43 BAB III UPAYA WORLD WIDE FUND MENGGANDENG PEMERINTAH INDONESIA UNTUK KEPENTINGAN KONSERVASI BADAK JAWA Dalam bab ini peneliti akan memberikan pengaplikasian konsep Transnational Advocacy Network untuk menjawab rumusan masalah pada skripsi ini dan dijelaskan pada bab I, terkait dengan WWF yang berusaha mengadvokasi pemerintah Indonesia dengan 4 pendekatan, yaitu pendekatan melalui publikasi informasi terkait konservasi badak jawa. Menarik perhatian serta menyertakan publik untuk mnyuarakan isu terkait konservasi badak jawa. Memakai kekuatan aktivis maupun publik figur untuk bisa menginformasi publik lebih luas. WWF dalam memfasilitasi aktivis, para ranger WWF, maupun publik figur agar tetap menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa. 3.1. WWF Dalam Publikasi Informasi Terkait Pelestarian Badak WWF dalam menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa termasuk massive, mereka menyebarluaskan isu terkait konservasi badak jawa ini melalui media cetak maupun media online ataupun secara verbal (mulut ke mulut), tidak sedikit jalur distribusi informasi WWF tersebut untuk sampai kepada publik. Balai Taman Nasional Ujung Kulon sebagai pusat pelestarian badak jawa yang tersisa di dunia, WWF datang dan ikut serta dalam pelestarian badak jawa tersebut. Terkait data tentang pelestarian badak WWF selalu memonitor perkembangan badak tersebut, dikarenakan WWF memang concern terhadap binatang yang sudah masuk red list oleh IUCN. Perkembangan badak di TNUK dalam kurung tahun 2017-2019, berlangsung dengan ke-stabilan kembang biaknya badak tersebut. TNUK bersamaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
43
BAB III
UPAYA WORLD WIDE FUND MENGGANDENG PEMERINTAH INDONESIA
UNTUK KEPENTINGAN KONSERVASI BADAK JAWA
Dalam bab ini peneliti akan memberikan pengaplikasian konsep Transnational
Advocacy Network untuk menjawab rumusan masalah pada skripsi ini dan dijelaskan
pada bab I, terkait dengan WWF yang berusaha mengadvokasi pemerintah Indonesia
dengan 4 pendekatan, yaitu pendekatan melalui publikasi informasi terkait konservasi
badak jawa. Menarik perhatian serta menyertakan publik untuk mnyuarakan isu terkait
konservasi badak jawa. Memakai kekuatan aktivis maupun publik figur untuk bisa
menginformasi publik lebih luas. WWF dalam memfasilitasi aktivis, para ranger WWF,
maupun publik figur agar tetap menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa.
3.1. WWF Dalam Publikasi Informasi Terkait Pelestarian Badak
WWF dalam menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa termasuk massive,
mereka menyebarluaskan isu terkait konservasi badak jawa ini melalui media cetak
maupun media online ataupun secara verbal (mulut ke mulut), tidak sedikit jalur distribusi
informasi WWF tersebut untuk sampai kepada publik.
Balai Taman Nasional Ujung Kulon sebagai pusat pelestarian badak jawa yang
tersisa di dunia, WWF datang dan ikut serta dalam pelestarian badak jawa tersebut.
Terkait data tentang pelestarian badak WWF selalu memonitor perkembangan badak
tersebut, dikarenakan WWF memang concern terhadap binatang yang sudah masuk red
list oleh IUCN. Perkembangan badak di TNUK dalam kurung tahun 2017-2019,
berlangsung dengan ke-stabilan kembang biaknya badak tersebut. TNUK bersamaan
44
dengan press release hasil monitoring badak jawa 2017, berdasarkan hasil perhitungan
kumulatif maka dapat disimpulkan bahwa jumlah minimum badak jawa di TNUK hasil
monitoring tahun 2017 adalah 67 individu, dengan komposisi jenis kelamin 37 individu
jantan dan 30 individu betina serta kelas umur anak 13 individu dan remaja, dewasa 54
individu.24
WWF mengumpulkan seluruh informasi terkait pelestarian badak lalu
menyebarluaskan di publik melalui situsnya dalam laman lembar fakta badak jawa,
maupun lewat sosisalisasi kepada masyarakat melalui public figure yang dianggap
berpotensi mensosialisasikan dengan sangat baik, dan informasi tersebut dapat tersebar
ke seluruh penjuru Indonesia dengan kemajuan teknologi melelalui social media.
Informasi politik terkait kebijkan tentang pelestarian hewan sangat dikawal dengan baik
dan sangat hati-hati oleh pihak WWF, dengan contoh WWF mengawal pemetaan terkait
kekayaan hayati Indoensia yang dikaitkan dengan keluarnya kebijakan sesuai dengan data
yang ada. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada sepakat bekerjasama dengan
Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dan WWF Indonesia memetakan aneka ragam
hayati di Indonesia. Peta keragaman hayati Indonesia ini akan menjadi pedoman dalam
menyusun kebijakan pembangunan keberlanjutan di bidang konservasi kekayaan hayati.
sebagai negara yang memiliki keunikan dan kekayaan alam atau megabiodiversity,
Indonesia terkendala dalam mengelola aset keanekaragaman hayati.
