan materi IPA berbasis inkuiri di kelas VIII

berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) secara berurutan. Materi di kelas VIII dipilih

sebagai alat untuk meningkatkan kompetensi pedagogi inkuiri guru karena

berdasarkan hasil kajian kurikulum IPA SMP menunjukkan bahwa di kelas VIII

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

44

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sebaran untuk materi Fisika, Kimia, dan Biologi lengkap semuanya ada,

sedangkan materi yang ada di kelas VII materinya lebih banyak Biologi, demikian

juga di kelas IX.

Tabel 3.1. Urutan KD Berdasarkan Tingkat Kesulitan

Pering-

kat

KD1 KD2 KD3 KD4 KD5 KD6 KD7

f % f % f % f % f % F % f %

1 14 29.8 8 17.0 5 10.6 0 0.0 1 2.1 0 0.0 2 4.3

2 6 12.8 11 23.4 6 12.8 5 10.6 7 14.9 9 19.1 1 2.1

3 9 19.1 11 23.4 7 14.9 10 21.3 7 14.9 11 23.4 6 12.8

4 5 10.6 7 14.9 14 29.8 13 27.7 9 19.1 8 17.0 9 19.1

5 10 21.3 6 12.8 7 14.9 8 17.0 11 23.4 9 19.1 5 10.6

6 0 0.0 1 2.1 4 8.5 8 17.0 10 21.3 2 4.3 2 4.3

7 1 2.1 1 2.1 1 2.1 1 2.1 0 0.0 6 12.8 20 42.6

Abstain 2 4.3 2 4.3 3 6.4 2 4.3 2 4.3 2 4.3 2 4.3

Total 47 100 47 100 47 100 47 100 47 100 47 100 47 100

Keterangan: angka yang dicetak tebal (bold) menunjukkan persentase tertinggi untuk setiap

peringkat

KD 1 : Gerak lurus, gaya dan penerapannya pada makhluk hidup

KD 2 : Struktur jaringan tumbuhan dan fungsinya serta pemanfaatannya dalam

teknologi

KD 3 : Karakteristik bahan dan pengaruhnya bagi kesehatan manusia

KD 4 : Mendeskripsikan struktur rangka dan otot manusia, serta fungsinya pada

berbagai kondisi

KD 5 : Mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari

dan hubungannya dengan kerja otot pada struktur rangka manusia.

KD 6 : Sistem pencernaan dan keterkaitannya dengan sistem-sistem organ yang

lain

KD 7 : Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan

minuman, dan zat adiktif-psikotropika serta pengaruhnya terhadap

kesehatan

Hasil identifikasi tingkat kesulitan mengajar IPA berbasis inkuiri pada KD

satu sampai tujuh terlihat pada Tabel 3.1. Oleh karena terdapat persentase yang

sama pada peringkat kedua dan ketiga untuk KD 2 dan peringkat ketiga untuk KD

2 dan KD 6, maka terjadi pergeseran yang mempengaruhi urutan peringkat. Hasil

akhir urutan peringkat tampak pada Tabel 3.2.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

45

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Peringkat Kesulitan Mengajar IPA Berbasis Inkuiri KD 1 2 3 4 5 6 7

Pemilihan

terbanyak

29.8

%

23.4% 29.8% 27.7% 23.4% &

21.3%

23.4% 42.6

%

Keadaan awal

Posisi peringkat

1 2 dan 3 4 4 5 dan 6 3 7

Kondisi akhir

peringkat

1 2 4 5 6 3 7

Dengan demikian diperoleh urutan kesulitan mengajarkan IPA berbasis

inkuiri menurut pendapat guru adalah: Kompetensi Dasar (KD) 1, 2, 6, 3, 4, 5, dan

7. Mengingat pertimbangan waktu, hanya empat KD (1,2,6,3) pertama yang

dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kompetensi pedagogi inkuiri guru IPA

SMP dan disiapkan bahan ajarnya. Hasil identifikasi Training Need Analysis

(TNA) ini menunjukkan bahwa Diklat inkuiri sangat diperlukan untuk

meningkatkan kompetensi pedagogi inkuiri guru IPA SMP.

3.2.2 Tahap Design (Perencanaan)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah membuat

rancangan penyusunan model Diklat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah

sebagai berikut. Pertama, menentukan tujuan program Diklat. Kedua,

menentukan kompetensi guru IPA SMP yang akan ditingkatkan melalui kegiatan

Diklat. Ketiga, mengidentifikasi kegiatan pembelajaran.

Untuk membekali guru dalam kemampuan berinkuiri juga dilakukan kajian

terhadap keluasan dan kedalaman materi. Analisis Kompetensi Dasar (KD) dan

materi ditinjau dari aspek produk, proses, sikap dan aplikasi tampak pada Tabel

3.3.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

46

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Analisis Keluasan dan Kedalaman Materi yang Akan Dilatihkan

KD Materi Pokok Keterampilan yang

diperlukan

Sikap yang

dibiasakan

1. Mendeskripsikan

keterkaitan sifat bahan

dan pemanfaatannya

dalam kehidupan

sehari-hari, serta

pengaruh pemanfaatan

bahan tertentu terhadap

kesehatan manusia.

Karakteristik

bahan

Jenis bahan

Sifat bahan

Manfaat bahan

bagi kesehatan

manusia

Melakukan

pengamatan

terhadap berbagai

sifat bahan

Membuat proyek

rancangan sederhana

Membuat laporan

hasil penyelidikan

Menunjukkan

perilaku ilmiah

(memiliki rasa

ingin tahu;

objektif; jujur;

teliti; cermat;

tekun; hati-hati;

bertanggung

jawab; terbuka;

kritis; kreatif;

inovatif dan

peduli

lingkungan)

Menghargai

kerja individu

dan kelompok

selama aktivitas

belajar sebagai

wujud

implementasi

melaksanakan

percobaan dan

melaporkan

hasil percobaan.

Menunjukkan

penghargaan

kepada orang

lain dalam

aktivitas sehari-

hari

2. Menjelaskan

keterkaitan struktur

jaringan tumbuhan dan

fungsinya, serta

berbagai

pemanfaatannya dalam

teknologi yang

terilhami oleh struktur

tersebut.

