BAB III LINGKUP SOSIAL ORANG YALAHATAN 3.1 Pengantar Orang Yalahatan merupakan masyarakat dusun yang memiliki adat istiadat dalam kehidupan masyarakatnya. Kehidupan mereka yang plural secara agama merupakan hal menarik. Sehingga penelitian ini dapat dilakukan dengan melihat bagaimana integrasi sosial masyarakat Yalahatan dalam pluralitas agama. Kehidupan mereka sesungguhnya tidak bertolak dari sesuatu hal yang kosong kemudian diisi oleh budaya maupun sejarah. Akan tetapi adanya lingkup sosial setempat berarti terdapat nilai-nilai budaya dan sejarah yang menjadi identitas mereka. Hal ini pun telah dimiliki oleh orang Yalahatan. Dalam kenyataan mereka secara histori, berawal dari kehidupan dalam lingkup kelompok kekerabatan suku yang memiliki nilai-nilai budaya bagi kelangsungan kehidupan mereka. Ada faktor-faktor pendukung yang menjadi perekat hubungan kekerabatan antar mereka. Faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan untuk mengembangkan pluralitas kehidupan komunitas Yalahatan. Cara hidup mereka yang mampu terintegrasi secara baik memberikan peluang bagi tatanan kehidupan masyarakat. Pada bab ini akan dipaparkan data-data penelitian terkait kehidupan masyarakat Yalahatan sebagai basis terdapat empat golongan agama yang hidup berdampingan secara damai bahkan tidak terlepas dari adanya kehidupan masyarakat Tamilouw sebagai negeri yang didalamnya masyarakat Yalahatan ada dan berkembang. 3.2 Profil Orang Yalahatan Komunitas Yalahatan secara teritorial merupakan bagian dari Provinsi Maluku yaitu berada pada kawasan Pulau Seram, tepatnya di negeri Tamilouw, Kecamatan Amahai,
29
Embed
BAB III LINGKUP SOSIAL ORANG YALAHATAN · 2013. 5. 13. · BAB III . LINGKUP SOSIAL ORANG YALAHATAN. 3.1 Pengantar . Orang Yalahatan merupakan masyarakat dusun yang memiliki adat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
LINGKUP SOSIAL ORANG YALAHATAN
3.1 Pengantar
Orang Yalahatan merupakan masyarakat dusun yang memiliki adat istiadat dalam
kehidupan masyarakatnya. Kehidupan mereka yang plural secara agama merupakan hal menarik.
Sehingga penelitian ini dapat dilakukan dengan melihat bagaimana integrasi sosial masyarakat
Yalahatan dalam pluralitas agama.
Kehidupan mereka sesungguhnya tidak bertolak dari sesuatu hal yang kosong kemudian
diisi oleh budaya maupun sejarah. Akan tetapi adanya lingkup sosial setempat berarti terdapat
nilai-nilai budaya dan sejarah yang menjadi identitas mereka. Hal ini pun telah dimiliki oleh
orang Yalahatan. Dalam kenyataan mereka secara histori, berawal dari kehidupan dalam lingkup
kelompok kekerabatan suku yang memiliki nilai-nilai budaya bagi kelangsungan kehidupan
mereka. Ada faktor-faktor pendukung yang menjadi perekat hubungan kekerabatan antar mereka.
Faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan untuk mengembangkan pluralitas kehidupan komunitas
Yalahatan. Cara hidup mereka yang mampu terintegrasi secara baik memberikan peluang bagi
tatanan kehidupan masyarakat.
Pada bab ini akan dipaparkan data-data penelitian terkait kehidupan masyarakat
Yalahatan sebagai basis terdapat empat golongan agama yang hidup berdampingan secara damai
bahkan tidak terlepas dari adanya kehidupan masyarakat Tamilouw sebagai negeri yang
didalamnya masyarakat Yalahatan ada dan berkembang.
3.2 Profil Orang Yalahatan
Komunitas Yalahatan secara teritorial merupakan bagian dari Provinsi Maluku yaitu
berada pada kawasan Pulau Seram, tepatnya di negeri Tamilouw, Kecamatan Amahai,
Kabupaten Maluku Tengah. Orang Yalahatan adalah kelompok komunitas dusun yang
merupakan bagian integratif dari negeri Tamilouw.
III.2.1 Kondisi Geografis
Memahami dan mengenal kehidupan masyarakat Yalahatan tidak dapat dipisahkan dari
negeri Tamilouw. Karena dusun Yalahatan berada di bawah pemerintahan negeri Tamilouw.
