49 BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000-2015 A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu menumbuhakan dan mengembangkan martabat manusia. Dalam hal ini menegaskan bahwa keharusan zakat sebagai pemberdaya kaum lemah. Zakat harus menjadi pendorong, perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya. Kehadiran dan tumbuh kembangnya Lembaga Nirlaba yang bergerak dalam pengelolaan ZISWAF (zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf), merupakan sarana masyarakat dalam menunaikan kewajibanya. Untuk itu setiap LAZ dan sejenisnya mesti mengembangkan manajemen pengelolaan dana yang amanah dan professional, karena pengelola dana ZISWAF tidak sekedar mngeumpulkan dan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan. 1 Dana ZISWAF harus dikelola denga manajemen yang rapi dan professional. Baik dalam penghimpunan, penyaluran mapun pelayanan kepada masyarakat, agar kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan dan ZISWAF nya kepada LAZ lebih baik. Peningkatan kepercayaan tersebut tidak lepas dari bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh para Lembaga Amil Zakat, penyajian progam- progam yang lebih inovatif agar lebih menarik bagi para donatur, dan juga 1 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat (FOZ) 2011), hlm. 26.
27
Embed
BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
49
BAB III
MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000-2015
A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015
Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu
menumbuhakan dan mengembangkan martabat manusia. Dalam hal ini menegaskan
bahwa keharusan zakat sebagai pemberdaya kaum lemah. Zakat harus menjadi
pendorong, perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya. Kehadiran dan tumbuh
kembangnya Lembaga Nirlaba yang bergerak dalam pengelolaan ZISWAF (zakat,
infaq, shodaqoh dan wakaf), merupakan sarana masyarakat dalam menunaikan
kewajibanya. Untuk itu setiap LAZ dan sejenisnya mesti mengembangkan
manajemen pengelolaan dana yang amanah dan professional, karena pengelola dana
ZISWAF tidak sekedar mngeumpulkan dan menyalurkannya kepada masyarakat yang
membutuhkan.1 Dana ZISWAF harus dikelola denga manajemen yang rapi dan
professional. Baik dalam penghimpunan, penyaluran mapun pelayanan kepada
masyarakat, agar kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan dan ZISWAF nya
kepada LAZ lebih baik.
Peningkatan kepercayaan tersebut tidak lepas dari bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh para Lembaga Amil Zakat, penyajian progam-
progam yang lebih inovatif agar lebih menarik bagi para donatur, dan juga
1 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia, (Jakarta: Forum
Zakat (FOZ) 2011), hlm. 26.
50
memberikan pelayanan yang prima kepada donatur. Salah satu bentuk profesionalitas
kerja adalah pelayanan kepada donatur dengan pendekatan modern, seperti halnya
bank atau dealer mobil yang begitu prima dalam melayani costumer. Sebuah
Lembaga Amil Zakat pun harus memperlihatkan kode etik pelayanan terhadap
donatur. Sebab, donatur juga membutuhkan service satisfication approach
Gambar 5.Struktur Organisasi LAZ Al-Ihsan Jawa Tengah Cabang Solo Raya
Sumber: Buku Profil LAZIS
Dari susunan pengurus LAZIS Jateng Cabang Solo diatas terdapat beberapa
divisi beserta staffnya yang mempunyai tugas masing-masing yang bertujuan untuk
menunjang kinerja dari LAZIS cabang solo
59
Tabel. 7Divisi dan Program Kerja LAZIS JATENG Cabang Solo
Divisi Program Kerja
Dewan Pengurus Sebagai susunan paling atas dan mempunyai tugas untuk mengurusi dan mempertimbangkan ssuatu yang berkaitan dengan lembaga.
LAZIS JATENG PUSAT Sebagai poros ataupun pedoman dalam menjalankan kelembagaan.
Direktur Mempunyai peran sebagai pengkoordinasi di sebuah kantor cabang agar berjalan dengan baik.
Keuangan Mempunyai tugas merekap semua hasil keuangan yang berkaitan dengan lembaga.
Dana dan Jaringan Mempunyai peran meningkatkan jaringan atau ekspansi dengan cara mensosialisasikan lembaga penglola zakat kepada masyarakat.