WWF dengan sumber informasi keterkaitan pelestarian badak jawa tidak melulu
menyebarkan informasi melalui internet yang memang sekarang sangat mudah diakses
24 2018. “Acara Hari Jadi TNUK ke 26 dan Press Release Hasil Monitoring Populasi Badak Jawa Tahun 2017”. Yayasan Badak Indonesia. Diakses dari http://badak.or.id/acara-hari-jadi-tnuk-ke-26-dan-press-release-hasil-monitoring-populasi-badak-jawa-tahun-2017/ , pada tanggal 8 Januari 2020 pukul 19.50
45
oleh masyarakat, WWF juga gencar menjalankan sosialisasi agar informasi terkait
pelestarian badak itu sampai kepada ahli-ahli di kebanyakan daerah. WWF juga menarik
media-media, baik media yang berpengaruh skala lokal maupun skala nasional. Dari segi
media-media skala nasional WWF pernah bekerjasama dengan salah satu media online
yaitu Republika, contoh berita yang diangkat oleh Republika adalah “Badak Jawa Mati,
WWF Desak Pemerintah Bentuk Populasi Kedua”25, pemberitaan dengan headline seperti
itu menandakan bahwa jalur advokasi WWF untuk menekan pemerintah itu melewati
seluruh kanal yang ada, demi terciptanya sebuah kebijakan yang menguntungkan
program konservasi badak tersebut. Republika memberitakan kematian badak pada tahun
2018 yang diakibatkan oleh penyakit yang berasal dari virus yang berbahaya dan dapat
menular kepada badak lainnya.
Tidak hanya melulu menargetkan informasi kepada pakar hewan tetapi juga
menarget pecinta hewan yang mempunyai masa atau lebih akrabnya disebut public figure.
Indonesia mempunyai banyak sekali public figure yang berpengaruh dan mempunyai
masa untuk digerakkan. Terkait seputar public figure WWF juga menggaet mereka yang
berpotensial dan satu visi, seperti contoh mereka membuat sebuah kelompok untuk brand
ambassador WWF adalah WWF Warrior dan menarik public figure lokal Indonesia
seperti Joe Taslim, Ario Bayu, Nadine Chandrawinata, Nadya Hutagalung, dan masih
banyak lagi. Terdapat kelompok lagi di bawah WWF Warrior yaitu adalah rhino warrior,
orang utan warrior, tiger warrior, elephant warriror, dan masih banyak lagi.
25 Ani Nursalikah. 2018. “Badak Jawa Mati, WWF Desak Pemerintah Bentuk Populasi Kedua”. Republika. Diakses di https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/27/p7ukrv366-badak-jawa-mati-wwf-desak-pemerintah-bentuk-populasi-kedua . Pada Tanggal 11 Februari 2020 pukul 14.50
46
Dapat dilihat dari beberapa sumber media online yang telah penulis cantumkan,
WWF dapat mendistribusikan informasi terkait isu konservasi badak jawa melalui banyak
jalan, dengan yang penulis contohkan diatas, disebutkan WWF menginformasi publik
dengan cara masuk ke media online dan media sosial.
Gambar 3.1. Publikasi badak jawa WWF di website resmi mereka Sumber: https://www.wwf.or.id/program/spesies/badak_jawa/
Gambar 3.2. Edukasi tentang pangan badak jawa Sumber foto: Instagram @WWF_ID
Dengan menyebarnya informasi tersebut WWF dapat mengadvokasi pemerintah
dengan dukungan publik yang mendukung program konservasi badak jawa, dengan
contoh keluarnya statement dari Direktur Jendral konservasi SDA dan ekosistem yang
47
berada dibawah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Statement tersebut berisi
tentang urgensi rumah kedua untuk badak jawa yang banyak mengalami maslah genetika
dikarenakan perkawinan sedarah pada tahun 2018 di acara WRD 2018 di Banten. Dalam
acara WRD tersebut juga ada timbal balik yang dilakukan golongan masyarakat seperti
mahasiswa yang mengikuti lomba lintas alam, lomba lintas alam tersebut diadakan untuk
kepentingan edukasi masyarakat agar lebih mengenal badak jawa.
Kesimpulan dari pembahasan yang penulis sebutkan diatas adalah WWF
menerapkan strategi pertama dari strategi konsep pemikiran Trans National Advocacy
yaitu strategi information politics, yang dimana strategi tersebut diperuntukkan
menghasilkan sebuah perkembangan informasi isu terkait yaitu konservasi badak jawa di
Taman Nasional Ujung Kulon, WWF menggunakan strategi tersebut dengan maksud
untuk lebih menyebar luaskan edukasi tentang badak jawa yang diambang kepunahan,
penyebaran informasi bisa melakui media cetak maupun media online, berkat zaman yang
sudah maju, maka dari itu strategi tersebut dapat dikelola dengan baik oleh WWF, dan
menghasilkan feedback yang cukup baik seperti, masyarakat Indonesia selalu dilaporkan
bagaimana perkembangan badak beserta program yan WWF maupun dari pihak lain
jalankan untuk kepentingan konservasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon.
3.2. Medium WWF Dalam Menggerakan Elemen Masyarakat Sadar Akan Isu
Konservasi Badak Jawa
Menggerakkan masa atau publik adalah salah satu media yang efektif dalam
mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap isu konservasi badak,
khusunya badak jawa sendiri, dalam menggerakan publik, WWF menyuarakan isu
48
konservasi badak jawa tersebut dengan cara memasuki atau membuat event-event yang
berhubungan dengan badak jawa.
WWF dan program konservasi badak juga butuh support system seperti
masyarakat yang turut andil mengambil peran dalam program pelestarian badak di TNUK.
Tidak hanya masyarakat sekitar yang harus turut andil mengambil peran dalam
konservasi badak di TNUK, bahkan masyarakat luas lokal maupun mancanegara bisa
turut andil mengambil peran tersebut, tidak hanya dengan menarik orang-orag, tetapi
WWF juga menyerukan betapa pentingnya konservasi badak jawa di TNUK ini, dengan
menyerukan di media cetak, media televisi, maupun media online. WWF melakukan itu
semua agar muncul rasa atau awareness terhadap populasi badak jawa yang kian menipis.