Secara geografis negeri Tamilouw berbentuk memanjang memiliki satu tanjung, yaitu tanjung
Ampera dalam delapan Labuhan (teluk ) seperti labuhan Latta, Hatulalin, Totun, Waiputi,
Batumari, Leisin, Tuhai dan Meuw. Dengan batas wilayah antara negeri Tamilouw yaitu77
Bagian Utara : Pegunungan Masohi
Bagian Selatan: Laut Seram
Bagian Timur : Negeri Tehoru
Bagian Barat : Negeri Sepa
Luas wilayah 2095 ha/m, luas pemukiman 47 ha km yang 80% terdiri dari pebukitan dan
20% terdiri dari dataran rendah. Negeri Tamilouw terbagi dalam 6 dusun yaitu:
1. Dusun Siwaloi
2. Dusun Ampera
3. Dusun Yalahatan
4. Dusun Tohai
5. Dusun Lateri
6. Dusun Meuw
III.2.2 Kondisi Demografi
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah penduduk negeri Tamilouw 8964 jiwa yaitu
laki-laki 4571 jiwa dan perempuan 4393 jiwa. Dapat dilihat rinciannya pada tabel berikut;
Tabel 01
77
Data isian profil negeri Tamilouw tahun 2011
Jumlah penduduk Negeri Tamilouw dan Enam dusun
menurut pembagian jenis kelamin
No Negeri & Dusun Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
7
Negeri Tamilouw
Dusun Siwaloi
Dusun Ampera
Dusun Yalahatan
Dusun Tohai
Dusun Lateri
Dusun Meuw
1828
184
910
896
267
306
180
1760
171
919
875
240
269
159
3586
356
1829
1771
508
575
339
Jumlah 4571 4393 8964
Dengan kepadatan penduduk/km 322 jiwa. Hal ini merupakan keseluruhan jumlah jiwa
yang meliputi 6 dusun di negeri Tamilouw. Mayoritas penduduk negeri Tamilouw sendiri adalah
merupakan orang asli Maluku. Selain itu, terdapat juga suku-suku pendatang yang menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat negeri Tamilouw, yang terdiri dari suku Jawa, Bugis,
Makasar, Flores, Buton, Muna, dan Wanci.
Tabel 02
Jumlah penduduk Tamilouw dirinci berdasarkan jenis pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pegawai Negeri Sipil
Bidang Swasta
TNI/POLRI
Pengusaha Kecil & menengah
Petani
Nelayan
Perawat
Pembantu RT
Montir
Peternak
Buruh Migran
Pedagang keliling
Karyawan Perusahaan
Pensiunan
Belum/tidak bekerja
219
15
44
73
3259
1902
8
71
32
266
313
48
29
60
2625
Jumlah
8964
Tabel 02 mengenai jenis pekerjaan, penduduk negeri Tamilouw sudah termasuk
keseluruhan keenam dusun. Jenis pekerjaan masyarakat Tamilouw beragam di berbagai sektor
pekerjaan. Yang paling banyak ialah petani dan nelayan karena sebagian besar masyarakat
menggantungkan hidup di hutan dan di laut sebagai petani dan nelayan.
Tabel 03
Jumlah penduduk Negeri Tamilouw dirinci berdasarkan agama
No
Negeri & Dusun
Agama yang dianut
Jumlah Islam K.Protesan K.Katolik Agama
Suku
1
2
3
4
5
6
7
Negeri Tamilouw
Siwaloi
Ampera
Yalahatan
Tohai
Lateri
Meuw
3585
356
1829
405
508
575
339
1
-
-
467
-
-
-
-
-
-
399
-
-
-
-
-
-
500
-
-
-
3586
356
1829
1771
508
575
339
Jumlah 7597 468 399 500 8964
Tabel 03 mengenai agama dan kepercayaan masyarakat Tamilouw yang mayoritas ialah
agama Islam yaitu 7597 jiwa. Sedangkan penganut agama Kristen Protestan 468, Katolik 399,
dan juga agama suku yaitu 500 jiwa. Mayoritas agama Islam tersebar di negeri Tamilouw dan 6
dusun lainnya, sedangkan Protestan, Katolik dan agama Suku hanya berada di dusun Yalahatan.
3.2.3 Kondisi Sosial
Kondisi sosial masyarakat merupakan hal penting dalam sebuah komunitas. Dengan
memahami kondisi sosial tertentu, maka akan lebih memahami kehidupan suatu kelompok
masyarakat.
Asal usul orang Yalahatan
Kehidupan bersama komunitas Yalahatan yang terjalin sampai saat ini tidak dapat
dipisahkan dari kisah asal usul terbentuknya komunitas mereka. Pada mulanya orang Yalahatan
berasal dari kerajaan Huammual. Setelah runtuhnya kerajaan Huammual karena proses pasifikasi
maka semua orang Maluku tersebar di berbagai pulau di Maluku. Hal ini juga yang
menyebabkan komunitas Yalahatan tersebar di tempat hunian yang sekarang, yaitu dusun
Yalahatan, di negeri Tamilouw, Kecamatan Amahai, Maluku Tengah. 78
Menurut Marahina yang
juga disampaikan oleh Waleuru, pada awalnya sebutan Yalahatan dikenal dengan Yalohatan.