Manajer Fundraising Menyiapkan strategi ekspansi agar penghimpunan dana ZISWAF semakin meningkat dan juga mengkoordinasi para staff nya dalam hal penghimpunan baik pengambilan atau penjemputan dana ZISWAF dari para donatur.
Pemberdayaan Mempunyai tugas untuk menyalurkan dana ZISWAF kepada masyarakat.
UPT PESTIMA Mempunyai tugas mengkoordinasi bagian pesantren yatim.
Media & Kreatif Mempunyai tugas mnsosialisasikan LAZIS kepada masyarakat melalui berbagai media baik media cetak maupun media sosisal.
UPT KUBE Mengkoordinasi di salah satu progam pemberdayaan ekonomi.
.Sumber: Data LAZIS JATENG Cabang Solo
Berkembangnya LAZIS Al-Ihsan Cabang Solo dalam mengimpunan dana
ZISWAF tidak terlepas dari kondisi organisasi kepengurusan di dalam lembaga
tersebut. LAZIS menambah SDM dan juga staff kerja guna meningkatkan kinerja
lembaga. LAZIS tidak hanya bergantung pada karyawan dalam saja melainkan juga
60
melibatkan relawan yang berguna membantu progam kerja yang dibentuk oleh
LAZIS.
B. Manajemen Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Cabang Solo Tahun 2000-2015
1. Manajemen Lembaga
Berkembangnya sebuah organisasi maupun lembaga ditentukan bagaimana
cara mereka memenejemen orgnisasi ataupun lembaga itu dengan baik. Dengan
manajemen mampu mempraktikan cara-cara efektif dan efisien dalam pelaksanaan
pekerjaan. Begitu pula dengan pengurusan zakat, manajamen dapat dimanfaatkan
untuk merencanakan, menghimpun, mendayagunakan dan mengembangkan
perolehan zakat secara efektif dan efisien. Menurut Henry Fayol, manajemen dapat
diartikan sebagai proes perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, koordinasi,
pengawasan atas usaha-usaha dari anggota organisasi dan dari sumber-sumber
organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.12
Manajemen dan organisasi adalah bagian tidak terpisahkan sebagi satu kesatuan.
Tanpa sebuah manajemen organisasi ataupun lembaga akan sulit untuk berkembang,
karena tidak adanya arah yang akan dituju dalam sebuah organisai atapun lembaga
tersebut. Manajemen adalah ilmu yang mengaarkan langkah dan cara terpadu dalam
memanfaatkan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.13
12 Mohammad Shoelhi, Sistem Manajemen Zakat, (Bandung: Pusat Studi
Mnajemen, 1995), hlm. 37.
13 Fremont E. Kast, James E. Roseinweig, Management and Organization, (New York: McGraw Hill Book Commpany, 1985), hlm. 3.
61
Dalam konteks organisasi ataupun lembaga manajemen merupakan suatu
kebutuhan yang tidak terelakan sebagai alat untuk memudahkan pencapaian
organisasi. Manajemen diperlukan untuk mengelola berbagai sumber daya organisasi
seperti sarana dan prasarana, modal, waktu, sumber daya manusia, metode kerja, dan
sebagainya secara efektif dan efisien. konsepsi dasar manajemen dibedakan dalam
tiga aspek , yakni:14
a. Cakupan manajemen
Cakupan manajemen adalah aplikasi manajemen yang menyentuh semua
dimensi kegiatan ekonomi dan bisnis dalam berbagai sektor seperti
perdagangan, pemerintahan, kesejahteraan sosial, dan perusahan jasa dan
dimensi kegiatan ekonomi lain beserta seluruh aspeknya.
b. Unsur dan fungsi manajemen
Selain sebagai alat, manajemen memiliki dua unsure lainnya, yaitu
subjek atau pelaku dan objek (tindakan). Pelaku manajemen adalah
manajer, sedangkan tindakan mencakup seluruh kegiatan pengelolaan
organisasi, system prosedur, sumber daya manusia, dana, waktu,
keuangan, pengadaan, produksi, pemasaran dan abjek lain. Disamping itu
manajemen memepunyai lima fungsi yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan progam, pengarahan dan pengendalian.