Jaringan akar

Jaringan batang

Jaringan daun

Fungsi jaringan

Pemanfaatan

struktur jaringan

dalam teknologi

Melakukan

pengamatan terhadap

struktur jaringan

tumbuhan

Membuat laporan

hasil penyelidikan

6. Memahami gerak

lurus, pengaruh gaya

terhadap gerak, serta

penerapannya pada

gerak makhluk hidup

dan gerak benda dalam

kehidupan sehari-hari.

Gerak lurus

Gaya

Momentum

Energi mekanik

dan penerapannya

dalam teknologi

Macam gerak

pada makhluk

hidup

Melakukan

penyelidikan tentang

gerak, gerak pada

makhluk hidup, dan

percobaan tentang

pengaruh gaya

terhadap gerak

Membuat laporan

hasil penyelidikan

Menyajikan data,

informasi, dan

mengusulkan ide

pemecahan masalah

terkait mobil dan

kecepatannya.

3. Mendeskripsikan

sistem pencernaan

serta keterkaitannya

dengan sistem

pernapasan, sistem

peredaran darah, dan

penggunaan energi

makanan

Sistem

pencernaan

Sistem

pernapasan

Sistem peredaran

darah

Melakukan

penyelidikan tentang

pencernaan mekanis

dan enzimatis pada

makanan

Membuat laporan

hasil penyelidikan

Menyajikan data,

informasi, dan

mengusulkan ide

pemecahan masalah

untuk menghindari

penyakit diabetes.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

47

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.2.3. Tahap Develop (Pengembangan Model)

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan kajian kurikulum, pada tahap

pengembangan dilakukan penyusunan draft model Diklat Inkuiri Berjenjang,

menyiapkan materi dan alat, prosedur pembelajaran, dan mengembangkan

instrumen untuk mengukur keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Langkah-

langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

3.2.3.1. Mengembangkan Model Diklat Inkuiri Berjenjang

Hasil analisis kebutuhan Diklat menjadi bahan pertimbangan pada saat

mengembangkan model. Model Diklat Inkuiri Berjenjang dirancang berdasarkan

model diklat berjenjang konvensional, perbedaannya terletak pada beberapa hal

seperti tampak pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Perbedaan Rancangan Model Diklat Berjenjang Konvensional dengan

Model Diklat Inkuiri Berjenjang Model Diklat Berjenjang

Konvensional

Pengembangan Model Diklat

Inkuiri Berjenjang

Jenjang Diklat 4 jenjang: dasar, lanjut, menengah,

tinggi

2 jenjang: dasar dan lanjut

Pola Diklat In service learning saja In service learning-on the job

learning-in service learning-

on the job learning (in-on-in-

on)

Materi Diklat tiap

jenjang

Umum: kebijakan, kompetensi

profesional, kompetensi pedagogi

Fokus pada materi

kompetensi pedagogi inkuiri

(6 level)

Alokasi waktu Diklat

tiap jenjang

240 jp, 200 jp, 200 jp, 120 jp 88 jp dan 64 jp

Bobot waktu untuk

materi inkuiri

Sangat terbatas, hanya sekitar 3 jp,

dilaksanakan pada jenjang menengah

Sangat leluasa, semua waktu

Diklat digunakan untuk

membahas materi inkuiri

Metode Diklat Tidak ada metode pemodelan

Tidak ada pendampingan

Ada metode pemodelan

Ada pendampingan selama

OJL

Praktik mengajar Dilaksanakan di tempat diklat

saja/peer teaching

Dilaksanakan di tempat

Diklat/ peer teaching dan di

sekolah/real teaching

Tempat Pelaksanaan

Diklat

Di tempat Diklat saja Di tempat Diklat dan di

sekolah

Keterangan: jp= jam pelajaran (@=45 menit)

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

48

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rancangan pelaksanaan model Diklat Inkuiri Berjenjang disajikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Rancangan Pelaksanaan Diklat Berjenjang

Diklat Jenjang Dasar Diklat Jenjang Lanjut

Tahap In Service

Learning (ISL)

Tahap On the Job

Learning (OJL)

Tahap In Service

Learning (ISL)

Tahap On the Job

Learning (OJL)

5 hari (a=8 jp)

5 hrX8 jp=40 jp

Implementasi:

1 mg=24jp=12X pert

3mg=72jp=36X pert

Pendampingan:

1 level=2X pert

4 level=8X pert

1 mg=8X pert

3 mg=24X pert

1X pertemuan=2jp

24 pertx 2 jp=48jp

5 hari (a=8 jp)

5 hrX8 jp=40 jp

Implementasi:

1 mg=24jp=12X pert

3mg=72jp=36X pert

Pendampingan:

1 level=2X pert

2 level=4X pert

1 mg=4X pert

3 mg=12X pert

1X pertemuan=2jp

12pert x2 jp=24jp

40 jp + 48 jp = 88 jp 40 jp + 24 jp = 64 jp

Dasar + Lanjut = 152 jp

Ket: jp=jam pelajaran, hr=hari, mg=minggu, pert=pertemuan

Tabel 3.5 memperlihatkan bahwa pada Diklat jenjang dasar, tahap in service

learning dilaksanakan selama 5 hari, 8 jam pelatihan setiap harinya, sehingga

jumlah jam pelatihan adalah 40 jp. Tahap on the job learning dilaksanakan selama

tiga minggu sebanyak 36 jp, 1 minggu= 12 jp. 1x pertemuan=2 jp, maka setiap

minggu 12 jp=6X pertemuan, jadi 36jp=18 X pertemuan. Pada Diklat jenjang

lanjut dilakukan hal yang sama. Jadi pelaksanaan Diklat jenjang dasar dan jenjang

lanjut jumlah seluruhnya terdiri atas 80 jam tatap muka pada tahap in service

learning (1 jp=45 menit), dan 72 jam implementasi di dalam kelas pada tahap on

the job learning. Kompetensi pedagogi inkuiri yang dilatihkan meliputi enam

level yaitu discovery learning (DL), interactive demostration (ID), inquiry lesson

(I Les), inquiry laboratory (I Lab), real world application(RWA), dan hypothetical

inquiry (HI).