WWF dalam menjalankan kepentingan pelestarian badak jawa melakukan sebuah
gerakan yang menyuarakan isu konservasi badak jawa, yang dimana mereka
menyuarakan sebuah aksi dengan contoh menggelar hari badak sedunia di beberapa kota
di Indonesia. Hari badak sedunia diadakan pada tanggal 22 September tiap tahunnya,
peringatan hari badak sedunia juga digelar serentak disejumlah negara di dunia, contoh
pada bulan September tanggal 22 tahun 2015 WWF mengadakan acara hari badak sedunia
di Jakarta yang tepatnya di Loops Station. Program acara yang digelar di antaranya
diskusi fotografi alam liar oleh Alain Compost sebagai expert di dunia fotografi dan
videografi alam liar, pemutaran film tentang badak di Indonesia, serta aksi kampanye
tentang isu konservasi badak ajwa melalui media sosial, penampilan musik dari Endah N
Rhesa, diskusi tentang satwa liar khususnya badak yang di isi oleh narasumber langsung
dari ahli satwa liar WWF dan juga dosen dari Universitas Nasional Tatang Mitra.
49
Tahun 2017 saat diadakannya hari badak nasional WWF membawa kabar buruk
seputar pelestarian badak jawa, Kondisi badak jawa yang semakin kesini semakin
berkurangnya lahan konservasi juga terjadi pada populasi pada badak jawa, meski jumlah
spesies ini terbilang lebih baik daripada badak sumatera, tapi habitatnya terancam.
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon Merupakan zona rawan tsunami dan juga gunung
meletus yaitu gunung anak krakatau serta pergeseran lempeng selat sunda atau lempeng
Samudera Hindia. Selain habitat, penyakit, juga mempengaruhi populasi badak jawa,
sensus yang dilakukan terhadap ternak masyarakat menunjukkan 90% kerbau milik
masyarakat positif mengidap bakteri trypanosoma. Aktivitas ternak yang terlalu
dibiarkan bebas di Taman Nasional Ujung Kulon dikhawatirkan berdampak kepada
badak jawa karena penyebaran bakteri. Arnold Sitompul selaku direktur konservasi WWF
Indonesia mengatakan pemerintah Indonesia perlu bereaksi cepat agar badak tidak
bernasib sama seperti harimau jawa yang sudah punah.26
Event WWF dalam kepentingan kelestarian badak banyak membawa dampak
positif bagi kelestarian badak itu sendiri, dimulai dengan sadarnya masyarakat bahwa ada
satwa di Indonesia yang sedang dalam kondisi kritis atau di ujung kepunahan untuk
spesies nya. Dengan contoh kasus WWF mengadakan sebuah acara diskusi bertempat di
Bumi Panda tepatnya di Dago Bandung yang di senggelarakan pada tanggal 13 Agustus
2018. WWF menamakan acara tersebut “Ada Apa Dengan Badak Jawa?” yang di isi oleh
Yuyun Kurniawan selaku Project Leader Ujung Kulon WWF-Indonesia. Dari acara
tersebut WWF mensosialisasikan tentang kondisi badak jawa, Kegiatan diawali dengan
26 Tempo. 2017. “Hari Badak Nasional, WWF: Badak Indonesia Kritis”. Tempo. Diakses dari https://tekno.tempo.co/read/911641/hari-badak-nasional-wwf-badak-indonesia-kritis/full&view=ok . Pada tanggal 11 Februari 2020 19.10
50
pemutaran film documenter dengan judul “Ekspedisi Cula Baja” dengan kisah tentang
seorang mahasiswa yang melakukan ekspedisi ke Taman Nasional Ujung Kulon yang
bertujuan melihat dengan mata kepala sendiri akan keberadaan badak jawa pada saat itu.
Usai pemutaran film, Yuyun Kurniawan memberikan materi tentang badak jawa. Materi
diskusi dibuka dengan memaparkan tiga masalah utama yang sangat mempengaruhi
populasi badak jawa. Tiga permasalahan tersebut adalah dinamika populasi badak jawa,
ancaman terhadap upaya pelestarian badak jawa, dan isu atau wacana mengenai habitat
kedua.27
Gambar 3.3. Yuyun Kurniawan mensosialisasikan kondisi badak jawa Sumber: www.wwf.or.id
Reproduksi badak menjadi salah satu kendala dalam pertumbuhan populasi badak
jawa, masa kehamilan badak yang terhitung panjang membuat badak hanya dapat
bereproduksi dua atau tiga kali semasa hidupnya. Sisi lain sifat pemalu badak betina
membuat intensitas bertemunya badak jantan dan betina menjadi sangat minim. Selain
27 Rosie Ferawati. 2018. “Diskusi di Bumi Panda Tentang Nasib Badak Jawa”. WWF. Diakses di https://www.wwf.or.id/cara_anda_membantu/bumi_panda_/?50382/Diskusi-di-Bumi-Panda-Tentang-Nasib-Badak-Jawa . Pada tanggal 12 Februari 2020 pukul 19.05
51
itu, biasanya badak betina enggan untuk didekati oleh badak jantan selama anaknya
belum dilepas oleh badak betina tersebut. Selain permasalahan populasi, terdapat
ancaman lain terhadap upaya pelestarian badak Jawa, di antaranya lokasi yang rawan
bencana, penurunan daya dukung habitat oleh masuknya spesies dari luar, persaingan
ruang dan pakan dengan banteng, ancaman penyakit menular, potensi perburuan liar, dan
populasi yang kecil dan tunggal yang mengakibatkan perkawinan sedarah yang dipercaya
dapat menimbulkan permasalahan keturunan. “Badak Jawa perlu mendapatkan perhatian
lebih karena pilihannya hanya bertahan atau punah. Kesadaran masyarakat dan
pemerintah akan keberadaan badak Jawa di Ujung Kulon sangat diharapkan karena lestari
terlahir dari hati,” tutur Yuyun Karniawan.28
Selain WWF menggerakkan kalangan masyarakat agar aware dengan kondisi
badak dan segala kegiatan konservasinya, WWF juga menjalankan kerjasama dengan
pihak korporasi besar, seperti perusahaan yang memproduksi kendaraan yaitu Hino juga
bekerjasama dengan WWF di berbagai kesempatan, sejak tahun 2012 Hino telah
memberikan kontribusi terhadap upaya konservasi badak jawa di Taman Nasional Ujung
Kulon, tidak hanya pada Taman Nasional Ujung Kulon, tetapi kepada lingkup perlautan,
dan juga pendidikan di Indonesia, dan pastinya pemberdayaan masyarakat untuk
kelestarian sumber daya alam. Hino memberikan komitmennya untuk lingkungan sekitar
melalui program simulasi pemasangan camera trap sebagai alat pendukung konservasi
badak jawa. Sebagai upaya menjaga kekayaan ekosistem dan khususnya untuk badak
jawa.