Sebelumnya dalam hal manajeman, LAZIS memberikan kewenangan
kepada kantor cabang untuk menglola dana ZISWAF sendiri. Pada tahun
14Ibid., hlm. 127.
62
2015 dalam memenuhi standarisasi guna memenuhi syarat legalitas
sebagai LAZ nasional, LAZIS menggunakan sistem kuangan
terpusat.15Sistem keuangan terpusat dimana semua manajemen baik
keuangan dan progam ditentukan oleh pusat, jadi kantor cabang hanya
menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pusat. Dengan sistem
keuangan terpusat menjadikan progam yang diberikan LAZIS kepada
masyarakat kurang tepat sasaran, karena di setiap daerah kebutuhan
masyarakat berbeda-beda.
c. Orientasi
Suatu organisasi apapun jenisnya secara manajerial dapat dikategorikan
sebagai organisasi yang mempunyai orientasi apabila manajemen
organisasi tersebut memenuhi empat hal: (1) mempunyai visi dan misi
yang jelas, (2) secara terus menerus mengupayakan perbaikan mutu, (3)
menentukan dan mencapai target keuntungan apapun termasuk laba, (4)
menjaga pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan.
2. Strategi Penghimpunan Dana Zakat
Dalam pengelolaan zakat meliputi dua hal yaitu: pengumpulan dana zakat dan
pendistribusian zakat keduanya sangatlah penting, namun di dalam Al-Qur’an lebih
memperhatikan masalah pendistribusianya. Hal itu disebabkan karena ada ketentuan-
ketentuan bagi penerima zakat, dan juga perlu pengawasan dan juga pendataan
supaya pendistribusian zakat lebeh efektif. Dalam hal pengumpulan dana zakat di
15 Wawancara dengan Sakidi Tanggal 26 November 2016
63
LAZIS biasanya para muzakki datang langsung ke kantor LAZIS, namun untuk
memberi kemudahan para muzzaki yang tidak sempat datang langsung ke kantor,
LAZIS mempunyai layanan jemput zakat ke tempat muzakki tersebut.
Untuk menunjang kinerja LAZIS dalam mengelola dana Zakat, Infaq, Shodaqoh
dan Wakaf di kota Solo, terdapat beberapa struktur yang terdiri atas Fundraising atau
Bagian Penggerak Dana, Bagian Keuangan, Bagian Pemberdayaan, dan Bagian
Adminitrasi.16 Mereka mempunyai tugas dan peran masing-masing sesuai dengan
kebutuhan lembaga. Dalam meningkatkan manajemen LAZIS supaya lebih
berkembang, LAZIS menerapkan beberapa strategi diantaranya : melalui periklanan,
Hubungan Masyarakat, Post Mail, Sponsorship, Design, dan Observasi.
a. Periklanan
Strategi manajemen LAZIS agar lebih dikenal oleh masyarakat luas melalui
media periklanan. Iklan dapat di indentifikasikan sebagai sebuah pesan melalui suatu
media baik melalui televisi, radio, surat kabar, majalah, poster, dan lain-lain.17 Media
periklanan LAZIS melalui majalah Embun yang diterbitkan setiap satu bulan sekali,
siaran di radio MH FM Solo setiap satu bulan sekali, setiap ada event besar dimuat di
Solo Pos, dan juga spanduk yang dipasang di tempat-tempat yang strategis.18
16 Wawancara Dengan Ispranoto Tanggal 4 September 2016
17 Dididn Hafiduduin, Manajemen Zakat Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), hlm. 54
18 Wawancara Dengan Joko Triyono Tanggal 4 September 2016.
64
b. Hubungan Masyarakat
Supaya dapat menciptakan kesan terbaik di dalam masyarakat, LAZIS sangat
memperhatikan hubungan dengan masyarakat atau Public Relation. Karena kesan
atau penilaian masyarakat sangat penting untuk perkembangan sebuah lembaga baik
bagi para muzakki dan mustahik.19 Hubungan Masyarakat atau Public Relation (PR)
dapat melebihi iklan, karena PR dapat merespon berbagai peristiwa dengan sangat
cepat, sesuai setrategi yang direncanaakan. Dalam membangun hubungan masyarakat
LAZIS melibatkan tokoh masyarakat setempat bertujuan agar LAZIS bisa diterima di
kelompok masyarakat dan juga sebagai jembatan penghubung kepada masyarakat.