Hasil Diklat diimplementasikan di sekolah dalam tahap on the job learning

untuk melihat penerapan dan peningkatan kompetensi pedagogi inkuiri dalam

pembelajaran. Guru dibimbing dalam penyusunan Rencana Persiapan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

49

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran (RPP) IPA berbasis inkuiri dan mengajarkannya di dalam kelas. On

the job learning jenjang dasar dilaksanakan selama tiga minggu sebelum

dilanjutkan ke Diklat jenjang lanjut, dengan tujuan untuk memberi waktu kepada

guru menginternalisasi pengalaman yang didapat selama Diklat ke dalam

pengalaman pembelajaran yang sesunggguhnya.

Pada Diklat jenjang dasar, guru mendapat kesempatan untuk

mengimplementasikan hasil Diklat setiap minggu sebanyak 24 jp=12X pertemuan

(1X pertemuan=2jp) tatap muka di kelas menggunakan RPP yang berbeda,

sehingga pengalaman implementasi selama tiga minggu sebanyak 3 X 24jp=72jp.

72 jp=36 x pertemuan. Pada Diklat jenjang lanjut dilakukan hal yang sama

sehingga total waktu implementasi selama diklat jenjang dasar dan jenjang lanjut

yaitu 3 minggu X 2 jenjang = 6 minggu, setara dengan 72 jp X 2 (1 jp = 40

menit)=144jp.

Selama on the job learning (OJL) di sekolah guru mendapatkan 12 kali

pendampingan tersebar selama enam minggu untuk dua jenjang. OJL jenjang

dasar didampingi sebanyak 8X untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran

menggunakan empat level (DL,ID, I Les, dan I Lab), sedangkan OJL jenjang

lanjut didampingi sebanyak 4X untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran

menggunakan dua level (RWA dan HI). Jadi setiap level didampingi 2X dengan

tujuan mengobservasi sekaligus mengambil data awal dan akhir. Peneliti juga

menganalisis temuan di lapangan berupa faktor penunjang dan penghambat yang

dihadapi guru selama pembelajaran.

3.2.3.2. Menyusun Perangkat Program Diklat

Perangkat program pelatihan yang disusun diwujudkan dalam bentuk

panduan Diklat yang di dalamnya meliputi struktur program pelatihan, skenario

pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan silabus/rancangan pelaksanaan

program. Perangkat program disusun baik untuk Diklat jenjang dasar maupun

Diklat jenjang lanjut.

3.2.3.3. Menyiapkan Materi Pelatihan

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

50

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada tahap menyiapkan materi pelatihan dilakukan pemetaan materi IPA

kelas VIII dan mengatur strategi pembelajaran menggunakan model inkuiri.

Mempersiapkan materi pelatihan yang sesuai dengan pilihan guru berdasarkan

tingkat kesukaran sebagai hasil dari analisis TNA yang meliputi pedoman

pembelajaran untuk guru dan pedoman siswa, lembar kegiatan peserta diklat, serta

media pendukung pelaksanaan pembelajaran.

Selanjutnya rancangan model berikut perangkat pelatihan dikonsultasikan

kepada pakar baik pakar Diklat, pakar IPA, maupun pakar kependidikan. Hasilnya

seperti tertera pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Hasil Konsultasi Program Pelatihan Rincian Kegiatan Waktu Kegiatan Ringkasan hasil Konsultasi Keterangan

a. Konsultasi

Pakar Diklat

23-9-2013

28-10-2013

11-11-2013

19-12-2013

23-12-2013

23-1-2014

5-2-2014

6-4-2014

19-4-2014

8-5-2014

Mengubah lamanya pelaksanaan

Diklat: jenjang dan alokasi waktu.

Jenjang Diklat sebaiknya jangan

terlalu banyak.

Membagi Diklat menjadi dua tahap

untuk setiap jenjang.

Membubuhkan istilah/nama untuk

tiap tahap Diklat.

Memperbaiki komposisi jumlah

jam teori dan praktik pada struktur

program Diklat.

Perbaikan istilah/nama pada materi

Diklat.

Membedakan teknik pelaksanaan

praktik mengajar pada tiap jenjang

Diklat.

Memperbaiki indikator pencapaian

pada kompetensi menyusun

perangkat pembelajaran.

Seluruh

masukan sudah

diakomodir,

draft sudah

diperbaiki

b. Konsultasi

Pakar IPA

28-5-2014

3-6-2014

13-6-2014

16-7-2014

Memperbaiki kesalahan pengetikan

dan tata bahasa pada pedoman guru

dan siswa, dan pada instrumen.

Penggunaan alat dan bahan pada

kegiatan percobaan harus

disesuaikan dengan keadaan

sekolah.

Mengganti istilah ilmiah asing

dengan bahasa Indonesia yang

mudah dipahami.

Memperbaiki petunjuk kegiatan

yang belum jelas pada kegiatan

siswa (seperti tidak ada batas

minimal).

Seluruh

masukan sudah

diakomodir,

draft sudah

diperbaiki

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

51

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rincian Kegiatan Waktu Kegiatan Ringkasan hasil Konsultasi Keterangan

Memberikan keterangan tulisan

pada kata yang diperkirakan kurang

familiar dengan guru dan siswa.

c. Konsultasi

Pakar

Pendidikan

18-4-2014

21-4-2014

13-5-2014

19-5-2014

7-6-2014

Memperbaiki kesalahan pengetikan

dan tata bahasa pada silabus Diklat.

Memperbaiki skenario.

pembelajaran, penekanan pada

penggunaan pendekatan inkuiri

pada saat pelaksanaan Diklat.

Penggunaan kata profesionalisme

diganti dengan kompetensi

pedagogi inkuiri.

Memperjelas kompetensi pedagogi

inkuiri yang dilatihkan.

Memperbaiki bahan ajar supaya

jelas perbedaan kemampuan inkuiri

yang dilatihkan pada tiap level.

Seluruh

masukan sudah

diakomodir,

draft sudah

diperbaiki

3.2.3.4. Mengembangkan Instrumen

Pengembangan instrumen dilakukan untuk mengumpulkan data baik data

kuantitatif maupun data kualitatif. Untuk mengidentifikasi pengetahuan inkuiri

guru, dikembangkan soal tes pengetahuan inkuiri berbentuk pilihan ganda dengan

lima pilihan. Soal dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan (TNA).