28 Ibid
52
Kerjasama ini dilakukan dalam bentuk penyerahan 15-unit camera trap pada
tahun 2018 untuk kegiatan monitoring serta untuk kepentingan studi badak jawa serta
ekosistem lainnya yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon. Camera trap yang
diserahkan Hino kepada pengelola Taman Nasional Ujung Kulon dipasang di wilayah
bagian barat pegunungan Honje yang belum pernah terdata sebelumnya untuk
mengetahui kehadiran populasi dan sebaran badak di wilayah tersebut. Hino berharap
dengan adanya pemasangan camera trap ini dapat memberikan dampak postifi bagi
ekosistem di Taman Nasional Ujung Kulon khususnya badak jawa, mengingat saat ini
badak jawa merupakan satwa yang sangat dilindungi oleh duniakarena jumlah nya yang
kita sedikit dan tidak stabil, kegiatan tersebut dapat juga memberi dampak yang baik
untuk masyarakat sekitar maupun secara luas untuk mensejahterakan salah satu aset
kekayaan fauna yang dimilii oleh Indonesia dan turut serta meningkatkan ekowisata di
Indonesia.29
WWF termasuk sukses dalam mendistribusikan informasi isu konservasi badak
jawa dengan memasuki event-event yang di senggelarakan, mau event akbar atau event
biasa, dengan contoh WRD (World Rhino Day) setiap tahunnya dapat menyebarluaskan
isu konservasi badak jawa maupun sumatera, Tahun 2018 menjadi kesempatan kedua
Taman Nasional Ujung Kulon mengadakan World Rhino Day, setelah pada tahun 2017
WWF serta pengelola Taman Nasional Ujung Kulon bersama elemen masyarakat
mengadakannya juga di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon tepatnya di daerah
Cilintang. Pada perayaan WRD di tahun 2018 tempatnya berbeda dari sebelumnya,
29 Deni. 2018. “Hino Gandeng WWF Indonesia Dukung Konservasi Badak Jawa”. Kabaroto. Diakses di https://kabaroto.com/post/read/hino-gandeng-wwf-indonesia-dukung-konservasi-badak-jawa . Pada tanggal 13 Februari 2020 pukul 14.20
53
tepatnya di Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten. Rangkaian WRD
kali ini di tahun 2018 berlangsung selama 3 hari, dengan isi konten acara antara lain
Peringatan Simbolis, Penandatanganan deklarasi hari badak sedunia tahun 2018, lomba
lintas alam, dan laskar ujung kulon.
Gambar 3.4. Mahasiswa peserta Lomba Lintas Alam (LLA) World Rhino Day 2018
Sumber: satubanten.com
Lomba lintas alam kali ini adlah yang kedua kalinya digelar, dan dilakukan oleh
elemn pemuda masyarkat Indonesia, dengan contoh peserta lomba lintas alam ini seperti
Mahasiswa, kelompok pecinta alam, SISPALA, dan kelompok pecinta alam SMA, dan
lomba lintas alam ini mempunyai rute sekitaran Pandeglang, Serang, Cilegon, dan
Bandung. Kelompok yang bertanding tersebut nantinya akan dilnilai melalui 3 aspek
penelitian, yaitu yang pertama, pengetahuan umum mengenai materi konservasi badak
jawa, yang kedua berkait materi dengan kegiatan-kegiatan pecinta alam, dan yang
terakhir peniliannya terdapat di aspek kekompakan tim dan kebersihan. Penyelenggara
54
lomba kalo ini diharapkan nantinya ada bibit muda yang siap terjun menjadi pasukan
ranger konservasi badak jawa.30
Dalam pembahasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa WWF menerapkan
strategi kedua dari Transnational Advocacy Network yaitu symbolic politics, yang berarti
WWF dalam pembahasan di atas melakukan sebuah gerakan untuk menyuarakan sebuah
aksi, simbol, dan yang lainnya, untuk memberikan edukasi tentang isu terkait, yaitu
konservasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Sebuah upaya dari WWF
memasuki berbagai event atau membuat suatu event, adalah sebuah bentuk aksi
menyuarakan isu konservasi badak jawa kepada khalayak, bisa banyak maupun sedikit.
Dalam mengedukasi tentang konservasi badak jawa di dalam event-event yang penulis
sebutkan diatas, WWF mencapai tujuan mereka untuk lebih mengedukasi masyarakat dan
mendapatkan timbal balik yang dimana masyarakat perlahan mulai peduli kepada
ekosistem sekitar mereka khususnya untuk masyarakat yang hidup di sekitar Taman
Nasional Ujung Kulon terdapat mamalia langka yang terancam punah.
3.3. WWF Menggandeng Aktivis Lingkungan dan Tokoh Masyarakat Dalam
Menyuarakan Konservasi Badak Jawa
Aktivis lingkungan disini berperan sangat penting, karena mereka termasuk
elemen masyarakat yang berpengaruh atau mampu menggerakkan masa. Peran yang
penting dalam masyarakat ini dapat memberi kesadaran kepada masyarakat yang
mengikuti tokoh masyarakat tersebut bahwa ada isu hampir punahnya badak jawa. Tidak
hanya aktivis, tokoh masyarakat disini juga berperan penting, karena mereka mempunyai
30 Imam B. Carito. 2018. “Peringati World Rhino Day 2018, Balai TNUK Kembali Gelar LLA”. Satubanten. Diakses di https://satubanten.com/peringati-world-rhino-day-2018-balai-tnuk-kembali-gelar-lla/ . Pada tanggal 25 Juni 2020 pukul 12.09
55
pasar sendiri dengan masa yang tidak sedikit. Para tokoh masyarakat tersebut bisa
menggapai masyarakat lebih jauh lagi dari pada aktivis dikarenakan segment pasar, atau
audience para tokoh masyarakat tersebut lebih luas dari pada aktivis yang segment atau
pasar yang mengkonsumsi informasinya sangatlah sempit atau hanya diakses dan
dikonsumsi kalangan tertentu. Pejabat negara, akademisi, dan publik figur juga menjadi
elemen dari tokoh masyarakat, karena mereka seseorang yang ditokohkan oleh banyak
masyarakat.