Yalo artinya pagar dan hatan artinya batang pagar. Jadi, Yalohatan berarti pagar yang kokoh
berdiri melindungi. Kemudian pelafalan kata Yalohatan berubah menjadi Yalahatan sampai
sekarang.79
Nama Yalahatan memberi makna yaitu melindungi negeri Tamilouw karena pada
awalnya melalui peperangan merebut wilayah negeri Tamilouw, Yalahatan membantu orang-
orang Tamilouw untuk merebut dan merampas tanah orang-orang Bessy 80
(salah satu negeri di
pulau Seram). Tanah dan wilayah tersebut sekarang menjadi milik masyarakat Tamilouw dan
menjadi hunian mereka saat ini.
Asal Usul Masyarakat Tamilouw
Dua suku besar yang ada di pulau Seram yaitu suku Alune dan Wemale. Alune adalah
sebutan dalam bahasa Alune yang artinya manusia gunung. Maksud dari manusia gunung karena
pada awalnya leluhur suku Alune mendiami daerah pegunungan. Terjadi proses migrasi oleh
leluhur suku Alune dalam wilayah pulau Seram maupun wilayah luar pulau Seram seperti
Ambon, Saparua, Haruku, Nusa Laut, Manipa, Buru, Kelang, Buano, dan lainnya bahkan muncul
sub suku yang lain dengan sebutan nama masing-masing. Suku Wemale mendiami daerah pesisir
pantai. Ciri khas dari kedua suku ini ialah tradisis Alifuru dan masih kuat dipertahankan. Hal ini
dapat dijumpai pada upacara adat tarian Cakalele (tarian perang). Suku lain yang ada di pulau
Seram ialah suku Nuaulu di Seram Selatan, suku Huanulu di Seram Utara.81
Suku Nuaulu merupakan percampuran antara suku Alune dan Wemale. Istilah Nuaulu
untuk suku bangsa tersebut terdiri dari dua kata yaitu Nua dan Ulu. Nua adalah nama sebuah
78
Hasil Wawancara dengan (tokoh masyarakat) Buce Marahina, Rabu 5 Oktober 2011. 79
Hasil Wawancara dengan (tokoh masyarakat) Buce Marahina, Rabu 5 Oktober 2011. Hal yang sama
juga disampaikan melalui wawancara dengan (tokoh agama suku) Bpk Kanata Waleuru, Senin, 12 Oktober 2011. 80
Hasil wawancara dengan (tokoh masyarakat) Bpk Buce Marahina, Rabu 5 Oktober 2011. 81
Pieter Yacob Pelupessy Esuriun Orang Bati, (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2012), 80-81.
cabang sungai dari sungai Ruata yang mengalir di Seram bagian Selatan dan Ulu artinya hulu.
Jadi, Nuaulu artinya orang yang berdiam di hulu sungai Nua. Istilah Nuaulu mengambarkan
daerah asal suku bangsa ini. Namun, suku bangsa ini sudah tersebar dari tempat asal mereka ke
daerah lain di pulau Seram.
Suku Alune dan Wemale sering terlibat dalam pertempuran sehingga terjadi perpecahan
antara suku Alune dan Wemale karena masing-masing tokoh dari kedua suku ini ingin
mengangkat dirinya sebagai kapitan untuk seluruh suku yang ada. Kapitan (amalesi) merupakan
suatu kedudukan penting dan istimewa sehingga orang berlomba-lomba untuk menduduki
jabatan tersebut. Namun, yang mendapat kedudukan sebagai kapitan bukan berasal dari kedua
suku ini, tetapi pada seseorang laki-laki perkasa dari gunung Batu Meten (bagian dari wilayah
Pulau Seram) yaitu Abuding Wasari. Dengan kebijaksanaannya ia diangkat menjadi kapitan.
Setelah peristiwa ini terjadi suku Alune lebih dahulu meninggalkan suku Wemale karena tidak
senang atas kemenangan Abuding. Akibat ke-tidak-senangan itu, suku Alune bersekongkol untuk
berperan melawan suku Wemale yang mendukung kapitan baru tersebut. Peperangan kedua suku
ini kemudian disebut perang Patasiwa dan Patalima. Dari perselisihan itu, suku Alune (Huaulu)
kemudian meninggalkan daerah hulu sungai Nua menuju ke arah Timur (Seram Timur)
sedangkan sebagian suku Wemale (Nuaulu) menuju kearah Selatan (Seram Selatan) daerah
pesisir (Rutah, Sepa, Rohua). 82
Pada waktu pertempuran antara Patasiwa dan Patalima terjadi, orang-orang Portugis telah
ada di Ternate dan pulau Ambon serta telah menduduki beberapa tempat di pulau Seram.
Portugis memanfaatkan Patasiwa (suku Wemale) untuk membujuk Patalima (suku Alune) oleh
karena itu terjadi perdamaian antara patasiwa dan patalima kemudian patasiwa dan patalima
digabungkan dalam suatu tanda Siwalima.
82
http://repository.upi.edu/operator/upload/t_ips_0705344_chapter4.pdf diunduh tgl 3 Maret 2012.