Penyusunan soal berdasarkan indikator kompetensi inkuiri yang memuat aspek-

aspek inkuiri dan tujuan pedagogi dasar (Wenning, 2010). Soal digunakan

sebelum dan sesudah Diklat dilaksanakan. Kisi-kisi tes pengetahuan inkuiri

disajikan dalam Tabel 3.7 dan Tabel 3.8.

Tabel 3.7. Kisi-kisi Test Pengetahuan Inkuiri pada Diklat Jenjang Dasar Level Inkuiri Kompetensi pedagogi inkuiri No Soal Jumlah Soal

Discovery

learning

a. Merumuskan konsep

b. Memperkirakan

c. Menarik kesimpulan

d. Mengomunikasikan hasil

e. Mengklasifikasikan hasil

3, 18

1, 16

2, 17

5, 20

4, 19

10

Interactive

demonstration

a. Memprediksi

b. Menjelaskan

c. Memperoleh dan mengolah data

6, 21

7, 22

8, 23

6

Inquiry

lesson

a. Mengukur

b. Mengumpulkan dan mencatat data

c. Merancang dan melakukan penyelidikan

ilmiah

d. Menggunakan matematika selama

penyelidikan

e. Menggambarkan hubungan

9, 24

10, 25

11, 26

12, 27

13, 28

10

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

52

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Level Inkuiri Kompetensi pedagogi inkuiri No Soal Jumlah Soal

Inquiry

labs

a. Mengukur secara metrik

b. Menetapkan hukum secara empiris

berdasarkan bukti dan logika

14, 29

15, 30

4

Jumlah 30

Tabel 3.8. Kisi-kisi Test Pengetahuan Inkuiri Pada Diklat Jenjang Lanjut Level Inkuiri Kompetensi pedagogi inkuiri No

Soal

Jumlah

Real

world

application

a. Membangun argumen logis berdasarkan bukti

ilmiah

b. Mempertahankan fakta berdasarkan penilaian

1, 8

2. 9

4

Hypothetical

inquiry

a. Mensintesis hipotesis yang kompleks

b. Menganalisis dan mengevaluasi pendapat

ilmiah

c. Memprediksi melalui proses deduksi

d. Merevisi hipotesis dan prediksi pada bukti baru

e. Memecahkan masalah nyata yang kompleks

3, 10

4, 11

5, 12

6, 13

7, 14

10

Jumlah 14

Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data mulai dari tahap analisis

sampai tahap evaluasi model Diklat adalah: angket, lembar observasi, skala

penilaian kompetensi pedagogi aspek penyusunan RPP, skala penilaian

kompetensi pedagogi aspek keterampilan mengajar, dan inventori tanggapan.

Penjelasan untuk masing-masing instrumen adalah sebagai berikut.

1. Angket

Terdapat dua macam angket yang digunakan yaitu: angket untuk menggali

informasi pemahaman inkuiri yang dimiliki guru untuk menunjang proses

pembelajaran IPA sebelum mengikuti Diklat dan angket untuk menganalisis

kebutuhan topik pada kompetensi dasar IPA berdasarkan tingkat kesulitan yang

dialami guru. Kisi-kisi angket untuk menggali informasi pemahaman inkuiri guru

pada tahap analisis sebelum mengikuti Diklat disajikan dalam Tabel 3.9.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

53

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9. Kisi-kisi Angket Pemahaman Inkuiri dan Penggunaannya dalam

Pembelajaran

Aspek

Indikator

No Item

Jumlah

Pernyataan

Pengetahuan

Menjelaskan pengertian konsep

inkuiri

1, 2, 3 3

Mengidentifikasi karakteristik

inkuiri dalam proses

pembelajaran

4, 5, 6, 7

4

Menjelaskan peranan inkuiri 8, 9 2

Mendeskripsikan pendekatan

inkuiri

10, 11, 12 3

Keterampilan

Mengajar

Memprediksi konsep

berdasarkan pengalaman

13, 14, 15, 16,

17, 18, 19,

20,21

9

Mengidentifikasi konsepsi

alternatif

22, 23, 24, 25,

26, 27

6

Mengembangkan prinsip-prinsip

ilmiah dan/atau hubungan

28, 29, 30, 31,

32, 33, 34

7

Menerapkan pengetahuan

sebelumnya pada masalah nyata

35, 36, 37, 38,

39, 40

6

Memperoleh penjelasan

mengenai fenomena yang

diamati

41, 42, 43, 44 4

Keyakinan

Menjelaskan pentingnya

pemahaman inkuiri

45, 46, 47, 48 4

Menjelaskan kompleksitas

dalam aplikasi

49, 50, 51, 52,

53, 54, 55

7

Menjabarkan keterpakaian dari

ilmu pelatihan/ manfaat

56, 57, 58, 59,

60, 61, 62, 63

8

Menjelaskan potensi untuk

keberhasilan/optimisme

64, 65, 66, 67,

68, 69, 70

7

Jumlah 70 70

Kisi-kisi angket untuk menganalisis kebutuhan topik pada kompetensi dasar

IPA berdasarkan tingkat kesulitan yang dialami guru, disajikan dalam Tabel 3.9.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

54

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10. Kisi-kisi Angket Kebutuhan Topik pada Kompetensi Dasar IPA

Berdasarkan Tingkat Kesulitan Aspek

Kompetensi Indikator No Item

Jumlah

Pernyataan

Pedagogi

Menguasai karakteristik peserta didik dari

aspek intelektual.

1, 2, 3 3

Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik

12 1

Mengembangkan kurikulum yang terkait

dengan mata pelajaran yang diampu.

6,7,8,9 4

Menyelenggarakan pembelajaran yang

mendidik

4,5, 13,

14

4

Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

15

1

Memfasilitasi pengembangan potensi

peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki

10,11

2

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi

proses dan hasil belajar.

16,17,18

, 19

4

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi

untuk kepentingan pembelajaran.

20,21,22 3

Melakukan tindakan reflektif untuk

peningkatan kualitas pembelajaran.

23, 24 2

Jumlah 24

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengidentifikasi keterlaksanaan proses

pembelajaran IPA berbasis inkuiri selama kegiatan Diklat berlangsung dan untuk

mengukur perkembangan kompetensi pedagogi guru. Kisi-kisi pengembangan

lembar observasi disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

No Kriteria Indikator No Item Jumlah

Pernyataan

1 Proses

pembelajaran

Menjelaskan proses yang terjadi

selama pembelajaran

1,2,3,4,5,6,7 7

2 Aktivitas guru Mengamati perkembangan sikap

guru selama mengikuti

pembelajaran

8,9,10, 11, 12,

13,14, 15, 16,

17

10

3 Aktivitas

fasilitator

Mengamati sikap fasilitator selama

memfasilitasi pembelajaran

18, 19, 20,21,

22,23,24,25.