Pandeglang, Banten, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada hari
Senin tanggal 25 September 2017, memperingati hari badak sedunia. Taman Nasional
Ujung Kulom membuat serangkaian acara yang melibatkan pihak komunitas, LSM,
hingga masyarakat langsung sekitar maupun dari daerah lain, untuk mendukung upaya
konservasi badak jawa, kalini TNUK menyuarakan kampanye konservasi melalui lomba
lintas alam, lomba kano, tracking serta penanaman tumbuhan pakan badak jawa dan
mangrove yang berlangsung 22-24 September 2017.31
Meski begitu, masih ada tantangan dalam upaya konservasi badak jawa, yaitu
pengelolaan habitat dan kondisi genetik dari individu badak jawa yang ada saat ini di
Taman Nasional Ujung Kulon. Hasil monitoring dari pemasanga camera trap
menunjukkan beberapa individu badaka jawa mengalami kecacatan, yang kemungkinan
cacat tersebut terbawa dari lahir, seperti memiliki telinga yang terbelah, dan ekor yang
bengkok, kelainan fisik ini diduga akibat menifestasi inbreeding atau perkawinan sedarah.
Populasi kecil dan lokasi terisolasi, jumlah jantan yang lebih banyak dari betina
31 Djati Witjaksono Hadi. 2017. “Hari Badak Sedunia: Di Ujung Cula Badak Jawa”. Kementrian Lingkungan Hidup. Diakses di http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/792 . Pada tanggal 13 April 2020 pukul 20.32.
56
memperbesar kemungkinan terjadinya perkawinan sedarah. Perkawinan sedarah yang
berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan penurunan
kualitas genetik badak jawa pada satu populasi dalam kurun waktu tertentu akan
mengarah pada extinction atau kepunahan.
Wiratno sebagai Direktur Jendrak Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
menghadiri World Rhino Day di Taman Nasional Ujung Kulon pada hari pertama acara
tersebut 22 September 2017, menyinggung pentinganya secondary home atau rumah
kedua bagi badak jawa di luar Taman Nasional Ujung Kulon terhindar dari perkawinan
sedarah nantinya, hal ini juga sangat diupayakan agar ketika ada sesuatu hal yang
membahayakan di Taman Nasional Ujung Kulon dengan contoh tsunami dan meletusnya
gunung anak Krakatau. Kajian rumah kedua untuk badak jawa ini, telah dilakukan di
beberapa lokasi, lokasi yang dilihat berpotensi untuk berkembang nya bada jawa ini
adalah Cagar Alam Leuweung Sancang di Garut, Suaka Margasatwa Cikepuh di
Sukabumi, Cagar Alam Rawa Danau di Serang, Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan
Cikesik di Sukabumi, Cagar Alam Rawa Danau di Serang, Bagian Kesatuan Pengelolaan
Hutan Cikesik di Pandeglang, dan Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan Malingping di
Lebak Banten. Dikesempatan ini Wiratno berusaha untuk menyelamatkan badak jawa
dengan bekerjasama dengan WWF untuk mewujudkan badak jawa yang jauh dari
kepunahan dan juga diturunkannya kebijakan Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan untuk membuat second home atau habitat kedua bagi badak jawa ini agar
konservasi berjalan dengan lancar dan lebih termonitor.
Sebuah media online detikxpedition yaitu anak program dari media cetak Detik
mengadakan sebuah ekspedisi untuk meliput konservasi badak jawa di TNUK,
57
detikxpedition di temani oleh salah satu pakar atau pawang badak Indonesia yang terkenal
di kalangan para aktivis lingkungan. Hampir sebagian besar petugas di Taman Nasional
Ujung Kulon itu adalah aktivis lingkungan hidup, mengenal sosok yang menemani
teman-teman DetikXpedition adalah Iwan Podol sebagai aktivis lingkungan yang di
tugaskan WWF untuk menemani DetikXpedition, oleh sejumlah komunitas dan aktivis
lingkungan dan pemerhati satwa. Beliau dijuluki sebagai abah badak Indonesia, dalam
perjalanan menuju kawasan hutan Taman Nasional Ujung Kulon diwilayah selatan. Tim
detikXpedition ditemani beliau, dialah yang ditunjuk langsung dengan WWF-Indonesia
dan pengelola Taman Nasional Ujung Kulon untuk mencari jejak 2 badak jawa, jantan
dan betina. 2 badak jawa tersbut telah diduga keluar dari habitatnya di kampung Cegog,
Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Pandeglang pada Mei tanggal 29 hingga Juni
tanggal 2 tahun 2017.32
Selama perjalanan si abah badak, Iwan, sering melontarkan jokes dikarenakan
beliau adalah seorang yang humoris dan sangat humble, Beliau sangat ahli soal badak,
beliau sangat fasih dengan seluruh kawasan hutan Taman Nasional Ujung Kulon, serta
badak jawa itu sendiri. Keahliannya dalam bidang menjelajah hutan dan faham akan
badak jawa, Iwan kerap ditugasi keluar masuk hutan kawasan Taman Nasional Ujung
Kulon oleh WWF maupun dari instansi pemerintah setempat seperti dinas bahkan
kementrian.33
Iwan diajak bergabung dengan WWF-Indonesia oleh project manager WWF
Ujung Kulon, Nazir Fuad, pada tahun 1996. Nazir Fuad pada saat 2016 ditunjuk oleh
32 Tri Aljumanto. 2017. “Iwan ‘Podol’ Si Abah Badak Indonesia”. Detik X. Diakses di https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20170725/Iwan-Podol-Si-Abah-Badak-Indonesia/ . Pada tanggal 21 April 2020 pukul 21.41 33 Ibid
58
