63 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1.Kerangka Berpikir Permainan sepakbola didominasi oleh tendangan baik yang ditujukan untuk mengumpan, menembak ke arah gawang maupun menghalau serangan lawan. Keberhasilan sebuah tendangan dapat dinilai dari keberhasilan mencapai tujuan. Keberhasilan pencapaian tujuan sebuah tendangan banyak dipengaruhi oleh tingkat akurasi tendangan tersebut. Karenanya menjadi sangat penting untuk mendapatkan tingkat akurasi yang tinggi dalam tendangan seorang pemain sepakbola. Ketepatan tendangan dapat ditingkatkan dengan latihan neurac dan resistance tube exercise. Pemberian latihan neurac bertujuan untuk meningkatkan core stability muscle. Dengan memanfaatkan sling dalam latihan bertujuan untuk perbaikan spontan dalam kontrol neuromuskular saat menstabilkan otot-otot inti dan juga fungsi otot dengan metode latihan gerak pada rantai kinetik tertutup (bebas rasa nyeri atau tidak memprovokasi nyeri) sehingga menstimulasi susunan saraf pusat dan menghasilkan reaksi stabilitas yang cepat pada otot. Pada dasarnya stabilitas lumbopelvic merupakan hasil kerja dari pada otot-otot inti yang dikenal dengan sebutan core muscle, yang mana ketika otot-otot core tersebut bekerja atau berkontraksi untuk menghasilkan stabilitas pada daerah lumbopelvic disebut dengan core stability. Melalui proses kerja otot core tersebut dalam menghasilkan stabilitas melibatkan fungsi pengendalian otot oleh sistem saraf pusat, dukungan struktur pasif osseoligamentous dan dukungan aktif sistem otot sehingga dicapai hasil berupa koordinasi gerak , kekuatan otot dan keseimbangan
15
Embed
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
63
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1.Kerangka Berpikir
Permainan sepakbola didominasi oleh tendangan baik yang ditujukan untuk
mengumpan, menembak ke arah gawang maupun menghalau serangan lawan.
Keberhasilan sebuah tendangan dapat dinilai dari keberhasilan mencapai tujuan.
Keberhasilan pencapaian tujuan sebuah tendangan banyak dipengaruhi oleh tingkat
akurasi tendangan tersebut. Karenanya menjadi sangat penting untuk mendapatkan
tingkat akurasi yang tinggi dalam tendangan seorang pemain sepakbola.
Ketepatan tendangan dapat ditingkatkan dengan latihan neurac dan resistance tube
exercise. Pemberian latihan neurac bertujuan untuk meningkatkan core stability muscle.
Dengan memanfaatkan sling dalam latihan bertujuan untuk perbaikan spontan dalam
kontrol neuromuskular saat menstabilkan otot-otot inti dan juga fungsi otot dengan
metode latihan gerak pada rantai kinetik tertutup (bebas rasa nyeri atau tidak
memprovokasi nyeri) sehingga menstimulasi susunan saraf pusat dan menghasilkan
reaksi stabilitas yang cepat pada otot.
Pada dasarnya stabilitas lumbopelvic merupakan hasil kerja dari pada otot-otot
inti yang dikenal dengan sebutan core muscle, yang mana ketika otot-otot core
tersebut bekerja atau berkontraksi untuk menghasilkan stabilitas pada daerah
lumbopelvic disebut dengan core stability. Melalui proses kerja otot core tersebut
dalam menghasilkan stabilitas melibatkan fungsi pengendalian otot oleh sistem saraf
pusat, dukungan struktur pasif osseoligamentous dan dukungan aktif sistem otot
sehingga dicapai hasil berupa koordinasi gerak , kekuatan otot dan keseimbangan
64
yang merupakan komponen pembentuk stabilitas. Stabilisasi lumbo-pelvic yang baik
akan menghasilkan gerakan hip yang memiliki koordinasi yang baik sehingga dapat
meningkatkan ketepatan tendangan pada olahraga sepak bola.
Pemberian resistance tube exercise akan meningkatkan kontrol dan konsistensi
gerakan tungkai saat melakukan latihan dengan menggunakan elastis tube sebagai
beban/tahanan sehingga memberikan efek peningkatan koordinasi gerakan tungkai.
Dengan peningkatan koordinasi gerakan tungkai akan meningkatkan ketepatan
tendangan.
Penelitian ini untuk mengetahui manfaat penambahan latihan neurac terhadap
latihan resistance tube dibanding dengan hanya resistance tube exercise saja dalam
peningkatan ketepatan tendangan pada olahraga sepak bola.
65
3.2. Konsep Penelitian
Gambar 3.1 Bagan Konsep Penelitian
3.3. Hipotesis Penelitian
Penambahan latihan neurac pada resistance tube exercise lebih meningkatkan
ketepatan tendangan gawang pada pemain sepak bola siswa SMUN Olahraga
Ragunan Jakarta.