8

Jumlah 25

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

55

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Skala Penilaian Kompetensi Pedagogi (SPKP)

Skala Penilaian Kompetensi Pedagogi (SPKP) aspek penyusunan RPP

digunakan untuk menilai rancangan RPP IPA berbasis inkuiri pada saat

pelaksanaan Diklat. Penilaian menggunakan skala 1 sampai 4. Kisi-kisi

pengembangan SPKP disajikan pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Kisi-kisi Pengembangan Skala Penilaian Kompetensi Pedagogi

(SPKP) Aspek Penyusunan RPP

No Komponen Kriteria No

Item

Jumlah

Pernyataan

1 Indikator Memuat indikator hasil belajar yang

menggambarkan pembelajaran IPA

berbasis inkuiri.

1 1

2 Alokasi waktu Memuat alokasi waktu yang

diorientasikan pada proses

pembelajaran inkuiri

2 1

3 Tujuan pembelajaran Memuat rumusan tujuan

pembelajaran yang mencerminkan

pembelajaran IPA berbasis inkuiri

3 1

4 Materi pembelajaran Memuat materi ajar dengan

pengorganisasin yang

menggambarkan keruntutan dan

sistematika materi yang akan

disampaikan melalui proses inkuiri

4 1

5 Kegiatan

pembelajaran

Memuat kegiatan yang

menggambarkan proses pembelajaran

dengan pendekatan inkuiri

5,6,7,8,9,

10,11,12,

13,14,15

11

6 Evaluasi hasil belajar Memuat alat evaluasi dan rubrik

penilaian hasil evaluasi keterampilan

berinkuiri

16, 17 2

7 Media/alat, bahan,

Sumber belajar

Memuat media dan sumber belajar

yang tepat untuk kegiatan berinkuiri

18,19,20 3

Jumlah 20

4. Skala Penilaian Kompetensi Pedagogi (SPKP)

Skala Penilaian Kompetensi Pedagogi (SPKP) aspek keterampilan mengajar

IPA digunakan untuk menilai adanya peningkatan kompetensi pedagogi inkuiri

pada saat pelaksanaan Diklat. Penilaian menggunakan skala 1 sampai 4. Kisi-kisi

pengembangan SPKP disajikan pada Tabel 3.13.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

56

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.13. Kisi-kisi Pengembangan Skala Penilaian Kompetensi Pedagogi

(SPKP) Aspek Keterampilan Mengajar

No Komponen Kriteria No Item Jumlah

Pernyataan

1 Kegiatan

pendahuluan

melakukan kegiatan penggalian

konsepsi awal untuk

menghantarkan pada

masalah yang akan diselidiki

1,2 2

2 Kegiatan inti memfasilitasi siswa untuk

melakukan proses pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan

inkuiri

3,4,5,6,7,8 6

3 Kegiatan penutup melakukan pemantauan

ketercapaian tujuan pembelajaran

9,10,11 3

Jumlah 11

5. Inventori Tanggapan

Inventori digunakan untuk mengungkap tanggapan guru terhadap relevansi,

efektivitas, manfaat, dan kemungkinan penggunaan hasil Diklat untuk

diimplementasikan di sekolah. Inventori dibuat dengan dua pilihan yaitu ya dan

tidak. Kisi-kisi angket untuk mengetahui tanggapan guru sebagai peserta Diklat

disajikan dalam Tabel 3.14.

Tabel 3.14. Kisi-kisi Tanggapan Guru Terhadap Pelaksanaan Model Diklat

Aspek

Indikator

No Item

Jumlah

Pernyataan

Relevansi Mengukur kesesuaian materi yang

disampaikan dengan kurikulum IPA SMP

1 1

Mengukur kesesuaian materi dengan

karakteristik pembelajaran inkuiri

2, 3 2

Efektivitas Menjelaskan kegiatan pembelajaran pada

pelaksanaan pelatihan

4, 5, 6, 7,8

5

Manfaat Menjelaskan peranan pelatihan bagi

peningkatan kompetensi

9, 10, 11, 12,

13, 14, 15,

16, 17, 18,

19, 20, 21,

22, 23, 24

16

Keterpa-

kaian

Menjelaskan pelaksanaan hasil pelatihan

dalam implementasi di sekolah

25, 26, 27, 28 4

Jumlah 28 28

6. Pedoman wawancara

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

57

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pedoman wawancara digunakan untuk menggali informasi lebih lengkap

dari data angket yang belum terungkap. Wawancara dilakukan setelah selesai

pelaksanaan Diklat kepada perwakilan guru dari sembilan sekolah. Data yang

dikumpulkan dari hasil wawancara berkaitan dengan ada tidaknya peningkatan

kompetensi pada guru setelah mengikuti Diklat, kompetensi apa saja yang masih

harus lebih ditingkatkan, temuan, dukungan serta hambatan selama implementasi

pembelajaran IPA berbasis inkuiri di sekolah. Wawancara bersifat terbuka

sehingga memungkinkan pertanyaan berkembang berdasarkan jawaban guru dari

pertanyaan sebelumnya. Kisi-kisi pedoman wawancara disajikan dalam Tabel

3.15.

Tabel 3.15. Kisi-kisi Wawancara

Aspek Indikator No

Item

Jumlah

Pertanyaan

Peningkatan

kompetensi

Mengidentifikasi kompetensi yang

meningkat setelah mengikuti Diklat

1 1

Kompetensi yang

masih harus

ditingkatkan

Mengidentifikasi kompetensi yang masih

perlu ditingkatkan

2 1

Temuan Mengungkapkan temuan di lapangan pada

saat implementasi hasil Diklat

3 1

Dukungan Menjelaskan faktor pendukung

terlaksananya pembelajaran IPA berbasis

inkuiri di sekolah

4 1

Hambatan Menjelaskan faktor yang menghambat

pembelajaran IPA berbasis inkuiri di sekolah

5 1

Jumlah 5

Proses validasi soal tes pengetahuan inkuiri dilakukan oleh para ahli

menggunakan Content Validity Ratio (CVR) dari Lawshe (1975). Perhitungan

CVR dilakukan pada setiap item. Skor CVR tiap item ini selanjutnya

dibandingkan dengan skor minimal CVR dengan taraf penerimaaan 0.05. Soal

dianggap memiliki validitas tinggi atau validitas diterima jika CVR ≥ 0.95.

Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

58

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ne = Jumlah ahli atau subject matter experts (SMEs) yang memberi

respons essential pada suatu butir

n = Jumlah ahli atau SMEs

Hasil validasi menggunakan Content Validity Ratio (VCR) dapat dilihat

pada Tabel 3.16 dan Tabel 3.17. Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan,

disimpulkan bahwa instrumen pengukuran hasil pembelajaran memungkinkan

untuk digunakan di dalam Diklat.

Tabel 3.16. Hasil Analisis Validasi Butir Soal Diklat Jenjang Dasar

No

Soal ne CVR Kesimpulan

No

Soal

Baru

No

Soal ne CVR Kesimpulan

No

Soal

Baru

1 5 1 diterima 1 21 4 0,6 tidak diterima -

2 5 1 diterima 2 22 5 1 diterima 17

3 4 0,6 tidak diterima - 23 5 1 diterima 18

4 5 1 diterima 3 24 5 1 diterima 19

5 5 1 diterima 4 25 4 0,6 tidak diterima -

6 5 1 diterima 5 26 5 1 diterima 20

7 5 1 diterima 6 27 5 1 diterima 21

8 4 0,6 tidak diterima - 28 5 1 diterima 22

9 5 1 diterima 7 29 5 1 diterima 23

10 5 1 diterima 8 30 5 1 diterima 24

11 5 1 diterima 9 31 4 0,6 tidak diterima -

12 5 1 diterima 10 32 5 1 diterima 25

13 5 1 diterima 11 33 3 0,2 tidak diterima -

14 5 1 diterima 12 34 5 1 diterima 26

15 5 1 diterima 13 35 4 0,6 tidak diterima -

16 5 1 diterima 14 36 5 1 diterima 27

17 3 0,2 tidak diterima - 37 5 1 diterima 28

18 5 1 diterima 15 38 5 1 diterima 29

19 4 0,6 tidak diterima - 39 4 0,6 tidak diterima -

20 5 1 diterima 16 40 5 1 diterima 30

Pada Diklat jenjang dasar, dari 40 butir soal yang divalidasi setelah

mengalami proses revisi hanya 30 soal yang dinyatakan diterima dan

menunjukkan validitas yang tinggi karena sesuai dengan indikator yang ingin

dicapai sebagaimana dijelaskan dalam tujuan penelitian, sehingga pada diklat

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

59

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

jenjang dasar hanya 30 soal tersebut yang digunakan sebagai soal pretest, 10 soal

lainnya tidak diterima.

Tabel 3.17. Hasil Analisis Validasi Butir Soal Diklat Jenjang Lanjut No

Soal ne CVR Kesimpulan

Soal

Baru

No

Soal ne CVR Kesimpulan

Soal

Baru

1 5 1 diterima 1 11 5 1 diterima 8

2 5 1 diterima 2 12 5 1 diterima 9

3 5 1 diterima 3 13 5 1 diterima 10

4 4 0,6 tidak diterima -

14 4 0,6

tidak

diterima -

5 4 0,6 tidak diterima - 15 5 1 diterima 11

6 5 1 diterima 4 16 5 1 diterima 12

7 5 1 diterima 5 17 5 1 diterima 13

8 5 1 diterima 6 18 5 1 diterima 14

9 3 0,2 tidak diterima - 19 5 1 diterima 15

10 5 1 diterima 7

20 3 0,2

tidak

diterima -

21 5 1 diterima 16

Pada Diklat jenjang lanjut, berdasarkan hasil validasi dari 21 soal, hanya 16

soal yang berhasil diterima untuk dapat digunakan sebagai instrumen, sedangkan

sisanya tidak diterima. Berdasarkan kebutuhan, sesuai jumlah pengukuran

indikator yang diperlukan maka pada diklat jenjang lanjut soal yang digunakan

hanya 14 butir. Soal nomor 11 dan 13 pada nomor soal baru tidak digunakan

karena kebutuhan indikatornya sudah dipenuhi oleh soal nomor 1, 8, 3, dan 10

seperti terlihat pada Tabel 3.17.

Hasil validasi instrumen penunjang penelitian lainnya seperti instrumen

penilaian RPP IPA berbasis inkuiri, instrumen implementasi pelaksanaan

pembelajaran IPA berbasis inkuiri, lembar observasi pelaksanaan Diklat, angket,

dan panduan wawancara dilakukan oleh para ahli antara lain:

1. Memperbaiki kesalahan ketik dan tanda baca

2. Memperbaiki susunan kalimat yang kurang tepat

3. Penyesuaian kriteria dengan deskriptor

4. Memperbaiki kalimat pada deskriptor

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

60

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Mengubah indikator pada inventori tanggapan

6. Memperbaiki format lembar observasi pelaksanaan pembelajaran

7. Memperjelas perbedaan setiap item pada rubrik penilaian pelaksanaan

pembelajaran

8. Memperbaiki skala penilaian pada instrumen implementasi pelaksanaan

pembelajaran

9. Memperjelas deskriptor pada instrumen implementasi pelaksanaan

pembelajaran

10. Mengganti indikator yang kurang tepat pada instrumen penilaian rencana

pelaksanaan pembelajaran

11. Menambah jumlah pertanyaan pada pedoman wawancara

12. Memperbaiki kriteria penilaian pada instrumen penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran

13. Merevisi kalimat deskriptor yang kurang jelas pada instrumen observasi

pelaksanaan pembelajaran

14. Membedakan kalimat pernyataan positif dan negatif pada instrumen angket

untuk melihat tanggapan peserta diklat

3.3. Pengujian Efektivitas Model

Untuk menguji efektivitas Model dilakukan implementasi/uji coba terbatas

kepada 36 orang guru IPA SMP. Uji coba secara luas kepada sejumlah guru tidak

dilakukan dan itu menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Uraian kegiatan yang

dilakukan pada tahap implementasi dijelaskan sebagai berikut.