Presiden Joko Widodo pada periode pertamanya menjabat Presiden Republik Indonesia,
Nazir Fuad ditunjuk menjadi kepala Badan Restorasi Gambut pada tahun 2016. Sejak
itulah IWan mengikuti semua kegiatan WWF di Indonesia. Iwan juga menjadi ketua tim
yang dibentuk untuk konservasi badak jawa dan beliau menamakan timnya tersebut “Tim
Tai”, yang secara khusus meneliti kotoran badak jawa untuk meneliti DNA-nya. Iwan
juga sering mendampingi sejumlah peneliti, baik peneliti internasional maupun domestik
yang masuk ke kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, termasuk sering mendampingi
mahasiswa pecinta alam yang datang ke TNUK untuk research tentang badak jawa
maupun satwa lainnya sekitaran daerah konservasi badak jawa.34
Aktivis tidak hanya melihat dari sudut pandang kelayakan tempat tinggal badak
jawa ini, tetapi mereka juga memerhatikan keadaan sekitar seperti potensi bencana yang
akan membuat spesies satu ini punah. Aktivitas gunung vulkanik Anak Krakatau mulai
meningkat sejak bulan Juni 2018, erupsi pun terjadi secara berkala hingga akhirnya
menyebabkan tsunami di akhir bulan Desember 2018. Ancaman gunung vulkanik Anak
Krakatau terhadap kelestarian badak jawa, sebenarnya hal tersebut sudah pernah dibahas
para aktivis lingkungan dan pihak pemerintah setempat bahkan pusat. Terutama sejak
pucuk gunung tersebut muncul ke perumkaan dari permukaan laut di tahun 2013. Staff
pemantau badak jawa dari WWF Ridwan Setiawan memberi statement, sejak dulu sudah
direncanakan dalam strategi rencana aksi konservasi badak jawa, salah satunya adalah
masukan dari pemindahan beberapa ekor badak ke habitat baru atau rumah kedua untuk
badak jawa yang tentunya lebih aman. Para pakar khawatir bila Gunung Anak Krakatau
meletus keras dan menyebabkan gelombang tsunami akibat pergesaran lempeng selat
34 Ibid
59
sunda ke wilayah Taman Nasional Ujung Kulon, itu mengakibatkan populasi badak jawa
bisa musnah dalam sekejap.35
Rencana pemindahan badak jawa ke habitat kedua sudah molor dari rencana,
harusnya penetuan lokasi habitat kedua sudah dipastikan pada tahun 2017, sehingga tahun
2018 dapat dimulai untuk proses pemindahan beberapa ekor badak jawa tersebut. Mamat
Rahman selaku ketua Balai TNUK memberi statement, perencanaan kadang tidak sesuai
dengan kenyataan, banyak kendala, faktor teknis maupun non teknis, dan permasalahan
eksternal dan internal.Mamat Rahmat menyatakan pemerintah bersama sejumlah
lembaga pelestarian lingkungan telah mensurvei 10 lokasi yang cukup potensial, dari 10
mereka menemukan satu wilayah yang mendekati kondisi sama seperti di Taman
Nasional Ujung Kulon, namun beberapa kendala yang dialami adalah taman tersebut
sedang dipakai oleh perangkat kemiliteran untuk berlatih tempur Komandan Cadangan
Strategis Angkatan Darat atau Kostrad. Mencari habitat kedua juga memerlukan energi
yang besar dan keterlibatan tenaga yang tidak sedikit, tidak hanya soal memindahkan
badak jawa tetapi harus memastikan bahwa tempat itu sudah siap dari faktor makanan,
predator badak, kompetitornya, perburuan liar, penyakit di daerah setempat, dan masih
banyak lagi faktor yang harus diperhatikan.36
Peranan para publik figur salah satunya dibuktikan oleh kelompok WWF-Warrior
yang dimana para publik figur tersebut langsung ditunjuk oleh WWF untuk menjadi
warrior dalam fokus masing-masing, fokus tersebut terbagi menjadi 3 kategori warrior,
yaitu forrest warrior, wild life warrior, ocean warrior, masing-masing peranannya adalah
35 Reporter Satuharapan. 2018. “Badak Jawa Bercula Satu Hadapi Ancaman Gunung Anak Krakatau”. Satuharapan. Diakses di http://www.satuharapan.com/read-detail/read/badak-jawa-bercula-satu-hadapi-ancaman-gunung-anak-krakatau . Pada tanggal 24 April 2020 pukul 22.55 36 Ibid
60
forrest warrior lebih fokus ke perlindungan hutan di Indonesia, sementara ocean warrior
lebih fokus dalam perlindungan biota laut, dan terakhir wild life warrior yang lebih fokus
kepada fauna yang hidup di Indonesia. Wild life warrior beranggotakan Wulan Guritno,
bersama dua sahabatnya, Janna Soekasah Joesoef dan Amanda Soekasah. Dengan adanya
tokoh publik figur seperti yang disebutkan sebelumnya, itu dapat memberi edukasi
tentang pentingnya menjaga ekosistem disekitar kita secara lebih luas lagi ke publik.37
Aktivis lingkungan maupun publik figur disini sangatlah berperan penting dalam
menyebarluaskan isu konservasi badak jawa ini, dikarenakan mereka mempunyai masa
yang cukup banyak untuk bisa digerakkan ataupun sekedar di edukasi. Dengan contoh
publik figur mengunggah sebuah seruan untuk lebih menyadari bahwa disekeliling kita
masih ada yang lebih butuh bantuan dikarenakan spesies mereka terancam punah, dan itu
semua akan mendapat banyak respon yang berguna untuk konservasi badak jawa
kedepannya. Dengan adanya dorongan dari aktivis dan publik figur WWF dapat
mengadvokasi pemerintah untuk memberikan effort lebih terhadap konservasi badak jawa,
dengan contoh gerakan “Lestarikan Satu-satunya Badak Jawa di Dunia” yang dibuat oleh
pihak pemerintah melalui BTNUK untuk masyarakat Indonesia.