Latihan Neurac
dan Resistance
Tube Exercise
Ketepatan Tendangan
Sepak bola
Resistance Tube
Exercise
Peningkatan Ketepatan
Tendangan
Faktor Internal 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Tinggi Badan 4. Berat Badan
Faktor Eksternal 1. Suhu 2. Kelembaban
Relatif
66
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1.Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian yang
digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design yaitu
membandingkan antara perlakuan dua kelompok. Kelompok pertama yaitu
Kombinasi latihan neurac dan resistance tube exercise. Kelompok kedua yaitu
resistance tube exercise. Sehingga dapat disusun suatu rancangan penelitian sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
Keterangan :
P : Populasi
S : Sampel
R : Randomisasi
KP
KK
67
RA : Random Alokasi
KP : Kelompok Perlakuan (Kombinasi latihan neurac dan
resistance tube exercise)
KK : Kelompok Kontrol (resistance tube exercise )
O1 :Obsevasi data awal ketepatan tendangan gawang pada
kelompok-1
(Kombinasi latihan neurac dan resistance tube exercise)
O2 : Obsevasi data akhir ketepatan tendangan pada kelompok-1
(Kombinasi
latihan neurac dan resistance tube exercise)
O3 : Obsevasi data awal ketepatan tendangan pada kelompok-2
(resistance
tube exercise)
O4 : Obsevasi data akhir ketepatan tendangan pada kelompok 2
(resistance
tube exercise)
4.2.Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di tempat lapangan SMUN Olahraga (Pengelolaan
Pembinaan Sentra dan SKO Kementerian Pemuda dan Olahraga) Ragunan, Jakarta
Selatan.
4.3.Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 minggu dari bulan Mei sampai Juni 2016
4.4.Populasi dan Sampel
4.4.1. Populasi
Populasi penelitian adalah pemain sepak bola siswa SMU olahraga peminatan pada
olahraga sepak bola kelas 1, 2 dan 3.
4.4.2. Sampel
Sampel penelitian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai
berikut:
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Mahasiswa berusia 16-19 Tahun
68
2) Melakukan olahraga minimal 2x seminggu
3) Bersedia menjadi sampel dalam penelitian sampai selesai, yaitu dengan
mengikuti program selama 6 Minggu, 3 x seminggu.
4) Mampu mengerti instruksi yang diberikan.
5) IMT : 18,5 – 22,9
6) Subjek penelitian terdiri dari pemain depan (penyerang); samping
(gelandang); belakang (back) dan penjaga gawang (keeper)
b. Kriteria eksklusi
1) Memiliki riwayat trauma Cidera
2) Mengikuti program Bodybuilding
3) Memiliki gangguan Kesehatan/ sedang dalam terapi kesehatan
4.5.Besar Sampel
Untuk menentukan besaran sampel maka digunakan rumus Pocock (2008) sebagai
berikut :
Keterangan :
n = jumlah sampel
σ = simpang baku
μ1 = rerata nilai sebelum perlakuan
μ2 = rerata nilai sesudah perlakuan
α = tingkat kesalahan I (ditetapkan 0,05) ;
interval kepercayaan (1 – α) = 0,95
β = tingkat kesalahan II (ditetapkan 0,1)
tingkat kekuatan uji/power of test 0,80
= interval kepercayaan 7,9 (sesuai tabel Pocock)
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tirumala et al 2015
tentang ketepatan tendangan, diperoleh nilai rerata µı = 89,35 dan standar deviasi σ =
33,71, sedangkan kelompok perlakuan dengan harapan 30% sesuai dengan ketentuan
69
rumus pocock diperoleh nilai µ2 = 54,76. Dengan demikian dapat dihitung besar
sampel sebagai berikut:
n = ( )
( )
n = ( )
( )
n =
( )
n = 15,003
Berdasarkan hasil perhitungan sampel di atas, diperoleh jumlah sampel awal
sebanyak 15,003 untuk mengantisipasi pengguguran peserta maka hasil awal sampel
ditambah 15% x 15,003 = 2,2 sehingga jumlah sampel adalah 15,003 + 2,2 = 17.20
dibulatkan 17 sampel. Dengan demikian dapat disimpulkan setiap kelompok memiliki
jumlah sampel 17 orang. Kelompok pertama 17 orang dan kelompok ke dua 17
orang, sehingga total sampel pada kedua kelompok berjumlah 34 orang.
4.6.Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional
4.6.1. Variabel Penelitian
1) Variabel bebas (independen variable) dalam penelitian ini yaitu pelatihan
Neurac ditambah Resistance Tube Exercise
2) Variabel tergantung (dependen variable) dalam penelitian ini adalah ketepatan
tendangan
3) Variabel kontrol yaitu : umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan;
4) Variabal rambang yaitu suhu lingkungan dan kelembaban.
4.6.2. Defenisi Operasional Variabel
70
1) Neurac adalah metode terapi atau pengobatan yang melibatkan stimulasi
neuromuskular pada level yang tinggi dalam mengatur pelaksanaan pola gerak
fungsional normal. Latihan neurac dengan menggunakan sling sebagai penyangga
yang bertujuan untuk stimulasi dalam mempertahankan posisi ataupun gerakan
yang normal. Latihan yang dilakukan yaitu dengan mempertahankan 4 jenis posisi
tubuh dengan pengulangan 6 kali setiap gerakan, dipertahankan selama 6 detik
kemudian kembali ke posisi awal dan istirahat selama 30 detik. Gerakan ini
dilakukan 3 set latihan, frekwensi latihan 3 kali seminggu.