Sebagai lembaga yang bergerak untuk masyarakat dan berada di tengah-tengah
masyarakat maka sebaiknya hubungan dengan masyarakat juga terjaga dengan baik.20
c. Post Mail
Post Mail adalah salah satu cara LAZIS dalam meningkatkan jumlah donatur.
Tim marketing berupaya mendapatkan data prospek baru yang akan dijadikan
sasasran pengiriman Post Mail. Melalui Post Mail dirasa lebih efisien waktu dari
pada harus dikirim manual oleh tim marketing karena terkendala Sumber Daya
Manusia.21Melalui strategi post mail terdapat beberapa kekurangan diantaranya surat
yang dikirimkan LAZIS kepada calon donatur terkadang tidak sampai dan dengan
19 Wawancara Dengan Ispranoto Tanggal 4 September 2016.
20 Wawancara dengan Bambang Tanggal 27 November 2016
21 Wawancara Dengan Ispranoto Tanggal 4 September 2016.
65
strategi ini dirasa kurang maksimal karena proses pengiriman melalui perantara orang
lain, sehingga pengenalan lembaga kepada calon donatur kurang tersampaikan.
d. Sponshorship
Sponshorship adalah perjanjian kerjasama dengan lembaga atau instasi untuk
meningkatkan branding dari lembaga/intasi itu sendiri. Sponshorship memiliki
kemampuan dalam penyampaian sejumlah bidang komunikasi. Kemasan yang tepat
dapat menciptkan atau memperkuat kesadaran akan nama yang tinggi. LAZIS sering
mengadakan event atau progam yang dapat melibatkan perusahaan atau lembaga
lainya untuk berpartisipasi dalam progam-progam LAZIS.22
e. Design
Design adalah proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang
dirancang mempunyai fungsi atau berguna. Pengaruh Design akan menembus ke
segala bidang dan merupakan sentral komunikasi yang merupakan prasyarat meraih
keberhasilan dalam komunikasi.23 Penampilan kemasan, cara beriklan semua
mempunyai peran dalam membangkitkan respon emosional publik, dan respon itu
merupakan inti dari sesuatu yang ingin dicapai.
f. Observasi
Observasi merupakan pendataan langsung dilapangan tentang apa saja
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Hal ini bertujuan agar dana ZISWAF
22 Wawancara dengan Najmudin Sholeh Tanggal 4 September 2016
23 Dididn Hafiduduin, Manajemen Zakat Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), hlm. 55
66
tersampaikan degan baik kepada masyarakat dalam menentukan progam kerja LAZIS
dalam hal penyaluran dana ZISWAF.24Observasi sangat penting untuk menentukan
setiap progam yang akan dijalankan. Dengan melakukan observasi, lembaga mampu
melihat kondisi masyarakat scara langsung sehingga mampu menentukan progam
sesuai kebutuhan masyarakat.
Menghimpun dana sesungguhnya tidak hanya berupa uang saja, tetapi juga
barang atau jasa yang memiliki nilai komersil. Apabila kinerja yang baik seperti
diharapkan telah tercapai, perlu mengupayakan target yang lebih besar lagi. Masih
ada tugas yang harus diemban yaitu mengupayakan dan mengembangkan perbaikan
terus-menerus (continuous improvement), khusunya dalam kualitas pelayanan dan
cara-cara kerja.25
Karena LAZIS tergolong sebagai lembaga publik, maka sudah selayaknya
jika menerapkan manajemen terbuka. Artinya lembaga tersebut secara sadar
mengembangkan hubungan timbal balik selaku pengelola dana ZISWAF dengan
masyarakat selaku pembayar ZISWAF. Selain itu LAZIS sebagai organisasi
pengelola zakat harus mempunyai empat prinsip yaitu; independen, netral, tidak
diskriminatif, dan tidak berpolitik praktis.26
24 Waawancara Dengan Geget Niko Tanggal 4 Sepember 2016.