37 2019. “Tim Gelang Harapan (HOPE) Wildlife Warrior”. WWF. Diakses di https://www.wwf.id/warrior_detail?id=962 . Pada tanggal 29 Juni 2020 pukul 1.52
61
Gambar 3.5. Iwan Podol memeriksa jejak badak jawa saat ekspedisi Sumber: https://news.detik.com
WWF menjalankan strategi ketiga yang terdapat dalam konsep pemikiran
Transnational Advocacy Network, yaitu leverage politics, yang berarti terdapat peran
aktor-aktor yang menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa atau pendukung
terhadap konservasi badak jawa yang mempunyai pengaruh yang cukup untuk menarik
lebih banyak masyarakat agar sadar akan ekosistem mereka yang terancam puna, di
penjelasan di atas WWF menggandeng beberapa aktor seperti aktivis maupun publik figur,
seperti aktivis lingkungan Iwan “Podol”, dan memeber dari proyek gelang “Harapan”
atau Hope oleh Wulan Guritno, bersama dua sahabatnya, Janna Soekasah Joesoef dan
Amanda Soekasah. Dengan menerapkan konsep strategi leverage politics ini, WWF
secara tidak langsung menyuarakan isu konservasi badak jawa secara efisien dan lebih
masuk ke khalayak banyak, dan dari berbagai segment pasar, ini semua berkat kerjasama
WWF dengan aktor-aktor seperti aktivis lingkungan dan publik figur yang akhirnya dapat
mengedukasi orang banyak.
3.4. WWF Dalam Memfasilitasi Aktivis Lingkungan dan Tokoh Masyarkat
62
WWF dalam konservasi badak jawa sudah dimulai sejak lama, mereka memulai
program konservasi pada tahun 1962. Aktivitas konservasi di mulai setelah tim peneliti
dari WWF internasional mengabiskan waktu bertahun-tahun meneliti kehidupan badak
jawa tersebut, yang dimana isu kala itu oleh IUCN sudah dianggap satwa yang berada di
garis merah atau akan punah. WWF dalam lingkaran aktivis dan pelaku konservasi badak
jawa itu sendiri dan tokoh publik juga memberikan mereka fasilitas selama mereka
mendukung kegiatan atau terjun langsung dalam program konservasi badak jawa. Seperti
halnya perusahaan, NGO juga membutuhkan dana dalam aktivitasnya. Khusus pada NGO
karena merupakan organisasi nirlaba yang tidak bertujuan mencari keuntungan,
operasional pendanaan sering bergantung pada donatur, seperti pemerintah, dermawan,
badan-badan sosial, perusahaan dan sumber lainnya. WWF-Indonesia tidak menerima
dana dari APBN atau APBD, tetapi memperoleh dukungan dana lebih dari 40 lembaga
donor, aid agencies, serta dukungan lebih dari total 64.000 supporter kami di seluruh
Indonesia. Sumber dana & laporan keuangan WWF-Indonesia diaudit oleh auditor
terpercaya, dan dipublikasikan secara terbuka setiap tahunnya di website mereka.
63
Gambar 3.6. Surat pernyataan WWF telah melakukan audit keuangan Sumber: https://www.wwf.or.id
WWF membantu ranger mereka dengan memberi fasilitas yang memadai untuk
kepentingan konservasi, memberikan fasilitas berarti membutuhakan dana, dana di cari
dengan cara crowd funding atau donasi, WWF memberi edukasi kepada masyarakat yang
akan berdonasi dan juga perusahaan maupun organisasi nasional dan internasional,
edukasi WWF tersebut memberi informasi kepada donatur sebelum mendonasikan
uangnya untuk kepentingan konservasi badak jawa, contoh, dengan uang 5 juta rupiah
mereka dapat membeli satu telepon satelit yang dimana di fungsikan untuk koordinasi
antara pekerja lapangan dan rhino rangers, dengan uang 250 ribu rupiah WWF dapat
64
membelikan 1 set peralatan ranger termasuk seragam, sepatu bot, jas hujan, topi, ransel,
sleeping bag, dan tenda dan itu masing-masing pcs dan diakumulasikan untuk 1 bulannya.
Dengan uang 50 juta rupiah WWF dapat membeli 2 buah motor beserta helm yang akan
digunakan untuk kepentingan ranger dalam menjelajah Taman Nasional dan memonitor
badak lebih efisien. Dengan 2 juta rupiah mereka dapat membeli 1 buah camera trap,
yang dimana satu benda ini sangat penting dalam program konservasi badak jawa,
dikarenakan dasar sifat badak adalah hewan yang pemalu, saat para ranger sedang bekerja
mereka akan lebih memilih untuk bersembunyi saat mereka menyadari keberadaan
manusia. Disitulah letak kegunaan camera trap yang dimana dapat memonitor badak
lebih gampang dari pada melacaknya secara terjun lansung ke lapangan. Dengan uang
200 ribu rupiah perbulan, WWF dapat membuat program sosialisasi dalam rangka
membangun kesadaran akan pentingnnya konservasi badak jawa. Dengan uang 50 ribu
perbulan, WWF dapat memfasilitasi pekerja lapangan dan para ranger dengan jas hujan
dan sepasang sarung tangan untuk kebutuhan konservasi.