3.3.1. Tahap Implementation (Implementasi)

Model Diklat hasil pengembangan awal diuji efektivitasnya pada tahap

implementasi. Persiapan yang dilakukan sebelum Diklat dimulai adalah:

1. Merekrut peserta Diklat. Untuk memenuhi keterwakilan calon peserta Diklat

dari kelompok yang berbeda yaitu atas, menengah, dan bawah, dalam

penentuannya peneliti bekerjasama dengan dinas pendidikan Kota Bandung

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

61

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan Kabupaten Bandung Barat. Dinas pendidikan merekomendasikan 10 nama

sekolah calon peserta. Mengingat calon peserta pelatihan adalah guru, dan guru

mempunyai kewajiban mengajar siswa di sekolah yang tidak boleh

ditinggalkan tanpa ada izin dari kepala sekolah, maka langkah awal dalam

perekrutan calon peserta adalah meminta izin dan dukungan dari kepala

sekolah tempat guru mengajar, termasuk meminta empat orang nama guru IPA

yang akan dijadikan sebagai calon peserta Diklat sehingga jumlah seluruh

peserta harusnya 40 orang.

Pelaksanaan Diklat memerlukan waktu yang tidak sebentar sehingga

diperlukan komitmen yang tinggi baik dari guru calon peserta Diklat maupun

kepala sekolah. Untuk itu tahapan berikutnya adalah mengundang semua

komponen yaitu perwakilan dinas pendidikan, kepala sekolah, dan guru guna

mendapatkan sosialisasi rencana program dilengkapi dengan membuat

pernyataan kesepakatan kerjasama.

Dalam pelaksanaannya, hanya sembilan sekolah (36 orang guru) yang

dapat hadir mengikuti Diklat. Satu sekolah dari Kota Bandung tidak dapat

mengikuti Diklat karena pada waktu yang bersamaan sekolahnya terlalu

banyak mengirim guru untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan instansi

lainnya.

2. Merekrut fasilitator. Karena diklat berjenjang dilaksanakan dalam waktu yang

tidak singkat, mengaplikasikan enam level inkuiri, sehingga diperlukan

beberapa orang fasilitator. Terpilih lima orang fasilitator, empat orang

memfasilitasi satu level inkuiri, satu orang lainnya memfasilitasi dua level

inkuiri pada jenjang yang berbeda. Fasilitator berasal dari Widyaiswara IPA

yang memiliki pengalaman belajar inkuiri baik di dalam maupun di luar negeri.

Pada saat on the job learning fasilitator berperan sebagai pendamping.

3. Merekrut pendamping yang membantu pada saat on the job learning. Terpilih

empat orang pendamping selain fasilitator sehingga dengan fasilitator yang ada

jumlah pendamping menjadi sembilan orang. Pendamping berasal dari staf

QITEP in Science. Pendamping memiliki pengalaman belajar inkuiri baik di

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

62

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam maupun di luar negeri dan paham tentang pembelajaran inkuiri.

Pendamping bertugas untuk mendampingi guru pada sembilan sekolah.

4. Merekrut panitia pelaksanaan Diklat. Terpilih lima orang panitia yang bertugas

membantu secara administratif, mulai dari menyebarkan undangan, mengatur

penginapan, memperbanyak bahan belajar, menyiapkan media pembelajaran,

menyediakan transportasi untuk praktik di sekolah, dan menyiapkan akomodasi

lainnya.

5. Menyamakan persepsi antara semua fasilitator dan pendamping dalam hal

penggunaan bahan ajar, memahami isi instrumen yang digunakan baik selama

in service learning maupun on the job learning.

6. Melakukan uji coba perangkat yang ada pada pedoman guru dan siswa bersama

fasilitator, pendamping dan widyaiswara dari latar belakang Fisika, Biologi,

dan Kimia.

7. Memperbaiki kekurangan yang ditemukan sebagai hasil dari uji coba.

Langkah-langkah yang dilakukan pada saat pelaksanaan Diklat tahap in

service learning (ISL) adalah:

1. Menyampaikan orientasi program Diklat yang terdiri atas tujuan pelatihan,

skenario pembelajaran, dan output serta outcome yang diharapkan diperoleh

peserta setelah pelatihan berakhir;

2. Memberikan pretest kepada guru tentang pemahaman konsep inkuiri,

pengintegrasian konsep inkuiri ke dalam proses pembelajaran IPA;

3. Melaksanakan rangkaian kegiatan Diklat pembelajaran IPA berbasis inkuiri

mulai pemodelan pembelajaran oleh fasilitator, lokakarya penyusunan RPP

berbasis inkuiri, penemuan dan penanaman konsep inkuiri, serta praktik

mengajar di sekolah pada jenjang dasar dan praktik mengajar di tempat Diklat

pada jenjang lanjut yang dilakukan oleh guru peserta Diklat, serta penguatan

konsep di setiap akhir sesi kegiatan;

4. Melakukan refleksi dan review pada semua materi yang sudah disampaikan

pada setiap akhir kegiatan;

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

63

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Melakukan observasi selama kegiatan Diklat untuk melihat proses

pembelajaran, aktivitas fasilitator, dan aktivitas peserta;

6. Mengevaluasi peningkatan kemampuan pedagogi inkuiri peserta dalam

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA berbasis inkuiri

melalui analisis hasil pekerjaan berupa RPP;

7. Mengevaluasi peningkatan kemampuan pedagogi inkuiri peserta dalam

melaksanakan pembelajaran IPA berbasis inkuiri selama proses kegiatan

Diklat berlangsung melalui pelaksanaan praktik mengajar;

8. Menganalisis hasil pekerjaan guru berupa tugas-tugas yang diberikan selama

pembelajaran untuk melihat sejauh mana peningkatan kemampuan;

9. Menganalisis video pembelajaran baik pada saat proses pembelajaran

berlangsung, waktu praktik mengajar dan selama on the job learning;

10. Memberikan soal posttest untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan

inkuiri guru setelah selesai Diklat;

11. Memberikan angket kepada peserta untuk melihat efektivitas program

pelatihan terkait relevansi, efektivitas, manfaat, dan kemungkinan

penggunaan hasil diklat di sekolah;

12. Melakukan wawancara kelompok untuk menggali informasi dari guru tentang

temuan, dukungan, dan hambatan berdasarkan pengalaman selama kegiatan

pelatihan maupun pengalaman guru yang sesungguhnya ketika melaksanakan

implementasi di dalam kelas;

Langkah-langkah yang dilakukan pada saat pelaksanaan Diklat tahap on the

job learning (OJL) adalah:

1. Melakukan pendampingan selama guru mengimplementasikan hasil Diklat ke

dalam proses pembelajaran yang nyata di dalam kelas;

2. Mengevaluasi peningkatan kemampuan pedagogi inkuiri guru dalam

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA berbasis inkuiri

selama proses OJL berlangsung;

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

64

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Mengevaluasi peningkatan kemampuan pedagogi inkuiri guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA berbasis inkuiri selama proses OJL

berlangsung;

4. Melakukan refleksi pada setiap akhir proses kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan guru di dalam kelas.