WWF memiliki cabang di hampir di semua pulau besar Indonesia, dengan
jangkauannya yang luas ini, WWF memiliki akses untuk dapat menggalakkan kegiatan
preservasinya di wilayah-wilayah strategis Indonesia. Penggalangan dana merupakan
salah satu agenda penting WWF dan karenanya, WWF bukan hanya bekerjasama dengan
pemerintah lokal, namun juga menarik perhatian masyarakat dengan selebriti-selebriti
yang dijadikan duta WWF. Keterlibatan selebritis menjadi keuntungan sendiri, selain
karena perhatian atau atensi yang diberikan oleh media menjadi lebih besar, kegiatan
penggalangan dana menjadi lebih menarik. Hampir semua duta WWF merupakan
selebriti yang dikenal masyarakat, seperti Nugie adik dari Katon Bagaskara (Vokalis KLa
65
Project) yang menjadi duta WWF Indonesia mampu menarik perhatian masyarakat di
setiap konser-konsernya di setiap performnya di panggung Nugie selalu menyelipkan
suara pergerakan dan edukasi tentang pentingnya konservasi satwa Indonesia yang di
ambang kepunahan.
Menjadikan seseorang yang berpengaruh sebagai duta suatu program adalah salah
satu jalan yang paling ampuh dalam menyuarakan suatu kampanye agar lebih di dengar
oleh banyak masyarakat, Miranda Kerr yang merupakan model sekaligus mantan istri dari
aktor Orlando Bloom menjadi duta Earth Hour mulai dari tahun 2011 event yang
diselenggarakan WWF dalam lingkup dunia ini mendapat respon yang bagus dari semua
masyarakat dunia. Fauzi Bowo selaku Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012
mendukung kegiatan WWF dalam konteks menjaga lingkungan, dengan sokongan dari
pemerintah dan dukungan dari selebriti-selebriti Indonesia program-program yang
dijalankan oleh WWF dapat berjalan dengan lancar. Meski tidak terdapat angka pasti,
kehadiran selebriti yang mendukung program WWF dapat meningkatkan popularitas baik
pencitraan WWF maupun program mereka. Seperti yang dicontohkan pada kampanye
Save Tigers Now oleh WWF dengan aktor ternama Leonardo Dicaprio yang menjadi duta
dan kepopulerannya menjadi nilai tambah bagi WWF untuk mempromosikan program
Save Tigers Now.
Dalam mengawal aktivis lingkungan dan para tokoh publik agar tetap
menyuarakan kepentingan konservasi, khususnya badak jawa, WWF melakukan
recruitment kepada tokoh yang berpengearuh yang menyuarakan pentingnya menjaga
lingkungan seperti contohnya menjadikan tokoh tersebut menjadi duta badak jawa, Desy
Ratnasari seorang selebriti tanah air yang di nobatkan sebagai duta badak jawa untuk
66
periode 2013-2014, dia berharap dengan menjadinya Desy sebagai duta badak jawa
tersebut, Desy dapat mendukung program Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dalam upaya konservasi badak jawa. Sebagai publik figur, perannya akan sangat strategis
dalam menyosialisasikan, memotivasi, dan menjadi motor konservasi badak jawa.38
WWF dalam mempromosikan para ranger, publik figur, dan memfasilitasi mereka
dengan kepentingan konservasi badak jawa, membawa hasil yang baik dikarenakan
crowd funding yang terus berjalan tanpa henti, dikarenakan dedikasi mereka untuk
merawat para ranger dan publik figur yang pro terhadap satwa liar dilindungi khususnya
badak jawa, sangatlah ideal. Dalam hal ini WWF dapat mendorong pemerintah untuk
lebih memfasilitasi pekerja sipil maupun publik figur yang bekerja untuk mendorong
tumbuh kembang populasi badak jawa, demi terwujudnya hal tersebut pemerintah di
dorong untuk memberikan upah yang sepadan serta fasilitas yang efisien.
WWF dalam penerapan strategi Transnational Advocacy Network yang ke empat
ini adalah accountability politics yang dimana, akuntabilitas politik merupakan sebuah
upaya untuk menjalin hubungan kepada aktor-aktor yang berpengaruh tersebut agar tetap
menyuarakan isu-isu tertentu dan tetap memegang kebijakan atau prinsip yang telah di
teguhkan, yang dimana WWF melakukan pendekatan atau menjalin hubungan terhadapap
aktor-aktor seperti aktivis lingkungan, maupun publik figur yang sangat berpotensi
membawa kesadaran masyarakat yang lebih luas lagi untuk segmentasi pasarnya. WWF
memberi mereka fasilitas untuk menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa, maupun
38 Dewi Mardiani. 2013. “Desy Ratnasari Didaulat Jadi Duta Badak Jawa”. Leisure. Diakses di https://republika.co.id/berita/mks2r6/desy-ratnasari-didaulat-jadi-duta-badak-jawa . Pada tanggal 5 Mei 2020 pukul 00.17
67
untuk konservasi lainnya juga atau agar aktor-aktor tersebut tetap menyuarakan walau
mereka secara kontrak telah selesai.
Demikian analisa upaya WWF dalam konservasi badak jawa menurut konsep
pemikiran Transnational Advocacy Network, WWF melakukan 4 poin strategi yang
terkandung didalam konsep pemikiran TAN. Dengan menjalankan strategi tersebut upaya
WWF dalam bidang konservasi fauna di Indonesia khussnya mendapatkan feedback
cukup baik, dan juga dapat berjalan se-efisien mungkin dalam menyuarakan isu
konservasi badak jawa. WWF dalam menjalankan strategi yang terkandung dalam konsep
pemikiran TAN tersebut, telah mencapai beberapa tujuan mereka yang dimana utamanya
adalah ter-edukasinya masyarkat Indonesia dalam isu konservasi fauna, khususnya badak
jawa yang kini populasinya tidak lebih dari 70 ekor menurut WWF dan juga oleh IUCN.
WWF mengharapkan dari upaya tersebut dapat menciptakan penigkatan populasi dari
badak jawa itu sendiri dan dapat mentranslokasi badak jawa, agar meningkatkan