3.3.2. Tahap Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap evaluasi dilakukan penilaian terhadap dampak pembelajaran,

mengukur ketercapaian tujuan pengembangan model, mengukur apa yang telah

dicapai oleh sasaran. Evaluasi dilakukan terhadap output dan outcome. Output

berupa RPP IPA berbasis inkuiri yang berhasil disusun oleh guru yang merupakan

produk dari kegiatan pelatihan. Outcome berupa kemampuan guru dalam

menyusun RPP IPA berbasis inkuiri dan keterampilan guru dalam mengajar IPA

berbasis inkuiri.

3.4. Partisipan Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 36 orang guru, dipilih secara

purposive sample berdasarkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan di Kota

Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Penentuan sekolah berdasarkan: 1)

clustering, yaitu kelompok atas, menengah, dan bawah; 2) karakteristik sekolah,

terdiri atas sekolah negeri dan swasta; 3) komitmen dan semangat guru-guru

dalam membelajarkan IPA di sekolah, yang direalisasikan dengan pemberian izin

dan dukungan dari kepala sekolah sehingga guru dapat mengikuti Diklat dari awal

sampai akhir. Keadaan guru sebagai subyek penelitian tampak dalam Tabel 3.18.

Tabel 3.18. Keadaan Guru sebagai Partisipan

Kriteria

Sekolah

Kualifikasi

Pendidikan

Latar Belakang

Pendidikan Masa Kerja

S1 S2 Biologi Fisika

1-10

tahun

11-20

tahun

≥21

tahun

Negeri 25 7 16 16 7 13 12

Swasta 4 0 2 2 2 1 1

Jumlah 29 7 18 18 9 14 13

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

65

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bandung. Pada tahap pengujian efektivitas model,

pengumpulan data dilaksanakan di sebuah lembaga yaitu Southeast Asian

Ministry of Education Organisation (SEAMEO) for Quality Improvement for

Teacher and Educational Personnel (QITEP) in Science, sebuah organisasi antar

Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara yang bergerak di bidang peningkatan

kualitas pendidik dan tenaga kependidikan IPA. Pengambilan data dilakukan

mulai bulan Maret sampai bulan Oktober 2014.

3.6. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Pada tahap analisis digunakan teknik penyebaran angket.

2. Pada tahap pengembangan model secara konseptual digunakan teknik

analisis, diskusi, dan saran pendapat.

3. Pada tahap pengujian efektivitas model digunakan teknik soal test, observasi

proses pembelajaran terhadap aktivitas fasilitator dan aktivitas guru selama

ISL, observasi peningkatan kompetensi pedagogi inkuiri guru pada proses

OJL, dokumentasi, field note, angket, dan wawancara.

Data yang terkumpul dianalisis melalui dua tahap, yaitu:

1. Pengujian Keabsahan Data

Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh fasilitator dan

perkembangan kemampuan pedagogi inkuiri peserta selama pelaksanaan Diklat

diuji keabsahannya dengan cara menganalisis kembali hasil rekaman video

pelaksanaan Diklat pada saat in-service learning, praktik mengajar di sekolah,

praktik mengajar di kelas Diklat dan on the job learning.

2. Analisis Data

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

66

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari hasil penelitian ini. Data

kualitatif meliputi profil analisis kebutuhan guru SMP dalam mengajarkan IPA

berbasis inkuiri berdasarkan tingkat kesulitan materi IPA di kelas VIII,

karakteristik model Diklat Inkuiri Berjenjang, tanggapan guru terhadap

efektivitas, relevansi, manfaat dan kemungkinan pelaksanaan hasil Diklat dalam

implementasi di sekolah, hasil observasi selama ISL dan OJL, dan hasil

wawancara tentang temuan, dukungan dan kesulitan dalam mengimplementasikan

hasil Diklat serta masukan untuk pelaksanaan Diklat berikutnya. Data kuantitatif

meliputi data hasil pretes - postes pengetahuan inkuiri, peningkatan kompetensi

pedagogi dalam hal kompetensi berinkuiri, baik pada kompetensi menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) maupun keterampilan mengajar IPA

berbasis inkuiri.

Analisis data dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Data hasil observasi pembelajaran dan hasil wawancara dianalisis secara

deskriptif kualitatif.

2. Data tanggapan peserta terkait efektivitas, relevansi, manfaat, dan

keterpakaian hasil Diklat di sekolah dianalisis dengan cara dipersentasekan

pencapaiannya dan ditafsirkan kecenderungannya.

3. Data hasil pretes - postes pengetahuan inkuiri dan peningkatan kompetensi

pedagogi inkuiri baik secara keseluruhan, tiap level inkuiri maupun tiap

kompetensi pedagogi inkuiri dianalisis menggunakan uji t untuk mengetahui

perbedaan antara hasil tes awal dan akhir, menyusun RPP awal dan akhir,

serta keterampilan mengajar awal dan akhir dengan bantuan SPSS versi 19

dan effect size (d) dari Cohen (1988).

(d) = skor rata−rata post− skor rata−rata pre

standar deviasi pre

Keterangan:

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/23228/6/D_IPA_1202080_Chapter3.pdfprosedur pembelajaran, dan ... yang relevan dengan model yang akan dikembangkan,

67

Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nilai (d) : ≤ 0.2, kriteria Kecil

Nilai (d) : 0.21 < d > 0.5, kriteria Sedang

Nilai (d) : 0.51<d > 0.8, kriteria Besar

Nilai (d) : ≥ 0.81, kriteria Besar sekali